Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

DISRUPSI TEKNOLOGI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

PADA ERA SOCIETY 5.0

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Kependidikan
Dosen Pengampu : Dr. Kamsidjo Budi Utomo M. Pd

Di Susun Oleh :
1. Farida Listyari (23510048)
2. Endang Retnomurtiningsih (23510049)
3. Herlina Ekawati (23510050)
4. Linarto (23510051)
5. Lina Retnawati (23510059)
6. Fendya Jauhari Budi Arinto (23510060)
7. Ratna Wulandari (23510061)
8. Dian Novika Dewi (23510083)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga kami dapat
menyusun makalah tentang "Disrupsi Teknologi dalam Managemen Pendidikan pada Era Society
5.0" dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas mata kuliah Landasan
Kependidikan dan menambah wawasan kepada pembaca tentang perubahan besar yang signifikan
dan mendalam yang diakibatkan dalam penggunaan teknologi baru, inovasi atau perubahan
paradigma. atau sering disebut disrupsi. Disrupsi teknologi ini bisa jadi dianggap mengganggu
hal-hal yang sudah mapan dan bertahan sejak lama. Namun disisi lain perkembangan teknologi
digital membawa dampak baik dalam hal kemudahan, namun juga dapat menyebabkan perubahan
besar jika tidak diantisipasi dengan baik.
Perkembangan teknologi pada awal abad 21 menghadirkan fenomena era disrupsi. Dirupsi
tidak hanya membawa perubahan kecil, tetapi juga perubahan fundamental dalam tatanan. Era
disrupsi mengubah tidak hanya wajah dan industri, tetapi juga cara kita berkomunikasi, sikap dan
perilaku. Digitalisasi yang dihasilkan pada perkembangan teknologi telah mengubah hampir
semua aspek pendidikan termasuk dunia pendidikan.
Kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Kamsidjo B. U., M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Landasan Pendidikan atas bimbingan yang sudah diberikan kepada kelompok
kami. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,kami juga mengharapkan kritik dan saran
untuk penyempurnaan makalah
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan masyarakat.

Blora, 25 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II. KAJIAN TEORITIS ................................................................................... 3
A. Tinjauan Umum Manajemen dan Manajemen Pendidikan ............... 3
B. Disrupsi Teknologi .............................................................................. 6
C. Society 5.0 ............................................................................................. 8
BAB III. PEMBAHASAN .......................................................................................... 10
A. Manajemen pendidikan sebelum era society 5.0 ................................. 10
B. Dampak disrupsi teknologi di era society 5.0 ...................................... 11
C. Implementasi disrupsi teknologi manajemen pendidikan pada
tiap ruang lingkupnya .......................................................................... 12
D. Tantangan dan hambatan Indonesia dalam menghadapi disrupsi
teknologi pada manajemen pendidikan di era Society 5.0. ................. 26
E. Solusi untuk mengatasi hambatan disrupsi teknologi pada
manajemen pendidikan di era Society 5.0. .......................................... 27
BAB IV. KESIMPULAN ........................................................................................... 30

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Hal
tersebut diuraikan di dalam rumusan operasional tentang Pendidikan dalam Undang-Undang
nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Disebutkan pula bahwa
pendidikan merupakan proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan
perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Pendidikan juga merupakan usaha yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hayat,
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang
Pendidikan telah menjadi salah satu pilar utama dalam pembentukan masyarakat dan
peradaban. Namun, seperti banyak aspek kehidupan kita, pendidikan juga telah mengalami
transformasi yang signifikan sepanjang sejarahnya. Dalam era revolusi teknologi yang kita
alami saat ini, yang sering disebut sebagai Era 5.0, perubahan dalam manajemen pendidikan
lebih cepat daripada sebelumnya.
Revolusi industri 4.0 mengharuskan pendidikan tinggi untuk menyesuaikan diri guna
melahirkan lulusan yang kompeten, kreatif dan mampu beradaptasi di era digital. Revolusi
Industri 4.0 ditandai oleh kemajuan teknologi seperti Kecerdasan Buatan (AI), robotika, dan
Internet of Things (IoT) yang telah merubah tatanan lama dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk sektor pendidikan. Terutama dalam menghadapi konsep masyarakat baru, Society
5.0. Society 5.0 adalah konsep yang bertujuan mengintegrasikan masyarakat dan teknologi
untuk mencapai dunia yang lebih baik. Dalam konsep ini, pendidikan tinggi memiliki peran
penting dalam mempersiapkan individu sebagai pemimpin dan inovator masa depan.
Teknologi telah memainkan peran sentral dalam mengubah cara kita belajar,
mengajar, dan mengelola sistem pendidikan. Cara lama sudah mulai ditinggalkan, analisis big
data sudah sangat masif digunakan pada era sekarang ini, karena selain hemat ruang dan
waktu, juga cukup mudah untuk menganalisis kemudian mengambil keputusan dengan cepat.
Meskipun banyak manfaat yang didapatkan dari revolusi industry 4.0 dan era society
5.0 akan tetapi pada kenyataannya penggunaan teknologi di dunia Pendidikan Indonesia masih
rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya fasilitas dan

1
keterbatasan akses, kurangnya dan ketidaksiapan sumber daya manusia, kurangnya
kompetensi guru dalam penerapan teknologi dan kurangnya sumber daya keuangan.
Saat ini masih banyak sekolah-sekolah di Indonesia terutama di daerah terpencil
memiliki fasilitas yang kurang memadai untuk mengintegrasikan teknologi di dalam
pendidikan. Jika ketersediaan kurang memadai maka penerapan kemajuan teknologi di bidang
Pendidikan belum maksimal. Sementara itu ketidaksiapan sumber daya manusia disebabkan
oleh pola kebiasaan yang menganggap bahwa pembelajaran berbasis digital tidak penting
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kurangnya pelatihan menyebabkan kompetensi
guru dalam penerapan teknologi masih rendah. Banyak sekolah dan lembaga pendidikan yang
menghadapi keterbatasan sumber daya keuangan untuk membeli perangkat keras dan
perangkat lunak yang diperlukan untuk penerapan teknologi.
Penerapan teknologi dalam pendidikan adalah hal yang kompleks dan memerlukan
perencanaan yang matang, investasi, pelatihan, dan dukungan yang kuat dari berbagai pihak
seperti pemerintah, sekolah, guru, dan industri teknologi, dalam mempromosikan penggunaan
teknologi dalam pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana manajemen pendidikan sebelum era society 5.0?


2. Bagaimana dampak disrupsi teknologi di era society 5.0?
3. Bagaimana implementasi disrupsi teknologi dalam manajemen pendidikan pada tiap
ruang lingkupnya?
4. Apakah tantangan dan hambatan Indonesia dalam menghadapi disrupsi teknologi dalam
manajemen pendidikan di era society 5.0?

5. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi hambatan implementasi disrupsi teknologi pada


manajemen pendidikan di era society 5.0?
C. TUJUAN

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah :

1. Memaparkan manajemen pendidikan sebelum era society 5.0


2. Menganalisis dampak disrupsi teknologi pada manajemen pendidikan di era society 5.0.
3. Memaparkan implementasi disrupsi teknologi manajemen pendidikan pada tiap ruang
lingkupnya
4. Mendeskripsikan tantangan dan hambatan Indonesia dalam menghadapi disrupsi
teknologi pada manajemen pendidikan di era society 5.0.
5. Memaparkan solusi untuk mengatasi hambatan implementasi disrupsi teknologi pada
manajemen pendidikan di era society 5.0.

2
BAB. II
KAJIAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Manajemen dan Manajemen Pendidikan


A.1. Tinjauan Umum Manajemen
Ditinjau dari sudut etimologis,kata manajemen berasal dari Bahasa inggris
management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Jadi
manajemen adalah proses pengorganisasian pengaturan, pengelolaan SDM, sampai
dengan pengendalian agar bisa mencapai tujuan dari suatu kegiatan. Pengertian
manajemen pada intinya adalah cara untuk mencapai sebuah proses dengan perencanaan
tertentu.
Fungsi manajemen
Berikut empat fungsi manajemen untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi awal manajemen yang dimulai dari penetapan
tujuan dan kemudian menetapkan perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah sebuah fungsi dari manajemen yang tujuannya membagi
bagi tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.Fungsinini diperlukan
untukmengatur sebuah organisasi dimana dalam sebuah organisasi itu sudah ada
tugas yang dibagikan sesuai dengan jabatannya masing masing
3. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan dibutuhkan setelah tugas dibagi bagi pada individua tau kelompok
sesuai dengan bidangnya masing masing.Pengarahan dibutuhkan agar tujuan bisa
dicapai dengan baik dan meminimalkan resiko terhambatnya sebuah rencana
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan atau controlling adalah proses kegiatan untuk memastikan bahwa
aktivitas yang terjadi sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan
Peran Manajemen
Peran dari manajemen itu sendiri sebagai penghubung yang dapat menjembatani
kesenjangan antara berbagai tingkatan dalam sebuah organisasi ,mengkoordinasikan
aktivitas dan memfasilitasi kolaborasi yang efektif, dan memastikan aliran informasi
yang lancar.
Manajemen diperlukan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Tujuan Manajemen
Tujuan utama diterapkannya sistem manajemen adalah untuk memperoleh hasil yang
maksimal sesuai target yang sudah ditentukan, menjalankan strategi sesuai dengan

3
perencanaan, melakukan pembaruan, dan membuat terobosan terbaru untuk
meningkatkan kinerja sebuah organisasi.

A.2. Tinjauan Umum Manajemen Pendidikan


Kristiawan (2017) menyebutkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama
sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya tujuan
secara efektif dan efisien
Dari rumusan tersebut di atas maka manajemen pendidikan harus
memperhatikan banyak aspek agar organisasi dapat berjalan dengan baik. Manajemen
harus mampu mengerahkan segala sumber daya baik human resources maupun
nonhuman resources dalam rangka pencapaian tujuan dengan menggunakan prinsip
keadilan dan proporsionalitas dalam mengelola sumberdaya. Human resources
berkaitan dengan bagaimana top management mengkoordinasikan wewenang dan
tanggung jawab pada personal sesuai dengan kompetensi dengan menerapkan prinsip
right man on right place. Pimpinan dalam hal ini kepala sekolah, harus mamahami
dengan baik karakter, kemampuan, motivasi dari individu-individu di lingkaran
tanggungjawabnya agar dapat menjalankan fungsi organisasi dengan efektif dan efisien.
Tujuan Manajemen Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Kurniadin dan Machali (2012:
125) via M. Kristiawan, antara lain 1) terwujudnya suasana belajar dan proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAIKEM);
2) terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara;
3) terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga
kependidikan sebagai manajerial); 4) tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien; 5) terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan
manajemen pendidikan); 6) teratasinya masalah mutu pendidikan; 7)
terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel.
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
a. Peserta didik
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa peserta
didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

4
dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Manajemen peserta didik berarti pengaturan dan pengelolaan
segala hal yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari perencanaan penerimaan,
pembinaan saat menjadi warga sekolah sampai dengan saat peserta didik tersebut
menyelesaikan pendidikannya.
b. Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
 Pengertian jalur pendidikan menurut ketentuan Pasal 1 angka 7 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
wahana yang dilalui oleh peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur
pendidikan terdiri dari pendidikan formal (berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi), informal (jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan), dan non formal (jalur pendidikan di luar
jalur pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang).
 Jenis Pendidikan, menurut ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah kelompok yang
didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis
pendidikan ini meliputi: Pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan, dan khusus.
c. Pendidik dan tenaga kependidikan
Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan merupakan manajemen personalia.
Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih sedangkan tenaga
kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik,
pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang pendidikan pustakawan, laboran,
teknisi sumber belajar, dan pengajar.
d. Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan sistem pengelolaan atau penataan terhadap
kurikulum secara kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik yang dijadikan
acuan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum atau tujuan Pendidikan.
e. Sarana dan prasarana Pendidikan
Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan bagaimana mengatur
dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

5
f. Pendanaan
Manajemen pendanaan atau pembiayaan dimulai dari perencanaan anggaran,
pengajuan, penggunaan dan pelaporan. Manajemen pendanaan yang efektif dan
tepat sasaran tentu sangat menunjang pencapaian tujuan sekolah.
g. Pengelolaan pendidikan
Pengelolaan pendidikan merujuk pada penyajian pembelajaran di kelas dari mulai
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Manajemen ini terkait pula dengan
pemanfaatan teknologi dalam semua proses pembelajaran.
h. Peran serta masyarakat dalam Pendidikan
Pendidikan dilaksanakan dengan asas trisentra Pendidikan, yaitu melibatkan tiga
komponen dalam penyelenggaraanya, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
i. Dewan pendidikan dan komite sekolah
Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan
dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada
tingkat Nasional, Propinsi, dan Kabupaten/ Kota yang tidak mempunyai hubungan
hirarkis. Sedangkan komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk
dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
B. DISRUPSI TEKNOLOGI
Pada dasarnya, disrupsi teknologi adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika suatu
teknologi baru muncul dan mengubah cara konvensional masyarakat dalam menjalankan
bisnis. Dapat dipahami pula bahwa disrupsi teknologi adalah suatu inovasi yang mengganti
cara hidup dan pola pikir masyarakat, mengubah budaya kerja perusahaan, atau bahkan
menciptakan pasar baru yang belum pernah ada sebelumnya. Oleh karena itu, jika tidak
dihadapi dengan strategi tepat, disrupsi teknologi adalah proses yang dapat mengancam bisnis
konvensional dan membuat mereka kehilangan pangsa pasar.
Penyebab Disrupsi Teknologi
Terjadinya disrupsi teknologi yang dapat membuat transformasi besar-besaran tentu
diakibatkan oleh beberapa faktor. Adapun sejumlah hal yang menjadi penyebab disrupsi
teknologi adalah sebagai berikut:
1. Revolusi 4.0
Dalam waktu singkat, teknologi digital telah berkembang dengan pesat dan menyebar ke
seluruh penjuru kota. Keberadaan internet ini memungkinkan masyarakat untuk
memperoleh dan berbagi informasi secara real-time tanpa batasan. Perkembangan inilah
yang kemudian disebut sebagai revolusi 4.0, di mana integrasi dan interkoneksi semakin
meningkat.

6
2. Perilaku Masyarakat
Pada dasarnya, teknologi digital dibuat dengan tujuan untuk memudahkan aktivitas
manusia. Itu artinya, perilaku manusia pun menjadi terdampak dan lambat laun akan
berubah. Jika dahulu kala segala aktivitas manusia harus dilakukan secara fisik, kini
hampir semua kegiatan bahkan dapat dilakukan secara digital, mengandalkan koneksi
internet. Perilaku masyarakat yang menjalani kehidupan nyata dan dunia digital ini
menciptakan berbagai perubahan sehingga menghasilkan disrupsi teknologi.
3. Adanya Inovasi Model Bisnis
Kehadiran pengusaha baru yang mengandalkan teknologi juga memengaruhi pasar secara
signifikan. Para pengusaha baru ini menciptakan inovasi dan meningkatkan sumber daya
manusia mereka, sehingga dapat menggeser posisi bisnis yang sudah ada sebelumnya.
Akibatnya, bisnis konvensional yang tidak siap untuk berubah pun akan kalah dalam
persaingan.
Contoh disrupsi teknologi
1. Robotika
Hingga kini, penemuan robotika terbukti dapat menggantikan peran dan pekerjaan
manusia yang rutin dan strategis. Kemungkinan besar, berbagai ide baru mengenai
robotika akan terus bermunculan sesuai dengan permintaan kebutuhan praktis di
masa depan.
2. Mesin Cetak 3D
Pada era digital 4.0 ini, mesin cetak 3D semakin dibutuhkan dan berkembang karena
memudahkan manusia dalam membuat suatu benda atau objek. Tak hanya itu, mesin
cetak 3D juga lebih ekonomis dari sisi biaya, dan desain yang dihasilkan pun lebih
sempurna.
3. Augmented Reality dan Virtual Reality
Augmented reality dan virtual reality memungkinkan manusia untuk lebih mudah
dalam memilih sekaligus menentukan hal yang dibutuhkan. Selain itu, Augmented
reality dan virtual reality juga dapat membuat manusia berinteraksi dengan objek
virtual dan objek nyata lainnya secara real time.
4. Artificial Intelligence
Artificial intelligence atau kecerdasan buatan adalah sistem kerja perangkat digital
yang mampu mendeteksi, mengolah data, dan menyelesaikan masalah.Data dari
artificial intelligence itu nantinya akan diolah untuk membantu merumuskan,
memutuskan, sekaligus menjadi bahan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah.

7
5. Internet of Things (IoT) dan Teknologi 5G
Internet of Things (IoT) dan Internet 5G menjadi teknologi utama pada era digital 4.0
untuk mengumpulkan dan menghubungkan data penting, serta mengetahui
kebutuhan pelanggan.
6. Biologi Sintetis dan Bahan Canggih Bioteknologi
Biologi sintetis dan bahan canggih bioteknologi merupakan pemanfaatan proses
seluler serta molekuler yang dapat menghasilkan temuan canggih sekaligus
memungkinkan menyelamatkan kehidupan di masa depan. Di samping itu, biologi
sintetis dan bahan canggih bioteknologi juga dapat meningkatkan efisiensi dalam
sistem manufaktur.
7. Big Data dan Komputasi Kuantum
Big data dan komputasi kuantum memungkinkan sebuah data dapat dicari dengan
lebih mudah dan cepat. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin jika big data dan
komputasi kuantum akan menguasai kebutuhan data digital di masa depan.
8. Cloud Access
Cloud access atau komputasi akses awan akan terus mengalami peningkatan akses
dan mempengaruhi penggunaan big data.
9. Blockchain
Blockchain adalah teknologi yang dapat membagikan dan mengonfirmasi transaksi,
seperti pembuatan blok secara otomatis, untuk menghindari pengaruh mata uang
tradisional dan lembaga keuangan. Adapun contoh dari penggunaan teknologi
blockchain adalah mata uang digital kripto dan Bitcoin.
10. Pemanfaatan Drone
Pemanfaatan drone bermanfaat untuk membantu penelitian, mendukung sistem
pertahanan, dan menjalankan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan secara manual
menjadi lebih mudah.

C. SOCIETY 5.0
Konsep society 5.0 dipandang sebagai penyempurnaan dari konsep-konsep yang
ada sebelumnya. Society 1.0 terjadi saat manusia masih berada di era berburu dan mengenal
tulisan. Society 2.0 terjadi pada era pertanian dimana manusia sudah mulai mengenal teknik
bercocok tanam. Society 3.0 sudah memasuki era industri yaitu pada pada saat manusia sudah
mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas mereka sehari-hari. Society 4.0 terjadi
pada saat manusia sudah mengenal komputer hingga internet. Society 5.0 adalah era dimana
semua teknologi tersebut merupakan bagian dari manusia itu sendiri. Internet tidak hanya
digunakan untuk sekedar berbagi informasi, akan tetapi juga dimanfaatkan untuk menjalani
kehidupan.

8
Deding Ishak(2022) menyatakan bahwa society 5.0 adalah gagasan untuk tatanan
sosial baru. Tujuan Society 5.0 adalah membuat kehidupan masyarakat lebih nyaman dan
berkelanjutan. Masyarakat akan menerima produk dan jasa dalam jumlah dan waktu yang
dibutuhkan. Society dapat diartikan sebagai konsep masyarakat yang berpusat pada manusia
dan maju secara teknologi.Secara umum konsep revolusi industri 4.0 dan society tidaklah
berbeda jauh, hanya saja dalam konsep penekanan konteksnya lebih fokus kepada aspek
manusia. Jika revolusi industri menjadikan AI (kecerdasan buatan) sebagai komponen
utamanya sementara society 5.0 menitik beratkan kepada pengintegrasian teknologi canggih
seperti AI (Artificial Intelligence), IoT dan teknologi robot teknologi dengan keahlian
manusia dan inovasi yang dapat mendorong perkembangan sistem produksi yang lebih efisien,
fleksibel, berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan sistem produksi yang lebih adaptif terhadap perubahan permintaan pasar, lebih
berfokus pada pengalaman pelanggan, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam
yang terbatas. Secara keseluruhan, Revolusi Industri 5.0 diharapkan dapat memberikan
banyak manfaat bagi industri, pelanggan, pekerja dan masyarakat pada umumnya, seperti
meningkatkan produktivitas, kualitas, dan keamanan produksi, serta menciptakan peluang
kerja baru dan mengurangi dampak lingkungan yang negatif. Perbedaan lain antara Industri
4.0 dengan society 5.0 adalah sebagai berikut
● Industri 4.0 berfokus pada bagaimana mengotomasi sebuah pekerjaan, sementara Industri
5.0 fokus pada bagaimana mengoptimasi jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaan.
● Industri 4.0 berfokus pada efektivitas otomasi sebuah mesin dan teknologi, sementara
Industri 5.0 fokus pada bagaimana mengoptimasi pengetahuan seseorang dengan bantuan
AI
● Industri 4.0 berfokus pada sistem komputerisasi, sementara Industri 5.0 fokus pada
bagaimana mempercepat pekerjaan dengan bantuan mesin untuk keberlangsungan dan
kesejahteraan manusia.
Prinsip dasar dalam society adalah keseimbangan antara perkembangan bisnis dan
ekonomi dengan lingkungan sosial. Dengan teknologi di era society 5.0, maka permasalahan
yang ditimbulkan dalam revolusi industri 4.0 (berkurangnya sosialisasi antar masyarakat,
lapangan kerja dan dampak industrialisasi lainnya) akan berkurang. Agar terintegrasi dengan
baik, penggunaan teknologi merupakan alat untuk meningkatkan kehidupan pribadi dan bisnis
serta mampu mempopulerkan kehidupan di kalangan masyarakat.

9
BAB. III
PEMBAHASAN

A. Manajemen pendidikan sebelum era society 5.0

Beberapa ciri manajemen pendidikan sebelum era Society 5.0 adalah:

1. Pendidikan Konvensional: Sebelum era Society 5.0, pendidikan lebih didasarkan pada
metode konvensional, seperti kuliah langsung di kelas, buku teks cetak, dan sumber
daya fisik lainnya. Teknologi, seperti komputer dan internet, belum menjadi bagian
integral dari pembelajaran.
2. Kurikulum Tradisional: Kurikulum pendidikan cenderung mengikuti model tradisional
dengan penekanan pada pembelajaran dari buku teks dan pengajaran oleh guru secara
langsung. Pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman nyata kurang umum.
3. Manajemen Pendidikan Manual: Manajemen pendidikan sebagian besar dilakukan
secara manual. Ini mencakup perencanaan kurikulum, perencanaan jadwal pelajaran,
administrasi siswa, dan pemantauan kinerja siswa. Administrasi sekolah didasarkan
pada pengolahan dokumen fisik dan pekerjaan administratif manual.
4. Keterbatasan Sumber Daya: Sekolah sering kali mengalami keterbatasan sumber daya,
termasuk buku teks, peralatan, dan fasilitas. Ini dapat memengaruhi kualitas pendidikan
yang diberikan.
5. Keterbatasan Akses ke Informasi: Akses ke informasi terbatas oleh ketersediaan buku,
perpustakaan fisik, dan sumber daya pendidikan terbatas. Proses penelusuran informasi
tidak seefisien dan secepat di era digital.
6. Kurangnya Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi dalam pendidikan masih
terbatas. Komputer dan perangkat digital mungkin ada di beberapa sekolah, tetapi
mereka tidak digunakan sebagaimana sekarang. Penggunaan teknologi dalam
pembelajaran adalah pengecualian daripada aturan, dan seringkali hanya diadopsi oleh
sekolah-sekolah khusus atau institusi pendidikan tinggi tertentu.
7. Keterbatasan Jarak Jauh: Pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring adalah
langkah yang jarang digunakan. Pembelajaran jarak jauh biasanya hanya digunakan
dalam situasi khusus atau pendidikan tinggi.
8. Kurangnya Personalisasi: Pendidikan cenderung bersifat lebih seragam dan kurang
dipersonalisasi. Kurikulum dan metode pengajaran biasanya ditentukan oleh sistem
pendidikan yang lebih sentralistik.

Perubahan dramatis terjadi dengan munculnya Society 5.0, yang membawa inovasi teknologi
seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan komputasi awan yang mengubah
lanskap pendidikan. Era Society 5.0 telah membuka peluang baru dalam manajemen

10
pendidikan, termasuk pembelajaran daring, pembelajaran berbasis data, dan personalisasi
pendidikan yang lebih efektif.

B. Dampak disrupsi teknologi di era society 5.0

Adanya disrupsi pada berbagai sektor kehidupan tentunya menuntut adaptasi dari
masing-masing individu untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di
sekelilingnya. Merupakan hal yang mutlak jika seseorang harus secara cepat mengubah
mindset dan menyesuaikan diri agar tidak tertinggal oleh perubahan yang makin hari makin
cepat dirasakan. McKinsey Global Institute pada tahun 2017 memproyeksikan setidaknya 400
sampai dengan 800 juta orang di dunia akan kehilangan pekerjaan pada tahun 2030 karena
tergantikan oleh robot dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Efek Disrupsi yang luas tersebut pada akhirnya juga akan merambah ke pola kerja
birokrasi dan sistem pemerintahan. Disrupsi yang selalu dikaitkan dengan kemunculan
teknologi yang semakin berkembang dapat membentuk pola “gangguan” pada sistem dalam
sebuah organisasi bisnis maupun pemerintahan. Sebut saja perubahan teknologi yang
menggunakan analog yang berkembang saat ini menjadi teknologi digital. Perubahan tersebut
tentunya membawa dampak besar bagi kehidupan bernegara. Reformasi Birokrasi yang
menjadi harapan masyarakat pada terwujudnya pemerintahan yang bersih, akuntabel dan
efisien serta menciptakan sebuah pelayanan publik yang optimal dan lebih baik dituntut untuk
menyesuaikan diri dan mengikuti arus perubahan saat ini.

Saat ini penggunaan teknologi informasi telah diimplementasikan di berbagai lini


pada sistem pemerintahan. Istilah e-Government cukup sering kita dengar terutama dalam
kaitannya dengan proses Birokrasi atau pelayanan publik. Namun demikian istilah e-
Government yang secara umum memiliki pengertian proses pemanfaatan teknologi informasi
sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien, saat ini
bisa dikatakan belum bisa menjawab tantangan dan belum memenuhi harapan masyarakat.

Berikut adalah beberapa hal yang mencirikan penyerapan teknologi dalam


manajemen pendidikan di Indonesia:

1. Penggunaan Platform E-Learning: Banyak sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia


telah mengadopsi platform e-learning untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.
Pandemi COVID-19, terutama, telah mempercepat penggunaan teknologi e-learning
sebagai solusi pendidikan alternatif. Beberapa platform e-learning lokal dan
internasional telah menjadi populer di Indonesia.
2. Pendukung Kebijakan Pemerintah: Pemerintah Indonesia telah mendukung inisiatif
teknologi pendidikan melalui program-program seperti Merdeka Belajar (MBKM) yang
mempromosikan fleksibilitas dalam pendidikan tinggi dan pelatihan keterampilan

11
digital. Beberapa provinsi juga telah menerapkan program-program serupa di tingkat
sekolah menengah dan dasar, seperti contoh mewajibkan guru mempunyai Aksi Nyata
dalam PMM.
3. Peningkatan Akses Internet: Meskipun tantangan akses internet masih ada di beberapa
daerah, akses internet telah meningkat secara signifikan di Indonesia. Ini telah
memungkinkan lebih banyak siswa dan guru untuk mengakses pembelajaran online dan
sumber daya pendidikan digital.
4. Pengembangan Aplikasi Pendidikan: Sejumlah aplikasi pendidikan lokal telah
berkembang pesat, yang memungkinkan siswa untuk mengakses materi pelajaran,
latihan soal, dan bahan pembelajaran interaktif. Contoh aplikasi populer di Indonesia
termasuk Ruangguru, Quipper, dan sebagainya.
5. Pelatihan Guru dalam Penggunaan Teknologi: Beberapa program pelatihan telah
diluncurkan untuk membantu guru dalam mengintegrasikan teknologi dalam proses
pembelajaran. Pelatihan ini membantu guru memahami cara memanfaatkan alat-alat
digital dan platform e-learning untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran siswa.
6. Pembelajaran Berbasis Data: Teknologi juga digunakan dalam mengumpulkan data
tentang kinerja siswa dan pengelolaan sekolah. Ini membantu sekolah dan pemerintah
untuk membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan data.
7. Tantangan Akses dan Infrastruktur: Meskipun ada peningkatan dalam akses internet,
tantangan akses masih ada di daerah-daerah pedesaan dan terpencil. Infrastruktur perlu
ditingkatkan untuk memastikan akses yang merata ke teknologi pendidikan.
8. Kualitas Konten Digital: Selain infrastruktur, penting juga untuk memastikan bahwa
konten digital dan sumber daya pembelajaran yang digunakan memiliki kualitas yang
baik dan sesuai dengan kurikulum nasional.
9. Berbagai aplikasi E-Government yang digunakan dalam manajemen sekolah dan
pendidikan, seperti aplikasi E-Presensi Sinaga Prov Jateng untuk presensi ASN P3K
Guru dan Karyawan, E-File untuk management file kepegawaian, E-Raport untuk
mengolah dan menerbitkan raport siswa, E-Kinerja digunakan untuk membuat
Rancangan Sasaran Kerja Pegawai (SKP), dan masih banyak aplikasi lain yang
digunakan untuk memanajemen data, yang berimbas pada pengembangan sekolah dan
kependidikan.
C. Implementasi disrupsi teknologi manajemen pendidikan pada tiap ruang lingkupnya

Dalam dekade terakhir, kita telah menyaksikan perkembangan teknologi yang luar
biasa yang mengubah hampir setiap aspek kehidupan kita, termasuk dunia pendidikan. Era
Society 5.0, yang merupakan evolusi lebih lanjut dari Revolusi Industri 4.0, telah membawa
disrupsi teknologi yang signifikan dalam Pendidikan. Dampak dari disrupsi teknologi di era
Society 5.0 pada manajemen pendidikan diantaranya adalah:

12
1. Transformasi Metode Pengajaran

Perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, realitas virtual, dan analisis


data telah mengubah cara pengajaran dilakukan. Guru tidak lagi terbatas pada pengajaran
tradisional di dalam kelas. Mereka sekarang dapat memanfaatkan sumber daya digital,
pembelajaran online, dan platform e-learning untuk menciptakan pengalaman belajar
yang lebih interaktif dan personal bagi siswa. Kecerdasan buatan, misalnya, dapat
digunakan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan menyediakan materi yang sesuai
dengan kebutuhan individual mereka. Pembelajaran berbasis realitas virtual
memungkinkan siswa untuk mengalami situasi dunia nyata secara virtual, memperkaya
pengalaman belajar mereka. Analisis data membantu guru untuk melacak perkembangan
siswa dan memberikan umpan balik yang lebih tepat waktu.

2. Pengelolaan Sekolah yang Efisien

Manajemen pendidikan juga mengalami transformasi melalui teknologi. Sistem


manajemen sekolah berbasis teknologi memudahkan administrasi sekolah, pengelolaan
keuangan, dan komunikasi dengan orang tua. Penjadwalan dan pelaporan menjadi lebih
efisien, memungkinkan para administrator sekolah untuk fokus pada aspek-aspek penting
lainnya. Dengan data yang tersedia dalam jumlah besar, lembaga pendidikan dapat
membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan bukti. Analisis data memungkinkan
mereka untuk memantau kinerja siswa, mengidentifikasi tren pembelajaran, dan
merencanakan perbaikan berkelanjutan. Berikut adalah pemaparan pengaruh disrupsi
teknologi pada tiap ruang lingkup manajemen.

1. Peserta didik

Partisipasi peserta didik dalam era Industri 5.0 memiliki peran yang sangat penting dalam
mempersiapkan mereka untuk tuntutan dan peluang yang berkaitan dengan revolusi
industri yang semakin terkoneksi dan berbasis teknologi. Berikut beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dalam konteks peserta didik di era Industri 5.0:

a. Keterampilan Digital dan Teknologi:


Peserta didik perlu mengembangkan keterampilan digital yang kuat, termasuk literasi
teknologi, pemahaman tentang kecerdasan buatan (AI), pemrograman, dan
pemahaman tentang teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan Big Data.
b. Pemahaman tentang Konsep Industri 5.0:
Peserta didik harus memahami konsep Industri 5.0, yang menggabungkan teknologi
digital dengan proses produksi. Mereka perlu menyadari bagaimana teknologi seperti
IoT, robotika, dan automasi memengaruhi berbagai industri.
c. Pemecahan Masalah dan Kreativitas:

13
Industri 5.0 menekankan pemecahan masalah dan inovasi. Peserta didik perlu
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang kuat dan kreativitas dalam
merancang solusi untuk tantangan industri.
d. Kolaborasi dan Komunikasi:
Kolaborasi dalam tim dan kemampuan komunikasi yang baik sangat penting dalam era
industri yang terhubung. Peserta didik harus belajar bekerja sama dengan individu dari
berbagai latar belakang dan mengkomunikasikan ide-ide mereka secara efektif.
e. Pendidikan Berbasis Proyek:
Pendekatan pendidikan berbasis proyek dapat membantu peserta didik memahami
aplikasi praktis dari konsep-konsep Industri 5.0. Mereka dapat terlibat dalam proyek-
proyek yang melibatkan penggunaan teknologi untuk memecahkan masalah nyata.
f. Lifelong Learning:
Peserta didik harus mengadopsi sikap belajar sepanjang hayat. Industri 5.0 berubah
dengan cepat, dan mereka perlu terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan
g. Etika dan Keamanan Digital:
Peserta didik perlu memahami masalah etika dan keamanan dalam penggunaan
teknologi. Mereka harus tahu bagaimana melindungi data pribadi, serta memahami
dampak sosial dan etika penggunaan teknologi.
h. Pemahaman tentang Dampak Sosial dan Lingkungan:
Peserta didik harus menyadari dampak Industri 5.0 terhadap masyarakat dan
lingkungan. Mereka perlu belajar tentang konsep-konsep seperti berkelanjutan,
tanggung jawab sosial perusahaan, dan dampak lingkungan.
i. Penguasaan Bahasa dan Keterampilan Komunikasi:
Kemampuan berkomunikasi dengan baik, baik dalam bahasa asli maupun dalam
bahasa internasional, merupakan aset berharga dalam lingkungan global yang semakin
terhubung.
j. Kesiapan untuk Karir Multidisiplin:
Peserta didik harus siap untuk berkarir dalam industri yang mungkin menggabungkan
berbagai disiplin ilmu. Mereka harus memahami interaksi antara teknologi, bisnis, dan
aspek-aspek lain dari kehidupan manusia.

2. Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan

Era Society 5.0 adalah periode yang ditandai oleh integrasi teknologi informasi dan
teknologi fisik dalam semua aspek kehidupan masyarakat. Dalam konteks pendidikan, ini
menciptakan berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang lebih beragam dan
inovatif. Berikut adalah beberapa konsep penting dalam era Society 5.0:

a. Jalur Pendidikan:

14
 Pendidikan Formal: Jalur pendidikan formal masih menjadi bagian penting
dalam era Society 5.0. Ini mencakup jalur pendidikan dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi, yang melibatkan kurikulum yang terstruktur dan penilaian
normal.
 Pendidikan Non-Formal: Pendidikan non-formal adalah jalur alternatif yang
berfokus pada pembelajaran seumur hidup. Ini melibatkan program-program
seperti kursus online, pelatihan pekerjaan, dan sertifikasi keterampilan yang
lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu.
 Pendidikan Informal: Pendidikan informal mencakup pembelajaran yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari tanpa kurikulum yang terstruktur. Ini dapat
mencakup pembelajaran melalui pengalaman, komunitas, atau lingkungan
sosial.

b. Jenjang Pendidikan:
 Pendidikan Anak Usia Dini: Fokus pada pendidikan anak usia dini tetap penting
dalam Society 5.0 untuk membangun dasar yang kuat dalam pemahaman dunia
digital.
 Pendidikan Dasar dan Menengah: Ini adalah jenjang pendidikan yang
memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan kepada siswa dalam berbagai
mata pelajaran, dengan penekanan pada literasi digital.
 Pendidikan Tinggi: Pendidikan tinggi, seperti perguruan tinggi dan universitas,
berperan dalam menghasilkan lulusan yang siap menghadapi pekerjaan yang
berhubungan dengan teknologi tinggi dan penelitian dalam berbagai disiplin
ilmu.
 Pendidikan Seumur Hidup: Society 5.0 menekankan pendidikan seumur hidup,
yang berarti bahwa individu dapat terus-menerus memperbarui pengetahuan dan
keterampilan mereka sepanjang hidup.
c. Jenis Pendidikan:
 Pendidikan Keterampilan dan Teknis: Pendidikan keterampilan dan teknis fokus
pada pengembangan keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan industri
dan lapangan pekerjaan tertentu.
 Pendidikan Kejuruan dan Profesional: Jenis pendidikan ini menyediakan
pelatihan untuk pekerjaan tertentu atau profesi, termasuk program-program
seperti sekolah kejuruan dan pendidikan profesional.
 Pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika): STEM
mendapatkan perhatian khusus dalam Society 5.0 karena fokus pada teknologi
dan inovasi. Ini mencakup pengajaran sains, teknologi, rekayasa, dan
matematika.

15
 Pendidikan Kewirausahaan: Pendidikan kewirausahaan membantu individu
memahami konsep bisnis, kewirausahaan, dan inovasi untuk mempersiapkan
mereka menjadi pengusaha yang sukses.
 Pendidikan Keberlanjutan dan Lingkungan: Pendidikan ini menyoroti isu-isu
lingkungan dan keberlanjutan serta bagaimana teknologi dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
 Pendidikan Keterampilan Sosial dan Keterampilan Lunak: Keterampilan seperti
komunikasi, kerja sama, kepemimpinan, dan resolusi konflik juga menjadi
penting dalam era Society 5.0.
 Dalam era Society 5.0, pendidikan menjadi lebih inklusif, terhubung, dan
berorientasi pada teknologi. Ini memberikan lebih banyak pilihan bagi peserta
didik untuk memilih jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan mereka
3. Pendidik dan tenaga kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan memainkan peran sentral dalam pendidikan di


era Society 5.0. Mereka harus beradaptasi dengan perubahan yang disebabkan oleh
integrasi teknologi informasi dan teknologi fisik dalam proses pendidikan. Berikut adalah
peran, tugas, dan tantangan yang dihadapi oleh pendidik dan tenaga kependidikan dalam
era Society 5.0:
a. Peran Pendidik (Guru, Dosen, Pembimbing, Instruktur):
 Fasilitator Pembelajaran: Pendidik harus berperan sebagai fasilitator yang
membantu peserta didik memahami dan mengaplikasikan pengetahuan mereka,
bukan sekadar penyampai informasi.
 Mengembangkan Keterampilan Digital: Pendidik perlu menguasai keterampilan
digital dan teknologi sehingga mereka dapat mengintegrasikan teknologi dalam
proses pembelajaran dan mengajarkan peserta didiknya untuk melakukannya
juga.
 Mengadaptasi Kurikulum: Pendidik harus mengadaptasi kurikulum mereka
untuk mencakup keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan
Society 5.0, seperti pemrograman, literasi data, dan kecerdasan buatan.
 Mendorong Kreativitas dan Inovasi: Pendidik perlu mendorong siswa untuk
berpikir kreatif, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan keterampilan
inovasi yang diperlukan dalam lingkungan yang semakin terhubung dan berbasis
teknologi.
 Pembimbing Karir: Pendidik dapat berperan sebagai pembimbing karir,
membantu siswa memahami peluang karir dalam industri yang berkembang
pesat dan membimbing mereka dalam memilih jalur yang sesuai.
b. Peran Tenaga Kependidikan (Petugas Administrasi, Staf Dukungan, dll.):
16
 Manajemen Teknologi Pendidikan: Tenaga kependidikan harus mengelola
perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur teknologi yang digunakan
dalam pendidikan, memastikan semuanya berjalan dengan lancar.
 Administrasi Pendidikan: Mereka bertanggung jawab atas administrasi sekolah
atau institusi pendidikan, termasuk perencanaan jadwal, pendaftaran, dan
pengelolaan sumber daya.
 Dukungan Teknis: Tenaga kependidikan dapat memberikan dukungan teknis
kepada pendidik dan siswa dalam mengatasi masalah teknis yang mungkin
timbul selama pembelajaran.
 Manajemen Data dan Analisis: Mereka dapat membantu dalam pengumpulan,
analisis, dan pelaporan data pendidikan untuk membantu pengambilan
keputusan dan peningkatan proses pendidikan.
c. Tantangan yang Dihadapi oleh Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
 Pelatihan Tambahan: Pendidik dan tenaga kependidikan mungkin perlu
menjalani pelatihan tambahan untuk menguasai teknologi baru dan metode
pengajaran yang berubah.
 Pengelolaan Informasi: Era Society 5.0 menghasilkan jumlah data yang besar.
Pengelolaan informasi dan literasi data adalah tantangan, terutama bagi
pendidik.
 Kemungkinan Penggantian Otomatisasi: Beberapa tugas dalam pendidikan,
terutama administratif, dapat terpengaruh oleh otomatisasi. Pendidik dan tenaga
kependidikan perlu mengantisipasi perubahan ini dan mengembangkan
keterampilan yang relevan.
 Keamanan dan Etika: Karena penggunaan teknologi yang semakin luas, masalah
keamanan dan etika menjadi lebih penting. Pendidik dan tenaga kependidikan
perlu memahami isu-isu ini dan mengajarkan siswa tentang penggunaan yang
bertanggung jawab dan etis.

Pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan


generasi muda untuk sukses dalam Society 5.0. Mereka harus terus mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan mereka, serta bersedia beradaptasi dengan perubahan
teknologi dan tuntutan pendidikan yang berkembang.

4. Kurikulum

Kurikulum pendidikan dalam era Society 5.0 harus mencerminkan perubahan dalam
kehidupan masyarakat yang semakin terhubung, berbasis teknologi, dan terintegrasi
dengan teknologi informasi dan teknologi fisik. Berikut adalah beberapa prinsip dan
elemen yang dapat mencirikan kurikulum pendidikan dalam era Society 5.0:

17
a. Keterampilan Digital dan Teknologi:
Kurikulum harus memasukkan pengembangan keterampilan digital, seperti literasi
digital, penggunaan perangkat lunak, dan pemahaman teknologi seperti kecerdasan
buatan, Internet of Things, dan Big Data.
b. Pemikiran Kritis dan Inovasi:
Mendorong pemikiran kritis dan inovasi harus menjadi fokus utama kurikulum.
Siswa perlu belajar untuk merumuskan pertanyaan, memecahkan masalah, dan
mengembangkan solusi kreatif.
c. Pendekatan Berbasis Proyek:
Kurikulum dapat memanfaatkan pendekatan berbasis proyek di mana siswa terlibat
dalam proyek-proyek praktis yang melibatkan pemecahan masalah dan aplikasi
teknologi dalam konteks dunia nyata.

d. Pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika):


Pendidikan STEM perlu ditingkatkan untuk mempersiapkan siswa dengan
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam teknologi tinggi dan inovasi.
e. Kecerdasan Buatan dan Data Science:
Kurikulum dapat memasukkan dasar-dasar kecerdasan buatan dan data science untuk
memahamkan siswa tentang cara data dan algoritma digunakan dalam teknologi
modern.
f. Pengembangan Keterampilan Soft:
Selain keterampilan teknis, kurikulum juga perlu memberikan perhatian pada
pengembangan keterampilan sosial dan keterampilan lunak seperti komunikasi,
kolaborasi, dan kepemimpinan.
g. Kurikulum Interdisipliner:
Kurikulum dapat merancang program interdisipliner yang menggabungkan elemen
dari berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah yang kompleks dan beragam.
h. Pendidikan Karir dan Kewirausahaan:
Pendidikan karir dan kewirausahaan dapat membantu siswa memahami peluang di
dunia kerja yang terus berubah dan memberikan keterampilan kewirausahaan.
i. Pendidikan Kebijakan dan Etika:
Etika dalam penggunaan teknologi dan pemahaman tentang implikasi sosial,
lingkungan, dan privasi perlu menjadi bagian dari kurikulum.
j. Pendidikan Keberlanjutan:
Kurikulum harus mencakup isu-isu keberlanjutan dan cara-cara teknologi dapat
digunakan untuk mengatasi tantangan lingkungan.
k. Pendidikan Seumur Hidup:

18
Pendidikan seumur hidup harus ditekankan, sehingga siswa terus-menerus dapat
mengembangkan keterampilan mereka sesuai perkembangan teknologi dan tuntutan
pekerjaan.
l. Pengembangan Keterampilan Multibudaya:
Kurikulum harus mengajarkan penghargaan terhadap budaya yang beragam dan
mengembangkan keterampilan untuk beroperasi dalam konteks global yang semakin
terhubung.
m. Evaluasi Berbasis Kinerja:
Sistem evaluasi dapat berfokus pada penilaian kinerja dan kemampuan siswa dalam
menunjukkan penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata.
Kurikulum pendidikan dalam era Society 5.0 harus berfokus pada persiapan siswa untuk
menghadapi tantangan dan peluang dalam dunia yang semakin terkoneksi, teknologis,
dan berbasis inovasi. Ini juga harus mengakui bahwa pembelajaran adalah suatu proses
seumur hidup yang memerlukan kemampuan adaptasi dan pembaruan berkelanjutan
dalam pengetahuan dan keterampilan.

5. Sarana dan prasarana pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan dalam era Society 5.0 perlu mengikuti perkembangan
teknologi dan mendukung pendekatan pendidikan yang lebih terhubung, berbasis
teknologi, dan inovatif. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dalam era Society 5.0:
a. Infrastruktur Teknologi:
Ketersediaan akses internet yang cepat dan handal adalah kunci. Infrastruktur
jaringan harus memungkinkan konektivitas yang lancar dan cepat untuk mendukung
pembelajaran online dan penggunaan teknologi.
b. Perangkat Khusus:
Sarana pendidikan harus mencakup perangkat keras yang mendukung pembelajaran
berbasis teknologi, seperti komputer, tablet, perangkat seluler, dan perangkat IoT.
c. Lingkungan Pembelajaran Digital:
Fasilitas pembelajaran digital, seperti ruang kelas dengan akses ke perangkat
teknologi, perlu tersedia. Ini juga mencakup aula kuliah dan laboratorium teknologi.
d. Akses ke Konten Digital:
Sarana harus menyediakan akses ke konten digital, baik berupa perpustakaan digital,
platform pembelajaran online, atau sumber daya digital lainnya.
e. Peralatan Audiovisual:
Penggunaan peralatan audiovisual yang canggih, seperti proyektor interaktif, layar
sentuh, dan peralatan konferensi video, perlu diperhitungkan.
f. Teknologi Pemantauan dan Keamanan:

19
Untuk memastikan keamanan data dan kenyamanan siswa, perlu ada teknologi
pemantauan dan sistem keamanan yang sesuai.
g. Ruang Kolaboratif:
Ruang kolaboratif yang mendukung kerja tim, diskusi, dan proyek kolaboratif adalah
penting dalam pendidikan berbasis Society 5.0.
h. Laboratorium Teknologi:
Laboratorium khusus untuk eksperimen dan pengembangan teknologi harus
disediakan, terutama dalam pendidikan tinggi.
i. Peralatan Khusus untuk Pendidikan STEM:
Laboratorium dan peralatan khusus untuk pendidikan STEM (Sains, Teknologi,
Rekayasa, dan Matematika) adalah penting dalam mempersiapkan siswa dengan
keterampilan yang relevan.
j. Pusat Inovasi dan Penelitian:
Pusat inovasi dan penelitian yang dilengkapi dengan teknologi canggih
memungkinkan pengembangan teknologi dan penelitian ilmiah.
k. Ruang Karir dan Kewirausahaan:
Fasilitas yang mendukung pengembangan keterampilan kewirausahaan, seperti
inkubator bisnis atau ruang kerja bersama (coworking space), dapat membantu siswa
mengembangkan inisiatif bisnis.
l. `Perpustakaan Digital:
Perpustakaan digital yang menyediakan akses ke beragam sumber daya online, e-
book, dan jurnal ilmiah adalah komponen penting dari prasarana pendidikan.
m. Fasilitas yang Mendukung Keterampilan Praktis:
Fasilitas seperti ruang kerja kayu, laboratorium seni, dan ruang demonstrasi praktis
harus disediakan untuk mengembangkan keterampilan praktis dan seni.
n. Fasilitas Ruang Virtual:
Penggunaan ruang virtual dan realitas virtual (VR) untuk pembelajaran jarak jauh
dan eksplorasi dunia maya dapat menjadi bagian dari infrastruktur.
o. Fasilitas Lingkungan Berkelanjutan:
Sarana yang ramah lingkungan dan berkelanjutan perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan siswa untuk isu keberlanjutan dalam era Society 5.0.
p. Dukungan dan Pelatihan:
Fasilitas harus dilengkapi dengan personel yang terlatih untuk mendukung
penggunaan teknologi dan sarana pendidikan yang canggih.
Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan era Society 5.0
adalah penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang memadai dan
berkesinambungan. Hal ini akan membantu siswa dan pendidik dalam memanfaatkan

20
teknologi dan inovasi dalam proses pendidikan mereka serta mempersiapkan generasi
masa depan yang siap menghadapi tantangan dan peluang di dunia yang terus berubah.

6. Pendanaan

Pendanaan dalam manajemen pendidikan pada era Society 5.0 menjadi kunci dalam
mendukung perubahan yang diperlukan untuk mempersiapkan peserta didik untuk
tuntutan dan peluang dalam dunia yang semakin terkoneksi dan berbasis teknologi.
Berikut adalah beberapa aspek penting pendanaan dalam manajemen pendidikan pada era
Society 5.0:
a. Investasi dalam Teknologi Pendidikan:
Pendanaan harus dialokasikan untuk pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak
teknologi pendidikan, infrastruktur jaringan, dan platform pembelajaran online yang
mendukung pembelajaran berbasis teknologi.
b. Pelatihan dan Pengembangan Pendidik:
Sumber daya harus dialokasikan untuk pelatihan dan pengembangan pendidik agar
mereka dapat menguasai keterampilan digital dan metodologi pembelajaran yang
sesuai dengan Society 5.0.
c. Kurikulum yang Relevan:
Pendanaan harus digunakan untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dengan
tuntutan era Society 5.0, termasuk memperbarui materi pelajaran, mengintegrasikan
teknologi, dan mengembangkan kurikulum interdisipliner.
d. Akses Internet dan Infrastruktur Teknologi:
Memastikan akses internet yang cepat dan perangkat teknologi yang memadai adalah
prioritas. Ini melibatkan investasi dalam infrastruktur jaringan dan pemeliharaan
perangkat keras.
e. Bantuan Keuangan untuk Peserta Didik:
Untuk memastikan inklusi dan aksesibilitas, dana harus dialokasikan untuk bantuan
keuangan bagi peserta didik dalam hal perangkat, akses internet, dan biaya
pendidikan.
f. Pengembangan Sumber Daya Manusia:
Investasi harus dilakukan dalam pengembangan sumber daya manusia, termasuk
pelatihan dan pengembangan staf administrasi dan pendidik dalam teknologi dan
manajemen pendidikan yang efisien.
g. Penelitian dan Pengembangan:
Dana penelitian dan pengembangan harus tersedia untuk mendukung inovasi dalam
pendidikan, seperti pengembangan metode pembelajaran yang inovatif dan teknologi
pendidikan baru.
h. Dukungan untuk Pendidikan Inklusif:

21
Dukungan keuangan harus dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
inklusif, termasuk peserta didik dengan kebutuhan khusus.
i. Pendidikan Lingkungan dan Berkelanjutan:
Investasi dalam program pendidikan yang mempromosikan kesadaran lingkungan
dan berkelanjutan harus diperhatikan sebagai respons terhadap isu-isu global.
j. Peningkatan Keamanan dan Privasi Data:
Memastikan keamanan data dan privasi peserta didik adalah penting dalam era
digital. Pendanaan harus digunakan untuk mengembangkan sistem yang memadai.
k. Pengembangan Infrastruktur Fisik:
Perbaikan dan pengembangan fasilitas fisik seperti laboratorium, perpustakaan,
ruang kelas berbasis teknologi, dan lingkungan berkelanjutan.
l. Evaluasi dan Pengukuran:
Pendanaan harus dialokasikan untuk pengembangan sistem evaluasi dan pengukuran
yang efisien untuk memantau kemajuan siswa, keberhasilan program, dan kinerja
pendidik.
m. Kemitraan dan Sumber Pendanaan Alternatif:
Memanfaatkan kemitraan dengan sektor swasta, lembaga donor, dan sumber
pendanaan alternatif lainnya untuk mengatasi kekurangan dana.
Pendanaan dalam manajemen pendidikan pada era Society 5.0 harus mencerminkan
kebutuhan untuk mengembangkan infrastruktur teknologi, meningkatkan kompetensi
pendidik dan staf, dan mengembangkan program pendidikan yang relevan dengan
tuntutan era ini. Ini merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber
daya manusia yang kompeten dan siap menghadapi tantangan masa depan.

7. Pengelolaan pendidikan

Pengelolaan pendidikan dalam era Society 5.0 adalah tugas yang kompleks dan menuntut
fleksibilitas serta adaptasi terhadap perubahan dalam dunia pendidikan yang semakin
terkoneksi dan berbasis teknologi. Berikut adalah beberapa prinsip dan aspek penting
dalam pengelolaan pendidikan dalam era Society 5.0:
a. Kepemimpinan Visioner:
Kepemimpinan di bidang pendidikan harus memiliki visi yang kuat tentang
bagaimana teknologi dan inovasi dapat memperbaiki proses pembelajaran. Mereka
harus mendorong perubahan dan berinovasi dalam pengelolaan sekolah atau institusi
pendidikan.
b. Pengintegrasian Teknologi:
Pengelolaan pendidikan harus fokus pada integrasi teknologi dalam kurikulum,
evaluasi, dan administrasi. Ini mencakup pengembangan platform pembelajaran
online, manajemen data, dan alat analitik untuk mengoptimalkan pengalaman belajar.

22
c. Perencanaan Strategis:
Perencanaan strategis yang cermat adalah kunci dalam mengelola pendidikan di era
Society 5.0. Ini melibatkan pengembangan tujuan jangka panjang dan rencana
tindakan yang fleksibel untuk mencapainya.
d. Pendidikan Keterampilan Manajemen:
Kepemimpinan dan staf administrasi perlu dilengkapi dengan keterampilan
manajemen yang mencakup manajemen proyek, manajemen sumber daya manusia,
keuangan, dan teknologi. Pengelolaan pendidikan dalam era Society 5.0
mengharuskan pemimpin dan staf administrasi untuk menjadi agen perubahan yang
dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan pendidikan yang
berubah. Ini juga melibatkan penerapan kebijakan yang mempromosikan inklusi,
keamanan, dan efisiensi dalam pendidikan.

8. Peran serta masyarakat dalam pendidikan

Peran serta masyarakat dalam pendidikan sangat penting dalam era Society 5.0, yang
ditandai oleh konektivitas dan integrasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat dapat berperan dalam berbagai cara untuk mendukung pembelajaran yang
lebih baik dan relevan. Berikut adalah beberapa peran serta masyarakat dalam pendidikan
pada era Society 5.0:
a. Mendorong Keterlibatan Orang Tua:
Orang tua memainkan peran kunci dalam pendidikan anak-anak mereka. Mereka
dapat mendukung pembelajaran dengan mengawasi tugas, berpartisipasi dalam
kegiatan sekolah, dan berkomunikasi dengan guru.
b. Kemitraan dengan Sekolah:
Sekolah dapat bekerja sama dengan masyarakat dan bisnis setempat untuk
menciptakan program-program pendidikan yang bermanfaat bagi siswa. Kemitraan
ini dapat mencakup magang, kunjungan ke perusahaan, dan dukungan finansial.
c. Mendorong Pendidikan Berbasis Komunitas:
Masyarakat dapat menjadi sumber daya untuk pendidikan berbasis komunitas yang
menekankan pengalaman praktis dan pembelajaran kolaboratif dalam konteks lokal.
d. Pengawasan Isu Keamanan Digital:
Dalam era digital, masyarakat dapat membantu mendidik siswa tentang penggunaan
yang aman dan etis dari teknologi serta melindungi mereka dari potensi risiko
keamanan digital.
e. Dukungan untuk Pendidikan Inklusif:
Masyarakat dapat mendukung pendidikan inklusif dengan memastikan bahwa semua
siswa, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus, memiliki akses dan dukungan
yang diperlukan.

23
f. Membangun Literasi Digital:
Masyarakat dapat membantu membangun literasi digital dengan memberikan
pelatihan dan dukungan kepada siswa dan pendidik dalam menggunakan teknologi
dengan bijak.
g. Menyediakan Sumber Daya Tambahan:
Masyarakat dapat menyumbangkan buku, perangkat, atau sumber daya lainnya yang
mendukung pembelajaran di sekolah atau institusi pendidikan.

h. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan:


Masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan sekolah atau
pendidikan. Ini termasuk menghadiri pertemuan orang tua-guru, komite sekolah, dan
mengemukakan masukan tentang perubahan yang dibutuhkan.
i. Mendukung Pendidikan Kewirausahaan:
Masyarakat dapat memberikan pelatihan dan dukungan kepada siswa yang ingin
memulai bisnis atau mengembangkan keterampilan kewirausahaan.
j. Membangun Rasa Kepemilikan Terhadap Pendidikan:
Masyarakat dapat membantu siswa merasa memiliki pendidikan mereka dengan
memberikan dorongan dan dukungan positif.
k. Dukungan Keuangan:
Masyarakat dan individu dapat memberikan dukungan keuangan dalam bentuk
beasiswa, bantuan keuangan, atau menyumbangkan sumber daya untuk proyek
pendidikan.
l. Pengembangan Program Pendampingan:
Program mentoring atau tutoran oleh anggota masyarakat yang berpengalaman dapat
membantu siswa dalam meraih kesuksesan akademik dan karir.
Masyarakat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan
yang inklusif, inovatif, dan berdaya guna dalam era Society 5.0. Masyarakat yang
mendukung pendidikan dapat berkontribusi pada perkembangan peserta didik dan
mempersiapkan mereka untuk tuntutan dan peluang dalam dunia yang terus berubah.

9. Dewan pendidikan dan komite sekolah

Dewan pendidikan dan komite sekolah tetap memegang peran penting dalam pengelolaan
pendidikan dalam era Society 5.0. Namun, peran mereka juga beradaptasi dengan
perubahan dalam pendidikan yang semakin terkoneksi dan berbasis teknologi. Berikut
adalah bagaimana dewan pendidikan dan komite sekolah dapat berperan dalam era
Society 5.0:
a. Dewan Pendidikan:
 Perumusan Kebijakan dan Rencana Strategis:

24
Dewan pendidikan harus merumuskan kebijakan dan rencana strategis yang
mendukung pengintegrasian teknologi dalam pendidikan. Mereka perlu
memahami potensi teknologi untuk meningkatkan pembelajaran.
 Pemantauan dan Evaluasi:
Dewan pendidikan harus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
teknologi dan proyek-proyek pendidikan yang berkaitan dengan Society 5.0. Ini
mencakup evaluasi dampak teknologi pada hasil belajar siswa.
 Mengatur Keuangan:
Dewan pendidikan bertanggung jawab atas alokasi dana untuk teknologi
pendidikan, infrastruktur, pelatihan staf, dan sumber daya lain yang dibutuhkan
untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi.

 Mendorong Inovasi:
Dewan pendidikan dapat mendorong inovasi dalam kurikulum dan metode
pembelajaran dengan mendukung pengembangan dan implementasi teknologi
yang relevan.
 Kemitraan dengan Komunitas:
Dewan pendidikan dapat membantu menciptakan kemitraan dengan komunitas
lokal, lembaga bisnis, dan lembaga pendukung untuk mendukung pendidikan
teknologi yang berkualitas.
 Keamanan dan Etika:
Dewan pendidikan harus merumuskan kebijakan keamanan dan etika yang
berhubungan dengan penggunaan teknologi dalam pendidikan untuk melindungi
siswa dan staf dari risiko dan masalah etika.
b. Komite Sekolah:
 Partisipasi dalam Perencanaan Kurikulum:
Komite sekolah dapat berpartisipasi dalam perencanaan dan pengembangan
kurikulum yang mencakup teknologi pendidikan, pengintegrasian STEM, dan
keterampilan digital.
 Evaluasi dan Seleksi Teknologi Pendidikan:
Komite sekolah dapat membantu dalam proses evaluasi dan pemilihan perangkat
keras, perangkat lunak, dan sumber daya teknologi yang cocok untuk sekolah
mereka.
 Kemitraan dengan Orang Tua dan Masyarakat:
Komite sekolah dapat menjadi jembatan antara sekolah, orang tua, dan
masyarakat dalam hal pengembangan program pendidikan yang relevan.
 Pendukung Pendidikan Inklusif:

25
Komite sekolah harus memastikan bahwa teknologi yang diperkenalkan dalam
pendidikan dapat digunakan untuk mendukung siswa dengan kebutuhan khusus.
 Advokasi Teknologi Pendidikan:
Komite sekolah dapat menjadi penggiat teknologi pendidikan dengan
mempromosikan manfaat dan pentingnya pengintegrasian teknologi dalam
pendidikan.
 Pemantauan Pelaksanaan Teknologi:
Komite sekolah dapat memantau bagaimana teknologi digunakan dalam
pengajaran sehari-hari dan memberikan umpan balik tentang efektivitasnya.
 Peran Dalam Pelatihan:
Komite sekolah dapat berperan dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan staf
dan membantu dalam menyelenggarakan pelatihan yang relevan.
Dewan pendidikan dan komite sekolah memainkan peran kunci dalam mengarahkan
perubahan dan inovasi dalam pendidikan dalam era Society 5.0. Mereka harus memahami
implikasi teknologi dalam pembelajaran dan berkolaborasi dengan para pemangku
kepentingan untuk mencapai tujuan pendidikan yang relevan dan efektif.
D. Tantangan dan hambatan Indonesia dalam menghadapi disrupsi teknologi pada
manajemen pendidikan di era Society 5.0.
Indonesia telah mengambil langkah-langkah positif dalam mengintegrasikan
teknologi dalam manajemen pendidikan, terutama untuk mengatasi tantangan pendidikan
selama masa pandemi dan meningkatkan akses pendidikan berkualitas. Namun, perlu kerja
keras berkelanjutan untuk memastikan bahwa manfaat teknologi pendidikan dapat dirasakan
secara merata di seluruh negeri dan bahwa penggunaannya selaras dengan tujuan pendidikan
nasional.
Indonesia menghadapi beberapa tantangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK). Beberapa tantangan ini meliputi:
1. Kurangnya Investasi: Indonesia mengalami kurangnya investasi dalam penelitian dan
pengembangan/ Resource & Development (R&D). Anggaran R&D di Indonesia masih
tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara maju, sehingga hal ini dapat
menghambat perkembangan IPTEK.
2. Sumber Daya Manusia: Meskipun Indonesia memiliki banyak lulusan sarjana dan
pascasarjana, masih ada kurangnya tenaga peneliti yang berkualitas. Dibutuhkan upaya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan bagi ilmuwan dan peneliti.
3. Infrastruktur R&D: Infrastruktur penelitian dan pengembangan di Indonesia perlu
ditingkatkan. Banyak lembaga penelitian dan laboratorium masih kurang modern dan
terbatas dalam hal peralatan dan fasilitas.

26
4. Transfer Teknologi: Meskipun banyak penelitian berkualitas di Indonesia, seringkali sulit
untuk mentransfer hasil-hasil penelitian tersebut ke dunia industri. Diperlukan kerja sama
yang lebih erat antara sektor publik dan swasta untuk mempercepat transfer teknologi.
5. Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang
perlu dilestarikan. Tantangan di sini adalah bagaimana menggabungkan pengembangan
teknologi dengan keberlanjutan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang
bijak.
6. Pembangunan Wilayah: Indonesia memiliki sebaran wilayah yang sangat luas, termasuk
pulau-pulau terpencil. Ini menjadi tantangan dalam menyediakan akses IPTEK yang
merata ke seluruh negeri.
7. Pengelolaan Data: Dengan berkembangnya teknologi digital, pengelolaan data menjadi
semakin penting. Indonesia perlu meningkatkan kemampuan pengelolaan data dan
keamanan siber.
8. Keterlibatan Masyarakat: Untuk memajukan IPTEK, perlu melibatkan masyarakat secara
lebih aktif dan mendalam. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
IPTEK perlu ditingkatkan.
9. Kebijakan dan Regulasi: Perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah yang
berkelanjutan diperlukan untuk memberikan dukungan yang memadai bagi
pengembangan IPTEK.
10. Tantangan Revolusi 4.0 dan kemungkinan akan terjadi di society 5.0 adalah peran akhlak
dan kepribadian manusia. Banyaknya peran teknologi yang notabene no-sense( tak
berperasaan) akan mempengaruhi cara pandang dan cara hidup manusia yang cenderung
melupakan nilai-nilai kebaikan. Pragmatisme dan sikap hedonism akibat dimanjakan oleh
teknologi akan semakin memapar tiap individu manusia. Dalam dunia pendidikan,
misalnya penghormatan terhadap guru akan menurun karena sang guru sudah tidak
sehebat google lagi. Paradigma guru harus digugu dan ditiru, akan berubah menjadi yang
harus digusur dan dirumahkan.

E. Solusi untuk mengatasi hambatan implementasi disrupsi teknologi pada manajemen


pendidikan di era Society 5.0.
Setelah mengetahui dampak dan tantangan di era disrupsi teknologi, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan, diantaranya adalah:
1. Mengadopsi Teknologi Digital
Guna menunjang performa bisnis dan menghemat waktu, perusahaan harus mengadopsi
teknologi digital. Adapun beberapa teknologi yang dapat diterapkan antara lain, yaitu
robot, big data, dan sejumlah tools marketing. Selain itu, perusahaan juga harus memahami
strategi pemasaran digital untuk dapat mengembangkan bisnis.
2. Melakukan Inovasi

27
Berinovasi adalah langkah selanjutnya dalam menghadapi era disrupsi teknologi. Seperti
yang kita tahu, inovasi merupakan kunci sukses dalam mempertahankan pasar. Namun
tentunya, perusahaan harus konsisten melakukan riset dan inovasi untuk mengikuti
perubahan pasar yang terus berubah dari waktu ke waktu.
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Tips terakhir dan tidak kalah penting dalam menghadapi disrupsi teknologi adalah
perusahaan perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia mereka. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan karyawan dalam beradaptasi dengan teknologi baru dan menghadapi
kompetitor yang lebih unggul.
Melalui pembangunan infrastruktur.
Pemerintah harus bekerja untuk meningkatkan pemeraytaan pembangunan dan
konektivitas internet di seluruh tanah air, seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini
tidak semua daerah memiliki akses internet.
4. Dari segi sumber daya manusia, mereka yang bertugas sebagai guru harus memiliki literasi
digital dan kemampuan berpikir kreatif. Menurut Zulkifar Alimuddin, Direktur Hafecs
(Highly Functioning Education Consulting Services), instruktur harus lebih imajinatif dan
aktif di dalam kelas die ra society 5.0.
5. Pemerintah harus mampu mengkoordinasikan pendidikan dan industri agara lulusan
perguruan tinggi dan sekolah dapat bekerja sesuai dengan disiplin ilmunya dan sesuai
standar yang dibutuhkan industri sehingga mengurangi pengangguran di Indonesia.
6. Memasukkan teknologi ke dalam kegiatan belajar mengajar.
7. Perlu pendidikan karakter untuk membentuk profil pelajar pancasila yang terdiri dari
Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkebhinekaan Global, Mandiri,
Bergotong Royong, Bernalar Kritis dan Kreatif.
8. Tantangan-tantangan ini memerlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, sektor swasta,
perguruan tinggi, dan masyarakat untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, khususnya dalam manajemen
pendidikan di Indonesia.

28
BAB IV
KESIMPULAN

Disrupsi teknologi di era Society 5.0 pada manajemen pendidikan adalah perubahan
mendasar dalam cara kita belajar dan mengajar. Transformasi metode pengajaran, efisiensi
pengelolaan sekolah, serta tantangan dan peluang yang muncul adalah aspek-aspek penting yang
perlu dipahami dan dikelola dengan bijak oleh para pemangku kepentingan pendidikan.
Dalam era disrupsi teknologi ini, ada tantangan dan peluang yang harus diatasi oleh
pendidikan. Tantangan ini berupa kesenjangan akses terhadap teknologi di antara siswa,
kekhawatiran tentang privasi data siswa, dan potensi kecanduan teknologi. Namun, peluangnya
juga sangat besar. Pendidikan dapat menjadi lebih inklusif melalui teknologi dengan menyediakan
akses ke pendidikan bagi siswa dengan berbagai kebutuhan. Kurikulum dapat disesuaikan dengan
lebih baik dengan gaya belajar individu. Terlebih lagi, teknologi memungkinkan kita untuk
menghadirkan pembelajaran ke tempat-tempat yang sebelumnya sulit diakses, bahkan melintasi
batasan geografis.
Menghadapi dampak disrupsi teknologi, penting bagi pemerintah, sekolah, dan pendidik
untuk berinvestasi dalam infrastruktur teknologi, memberikan pelatihan kepada guru, dan
merancang kebijakan yang relevan dengan perkembangan teknologi dan pendidikan. Era Society
5.0 adalah peluang untuk memajukan pendidikan, namun juga membutuhkan pemahaman yang
mendalam tentang cara menghadapinya dengan sukses.
Kesiapan Indonesia menghadapi Disrupsi Teknologi Dalam Manajemen Pendidikan Pada
Era Society 5.0 adalah menggunakan teknologi dalam manajemen pendidikan di Indonesia yaitu
1. Penggunaan Platform E-Learning.
2. Kebijakan Pemerintah Indonesia telah mendukung program Merdeka Belajar (MBKM)
misalnya PMM
3. Peningkatan Akses Internet untuk mengakses pembelajaran online dan sumber daya pendidikan
digital.
4. Pengembangan Aplikasi Pendidikan misalnya Ruang guru, Quipper, dan sebagainya.
5. Pelatihan Guru dalam Penggunaan Teknologi.
6. Pembelajaran Berbasis Data untuk membuat keputusan yang lebih baik.
7. Akses dan Infrastruktur perlu ditingkatkan agar merata ke teknologi pendidikan.
8. Kualitas Konten Di gital yang baik dan sesuai dengan kurikulum nasional.
9. Penggunaan berbagai aplikasi E-Government yang digunakan dalam manajemen sekolah dan
pendidikan, seperti aplikasi E-Presensi Sinaga Prov Jateng untuk presensi ASN P3K Guru dan
Karyawan, E-File untuk management file kepegawaian, E-Raport untuk mengolah dan
menerbitkan raport siswa, E-Kinerja digunakan untuk membuat Rancangan Sasaran Kerja
Pegawai (SKP), dan masih banyak aplikasi lain yang digunakan untuk memanajemen data, yang
berimbas pada pengembangan sekolah dan kependidikan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Deding Ishak, Education Development in Indonesia Towards a New Era of Society 5.0

Hendra Fridolin Ananda Sudater. Mengenal Revolusi Industri 5.0

Hoy, Wayne K. dan Miskel, Cecil G. 2014. Administrasi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothi A. 2015.Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat

Soegeng, A.Y dan Abdullah, Ghufron. 2016. Landasan Kependidikan Jilid 1. Semarang:
UPGRIS Press

Soegeng, A.Y. 2020. Kapita Selekta Landasan Kependidikan. Yogyakarta: Magnum Pustaka
Utama

https://bimawa.uad.ac.id/wp-content/uploads/Paper-Seminar-Nasional-10.pdf), 23 Oktober
2023: 19.20

https://fe.unj.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/03a.-Paparan-Rektor-UNJ_Seminar-Nasional-
ttg-Merdeka-Belajar-di-Pasca-UNJ_10032020_Revisi.pdf)

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/05/19/disrupsi-teknologi-adalah, diakses pada 28


Oktober 2023

https://www.researchgate.net/publication/316100289 Manajemen Pendidikan Book · February


2017 Muhammad Kristiawan:Universitas Bengkulu

https://stai-yapataaljawami.ac.id/2023/07/22/mengenal-society-5-0-dan-dampaknya-bagi-
pendidikan/

30

Anda mungkin juga menyukai