Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hj. Neti Karnati, M.Pd.
Kelompok 7
Ali Subroto Suprapto - 9911923008
Robert Kurniawan - 9908922002
Samsun - 9913923002
TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH LANDASAN ILMU PENDIDIKAN
OLEH:
KELOMPOK 7
PROGRAM DOKTOR
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2023
Isu-Isu Pendidikan
PENGANTAR PENYUSUN
Tim Penyusun
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
Perubahan yang terjadi baik pada skala lokal, nasional, dan internasional
sangat cepat terjadi dan menyentuh hampir semua bidang kehidupan.
Perkembangan pesat Informasi, Komunikasi dan Teknologi (ICT) yang
memfasilitasi perubahan-perubahan tersebut sehingga menjadi massif dan
mendalam. Melalui ICT, batas-batas wilayah geografis sudah tidak berarti lagi
karena manusia dengan teknologi mampu menembus batas-batas tersebut
hampir tanpa ada halangan. Dengan teknologi yang semakin maju, hampir
tidak ada peristiwa di pelosok manapun di muka bumi ini tanpa diketahui oleh
orang lain di belahan bumi yang lain.
A. Latar Belakang
Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut tentu sedikit banyak pasti
akan berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Perubahan-perubahan yang
terjadi tersebut tentu sedikit banyak pasti akan berpengaruh terhadap dunia
pendidikan. Paling tidak, ketika sebuah perubahan menjadi berita yang
tersebar luas, seorang guru mengambil waktu untuk menceritakan peristiwa
tersebut di dalam kelas. Pun, para siswa juga akan berbincang dengan
rekan-rekannya tentang hal itu. Walaupun mungkin tidak berdampak masif
terhadap proses pendidikan, pengaruh terhadapnya pasti akan ada.
Apalagi jika peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan erat dengan
pendidikan seperti perubahan politik nasional maupun lokal. Hal ini sudah
pasti akan berkontribusi terhadap perubahan-perubahan kebijakan, struktur
dan kepemimpinan pendidikan yang pada akhirnya berdampak pada
banyak dimensi dari pendidikan di sekolah.
Mungkin saja dengan perubahan kebijakan, misalnya, kurikulum
sekolah akan mengalami perubahan, pendekatan pembelajaran oleh guru
bertransformasi ke arah yang menyesuaikan dengan tuntutan kebijakan,
suasana pendidikan di sekolah berwujud secara berbeda dari sebelumnya,
dan pada akhirnya proses pembelajaran yang dialami oleh siswa juga akan
berubah.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan Indonesia
memiliki 4 (empat) isu prioritas bidang pendidikan yang akan didorong pada
G20. “Empat tujuan prioritas dari Education Working Group, yaitu
pendidikan universal yang berkualitas, teknologi digital dalam pendidikan,
solidaritas dan kemitraan, serta dunia kerja pasca Covid-19,” yang
disampaikan pada acara “Kick Off G20 On Education and Culture”. Agenda
utama bidang pendidikan yang diangkat dalam G20 tahun ini yaitu:
1. Kualitas Pendidikan untuk Semua (Universal Quality Education)
Isu ini berangkat dari tantangan untuk mendorong akses dan
pemerataan pendidikan di semua golongan. Pendidikan ini dibicarakan
untuk hal yang sangat luas, bukan hanya buat anak disabilitas, tapi juga
kelompok-kelompok marjinal yang rentan. Komitmen tersebut juga
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada bagian latar belakang
maka rumusan masalah yang menjadi fokus penulisan makalah ini adalah
bagaimana isu-isu pendidikan tentang pendidikan inklusif, pendidikan
multibudaya, dan pendidikan karakter?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah menganalisis isu-isu
pendidikan tentang pendidikan inklusif, pendidikan multibudaya, dan
pendidikan karakter.
-. *** .-
Sumber: https://mazpur.com/peserta-didik-berkebutuhan-khusus-pdbk/
a. Sekolah dasar luar biasa atau sebutan lain untuk satuan pendidikan
yang sejenis dan sederajat; dan
b. Sekolah menengah pertama luar biasa atau sebutan lain untuk satuan
pendidikan yang sejenis dan sederajat.
3. Satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang
pendidikan menengah adalah sekolah menengah atas luar biasa,
sekolah menengah kejuruan luar biasa, atau sebutan lain untuk satuan
pendidikan yang sejenis dan sederajat.
4. Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara
terintegrasi antar jenjang pendidikan dan/atau antar jenis kelainan.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa pemerintah memberikan
kesempatan bagi ABK untuk dapat memperoleh layanan pendidikan yang
sama dengan siswa reguler. Selain pada satuan pendidikan khusus, siswa
ABK juga dapat menempuh pendidikan pada sekolah terpadu. Sekolah
terpadu merupakan sekolah reguler yang menerima ABK, dengan
menerapkan kurikulum, sarana dan prasarana yang sama untuk seluruh
peserta didik. Sekolah terpadu tersebut saat ini lebih dikenal dengan nama
Sekolah Inklusif.
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang menggabungkan
sistem penyelenggaraan pendidikan luar biasa dengan pendidikan reguler
dalam satu sistem pendidikan yang dipersatukan. Pendidikan inklusif juga
mempunyai tujuan yang sama dengan pendidikan umum, akan tetapi cara
penerapannya agak berbeda dengan pendidikan umum. Pendidikan inklusif
adalah pendidikan terbuka, dimana semua anak yang berkeinginan sekolah
bisa melanjutkan ke pendidikan inklusif. Dalam pelaksanaan pendidikan
inklusif, semua siswa memperoleh dukungan yang sama dalam proses
pembelajaran di kelas. Hanya saja untuk siswa berkebutuhan khusus akan
mendapatkan pendampingan dari Guru Pendamping Khusus (GPK).
Saat ini sudah banyak lembaga pendidikan yang mengembangkan
pendidikan inklusif, mengingat cukup banyaknya jumlah anak berkebutuhan
khusus di Indonesia. ABK memiliki hak pendidikan yang sama seperti anak
pada umumnya. Namun dalam pendidikan inklusi terdapat berbagai
tantangan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya. Salah satunya
adalah kurangnya keterampilan dan pemahaman para tenaga pendidik
dalam menangani ABK, sedangkan guru atau tenaga pendidik merupakan
elemen penting dalam pendidikan.
Menurut data statistik yang dipublikasikan Kemenko PMK pada Juni
2022, angka kisaran disabilitas anak usia 5-19 tahun adalah 3,3%.
Sedangkan jumlah penduduk pada usia tersebut adalah 66,6 juta jiwa.
Dengan demikian jumlah anak usia 5-19 tahun penyandang disabilitas
berkisar 2.197.833 jiwa. Akan tetapi masih sedikit anak berkebutuhan
khusus yang mau menempuh pendidikan, hanya sekitar 10-11 persen ABK
yang mendapatkan layanan pendidikan. Hal tersebut dikarenakan berbagai
faktor, di antaranya anak yang tidak ingin bersekolah, orang tua yang
kurang mendukung pendidikan untuk anaknya, serta akses sekolah yang
cukup jauh dari tempat tinggal ABK.
-. *** .-
BAGIAN 3
PENDIDIKAN MULTIBUDAYA
Sumber: https://the-great-teacher.blogspot.com
azasi manusia atas pendidikan. Suatu konsekuensi logis dari hak ini adalah
semua anak mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang tidak
mendiskriminasikan dengan kecacatan, etnis, agama, bahasa, jenis
kelamin, kemampuan dan lain-lain.
Konsep dasar pendidikan multibudaya adalah setiap peserta didik
harus diberikan kesempatan yang sama tanpa memandang perbedaan
kondisi, baik suku, budaya, jenis kelamin, dan lainnya. Mereka berhak
mendapatkan persamaan di semua aspek pendidikan. Misalnya, seorang
guru harus memberikan perhatian, bimbingan, arahan yang sama pada
semua peserta didiknya di kelas. Penerapan konsep tersebut di sekolah
diharapkan mampu mencegah tindakan diskriminasi di masa mendatang.
Semakin banyak generasi yang sadar akan pentingnya menjaga
perdamaian, semakin kecil kemungkinan terjadi tindakan diskriminasi, baik
rasial maupun etnosentrisme.
-. *** .-
BAGIAN 4
PENDIDIKAN KARAKTER
Sumber: https://ciget.info/2017/03/26/pengembangan-nilai-nilai-karakter/
D. Unsur-Unsur Karakter
Ada beberapa dimensi manusia yang secara psikologis dan sosiologis
perlu dibahas dalam kaitannya dengan terbentuknya karakter pada diri
manusia. adapun unsur-unsur tersebut adalah sikap, emosi, kemauan,
kepercayaan, dan kebiasaan (Mun’im, 2011: 168). Sikap seseorang akan
dilihat orang lain dan sikap itu akan membuat orang lain menilai
bagaimanakah karakter orang tersebut, demikian juga halnya emosi,
-. *** .-
SIMPULAN
Pada saat ini dan ke depannya, dibutuhkan lembaga-lembaga yang
membantu pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, menjalin
kerjasama untuk memperoleh dana pendidikan, dan menggalang dukungan
untuk pendidikan agar menjadi lebih baik. Lembaga tersebut tidak hanya
bekerja sama dengan pemerintah, namun juga pihak swasta dan kelompok
masyarakat untuk bersama-sama memberbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, lembaga-lembaga tersebut
melakukan pendampingan kepada guru-guru di Indonesia dan pemberian
apresiasi lebih kepada guru-guru kreatif dan memunculkan inovasi dalam
dunia pendidikan. Pendampingan dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan profesionalitas, kreativitas, dan kompetensi guru, seperti
pendampingan berupa seminar, lokakarya, konsultasi, pelatihan dan praktek.
Untuk lembaga tersebut, juga melakukan mediasi kepada masyarakat,
pendidik, dan pihak terkait lainnya untuk menyampaikan aspirasinya kepada
pemerintah dalam memperbaiki pendidikan. Diharapkan dengan adanya
lembaga ini, ide-ide kreatif untuk memperbaiki pendidikan dapat tertampung
dan pemerintah dapat mempertimbangkan ide masyarakat untuk kebijakan
yang dibuat. Dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan guru, kepala
sekolah, dan pengelola sekolah, lembaga tersebut melakukan pendampingan
demi mewujudkan manajemen sekolah yang baik.
Proses yang dilakukan berupa konsultasi, lokakarya, dan pelatihan
ditunjukan kepada guru, staf dan pimpinan sekolah. Pihak manajemen sekolah
diharapkan mampu untuk membawa sekolah yang dipimpinnya menjadi
berkembang dan meraih prestasi yang diharapkan. Lembaga tersebut juga
berperan membantu manajemen sekolah untuk mengembangkan kerjasama
dengan instansi-instansi terkait guna memeroleh dana pengembangan
infrastruktur sekolah. Tidak hanya itu, lembaga tersebut juga dapat
menggalang dana dari sponsor untuk perbaikan bangunan sekolah yang
hampir rusak di wilayah terpencil.
Dukungan masyarakat, lembaga sosial, dan lembaga pers memiliki
fungsi dalam meningkatkan pemahaman pentingnya pendidikan melalui
penyebaran informasi. Oleh karena itu, lembaga tersebut mempunyai tugas
untuk meningkatkan dukungan tersebut dengan cara bekerja sama dengan
pihak masyarakat, lembaga sosial, dan pers. Dengan demikian informasi
seputar perbaikan mutu pendidikan di Indonesia dapat tersalurkan dengan
mudah.
-. *** .-
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Agus Wibowo. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Amirulloh. 2015. Teori Pendidikan Karakter Remaja dalam Keluarga.
Bandung: Alfabeta.
Blum, A. Lawrence. 2001. Antirasisme, Multikulturalisme, dan Komunitas
Antar Ras, Tiga Nilai yang Bersifat Mendidk Bagi Sebuah Masyarakat
Multikultural, dalam Larry May, dan Shari Colins-Chobanian. Etika
Terapan: Sebuah Pendekatan Multikultura, Terjemahan: Sinta Carolina
dan Dadang Rusbiantoro. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Harris, Philip R & Moran, Robert.T. 2001. Memahami Perbedaan-perbedaan
Budaya dalam Deddy Mulyana dan Jaluddin Rakhmat Ed. Komunikasi
Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda
Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Harjanto, Nico, T. 2001. Antara Kebangsaan dan Kewarganegaraan dalam
Indra J. Piliang, Edy Prasetyono, Hadi Soesastro. Merumuskan Kembali
Kebangsaan Indonesia. Jakarta: Centre for Strategic and International
Studies.
Hendayani M. 2019. Masalah Pengembangan Karakter Siswa.
Irdamurni. 2019. Pendidikan Inklusif, Solusi Dalam Mendidik Anak
Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Prenada Media.
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Merdeka Belajar. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Buku Saku Panduan Merdeka
Belajar Kampus Merdeka. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi
Kemendikbud RI.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Merdeka Belajar Episode
Ketika: Perubahan Mekanisme BOS TA 2020. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Majid, Abdul & Andayani, Dian. 2010. Pedidikan Karakter Dalam Perspektif
Islam. Bandung: Insan Cita Utama.
Mu’in, Fatchul. 2011. Pedidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktek.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Semiawan. Cony R. 2003. Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.
Soedijarto. 2008. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional. Jakarta: Kompas.
Tarmansyah. 2007. Inklusif Pendidikan Untuk Semua. Jakarta: Depdiknas.
WEB SITE
https://itjen.kemdikbud.go.id/web/4-isu-utama-bidang-pendidikan-dalam-
presidensi-g20/. Diakses 5 Agustus, 2023.
https://www.kompasiana.com/wardatul37947/63b9645708a8b52c0a2590e2/
masalah-pendidikan-dan-solusinya. Diakses 5 Agustus, 2023.
https://www.kompasiana.com/giyatsshifa/54f9951da33311a13d8b582c/artikel
-permasalahan-pendidikan-di-indonesia. Diakses 1 Agustus, 2023.
https://www.liputan6.com/disabilitas/read/5233102/jumlah-anak-
berkebutuhan-khusus-terus-bertambah-tapi-hanya-12-persen-yang-
sekolah-formal. Diakses 8 Agustus, 2023.
https://siedoo.com/berita-22005-indonesia-masih-menghadapi-masalah-
dalam-pendidikan/. Diakses 1 Agustus, 2023.
PERATURAN
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan
Penyelenggaraan Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendididikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 Tentang
Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan
Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa.
-. *** .-