PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh
SUMARSONO
NIM : T. 21823221
NIRM : 2021010118010
1441 H/2021 M
1
2
Nomor : 01
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Pengajuan Judul Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah
Institut Pembina Rohani Islam Jakarta (IPRIJA)
Assalamu’alaikum wr . wb.
Nama : SUMARSONO
NIM/NIRM : T. 21823221
Semester : VII (Tujuh)
Fakultas : Tarbiyah
1. Outline
2. Isi BAB I (pendahuluan)
3. Daftar Pustaka
Demikian surat ini disampaikan, atas persetujuannya saya ucapkan terima kasih.
Homat Saya,
SUMARSONO
3
OUTLINE
Halaman Sampul........................................................................................................
Halaman Judul...........................................................................................................
Halaman Pengesahan.................................................................................................
Halaman Pernyataan..................................................................................................
ABSTRAK.................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
D. Sistematika Penulisan..................................................................
1. peran orang tua dalam mendukung kegiatan pembelajaran di rumah pada masa pandemi
Covid 19…………………………………………………………………………………..
4
2. Apa saja solusi dan hambatan yang akan di hadapi oleh orang tua dalam mendukung
globalisasi………………………………………………….
3. cara pengawasan kepada anak dalam menghadapi globalisasi dan pandemic covid 19 dalam
belajar………………………………………………………………………………
A. Rancangan Penelitian...................................................................
B. Kehadiran Peneliti........................................................................
C. Lokasi Penelitian..........................................................................
D. Sumber Data.................................................................................
A. Paparan Data................................................................................
1. Gambaran Umum...................................................................
a. Peserta Didik....................................................................
b. Guru.................................................................................
c. Orang tua..........................................................................
system daring.........................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Anket / Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN
dalam dunia globalisasi di bidang pendidikan peran orang tua harus di tingkatkan
anak – anak dan remaja di Indonesia serta berkurangnya tingkat belajar dan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
sarana prasarana, dan orang tua. Salah satu yang sangat penting adalah terkait
peran orang tua. Didalam sebuah keluarga peran orang tua sangat penting bagi
anak, terlebih lagi ketika anak memasuki usia sekolah dan usia menempuh
pendidikan.
1
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Th 2003, Tentang Sistem Pendidikan, Pasal 1 Ayat 1.
7
menjadi anak yang baik, cerdas, patuh, dan terampil. Selain itu banyak lagi
harapan lainnya tentang anak, yang kesemuanya berbentuk sesuatu yang positif.
Pada sisi lain, setiap orang tua berkeinginan untuk mendidik anaknya secara baik
dan berhasil. Mereka berharap mampu membentuk anak yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia berbakti kepada orang
tua, berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, nusa, bangsa, negara, juga bagi
Maka di sini akan terlihat bagaimana pola asuh orang tua saat belajar di
rumah. Berkaitan dengan hal tersebut, pada awalnya banyak orang tua yang
handphone bisa menjadi dampak negatif bagi anak jika disalah gunakan. Namun
Peran orang tua dalam menentukan prestasi belajar siswa sangatlah besar.
Pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang atau bahkan tidak berhasil
dalam belajarnya. Sebaliknya, orang tua yang selalu memberi perhatian pada
membuat anak lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu
bahwa bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi
2
M. Sahlan Syafei, Bagaimana Anda Mendidik Anak, 2th ed. (Bogor; Penerbit Ghalia Indonesia,
2006), h. 1.
8
orang tuanya juga memiliki keinginan yang sama. Sehingga hasil belajar atau
Orang tua juga harus memantau perkembangan anak dalam belajar mereka
dan memantau hobi mereka untuk masa depan anak, makanya dari orang tua
harus berfikir terhadap anaknya bila mereka mengalami masalah dalam belajar
belajar dan minat mereka dalam belajar yang akan mengakibatkan anak mereka
ketinggalan dalam hal prestasi di sekolah dan akan menganggu masa depan anak.
Tuhan yang dibebankan kepada orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus
Peran orang tua merupakan peran yang memiliki andil dalam mendukung
tua tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga bentuk lain sehingga mampu
Orang tua juga harus mengikuti arus globalisasi supaya tidak tertipu oleh
anaknya dalam hal internet serta bisa memantau mereka dalam melakukan
pencarian tugas dalam hal internet supaya anak tidak melihat hal – hal yang
belum pantas untuk di lihat. Orang tua juga harus memantau anak mereka dalam
hal game online supaya anak tidak melakukan tindakan criminal yang akan
Peran orang tua dalam pendidikan anak sangatlah kurang. Kita bisa lihat
dalam kahidupan sehari – hari, tetangga kita misalnya Orang tua cenderung
dari orang tua terhadap anak, anak akan cenderung bebas untuk bergaul. Biasanya
pergaulan yang semacam itu akan menjurus ke hal – hal yang negatif. Dari itu,
maka kita sebagai generasi muda harus mampu untuk merubah paradigma berfikir
seperti ini. Karena juga merupakan calon orang tua masa depan yang diharapkan
10
mampu lebih baik daripada orang tua saat ini. Baik dalam hal keimanan, moral,
bahkan finansial sekali pun untuk membentuk anak sebagai pribadi yang mampu
bersaing di era globalisasi saat ini dan masa yang lebih maju akan datang.5
Proses pendidikan bagi anak tidak serta merta hanya orang tua yang
menjadi faktor utama, akan tetapi anakpun menjadi hal-hal yang perlu
diperhatikan, dalam konteks ini misalnya sebagai orang tua dalam menjalankan
perannya sudah baik akan tetapi kondisi anak tidak mengalami perubahan, itu
artinya kondisi anaklah yang perlu dievaluasi. Didalam proses belajar ada
beberapa faktor yang menjadi hambatan bagi anak diantaranya intelegensi, bakat,
Oleh karena itu, orang tua harus menyiapkan anak mereka sebagai
generasi masa depan, orang tua harus mempersiapkan anak mereka untuk
memiliki karakter yang mampu bertahan dan bersaing serta mumpuni dalam
anak.
Indonesia. Pendidikan ini dilakukan baik secara formal maupun non formal
5
https://Peran-Orangtua-Dalam-Pendidikan-Anak-Di-Era-Globalisasi
6
Ningrum, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Di Kelurahan Margorejo
25 Polos Kecamatan Metro Selatan, h. 3.
11
keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik
peserta didik. Untuk membangun manusia yang memiliki nilai – nilai karakter
Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, bekerja keras, mandiri, Kreatif, Demokratis, Rasa
Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, cinta tanah air,
dan tanggung jawab dalam belajar untuk masa depan mereka yang akan
kedepannya.
dengan dasar negara Indonesia, yaitu pancasila. Namun, jika dilihat kondisi
berbasis pancasila”, maka outcome yang ada ternyata belum sesuai makna
strategi yang sangat besar dalam membentuk karakter religius seseorang. Hal
ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang – Undang No
7
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 32 Tahun 2013 Tentang Standard Nasional
Pendidikan. Pasal 1
12
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga.9 Pendidik atau
Pembina pertama adalah orang tua, kemudian guru. Semua pengalaman yang
dilalui oleh anak waktu kecilnya, akan merupakan unsur penting dalam
pribadinya. Orang tua hendaknya bertingkah laku dan bersikap adil terhadap anak
– anaknya. Mereka juga dituntut untuk memberikan contoh kepribadian yang baik
Berikut ini beberapa peran Orang Tua yang dapat dijadikan sebagai
8
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
9
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama,(Jakarta, PT Bulan Bintang, 2003), h. 35 32
Zakiah
Daradjat, Ibid, h. 74
10
Husain Mazhahari, Opcit, h. 201-207
13
penting yang semestinya dibangun adalah agar anak didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh, inilah hal penting
demikian, kesadaran beriman dan bertakwa kepada Tuhan itu akan menjadi
kekuatan yang bisa melawan apabila anak didik terpengaruh untuk melakukan
perbuatan yang tidak terpuji. Apalagi, hal ini semakin dikuatkan dengan
yang diharapkan.11
beberapa dari peserta didik masih kurang minat dan bakat dalam proses
tugasnya dengan sebaik mungkin dengan cara mengajarkan kepada para siswa
nya dengan sabar dan membimbing mereka untuk meningkatkan proses belajar
yang sangat menyenangkan dan bisa dimengerti oleh mereka di sekolah dan untuk
mengulang pembelajaran para guru ini memberikan suatu tugas yang akan di
berikan dan mereka kerjakan di rumah sekaligus untuk mengulang materi yang
tadi di ajarkan di sekolah. Sungguh, sebagus apa pun cara pengajaran guru di
sekolah akan tetapi para siswa maupun siswinya tidak mempelajari materi yang
11
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. (Cet. I;Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011) h. 12.
14
sudah disampaikan oleh gurunya di sekolah akan terasa sia- sia karena siswa atau
anak akan lupa di hari berikutnya pada saat pelajaran yang sama untuk melangkah
ke masa depan mereka akan sulit tercapai apa yang telah diharapkan. Atas dasar
B. Indenfikasi Masalah
3. Masih ada orang tua yang tidak menghiraukan kasih dan sayang terhadap anak
dalam masyarakat
7. Terdapat anak-anak yang mencuri ayam, warung hasil kebun dan sebagainya
C. Rumusan masalah
15
2. Apa saja solusi dan hambatan yang akan di hadapi oleh orang tua
1. Tujuan Penelitian
pendidikan
2. Manfaat Penelitian
16
1. Secara Teoritis
masalah kedepannya yang akan terjadi kepada mereka pada saat dewasa.
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
sekolah kepada orang atau wali murid nanti supaya orang tua juga
b. Bagi Sekolah
E. Sistematika Pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika pembahasan.
penelitian.
Pada bab ini akan diuraikan tentang situasi dan kondisi objek
BAB V : PENUTUP
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Emosional
Kata pertama adalah emotional. Asal kata emotional adalah emotion
(emosional) yang dalam kamus lengkap psikologi berarti “suatu keadaan yang
terangsang dan organisme, mencakup perubahan perubahan yang disadari,
yang mendalam sifatnya dan perubahan perilaku”. Emosional diartikan
sebagai : pertama, berkaitan dengan ekspresi emosional atau dengan
perubahan-perubahan mendalam yang menyertai emosional, kedua
mencirikan individu yang mudah terangsang untuk menampilkan tingkah laku
emosional. 12
Semua emosional pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak,
rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara
berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosional berasal dari bahasa latin
yakni movere, yang berarti menggerakkan, bergerak, ditambah awalan “e”
untuk memberi arti “bergerak, menjauh”. Ini menyiratkan bahwa
kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosional.
13
Emosional mempunyai arti yang agak berbeda dengan perasaan, didalam
pengertian emosional sudah terkandung unsur perasaan yang
mendalam(intense), sedangkan perasaan bagian dari emosional. Menurut
12
6James P, Dictionary of Psychology, Terj. Kartini kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), h. 165.
13
James P, Dictionary of Psychology, terj. Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, h. 7.
19
2. Kecerdasan Emosional
mengelolah emosional diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
murni yang diukur dengan IQ. Banyak orang yang cerdas, dalam arti
dengan orang yang ber-IQ lebih rendah tetapi unggul dalam kecerdasan
emosional.20
terbagi atas 3 komponen yaitu kalbu, akal dan nafsu. Kecerdasan qalbiah
20
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosinal, terj. T. Hermaya ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003),
h. 512.
21
seseorang untuk bertindak secara hatihati, waspada, tenang, sabar dan tabah
kenikmatan.21
21
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam( Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 325.
22
Khalid bin Abdullah Al Mushlih, Hati Yang Bersih, Official Website of Khalid Bin Abdullah Al Mushlih,
(1 juli 2014), (diakses 1 September 2020).
23
Jeane Seagel, Melejikan Kepekaan Emosional :Cara Baru Praktis Untuk Menggunakan Potensi
Insting dan Kekuatan Emosi Anda, terjemahan dari Raising your Emotinal Intelligence, terj. Ari
Nilandari (cet. II, Bandung: 2001), h. 139.
22
dengan baik dan mampu membina hubungan dengan orang lain yang
perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari
Kesadaran diri membuat kita lebih waspada terhadap suasana hati maupun
pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu yang
menjadi mudah larut dalam aliran emosional dan dikuasai oleh emosional.
b) Mengelola Emosional
24
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional Terjemahan, T. Hermaya, h. 513
23
Hibban yang artinya “ada tiga hal yang apabila dilakukan akan dilindungi oleh
memotivasi diri yang positif, yaitu antusiasme, gairah, optimis, dan keyakinan
diri.
25
1Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional Terjemahan, T. Hermaya, h.516
26
Suharsono, Melejitkan IQ, EQ, SQ. (cet, I, Jakarta: Ummah Publishing, 2009), h.203.
24
kemampuan empati lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka
terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang
lain.
secara garis besar terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
27
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional Terjemahan, T. Hermaya, h.520.
25
a. Faktor Internal
Faktor internal ialah apa yang ada dalam diri individu yang dapat
dua sumber yaitu segi jasmani dan psikologis. Segi jasmani adalah faktor
b. Faktor eksternal
1) Faktor Psikologi
26
sangat erat kaitannya dengan keadaan otak emosional. Bagian otak yang
emosional. Puasa yang dimaksud disini adalah salah satunya puasa Sunnah
seninkamis.
dilampiaskan begitu saja sehingga mampu menjaga tujuan dari puasa itu
3) Faktor Pendidikan
antara kehidupan dunia dan akhirat, serta menjadikan agama sebagai ritual
yang lebih spesifik, yakni pendidikan anak usia dini, kisah atau cerita
langsung dalam kisah tersebut. Tidak heran jika anak bias menitikan air
membahagiakan.29
koneksi yang kuat. Bukan hanya IQ semata, tetapi mencakup EQ, bahkan
(MaQ).330
dari penyakit-penyakit hati dan mengisi dengan akhlak yang terpuji, seperti
Ajaran akhlak yang demikian inilah yang menjadi titik berat dalam proses
Dalam kamus besar bahasa Indonesia orang tua adalah ayah kandung.
Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak – anak (termasuk keluarga kecil) jika
terdapat nenek dan kakek maka termasuk kedalam keluarga besar yang terbentuk dari
Sedikit perbedaan dengan hal tersebut jika secara umum dalam masyarakat
orang tua merupakan orang yang telah melahirkan kita yakni ibu dan ayah saja. 32 Hal
tersebut menjadi pengendali penting dalam memengaruhi pendidikan anak sejak dini.
Jadi, orangtua merupakan orang – orang pertama yang dikenal anak dan darinya pula
sang anak mengetahui berbagai macam tentang dunia dari mereka meskipun kelak
nantinya sang anak juga akan terjun langsung di lingkungan setidaknya beberapa
Dari beberapa pengertian tersebut maka orangtua juga merupakan orang yang
31
Ishak w. Thalibo, Membangun Kecerdasan Emosional Dalam Perspektif Islam, jurnal Iqra’.word
press.com, 2008.
32
Abdul Wahib, “Konsep Orang Tua dalam Membangun Keprbadian Anak”, Magetan, Vol 2, No 1,
Tahun 2015, h 2.
33
Mardiyah, “Peran Orang Tua dalam Pendidikan Agama Terhadap Pembentukan Kepribadian
Anak”, Vol 3, No 2, thn 2015, h 112.
30
anaknya dengan hal – hal yang baik. Orang tua berkewajiban memberikan yang
Peran sebagai orangtua bukan lah suatu hal yang mudah. Orangtua juga
memiliki peran sentral pada nasib anak-anaknya dalam bencana hidup di dunia. Peran
tersebut bermacam-macam biasanya perlakuan orang tua itu disebut dengan pola
asuh.
sedangkan orangtua juga merupakan manusia mereka memiliki pola prilaku yang
berbeda hal tersebut juga akan berdampak pada bagaimana pola asuh yang diterapkan
orangtua ini nantinya akan membentuk kepribadian anak, sehingga penting bagi
orangtua untuk menerapkan pola asuh yang baik agar anaknya memiliki kepribadian
Tugas sebagai orangtua merupakan suatu tugas yang luhur dan berat. Sebab ia
tidak hanya menyelamatkan anaknya di kehidupan dunia saja tetapi juga memiliki
amanat yang berat yakni menyelamatkan mereka dari siksa neraka di akhirat kelak
Orang tua memiliki beberapa peran atau tugas sebagai berikut :35
34
Abdul Wahib, “Konsep Orang Tua dalam Membangun Kepribadian Anak”, Vol 2, No 1, thn 2015, h
4.
35
Mardiyah, “Peran Orang Tua dalam Pendidikan Agama Terhadap Pembentukan Kepribadian
Anak”, Vol 3, No 2, thn 2015, h 113.
31
sang anak.
agama.
akhlak mulia.
untuk memilih wanita yang sholehah sebagai ibu dari anak-anaknya begitu
pula seorang wanita memiliki kewajiban untuk memilih laki – laki yang
sebuah nama yang baik bagi anaknya sebab sebuah nama adalah
c. Bersifat adil terhadap anak – anaknya. Orang tua bekerja sama dengan
dan sosial.
sudah di sampaikan oleh guru mereka serta melatih otak mereka supaya bisa lebih
khususnya dalam belajar anak. Efek dari adanya campur tangan orangtua dalam dunia
pendidikan pada saat belajar anak secara umum anak menjadi sukses dalam
dan terlibat dalam pendidikan anak. Kegiatan belajar anak di sekolah cukup terbatas,
Keterlibatan orangtua dalam membimbing anak belajar saat anak berada di rumah
belajar sang anak menjadi kebutuhan terlebih lagi bagi anak dalam masa sekolah.
mengurus buah hati dengan penuh cinta dan perhatian. Agar anak tumbuh dengan
a. Pendidik (Edukator)
Pendidik (Edukator) dalam islam adalah orangtua, orangtua memiliki hak dan
memberikan yang terbaik bagi anaknya agar potensi dalam diri sang anak dapat
b. Pendorong (Motivator)
dalam melakukan sebuah pekerjaan. Motivasi terdapat dua jenis yakni motivasi yang
berasal dari dalam diri sendiri atau sering disebut dengan interinsi hal tersebut sangat
berkaitan dengan kesadaran diri sendiri terhadap sesuatu dan motivasi yang berasal
dari luar atau sering disebut dengan eksterinsik yakni sebuah dorongan yang berasal
c. Fasilitator
penerangan, alat tulis, buku tulis dan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan belajar.
d. Pembimbing
dirumah agar mereka mengetahui kesulitan dalam proses belajar sang anak hal
tersebut juga agar anak memiliki kedisiplinan dalam mengerjakan tugas sekolah.
Terlebih pada masa pandemi ini anak sepenuhnya belajaran dirumah. Maka dalam hal
tersebut orangtua menjadi guru selama masa belajar anak. Orangtua menjadi
pembimbing dengan menjelaskan materi – materi yang belum anak ketahui serta
Indonesia banyak tenaga pendidikan serta sekolah di liburkan oleh karena itu
akan melaksanakan proses daring ( pembelajaran tatap muka melalui media online
seperti zoom maupun google meeting yang akan di gunakan di seluruh sekolah yang
ada di Indonesia.
disebut dengan pembelajaran daring. Penggunaan sosmed dan berbagai aplikasi untuk
diselenggarakan untuk kelas belajar online secara massif dalam jangkauan jaringan
internet. Internet tersebut bisa secara gratis (data dari pihak lembaga yang merupakan
fasilitas) ataupun yang secara prabayar (data dari pihak mandiri atau pribadi masing
masing).38
kekuatan jaringan internet untuk online dalam mengikuti proses pembelajaran yang
pendidikan tersebut dengan menarik maka akan menjadi proses pembelajaran yang
menarik bagi peserta didik dan tujuan pembelajaran akan mudah dicapai. 39 Meskipun
menggunakan model pembelajaran daring tetapi seorang pendidik juga harus tetap
pembahasan.
aplikasi yang tersedia. Walaupun seperti itu, pembelajaran juga memiliki aspek yang
tetapi juga harus memiliki tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar
yang ditetapkan.40
38
Minanti Tirta Yanti, Eko Kuntarto, Agung Rimba Kurniawan, “Pemanfaatan Rumah Portal Belajar
Kemendikbud Sebagai Model Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar”, Vol 5, No 1, tahun 2000, h 62.
39
Ibid.
40
Albitar Septian Syarifudin, “Implementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social Distancing”, tahun 2020, vol 5, No 2, h 32.
36
dianggap efektif dilakukan pada masa pandemi ini karena siswa dan guru tetap dapat
Akan tetapi ada sebuah kekurangan dan kelebihan yang di akibatkan dalam
yang fleksibel.
2. Biaya yang terjangkau untuk para peserta akses yang tidak terbatas
belajar mengajar.
mempersiapkan diri.
41
Roman Andrianto, Pangondian, Paulus Insap Santoso, Eko Nugroho, Faktor-faktor Yang
MempengaruhiKesuksesan Pembelajaran Daring dalam Revolusi Industri 4.0, tahun 2019, h 57
42
Ibid.
37
kebingungan.
Covid-19. Pembelajaran daring yang dilakukan di rumah menjadikan orang tua harus
selalu aktif.
pembelajaran yang terpisahkan oleh jarak antara pendidik dengan siswa dengan cara
Namun hal itu tidak pasti berjalan sesuai dengan harapan. Segala usaha dan
kegiatan yang dilakukan pasti memiliki kendala dalam pelaksanaannya seperti sinyal
dan kuota yang seringkali bermasalah karena letak rumah dengan pemancar. Kondisi
hanphone juga kurang menunjang akan berdampak pada penyampaian materi yang
kurang baik, sehingga ada siswa yang kurang mengerti dan merasa tidak terbimbing
Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua sebagai pengganti guru di rumah
43
Haerudin, Adinda Cahyani, Nur Siti hanifah, Rizky Nurul Setiani, Siti Nurhayati, Veronika
Oktaviana, Yuliani Indiani Sitorus, “Peran Orang Tua dalam Membimbing Anak Selama Pembelajaran
di Rumah Sebagai Upaya Memutus Covid-19”, h 4
38
Winingsih terdapat empat peran orang tua selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
yaitu:44
Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai peran orang tua
dalam melakukan proses pembelajaran daring ada empat, yaitu: Pertama, orangtua
sebagai pembimbing yang selalu membimbing anak dalam belajar. Kedua, orangtua
sebagai fasilitator atau penyedia kebutuhan belajar anak. Ketiga, orangtua sebagai
Pendorong atau motivator yang mana selama belajar dirumah orangtua harus
memberi dorongan semangat belajar anak. Keempat, orang tua sebagai pengaruh
44
Ibid.
39
I. Kendala yang akan di hadapi oleh orang tua terkait system daring serta
1. M engura ngi biaya. dengan 1. Interaksi secara tatap muka yang terjadi
dapat menghemat waktu dan uang antara peserta didik dengan peserta didik
pembelajaran. Dengan
2. Pembelajaran yang dilakukan lebih
pembelajaran daring dapat
cenderung ke pelatihan bukan
diakses dari berbagai lokasi dan
tempat. pendidikan.
kelekatan orang tua dan anak, 5. Belum meratanya fasilitas internet yang
2.1.5 Kendala kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan
Pendidikan
Berikut ini adalah beberapa poin positif yang ditimbulkan dari adanya
langsung. Tentu hal ini bisa menjadi opsi bagi peserta didik yang
sistem pembelajaran online ini, oleh karena itu sistem pembelajaran ini
kemudahan bagi pendidik dan peserta didik untuk mengakses materi belajar,
yang dapat diunduh dan dijadikan referensi dalam proses belajar mengajar.
kertas.
karena saat ini guru bisa leluasa melihat trend pembelajaran di dunia, serta
5. Pertukaran Pelajar
lingkungan baru dan bisa mengetahui serta mengerti budaya di luar negeri,
43
luas.
Pendidikan
Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi
sebagai contoh situs-situs yang berbau pornografi, serta adanya foto dan video
yang tidak pantas sangat mudah diakses dan merajalela di media sosial tanpa
Maka dari itu, agar moral siswa tidak semakin rusak diperlukan kontrol dan
kesiapan mental dan modal yang tentunya tidak sedikit. Di beberapa negara di
budaya terjadi melalui media massa, akibatnya pengaruh luar negeri dapat
Indonesia yang memiliki beberapa pulau yang masuk dalam kategori pulau
terbesar di dunia.
contoh dapat kita lihat dari gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan
tidak pantas dan tidak sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.
munculnya tradisi serba cepat dan instan. Penyikapan arus globalisasi yang
proses telah berubah ke ranah pencapain hasil. Akibatnya banyak orang yang
bahkan kini makin marak adanya jual beli ijazah palsu karena banyak orang
yang ingin cepat mendapatkan keuntungan secara cepat dan instan. Tentu hal
ini bisa menjadi masalah yang besar dan merugikan negara jika tidak segera
5. Komersialisasi Pendidikan
Saat ini banyak instansi pendidikan yang didirikan dengan tujuan utama
laba yang diperoleh. Bahkan ada pula sebuah lembaga pendidikan yang
yang sangat berbahaya dan perlu ditindak lanjuti. Seharusnya sebuah lembaga
menciptakan peserta didik yang bermutu tinggi, sehingga siswa dan pemegang
2.1.6 Cara pengawasan orang tua terhadap anaknya pada kemajuan teknologi
Orang tua harus lebih selektif kepada anaknya dalam hal pengawasan karena
internet atau zaman globalisasi makin lama semakin modern dan akibatnya akan
terjadi tindak kekerasan kepada anak atau pemerkosaan yang dilakukan anak anak
remaja atau dewasa akibat salah pergaulan maupun tontonan yang ada pada zaman
sekarang
gedgetnya pada saat pencarian informasi terkait dengan tugasnya yang di kasih oleh
guru atau anak anak yang masih kecil lebih baik tidak di berikan hp takutnya di salah
gunakan.
Pengawasan orang tua dalam globalisasi dan system daring seperti apa
45
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/dampak-globalisasi-di-bidang-pendidikan
48
maupun gedgetnya
sampai anak melihat atau buka hpnya terdapat konten seksual atau
video porno
3. Membatasi anak dalam melihat youtube dan konten konten yang akan
6. Membatasi anak dalam hal pergaulan yang tidak pantas di ajarkan oleh
orang lain
BAB III
METODE PENELITIAN
fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih
variable – variabel yang diteliti, melainkan mengambarkan suatu kondisi yang apa
adanya. Satu – satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang
46
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011). h. 73.
32
50
yang berkenaan dengan pokok permasalahan yang dikaji. Selain itu penelitian ini juga
dirancang untuk mendapatkan informasi tentang Peran orang tua dalam mendukung
berbagai macam teori yang sesuai dan berhubungan dengan penelitian ini.
B. Subjek Penelitian
mereka merupakan orang tua yang bertanggung jawab dalam mendukung kegiatan
dikarenakan peranan orang tua dalam pembelajaran daring lebih banyak, karena
materi yang diberikan lebih sulit untuk tingkat anak kelas tinggi. Oleh karena itu
peneliti mengambil sampel 10 orang tua dari anak kelas tinggi di SDN 1 MAMPANG
DEPOK.
51
Hasil penelitian ini diperoleh dari data-data yang telah dikumpulkan, datadata
yang telah sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian dan akan menghasilkan suatu
kesimpulan yang tepat, sehingga dalam menentukan data-data yang diperlukan dalam
penelitian maka peneliti harus bisa memilih alat-alat instrumen yang tepat untuk
mendapatkan data yang valid dan akurat, peneliti menggunakan instrumen berupa
No.19, Mampang, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat 16433
Key Informan adalah mereka tidak hanya bisa memberi keterangan tentang
sesuatu kepada peneliti tetapi juga bisa memberikan sarana tentang sumber bukti
(Moleong, 2004:3).
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang
52
a. Key Informan
b. Informan
2)
a. Informed consent
responden
53
baik.
lakukan
bersangkutan.
4) Berikan penjelasan kepada informan bahwa wawancara ini akan direkam pada
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
Jadi anonymity berarti nama responden tidak dicantumkan tetapi hanya diberi
c. Confidentiality (kerahasian)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset Jadi setiap
54
Dalam penelitian ini yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti sendiri
kuesioner yaitu :
maupun di rumah.
yang sudah ada. Dokumentasi juga dilakukan dengan alat foto dan rekaman.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari sumber lain seperti
melihat atau dokumentasi prestasi anak di sekolah dalam bentuk formal dan
Analisa data yang digunakan adalah analisa isi (analisys content) yaitu dengan :
narasi
Pemeriksaam keabsahan data dilakukan untuk mengurangi data yang bias dan
1. Triangulasi sumber
minimal tiga informan terdiri dari kelompok yang berbeda seperti kepala
sekolah, guru, komite sekolah dan siswa kemudian dilakukan cross check data
dengan fakta dari sumber lain sehingga hasilnya dapat saling memperkuat
2. Triangulasi metode
dokumen.
3. Triangulasi data
feedback dari informan agar data/ informasi yang didapat lebih absah.
57
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 32 Tahun 2013 Tentang Standard Nasional
Pendidikan. Pasal 1
Undang – Undang Republik Indonesia No 20 Th 2003, Tentang Sistem Pendidikan, Pasal 1 Ayat 1.
Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
Tb. Aat Syafaat, dkk, Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja, Jakarta:
Grafindo Persada, 2008.
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011.
M. Sahlan Syafei, Bagaimana Anda Mendidik Anak, 2th ed. (Bogor; Penerbit Ghalia Indonesia, 2006),
h.1.
Lilia Kusuma Ningrum, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Di Kelurahan
Margorejo 25 Polos Kecamatan Metro Selatan, (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro, 2019), h.1.
Hening Hangesty Anurraga, Peran Orangtua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Usia
6-12 Tahun (Studi Pada Program Home Visit Di Homeschooling Sekolah Dolan Malang),
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan 7, No. 3 (2019): h. 4.
https://Peran-Orangtua-Dalam-Pendidikan-Anak-Di-Era-Globalisasi
Ningrum, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Di Kelurahan Margorejo 25
Polos Kecamatan Metro Selatan, h. 3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 32 Tahun 2013 Tentang Standard Nasional
Pendidikan. Pasal 1
Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama,(Jakarta, PT Bulan Bintang, 2003), h. 35 32 Zakiah Daradjat, Ibid, h.
74
58
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. (Cet. I;Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011) h. 12.
Abdul Wahib, “Konsep Orang Tua dalam Membangun Keprbadian Anak”, Magetan, Vol 2, No 1,
Tahun 2015, h 2.
Mardiyah, “Peran Orang Tua dalam Pendidikan Agama Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak”,
Vol 3, No 2, thn 2015, h 112.
Abdul Wahib, “Konsep Orang Tua dalam Membangun Kepribadian Anak”, Vol 2, No 1, thn 2015, h 4.
Mardiyah, “Peran Orang Tua dalam Pendidikan Agama Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak”,
Vol 3, No 2, thn 2015, h 113.
Hasan Langgunglung, Manusia dan Pendidikan, (Pustaka Al Husna Baru: Jakarta) cet 5 h 326
Roman Andrianto, Pangondian, Paulus Insap Santoso, Eko Nugroho, Faktor-faktor Yang
MempengaruhiKesuksesan Pembelajaran Daring dalam Revolusi Industri 4.0, tahun 2019, h
57
Veronika Oktaviana, Yuliani Indiani Sitorus, “Peran Orang Tua dalam Membimbing Anak Selama
Pembelajaran di Rumah Sebagai Upaya Memutus Covid 19”, h 4
Minanti Tirta Yanti, Eko Kuntarto, Agung Rimba Kurniawan,
“Pemanfaatan Rumah Portal Belajar Kemendikbud Sebagai Model Pembelajaran Daring di Sekolah
Dasar”, Vol 5, No 1, tahun 2000, h 62.
Albitar Septian Syarifudin, “Implementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social Distancing”, tahun 2020, vol 5, No 2, h
32.
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/dampak-globalisasi-di-bidang-pendidikan
Husain Mazhahari, Opcit, h. 201-207
Achir. Yaumil Agoes, Peranan Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian Anak, buku seri keluarga
sejahtera, Jakarta: t.t., 1995.
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatifsebuah upaya mendukung penggunaan penelitian kualitatif dalam
berbagai disiplin ilmu, Jakarta: Rajawali Perss, 2015.
Agustian. Ari Ginanjarn, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan spiritual ESQ
Emotional spitirual quotient bersasarkan 6 rukun imam dan 5 rukun islam, Cet. I, Jakarta
Arga Publishing, 2001. Al Mushlih. Khalid bin Abdullah, Hati Yang Bersih, Official Website of Khalid
Bin Abdullah Al Mushlih, Diakses 1 September 2020.
Ali. Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Cet. III, Bandung: Angkasa, 1985.
Aprelia.Nuri dan Herdina Indrajati, Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan
Perilaku Tawuran pada Remaja Laki-laki di SMK B Jakarta, Diakses 1 September 2020.
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, 1996. Daien. Amir, Pengantar Ilmu
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1973.
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan terjemahan, Cet. VI, Jakarta: Lajnah Pentasih Mushap Al-
Qur’an, 2007.
59
Dinata. Syauodih Sukma, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. III, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007.
Djamarah. Syaiful Bahri, Peran Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga, Jakarta: Rineka Cipta,
2014.
Drajat At. Al Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Cet III, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Drajat. Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Cet. XVII, Jakarta: Bulan Bintang, 2010.
Effendi. E.Usman dan Juhaya S. Praja S, Pengantar Psikologi, Bandung: Angkasa 1989.
Fajr. EM Zul & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Difa Publiser, t.th.
Firdaus. Syahraini, Peran Orangtua Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak, Diakses 13
januari 2021.
Firdaus.Salamatul, Peranan Orangtua Dalam Mendidik Kecerdasan EmosionalAnak Usia 6-12 Tahun
Dalam Perspektif Pendidikan Islam, diakses 1 September 2020.
Gunawan. Imam, Metode Penelitian Kualitatif teori dan praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Goleman. Daniel, Kecerdasan Emosinal, Terj. T. Hermaya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Hafiz. Muhammad Nur Abdul, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Terj. Kuswandani, Sugiri dan
Ahma Son Haji, Cet. I, Bandung: Albayan, 1997.
Kartini Kartono, Psikologi Anak, Bandung: t.p., 1982. Khaeruddin, Ilmu Pendidikan Islam, Cet.II,
Makassar: Yayasan Pendidikan Fatiyah, 2005.
Kriyantono. Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasidengan kata pengantar oleh Burhan Bungin,
edisi pertama, Cet. IV, Jakarta: Kencana, 2009.
Martin. Anthiny Dio, Membangun Kecerdasan Emosi Martin, Vol. 1, Cet. III, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. 2007.
Moleong. Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XXV, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Muhajir. Neong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. VIII, Yogyakarta: Rake Selatan, 1998.
Mujib. Abdul dan Jusuf Mudzakkir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002.
Mukarromah. Emma, Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Agresif Pada Polisi
Samapta di Polda Metro Jaya.
P. James, Dictionary of Psychology, Terj. Kartini kartono, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2007.
Rakhmat. Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, Cet. XIII,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Roqib. Muh., Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: PT. Lkis Printing Cemerlang, 2009.
Seagel. Jeane, Melejikan Kepekaan Emosional “Cara Baru Praktis Untuk Menggunakan Potensi Insting
dan Kekuatan Emosi Anda, terjemahan dari Raising your Emotinal Intelligence”, Terj. Ari
Nilandari, Cet. II, Bandung: 2001.
Shapiro. Lawrance E., Kiat-kiat Mengajarkan Kecerdasan Emosional Anak, Jakarta: Gramedia, 1991.
Shapiro. Lawrence E.,Mengajarkan Emotional Intelegence Pada Anak, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
utama, 2001.
60
Suharsono, Melejitkan IQ, EQ, SQ, Cet, I, Jakarta: Ummah Publishing, 2009. Suyadi, Ternyata Anakku
Bisa Kubuat Genius “Inilah Panduannya Untuk Para Orang tua dan Guru”, Yogyakarta:
Power Books, 2009.
Suyadi, Quantum Dzikir “Interaksi Dzikir dan Optimasi Kecerdasan Manajemen Dzikir Berorientasi
Sempurnanya SQ, EQ, dan IQ”, Jogjakarta: Diva Press, 2008.
Thalibo. Ishak w., Membangun Kecerdasan Emosional Dalam Perspektif Islam, jurnal Iqra’. word
press.com, 2008.
Tim Penyusun Kamus, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Ulwan. Abdullah Nashi, Tarbiyah al Aulad al-Islam terjemahan oleh Anwar Rasyid, Penelitian Anak
dalam Al-Qur’an, Cet. III, Semarang: al-Syifa’, 1981.
Uno. Hamzah B., Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
UU RI Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2003.
Yusuf. Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Cet. XIV, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014