Anda di halaman 1dari 113

MAKALAH

PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dasar-dasar Teknologi Pembelajaran


Dosen Pengampu :
Dra.Eldarni M.Pd

Disusun Oleh :
M.Abid Ihsan Ozzy
23004140

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


DEPARTEMEN KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah


menganugerahkan berbagai kenikmatan seperti kesehatan dan kenikmatan berfikir serta
keluasan wawasan sehingga dengan nikmat-Nya lah penulis mampu menyelesaikan
proyek akhir ini.Shalawat dan salam kepada pejuang Islam yakni nabi Muhammad SAW
yang telah memimbing umatnya dari zaman yang penuh dengan kegelapan ke zaman
yang sangat terang benderang, sehingga menjadi manusia yang berilmu dan berakhlakul
karimah.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang membimbing kami
Dra.Eldarni M.Pd dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman teman yang telah memberi kontribusi yang baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami dapat ,menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.

Tentunya kami berharap makalah ini akan membantu pengetahuan dan


pemahaman kita. Walaupun makalah ini masih belum sempurna. Kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan yang ada
pada makalah berikutnya.

Padang, Desember 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... II


DAFTAR ISI ................................................................................................................. III
BAB I ............................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN........................................................................................................... 2
1.Latar Belakang .......................................................................................................... 2
2.Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
3.Tujuan ...................................................................................................................... 3
4.Manfaat .................................................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 4
A.Sistem Pembelajaran Jarak Jauh ............................................................................... 4
B.Belajar Menggunakan Modul ................................................................................... 5
C.Radio Pendidikan ................................................................................................... 13
D.Televisi Pendidikan ................................................................................................ 15
E.Pendekatan Keterampilan Proses ............................................................................ 20
F.Pembelajaran Berbasis Komputer ............................................................................ 21
G.Jenis-Jenis dan Contoh Media Pembelajaran Berbasis Komputer ........................... 23
BAB III ......................................................................................................................... 26
PENUTUP .................................................................................................................... 26
Kesimpulan ............................................................................................................... 26
Saran ......................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 28

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Saat ini, perubahan tren teknologi yang cepat telah mempengaruhi pendidikan di
Indonesia, seperti pergeseran proses belajar mengajar dari model konvensional menjadi
pendidikan terbuka. Fenomena ini menyadarkan pemerintah Indonesia bahwa integrasi
teknologi dalam program pendidikan dapat berperan besar untuk menerbitkan warga yang
kuat menghadapi persaingan global.Rencana dan pengembangan teknologi pendidikan
terdapat dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 36 yang menyatakan salah satu
ketentuan dalam desain kurikulum wajib melihat pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Masih banyak lagi konstitusi nasional Indonesia yang mengatur
tentang penerapan teknologi untuk kepentingan pendidikan.
Misalnya, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No 28 2017 bab 6B yang menjelaskan tentang ketentuan dalam pengembangan teknologi
untuk keperluan pembelajaran. Sebagai negara kepulauan terbesar di ASEAN, masalah
utama bagi pendidikan Indonesia adalah ketimpangan akses pendidikan, terutama di
daerah terpencil dan perbatasan. Mempertimbangkan masalah ini, Pemerintah Indonesia
telah memperkenalkan program pendidikan yang terkenal melalui siaran televisi yang
dikenal sebagai TV Edukasi (TV-E) yang ditayangkan pada bulan Oktober 2004.
Program ini bertujuan untuk mendukung pemerataan akses pendidikan, peningkatan
kualitas pendidikan, dan dukungan wajib belajar 9 tahun.178 Pada tahun yang sama,
program nasional IGOS (Indonesia Go Open Source) dirilis ke publik yang diprakarsai 5
kementerian Indonesia, yaitu: Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian
dari Nasional Pendidikan, dan Aparatur Kementerian Negara.Program ini bertujuan untuk
menghemat anggaran dan merangsang lembaga pendidikan untuk menggunakan akses
terbuka dalam mempromosikan sumber terbuka untuk mengakses materi pembelajaran.
Belakangan ini, pendidikan di Indonesia menekankan tren global abad ke-21 yang
mengintegrasikan semua kegiatan pendidikan dengan menggunakan internet. Hal ini
ditunjukkan dengan Ujian Nasional yang dilakukan melalui computer-based test (CBT)
pada tahun 2014.

1
Namun, pemerataan distribusi fasilitas adalah menjadi kendala bagi pemerintah untuk
melakukan pembelajaran melalui internet. Berdasarkan data survei tentang kondisi
sekolah di Indonesia, ada sekitar 118.000 sekolah (dari 208.000 sekolah) memiliki akses
ke internet pada tahun 2015,artinya ada sekitar 90.000 sekolah yang belum memiliki akses
internet.Anehnya, masih ada 17.000 sekolah yang mengalami kekurangan listrik terutama
di daerah terpencil dan perbatasan daerah. Untukmenanggapi masalah ini, Kementerian
Pendidikan Republik Indonesia dan Kementerian Komunikasi & Informasi telah
berkolaborasi untuk mengembangkan layanan TIK yang dikenal sebagai Universal
ServiceObligation (USO).
Program ini didanai untuk beberapa proyek seperti proyek Palapa Ring, 3GBTS di daerah
terpencil dan perbatasan, akses broadband untuk pendidikan, pertanian, dan layanan
kesehatan. Perkembangan jaringan broadband nasional yang masif menunjukkan
kecenderungan internet pengguna di Indonesia. Berdasarkan data survei yang dilakukan
oleh Asosiasi Internet Indonesia (APJII) di Indonesia 2018 menunjukkan sekitar 171 juta
penduduk (dari 264 juta) terhubung ke internet. Nomor pengguna ini meningkat sekitar
10 persen sejak tahun 2017 dimana pengguna internet hanya 54,86%.181
Selain itu, upaya pemerintah untuk mengembangkan akses internet di Indonesia
berdampak positif bagi perkembangan pendidikan rintisan. Sebagian besar platform start-
up pendidikan di Indonesia mempromosikan Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS),
misalnya Ruangguru dan Quipper School. Kedua platform mengubah pengajaran dan
proses pembelajaran lebih efektif dan efisien, dengan menyediakan video tutorial
pembelajaran, pembelajaran privat, uji coba ujian online.Perkembangan TIK di Indonesia
khususnya di bidang Pendidikan menjadi salah satu upaya untuk mencapai visi Indonesia
2025, yang bertujuan untuk membangun konektivitas yang kuat di seluruh negeri untuk
menciptakan pemerataan pembangunan ekonomi dan infrastruktur.
2.Rumusan Masalah
1 Bagaimana sistem pembelajaran jarak jauh?
2 Bagaimana belajar menggunakan modul?
3 Bagaimana radio pendidikan?
4 Bagaimana televisi pendidikan?
5 Bagaimana pendekatan keterampilan proses ?
6 Bagaimana cara belajar siswa aktif ?
7 Bagaimana pembelajaran berbasis komputer ?

2
8 Bagaimana pembelajaran online learning ?
3.Tujuan
1. Mengetahui sistem pembelajaran jarak jauh
2. Mengetahui belajar menggunakan modul
3. Mengetahui radio pendidikan
4. Mengetahui televisi pendidikan
5. Mengetahui pendekatan keterampilan proses
6. Mengetahui pembelajaran berbasis komputer
7. Mengetahui pembelajaran online learning
4.Manfaat
1.Bagi penulis
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki khususnya mengenaipenerapan tp di indonesia.
2.Bagi pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan mengenai
penerapan tp di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.Sistem Pembelajaran Jarak Jauh


Istilah pembelajaran daring sistem pembelajaran jarak jauh itu merupakan salah satu
bentuk penerapan dari teknologi pendidikan untuk memberikan alternatif belajar bagi
banyak orang, dengan sistem belajar jarak jauh semua orang bisa belajar dimanapun
kapanpun dan dengan siapapun jika belajar dalam konteks konvensional itu belajar harus
datang ke ruang kelas. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh kita bisa belajar selagi kita
memiliki bahan ajar pendukung. Awal mulanya penerapan sistem pembelajaran jarak jauh
di Indonesia lebih cenderung menggunakan bahan cetak yang dikirimkan kepada peserta
didik atau pembelajar. Bahan tersebut sudah dibagi menjadi satuan-satuan terkecil untuk
mereka bisa menyelesaikan tujuan-tujuan pembelajaran. Contoh penerapan sistem
pembelajaran jarak jauh yang diterapkan misalnya yang diselenggarakan oleh UT atau
universitas terbuka mereka menyelenggarakan proses perkuliahan tanpa pendidik dan
peserta didik bertemu di ruangan yang sama penerapan sistem pembelajaran jarak jauh
selain yang diterapkan oleh UT sebagai Universitas Terbuka juga bisa kita dapati misalnya
pada SMP terbuka SMA terbuka ataupun SD kecil.
Jadi sekarang sistem pembelajaran jarak jauh ini tidak terhukum oleh pengiriman bahan
belajar cetak tetapi juga sudah berubah versi menjadi multimedia dan menggunakan
jaringan jadi sejak munculnya internet di Indonesia. Pembelajaran jarak jauh sudah bisa
diselenggarakan menggunakan jaringan seperti yang kita jalani dari bulan Maret sejak
covid muncul itu adalah salah satu bentuk sistem pembelajaran jarak jauh Kita bisa belajar
dari mana saja sedangkan dosen juga berada di tempat yang berbeda jadi penerapan sistem
pembelajaran jarak jauh di Indonesia saat sekarang tidak berhukum kepada Sleman bahan
ajar cetak berupa modul modul-modul cetak yang dikirimkan kepada pembelajar saat
sekarang sistem pembelajaran jarak jauh Sudah difasilitasi dengan pemanfaatan internet
,artinya semua bahan belajar sudah bisa dikirimkan dalam bentuk multimedia sudah
dikirimkan multimedia e-book dan model-model lainnya. Untuk membantu pencapaian
tujuan pembelajaran artinya sampai saat sekarang dari awal mula teknologi pendidikan
sistem pembelajaran jarak jauh masih relevan untuk memberikan alternatif belajar bagi
banyak orang.
Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah kegiatan pendidikan formal antara peserta
didik dan pengajar yang berada di lokasi berbeda dan diajarkan dari jarak jauh tanpa ruang

4
kelas secara fisik. PJJ dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media, baik media
cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio, dan
televisi).
B.Belajar Menggunakan Modul
Modul-modul pembelajaran ini adalah bahan pembelajaran yang khusus undangan
komponen-komponen penyusun modul yang dibagi menjadi bagian- bagian terkecil untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Seperti halnya pada sistem pembelajaran jarak jauh di awal
penerapannya di Indonesia mengirimkan modul- modul cetak ini melalui pos kepada
pembelajar. Tapi saat sekarang modul-modul itu sudah bisa dikirimkan melalui SMS
menggunakan jaringan sampai dengan waktu yang tidak terlalu berbeda artinya pembelajar
dapat segera mendapatkan bahan ajar selagi mereka memiliki jaringan internet. Modul-
modul pembelajaran ini dirancang untuk pembelajar belajar mandiri jadi dengan komponen
penyusun pada sebuah modul itu sangat mungkin sekali seseorang itu belajar individu
misalnya di dalam Modul itu dicantumkan tujuan pembelajaran ada materi ada evaluasi ada
referensi dan ada kunci dari evaluation dilaksanakan artinya dengan evaluasi yang
disajikan itu dengan dibantu dengan kunci-kunci yang ada setiap individu bisa mengukur
keberhasilannya terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tertentu jika sebelumnya modul
ini dikirimkan melalui cetak sekarang modul itu sudah bisa kita temui pada LMS atau
learning management System yang biasanya kita ikuti dalam proses pembelajaran itu juga
bisa kita kelompokkan menjadi modul-modul pembelajaran Karena untuk setiap pertemuan
untuk setiap topik atau setiap pokok bahasan kita dipandu secara bertahap sehingga di
bagian akhir dari topik itu kita diberikan atas evaluasi evaluasi formatif berupa tes Quiz
ataupun essay untuk mengukur Seperti apa ketercapaian kita terhadap materi yang kita
pelajari.
a.) Arti dan Karakteristik Modul
Modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran.
Dengan modul siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar
secara individual. Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran
berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas materi belajarnya. Dengan modul siswa
dapat mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana
saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan modul
juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu. Akan tetapi
keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan

5
dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan
metode lain.
Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai berikut:

1). Bersifat self-instructional. Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang


memuat satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan
dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam
penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
2).Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual Pembelajaran melalui modul sangat
sesuai untuk menanggapi perbedaan individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun
untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui
modul, siswa diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
3).Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit. Tiap-tiap
modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik dan eksplisit.
Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul, guru, dan bagi
siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk menentukan media dan
kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan
itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka
tentang apa yang diharapkan.
4).Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan Proses asosiasi terjadi karena dengan
modul siswa dapat membaca teks dan melihat diagram- diagram darn buku modulnya.
Sedangkan struktur dan urutan maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun
mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti
urutan kegiatan belajar secara teratur.
5).Penggunaan berbagai macam media (multi media) Pembelajaran dengan modul
memungkinkan digunakannya berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan
karakteristik siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu
dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio
atau televisi.
6).Partisipasi aktif dari siswa Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan- bahan
pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan
terjadi keaktifan belajar yang tinggi.
7).Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa Respon yang diberikan siswa
mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan mendapat koreksi langsung atas
6
kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan hasil
pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan.
8).Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya Dalam pembelajaran
modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi, sehingga darn hasil evaluasi ini
dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya.
Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul
juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan patokannya. Karakteristik modul dapat
diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:
1).prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective model)
2).prinsip belajar mandiri
3).prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)
4).penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)
5).prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran
6).penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).

b.) Teknik Pengembangan Modul


Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh
karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama dengan
yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang digunakan
bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat
formal. Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut
menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menulis sendiri, pengemasan kembali informasi,
dan penataan informasi:

1.Menulis Sendiri (Starting from Scratch)


Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang
berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui
kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping
penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu
dapat diperoleh melalui analisis pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan
dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus.
7
2.Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan
informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi
karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan
berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian
disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan
keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan balik.
3.Penataan Informasi (Compilation)
Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan
yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-
lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan digunakan
secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun berdasarkan
kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan.

c.) Komponen-komponen Modul


Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata
pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan,
rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif. Kedelapan komponen tersebut
akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.

1.Tinjauan Mata Pelajaran


Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi
mata pelajaran yang mencakup:
a.Deskripsi mata pelajaran
b.Kegunaaan mata pelajaran
c.Kompetensi dasar
d.Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)
e.Petunjuk Belajar

Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus
dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan prosedur yang dilakukan. Perlu dipahami
bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada
pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata pelajaran terdiri
atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak pada modul
8
pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul
2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1.
Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran
untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran.

2.Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh karena
itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
1.Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat
2.Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul
3.Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan keterampilan
yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan
(anchoring) dari pembahasan modal itu.
4.Relevansi, yang terdiri atas: Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul
itu dengan mateni dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam
mata
5.pelajaran (cross reference) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam
pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara profesional e. Urutan butir sajian modul
(kegiatan belajar) secara logis
6.Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai
dengan baik. Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a.Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu


b.Urutan sajian yang logis
c.Mudah dicerna dan enak dibaca

3.Kegiatan Belajar
Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini
terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat
materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa,
sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu disusun secara sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran
yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini
9
diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai dengan
penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan
contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang
konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang untuk
menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen
dasar yang ada dalarn sajian materi modul.

a.Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa:
fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan,
hukum, dan masalah. Paparan tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang
berfungsi untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar
(learning experiences). Pengalaman belajar diupayakan menampilkan variasi proses yang
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman pelajaran disesuaikan
dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk mata pelajaran yang bersifat
keterampilan berbeda dengan yang bersifat pengetahuan. Prinsip dalam penyajian uraian
harus memenuhi syarat-syarat:
1)Materi harus relevan dengan esensi kompetensi
2)Materi berada dalam cakupan topik inti
3)Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan tidak kaku
4)Memperhatikan latar/setting kondisi siswa
5)Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan menantang

b.Contoh
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/mendukung
konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan pemahaman pembaca
tentang fakta/data, konsep, prinsip,generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai,prosedur/metode,
keterampilan dan masalah. Prinsip dalam penyajian contoh hendaknya:
a.Relevan dengan isi uraian
b.Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran
c.Jumlah dan jenisnya memadai d. Logis (masuk akal)
e. Sesuai dengan realitas
10
f. Bermakna

c.Latihan Latihan
adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa setelah membaca
uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan
sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan metode.
Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara aktif dan akhirnya menguasai
konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar tersebut. Latihan disajikan secara
kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-
sela uraian atau di akhir uraian. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan latihan:
a.Relevan dengan materi yang disajikan
b.Sesuai dengan kemampuan siswa
c.Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d.Bermakna (bermanfaat)
e.Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f.Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran

d.Rambu-rambu Jawaban Latihan


Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa
dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk
mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan atau
tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran.

e.Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu
modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan
proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran
siswa. Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:
a)Berisi ide pokok yang telah disajikan
b)Disajikan secara berurutan
c)Disajikan secara ringkas
d)Bersifat menyimpulkan
e)Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)
11
f)Memantapkan pemahaman pembaca
g)Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar
h)Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata- kata yang
sulit dipahami.

f.Tes Formati
Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya
berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan telah
tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa
setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes
formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan sebagai dasar untuk
melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya.
Tes formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat:
a)Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumuskan
b)Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang dikemukakan maupun
dart pilihan jawaban yang ditawarkan
c)Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting
d)Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan butir soal

g.Kunci Jawaban
Tes Formatif dan Tindak Lanjut Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di
bagian paling akhir suatu modul. Jika kegiatan
belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif
kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha
mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban
dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar
atau salah dapat dilakukan dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada
pada lembar ini.
Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan
belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi
nilai sendiri pada hasil jawabannya. Tindak lanjut Di dalam kunci jawaban tes formatif,
terdapat bagian tindak lanjut yang berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes
formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus
12
mempelajari kegiatan belajar berikutnya bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai
tingkat penguasaan 80 % dalam tes formatif yang lalu, atau mengulang kembali
mempelajari kegiatan belajar tersebut bila hasilnya masih di bawah 80 % dari skor
maksimum.

h.Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran


di Kelas Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya
menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem
pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar dari
modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Mengingat
kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan belajarnya dari hari ke
hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban makin lama makin besar.
Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit, namun jika jumlah siswa dalam
suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya
banyak maka pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih rumit. Pembelajaran dengan
sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara klasikal, maka siswa akan belajar
dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke modul berikutnya juga dapat
bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih cepat dari pada teman-temannya,
maka siswa tersebut akan memperoleh modul pengayaan untuk dipelajarinya dalam sisa
waktu yang tersedia. Kemudian setelah itu dilakukan evaluasi yang dapat dikerjakan secara
individual maupun secara klasikal.

C.Radio Pendidikan
Selanjutnya penerapan teknologi pendidikan di Indonesia seperti penggunaan radio
pendidikan sebagai alternatif belajar radio pendidikan ini berupa bahan ajar yang memiliki
format audio untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari pendidik kepada peserta didik.
penggunaan radio pendidikan sebagai alternatif belajar, memberikan beberapa keuntungan
yaitu murah dan mudah didapatkan. tetapi kelemahannya karena ini hanya berupa format
audio ini tentu orang yang memiliki gangguan pendengaran agak sulit mendapatkan pesan
yang dikirimkan melalui radio pendidikan atau mungkin peserta didik atau pembelajar
pembelajar yang dominan dengan gaya belajar visual sulit menangkap pesan-pesan yang
disampaikan melalui audio dari radio pendidikan.
Siaran radio untuk pendidikan pertama dikembangkan oleh Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi Pendidikan (Pustekkom)-Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)
13
dengan nama Diklat SRP. Diklat SRP ini merupakan Kegiatan perintisan pengembangan
dan pemanfaatan program siaran radio untuk pendidikan dan pelatihan guru-guru Sekolah
Dasar melalui Siaran Radio. Perintisan penyelenggaraan Diklat SRP ini dilakukan di
Yogyakarta dan Semarang berdasarkan rekomendasi berbagai hasil studi yang
dilaksanakan (Miarso dan Suhedi, 1984).
Menurut A. Darmanto (2005) dalam Himpunan Materi Pelatihan Bidang Radio Siaran,
kelebihan media radio pendidikan adalah:

1.Rapidity yaitu tingkat kecepatan menyampaikan informasi cukup tinggi


2.Wide Coverage yaitu jangkauan wilayah siarnya luas.
3.Simultaneous (dapat dinikmati secara srentak dalam waktu yang sama).
4.Mempunyai kemampuan mengembangkan imajinasi melalui audio.
5.Selektivitas dalam memilih program/ segmen khalayak.
6.Fleksibilitas yaitu dapat dibawa kemana-mana.
7.Bersifat personal (hubungan yang terasa intim dengan penyiarnya.
8.Verbalisme (ada pengucapan, intonasi, diksi, dan lain-lain).
9.Beyond emotion.
10.Sound and amoving image.
11.Show Performing Art.
12.Literacy (dapat dinikmati oleh khalayak yang buta huruf)
Secara umum, fungsi siaran radio untuk pendidikan sekolah menurut A. Darmanto (2005)
antara lain adalah untuk
1.meningkatkan kesadaran nasional,
2.melengkapi pembelajaran (suplemen),
3.mempercepat penyampaian informasi baru ke sekolah,
4.menyelenggarakan pendidikan dengan materi pembelajaran yang sama untuk skala
nasional bagi semua,menggantikan fungsi kehadiran guru profesional dan professor
(dalam kondisi tertentu),
5.menambah materi pembelajaran dan bahan bacaan
6.melakukan modernisasi dibidang penyampaian materi pembelajaran,
7.mengikuti pendidikan/pelatihan kembali bagi guru,
8.menyediakan informasi dan pendidikan bagi kelompok kecil,
9.membantu mereka yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena tidak memiliki
waktu dan keterbatasan ekonomi, dan
14
10.mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi ujian nasional.
Dengan memperhatikan pendapat Darmanto tersebut di atas, fungsi siaran RE telah
memenuhi fungsi siaran radio untuk pendidikan. Bukti pendukung lainnya adalah kiprah
RE sebagai radio pendidikan yang berupaya memupuk jiwa nasionalisme.

D.Televisi Pendidikan
Penerapan teknologi pendidikan di Indonesia berkembang menjadi televisi pendidikan
televisi pendidikan ini jika radio memfasilitasi satu format bahan ajar yaitu berupa audio
tapi televisi pendidikan mengakomodasi belajar yang memiliki gaya belajar visual dan
auditori . ketika mereka sesulit and belajar menggunakan
radio televisi pendidikan dapat memberikan alternatif belajar yang lebih luas .awal
mulanya trend pembelajaran itu dikenal dengan e-learning yaitu penggunaan alat- alat
elektronik dalam pembelajaran alat elektronik yang dimaksud pesan itu adalah radio dan
televisi pendidikan. Namun sekarang ini bukan berarti karena ada jaringan internet televisi
dan radio pendidikan ini tidak relevan lagi Justru pada saat kapan demi ini dibuktikan
kembali bahwa kedua alat ini sangat relevan digunakan karena letak geografis Indonesia
yang sangat beragam ada yang berada di daerah jaringan internet memadai dan dan juga
tidak sedikit atau belajar yang berada di daerah Blank Spot maka pada saat itu mereka
menggunakan radio dan televisi pendidikan, artinya radio dan televisi pendidikan ini masih
relevan kita gunakan sampai saat sekarang, hanya saja konten-konten yang tersedia perlu
kita kembangkan agar pas pebelajar yang kesulitan untuk akses internet dapat
mengoptimalkan radio dan televisi ini untuk mereka belajar.
Media televisi termasuk media pandang-dengar (audio-visual). Media ini mampu
menyajikan beragam informasi dan ilmu pengetahuan dalam bentuk tayangan kombinasi
antara gambar dan suara. Selain itu, media televisi mampu merangsang indra dengan
menampilkan suara, gambar, lambang, tulisan dan gerakan secara bersamaan. Media
televisi adalah media elektronik yang memanfaatkan kekuatan gambar dan suara dalam
mempengaruhi penontonnya (Situmorang, 2006). Gambar adalah kekuatan utama dan
suara sebagai pelengkap atau penguat gambar yang ada. Dengan kedua kekuatan tersebut
media televisi mampu mempengaruhi emosi setiap penontonnya. Oleh karena itu, media
televisi disebut sebagai kotak ajaib (magic box) yang dapat memaku pemirsa untuk
menerima berbagai pesan dan informasi yang ditayangkan dalam bentuk audio visual.
Informasi yang disampaikan lewat media televisi akan mudah dimengerti dengan jelas
karena terdengar secara audio dan terlihat secara visual.
15
Media televisi sama dengan media surat kabar, majalah dan radio, yang dapat digolongkan
sebagai media massa. Maksudnya media ini mampu menjangkau pemirsa dalam jumlah
besar yang berada dalam wilayah geografis yang luas. Sedangkan bedanya dengan surat
kabar dan media massa lain, media televisi mampu menyajikan visual gerak (motion
pictures). Media televisi sebagai visual gerak yang dapat diatur percepatan gerakannya
(gerak dipercapat atau diperlambat). Hal ini memungkinkan media televisi efektif bila
digunakan untuk membelajarkan pegetahuan yang berhubungan dengan unsur gerak
(motion). Dengan demikian, media televisi sebagai media komunikasi massa mempunyai
potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan pembelajaran.
Televisi sebagai media pembelajaran sering disebut pula dengan televisi instruksional atau
instructional television (ITV). Ada bermacam-macam pengertian televisi pembelajaran
sesuai dengan kepentingannya, namun pada dasarnya berhubungan dengan pendidikan dan
pembelajaran. Menurut Sikes dalam Anglin (1995) “Instructional television (ITV) has
traditionally been defined as television designed and produced specifically for elementary
and secondary grade students with the exectation that it would help those students to
achieve ‘identified, specific learning goals under the administration and supervision of
profesional educators in formally structured learning enviroment’.
Televisi pembelajaran secara tradisional mempunyai desain dan diproduksi secara khusus
untuk peserta didik Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sehingga
membantu mereka dalam memahami setiap mata pelajaran dengan baik dan
menyenangkan. Sebab ITV berorientasi pada kurikulum sekolah yang berlaku. Oleh karena
itu, televisi pembelajaran sering disebut juga dengan siaran televisi pendidikan sekolah
misalnya siaran pelajaran bahasa Inggris, Sejarah, Matematika, dan mata pelajaran yang
lain.
Televisi pembelajaran adalah program televisi yang di desain, dikembangkan dan
dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran (Siahaan, dkk., 2006). Artinya media
televisi dapat dirancang dan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dan informasi
pembelajaran yang berada dalam kawasan kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan dan
penghayatan), dan psikomotor (keterampilan). Televisi pendidikan adalah semua program
televisi yang sengaja dibuat untuk tujuan pendidikan (Miarso, 2004). Misalnya acara kuis,
pembinaan rohani, pendidikan keluarga, olahraga, bina vokalia, masakmemasak,
pendidikan kesehatan, wirausaha, dan pendidikan politik. Sedangkan televisi instruksional
(pembelajaran) lebih khusus karena hanya meliputi program televisi yang sengaja dibuat
untuk sekolah atau program pembelajaran lain (kuliah, kursus, dan lain lain) yang
16
berdasarkan pada kurikulum yang ada pada lembaga pendidikan (Miarso, 2004). Misalnya
siaran TV Edukasi melalui TVRI pada hari Senin s.d Kamis pukul 07.30–09.00 WIB dan
disiarkan ulang pada pukul 16.00–17.30 WIB. Sedangkan mata pelajaran yang disiarkan
adalah Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk SMP. Suatu program
televisi dapat dikatakan sebagai televisi pendidikan jika memiliki karakteristik antara lain:
1.menyajikan pesan-pesan yang jelas kepada pemirsanya tentang hal-hal yang pantas untuk
diteladani
2.menyajikan program-program yang tidak bertentangan dengan norma- norma kesusilaan,
adat istiadat, sopan santun, dan hukum yang berlaku
3.menyajikan program yang dapat membentuk dan mengembangkan sikap mental, tekad
dan semangat, serta ketaatan dan kedisiplinan bagi para pemirsanya
4.mampu mensosialisasikan nilai-nilai agar pemirsanya dapat bersikap kreatif, berpikir
kritis, mandiri, dan bertanggungjawab atas perilakunya
(Siahaan, dkk., 2006). Isi siaran TV pendidikan harus diusahakan sesuai dengan nilai-nilai
edukatif yang diterima oleh masyarakat Indonesia. Misalnya TV Edukasi mempunyai
semboyan “TV yang santun dan mencerdaskan serta memberi tauladan”. Oleh karena itu,
TV Edukasi diharapkan menjadi alternatif sumber belajar di tengah gencarnya tayangan
berbagai stasiun televisi. Fungsi televisi dalam program pendidikan dapat dibedakan secara
konseptual ke dalam fungsi pengayaan, pengganti, pengajaran langsung, dan penggerak/
motivator (Miarso, 2004). Sedangkan siaran televisi pendidikan yang ditayangkan oleh TV
Edukasi dan TVRI berfungsi sebagai pelengkap atau pengayaan. Artinya siaran televisi
menyajikan materi pelajaran tambahan yang tidak diberikan oleh guru. Sedangkan
bahan/materi tambahan itu sendiri dapat memantapkan apa yang telah diperoleh atau
sekadar meningkatkan atau memperluas atau memperdalam materi pelajaran di sekolah.
Tujuan siaran televisi pembelajaran adalah untuk menyampaikan pesan (materi)
pembelajaran kepada sejumlah besar peserta didik. Oleh karena itu, televisi pembelajaran
merupakan televisi yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan pendidikan dan sebagai
media belajar atau sumber belajar, sehingga pendekatannya dapat dilakukan melalui
mengajar biasa dilakukan di sekolah dan dapat juga melalui pendekatan lain (Alatas, 1994).

17
1.Siaran Televisi Pendidikan
Seiring dengan tuntutan penerapan Kurikulum tahun 2013 yang mengubah paradigma
pembelajaran, yaitu perubahan dari teacher-centered ke student-centered dan diterimanya
model pembelajaran baru yang inovatif. Artinya orientasi pembelajaran yang berpusat pada
guru (teacher-centered learning) berubah menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik
(student-centered learning). Guru hanya berperan memberikan bimbingan dan arahan
(fasilitator) pembelajaran. Peranan guru bukan sebagai satusatunya sumber belajar tetapi
berubah sebagai fasilitator pembelajaran yang akan memfasilitasi peserta didik untuk
belajar, dan peserta didik sendirilah yang harus aktif dan kreatif belajar dari berbagai
sumber belajar.
Oleh karena itu, di dalam proses pembelajaran memerlukan berbagai sumber belajar. Salah
satu sumber belajar yang potensial dan ada di lingkungan peserta didik untuk memberikan
dukungan terhadap model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah siaran
televisi pendidikan. 357 Media televisi merupakan salah satu media pembelajaran yang
sudah akrab dikalangan peserta didik karena media ini hadir bagaikan sahabat dikala
peserta didik susah, sebagai guru dikala peserta didik membutuhkan pengetahuan, dan
sebagai pembimbing dikala peserta didik perlu informasi.
Penggunaan siaran televisi sebagai media pembelajaran kini semakin meluas. Kemajuan
teknologi telah mengakibatkan harga TV semakin murah, sehingga penggunaan semakin
meluas. Sekarang ini televisi sudah menjadi salah satu tuntutan atau kebutuhan hidup
masyarakat. Dengan demikian, tergantung kreativitas peserta didik dalam mencari dan
memanfaatkan siaran TV pendidikan sebagai sumber belajar selain guru.
Televisi sebagai media pembelajaran secara umum memilikikelebihan/keunggulan,
yaitu:
a)merupakan media yang popular, hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakannya,
b)bersifat audio visual dan gerak sehingga pesan akan lebih mudah difahami,
c)menarik karena dapat menampilkan realita dan visual live serta memanipulasi/memberi
penekanan tertentu,
d)aktual, yaitu dapat menyajikan informasi terbaru secara seketika,
e)dapat menghadirkan obyek yang jauh, terlalu besar atau terlalu kecil, dan berbahaya,
f)menembus batas ruang dan waktu,
g)dapat menjangkau sasaran yang luas dan serempak,
h)pilihan format sajiannya beragam dan bervariasi, sehingga mendorong kreativitas
pengembang program, dan
18
i)hampir semua mata pelajaran dapat disampaikan melalui media televisi.
Di sisi lain siaran TV juga memiliki kelemahan, antara lain:
a)biaya produksinya relatif mahal,
b)memerlukan tenaga ahli dan peralatan khusus untuk mengembangkannya,
c)sifat komunikasinya satu arah,
d)sulit mengatur jadwal yang tepat dengan kebutuhan peserta didik, terutama untuk
program yang dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran di kelas, dan
e)kontrol sepenuhnya ada pada penyelenggara siaran, sehingga pengguna bersifat pasif.
Pemanfaatan Siaran Televisi dalam Kegiatan Pembelajaran
Pemanfaatan (utilization) adalah aktivitas untuk menggunakan proses dan sumber untuk
belajar. Pemanfaatan merupakan kawasan teknologi pembelajaran yang tertua di antara
kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur
mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran (Seels
& Richey, 2000). Sedangkan pemanfaatan siaran televisi adalah penggunaan secara
sistematis siaran televisi untuk kegiatan pembelajaran. Siaran televisi telah banyak
digunakan untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran di berbagai negara. Secara
konseptual strategi pemanfaatan siaran televisi pendidikan dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu strategi terbuka, terarah, terpimpin dan terikat (Miarso (2004).
Dalam strategi terbuka menuntut program itu menarik dan berkualitas, dimungkinkan
untuk siapa saja dapat mengikuti program siaran, dan tampa ada kewajiban atau
pengawasan yang berkaitan dengan program siaran tersebut. Strategi terarah menuntut
adanya dua implikasi, yaitu: (a) para penyelenggara siaran harus mengembangkan program
berseri dan berkesinambungan dengan alur (benang merah) yang jelas; dan (b) perlu
diusahakan terbentuknya forum pemirsa/pendengar, baik secara terorganisir maupun secara
bebas dalam pemanfaatan siaran. Program siaran dengan strategi terpimpin merupakan
peningkatan strategi terarah bila dilihat dari aspek perencanaan dan proses
pemanfaatannya. Adapun strategi terikat menentut adanya aturan dan persyaratan tertentu
yang harus diikuti bersama oleh penyelenggara siaran dan pengguna siaran dilapangan.
Oleh karena itu, dalam strategi ini program siaran yang ditayangkan merupakan bagian
integral dari sistem instruksional yang ada. Misalnya siaran televisi pendidikan yang
ditayangkan TV Edukasi melalui TVRI menggunakan strategi terbuka sehingga menuntut
prakarsa dan kreativitas dari masyarakat untuk memanfatkanya sebagai sumber belajar.
Bentuk pemanfaatan siaran televisi untuk pendidikan dapat dilakukan secara
terbatas/tertutup (close circuit television) dan secara terbuka
19
E.Pendekatan Keterampilan Proses
Selanjutnya bentuk penerapan teknologi pendidikan di Indonesia berupa cara belajar siswa
aktif dan pendekatan ketrampilan proses ngomong ini tidak bersentuhan langsung dengan
teknologi jadi teknologi pendidikan bukan hanya soal bagaimana kita memilih metode
terbuka tafsir untuk pembelajaran tapi bagaimana kita menyediakan atau memilih metode
model dan strategi agar peserta didik ini bisa belajar dengan masing-masing kebutuhannya
.cara belajar siswa aktif dan pendekatan ketrampilan proses Trans Karang lebih sering
dikenal juga dengan pembelajaran konstruktivis excess learning kemudian pembelajaran
saintifik itu semua mengarah kepada bagaimana mengaktifkan pebelajar ini dalam proses
belajar yang sedang mereka ikuti.
Pendekatan keterampilan proses adalah salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendekatan ini menekankan
pada proses pemerolehan pengetahuan, bukan hanya pada produk atau hasil akhirnya.
Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan dapat mengamati, mengklasifikasikan, membuat
inferensi, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, dan
menyimpulkan secara ilmiah. Pendekatan ini juga dapat melatih siswa untuk berpikir kritis,
kreatif, dan mandiri dalam memecahkan masalah.
Pendekatan keterampilan proses berbeda dengan pendekatan tradisional yang lebih banyak
memberikan informasi dan fakta kepada siswa tanpa melibatkan mereka secara aktif dalam
proses pembelajaran. Pendekatan tradisional cenderung membuat siswa menjadi pasif,
bergantung pada guru, dan kurang mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
diperolehnya. Pendekatan keterampilan proses lebih sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dan kompleks.
Untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran, guru perlu
mempersiapkan materi, media, alat, dan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Guru juga perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi,
menemukan, dan mengkonstruksi konsep-konsep sendiri dengan bimbingan dan fasilitasi
dari guru. Guru tidak perlu memberikan jawaban atau solusi langsung kepada siswa, tetapi
lebih banyak mengajukan pertanyaan yang dapat merangsang pemikiran siswa. Guru juga
perlu memberikan umpan balik dan evaluasi yang konstruktif kepada siswa untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

20
F.Pembelajaran Berbasis Komputer
Selanjutnya bentuk penerapan teknologi pendidikan di Indonesia seperti pembelajaran
berbasis komputer. Pembelajaran berbasis komputer dalam konteks ini bukan pembelajaran
yang ke jaringan karena itu notice ke khusus kita bahas, pembelajaran basis komputer
sifatnya adalah stellen artinya tidak terhubung antara satu komputer dengan komputer
yang. lainnya contoh pembelajaran berbasis komputer itu seperti penggunaan media
interaktif yang disimpan pada media penyimpanan. Apakah itu CD,, flashdisk harddisk
ataupun bentuk penyimpanan lainnya. pembelajaran berbasis komputer ini ada beberapa
model-model tutorial model ,games simulasi dan Grand praktis model-model ini dapat kita
pilih sesuai kebutuhan pembelajar. mereka membutuhkan Apakah itu tutorial berupa materi
Apakah berupa permainan ,simulasi ataupun alat dan latihan untuk memperkuat
pemahaman mereka. pembahasan lebih rinci mengenai pembelajaran berbasis komputer ini
dapat diikuti pada playlist pembelajaran berbasis computer.
Pembelajaran berbasis komputer adalah penggunaan suatu komputer untuk membantu
menyajikan materi pembelajaran kepada siswa, memantau kemajuan belajarnya atau
memilih bahan pembelajaran tambahan yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa secara
individual (Miarso, 2004). Sedangkan dalam Isjoni dkk (2007) menjelaskan bahwa media
pembelajaran berbasis komputer adalah penggunaan komputer sebagai media penyampaian
informasi pembelajaran, latihan soal, umpan balik, dan skor jawaban peserta didik Menurut
Criswell (1989: 1) menyatakan bahwa computer based instruction (CBI) merupakan
penggunaan komputer untuk menyajikan materi pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dan merespon aktivitas
peserta didik
Pendapat lain dikemukakan oleh Kemp & Dayton (1985: 40) sebagai berikut. Computer
Based Instruction refers to any application of komputer technology to the instructional
process. It includes using a komputer to present information, to tutor a learner, to provide
practice for developing a skill, to simulate a process which is being studied, and manipulate
to solve problem. Istilah computer based instruction (CBI) umumnya menunjuk pada
semua software pendidikan yang diakses melalui komputer dimana peserta didik dapat
berinteraksi dengannya. Sistem komputer menyajikan serangkaian program pengajaran
kepada peserta didik baik berupa informasi maupun latihan sal untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu dan peserta didik melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi
dengan sistem komputer.

21
Dalam Winataputra (1997) tujuan umum pembelajaran berbasis komputer adalah
bagaimana program komputer digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi
dalam pembelajaran. Dengan berbagai fitur dan aksesoris pendukungnya, (seperti: teks,
suara, gambar, video dan animasi). Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran
dikenal dengan nama pembelajaran dengan bantuan komputer (Komputer-assisted
Instruction – CAI,atau Komputer-assisted Learning CAL). Ada tiga bentuk penggunaan
komputer dalam kelas, yaitu:
1.Untuk mengajar siswa menjadi mampu membaca komputer atau computer literate.
2.Untuk mengajarkan dasar-dasar pemrograman dan pemecahan masalah komputer.
3.Untuk melayani siswa sebagai alat bantu pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis
komputer adalah penggunaan komputer sebagai media penyampaian informasi
pembelajaran, latihan soal, umpan balik, dan skor jawaban peserta didik. Komputer
berfungsi sebagai sumber belajar yang dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik.
Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Pada awalnya media komputer ditemukan pada tahun 1950-an dan berkembang dengan
lambat hingga tahun 1960-an. Hal ini dikarenakan komputer yang dihasilkan pada masa itu
berukuran besar sehingga tidak efisien ruang dan jumlah orang. Dan ketika ditemukan
prosesor berukuran kecil pada tahun 1975, terjadi perkembangan yang pesat pada
penggunaan komputer. Bahkan perkembangan teknologi tersebut terus berlangsung hingga
kini dan menghasilkan berbagai macam teknologi komputer yang semakin canggih dan
dipakai dihampir semua kegiatan terutama sebagai media dalam pembelajaran.
Menurut Ariesto (2012) pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan khususnya dalam
pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran.
Sejarah teknologi pembelajaran ini merupakan kreasi berbagai ahli dalam bidang terkait,
yang pada dasarnya ingin berupaya dalam mewujudkan ide-ide praktis dalam menerapkan
prinsip dikdati, yaitu pembelajaran yang menekankan perbedaan individual baik dalam
kemampuan maupun dalam kecepatan. Perwujudan ide-ide praktis itu juga sejalan dengan
perkembangan teoriteori belajar yang dikembangankan para ahli psikologi, yakni dengan
berkembangnya teori belajar dari aliran tingkah laku (teori belajar dari aliran behaviorisme)
dan teoriteori kognitif, terutama yang menggunakan model pemrosesan informasi
(information processing model).
Teori-teori psikologi persekolahan yang terkait dengan belajar tuntas dengan tokoh-
tokohnya seperti John B. Carrol, Jerome S. Bruner dan Benjamin S. Bloom juga sangat
22
berpengaruh terhadap perkembangan teknologi pembelajaran. Selain itu kerangka acuan
yang terkait dengan perancangan atau desain pembelajaran juga turut menyemarakan
perkembangan teknologi pembelajaran yang selanjutnya digunakan juga sebagai acuan
dalam penyusunan bingkai kerja dalam mengembangkan pembelajaran berbasis komputer.
Sejarah pembelajaran berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk
menciptakan perangkat teknologi terapan yang memungkinkan seseorang melakukan
proses belajar secara individual dengan menerapkan prinsip-prinsip didaktik-metodik
tersebut. Dalam sejarah teknologi pembelajaran kita menemukan bahwa karya Sydney L.
Pressey pada tahun 1960 (Rahman, 2008) untuk menciptakan mesin pengajar atau teaching
machine bisa dicatat sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
Mesin pengajar pada mulanya diciptakan oleh Pressey untuk melakukan tes terhadap
kemampuan yang dicapai dari hasil belajar. Cara kerja mesin tersebut adalah:
1.Bahan disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda dengan 4 kemungkinan jawaban,
dengan satu diantaranya adalah kemungkinan jawaban yang benar.
2.Testee membaca soal tes pada layar display dan memilih alternatif jawaban yang benar
dari satu soal.
3.Dengan menekan tombol alternatif jawaban yang benar, bila yang ditekan adalah
alternatif jawaban yang benar, maka pada layar display akan muncul soal berikutnya. Tetapi
bila salah, maka akan memberikan respon dengan cara tidak memunculkan soal berikutnya.
Pressey (Rahman, 2008) memandang bahwa mesin tes ini bisa digunakan pula dalam
mengajar dan dengan sedikit mengubah tujuan, dari tujuan menguji menjadi tujuan
mengajar akhirnya alat itu digunakan juga sebagai mesin mengajar. Pada tahun 1994,
seorang ahli psikologi dari aliran behaviorisme bernama B.F Skinner (Amaly Ridha, 2014)
menciptakan pembelajaran terprogram memungkinkan interaksi siswa dengan guru yang
dilakukan secara langsung, tetapi melalui program yang berbentuk tulisan, rekaman radio,
film, mesin pengajar, dan sebagainya.

G.Jenis-Jenis dan Contoh Media Pembelajaran Berbasis Komputer


Media pembelajaran berbasis komputer semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Berbagai jenis media berbasis komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran pun
menjadi semakin beragam seiring dengan perkembangan zaman.
Beberapa jenis media pembelajaran berbasis komputer saat ini telah diklasifikasikan oleh
para ahli. Terdapat beberapa jenis media pembelajaran berbasis komputer yang

23
dikemukakan oleh salah seorang ahli. Menurut Azhar Arsyid (2006: 3) Media pembelajaran
berbasis komputer terdiri dari:

1.Presentasi PowerPoint
Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi
pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti
Microsoft power point yang dikembangkan oleh Microsoft inc” yang mengembangkan
banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut. Kelebihan
media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image,
grafik dan sound di dalam persentasi power point sehingga dapat dibuat semenarik
mungkin.

2.CD / DVD / Multimedia Pembelajaran Interaktif


Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi media terdapat unsur- unsur media secara
lengkap yang meliputi: sound, animasi, video, teks dan grafis. Macam-macam model
multimedia pembelajaran yaitu:
a.Model drill Memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan
tiruan-tiruan bentuk dan pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
b.Model Tutorial Menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi
materi pelajaran.
c.Model Simulasi Memberikan pengalaman belajar melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk
yang mendekati suasana yang sebenarnya.
d.Model Games Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran
menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan
aturan permainan.

3.Video Pembelajaran
Salah satu bentuk dari media pembelajaran adalah video pembelajaran, yang dapat
berupa:
a.Rekaman hasil aktivitas pembelajaran.
b.Visualisasi yang dimaksudkan untuk membimbing siswa dalam memahami materi.
c. Prinsip yang hampir sama dengan nonton film.
d. Video yang dapat dibuat sendiri atau download dari situs share video
e. Video yang disesuaikan dengan materi melalui proses editing
24
4.Internet
Media berbasis internet dapat berupa : email, chatting, video / teleconference, blog, e-
learning, web, dll. Tujuan penggunaan internet sebagai media pembelajaran berbasis
komputer antara lain:
a.Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar
secara mandiri.
b.Siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database,
dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman,
laporan, dan data statistik.
c.Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya
konsumen informasi saja.

5.Pembelajaran Online Learning


Pembelajaran daring atau online learning jadi berbeda dengan pembelajaran berbasis
komputer yang sifatnya stand-alone atau berdiri sendiri.
Online learning ini ada interaksi atau koneksi antara satu pembelajar dengan pembelajaran
yang lain Mereka berada di tempat yang berbeda. Apakah itu dalam waktu yang bersamaan
ataupun waktu yang berbeda. Online learning ini di Indonesia diterjemahkan ke dalam
pembelajaran daring atau pembelajaran dalam jaringan benang merah untuk pembelajaran
online ini adalah penggunaan jaringan. begitu jaringan internet ataupun intranet dengan
adanya online learning.
Ini bukan berarti pembelajaran tatap muka tidak dimungkinkan lagi pembelajaran tatap
muka itu selamanya tidak akan bisa tergantikan, karena ada beberapa nilai ada beberapa
hal rumah hanya bisa dilakukan dalam pembelajaran tatap muka sehingga online ini
memiliki tiga fungsi, yaitu dia sebagai pelengkap dalam pembelajaran tatap muka ,Sebagai
tambahan dalam pembelajaran tatap muka dan sebagai pengganti pertemuan tatap muka
dan dalam Pendem iini fungsi online yang kita jalankan sebagai pengganti pertemuan tatap
muka .dua fungsi di awal yaitu pelengkap dan tambahan pada saat kita memasuki new
normal . kita akan menyelenggarakan yang namanya blended learning Artinya kita tetap
menyelenggarakan pertemuan tatap muka dan juga mengintegrasikan online learning
didalamnya dengan berbagai porsi sesuai kebutuhan dan karakteristik materi pembelajaran
atau mata kuliah tertentu.

25
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa televisi pendidikan memiliki peran penting dalam mendukung
proses pembelajaran di Indonesia. Televisi pendidikan dapat menjadi alternatif menjadi
sumber belajar di tengah gencarnya tayangan berbagai stasiun televisi. Suatu program
televisi dapat dikatakan sebagai televisi pendidikan jika memiliki ciri-ciri antara lain:
menyajikan pesan-pesan yang jelas kepada pemirsa tentang hal-hal yang pantas untuk
diteladani, menyajikan program-program yang tidak bertentangan dengan norma-norma
kesusilaan, adat istiadat, sopan santun, dan hukum yang berlaku, menyajikan program yang
dapat membentuk dan mengembangkan sikap mental, tekad dan semangat, serta ketaatan
dan kedisiplinan bagi para pemirsa, dan mampu mensosialisasikan nilai-nilai agar pemirsa
dapat berpikiran kreatif, berpikir kritis, mandiri, dan mempertimbangkan perilakunya. Oleh
karena itu, televisi pendidikan perlu diusahakan sesuai dengan nilai-nilai edukatif yang
diterima oleh masyarakat Indonesia. Fungsi televisi dalam program pendidikan dapat
dibedakan secara konseptual ke dalam fungsi pengayaan, pengganti, pengajaran langsung,
dan penggerak/motivator.

Saran
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengintegrasikan teknologi pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini mencakup penggunaan media pembelajaran
berbasis komputer, CD/DVD/multimedia pembelajaran interaktif, video pembelajaran, dan
pembelajaran online.
Meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pendidikan. Hal ini mencakup penggunaan teknologi Informasi dan
Komunikasi (TekIK) untuk mendukung proses pembelajaran, seperti yang dijelaskan
dalam buku "Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan" oleh Ariesto Hadi
Sutopo
2. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang teknologi pendidikan dan teknologi
pembelajaran terjemahan. Hal ini mencakup penggunaan teknologi pembelajaran yang
efektif dan efisien, seperti yang dijelaskan dalam buku "Teknologi Pembelajaran
terjemahan" oleh Barbara Seels dan Rita C. Richey

26
Meningkatkan keterampilan institusi pendidikan dalam mengembangkan dan menerapkan
teknologi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Hal ini mencakup
pengembangan kursus, modul, dan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi lokal, seperti yang dijelaskan dalam panduan operasional penulisan modul dan
pengantar pengajaran modul
3. Meningkatkan kolaborasi antara pemangku kepentingan, seperti pemerintah, pendidikan,
dan pengembang teknologi, untuk menciptakan lingkungan belajar yang kaya dan kreatif.
Hal ini mencakup penggunaan media pembelajaran yang berbasis komputer,
CD/DVD/multimedia pembelajaran interaktif, dan video pembelajaran
Dengan diterapkannya saran-saran ini, diharapkan penerapan teknologi dalam pendidikan
di Indonesia akan semakin berkembang dan membantu dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di negara ini.

27
DAFTAR PUSTAKA

syafril, ulfia rahm,ieldarn,. (2018). TEKNOLOGI PENDIDIKAN. PrenadaMediaGroup.


Departemen Pendidikan Nasional PUSTEKKOM, 2002, TEKNODIK No. 20, Jakarta:
PUSTEKKOM DEPDIKNAS.
Miarso, Yusufhadi Prof. Dr. M.Sc., 2009, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Padmo, Dewi dkk, Teknologi Pembelajaran, 2003, Jakarta: Universitas Terbuka. Siregar,
Eveline dan Dewi Salma Prawiradilaga, 2008, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Seels, Barbara dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran terjemahan, 1994, Jakarta:
Unit Penerbitan UNJ. Universitas Terbuka (1997).
Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT Vembriarto, St. (1985).
Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita Arsyad Azhar,
2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Sutopo, Ariesto Hadi. (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan,
Graha Ilmu, Yogyakarta

28
29
30
MAKALAH
PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dasar-dasar Teknologi Pembelajaran


Dosen Pengampu :
Dra.Eldarni M.Pd

Disusun Oleh :
M.Abid Ihsan Ozzy
23004140

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


DEPARTEMEN KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah


menganugerahkan berbagai kenikmatan seperti kesehatan dan kenikmatan berfikir serta
keluasan wawasan sehingga dengan nikmat-Nya lah penulis mampu menyelesaikan
proyek akhir ini.Shalawat dan salam kepada pejuang Islam yakni nabi Muhammad SAW
yang telah memimbing umatnya dari zaman yang penuh dengan kegelapan ke zaman
yang sangat terang benderang, sehingga menjadi manusia yang berilmu dan berakhlakul
karimah.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang membimbing kami
Dra.Eldarni M.Pd dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman teman yang telah memberi kontribusi yang baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami dapat ,menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.

Tentunya kami berharap makalah ini akan membantu pengetahuan dan


pemahaman kita. Walaupun makalah ini masih belum sempurna. Kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan yang ada
pada makalah berikutnya.

Padang, Desember 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... II


DAFTAR ISI ................................................................................................................. III
BAB I ............................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN........................................................................................................... 2
1.Latar Belakang .......................................................................................................... 2
2.Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
3.Tujuan ...................................................................................................................... 3
4.Manfaat .................................................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 4
A.Sistem Pembelajaran Jarak Jauh ............................................................................... 4
B.Belajar Menggunakan Modul ................................................................................... 5
C.Radio Pendidikan ................................................................................................... 13
D.Televisi Pendidikan ................................................................................................ 15
E.Pendekatan Keterampilan Proses ............................................................................ 20
F.Pembelajaran Berbasis Komputer ............................................................................ 21
G.Jenis-Jenis dan Contoh Media Pembelajaran Berbasis Komputer ........................... 23
BAB III ......................................................................................................................... 26
PENUTUP .................................................................................................................... 26
Kesimpulan ............................................................................................................... 26
Saran ......................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 28

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Saat ini, perubahan tren teknologi yang cepat telah mempengaruhi pendidikan di
Indonesia, seperti pergeseran proses belajar mengajar dari model konvensional menjadi
pendidikan terbuka. Fenomena ini menyadarkan pemerintah Indonesia bahwa integrasi
teknologi dalam program pendidikan dapat berperan besar untuk menerbitkan warga yang
kuat menghadapi persaingan global.Rencana dan pengembangan teknologi pendidikan
terdapat dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 36 yang menyatakan salah satu
ketentuan dalam desain kurikulum wajib melihat pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Masih banyak lagi konstitusi nasional Indonesia yang mengatur
tentang penerapan teknologi untuk kepentingan pendidikan.
Misalnya, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No 28 2017 bab 6B yang menjelaskan tentang ketentuan dalam pengembangan teknologi
untuk keperluan pembelajaran. Sebagai negara kepulauan terbesar di ASEAN, masalah
utama bagi pendidikan Indonesia adalah ketimpangan akses pendidikan, terutama di
daerah terpencil dan perbatasan. Mempertimbangkan masalah ini, Pemerintah Indonesia
telah memperkenalkan program pendidikan yang terkenal melalui siaran televisi yang
dikenal sebagai TV Edukasi (TV-E) yang ditayangkan pada bulan Oktober 2004.
Program ini bertujuan untuk mendukung pemerataan akses pendidikan, peningkatan
kualitas pendidikan, dan dukungan wajib belajar 9 tahun.178 Pada tahun yang sama,
program nasional IGOS (Indonesia Go Open Source) dirilis ke publik yang diprakarsai 5
kementerian Indonesia, yaitu: Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian
dari Nasional Pendidikan, dan Aparatur Kementerian Negara.Program ini bertujuan untuk
menghemat anggaran dan merangsang lembaga pendidikan untuk menggunakan akses
terbuka dalam mempromosikan sumber terbuka untuk mengakses materi pembelajaran.
Belakangan ini, pendidikan di Indonesia menekankan tren global abad ke-21 yang
mengintegrasikan semua kegiatan pendidikan dengan menggunakan internet. Hal ini
ditunjukkan dengan Ujian Nasional yang dilakukan melalui computer-based test (CBT)
pada tahun 2014.

1
Namun, pemerataan distribusi fasilitas adalah menjadi kendala bagi pemerintah untuk
melakukan pembelajaran melalui internet. Berdasarkan data survei tentang kondisi
sekolah di Indonesia, ada sekitar 118.000 sekolah (dari 208.000 sekolah) memiliki akses
ke internet pada tahun 2015,artinya ada sekitar 90.000 sekolah yang belum memiliki akses
internet.Anehnya, masih ada 17.000 sekolah yang mengalami kekurangan listrik terutama
di daerah terpencil dan perbatasan daerah. Untukmenanggapi masalah ini, Kementerian
Pendidikan Republik Indonesia dan Kementerian Komunikasi & Informasi telah
berkolaborasi untuk mengembangkan layanan TIK yang dikenal sebagai Universal
ServiceObligation (USO).
Program ini didanai untuk beberapa proyek seperti proyek Palapa Ring, 3GBTS di daerah
terpencil dan perbatasan, akses broadband untuk pendidikan, pertanian, dan layanan
kesehatan. Perkembangan jaringan broadband nasional yang masif menunjukkan
kecenderungan internet pengguna di Indonesia. Berdasarkan data survei yang dilakukan
oleh Asosiasi Internet Indonesia (APJII) di Indonesia 2018 menunjukkan sekitar 171 juta
penduduk (dari 264 juta) terhubung ke internet. Nomor pengguna ini meningkat sekitar
10 persen sejak tahun 2017 dimana pengguna internet hanya 54,86%.181
Selain itu, upaya pemerintah untuk mengembangkan akses internet di Indonesia
berdampak positif bagi perkembangan pendidikan rintisan. Sebagian besar platform start-
up pendidikan di Indonesia mempromosikan Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS),
misalnya Ruangguru dan Quipper School. Kedua platform mengubah pengajaran dan
proses pembelajaran lebih efektif dan efisien, dengan menyediakan video tutorial
pembelajaran, pembelajaran privat, uji coba ujian online.Perkembangan TIK di Indonesia
khususnya di bidang Pendidikan menjadi salah satu upaya untuk mencapai visi Indonesia
2025, yang bertujuan untuk membangun konektivitas yang kuat di seluruh negeri untuk
menciptakan pemerataan pembangunan ekonomi dan infrastruktur.
2.Rumusan Masalah
1 Bagaimana sistem pembelajaran jarak jauh?
2 Bagaimana belajar menggunakan modul?
3 Bagaimana radio pendidikan?
4 Bagaimana televisi pendidikan?
5 Bagaimana pendekatan keterampilan proses ?
6 Bagaimana cara belajar siswa aktif ?
7 Bagaimana pembelajaran berbasis komputer ?

2
8 Bagaimana pembelajaran online learning ?
3.Tujuan
1. Mengetahui sistem pembelajaran jarak jauh
2. Mengetahui belajar menggunakan modul
3. Mengetahui radio pendidikan
4. Mengetahui televisi pendidikan
5. Mengetahui pendekatan keterampilan proses
6. Mengetahui pembelajaran berbasis komputer
7. Mengetahui pembelajaran online learning
4.Manfaat
1.Bagi penulis
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki khususnya mengenaipenerapan tp di indonesia.
2.Bagi pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan mengenai
penerapan tp di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.Sistem Pembelajaran Jarak Jauh


Istilah pembelajaran daring sistem pembelajaran jarak jauh itu merupakan salah satu
bentuk penerapan dari teknologi pendidikan untuk memberikan alternatif belajar bagi
banyak orang, dengan sistem belajar jarak jauh semua orang bisa belajar dimanapun
kapanpun dan dengan siapapun jika belajar dalam konteks konvensional itu belajar harus
datang ke ruang kelas. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh kita bisa belajar selagi kita
memiliki bahan ajar pendukung. Awal mulanya penerapan sistem pembelajaran jarak jauh
di Indonesia lebih cenderung menggunakan bahan cetak yang dikirimkan kepada peserta
didik atau pembelajar. Bahan tersebut sudah dibagi menjadi satuan-satuan terkecil untuk
mereka bisa menyelesaikan tujuan-tujuan pembelajaran. Contoh penerapan sistem
pembelajaran jarak jauh yang diterapkan misalnya yang diselenggarakan oleh UT atau
universitas terbuka mereka menyelenggarakan proses perkuliahan tanpa pendidik dan
peserta didik bertemu di ruangan yang sama penerapan sistem pembelajaran jarak jauh
selain yang diterapkan oleh UT sebagai Universitas Terbuka juga bisa kita dapati misalnya
pada SMP terbuka SMA terbuka ataupun SD kecil.
Jadi sekarang sistem pembelajaran jarak jauh ini tidak terhukum oleh pengiriman bahan
belajar cetak tetapi juga sudah berubah versi menjadi multimedia dan menggunakan
jaringan jadi sejak munculnya internet di Indonesia. Pembelajaran jarak jauh sudah bisa
diselenggarakan menggunakan jaringan seperti yang kita jalani dari bulan Maret sejak
covid muncul itu adalah salah satu bentuk sistem pembelajaran jarak jauh Kita bisa belajar
dari mana saja sedangkan dosen juga berada di tempat yang berbeda jadi penerapan sistem
pembelajaran jarak jauh di Indonesia saat sekarang tidak berhukum kepada Sleman bahan
ajar cetak berupa modul modul-modul cetak yang dikirimkan kepada pembelajar saat
sekarang sistem pembelajaran jarak jauh Sudah difasilitasi dengan pemanfaatan internet
,artinya semua bahan belajar sudah bisa dikirimkan dalam bentuk multimedia sudah
dikirimkan multimedia e-book dan model-model lainnya. Untuk membantu pencapaian
tujuan pembelajaran artinya sampai saat sekarang dari awal mula teknologi pendidikan
sistem pembelajaran jarak jauh masih relevan untuk memberikan alternatif belajar bagi
banyak orang.
Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah kegiatan pendidikan formal antara peserta
didik dan pengajar yang berada di lokasi berbeda dan diajarkan dari jarak jauh tanpa ruang

4
kelas secara fisik. PJJ dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media, baik media
cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio, dan
televisi).
B.Belajar Menggunakan Modul
Modul-modul pembelajaran ini adalah bahan pembelajaran yang khusus undangan
komponen-komponen penyusun modul yang dibagi menjadi bagian- bagian terkecil untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Seperti halnya pada sistem pembelajaran jarak jauh di awal
penerapannya di Indonesia mengirimkan modul- modul cetak ini melalui pos kepada
pembelajar. Tapi saat sekarang modul-modul itu sudah bisa dikirimkan melalui SMS
menggunakan jaringan sampai dengan waktu yang tidak terlalu berbeda artinya pembelajar
dapat segera mendapatkan bahan ajar selagi mereka memiliki jaringan internet. Modul-
modul pembelajaran ini dirancang untuk pembelajar belajar mandiri jadi dengan komponen
penyusun pada sebuah modul itu sangat mungkin sekali seseorang itu belajar individu
misalnya di dalam Modul itu dicantumkan tujuan pembelajaran ada materi ada evaluasi ada
referensi dan ada kunci dari evaluation dilaksanakan artinya dengan evaluasi yang
disajikan itu dengan dibantu dengan kunci-kunci yang ada setiap individu bisa mengukur
keberhasilannya terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tertentu jika sebelumnya modul
ini dikirimkan melalui cetak sekarang modul itu sudah bisa kita temui pada LMS atau
learning management System yang biasanya kita ikuti dalam proses pembelajaran itu juga
bisa kita kelompokkan menjadi modul-modul pembelajaran Karena untuk setiap pertemuan
untuk setiap topik atau setiap pokok bahasan kita dipandu secara bertahap sehingga di
bagian akhir dari topik itu kita diberikan atas evaluasi evaluasi formatif berupa tes Quiz
ataupun essay untuk mengukur Seperti apa ketercapaian kita terhadap materi yang kita
pelajari.
a.) Arti dan Karakteristik Modul
Modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran.
Dengan modul siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar
secara individual. Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran
berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas materi belajarnya. Dengan modul siswa
dapat mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana
saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan modul
juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu. Akan tetapi
keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan

5
dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan
metode lain.
Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai berikut:

1). Bersifat self-instructional. Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang


memuat satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan
dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam
penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
2).Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual Pembelajaran melalui modul sangat
sesuai untuk menanggapi perbedaan individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun
untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui
modul, siswa diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
3).Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit. Tiap-tiap
modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik dan eksplisit.
Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul, guru, dan bagi
siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk menentukan media dan
kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan
itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka
tentang apa yang diharapkan.
4).Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan Proses asosiasi terjadi karena dengan
modul siswa dapat membaca teks dan melihat diagram- diagram darn buku modulnya.
Sedangkan struktur dan urutan maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun
mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti
urutan kegiatan belajar secara teratur.
5).Penggunaan berbagai macam media (multi media) Pembelajaran dengan modul
memungkinkan digunakannya berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan
karakteristik siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu
dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio
atau televisi.
6).Partisipasi aktif dari siswa Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan- bahan
pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan
terjadi keaktifan belajar yang tinggi.
7).Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa Respon yang diberikan siswa
mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan mendapat koreksi langsung atas
6
kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan hasil
pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan.
8).Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya Dalam pembelajaran
modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi, sehingga darn hasil evaluasi ini
dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya.
Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul
juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan patokannya. Karakteristik modul dapat
diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:
1).prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective model)
2).prinsip belajar mandiri
3).prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)
4).penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)
5).prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran
6).penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).

b.) Teknik Pengembangan Modul


Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh
karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama dengan
yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang digunakan
bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat
formal. Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut
menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menulis sendiri, pengemasan kembali informasi,
dan penataan informasi:

1.Menulis Sendiri (Starting from Scratch)


Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang
berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui
kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping
penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu
dapat diperoleh melalui analisis pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan
dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus.
7
2.Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan
informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi
karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan
berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian
disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan
keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan balik.
3.Penataan Informasi (Compilation)
Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan
yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-
lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan digunakan
secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun berdasarkan
kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan.

c.) Komponen-komponen Modul


Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata
pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan,
rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif. Kedelapan komponen tersebut
akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.

1.Tinjauan Mata Pelajaran


Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi
mata pelajaran yang mencakup:
a.Deskripsi mata pelajaran
b.Kegunaaan mata pelajaran
c.Kompetensi dasar
d.Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)
e.Petunjuk Belajar

Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus
dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan prosedur yang dilakukan. Perlu dipahami
bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada
pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata pelajaran terdiri
atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak pada modul
8
pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul
2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1.
Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran
untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran.

2.Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh karena
itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
1.Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat
2.Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul
3.Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan keterampilan
yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan
(anchoring) dari pembahasan modal itu.
4.Relevansi, yang terdiri atas: Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul
itu dengan mateni dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam
mata
5.pelajaran (cross reference) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam
pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara profesional e. Urutan butir sajian modul
(kegiatan belajar) secara logis
6.Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai
dengan baik. Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a.Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu


b.Urutan sajian yang logis
c.Mudah dicerna dan enak dibaca

3.Kegiatan Belajar
Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini
terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat
materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa,
sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu disusun secara sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran
yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini
9
diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai dengan
penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan
contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang
konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang untuk
menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen
dasar yang ada dalarn sajian materi modul.

a.Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa:
fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan,
hukum, dan masalah. Paparan tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang
berfungsi untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar
(learning experiences). Pengalaman belajar diupayakan menampilkan variasi proses yang
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman pelajaran disesuaikan
dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk mata pelajaran yang bersifat
keterampilan berbeda dengan yang bersifat pengetahuan. Prinsip dalam penyajian uraian
harus memenuhi syarat-syarat:
1)Materi harus relevan dengan esensi kompetensi
2)Materi berada dalam cakupan topik inti
3)Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan tidak kaku
4)Memperhatikan latar/setting kondisi siswa
5)Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan menantang

b.Contoh
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/mendukung
konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan pemahaman pembaca
tentang fakta/data, konsep, prinsip,generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai,prosedur/metode,
keterampilan dan masalah. Prinsip dalam penyajian contoh hendaknya:
a.Relevan dengan isi uraian
b.Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran
c.Jumlah dan jenisnya memadai d. Logis (masuk akal)
e. Sesuai dengan realitas
10
f. Bermakna

c.Latihan Latihan
adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa setelah membaca
uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan
sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan metode.
Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara aktif dan akhirnya menguasai
konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar tersebut. Latihan disajikan secara
kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-
sela uraian atau di akhir uraian. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan latihan:
a.Relevan dengan materi yang disajikan
b.Sesuai dengan kemampuan siswa
c.Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d.Bermakna (bermanfaat)
e.Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f.Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran

d.Rambu-rambu Jawaban Latihan


Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa
dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk
mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan atau
tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran.

e.Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu
modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan
proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran
siswa. Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:
a)Berisi ide pokok yang telah disajikan
b)Disajikan secara berurutan
c)Disajikan secara ringkas
d)Bersifat menyimpulkan
e)Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)
11
f)Memantapkan pemahaman pembaca
g)Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar
h)Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata- kata yang
sulit dipahami.

f.Tes Formati
Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya
berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan telah
tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa
setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes
formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan sebagai dasar untuk
melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya.
Tes formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat:
a)Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumuskan
b)Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang dikemukakan maupun
dart pilihan jawaban yang ditawarkan
c)Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting
d)Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan butir soal

g.Kunci Jawaban
Tes Formatif dan Tindak Lanjut Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di
bagian paling akhir suatu modul. Jika kegiatan
belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif
kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha
mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban
dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar
atau salah dapat dilakukan dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada
pada lembar ini.
Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan
belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi
nilai sendiri pada hasil jawabannya. Tindak lanjut Di dalam kunci jawaban tes formatif,
terdapat bagian tindak lanjut yang berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes
formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus
12
mempelajari kegiatan belajar berikutnya bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai
tingkat penguasaan 80 % dalam tes formatif yang lalu, atau mengulang kembali
mempelajari kegiatan belajar tersebut bila hasilnya masih di bawah 80 % dari skor
maksimum.

h.Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran


di Kelas Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya
menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem
pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar dari
modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Mengingat
kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan belajarnya dari hari ke
hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban makin lama makin besar.
Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit, namun jika jumlah siswa dalam
suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya
banyak maka pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih rumit. Pembelajaran dengan
sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara klasikal, maka siswa akan belajar
dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke modul berikutnya juga dapat
bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih cepat dari pada teman-temannya,
maka siswa tersebut akan memperoleh modul pengayaan untuk dipelajarinya dalam sisa
waktu yang tersedia. Kemudian setelah itu dilakukan evaluasi yang dapat dikerjakan secara
individual maupun secara klasikal.

C.Radio Pendidikan
Selanjutnya penerapan teknologi pendidikan di Indonesia seperti penggunaan radio
pendidikan sebagai alternatif belajar radio pendidikan ini berupa bahan ajar yang memiliki
format audio untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari pendidik kepada peserta didik.
penggunaan radio pendidikan sebagai alternatif belajar, memberikan beberapa keuntungan
yaitu murah dan mudah didapatkan. tetapi kelemahannya karena ini hanya berupa format
audio ini tentu orang yang memiliki gangguan pendengaran agak sulit mendapatkan pesan
yang dikirimkan melalui radio pendidikan atau mungkin peserta didik atau pembelajar
pembelajar yang dominan dengan gaya belajar visual sulit menangkap pesan-pesan yang
disampaikan melalui audio dari radio pendidikan.
Siaran radio untuk pendidikan pertama dikembangkan oleh Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi Pendidikan (Pustekkom)-Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)
13
dengan nama Diklat SRP. Diklat SRP ini merupakan Kegiatan perintisan pengembangan
dan pemanfaatan program siaran radio untuk pendidikan dan pelatihan guru-guru Sekolah
Dasar melalui Siaran Radio. Perintisan penyelenggaraan Diklat SRP ini dilakukan di
Yogyakarta dan Semarang berdasarkan rekomendasi berbagai hasil studi yang
dilaksanakan (Miarso dan Suhedi, 1984).
Menurut A. Darmanto (2005) dalam Himpunan Materi Pelatihan Bidang Radio Siaran,
kelebihan media radio pendidikan adalah:

1.Rapidity yaitu tingkat kecepatan menyampaikan informasi cukup tinggi


2.Wide Coverage yaitu jangkauan wilayah siarnya luas.
3.Simultaneous (dapat dinikmati secara srentak dalam waktu yang sama).
4.Mempunyai kemampuan mengembangkan imajinasi melalui audio.
5.Selektivitas dalam memilih program/ segmen khalayak.
6.Fleksibilitas yaitu dapat dibawa kemana-mana.
7.Bersifat personal (hubungan yang terasa intim dengan penyiarnya.
8.Verbalisme (ada pengucapan, intonasi, diksi, dan lain-lain).
9.Beyond emotion.
10.Sound and amoving image.
11.Show Performing Art.
12.Literacy (dapat dinikmati oleh khalayak yang buta huruf)
Secara umum, fungsi siaran radio untuk pendidikan sekolah menurut A. Darmanto (2005)
antara lain adalah untuk
1.meningkatkan kesadaran nasional,
2.melengkapi pembelajaran (suplemen),
3.mempercepat penyampaian informasi baru ke sekolah,
4.menyelenggarakan pendidikan dengan materi pembelajaran yang sama untuk skala
nasional bagi semua,menggantikan fungsi kehadiran guru profesional dan professor
(dalam kondisi tertentu),
5.menambah materi pembelajaran dan bahan bacaan
6.melakukan modernisasi dibidang penyampaian materi pembelajaran,
7.mengikuti pendidikan/pelatihan kembali bagi guru,
8.menyediakan informasi dan pendidikan bagi kelompok kecil,
9.membantu mereka yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena tidak memiliki
waktu dan keterbatasan ekonomi, dan
14
10.mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi ujian nasional.
Dengan memperhatikan pendapat Darmanto tersebut di atas, fungsi siaran RE telah
memenuhi fungsi siaran radio untuk pendidikan. Bukti pendukung lainnya adalah kiprah
RE sebagai radio pendidikan yang berupaya memupuk jiwa nasionalisme.

D.Televisi Pendidikan
Penerapan teknologi pendidikan di Indonesia berkembang menjadi televisi pendidikan
televisi pendidikan ini jika radio memfasilitasi satu format bahan ajar yaitu berupa audio
tapi televisi pendidikan mengakomodasi belajar yang memiliki gaya belajar visual dan
auditori . ketika mereka sesulit and belajar menggunakan
radio televisi pendidikan dapat memberikan alternatif belajar yang lebih luas .awal
mulanya trend pembelajaran itu dikenal dengan e-learning yaitu penggunaan alat- alat
elektronik dalam pembelajaran alat elektronik yang dimaksud pesan itu adalah radio dan
televisi pendidikan. Namun sekarang ini bukan berarti karena ada jaringan internet televisi
dan radio pendidikan ini tidak relevan lagi Justru pada saat kapan demi ini dibuktikan
kembali bahwa kedua alat ini sangat relevan digunakan karena letak geografis Indonesia
yang sangat beragam ada yang berada di daerah jaringan internet memadai dan dan juga
tidak sedikit atau belajar yang berada di daerah Blank Spot maka pada saat itu mereka
menggunakan radio dan televisi pendidikan, artinya radio dan televisi pendidikan ini masih
relevan kita gunakan sampai saat sekarang, hanya saja konten-konten yang tersedia perlu
kita kembangkan agar pas pebelajar yang kesulitan untuk akses internet dapat
mengoptimalkan radio dan televisi ini untuk mereka belajar.
Media televisi termasuk media pandang-dengar (audio-visual). Media ini mampu
menyajikan beragam informasi dan ilmu pengetahuan dalam bentuk tayangan kombinasi
antara gambar dan suara. Selain itu, media televisi mampu merangsang indra dengan
menampilkan suara, gambar, lambang, tulisan dan gerakan secara bersamaan. Media
televisi adalah media elektronik yang memanfaatkan kekuatan gambar dan suara dalam
mempengaruhi penontonnya (Situmorang, 2006). Gambar adalah kekuatan utama dan
suara sebagai pelengkap atau penguat gambar yang ada. Dengan kedua kekuatan tersebut
media televisi mampu mempengaruhi emosi setiap penontonnya. Oleh karena itu, media
televisi disebut sebagai kotak ajaib (magic box) yang dapat memaku pemirsa untuk
menerima berbagai pesan dan informasi yang ditayangkan dalam bentuk audio visual.
Informasi yang disampaikan lewat media televisi akan mudah dimengerti dengan jelas
karena terdengar secara audio dan terlihat secara visual.
15
Media televisi sama dengan media surat kabar, majalah dan radio, yang dapat digolongkan
sebagai media massa. Maksudnya media ini mampu menjangkau pemirsa dalam jumlah
besar yang berada dalam wilayah geografis yang luas. Sedangkan bedanya dengan surat
kabar dan media massa lain, media televisi mampu menyajikan visual gerak (motion
pictures). Media televisi sebagai visual gerak yang dapat diatur percepatan gerakannya
(gerak dipercapat atau diperlambat). Hal ini memungkinkan media televisi efektif bila
digunakan untuk membelajarkan pegetahuan yang berhubungan dengan unsur gerak
(motion). Dengan demikian, media televisi sebagai media komunikasi massa mempunyai
potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan pembelajaran.
Televisi sebagai media pembelajaran sering disebut pula dengan televisi instruksional atau
instructional television (ITV). Ada bermacam-macam pengertian televisi pembelajaran
sesuai dengan kepentingannya, namun pada dasarnya berhubungan dengan pendidikan dan
pembelajaran. Menurut Sikes dalam Anglin (1995) “Instructional television (ITV) has
traditionally been defined as television designed and produced specifically for elementary
and secondary grade students with the exectation that it would help those students to
achieve ‘identified, specific learning goals under the administration and supervision of
profesional educators in formally structured learning enviroment’.
Televisi pembelajaran secara tradisional mempunyai desain dan diproduksi secara khusus
untuk peserta didik Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sehingga
membantu mereka dalam memahami setiap mata pelajaran dengan baik dan
menyenangkan. Sebab ITV berorientasi pada kurikulum sekolah yang berlaku. Oleh karena
itu, televisi pembelajaran sering disebut juga dengan siaran televisi pendidikan sekolah
misalnya siaran pelajaran bahasa Inggris, Sejarah, Matematika, dan mata pelajaran yang
lain.
Televisi pembelajaran adalah program televisi yang di desain, dikembangkan dan
dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran (Siahaan, dkk., 2006). Artinya media
televisi dapat dirancang dan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dan informasi
pembelajaran yang berada dalam kawasan kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan dan
penghayatan), dan psikomotor (keterampilan). Televisi pendidikan adalah semua program
televisi yang sengaja dibuat untuk tujuan pendidikan (Miarso, 2004). Misalnya acara kuis,
pembinaan rohani, pendidikan keluarga, olahraga, bina vokalia, masakmemasak,
pendidikan kesehatan, wirausaha, dan pendidikan politik. Sedangkan televisi instruksional
(pembelajaran) lebih khusus karena hanya meliputi program televisi yang sengaja dibuat
untuk sekolah atau program pembelajaran lain (kuliah, kursus, dan lain lain) yang
16
berdasarkan pada kurikulum yang ada pada lembaga pendidikan (Miarso, 2004). Misalnya
siaran TV Edukasi melalui TVRI pada hari Senin s.d Kamis pukul 07.30–09.00 WIB dan
disiarkan ulang pada pukul 16.00–17.30 WIB. Sedangkan mata pelajaran yang disiarkan
adalah Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk SMP. Suatu program
televisi dapat dikatakan sebagai televisi pendidikan jika memiliki karakteristik antara lain:
1.menyajikan pesan-pesan yang jelas kepada pemirsanya tentang hal-hal yang pantas untuk
diteladani
2.menyajikan program-program yang tidak bertentangan dengan norma- norma kesusilaan,
adat istiadat, sopan santun, dan hukum yang berlaku
3.menyajikan program yang dapat membentuk dan mengembangkan sikap mental, tekad
dan semangat, serta ketaatan dan kedisiplinan bagi para pemirsanya
4.mampu mensosialisasikan nilai-nilai agar pemirsanya dapat bersikap kreatif, berpikir
kritis, mandiri, dan bertanggungjawab atas perilakunya
(Siahaan, dkk., 2006). Isi siaran TV pendidikan harus diusahakan sesuai dengan nilai-nilai
edukatif yang diterima oleh masyarakat Indonesia. Misalnya TV Edukasi mempunyai
semboyan “TV yang santun dan mencerdaskan serta memberi tauladan”. Oleh karena itu,
TV Edukasi diharapkan menjadi alternatif sumber belajar di tengah gencarnya tayangan
berbagai stasiun televisi. Fungsi televisi dalam program pendidikan dapat dibedakan secara
konseptual ke dalam fungsi pengayaan, pengganti, pengajaran langsung, dan penggerak/
motivator (Miarso, 2004). Sedangkan siaran televisi pendidikan yang ditayangkan oleh TV
Edukasi dan TVRI berfungsi sebagai pelengkap atau pengayaan. Artinya siaran televisi
menyajikan materi pelajaran tambahan yang tidak diberikan oleh guru. Sedangkan
bahan/materi tambahan itu sendiri dapat memantapkan apa yang telah diperoleh atau
sekadar meningkatkan atau memperluas atau memperdalam materi pelajaran di sekolah.
Tujuan siaran televisi pembelajaran adalah untuk menyampaikan pesan (materi)
pembelajaran kepada sejumlah besar peserta didik. Oleh karena itu, televisi pembelajaran
merupakan televisi yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan pendidikan dan sebagai
media belajar atau sumber belajar, sehingga pendekatannya dapat dilakukan melalui
mengajar biasa dilakukan di sekolah dan dapat juga melalui pendekatan lain (Alatas, 1994).

17
1.Siaran Televisi Pendidikan
Seiring dengan tuntutan penerapan Kurikulum tahun 2013 yang mengubah paradigma
pembelajaran, yaitu perubahan dari teacher-centered ke student-centered dan diterimanya
model pembelajaran baru yang inovatif. Artinya orientasi pembelajaran yang berpusat pada
guru (teacher-centered learning) berubah menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik
(student-centered learning). Guru hanya berperan memberikan bimbingan dan arahan
(fasilitator) pembelajaran. Peranan guru bukan sebagai satusatunya sumber belajar tetapi
berubah sebagai fasilitator pembelajaran yang akan memfasilitasi peserta didik untuk
belajar, dan peserta didik sendirilah yang harus aktif dan kreatif belajar dari berbagai
sumber belajar.
Oleh karena itu, di dalam proses pembelajaran memerlukan berbagai sumber belajar. Salah
satu sumber belajar yang potensial dan ada di lingkungan peserta didik untuk memberikan
dukungan terhadap model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah siaran
televisi pendidikan. 357 Media televisi merupakan salah satu media pembelajaran yang
sudah akrab dikalangan peserta didik karena media ini hadir bagaikan sahabat dikala
peserta didik susah, sebagai guru dikala peserta didik membutuhkan pengetahuan, dan
sebagai pembimbing dikala peserta didik perlu informasi.
Penggunaan siaran televisi sebagai media pembelajaran kini semakin meluas. Kemajuan
teknologi telah mengakibatkan harga TV semakin murah, sehingga penggunaan semakin
meluas. Sekarang ini televisi sudah menjadi salah satu tuntutan atau kebutuhan hidup
masyarakat. Dengan demikian, tergantung kreativitas peserta didik dalam mencari dan
memanfaatkan siaran TV pendidikan sebagai sumber belajar selain guru.
Televisi sebagai media pembelajaran secara umum memilikikelebihan/keunggulan,
yaitu:
a)merupakan media yang popular, hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakannya,
b)bersifat audio visual dan gerak sehingga pesan akan lebih mudah difahami,
c)menarik karena dapat menampilkan realita dan visual live serta memanipulasi/memberi
penekanan tertentu,
d)aktual, yaitu dapat menyajikan informasi terbaru secara seketika,
e)dapat menghadirkan obyek yang jauh, terlalu besar atau terlalu kecil, dan berbahaya,
f)menembus batas ruang dan waktu,
g)dapat menjangkau sasaran yang luas dan serempak,
h)pilihan format sajiannya beragam dan bervariasi, sehingga mendorong kreativitas
pengembang program, dan
18
i)hampir semua mata pelajaran dapat disampaikan melalui media televisi.
Di sisi lain siaran TV juga memiliki kelemahan, antara lain:
a)biaya produksinya relatif mahal,
b)memerlukan tenaga ahli dan peralatan khusus untuk mengembangkannya,
c)sifat komunikasinya satu arah,
d)sulit mengatur jadwal yang tepat dengan kebutuhan peserta didik, terutama untuk
program yang dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran di kelas, dan
e)kontrol sepenuhnya ada pada penyelenggara siaran, sehingga pengguna bersifat pasif.
Pemanfaatan Siaran Televisi dalam Kegiatan Pembelajaran
Pemanfaatan (utilization) adalah aktivitas untuk menggunakan proses dan sumber untuk
belajar. Pemanfaatan merupakan kawasan teknologi pembelajaran yang tertua di antara
kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur
mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran (Seels
& Richey, 2000). Sedangkan pemanfaatan siaran televisi adalah penggunaan secara
sistematis siaran televisi untuk kegiatan pembelajaran. Siaran televisi telah banyak
digunakan untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran di berbagai negara. Secara
konseptual strategi pemanfaatan siaran televisi pendidikan dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu strategi terbuka, terarah, terpimpin dan terikat (Miarso (2004).
Dalam strategi terbuka menuntut program itu menarik dan berkualitas, dimungkinkan
untuk siapa saja dapat mengikuti program siaran, dan tampa ada kewajiban atau
pengawasan yang berkaitan dengan program siaran tersebut. Strategi terarah menuntut
adanya dua implikasi, yaitu: (a) para penyelenggara siaran harus mengembangkan program
berseri dan berkesinambungan dengan alur (benang merah) yang jelas; dan (b) perlu
diusahakan terbentuknya forum pemirsa/pendengar, baik secara terorganisir maupun secara
bebas dalam pemanfaatan siaran. Program siaran dengan strategi terpimpin merupakan
peningkatan strategi terarah bila dilihat dari aspek perencanaan dan proses
pemanfaatannya. Adapun strategi terikat menentut adanya aturan dan persyaratan tertentu
yang harus diikuti bersama oleh penyelenggara siaran dan pengguna siaran dilapangan.
Oleh karena itu, dalam strategi ini program siaran yang ditayangkan merupakan bagian
integral dari sistem instruksional yang ada. Misalnya siaran televisi pendidikan yang
ditayangkan TV Edukasi melalui TVRI menggunakan strategi terbuka sehingga menuntut
prakarsa dan kreativitas dari masyarakat untuk memanfatkanya sebagai sumber belajar.
Bentuk pemanfaatan siaran televisi untuk pendidikan dapat dilakukan secara
terbatas/tertutup (close circuit television) dan secara terbuka
19
E.Pendekatan Keterampilan Proses
Selanjutnya bentuk penerapan teknologi pendidikan di Indonesia berupa cara belajar siswa
aktif dan pendekatan ketrampilan proses ngomong ini tidak bersentuhan langsung dengan
teknologi jadi teknologi pendidikan bukan hanya soal bagaimana kita memilih metode
terbuka tafsir untuk pembelajaran tapi bagaimana kita menyediakan atau memilih metode
model dan strategi agar peserta didik ini bisa belajar dengan masing-masing kebutuhannya
.cara belajar siswa aktif dan pendekatan ketrampilan proses Trans Karang lebih sering
dikenal juga dengan pembelajaran konstruktivis excess learning kemudian pembelajaran
saintifik itu semua mengarah kepada bagaimana mengaktifkan pebelajar ini dalam proses
belajar yang sedang mereka ikuti.
Pendekatan keterampilan proses adalah salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendekatan ini menekankan
pada proses pemerolehan pengetahuan, bukan hanya pada produk atau hasil akhirnya.
Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan dapat mengamati, mengklasifikasikan, membuat
inferensi, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, dan
menyimpulkan secara ilmiah. Pendekatan ini juga dapat melatih siswa untuk berpikir kritis,
kreatif, dan mandiri dalam memecahkan masalah.
Pendekatan keterampilan proses berbeda dengan pendekatan tradisional yang lebih banyak
memberikan informasi dan fakta kepada siswa tanpa melibatkan mereka secara aktif dalam
proses pembelajaran. Pendekatan tradisional cenderung membuat siswa menjadi pasif,
bergantung pada guru, dan kurang mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
diperolehnya. Pendekatan keterampilan proses lebih sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dan kompleks.
Untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran, guru perlu
mempersiapkan materi, media, alat, dan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Guru juga perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi,
menemukan, dan mengkonstruksi konsep-konsep sendiri dengan bimbingan dan fasilitasi
dari guru. Guru tidak perlu memberikan jawaban atau solusi langsung kepada siswa, tetapi
lebih banyak mengajukan pertanyaan yang dapat merangsang pemikiran siswa. Guru juga
perlu memberikan umpan balik dan evaluasi yang konstruktif kepada siswa untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

20
F.Pembelajaran Berbasis Komputer
Selanjutnya bentuk penerapan teknologi pendidikan di Indonesia seperti pembelajaran
berbasis komputer. Pembelajaran berbasis komputer dalam konteks ini bukan pembelajaran
yang ke jaringan karena itu notice ke khusus kita bahas, pembelajaran basis komputer
sifatnya adalah stellen artinya tidak terhubung antara satu komputer dengan komputer
yang. lainnya contoh pembelajaran berbasis komputer itu seperti penggunaan media
interaktif yang disimpan pada media penyimpanan. Apakah itu CD,, flashdisk harddisk
ataupun bentuk penyimpanan lainnya. pembelajaran berbasis komputer ini ada beberapa
model-model tutorial model ,games simulasi dan Grand praktis model-model ini dapat kita
pilih sesuai kebutuhan pembelajar. mereka membutuhkan Apakah itu tutorial berupa materi
Apakah berupa permainan ,simulasi ataupun alat dan latihan untuk memperkuat
pemahaman mereka. pembahasan lebih rinci mengenai pembelajaran berbasis komputer ini
dapat diikuti pada playlist pembelajaran berbasis computer.
Pembelajaran berbasis komputer adalah penggunaan suatu komputer untuk membantu
menyajikan materi pembelajaran kepada siswa, memantau kemajuan belajarnya atau
memilih bahan pembelajaran tambahan yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa secara
individual (Miarso, 2004). Sedangkan dalam Isjoni dkk (2007) menjelaskan bahwa media
pembelajaran berbasis komputer adalah penggunaan komputer sebagai media penyampaian
informasi pembelajaran, latihan soal, umpan balik, dan skor jawaban peserta didik Menurut
Criswell (1989: 1) menyatakan bahwa computer based instruction (CBI) merupakan
penggunaan komputer untuk menyajikan materi pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dan merespon aktivitas
peserta didik
Pendapat lain dikemukakan oleh Kemp & Dayton (1985: 40) sebagai berikut. Computer
Based Instruction refers to any application of komputer technology to the instructional
process. It includes using a komputer to present information, to tutor a learner, to provide
practice for developing a skill, to simulate a process which is being studied, and manipulate
to solve problem. Istilah computer based instruction (CBI) umumnya menunjuk pada
semua software pendidikan yang diakses melalui komputer dimana peserta didik dapat
berinteraksi dengannya. Sistem komputer menyajikan serangkaian program pengajaran
kepada peserta didik baik berupa informasi maupun latihan sal untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu dan peserta didik melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi
dengan sistem komputer.

21
Dalam Winataputra (1997) tujuan umum pembelajaran berbasis komputer adalah
bagaimana program komputer digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi
dalam pembelajaran. Dengan berbagai fitur dan aksesoris pendukungnya, (seperti: teks,
suara, gambar, video dan animasi). Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran
dikenal dengan nama pembelajaran dengan bantuan komputer (Komputer-assisted
Instruction – CAI,atau Komputer-assisted Learning CAL). Ada tiga bentuk penggunaan
komputer dalam kelas, yaitu:
1.Untuk mengajar siswa menjadi mampu membaca komputer atau computer literate.
2.Untuk mengajarkan dasar-dasar pemrograman dan pemecahan masalah komputer.
3.Untuk melayani siswa sebagai alat bantu pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis
komputer adalah penggunaan komputer sebagai media penyampaian informasi
pembelajaran, latihan soal, umpan balik, dan skor jawaban peserta didik. Komputer
berfungsi sebagai sumber belajar yang dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik.
Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Pada awalnya media komputer ditemukan pada tahun 1950-an dan berkembang dengan
lambat hingga tahun 1960-an. Hal ini dikarenakan komputer yang dihasilkan pada masa itu
berukuran besar sehingga tidak efisien ruang dan jumlah orang. Dan ketika ditemukan
prosesor berukuran kecil pada tahun 1975, terjadi perkembangan yang pesat pada
penggunaan komputer. Bahkan perkembangan teknologi tersebut terus berlangsung hingga
kini dan menghasilkan berbagai macam teknologi komputer yang semakin canggih dan
dipakai dihampir semua kegiatan terutama sebagai media dalam pembelajaran.
Menurut Ariesto (2012) pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan khususnya dalam
pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran.
Sejarah teknologi pembelajaran ini merupakan kreasi berbagai ahli dalam bidang terkait,
yang pada dasarnya ingin berupaya dalam mewujudkan ide-ide praktis dalam menerapkan
prinsip dikdati, yaitu pembelajaran yang menekankan perbedaan individual baik dalam
kemampuan maupun dalam kecepatan. Perwujudan ide-ide praktis itu juga sejalan dengan
perkembangan teoriteori belajar yang dikembangankan para ahli psikologi, yakni dengan
berkembangnya teori belajar dari aliran tingkah laku (teori belajar dari aliran behaviorisme)
dan teoriteori kognitif, terutama yang menggunakan model pemrosesan informasi
(information processing model).
Teori-teori psikologi persekolahan yang terkait dengan belajar tuntas dengan tokoh-
tokohnya seperti John B. Carrol, Jerome S. Bruner dan Benjamin S. Bloom juga sangat
22
berpengaruh terhadap perkembangan teknologi pembelajaran. Selain itu kerangka acuan
yang terkait dengan perancangan atau desain pembelajaran juga turut menyemarakan
perkembangan teknologi pembelajaran yang selanjutnya digunakan juga sebagai acuan
dalam penyusunan bingkai kerja dalam mengembangkan pembelajaran berbasis komputer.
Sejarah pembelajaran berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk
menciptakan perangkat teknologi terapan yang memungkinkan seseorang melakukan
proses belajar secara individual dengan menerapkan prinsip-prinsip didaktik-metodik
tersebut. Dalam sejarah teknologi pembelajaran kita menemukan bahwa karya Sydney L.
Pressey pada tahun 1960 (Rahman, 2008) untuk menciptakan mesin pengajar atau teaching
machine bisa dicatat sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
Mesin pengajar pada mulanya diciptakan oleh Pressey untuk melakukan tes terhadap
kemampuan yang dicapai dari hasil belajar. Cara kerja mesin tersebut adalah:
1.Bahan disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda dengan 4 kemungkinan jawaban,
dengan satu diantaranya adalah kemungkinan jawaban yang benar.
2.Testee membaca soal tes pada layar display dan memilih alternatif jawaban yang benar
dari satu soal.
3.Dengan menekan tombol alternatif jawaban yang benar, bila yang ditekan adalah
alternatif jawaban yang benar, maka pada layar display akan muncul soal berikutnya. Tetapi
bila salah, maka akan memberikan respon dengan cara tidak memunculkan soal berikutnya.
Pressey (Rahman, 2008) memandang bahwa mesin tes ini bisa digunakan pula dalam
mengajar dan dengan sedikit mengubah tujuan, dari tujuan menguji menjadi tujuan
mengajar akhirnya alat itu digunakan juga sebagai mesin mengajar. Pada tahun 1994,
seorang ahli psikologi dari aliran behaviorisme bernama B.F Skinner (Amaly Ridha, 2014)
menciptakan pembelajaran terprogram memungkinkan interaksi siswa dengan guru yang
dilakukan secara langsung, tetapi melalui program yang berbentuk tulisan, rekaman radio,
film, mesin pengajar, dan sebagainya.

G.Jenis-Jenis dan Contoh Media Pembelajaran Berbasis Komputer


Media pembelajaran berbasis komputer semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Berbagai jenis media berbasis komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran pun
menjadi semakin beragam seiring dengan perkembangan zaman.
Beberapa jenis media pembelajaran berbasis komputer saat ini telah diklasifikasikan oleh
para ahli. Terdapat beberapa jenis media pembelajaran berbasis komputer yang

23
dikemukakan oleh salah seorang ahli. Menurut Azhar Arsyid (2006: 3) Media pembelajaran
berbasis komputer terdiri dari:

1.Presentasi PowerPoint
Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi
pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti
Microsoft power point yang dikembangkan oleh Microsoft inc” yang mengembangkan
banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut. Kelebihan
media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image,
grafik dan sound di dalam persentasi power point sehingga dapat dibuat semenarik
mungkin.

2.CD / DVD / Multimedia Pembelajaran Interaktif


Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi media terdapat unsur- unsur media secara
lengkap yang meliputi: sound, animasi, video, teks dan grafis. Macam-macam model
multimedia pembelajaran yaitu:
a.Model drill Memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan
tiruan-tiruan bentuk dan pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
b.Model Tutorial Menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi
materi pelajaran.
c.Model Simulasi Memberikan pengalaman belajar melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk
yang mendekati suasana yang sebenarnya.
d.Model Games Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran
menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan
aturan permainan.

3.Video Pembelajaran
Salah satu bentuk dari media pembelajaran adalah video pembelajaran, yang dapat
berupa:
a.Rekaman hasil aktivitas pembelajaran.
b.Visualisasi yang dimaksudkan untuk membimbing siswa dalam memahami materi.
c. Prinsip yang hampir sama dengan nonton film.
d. Video yang dapat dibuat sendiri atau download dari situs share video
e. Video yang disesuaikan dengan materi melalui proses editing
24
4.Internet
Media berbasis internet dapat berupa : email, chatting, video / teleconference, blog, e-
learning, web, dll. Tujuan penggunaan internet sebagai media pembelajaran berbasis
komputer antara lain:
a.Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar
secara mandiri.
b.Siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database,
dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman,
laporan, dan data statistik.
c.Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya
konsumen informasi saja.

5.Pembelajaran Online Learning


Pembelajaran daring atau online learning jadi berbeda dengan pembelajaran berbasis
komputer yang sifatnya stand-alone atau berdiri sendiri.
Online learning ini ada interaksi atau koneksi antara satu pembelajar dengan pembelajaran
yang lain Mereka berada di tempat yang berbeda. Apakah itu dalam waktu yang bersamaan
ataupun waktu yang berbeda. Online learning ini di Indonesia diterjemahkan ke dalam
pembelajaran daring atau pembelajaran dalam jaringan benang merah untuk pembelajaran
online ini adalah penggunaan jaringan. begitu jaringan internet ataupun intranet dengan
adanya online learning.
Ini bukan berarti pembelajaran tatap muka tidak dimungkinkan lagi pembelajaran tatap
muka itu selamanya tidak akan bisa tergantikan, karena ada beberapa nilai ada beberapa
hal rumah hanya bisa dilakukan dalam pembelajaran tatap muka sehingga online ini
memiliki tiga fungsi, yaitu dia sebagai pelengkap dalam pembelajaran tatap muka ,Sebagai
tambahan dalam pembelajaran tatap muka dan sebagai pengganti pertemuan tatap muka
dan dalam Pendem iini fungsi online yang kita jalankan sebagai pengganti pertemuan tatap
muka .dua fungsi di awal yaitu pelengkap dan tambahan pada saat kita memasuki new
normal . kita akan menyelenggarakan yang namanya blended learning Artinya kita tetap
menyelenggarakan pertemuan tatap muka dan juga mengintegrasikan online learning
didalamnya dengan berbagai porsi sesuai kebutuhan dan karakteristik materi pembelajaran
atau mata kuliah tertentu.

25
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa televisi pendidikan memiliki peran penting dalam mendukung
proses pembelajaran di Indonesia. Televisi pendidikan dapat menjadi alternatif menjadi
sumber belajar di tengah gencarnya tayangan berbagai stasiun televisi. Suatu program
televisi dapat dikatakan sebagai televisi pendidikan jika memiliki ciri-ciri antara lain:
menyajikan pesan-pesan yang jelas kepada pemirsa tentang hal-hal yang pantas untuk
diteladani, menyajikan program-program yang tidak bertentangan dengan norma-norma
kesusilaan, adat istiadat, sopan santun, dan hukum yang berlaku, menyajikan program yang
dapat membentuk dan mengembangkan sikap mental, tekad dan semangat, serta ketaatan
dan kedisiplinan bagi para pemirsa, dan mampu mensosialisasikan nilai-nilai agar pemirsa
dapat berpikiran kreatif, berpikir kritis, mandiri, dan mempertimbangkan perilakunya. Oleh
karena itu, televisi pendidikan perlu diusahakan sesuai dengan nilai-nilai edukatif yang
diterima oleh masyarakat Indonesia. Fungsi televisi dalam program pendidikan dapat
dibedakan secara konseptual ke dalam fungsi pengayaan, pengganti, pengajaran langsung,
dan penggerak/motivator.

Saran
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengintegrasikan teknologi pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini mencakup penggunaan media pembelajaran
berbasis komputer, CD/DVD/multimedia pembelajaran interaktif, video pembelajaran, dan
pembelajaran online.
Meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pendidikan. Hal ini mencakup penggunaan teknologi Informasi dan
Komunikasi (TekIK) untuk mendukung proses pembelajaran, seperti yang dijelaskan
dalam buku "Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan" oleh Ariesto Hadi
Sutopo
2. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang teknologi pendidikan dan teknologi
pembelajaran terjemahan. Hal ini mencakup penggunaan teknologi pembelajaran yang
efektif dan efisien, seperti yang dijelaskan dalam buku "Teknologi Pembelajaran
terjemahan" oleh Barbara Seels dan Rita C. Richey

26
Meningkatkan keterampilan institusi pendidikan dalam mengembangkan dan menerapkan
teknologi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Hal ini mencakup
pengembangan kursus, modul, dan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi lokal, seperti yang dijelaskan dalam panduan operasional penulisan modul dan
pengantar pengajaran modul
3. Meningkatkan kolaborasi antara pemangku kepentingan, seperti pemerintah, pendidikan,
dan pengembang teknologi, untuk menciptakan lingkungan belajar yang kaya dan kreatif.
Hal ini mencakup penggunaan media pembelajaran yang berbasis komputer,
CD/DVD/multimedia pembelajaran interaktif, dan video pembelajaran
Dengan diterapkannya saran-saran ini, diharapkan penerapan teknologi dalam pendidikan
di Indonesia akan semakin berkembang dan membantu dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di negara ini.

27
DAFTAR PUSTAKA

syafril, ulfia rahm,ieldarn,. (2018). TEKNOLOGI PENDIDIKAN. PrenadaMediaGroup.


Departemen Pendidikan Nasional PUSTEKKOM, 2002, TEKNODIK No. 20, Jakarta:
PUSTEKKOM DEPDIKNAS.
Miarso, Yusufhadi Prof. Dr. M.Sc., 2009, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Padmo, Dewi dkk, Teknologi Pembelajaran, 2003, Jakarta: Universitas Terbuka. Siregar,
Eveline dan Dewi Salma Prawiradilaga, 2008, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Seels, Barbara dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran terjemahan, 1994, Jakarta:
Unit Penerbitan UNJ. Universitas Terbuka (1997).
Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT Vembriarto, St. (1985).
Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita Arsyad Azhar,
2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Sutopo, Ariesto Hadi. (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan,
Graha Ilmu, Yogyakarta

28
29
30
MAKALAH

DASAR-DASAR TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

“PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU DAN


BERKEMBANG”

“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Dasar-dasar Teknologi
Pembelajaran”

Disusun Oleh:

Ikhwatul Ikhsan (23004133)

Dosen Pengampu:

Dra. Eldarni, M.Pd.

DEPARTEMEN KURIKULUM & TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad
saw. Salah satu nikmatnya yang tidak ternilai harganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar
Teknologi Pembelajaran.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
sehinggabisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan,
baik dari segi isi penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena, itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut akan penulis terima
dengan senang hati. Terima kasih .

Padang, 06 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................................ iii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 2
A. Perkembangan Teknologi Pendidikan di Negara Berkembang..................................................... 2
B. Perkembangan Teknologi Pendidikan di Negara Maju ................................................................ 3
BAB III ..................................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................................ 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju dan negara berkembang merujuk pada
penggunaan berbagai jenis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam konteks sistem
pendidikan. Ini mencakup penggunaan perangkat keras, perangkat lunak, internet, dan platform
digital untuk memfasilitasi proses pembelajaran, pengajaran, dan administrasi pendidikan.
Di negara maju, penerapan teknologi pendidikan seringkali telah mencapai tingkat yang lebih
tinggi, dengan infrastruktur TIK yang kuat dan penyebaran akses internet yang meluas. Pendidikan
berbasis teknologi di negara maju cenderung memanfaatkan inovasi terbaru, seperti pembelajaran
online, simulasi interaktif, dan analisis data untuk mempersonalisasi pengalaman belajar.
Sementara itu, di negara berkembang, penerapan teknologi pendidikan mungkin menghadapi
tantangan seperti keterbatasan infrastruktur teknologi, aksesibilitas internet yang terbatas, dan
masalah keuangan. Namun, negara-negara berkembang juga berupaya untuk meningkatkan
penggunaan teknologi dalam pendidikan dengan memanfaatkan solusi kreatif dan adaptif, seperti
pelatihan guru dalam penggunaan teknologi sederhana, pengembangan platform pendidikan lokal,
atau menggunakan teknologi mobile untuk mendukung pembelajaran di daerah terpencil.
Secara keseluruhan, penerapan teknologi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas,
akses, dan relevansi pendidikan di kedua tipe negara ini. Meskipun tantangan dan tingkat adopsi
teknologi mungkin berbeda, tujuan akhirnya adalah mempersiapkan generasi muda dengan
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan global dan
berkontribusi pada kemajuan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju
2. Penerapan Teknologi Pendidikan di negara berkembang
3. Perbedaan penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju dan berkembang
C. Tujuan
1. Memahami bagaimana penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju
2. Memahami bagaimana penerapan Teknologi Pendidikan di negara berkembang
3. Mengetahui Perbedaan penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju dan berkembang

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Teknologi Pendidikan di Negara Berkembang


Menurut analisa G. Pracharopoulus Negara berkembang investasi dalam sumber
daya manusiawi mempunyai nilai ekonomisyang lebih tinggi dari investasi dalam
bidang fisik, sena dalam bidang pendidikan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
Dean Jamison membuat analisa pendidikan di Indonesia yang satu kesimpulan yaitu :
1.Untuk mempertahankan angka partisipasi pendidikan dasar pada taraf yang tetap
belanja pendidikan harus dilipat duakan pada tahun berikutnya.
2.Angka partisipasi akan turun menjadi 15% bila pertambahan belanja pendidikan
sama dengan kenaikan ongkos nyata.
Peranan dan Kecendrungan Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai alternatif pemecahan berbagai
masalah pendidikan. Suatu komisi yang dibentuk oleh AECT memmuskan TP sebagai
suatu bidang yang berkepentingan dengan kegiatan manusia yang secara sistematis
mengidentifikasi, mengembangkan. mengorganisasikan segala macam sumber belajar.
termasuk pengelolaan. Aplikasi teknologi pendidikan dapat diamati dengan :
1. adanya system peralatan untuk menyajikan informasi
2. terintegrasinya system peralatan tersebut sebagai suatu sub system dalam system
pendidikan
3. dilaksanakannya salah satu kegiatan seperti :
• Perubahan fisik dan tempat belajar
• Hubungan guru dan murid yang tidak langsung
• Aktifitas anak didik yang relative bebas dari control guru
• Perubahan peranan dan kecakapan guru
• Jumlah, macam dan komposisi biaya yang berbeda. Tiga kecendrungan umum
dalam kemampuan penyajian yaitu :
1.dipakai secara massa yang meliputi radio, televisi. teleblackboard.
2.dipakai dalam kelompok baik kecil maupun besar, seperti proyektor film,
overhead, kaset. pita. dll.

2
3.dipakai secara individual seperti mesin belajar. computer dan teks pengajaran
individual. Lima kecendrungan dari segi penggunaan yaitu :
1.meningkatkan mutu pendidikan
2. melatih/menatar guru
3. memperluasjangkauan sekolah
4. pendidikan dasar dan buta huruf
5. pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat
Proses Pengembangan
Proses pengembangan dapat dianalisis kedalam 3 kelompok : perencanaan, pelaksanaan.
dan penilaian.
- Perencanaan merupakan proses permulaan sebelum adanya keputusan kebijakan.
- Pelaksanaan kegiatan pengembangan merupakan lanjut perubahan peranan dan
kecakapan guru an dari perencanaan,dimana dalam pelaksanaan ini bertujuan untuk
menjalanka.n apa-apa yang sebelumnya telah direncanakan.
- Peniaian merupakan kegiatan mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan,apakah sudah
maxsimal atau sama sekali tidak berpengaruh terhadap suatu kegiatan.

B. Perkembangan Teknologi Pendidikan di Negara Maju


Pemanfaatan siaran radio pendidikan meluas sampai ke daerah daerah terpencil
yang jauh dari lokasi sekolah.medi pembelajarn tidak hanya radio pendidikan,ttetapi juga
menggunakan televise pendidikan,dimana yang pada mulanya itu hanya di gunakan untuk
hiburan,tetapi karena kemajuan teknologi dan kemampuan berfikir yang cepat,maka
mereka menjadikannya sebagai mebia untuk pembelajaran.
Perbedan Tujuan Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan
Berkembang.
1. Tujuan penerapan teknologi pendidikan di Negara maju
Di Australia dan new Zealand pemanfaatan siaran radio untuk pendidikan telah
meluas sampai daerah terpencil.
Di jepang media pembelajaran yang dgunakan adalah tv dan alay komunikasi
lainnya. Pada mulanya hanya untuk hiburan dan alat-alat panyampaian pesan penerapan
dan kemudian para ahli melihat media ini untuk dimanfaatkan untuk pendidikan.
2. Tujuan penerapan teknologi pendidikan di Negara berkembang

3
Diniger memanfaatkan media teknologi komunikasi dalam system pendidikan
nasional. Pada tahun 1964 siaran televise pendidikan dikembangkan, sasaran umatnya
adalah para guru sekolah dasar. Sasaran lain yang harus cepat terselesaikan di niger adalah
pemberantas buta huruf.
Perbedaan Kegiatan Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan
Berkembang.
1. Kegiatan penerapan TP di Negara maju
Kegiatan penerapan TP di Negara maju dalam pembelajaran biasa dan tumbuh serta
berkembang antara lain:
a) Kegiatan pemanfaatan TP secara massa
Teknologi pada Negara maju telah digunakan oleh semua orang, dari masyarakat
kecil, kalangan pejabat dan petinggi Negara dan yang paling utama tentu digunakan
oleh para pelajar dan berbagai ahli. Contoh teknologi yang dimanfaatkan adalah
internet yang mereka gunakan sesuai dengan profesi yang mereka miliki.
b) Kegiatan kelompok belajar
Disini kelompok belajar ini dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran dan
disinilah para pelajar bisa bertukar pikiran dan menyelesaikan suatu persoalan
dengan jalan bersama untuk memperoleh hasil yang maksimal.
c) Kegiatan belajar individual
Kegiatan seperti ini mungkin lebih efektif dilakukan oleh kalangan tertentu, karena
dengan belajar secara individual mereka dapat mengembangkan potendi yang
terdapat didalam dirinya. Kegiatanya biasanya menggunakan berbagai media
seperti mesin belajar, computer dan teks pengajaran individual terprogram.
Hampir semua sekolah di Negara maju sudah dilengkapi dan memanfaatkan
berbagai media elektronik dan fotografi. Di Australia dan New Zealand untuk
melayani peserta didik yang jauh terpencil yang tidak ada sekolah terdekat dari
pemukimannya, mereka dapat mengikuti pelajaran melalui siaran radio sekolah dari
tempat masing-masing pada jam siaran. Sedangkan di Inggris mengembangkan
siaran radio untuk pendidikan tinggi guna melayani mahasiswa yang tersebar di
seluruh Inggris.

4
2. Kegiatan penerapan TP di Negara berkembang dalam usaha
a. meningkatkan mutu pembelajaran
Di Negara berkembang diperlukan perubahan pola belajar dan perubahan
karakteristik guru serta media pembelajaran yang lebih menunjang pembelajaran agar
lebih efektif dan efisien.
b. melatih guru
Diperlukan tenaga yang profesinal agar mutu pendidikan dapat meningkat. Uapaya
yang dilakukan seperti memberikan pelatihan kepada guru dalam memberikan materi
pelajaran baik dalam bentuk perbaharuan materi yang dapat diambil dari internet yang
sebelumnya hanya menggunakan pedoman buku saja. Dan juga dibutuhkan media
pembelajaran yang meransang minat siswa untuk belajar.
c. memperluas jangkauan sekolah
Sekolah-sekolah berada di daerah tertentu membutuhkan perubahan yang lebih
baik dari sebelumnya, yang pada awalnya informasi didapatkan hanya dengan melalui
surat kabar atau pemberitahuan di televise. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya diadakan
seminar dan penyuluhan untuk memanfaatkan teknologi elektronik agar bisa
mendapatkan informasi yang lebih up to date.
d. pendidikan dasar dan buta huruf
pendidikan dilakukan untuk memberantas buta huruf yang masih banyak dijumpai
di Negara berkembang, hal ini dilakukan agar tercapai pendidikan yang merata disetiap
warga. Dan dengan modal bisa membaca tersebut mereka dapat memperolah informasi
yang lebih dari sebelumnya yang pada akhirnya bisa menggunakan teknologi.
e. kegiatan pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat
Tidak semua Negara berkembang memiliki media yang sama dalam menunjang system
pendidikan.
Perbedaan Sasaran Penerapan Teknologi Pcndidikan di Ncgara Maju dan Negara
Berkembang.
1. Sasaran penerapan TP di negara maju
Di negara maju pemanfaatan media komunikasi dapat mencapai sasaran
anak/mahasiswa tidak hanya dalam kelas tapi juga terdapat pada beberapa kelas.
Sasaran TP di negara maju adalah siswa&mahasiswa.

5
2. Sasaran penerapan TP dinegara berkembang
Pada Negara berkembang sasaran teknologi pendidikan masih mengutaman
pendidik.karena kebanyakan para pendidik di Negara berkenbang belum propesiaonal
dalam pembelajaran menggunakan media. contoh:
a. Niger sasarannya guru-guru sekolah dasar dan masyarakat
b. Pandaigading sasarannya karyawan menengah berbagai perusahaan
c. Aljazir sasarannya guru dan calon guru
d. Kolombia sasarannya anak-anak SD
e. Peru sasarannya anak-anak TK dan calon pekerja tamatan SD
f. Muanghtai sasarannya murit SD kelas 3-5
g. Hondurus sasarannya masyrakat dan anak-anak usia sekolah
Perbedaan Pengelolaan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Negara
Berkembang.
1. Pengelolaan TP di negara maju
Dirumuskan suatu system yang cukup ambisius yaitu dalam waktu yang singkat
harus dapat diperluas usaha pembaharuan pendidikan dengan meningkatkan
mutu.alternatif yang dikembangkan dan yang dipilih mempunyai kaitan langsung juga
prioritas program yaitu industrialisasi.
Suatu tem study mengajukan alternatif dipakainya media radio untuk pendidikan
dasar di Indonesia khususnya penyebaran kuruikulum baru.
Perbedaan latar belakang penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju dan
negara berkembang.
1. Latar belakang Pengelolaan TP dinegara berkembang
Dalam dunia pendidikan masalah yang rata-rata dialami dan harus mendapatkan
penyelesaian segera adalah kesempatan belajar mengingat masa depan dan kelanjutan
kehidupan bangsa sangal tergantung dari kecerdasan warganya. Dalam usaha
pengembangan pendidikan bagi negara berkembang terlihat dan terasa kepincangan
serta berbagai masalah.
2. Latar belakang penerapan TP di negara maju

6
Media komunikasi pada mulanya adalah alat hiburan dan alat penyampaian pcsan-
pesan penerangan. Kemudian para ahli melihat potensi yang ada pada media ini untuk
dimanfaakan bagi pendidikan.Latar belakang Pengelolaan TP dinegara berkembang.
Perbedaan penerapan sumber belajar di negara maju dan berkembang
1. Sumber belajar di negara maju
Penyampaian kuliah secara massal melalui pemancar adalah biasa dan tumbuh serta
berkembang dengan baik. Siaran radio untuk pendidikan tinggi dan siaran televisi
sebagai media pembelajaran.
2. Sumber belajar di negara berkembang
Memanfaatkan media televisi untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan antara
yang memperoleh pendidikan di kota dan di desa. Televisi pendidikan sekolah ini
berada langsung dibawah Menteri Pendidikan sedangkan tenaga pengelolanya ahli
dibidang paedagogy.
Perbedaan kendala penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju dan
berkembang.
1. Kendala di negara berkembang
Kendala yang dihadapi yaitu :
- Banyaknya orang yang buta huruf rendahnya produktifitas warganya mendesaknya
kebutuhan pendidikan itu sendiri
- Kekurangan baik sarana maupun jumlah guru terlebih guru vans berkualitas tinggi
- dana yang diperlukan terbatas sekali sehingga untuk memperoleh guru yang baik
sukar dicapai
Tampaknya memanfaatkan media komunikasi merupakan alternatif pemecahan.
namun tetap ada berbagai masalah yang timbul yaitu masalah dana dan tenaga yang
diperlukan. Dalam hubungan ini bantuan internasional merupakan alternatif yana
menjadi pilihan, dimana dana yang besar sangat diperlukan.
2. Di negara maju jika ada masalah yang timbul mereka akan melakukan penelitian serta
perbandingan dengan masing-masing pesan yangdisampaikan sendiri. Terhadap
kekurangan dan kesalahan yang terjadi selalu diadakan perbaikan.

7
Sumber Dana Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Berkembang.
1. Sumber dana pendidikan di negara maju
Penyampaian pembelajaran atau kuliah secara massal melalui pemancar adaiah
biasa dan berkembang dengan baik. Hampir semua sekolah dinegara maju dilengkapi
media pembelajaran elektronika dan fotografi.
Untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di negara maju memang memerlukan
dana yang tidak sedikit. Sumber dana yang didapat dalam meningkatkan mutu
pendidikan ini merupakan anggaran belanja di negara masing-masing. Dan ditambah
dengan dana-dana lainnya, baik berasal dari dalam maupun luar negri.
2. Sumber dana pendidikan di negara berkembang
Persoalan biaya bagi negara berkembang merupkan problem tersendiri yang
seringkali bahkan merupakan faktor penentu utama untuk dapat tidaknya diterapkan
teknologi pendidikan.
Ciri teknologi adaiah adanya peralatan dan memerlukan biaya investasi yang
mahal. Banyak negara berkembang yang kekurangan guru bermutu. sedangkan guru
yang diperlukan untuk mendidik sangat kecil jumlahnya. Belum lagi masalah dana
yang harus disediakan untuk pendidikan ini.
Salah satu negara berkembang adaiah Indonesia. Indonesia pernah menyediakan
dana pendidikan hanya 4% saja. Menurut para ahli anggaran yang paling ideal adaiah
25% dari semua anggararan.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penerapan teknologi pendidikan memberikan manfaat besar di negara maju dengan


infrastruktur dan sumber daya yang memadai, sementara di negara berkembang, tantangan
infrastruktur dan aksesibilitas tetap menjadi hambatan yang signifikan. Upaya global dan
lokal diperlukan untuk mengatasi kesenjangan ini dan memastikan bahwa teknologi
pendidikan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pendidikan global secara
keseluruhan

9
MAKALAH
PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PENDIDIKAN SAAT INI DAN MASA DEPAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dasar-dasar Teknologi Pembelajaran


Dosen Pengampu :
Dra.Eldarni M.Pd

Disusun Oleh
Khilda Fadhilatul Isni
23004139

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


DEPARTEMEN KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah


menganugerahkan berbagai kenikmatan seperti kesehatan dan kenikmatan berfikir serta
keluasan wawasan sehingga dengan nikmat-Nya lah penulis mampu menyelesaikan proyek
akhir ini.Shalawat dan salam kepada pejuang Islam yakni nabi Muhammad SAW yang telah
memimbing umatnya dari zaman yang penuh dengan kegelapan ke zaman yang sangat terang
benderang, sehingga menjadi manusia yang berilmu dan berakhlakul karimah.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang membimbing kami
Dra.Eldarni M.Pd dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman teman yang telah memberi kontribusi yang baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami dapat ,menyelesaikan makalah ini
tepat waktu.

Tentunya kami berharap makalah ini akan membantu pengetahuan dan pemahaman
kita. Walaupun makalah ini masih belum sempurna. Kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan yang ada pada makalah
berikutnya.

Padang, Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A.Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. Pengaruh Teknologi Pendidikan ................................................................................................. 5
A. Pengaruh Teknologi Pendidikan Dalam Pendidikan............................................................... 5
B. Penerapan Teknologi Pendidikan Terhadap Masa Kini .......................................................... 7
C. Penerapan Teknologi Pendidikan Masa Depan....................................................................... 8
D. Kecenderungan global & regional dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi
untuk pendidikan ............................................................................................................................. 9
E. Aplikasi Penerapan TP Pada Usia SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi ................................ 12
G. Pengaruh Teknologi Pendidikan Terhadap Proses Pembelajaran ........................................... 13
BAB III ................................................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan dalam arti luas adalah proses yang berkaitan dengan upaya
untuk mengembangkan pada diri sesorang tiga aspek dalam kehidupannya, yakni
pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup. Upaya untuk
mengembangkan ketiga spek tersebut bisa dilaksanakan disekolah, luar sekolah
dan keluarga. Kegiatan disekolah direncanakan dan dilaksanakan secara ketat
dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan. Teknologi pembelajaran
merupakan teori dan praktek tentang perancangan, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, serta penilaian proses dan sumber untuk belajar. Teknologi
pendidikan adalah proses kompleks dan terpadu yang meliputi orang,pesan, ide,
prosedur, alat, bahan, lingkungan(organisasi) untuk menganalisa masalah
mencari cara permasalahan tersebut melaksanakannya dan mengevaluasi,
mengelola yang menyangkut aspek belajar manusia
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh TP dalam Pendidikan?
2. Bagaimana Penerapan TP terhadap pendidikan masa kini?

3. Bagaimana Penerapan TP dalam pendidikan masa depan?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Teknologi Pendidikan
Teknologi adalah kata yang diambil dari bahasa Inggris “Technology” yang diserap
dari bahasa Yunani yaitu “Technologia”, dengan makna keahlian pengetahuan. Akar kata dari
teknologi sendiri ialah “techne” yang memiliki arti serangkaian prinsip ataupun suatu metode
rasional yang didalamnya juga berkaitan erat dengan pembuatan suatu objek, pengetahuan serta
seni mengenai berbagai prinsip ataupun metode, dan kecakapan serta suatu keahlian tertentu.
Secara umum, pengertian teknologi adalah ilmu pengetahuan yang didalamnya
mempelajari mengenai suatu keterampilan dalam membuat suatu alat, juga metode pengolahan
serta ekstraksi dari suatu benda, agar mampu menyelesaikan berbagai permasalahan tertentu
serta pekerjaan sehari-hari para manusia pada umumnya. Beberapa ahli kemudian juga
menjelaskan bahwa teknologi adalah sarana dan prasarana yang dibuat oleh manusia agar dapat
menyediakan barang-barang yang kemudian diperlukan untuk keberlangsungan serta
kenyamanan hidup manusia.
Sebelumnya, pengertian teknologi ini hanya terbatas pada berbagai benda yang
memiliki bentuk, seperti diantaranya pada peralatan dan mesin. Namun saat ini, teknologi
kemudian merupakan sesuatu yang mempunyai wujud serta tak berwujud, seperti diantaranya
ilmu pengetahuan, software komputer, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia. Jadi, dapat dikatakan bahwa dengan adanya teknologi, maka suatu
aktivitas akan lebih mudah untuk diselesaikan

A. Pengaruh Teknologi Pendidikan Dalam Pendidikan


Secara operasional teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai proses yang
bersistem dalam membantu memecahkan masalah belajar pada manusia. Kegiatan yang
bersistem mengandung dua arti, yaitu pertama yang sistemik atau beraturan, dan kedua yang
sistemik atau beracuan pada konsep sistem. Kegiatan yang beraturan adalah kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan yang dilakukan dengan langkah-langkah mengkaji kebutuhan itu sendiri
terlebih dahulu, kemudian merumuskan tujuan, mengidentifikasikan kemungkinan pencapaian
tujuan dengan mempertimbangkan kendala yang ada, menentukan kriteria pemilihan
kemungkinan, memilih kemungkinan yang terbaik. mengembangkan dan menguji cobakan
kemungkinan yang dipilih, melaksanakan hasil pengembangan dan mengevaluasi keseluruhan
kegiatan maupun hasilnya.
Pendekatan yang sistemik adalah yang memandang segala sesuatu sebagai sesuatu
yang menyeluruh (komprehensif) dengan segala komponen yang saling
terintegrasi.Keseluruhan itu lebih bermakna dari sekadar penjumlahan komponen- komponen.
Tiap komponen mempunyai fungsi sendiri, dan perubahan pada tiap komponen akan
mempengaruhi komponen lain serta sistem sebagai keseluruhan. Pendekatan ini juga
memperhatikan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem terdiri dari berbagai lapis sistem:
makro, meso dan mikro. Pendidikan di dalam kelas merupakan lapis terbawah atau terkecil atau
suatu sistem mikro.Sedangkan pendidikan nasional merupakan sistem makro atau yang paling
atas Masalah belajar yang dipecahkan banyak
ragamnya. Ada masalah dalam skala mikro, yaitu masalah yang dihadapi guru dalam satu kelas
untuk mata pelajaran tertentu, dan ada masalah makro, yaitu masalah pendidikan nasional.
misalnya ketersediaan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan lanjut. Pembelajaran adalah
suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi
perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang
atau suatu tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau
mengembangkan sumber belajar yang diperlukan.

1. Teknologi Dalam Meningkatkan Produktivitas Pendidikan


Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses
perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan
dapat dilihat dari out put pendidikan yang berupa prestasi, serta proses pendidikan yang
berupa suasana pendidikan. Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah
tamatan yang banyak, mutu tamatan yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi
ekonomi yang berupa penyelenggaraan penghasilan. Sedangkan proses atau suasana
tampak dalam kegairahan belajar, dan semangat kerja yang tinggi serta kepercayaan dari
berbagai pihak. Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa produktivitas pendidikan harus
dimulai dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal kedua adalah
bahwa penataan SDM harus dilaksanakan denagn prinsip efektivitas dan efisiensi karena
efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak bagi produktivitas
pendidikan.
Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi
pendidikan, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk sasaran
tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang. Dalam meningkatkan produktivitas
pendidikan, Teknologi Pendidikan mempunyai manfaat sebagai berikut:
Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan:
• Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan
• Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.
• Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki
pengetahuan yang
• mendukung pelajar: Untuk mengakses informasi yang diperlukan. Untuk

Quantum Learning

Banyak sekolah-sekolah saat ini menerapkan sistim quantum learning, bahwa


tingkat kepercayaan banayak pendidik semakin besar pada praktek. Sesuatu yang
dipahami dengan lebih mendalam melalui pengalaman nyata dilapangan. Dimana
membiarkan tiap murid menganalisa dan berpikir kritis dari pengetahuan yang
mereka peroleh. Siswa dikelompokkan terlebih dahulu, sesuai dengan :

• Kualitas intelegensi
• Kualitas emosional
• Kualitas spiritual

B. Penerapan Teknologi Pendidikan Terhadap Masa Kini


Di Zaman reformasi saat ini pendidikan mengalami:
1. Kurikulum yang dikeluarkan pemerintah senantiasa berubah cepat
2. Setiap kali mentri pendidikan berganti kurikulum ikut berubah Sebenarnya
tergantung, apabila kurikulum baru memang lebih efektif dan cocok dengan realita
di lapangan, maka itu baik. Tapi, apabila kurikulum itu tidak efektif dan sulit
direalisasikan dengan sempurna, maka akan terjadilah kebingungan
3. tidak adanya sekolah yang secara khusus menghasilkan peserta didik untuk
menjadi pemimpin. Pendidikan berbeda dengan pengajaran:
• Pendidikan mempunyai arti luas, yaitu pendidikan dapat berlangsung
dimasyarakat, di keluarga, tempat bekerja dan tempat lainnya.
• Pengajaran dalam prosesnya harus berlangsung secara terorganisir
melalui institusi (formal) persekolahan termasuk diperguruan tinggi
tentunya.

Peran Teknologi Informasi Bagi Pendidikan Di Era Globalisasi


Reformasi yang dapat di lakukan teknologi informasi dapat mencakup tiga hal, yaitu:
• Cara kita belajar
• Apa yang kita pelajari
• Tempat dan waktu kita belajar
1. Cara kita belajar
Mengenai cara kita belajar, terkait dengan metode pembelajaran. Pada
pembelajaran konvensional, guru memainkan peranan yang lebih besar sehingga
tingkat ketergantungan siswa terhadap guru menjadi lebih besar juga. Sedangkan pada
pembelajaran berbasis teknologi informasi pembelajaran terpusat kepada siswa
sehingga guru hanya sebagai pendamping atau konsultan saja.
2. Apa yang kita pelajari?
Terkait dengan apa yang kita pelajari. Pada pembelajaran berbasis teknologi
informasi (TI) mengubah pola pembelajaran tidak hanya terhadap apa yang seharusnya
di pelajari oleh para siswa, melainkan juga apa yang dapat di peroleh oleh para siswa
jika dapat mengoptimalkan peran TI. Hal ini mengindikasikan bahwa TI dapat
menyediakan sumberdaya pembelajaran yang tidak terbatas seperti internet, intranet,
audio/video, dan media berbasis teknologi lainnya.
3. Tempat dan waktu kita belajar
Ruang dan waktu belajar adalah salah satu hal yang membatasi proses
pembelajaran sehingga tidak dapat berlangsung secara maksimal. Dengan hadirnya TI
maka para siswa dapat memilih sendiri tempat dan waktu serta ritme pembelajaran
karena TI menawarkan kebebasan memilih ketiga hal tersebut sesuai kebutuhan setiap
siswa.

C. Penerapan Teknologi Pendidikan Masa Depan


Di era global seorang pemimpin perlu diajarkan dan dikenalkan secara dini dalam
sistem pendidikan nasional agar pada saatnya mereka dibutuhkan minimal telah memiliki
kapasitas dan aksesibilitas yang memadai untuk memimpin.Agar dari masyarakat sudah
diberdayakan akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa yang efektif. Sifat-sifat positif yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin
• Kreatif
• Bermoral
• Pemberani
• Intelektual (pengetahuan yang tinggi)
• Memiliki komitmen
• Pemimpin yang sejati:
• Pemimpin yang bisa menjadi simbol moral dan pemersatu bagi komunitasnya
• Pemimpin yang bisa menjadi agent menuju kesejahteraan, kemakmuran.
• Pemimpin yang bisa membawa komunitasnya melangkah maju jauh kedepan.

Dengan meningkatkan anggaran belanja untuk pendidikan, serta peningkatan kualitas


para guru, sistem pendidikan di Indonesia akan lebih baik. Dan ini akan menghasilkan SDM
Indonesia yang berkompetensi Lalu dengan penerapan teknologi Indonesia dapat membuat
kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dari SDA pun meningkat. Dari integrasi SDM dan
SDA Indonesia ini, maka perbaikan ekonomi pun dapat terwujud dan dapat menciptakan
kesejahteraan bagi bangsa indonesia. Perkembangan pendidikan terbuka dengan modus belajar
jarak jauh (Distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan
jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama.

• Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan/latihan dalam sebuah jaringan.


• Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah
• fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.
• Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM

Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video. Dengan adanya
perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah
dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk
menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online,
mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan
sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan. Pendidikan jarak jauh telah merupakan
alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa,
karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan)

D. Kecenderungan global & regional dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi
untuk pendidikan
Pertama, proses investasi dan re-investasi yang terjadi dalam dunia industri
berlangsung sangat cepat, menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat
pula pada dunia organisasi kerja, struktur pekerjaan, struktur jabatan dan kualifikasi tenaga
kerja yang dibutuhkan.
Kedua, perkembangan industri, komunikasi dan informasi yang semakin cepat akan
melahirkan "knowledge worker" yang semakin besar jumlahnya. Knowledge worker adalah
pekerjaan yang berkaitan erat dengan proses informasi.
Ketiga, berkaitan dengan dua kecendrungan pertama, maka muncul kecendrungan
bahwa pendidikan bergeser dari ide back to basic ke arah ide the forward to future basic, yang
mengandalkan pada peningkatan kemampuan TLC (how to think, how to learn, how to create).
How to think menekankan pada pengembangan critical thinking, how to learn menekankan
pada kemampuan untuk bisa secara terus-menerus dan mandiri menguasai dan mengolah
informasi dan how to create menekankan pada pengembangan kemampuan untuk dapat
memecahkan problem yang berbeda-beda.
Keempat, berkembang dan meluasnya ide demokratisasi yang bersifat substansi, yang
antara lain dalam dunia pendidikan akan terwujud dalam munculnya tuntutan pelaksanaan
school based management dan sitespecific solusion. Seiring dengan itu, karena kreatifitas guru,
maka akan bermunculan berbagai bentuk praktek pendidikan yang berbeda satu sama lain, yang
kesemuanya untuk menuju pendidikan yang efektif dan efisien.
Kelima, semua bangsa akan mengalami krisis demi krisis yang tidak hanya dapat
dianalisis dengan metode sebab akibat sederhana tetapi memerlukan sistim yang saling

Bergantungan. Kecendurangan tersebut diatas menuntut kualitas sumber daya manusia yang
berbeda dengan kualitas yang ada dewasa ini. Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di
masa mendatang Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan
maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan
media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai
mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas
yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan. Pendidikan jarak
jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti
oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia
(pensiunan). Setiap pembahasan tentang masa depan senantiasa mengandung ketidakpastian, tak
terkecuali pembahasan pendidikan masa depan. Kecendrungan yang diidentifikasikan berikut ini
merupakan ramuan dari berbagai sumber (miarso, 1990) namun belum merupakan ramuan yang
komprehensif.

1. Belajar Menyelidik

Yaitu meliputi kemampuan seseorang dalam menggunakan proses dan prosedur yang
intelektual, untuk memecahkan masalah akademis maupun praktis yang dihadapinya. Prinsip
ini dalam pelaksanaannya dicerminkan dengan berkurangnya penjelasan atau ceramah dari
guru, dan dengan meningkatnya kegiatan meneliti baik secara mandiri maupun kelompok oleh
peserta didik.

2. Belajar Mandiri
Yaitu berupa pengarahan dan pengontrolan diri dalam memperoleh dan menggunakan
pengetahuan. Kemampuan ini penting karena keberhasilan dalam kehidupan, akan diukur
dari kesanggupan bertindak dan berpikir sendiri, dan tidak tergantung kepada orang lain.
3. Belajar Sendiri
Bentuk pertama telah dikembangkan dalam sistem PAMONG PPSP, SMP terbuka,
Universitas Terbuka dengan digunakannya modul belajar. Bentuk kedua pernaH
dikembangkan dalam sekolah laboratorium IKIP malang yang dipimpin oleh Prof. Dr.
S.Pakasi.
4. Belajar Struktur Bidang Studi
Mempelajari struktur ini dapat dilakukan melalui pemahaman konsep, prinsip,
prosedur dan model teoritik. Cara ini akan lebih ekonomis dan praktis. Dengan menguasai
struktur fakta dan informasi selanjutnya dapat disimpan dalam berbagai macam sarana bantu
yang dapat diambil kembali sewaktu-waktu diperlukan.
5. Mengutamakan Kepentingan Peserta Didik
Perlu diadakan berbagai macam kemungkinan, dan disediakan kemudahan untuk
mengikuti salah satu kemungkinan itu disebabkan kondisi dan karakteristik masing-masing
peserta didik yang berbeda. Misalnya, bagi peserta didik yang tinggalnya di daerah terpencil
dan terisolasi atau mereka yang karena alasan fisik, sosial dan ekonomi tidak dapat mengikuti
pendidikan reguler, harus dapat diberikan program pendidikan kompensatoris, dengan derajat
dan pengakuan yang setaraf dengan program regular.

Dalam Teknologi Pendidikan terdepan gejala-gejala dalam perkembangannya,

salah satunya dalam bidang garapan teknologi pendidikan.Adpaun gejala-gejala tersebut

adalah:

1. Adanya orang-orang belajar yang belum memperoleh perhatian yang cukup tentang
kebutuhannya, kondisinya, dan tujuannya. Untuk masa mendatang diharapkan dengan
perkembangan teknologi pendidikan ini orang tua mampu mengenal karakteristik,
kebutuhan, dan tujuan anak mereka dalam memperoleh pendidikan.
2. Adanya si belajar yang tidak cukup memperoleh pendidikan dari sumber-sumber
sekolah(tradisional), dan karna itu perlu dikembangkan dan digunakan sumber- sumber baru.
3. Adanya sumber-sumber baru berupa orang (misalnya penulis buku ajar dan pembuat media
instruksional), isi pesan (yang tertulis dalam buku, tersaji dalam media, dan sebagiannya),
bahan (misalnya buku, dan perangkat lunak televisi), alat (pesawat televisi dan sebaginya),
cara-cara tertentu dalam memanfaatkan orang, pesan, bahan dan alat, serta lingkungan tempat
proses belajar itu berlangsung(AECT, 1986).

Dapat kiranya diramalkan arah kecendrungan pendidikan mendatang secara umu

adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh akan menambah pendidikan yang
berada di luar jangkauan pendidikan tatap muka konfensional yang bersifat klasikal.
b. Lembaga lembaga atau latihan yang mempunyai satu kepentingan untuk memanfaatkan
sumber sumber secara bersama akan berkolaborasi dalam suatu jaringan pendidikan jarak
jauh.
c. Pendidikan profesi dan politeknik secara bertahap akan memanfaatkan kemampuan jaringan
email dan e - library Untuk akses data atau informasi yang bersangkutan.
d. Daerah-daerah pelosok jauh dan terpencil secara bertahap melalui kantong-kantong
eksperimentasi akan diperkenankan dengan penggunaan teknologi yang tepat
e. Penggunaan CD ROOM multimedia dalam pendidikan secara bertahap akan dapat
menggantikan TV dan radio karena sifatnya yang luwes Sedangkan lembaga pendidikan
terutama perguruan tinggi sejumlah pilihan alternatif untuk memanfaatkan Teknologi
Komunikasi dan Informasi sebagai berikut:
1. Perpustakaan Elektronik Merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi
informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif
menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.
2. Surat Elektronik (E-mail) Dengan aplikasi sederhana seperti e-mail, seseorang dosen,
pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan dengan lainnya
dalam kegiatan belajar di luar kampus, mahasiswa yang menghadapi kesulitan materi
dapat bertanya lewat e- mail ke dosennya.
3. Pengelolaan Informasi
Perguruan tinggi sering di anggap sebagai gudangnya ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan tersebut disimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar
yang tercetak dalam buku, makalah atau laporan.
4. Telekonferensi Video
Keberadaan teknologi informasi video teleconference memungkinkan bagi mahasiswa di
seluruh dunia utuk saling berkenalan dan berhubungan satu dengan yang lainnya

E. Aplikasi Penerapan TP Pada Usia SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi


Penerapan teknologi pendidikan dapat berwujud dalam berbagai bentuk upaya
memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran, khususnya dalam perluasan akses dan
peningkatan mutu pendidikan, yaitu:
a. menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus
dan perangkat pembelajaran lain, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
b. menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan belajar.
modul, buku teks, atau buku elektronik (e-book);
c. menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada penerapan teori- teori
belajar mutakhir, seperti teori belajar konstruktivisme dan paradigma baru pendidikan
lainnya;
d. mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media yang sesuai dengan
kebutuhan dan dengan mengindahkan prinsip-prinsip pemanfaatannya secara efektif dan
efisien (Purwanto, 2005:18) dan
e. mengembangkan strategi pembelajaran untuk membangun dan menemukan jati diri
melalui proses pembelajaran yang aktif, interaktif kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM).

G. Pengaruh Teknologi Pendidikan Terhadap Proses Pembelajaran


1. Penetapan Isi

Teknologi Pendidikan mengalihkan penetapan isi kurikulum pada tingkat


perencanaan dan penentuan dari tangan para guru/instruktur secara perorangan atau oleh
ahli bidang studi menjadi penetapan oleh tim secara bersama-sama yang terdiri dari ahli
bidang studi, para pengembang instruksional, dan produsen yang memproduksikan unit-
unit pembelajaran tersebut.

2. Rancangan Pembelajaran
Orang-orang yang melaksanakan kegiatan merancang serta teknik yang dipergunakan
akan mengalami perubahan dengan adanya pembelajaran bermedia. Dalam paradigma
tradisional “guru kelas saja”, kegiatan merancang pembelajaran dilakukan oleh seseorang
dengan menggunakan metode perencanaan pelajaran yang tradisional, di mana buku teks
merupakan sumber belajar utama dan kadang-kadang dipergunakan “alat bantu
audiovisual” sebagai pelengkap. Adapun pembelajaran bermedia biasanya dilakukan oleh
seorang ahli dalam proses pengembangan instruksional, termasuk di dalamnya kegiatan
menilai kebutuhan, analisis peserta didik, penyusunan tujuan pembelajaran, penyusunan
penilaian, dan sebagainya. Jadi di sini terjadi pergeseran, dari ahli merancang yang
dasamya spesial mata pelajaran ke ahli merancang yang khusus dilatih dalam metode
pengembangan instruksional. Proses yang mereka gunakan adalah proses pengembangan
pembelajaran yang sistematik, bukan sekadar pendekatan intuitif seperti yang dipakai oleh
kebanyakan guru/instruktur zaman dulu.

3. Produksi Bahan Pembelajaran


Pembelajaran bermedia akan mengubah pula orang-orang yang melaksanakan kegiatan
produksi, teknik ataupun kualitas produksi mereka. Sumber belajar yang secara sederhana
diproduksi oleh guru/ instruktur akan tersisih oleh unit pembelajaran bermedia yang
dikerjakan oleh spesialis produksi berbagai media, seperti audio, foto, fi lm, televisi, dan
sebagainya. Mereka ini menggunakan teknik produksi dan peralatan yang canggih/ piawai.
Pendidikan mereka berlainan dengan pendidikan guru/instruktur, yaitu bukan sekadar isi
ajaran, melainkan juga mempelajari teknik dan penggunaan peralatan.
4. Evaluasi Pembelajaran
Dalam pembelajaran tradisional, evaluasi pembelajaran sering kali merupakan fungsi
yang terabaikan. Dalam teknologi pendidikan, khsususnya program bermedia, fungsi
evaluasi menduduki peranan utama. Evaluasi pembelajaran dilakukan baik pada tahap
pengembangan ataupun dalam tahap pemanfaatannya, dalam rangka menentukan
efektivitas dan mengidentifikasikan bagian-bagian yang memerlukan penyempumaan.
Fungsi evaluasi tidak saja dilaksanakan oleh guru, tetapi juga oleh para ahli yang
menguasai model-model evaluasi, teknik evaluasi formatif dan sumatif serta penyusunan
instrumen evaluasi.

5. Interaksi dengan Peserta didik


Orang yang melaksanakan kegiatan interaksi dengan peserta didik akan berubah secara
drastis dengan adanya pembelajaran bermedia. Dalam pembelajaran tradisional, guru
secara langsung berinteraksi dengan peserta didik. Dalam pembelajaran bermedia, tugas
menyajikan informasi dapat dilakukan oleh sumber belajar selain orang. Peranan interaksi
yang dilakukan dengan peserta didik pertama-tama untuk membantu perkembangan emosi
dan sosial mereka. Kemungkinan interaksi kedua adalah untuk memberikan tutorial yaitu
memberikan bantuan remedial bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dari
media. Orang-orang yang melakukan kedua peran tersebut jelas berbeda dengan peranan
guru kelas. Kegiatan membantu perkembangan emosi dan sosial peserta didik, sebaiknya
dilakukan oleh seseorang yang memahami psikologi dan mampu menghayati kesulitan
orang lain, serta mempunyai keahlian dalam hal perkembangan dan pertumbuhan manusia.
Fungsi tutorial, mungkin dapat dilakukan oleh teman sebaya, yang lebih mengetahui
kesulitan-kesulitan tertentu yang dihadapi temannya, daripada para ahli.

6. Penilaian Belajar
Secara tradisional, para guru akan melakukan penilaian apakah peserta didik mencapai
tujuan belajar atau belum dengan mengadakan tes. Tes-tes tersebut sering kali dianggap
sebagai bagian terpisah dan berlainan dari pembelajaran. Sering kali tes tersebut tidak
didasarkan pada tujuan instruksional khusus. Dengan pembelajaran bermedia, teknik
mengevaluasi prestasi peserta didik menjadi bagian dari pembelajaran. Tes bukan
merupakan tambahan, melainkan bagian integral dari pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meskipun perkembangan teknologi pendidikan tampak berjalan dengan pesat,
namun aplikasinya dalam pendidikan sumber daya manusia masih terbatas. Tidak
disangka lagi bahwa perkembangan teknologi pendidikan telah mempengaruhi
seluruh pola kehidupan masyarakat bahkan budaya ,termasuk dibidang pendidikan.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan maka
pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakannya belajar jarak jauh dengan
menggunakan media internet untuk menghubungkan antara pendidik dengan
siswanya, melihat mahasiswanya secara online, mengecek keuangan, melihat
jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya,
dan semua itu dapat dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Yusuf hadi Marso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas

Fred Percial dan Henry Willington. (1998). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Zamroni 2001.Pradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta:Bigraf Publishing


MAKALAH

TREN DAN ISU-ISU DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-dasar Teknologi Pendidikan

Dengan Dosen Pengampu Dra. Eldarni,M.Pd

Disusun Oleh :

Rosna
23004152

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah


menganugerahkan berbagai kenikmatan seperti kesehatan dan kenikmatan berfikir serta keluasan
wawasan sehingga dengan nikmat-Nya lah penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Shalawat
dan salam kepada pejuang Islam yakni nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
dari zaman yang penuh dengan kegelapan ke zaman yang sangat terang benderang, sehingga
menjadi manusia yang berilmu dan berakhlakul karimah. Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Dra. Eldarni,M.Pd selaku dosen pengajar.
2. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung kami.
3. Dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan,
maka dari itu penulis mohon kritik dan saran dari semua pihak agar terciptanya kesempurnaan.

Padang, Desember 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ II


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... III
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
2.1 Definisi Trend dan Isu-isu Teknologi Pendidikan Berlangsung ....................................................... 2
2.2 Tren Dalam Teknologi Pendidikan : ............................................................................................... 3
2.3 Isu-isu Dalam Teknologi Pendidikan .............................................................................................. 8
2.4 10 Tren Teratas dalam Teknologi Pendidikan pada tahun 2023..................................................... 10
1. Platform Pembelajaran Seluler dan Konten Digital ..................................................................... 10
2. Lingkungan Pembelajaran yang didukung AI ............................................................................. 11
3. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) .................................................................... 11
4. Gamifikasi Pembelajaran ........................................................................................................... 11
5. Teknologi yang Dapat Dipakai ................................................................................................... 12
6. Penilaian Otomatis ..................................................................................................................... 12
7. Pembelajaran Adaptif ................................................................................................................. 12
8. Komputasi Awan ....................................................................................................................... 13
9. Media Sosial dalam Pembelajaran .............................................................................................. 13
10. Pembelajaran Seluler ................................................................................................................ 13
BAB III ................................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 15
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 16

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi saat ini sudah terdapat dalam berbagai jenis bidang sesuai dengan
kebutuhan hidup kita. Dahulu kita hanya bisa belajar ketika ada pertemuan secara tatap muka
langsung, tetapi sekarang kegiatan tersebut tidak harus dilakukan lagi karena adanya bantuan dari
perkembangan teknologi. Banyak bentuk sistem pembelajaran baru yang bisa kita rasakan dari
implementasi perkembangan teknologi saat ini.
Revolusi industri 4.0 yang disebut era digital dan virtual memicu lahirnya inovasi dalam
pembelajaran sekaligus juga muncul berbagai trend dan isu dalam lingkup Teknologi Pendidikan.
Tren yang mengedepan adalah terjadinya peningkatan tajam investasi dalam bidang teknologi
pembelajaran. Adanya perubahan yang sangat signifikan desain game yang selama ini hanya
sekedar permainan semata, kini telah mampu memberikan pengalaman belajar yang luar biasa
kepada peserta didik. Tersedianya informasi dalam berbagai jenis berbasis digital telah
memberikan kemudahan kepada pendidik dan peserta didik dalam memperkaya wawasan
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini. Ada
pula permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1. Bagaimana definisi tren dan isu-isu pendidikan ini berlangsung?
2. Apa tren dalam teknologi pendidikan?
3. Apa isu-isu dalam teknologi pendidikan?
1.3 Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga tujuan dalam
penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:
1. Untuk mengetahui definisi tren dan isu-isu pendidikan ini berlangsung?
2. Untuk mengetahui trend dalam teknologi pendidikan?
3. Untuk mengetahui isu-isu dalam teknologi pendidikan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Trend dan Isu-isu Teknologi Pendidikan Berlangsung


Menurut Manuel Castells, teknologi adalah kumpulan alat, aturan, dan juga prosedur yang
menerapkan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam kondisi yang mampu
memungkinkan terjadinya pengulangan.

Revolusi industri 4.0 yang disebut era digital dan virtual memicu lahirnya inovasi dalam
pembelajaran sekaligus juga muncul berbagai trend dan isu dalam lingkup Teknologi Pendidikan.
Tren yang mengedepan adalah terjadinya peningkatan tajam investasi dalam bidang teknologi
pembelajaran. Adanya perubahan yang sangat signifikan desain game yang selama ini hanya
sekedar permainan semata, kini telah mampu memberikan pengalaman belajar yang luar biasa
kepada peserta didik. Tersedianya informasi dalam berbagai jenis berbasis digital telah
memberikan kemudahan kepada pendidik dan peserta didik dalam memperkaya wawasan
pembelajaran.

Trend dan issue tentang menggejalanya penggunaan berbagai perangkat komunikasi canggih di
seluruh kehidupan dalam berbagai strata masyarakat juga memunculkan fenomena yang
menggejala di seluruh dunia. Hasil riset terbaru dalam penggunaan perangkat dan koneksi ke
internet (Bindu Ranaut:2016 dalam Darmansyah: 2018) menyatakan siswa sekolah menengah di
Amerika Serikat memiliki akses ke ponsel pintar yang terhubung ke Internet 89%; 50% siswa di
kelas 3 hingga 5 memiliki Sekolah Dasar akses ke jenis perangkat yang sama; Akses siswa sekolah
menengah ke tablet mencapai 50 persen dan laptop mencapai 60 persen. Selain akses pribadi,
survei menemukan sekitar sepertiga siswa memiliki akses ke perangkat (biasanya laptop atau
tablet) di sekolah mereka. Menurut penelitian tersebut, 64 persen siswa yang disurvei
mengidentifikasi perangkat berkemampuan 3G atau 4G sebagai sarana utama mereka untuk
terhubung ke Internet, dengan yang lain; 23% menyatakan mereka terhubung melalui Internet;
46% guru menggunakan video di dalam kelas; sepertiga siswa mengakses video online – melalui

2
inisiatif mereka sendiri – untuk membantu pekerjaan rumah mereka. ; 23% siswa mengakses video
yang dibuat oleh guru mereka.

2.2 Tren Dalam Teknologi Pendidikan :


Tren teknologi pendidikan yang terus berkembang membawa dampak besar dalam ruang kelas,
membuka pintu menuju pembelajaran yang lebih interaktif, personal, dan efektif. Beberapa tren
teknologi pendidikan yang sedang mendominasi dan merevolusi dunia pendidikan :

1. Gamification
Metode pembelajaran gamification menerapkan mekanisme pembelajaran dengan
menggabungkan permainan dan teknologi dalam aktivitas sehari-hari untuk meningkatkan
keterlibatan siswa. Tren yang muncul ini mendapatkan momentum pada pendidikan dasar. Di sini
siswa dapat mempelajari informasi berharga sambil memainkan permainan yang menyenangkan.
Gamification meningkatkan keterlibatan murid dan memungkinkan mereka belajar tanpa merasa
bosan. Metode ini membantu perkembangan kognitif, menciptakan lingkungan yang positif, dan
membantu kolaborasi dari para siswa.

2. Pemanfaatan Artificiak Intelligence dalam Pembelajaran


Kehadiran teknologiArtificial Intelligence(AI) ini mempermudah proses
pembelajaran dan memberikan pengalaman yang baru dalam pembelajaran siswa, seperti hal-hal
berikut:
a. Pertama, teknologi AI dapat menjadi mentor virtual. Ini akan memudahkan pengajar dalam
aktivitas belajar seperti memberikan rekomendasi materi yang perlu dipelajari oleh siswa.
b. Kedua,automatic assessment merupakan pengoreksian secara online dan otomatis yang dapat
memudahkan pengajar untuk mengadakan ujian.
c. Ketiga, personalized learning, yakni AI dapat memberikan feedback solutif untuk pembelajaran
pengguna seperti jadwal belajar ataupun konten pembelajaran yang sesuai dengan preferensi
pengguna.

3
3. Social Media Learning
Tren pembelajaran kini cepat berubah setiap harinya karena pengaruh teknologi. Pemanfaatan
media sosial kini bisa dirasakan juga dalam bidang pendidikan. Dengan maraknya anak-anak yang
mulai dari usia belasan memiliki akun media sosial di berbagai platform ini membuat para
pengajar, lembaga pendidikan maupun para EduTech Company seperti dicoding untuk bisa
menemukan cara dalam memanfaatkan tren. Caranya dengan mengubahnya menjadi alat untuk
meningkatkan proses pembelajaran dari para siswa.
Para pelaku pendidikan tersebut mulai menggunakan media sosial sebagai tempat komunikasi
antara siswa dengan teman sebayanya ataupun bahkan praktisi industri terkait. Di sini, siswa dapat
berbagi mengenai bahan pembelajaran, pendapat, maupun proyek mereka. Selain itu, para pelaku
pendidikan dan siswa juga dapat membangun engagement, kolaborasi, dan menghasilkan
pengalaman belajar yang lebih interaktif.

4. Pembelajaran dengan VR dan AR


Pengenalan teknologi virtual reality dalam sistem pendidikan membuat pengalaman pembelajaran
di kelas yang lebih menarik daripada metode pembelajaran yang tradisional. Misalnya,
pembelajaran dalam kelas yang menggabungkan antara imajinasi dan juga realitas sehingga siswa
bisa berpetualang dengan lingkungan yang sepenuhnya digital.
Teknologi augmented reality akan memberikan tampilan dunia nyata yang ditingkatkan dengan
unsur digital. Kedua gabungan teknologi ini akan membuat kita masuk ke dunia baru dalam
pembelajaran digital. Jadi, ini akan membuat siswa dapat mempelajari konsep belajar yang
kompleks menjadi lebih mudah.

5. Pembelajaran Online
E-learning atau pembelajaran online sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Dengan perkembangan
teknologi yang pesat, kini kita tidak perlu belajar dengan tatap muka secara langsung.
Pembelajaran online ini makin meningkat peminatnya karena para siswa bisa menghemat biaya,
waktu pembelajaran yang fleksibel, materi yang lebih sesuai minat, dan juga pengalaman belajar
yang lebih menyenangkan.
Banyak pilihan platform pembelajaran online di luar sana dengan berbagai bidang yang berbeda.
Namun, jika kamu tertarik di bidang programming, kamu bisa memilih decoding sebagai platform

4
pembelajaran. Selain karena kurikulum Dicoding yang sudah sesuai dengan standar industri
global, tetapi juga kamu akan mendapatkan validasi skill dengan code review langsung dari
developer expert Dicoding.

6. Inovatif dan Kolaboratif


Banyaknya tren pembelajaran saat ini membuka banyak pilihan proses pembelajaran. Namun, ada
tren inovatif dalam teknologi yang memungkinkan seluruh siswa bisa berkolaborasi untuk
membangun suatu proyek. Pendekatan pembelajaran kolaboratif ini akan membantu siswa untuk
bisa membangun keterampilan interpersonal atau kemampuan bersosialisasi mereka.

7. Investment in EdTech continues to increase.


Pengembangan dan pengiriman konten, pembaca digital, pengiriman virtual, penguatan konten
pustaka, game, dan sistem administrasi berbasis cloud yang membawa inovasi tingkat tinggi. Hal
ini mendorong sebagian besar investor yang dulunya berasal dari perusahaan yang bergerak pada
pendidikan publik dan pasca- sekolah menengah, tetapi sekarang mengalihkan fokus mereka ke
pasar korporasi yang lebih luas.

8. The Ubiquity of Learning Libraries


Kelimpahan informasi menjadi positif bagi para pembelajar, tetapi para profesional pelatihan
memiliki strategi untuk memastikan para pembelajar mengkonsumsi konten yang dirancang
khusus untuk kebutuhan pekerjaan mereka. Pelatihan profesional dapat lebih mudah memenuhi
kebutuhan peserta didik melalui perpustakaan digital dan pembelajaran berkualitas dengan
kompetensi yang lebih memadai.

9. Adopting Campaign Marketing To Enhance Learner Engagement


Mengadopsi pendekatan berbasis pemasaran untuk memahami kebutuhan peserta didik dengan
menggunakan strategi dan analisis permintaan-pengadaan (demand and supply) Menggunakan
analisis data dan "intelijen" tentang kebutuhan peserta didik untuk menargetkan konten yang lebih
baik, lebih tepat, lebih cocok sesuai dengan kebutuhan peserta didik secara langsung.

5
10. Adaptive Learning
Mempersonalisasi pengalaman belajar sehingga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan peserta
didik untuk menjadi mahir, meningkatkan efektivitas program yang berfokus pada apa yang
mutlak dibutuhkan. Keberhasilan pembelajaran adaptif masa depan tidak hanya dalam desain
teknologi, tetapi dalam desain konten yang dimodifikasi menjadi objek pembelajaran agar dapat
dikonsumsi berdasarkan apa yang dibutuhkan pembelajar.

11. Multimodal Learning


Memperluas pengalaman belajar sebelum dan sesudah pembelajaran membutuhkan banyak
sentuhan di sepanjang pengalaman belajar dan teknologi mengubah cara konten diakses dan
dikonsumsi. Dalam sebuah studi 2016, 79 persen desainer pelatihan menyatakan bahwa
menawarkan alternatif untuk modalitas pembelajaran sangat penting untuk keberhasilan dan
mendorong perubahan perilaku serta sentuhan ini mengubah peristiwa menjadi pengalaman
belajar.

12. Burst Training Campaigns Growing for Sourcing Engagements


Pemasok dari sebuah produk baru dikontrak untuk mengelola semua proses yang terkait dengan
inisiatif pelatihan. Keterlibatan Burst memberikan opsi inovatif kepada desainer pelatihan dan
secara substansial mengurangi risiko proses transfer kompetensi yang tidak menguntungkan.

13. Shifting to a Culture of Coaching


Cara paling efektif untuk mentransfer pengetahuan eksklusif adalah melalui bimbingan/pelatihan
dan untuk mempelajari sesuatu yang baru adalah mengajarkannya. Mentoring tidak hanya
mengembangkan orang-orang yang mengikuti jejak kita, tetapi juga cara luar biasa untuk
mengembangkan bakat kepemimpinan dan bekerja sebanyak yang seharusnya kita lakukan.

14. Smaller Class Sizes


Selalu ada konflik dengan gagasan bahwa ukuran kelas yang relatif kecil lebih baik bagi peserta
didik; sementara ukuran kelas yang lebih besar lebih efisien secara ekonomis. Sekarang kebutuhan
bisnis dan kebutuhan peserta didik selaras dengan gagasan bahwa pelatihan menjadi lebih

6
terjangkau untuk disampaikan dalam kelompok yang lebih kecil tentu saja menggunakan
teknologi.

15. Evolution of Gaming Theory and Mechanics


Pembelajaran berbasis Game meningkatkan motivasi, keterlibatan dan retensi pengetahuan yang
awalnya difokuskan pada penggantian pengalaman, kemudian menanamkan game dalam program
pembelajaran. Evolusi teori permainan telah menemukan bahwa menggunakan prinsip
mendongeng dan keterlibatan pesdik adalah kunci untuk menarik emosi sambil meningkatkan
keterlibatan dan daya ingat peserta didik.

16. Community-Based Learning


Munculnya komunitas-komunitas baru yang mendorong lebih banyak ber-platform media sosial
baik di lembaga pendidikan maupun di masyarakat. Platform media sosial online akan
memudahkan para pesdik dan pendidik untuk bertukar eBook, media, video, hasil tes, dan materi
pembelajaran lainnya.

17. Mobile Learning


Munculnya inovasi penggunaan perangkat smartphone yang memungkinkan peserta didik
mendapat pengalaman belajar yang kaya dalam bentuk desain pesan variatif memenuhi kebutuhan
berbagai gaya belajar peserta didik.

Tren di atas tentunya tidak datang begitu saja tanpa ada faktor pemicunya. Era digital dan virtual
seperti yang menjadi indikasi revolusi industri 4,0 telah memantik inisiatif para praktisi dan ahli
teknologi pendidikan dunia untuk menemukan berbagai inovasi terutama yang terkait
perkembangan teknologi informasi dan aplikasinya dalam pembelajaran. Momen ini menjadi awal
dari kiprah teknologi pendidikan Indonesia untuk meningkatkan eksistensinya menyambut era
revolusi industri 4,0.

7
2.3 Isu-isu Dalam Teknologi Pendidikan
Teknologi di dalam perkembangannya, tentu membawa perubahan dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk perubahan di bidang pendidikan. Ada beberapa perdebatan terkait dengan dengan
penggunaan teknologi di dalam pendidikan.
a. Pertama, teknologi dapat meningkatkan pembelajaran. Salah satu penggunaan teknologi dalam
pembelajaran adalah sebagai media pembelajaran, seperti multimedia interaktif. Menurut Heinich
Et Al (2002) multimedia interaktif adalah suatu media yang terdiri gambar, suara, dan bahan-bahan
video yang disajikan di bawah kontrol komputer untuk peserta didik, sehingga peserta didik tidak
hanya melihat gambar dan mendengar suara tetapi juga membuat respon aktif. Respon tersebut
mempengaruhi kecepatan dan urutan penyajian materi pembelajaran. Beberapa penelitian seperti
yang dilakukan oleh Rahayuningrum (tt) dan Izzudin (2013) menyatakan bahwa penggunaan
multimedia interaktif dapat meningkatkan pembelajaran yang ditandai dengan meningkatnya hasil
belajar siswa. Namun, di sisi lain bila penggunaan teknologi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
di dalam pembelajaran, atau tidak adanya kontrol guru dalam penggunaan teknologi selama
pembelajaran, maka teknologi tersebut dapat menjadi bumerang. Sejumlah studi kuasi-eksperimen
terpisah di SMA Israel, Jerman, Belanda dan Columbia semuanya melaporkan tidak ada pengaruh
atau bahkan negatif antara tingkat penggunaan komputer dan hasil pembelajaran akhirnya (Angrist
dan Lavy, 2002, Lauvenetal. 2003, Fuchs dan Woessmann, 2004, Barrera-Osorio dan Linden, 2009
dalam Selwyn, 2011).

b. Isu kedua adalah teknologi dapat membuat pendidikan menjadi lebih baik. Seperti yang
dikemukakan sebelumnya, bila teknologi dapat meningkatkan pembelajaran, maka teknologi juga
akan membuat pendidikan lebih baik. Namun, teknologi seperti komputer juga dapat membuat
kesenjangan sosial semakin tampak. Bagi peserta didik yang sudah paham dan terbiasa dalam
mengoperasikan komputer, maka ia dapat dengan mudah menggunakannya untuk menunjang
belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Sementara bagi peserta didik yang
belum mengenal komputer dan bisa mengoperasikannya, maka belajarnya akan terfokus pada cara
pengoperasian komputer, bukan pada materi yang seharusnya ia pelajari. Hal ini dapat
menurunkan hasil belajarnya.

8
c. Isu ketiga adalah teknologi dapat menggantikan guru. Dengan adanya teknologi digital,
pembelajaran dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan pada usia berapa saja. Internet
menyediakan banyak informasi dari bermacam-macam sumber yang dapat dengan mudah diakses
oleh peserta didik untuk memperluas pengetahuan mereka tentang suatu materi pembelajaran.
Beberapa guru yang menerapkan pembelajaran berbasis web juga meminta peserta didiknya untuk
mencari informasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran di internet secara mandiri. Pendapat
inilah yang menguatkan pernyataan teknologi dapat menggantikan guru. Memang benar internet
menyediakan segala informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik tentang suatu materi, namun
tidak semua informasi yang disajikan di internet dapat menggantikan pengalaman belajar peserta
didik bersama guru. Ada beberapa materi pembelajaran yang melibatkan peran guru secara
langsung sebagai role model ataupun sebagai pembimbing, seperti materi etika dan pidato, yang
tidak dapat dilakukan oleh internet.

d. Isu keempat adalah teknologi dapat menggantikan sekolah. Adanya teknologi internet dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran jarak jauh, yaitu pembelajaran melalui telekomunikasi (Heinich
Et Al, 2002). Dalam pembelajaran jarak jauh ini, tidak mengharuskan peserta didik duduk di dalam
kelas reguler. Peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dimanapun dan kapanpun, sehingga
pembelajaran menjadi lebih fleksibel. Pembelajaran jarak jauh merupakan solusi bila peserta didik
maupun guru tidak dapat bertatap muka secara langsung disebabkan keterbatasan waktu dan
tempat. Namun, di sisi lain pembelajaran jarak jauh dapat menyebabkan peserta didik menjadi
lebih individualis. Selain itu, keterampilan berbicara dan bersosialisasi juga tidak akan didapat dari
pembelajaran jarak jauh. Oleh sebab itu, penggunaan teknologi dalam pendidikan memang dapat
mempermudah jalannya suatu pendidikan, namun teknologi belum tentu dapat menyelesaikan
semua persoalan yang berkaitan dengan pendidikan seperti pembelajaran sosial.

Trend dan isu-isu teknologi pendidikan mengatasi kesenjangan digital dan ketidaksetaraan
pendidikan.
1. Mengatasi kesenjangan akses :
Kesenjangan digital dapat diatasi dengan berkolaborasi dengan komunitas atau organisasi lokal
untuk menyediakan sumber daya teknologi kepada siswa kurang mampu. Inisiatif seperti

9
penggalangan donasi untuk laptop atau tablet dapat menjembatani kesenjangan dan memastikan
akses yang setara terhadap materi pendidikan.

2. Mengatasi kesenjangan infrastruktur :


Kesenjangan digital di Asia Tenggara menimbulkan kekhawatiran di antara guru dan dosen.
Meskipun dunia telah menjadi sangat terhubung dan penetrasi internet terus meningkat setiap
tahunnya, sebagian besar populasi di Asia Tenggara seperti di banyak negara berkembang lainnya
tidak memiliki akses ke internet dan perangkat elektronik. Pemerintah di Asia Tenggara harus
mengatasi beberapa masalah ketika merancang kebijakan pendidikan online demi memastikan
semua siswa ditangani dengan baik jika pandemi lain terjadi pada masa depan.

Bentuk implementasi nyata dari mengatasi kesenjangan digital dan ketidaksetaraan pendidikan :
1. Meskipun terdapat keterbatasan akses digital, masih ada teknologi yang dapat
dimanfaatkan seperti buku teks digital, alat pendidikan interaktif, dan gadget elektronik
yang tersedia di lingkungan sekitar.
2. Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat menyediakan akses yang lebih luas ke teknologi
digital untuk semua siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan komputer, laptop,
dan tablet di sekolah-sekolah, atau dengan memberikan subsidi untuk pembelian perangkat
digital.
3. Pendidik dapat memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan pembelajaran yang
lebih personal dan adaptif. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
yang dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan masing-masing siswa.
4. Pendidik dapat menggunakan teknologi digital untuk memberikan pembelajaran yang lebih
interaktif dan menarik. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan video, animasi, dan
game dalam pembelajaran.

2.4 10 Tren Teratas dalam Teknologi Pendidikan pada tahun 2023

1. Platform Pembelajaran Seluler dan Konten Digital


Platform e-learning menjadi semakin populer setelah pandemi Covid-19 melanda dunia. Platform
ini memberi siswa akses ke konten pendidikan berkualitas tinggi dan instruktur dari mana saja di

10
dunia. Selain itu, platform konten digital menawarkan berbagai sumber belajar bagi siswa dan
guru. Seiring dengan meningkatnya popularitas platform konten digital, dampaknya terhadap cara
orang belajar dan berinteraksi dengan konten pendidikan pasti akan meningkat.

2. Lingkungan Pembelajaran yang didukung AI

Teknologi yang didukung AI seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami, dan
pembelajaran mesin semakin banyak digunakan di ruang kelas, sehingga pembelajaran menjadi
lebih mudah dan menarik.

Selain itu, lingkungan pembelajaran yang didukung AI dapat memberikan siswa pengalaman
belajar yang dipersonalisasi dan memungkinkan guru menyesuaikan pelajaran untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing siswa.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa AI dengan cepat diintegrasikan ke dalam alat-alat
pendidikan, dan dampaknya pasti akan terasa di tahun-tahun mendatang.

3. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)

AR dan VR dapat membantu menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan menarik, apa
pun lingkungannya. Mereka akan semakin banyak digunakan sebagai alat untuk pembelajaran
yang imersif dan berdasarkan pengalaman.

Hal ini memungkinkan siswa untuk menjelajahi dunia virtual, berlatih tugas, dan terlibat dalam
simulasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Ketika kedua teknologi ini menjadi lebih umum, dampaknya terhadap pendidikan akan sulit untuk
diabaikan.

4. Gamifikasi Pembelajaran

Gamifikasi pembelajaran merupakan tren yang sudah terlihat di banyak institusi pendidikan.
Tujuan utama menggabungkan elemen desain permainan dalam lingkungan pendidikan adalah
untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik.

Beberapa contoh gamifikasi dalam lingkungan pendidikan meliputi; mendapatkan poin virtual
untuk menyelesaikan tugas, papan peringkat virtual untuk bersaing dengan rekan-rekan, dll.

11
Dengan mengubah pembelajaran menjadi pengalaman yang interaktif dan menarik, siswa dapat
menyimpan lebih banyak informasi dan membangun keterampilan dengan cara yang
menyenangkan dan menarik.

5. Teknologi yang Dapat Dipakai

Ketika teknologi wearable semakin tersebar luas dan dapat disesuaikan, dampaknya terhadap
ruang pembelajaran akan semakin besar. Teknologi yang dapat dikenakan dapat membantu
melacak kemajuan, memberikan masukan kinerja, dan menawarkan panduan yang dipersonalisasi
secara real-time.

Selain itu, mahasiswa dapat mendengarkan audio ceramah, menerima notifikasi kelas, membuat
catatan suara, dan banyak lagi dengan teknologi yang dapat dikenakan seperti jam tangan pintar
dan headset VR.

Hal ini akan membuat pembelajaran lebih mudah diakses dan efektif serta bermanfaat bagi guru
dan orang tua.

6. Penilaian Otomatis

Kekuatan otomatisasi di bidang pendidikan tidak dapat dianggap remeh. Alat penilaian otomatis
akan semakin banyak digunakan untuk mengevaluasi kemajuan siswa.

Hal ini memberi guru dan administrator wawasan yang lebih baik mengenai kinerja siswa dan
bidang-bidang yang perlu ditingkatkan.

Alat penilaian otomatis juga dapat menyediakan data analitis untuk membantu siswa
mengidentifikasi area lemah dan mengatasinya. Selain itu, alat penilaian otomatis memungkinkan
guru menilai tugas dengan cepat dan akurat, sehingga mengurangi waktu yang diperlukan untuk
tugas tersebut.

7. Pembelajaran Adaptif

Pembelajaran adaptif akan menjadi tren utama yang muncul dalam teknologi pendidikan ,
memungkinkan kursus disesuaikan dengan kebutuhan individu setiap siswa. Semakin banyak

12
institusi pendidikan yang menerapkan pendekatan inovatif berbasis data ini untuk memfasilitasi
pengalaman pembelajaran yang disesuaikan.

Hal ini akan membantu guru memenuhi kebutuhan populasi siswa yang beragam dan
memaksimalkan hasil belajar siswa.

Hal ini juga akan membantu guru untuk menyesuaikan jalur pembelajaran individu dan kecepatan
pembelajaran.

8. Komputasi Awan

Komputasi awan akan terus menjadi alat penting bagi para pendidik, memungkinkan mereka
mengakses dan menyimpan data dengan lebih efektif. Hal ini juga memungkinkan siswa
menghemat uang untuk membeli buku mahal karena buku berbasis cloud dapat diakses dengan
mudah di mana saja.

Sebagai tren yang muncul dalam teknologi pendidikan , komputasi awan menawarkan fasilitas
otentikasi yang kuat untuk menjamin keamanan data. Ini juga memfasilitasi kolaborasi yang
mudah antara siswa dan guru.

9. Media Sosial dalam Pembelajaran

Media sosial memengaruhi cara kita belajar. Hal ini telah menciptakan peluang baru bagi pelajar
untuk terhubung satu sama lain dan mengakses serta berbagi pengetahuan. Media sosial juga
mempunyai dampak yang signifikan terhadap cara pendidik mengajar. Hal ini telah memberikan
para pendidik alat-alat baru untuk menjangkau dan melibatkan siswa.

Penggunaan media sosial dalam pembelajaran masih dalam tahap awal, namun telah meninggalkan
dampak yang signifikan terhadap cara kita belajar. Di tahun-tahun mendatang, media sosial akan
terus memberikan dampak besar terhadap cara kita belajar dan mengajar.

10. Pembelajaran Seluler

Perangkat seluler menjadi semakin populer untuk tujuan pendidikan, memungkinkan siswa untuk
tetap terhubung dengan pembelajaran mereka kemanapun mereka pergi. Dan itulah sebabnya
semakin banyak konten pendidikan yang dioptimalkan untuk pembelajar mobile saat ini.Perangkat

13
portabel seperti ponsel dan tablet menggantikan media pembelajaran tradisional karena dengan
solusi e-learning seluler , pembelajaran tidak pernah berhenti.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi pendidikan telah menjadi bagian integral dari pendidikan modern. Tren dan isu-isu
dalam teknologi pendidikan terus berkembang, dan penting bagi para pendidik untuk memahami
tren dan isu-isu tersebut.
Tren dalam teknologi pendidikan memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Misalnya, penggunaan teknologi digital dapat memberikan pembelajaran yang lebih personal dan
adaptif, dan pengembangan AI dapat memberikan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik.
Isu-isu dalam teknologi pendidikan harus dipertimbangkan dengan cermat agar teknologi
pendidikan dapat dimanfaatkan secara efektif dan bertanggung jawab. Misalnya, perbedaan akses
terhadap teknologi digital dapat menyebabkan kesenjangan dalam pendidikan, dan penggunaan
teknologi digital dalam pendidikan dapat menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan.
Pendidik harus siap untuk menghadapi tantangan dan peluang yang dibawa oleh tren dan isu-isu
dalam teknologi pendidikan. Dengan pemahaman yang baik tentang tren dan isu- isu tersebut,
pendidik dapat memanfaatkan teknologi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi
semua siswa.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terkait tren dan
isu-isu teknologi pendidikan dan kaitannya dengan implementasi dalam pembelajaran. Dalam hal
ini, penting bagi pembaca untuk memahami bahwa tren dan isu-isu teknologi pendidikan saling
keterkaitan antara pihak yang terlibat. Demikianlah makalah yang kami buat, semoga bermanfaat
dan menambah pengetahuan para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, S. (2018). Peran Teknologi Dalam Pendidikan di Era Globalisasi. EDURELIGIA: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 2(2), 94-100.
Apriyanti, Y. O., Darmansyah, R., Kurnia, L. I., Zebua, R. S. Y., Ramli, A., Mamlu’ah, A. W., &
Barokah, A. (2023). ILMU MANAJEMEN PENDIDIKAN: Teori dan praktek mengelola
Lembaga Pendidikan Era Industri 4.0 & Soceity 5.0. Sonpedia Publishing
Indonesia.
Jannah, Yazmin Izzatul. (2022). 6 Tren Teknologi Pendidikan di Tahun 2022.

16

Anda mungkin juga menyukai