TERHADAP
PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA
NOMOR: 3859/Pdt.G/2021/PA.D
ANTARA
MELAWAN
1
JAKARTA, 15 DESEMBER 2022
Kepada Yth,
KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA JAKARTA
Jl. Raden Inten II No.3, RT.5/RW.14, Duren Sawit, Kec. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13440
Melalui:
KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA
Jl. Plumpang Semper No.5, Tugu Sel., Kec. Koja, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 14260
Di Tempat
Dengan Hormat
NEL HAYATI binti KUDIN, Lahir di Padang pada tanggal 10 Agustus 1979 umur 43
tahun, Agama Islam, Pendidikan SMA, Pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan
Lontar II Nomor 1A, RT 08 RW 04, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Kota Jakarta
Utara, DKI Jakarta, sebagai Pembanding atau dahulu sebagai Penggugat;
Melawan
Melawan Zulkarnain bin Amin, umur 45 tahun, berlamat di Jalan Manggar Nomor 2, RT
02 RW 18 Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta, selaku
Terbanding atau dahulu sebagai Tergugat.
Bahwa Pembanding telah menyatakan banding pada tanggal 12 Desember 2022 sehingga
masih dalam masa yang diperbolehkan dalam mengajukan upaya hukum Banding.
Selanjutnya Pembanding hendak mengajukan memori banding sebagai keberatan atas
Putusan Pengadiian Agama Jakarta Utara Nomor 1376/Pdt.G/2022/PA.JU berbunyi sebagai
berikut :
2
MENGADILI
Adapun keberatan – keberatan yang hendak di ajukan C dalam Memori Banding, yang
diajukan oleh Pembanding, sebagai berikut
1. Bahwa dalam Putusan Pengadilan Agama Jakarta Utara, tertanggal 7 Juni 2022 Masehi
Nomor: 1376/Pdt.G/2020/PA.JU, tidak tepat;
2. Bahwa Pembanding dalam Memori Bandingnya mendalilkan persoalan KEKELIRUAN
DALAM PENILAIAN BUKTI PENGGUGAT DAN TERGUGAT YANG LEBIH
MEMIHAK UNTUK KEPENTINGAN TERGUGAT yang menilai pertimbangan
Majelis Hakim yang tidak berdasar yang terkesan berat sebelah dan hanya membela
kepentingan hukum Tergugat tanpa mempertimbang secara adil juga kepentingan
Penggugat adalah tidak tepat, bahwa menanggapi Putusan Pengadilan Agama Jakarta
Utara, tertanggal 7 Juni 2022 Masehi Nomor: 1376/Pdt.G/2020/PA.JU, majelis Hakim
dalam pertimbangan nya sudah tepat menilai alat Bukti berupa KTP asli dan Sertifikat
Asli, ditambah lagi dengan pemeriksaan Setempat, sehingga bukti tersebut merupakan
Bukti yang sempurna, karena sesuai dengan Kutipan Pasal 165 Herzien Inlandsch
Reglement (HIR):
“Akte otentik, yaitu suatu surat yang diperbuat oleh atau dihadapan pegawai umum
yang berkuasa akan membuatnya, mewujudkan bukti yang cukup bagi kedua belah
pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang mendapat hak dari padanya, yaitu
tentang segala hal, yang tersebut didalam surat itu dan juga tentang yang tercantum
3
dalam surat itu sebagai pemberitahuan sahaja; tetapi yang tersebut kemudian itu
hanya sekedar yang diberitahukan itu langsung berhubung dengan pokok dalam akte
itu.”
sehingga meskipun keterangan saksi ragu – ragu dan tidak bisa menjelaskan isi dari
akta tersebut, akan tetapi tentang kebasahan objek tersebut berupa SHM sudah sangat
memiliki kekuatan pembuktian sempurna, sehingga pertimbangan Majelis Hakim
telah keliru dan tidak mempertimbangkan keabsahan sebuah obyek yang dimiliki
oleh penggugat berupa akta otentik yang di buktikan kedalam persidangan tidak
di lihat oleh pengadilan Agama Jakarta utara tersebut Tidak Tepat;
3. Bahwa pada penentuan Pembagian Harta Bersama, Pembanding mempermasalahkan
tentang pembagian Harta bersama, karena pada faktanya belum pernah ada pembagian
Harta Bersama, akan tetapi Pembanding mempersoalkan fakta tersebut dengan
mendalilkan bahwa Harta Bersama tersebut berupa kedua toko ingin di kuasai secara
penuh oleh Tergugat atau Terbanding untuk di jual atau di sewakan yang dimana
Penggugat tidak pernah menerima uang dari toko yang di sewakan oleh terbanding
kepada pihak lain, hal itu seharusnya majelis hakim menolak atau mengesahkan
gugatan yang di minta dari penggugat untuk mempertahankan atau menuntut hak – hak
yang belum di berikan oleh tergugat atau terbanding kepada Penggugat atau
pembanding, sehingga menurut Pembanding Pertimbangan Majelis Hakim telah
keliru dan tidak tepat dalam memutus sesuatu perkara pada tingkat pertama;
4. Bahwa pada pembuktian surat yang diajukan oleh Terbanding, tidak menunjukan akta
otentik sebagai bentuk jual beli dan pengalihan terhadap Harta bersama tersebut, dan
saksi – saksi yang dihadirkan oleh Tergugat / terbanding merupakan anak kandung
dari Tergugat pada saat pernikahan pertama, sehingga hal tersebut tidak sesuai
dengan Pasal 145 HIR Jo Pasal 1909 KUH Perdata Jo Pasal 172 Rbg, sehingga dalil
tersebut sudah seharusnya di tolak;
5. Bahwa majelis hakim pada tingkat pertama telah keliru dalam memutus atau mengadili
dari suatu perkara yang sedang berlangsung tanpa melihat bukti – bukti yang di berikan
pada tingkat pertama berupa SHM yang dimana dalam pasal 1868 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata yang dimaksud dengan “akta autentik adalah suatu akta yang
di buat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang oleh/atau dihadapan pejabat
umum yang berwenang untuk maksud itu, ditempat di mana akta dibuat”
6. menurut Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan, harta benda yang diperoleh selama
perkawinan menjadi harta bersama, Mengenai harta bersama, suami atau istri dapat
bertindak atas persetujuan kedua belah pihak, seharusnya Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili suatu perkara pada tingkat pertama untuk
memberikan dari hasil yang telah Tergugat sewakan kepada orang lain dan
hasilnya harus di berikan kepada Penggugat dan Tergugat secara adil
7. Bahwa PEMANFAATAN OBJEK PERKARA, mempersoalkan tentang
pertimbangan majelis hakim, bahwa objek Harta bersama tersebut memang di kuasai
oleh pembanding, dan manfaat dari Objek yang di sewakan pada pihak lain tersebut
4
memang di terima oleh Tergugat yang memungut uang sewa dari bangunan toko atau
kios dari Harta Bersama, maka dari itu seharusnya Tergugat membagi dua dari hasil
yang di sewakan kepada Penggugat di karenakan masih dalam harta bersama,
8. Bahwa TENTANG PEMBAYARAN KERUGIAN, yang seharusnya menjadi
tuntutan dari Penggugat/pembanding karena Penggugat mengalami kerugian atas
pemanfaatan oleh Tergugat, maka majelis hakim yang memeriksa suatu perkara
memutus untuk Tergugat memberikan hak kepada penggugat dari hasil sewa toko yang
masih dalam keadaan harta bersama;
9. Bahwa tergugat / terbanding dalam melakukan pembelian ruko pertama yang dimana
Penggugat / pembanding selama mencicil masih ada kucuran keringat dari penggugat
maupun tergugat dalam mencari rezeki seharusnya dimana hakim yang memeriksa dan
mengadili suatu perkara melihat bahwa adanya campur tangan dari penggugat serta
balik nama SHM yang dimana masih dalam keadaan suami istri maka obyek pada
lokasi pertama yang di nyatakan oleh majelis hakim harus di tolak karena pada obyek
lokasi pertama adalah milik harta bersama keduanya dalam mencari nafkah
10. Bahwa majelis hakim yang memeriksa suatu perkara pada tingkat pertama tidak melihat
ataupun tidak cermat dalam memutus suatu perkara dengan adanya suatu perasaan dari
Penggugat yang tertekan pada saat mediasi yang dimana ada anak Tergugat dari
pernikahan pertama yang melakukan tindak pidana pemukulan yang di alami oleh
penggugat beserta anak kandung dari pernikahan kedua antara tergugat dengan
penggugat sehingga jalannya mediasi tidak menjadi kondusif yang dimana keterangan
pada saat mediasi Penggugat mengatakan bahwa obyek pertama adalah bagian harta
bawaan yang dimana ucapan atau perkataan penggugat tidak bisa di terima karena
dalam keadaan tertekan atau intimidasi dari pihak tergugat
8. Bahwa majelis hakim yang memeriksa dan mengadili suatu perkara pada tingkat
pertama tidak melihat secara cermat dan jelas bahwa “Menghukum tergugat untuk
memberikan xxxx atau uang paksa kepada penggugat sejumlah Rp 100.000,- perhari
apabila tidak melaksanakan putusan sejak putusan berkekuatan hukum tetap”
sangatlah kecil untuk memenuhi dari kebutuhan Penggugat beserta kedua anak dari
tergugat
11. Bahwa majelis hakim tidak mempertimbangkan gugatan yang di ajukan oleh penggugat
untuk kebutuhan kedua anak dari Tergugat tidak di penuhi oleh tergugat baik dalam
hal kebutuhan pribadi dari kedua anaknya maupun pendidikan yang dimana selama ini
Penggugat sendiri yang membiayai semua kebutuhan dari kedua anaknya dari hasil
pernikahan antara Penggugat dengan tergugat
12. Bahwa Penggugat / pembanding meminta majelis hakim yang memeriksa atau
mengadili suatu perkara untuk memutus biaya kehidupan kedua anak kandung dari
hasil pernikahan antara penggugat dan Tergugat sebesar Rp. 7.000.000,- perbulan
untuk kedua anaknya
13. Bahwa selama ini Tergugat tidak memberikan kehidupan yang baik kepada kedua anak
kandungnya selama ini maka dari itu Penggugat meminta toko kepada Tergugat untuk
5
berjualan dan menghidupi kedua anak kandung dari hasil pernikahan yang selama ini
tergugat atau terbanding tidak berikan kepada kedua anaknya
14. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat mempunyai sebuah perjanjian secara
tertulis yang dimana pada bulan desember Tergugat masih belum bisa memberikan
atau pembagian harta bersama secara 60 % untuk Penggugat dan 40 % untuk
Tergugat atau secara di rupiahkan Rp. 500.000.000,- untuk ruko pertama dan Rp.
650.000.000,- untuk ruko kedua maka salah satu ruko harus diberikan kepada
Penggugat sebagai bentuk dari pembagian harta bersama
15. Bahwa Penggugat / pembanding menginginkan pembagian harta bersama secara adil
dan benar yang selama ini di janjikan oleh Tergugat / terbanding selama ini selalu
ingkar janji kepada Tergugat maka dari itu Tergugat selalu memberikan sebuah opsi
untuk melakukan negosiasi bahwa Penggugat / pembanding menyarankan untuk
menyerahkan salah satu ruko milik Tergugat untuk di berikan kepada Penggugat yang
dimana nantinya Penggugat tempati serta berjualan untuk kehidupan Penggugat
beserta kedua anaknya
16. Bahwa setelah peceraian Penggugat tidak di berikan hak berupa hak pada saat masa
idah, hak untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dengan kedua anak
kandungnya, hak untuk pendidikan kedua anaknya maupun memberikan kasih sayang
untuk kedua anaknya tidak di berikan oleh Tergugat
17. Bahwa Penggugat menuntut apa yang sudah menjadi hak – hak yang dimiliki oleh
penggugat serta janji yang sudah di ucapkan dan di tanda tangani oleh kedua belah
pihak dan disaksikan oleh pejabat yang terkait sebagai saksi untuk segera di berikan
oleh Tergugat kepada Penggugat
18. Bahwa hakim yang memeriksa dan mengadili suatu perkara tidak cermat dalam
memutus suatu perkara pada tingkat pertama yang dimana Tergugat telah
memanipulasi untuk mendapatkan keinginannya berupa ruko atau toko pertama
sebagai harta bawaan pada ruko pertama adalah bagian dari harta bersama maka
dari sikap itu Tergugat telah melakukan perampasan hak yang didapat penggugat
beserta kedua anaknya dalam pasal …… yang berbunyi sebagai berikut
19. Cari dalil atau alquran yang menyatakan bila berjanji maka dia mengingkari
perkataan atau janji yang selalu di ucapkan
20. Cari surat alquran yang menyatakan bila berjanji maka dia mengingkari perkataan
atau janji yang selalu di ucapkan
21. Cari dalil alquran yang menyatakan harta bersama
22. Cari surat alquran terkait harta bersama
23. Cari surat dan dalil terkait nafkah yang di berikan kepada istri selama masa idah
24. Cari surat atau dalil terkait biaya kehidupan anak serta pendidikannya
25. Bahwa untuk biaya Perkara mohon dibebankan kepada Terbanding;
6
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, Mohon Majelis Hakim pada Pengadilan
Tinggi Agama Jawa Barat berkenan memeriksa, mengadili, dan memutus dengan Putusan
sebagai berikut:
3) Menetapkan sebidang tanah beserta bangunan rumah toko ( ruko ) di atasnya berlantai
dua, dengan luas ….. M2 terletak di xxxx kel …. Kec xxxxx kota Jakarta utara
sebagai bagian dari harta bersama
4) Menetapkan sebidang tanah beserta bangunan rumah toko ( ruko ) di atasnya belantai
dua seluas 90 M2 yang terletak di xxxxxxxxx kel lagoa kec xxxxxxxx kota Jakarta
utara dengan batas – batas sebagai berikut :
Atau
apabila Pengadilan Tinggi Agama Jakarta berpendapat lain mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono);
Demikianlah Memori Banding ini diajukan, atas perhatian kami ucapkan terima kasih.
7
Hormat kami,
Kuasa Hukum Penggugat/Pembanding