Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

(Mengembangkan Desain Pembelajaran Daring Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan Berbasis


Teknologi Pembelajaran Agar Belajar Anak Menjadi Bermakna dalam Mengembangkan
Kompetensinya di Era Industry 4.0.)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pembelajaran

yang diampu oleh Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd.

Disusun Oleh:

Imro’atul Luthfia Mahmada (126204203159)

Meida Aulia Retno Palupi (126204203162)

Melati Indah Rahmalia (126204203163)

Intan Daris Malia (126204201025)

Ervina Dwi Cahyani (126204203154)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas selesainya makalah berjudul
Teknologi Pembelajaran (Mengembangkan Desain Pembelajaran Daring Inovatif, Kreatif dan
Menyenangkan Berbasis Teknologi Pembelajaran Agar Belajar Anak Menjadi Bermakna dalam
Mengembangkan Kompetensinya di Era Industry 4.0.) ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga
akhir zaman.

Beberapa pihak telah membantu dan mendukung dalam menyusun makalah ini. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Rasa terima kasih disampaikan pada pihak-pihak berikut ini.

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku rektor IAIN Tulungagung;


2. Bapak Dr. H. Abd Aziz, M.Pd., selaku Wakil Rektor bidang Akademi dan pengembangan
lembaga;
3. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I., selaku Dekan FTIK IAIN Tulungagung;

4. Ibu Dr. Ummu Sholihah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika;
5. Bapak Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd., selaku Dosen pengampu;
6. Civitas Akademika dan teman-teman yang telah membantu dalam penulisan makalah ini,
dan
7. Teman-teman seangkatan.
Makalah ini disusun untuk mendeskripsikan Teknologi Pembelajaran (Mengembangkan
Desain Pembelajaran Daring Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan Berbasis Teknologi Pembelajaran
Agar Belajar Anak Menjadi Bermakna dalam Mengembangkan Kompetensinya di Era Industry 4.0.).
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun
pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari sejawat atau para pembaca mengenai isi
makalah ini.

Tulungagung, 9 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.............................................................................................................................2

A. Pengertian Pembelajaran Daring..........................................................................................2

B. Pengaruh atau Dampak dari Pembelajaran Daring...............................................................2

C. Teknik dan Konsep Pembelajaran Daring yang Lebih Mudah Difahami dan
Menyenangkan.............................................................................................................................4

D. Manfaat Penerapan TI dalam Bidang Pendidikan di Tengah Pembelajaran Daring............5

BAB III...........................................................................................................................................9

PENUTUP......................................................................................................................................9

A. Simpulan...............................................................................................................................9

B. Saran.....................................................................................................................................9

DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan abad 21 ditandai dengan adanya era revolusi industri 4.0 yang dikenal
dengan abad keterbukaan dan globalisasi. Pada masa ini ditandai dengan pesatnya
kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berbagai bidang
kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Salah satu pengaruh besar TIK dalam bidang
pendidikan yaitu munculnya trobosan baru yang mulai memanfaatkan jaringan
komputer dan internet dalam proses pembelajaran yang sering disebut sebagai e-
learning atau pembelajaran elektronik. E-learningmerupakan suatu pembelajaran yang
dalam pelaksanaannya menggunakan media atau jasa batuan perangkat elektronika
berupa audio, video, perangkat komputer ataupun kombinasi ketiganya (Munir, 2010:
203). Dari istilah E-learning kemudian berkembang lagi menjadi pembelajaran daring
(online learning).
Daring atau dalam jaringan memiliki makna tersambung dalam jaringan komputer.
Menurut Thome pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi multimedia, video, kelas virtual, teks online animasi, pesan suara, email,
telepon konferensi, dan video steraming online (Kuntarto, 2017: 101). Pembelajaran
daring dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
menggunakan jaringan internet, intranet dan ekstranet atau komputer yang terhubung
langsung dan cakupannya global (luas).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian pembelajaran daring?
2. Bagaimana pengaruh strategi pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa?
3. Bagaimana teknik atau konsep pembelajaran daring yang lebih mudah difahami dan
menyenangkan?
4. Apa manfaat penerapan TI dan peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah
pembelajaran daring?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian pembelajaran daring.
2. Mengetahui pengaruh strategi pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa.
3. Mempelajari teknik atau konsep pembelajaran daring yang lebih mudah difahami
dan menyenangkan.
4. Memanfaatkan penerapan TI dan peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah
pembelajaran daring.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Daring


Pembelajaran sejatinya dilakukan melalui interaksi guru dengan siswa dalam suasana
lingkungan belajar. Esensi pembelajaran ini merupakan pendampingan yang
dilakukan pendidikan untuk membagikan ilmunya kepada peserta didik. Oleh karena
itu, secara sederhana pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu proses pencerahan
yang dilakukan guru untuk membantu siswa mendapatkan pelajaran dan mampu
memahami bahan pembelajaran yang diberikan.
Pembelajaran yang terwujud dengan adanya interaksi antara guru dan siswa tidak bisa
dilakukan karena, Seperti yang kita ketahui bahwasanya pada akhir tahun 2019,
muncul virus yakni COVID-19. Munculnya virus covid-19 ini merupakan wabah
penyakit yang menular. Virus COVID-19 ini muncul di China dan merebak ke
seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Virus COVID-19 ini masuk ke Indonesia
pada awal tahun 2020, dan membawa dampak perubahan yang cukup besar. Semua
kegiatan yang menimbulkan kerumunan dibatasi dan beberapa dihentikan. Kegiatan
belajar mengajar yang awalnya dilakukan di sekolah dihentikan selagi merebaknya
wabah virus COVID-19. Namun pandemi ini tidak kunjung usai, sedangkan
pendidikan tidak boleh berhenti sampai disini saja.
Sebagai manusia yang hidup di dunia modern, yang didampingi dengan kemajuan
teknologi. Maka kita manfaatkanlah teknologi yang telah ada. Menciptakan inovasi
baru, berupa kegiatan belajar dalam jaringan. Pembelajaran dalam jaringan atau
daring, merupakan sebuah inovasi pendidikan yang melibatkan unsur teknologi
informasi di dalam pendidikan. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas dan
kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Pembelajaran secara daring tidak semata-mata muncul karena situasi yang tercipta
oleh pandemi. Karena pembelajaran online pertama kali diperkenalkan oleh
Universitas Illinois melalui sistem pembelajaran berbasis komputer pada tahun 1960.
Online learning merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih
luas, lebih banyak dan bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem
tersebut, siswa dapat belajar kapanpun dan di mana saja tanpa terbatas oleh jarak,
ruang dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya
dalam bentuk verbal, melalui lebih bervariasi seperti visual, Audi dan gerak.
Pesatnya perkembangan didunia teknologi, hal ini juga berdampak dalam hal metode
dan strategi pembelajaran yang kebanyakan dewasa ini sudah banyak yang
berintegrasi dengan pembelajaran online. Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari
penggunaan metode dan strategi pembelajaran online ini menjadi salah satu
pertimbangan dalam hal penggunaannya. Seiring dengan perkembangannya, saat ini
sudah banyak para ahli yang memiliki definisi-definisi tersendiri terkait dengan
pembelajaran online.
Definisi pembelajaran online dinyatakan oleh (Khan, 1997) bahwa :
“Online learning instruction as an innovative approach for delivering instruction to a
remote audience, using the Wab as the medium”.
Dari definisi tersebut menjelaskan bahwa ada banyak berbagai cara menyampaikan
pembelajaran kepada peserta didik yang terpisah dengan jarak secara inovatif salah
satunya dengan cara pembelajaran melalui web.
B. Pengaruh atau Dampak dari Pembelajaran Daring
Beberapa riset menyatakan, pengaruh dari jarak jauh (daring) secara garis besar
terbagi menjadi 2, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Adapun pengaruh atau
dampak positif dari daring, yaitu:
1. Siswa atau anak memiliki waktu lebih banyak bersama keluarga, sehingga menjadi
suatu kesempatan besar antara orangtua dan anak untuk saling lebih dekat baik secara
lahir maupun bathin.
2. Metode belajar yang bisa dikembangkan jauh lebih variatif daripada ketika
pembelajaran dilakukan tatap muka.
3. Anak lebih peka dan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
sekitarnya.
4. Menarik siswa untuk lebih aktif mengeksplor kecanggihan teknologi yang tersedia,
sehingga menurunkan angka presentase generasi yang masih GAPTEK.
5. Anak dengan karakter Introvert menjadi jauh lebih nyaman dan fokus dengan
kegiatan belajarnya.
Selain pengaruh atau dampak positif, pembelajaran dengan jarak jauh (daring), di
Indonesia khususnya, dampak yang lebih mendominasi adalah dampak negatif dari
pembelajaran model daring. Adapun dampak negatif yang dimaksud beberapa
diantaranya, yaitu:
1. Ancaman putus sekolah karena tuntutan ekonomi yang juga terdampak atas adanya
wabah pandemi yang saat ini tengah merebak hampir di seluruh dunia.
2. Penurunan capaian belajar, yang salah satu penyebabnya yaitu karena kesalahan
metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau pendidik. Sehingga anak atau
siswa menjadi lebih mudah merasa bosan.
3. Tanpa sekolah, anak berpotensi menjadi korban kekeran rumah tangga, baik
kekerasan verbal maupun non-verbal, karena minimnya pengawasan dari lingkungan
luar.
4. Keterbatasan gawai dan kuota internet sebagai fasilitas .
5. Resiko learning loss jauh lebih tinggi, karena minimnya pengawasa secara ketat
dari pihak sekolah maupun orangtua yang tertinggal dari kecanggihan teknologi, juga
karena sinyal yang belum bisa menyebar ke seluruh pelosok negeri dengan optimal.
6. Kurangnya interaksi sosial satu sama lain karena pertemuan hanya terjadi di
tampilan layar gawai.
Arora dan Srinivasan dalam penelitiannya yang berjudul  Impact of pandemic
COVID-19 on the teaching –learning process: A study of higher education
teachers, yang dipublikasikan di jurnal  “Prabadhan: Indian Journal of Management”
menyebutkan bahwa rendahnya kesadaran menyebabkan siswa tidak mengikuti
pembelajaran daring diikuti oleh kurangnya minat dan keraguan tentang kegunaan
pembelajaran daring, kurang kehadiran, kurangnya sentuhan pribadi, dan kurangnya
interaksi karena masalah konektivitas ditemukan menjadi kelemahan signifikan dari
pembelajaran daring.
C. Teknik dan Konsep Pembelajaran Daring yang Lebih Mudah Difahami dan
Menyenangkan
Kondisi pandemi Covid-19 telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan
manusia. Untuk memutus mata rantai penularan virus tersebut, banyak pembatasan
yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk pemerintah Indonesia. Pendidikan anak
adalah salah satu sektor yang sangat terdampak kondisi pandemi ini. Sampai saat ini,
kemendikbud masih belum mengijinkan pemerintah daerah di selain zona kuning dan
hijau untuk membuka sekolah. Dalam rangka pemenuhan hak peserta didik untuk
mendapatkan layanan pendidikan selama darurat penyebaran Corona Virus Disease
(COVID-19), proses pembelajaran dilaksanakan melalui penyelenggaraan Belajar dari
Rumah.
Prinsip dari Kegiatan Belajar dari Rumah ini adalah peserta didik dapat mengakses
materi dan sumber pembelajaran tanpa batasan waktu dan tempat. Pola sistem strategi
pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran jarak jauh
tanpa tatap muka secara langsung antara pendidik dan siswa yang dilakukan melalui
jaringan yang menggunakan jaringan internet. Pendidik dituntut cakap menggunakan
media pembelajaran yang berbasis online dan memastikan kegiatan belajar mengajar
tetap berjalan walaupun di masa pandemic covid-19, meskipun siswa berada di rumah
pembelajaran harus tetap dijalankan. sehingga pendidik diharuskan mampu dan dapat
mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring
(online).
Suatu konsep atau rencana yang disusun secara sistematis oleh pendidik dengan
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk
mencapai tujuan tersebut dibutuhkan tenaga pendidik yang cakap dalam penentuan
metode maupun media agar tepat di dalam proses pembelajaran. Pendidik harus
menyampaikan informasi tehnik penyampaian informasi (materi) kepada peserta didik
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga waktu proses
pembelaran berjalan efektif. Sedangkan hal-hal yang harus disampaikan pada saat
pembelajaran adalah hal-hal pokok materi yang diajarkan, serta tujuan dan manfaat
materi tersebut baik yang bersifat subtantif maupun yang bersifat pragmatis untuk
peserta didik dan masyarakat umum lainnya.
Selanjutnya pendidik harus melakukan tes atau evaluasi untuk mengetahui materi
yang disampaikan atau diinformasikan kapada peserta didik berhasil atau tidak.
Dengan adanya tes atau evaluasi seorang peserta didik akan mengetahui tingkat
kemampuannya. Seorang pendidik akan memahami tepat atau tidak strategi dan
metode yang digunakan. Akan tetapi, hal yang kurang dilakukan oleh pendidik adalah
refleksi terhadap strategi dan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Sehingga
apabila terjadi kegagalan atau kurang berhasilnya pembelajaran dilimpahkan kepada
peserta didik. Pada hal berhasil atau tidaknya pembelajaran sangat ditentukan oleh
pendidik itu sendiri.
Menurut Sanjaya, beberapa strategi pembelajaran yang dianjurkan untuk
diimplementasikan oleh seorang pendidik dalam proses pembelajaran, yaitu :
1. Strategi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif
(berpikir), Aspek kognitif adalah strategi pembelajaran yang titik fokusnya adalah
berpikir yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dalam
memahami guna dan tujuan pembelajaran pada saat itu. Strategi pembelajaran ini,
sangat identik dengan strategi pembelajaran yang berbasis student centred learning.
2. Strategi pembelajaran kooperatif,
Strategi pembelajaran kooperatif (pembelajaran kelompok) adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Adanya peserta dalam kelompok,
b. Adanya aturan kelompok,
c. Adanya upaya belajar setiap kelompok, dan
d. Adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar.
3. Strategi pembelajaran afektif.
Strategi pembelajaran afektif memiliki perbedaan dengan strategi pembelajaran
kognitif dan kooperatif. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur
dengan indikator, oleh sebab itu menyangkut kesadaran dan minat seseorang yang
tumbuh dari dalam diri peserta didik.
Komponen yang penting adalah pendidik yang bersifat kreatif dan inovatif dalam
merancang dan menyusun media pembelajaran dan strategi pembelajaran. Pendidik
yang inovatif dan kreatif mampu merancang dan menyusun strategi pembelajaran
akan merespon tingkat perkembangan peserta didik, termasuk memperhatikan
perkembangan teknologi industri 4.0 sebagai realitas kehidupan masyarakat sekarang
ini yang melenial. Peserta didik era melenial sangat cakap dalam dunia digitalisasi,
kita tidak akan bisa membayangkan jika seorang pendidik gaptek teknologi ketika
dalam proses pembelajaran di satu sisi yang lain peserta didik sangat akrab dengan
alat digital, seperti; Smartphone, tablet, laptop, dan alat digital lainnya. Untuk itu,
seorang pendidik harus cakap dalam dunia teknologi informasi ini untuk merespon
realitas kehidupan masyarakat atau peserta didik dengan merancang dan menyusun
strategi pembelajaran berbasis digital.
Menurut Budimansyah (2009: 74-76), Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan adalah :
1. Memahami sifat yang dimiliki anak. Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin
tahu dan berimajinasi;
2. Mengenal anak secara perorangan. Para siswa berasal dari lingkungan keluarga
yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda;
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar. Sebagai makhluk
sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam
bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar;
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan
masalah;
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruang
kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar;
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.
Pemberian umpan balik dari pendidik kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi antara pendidik dan siswa;
8. Membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental.
Dari delapan hal dalam pembelajaran yang efektif tersebut dapat dipahami dalam
konteks pembelajaran yaitu harus memperhatikan kesiapan psikis siswa dengan
memperhatikan kemampuan individu siswa, mendorong dan meningkatkan
kemampuannya, merangsang agar siswa tertantang untuk belajar serta dengan
memanfaatkan sumber dan media belajar yang mendukung.
D. Manfaat Penerapan TI dalam Bidang Pendidikan di Tengah Pembelajaran
Daring
Penerapan TI bermanfaat untuk menyediakan sumber bahan ajar agar proses
pendidikan dapat terus berjalan dengan optimal. Mulyanta dan Leong (2009)
mengemukakan bahwa terdapat sepuluh peranan TI sebagai sumber bahan ajar, yaitu
(1) Sumber ilmu pengetahuan, (2) Tempat bertemunya para pembelajar, (3)
Melahirkan inisiatif dalam kegiatan belajar mengajar, (4) Alat pendukung mengatasi
keterbatasan pancaindera, (5) Bagian yang tidak terpisahkan dari kerangka kurikulum,
(6) Penyeimbang gaya belajar individu, (7) Pengelolaan Institusi Pendidikan, (8)
Pengelola Institusi Pendidikan, (9) Menjadi instruktur institusi pendidikan, (10)
Mengubah institusi pendidikan menjadi pusat unggulan.
TI sangat bermanfaat menjadi sebuah sumber ilmu pengetahuan di mana pendidik
yang biasanya menjadi sumber ilmu pengetahuan tidak dapat menjangkau peserta
didiknya. Peserta didik dapat berselancar dengan aplikasi TI yang telah ada, untuk
mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan. TI juga menjadi
jembatan penghubung ketika pendidik dan peserta didik tidak dapat bertatap muka
langsung. TI juga mengubah institusi pendidikan menjadi pusat unggulan karena
mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada, serta mampu memanfaatkan teknologi
yang telah tersedia. Manfaat TI di tengah pembelajaran daring juga membantu
pendidik untuk mengoptimalisasikan pembelajaran secara kreatif dan inovatif serta
memastikan peserta didik menerima pelajaran secara baik dan maksimal.
Hal-hal nyata yang dapat dilihat dari pemanfaatan TI dalam pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Suasana kelas dapat lebih menyenangkan, sehingga peserta didik lebih termotivasi
dalam belajar sekalipun secara daring.
2. Peserta didik dilatih untuk menggunakan teknologi sebagai media untuk belajar.
Mereka dapat mengekplorasi lebih kemampuan mereka dalam belajar secara mandiri.
3. Peserta didik dilatih kemampuan motoriknya dalam pengoperasian aplikasi.
4. Teknologi Informasi (TI) dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, terkhususnya
dengan proses belajar mengajar. Hal ini semakin nyata ketika pembelajaran daring
terjadi seperti saat ini. TI hadir sebagai solusi sebuah media yang efektif dan efisien
dalam proses belajar mengajar yang dapat merubah budaya belajar pendidik dan
peserta didik. Pada akhirnya, pembelajaran mandiri berbasis teknologi akan mampu
diterapkan secara optimal, karena budaya belajar yang telah berubah menjadi lebih
modern.
Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di Tengah Pembelajaran Daring
Akselerasi pendidikan 4.0 di tengah pembelajaran daring memiliki peluang yang
sangat besar sehingga sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Untuk menciptakan sistem pendidikan di zaman super industri diperlukan
alternatif persepsi terhadap masa depan, yaitu: (1) Asumsi tentang macam-macam
pekerjaan, profesi dan kejuruan yang diperlukan 25-50 tahun mendatang; (2) Asumsi
tentang bentuk keluarga dan hubungan antar manusia yang bakal terjadi; dan (3)
Macam masalah etika dan moral, macam teknologi yang mengelilingi, dan struktur
organisasi yang harus dibangun. Hasil penelitian Andrew Leigh menunjukan bahwa
rendahnya mutu pendidikan sangat terkait erat dengan masalah rendahnya mutu guru.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan mutlak diperlukan kemampuan akademik yang
tinggi dari seorang guru. Karena bagaimanapun untuk mencerdaskan peserta didik,
dibutuhkan guru yang cerdas.
Adapun peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah pembelajaran daring, yaitu :
1. Penggunaan teknologi dan inovasi hasil revolusi industri 4.0 (IoT, big data,
artificial intelligence, robot, & the sharing economy) berpusat pada manusia untuk
memecahkan masalah sosial ekonomi, lingkungan, dan kehidupan spiritualitas yang
berkualitas.
2. Menciptakan sistem pendidikan berkualitas tinggi yang terjangkau dan menjangkau
setiap orang menggunakan sistem e-learning dan teknologi terkini.
3. Menciptakan pendidikan yang mendukung pembentukan pola pikir dan
keterampilan untuk melakukan “apapun”, berbekal STEM dan keterampilan revolusi
industri 4.0.
4. Peluang akselerasi pendidikan yaitu dengan melakukan inovasi pembelajaran
meliputi: mencoba sesuatu yang baru, penggunaan TI, kolaborasi guru dan orang tua,
memfasilitasi orang tua untuk mendampingi proses belajar anak, memonitor kegiatan
belajar anak secara daring dan melakukan parenting education. Adapun pembelajaran
daring dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: melanjutkan inovasi pembelajaran,
meningkatkan inovasi pembelajaran, dan memaksimalkan inovasi pembelajaran.
5. Peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah pembelajaran daring yaitu dengan
melakukan re-imajinasi pengembangan keprofesian guru dan tenaga kependidikan.
6. Peluang selanjutnya adalah, dengan sumber daya manusia usia produktif yang
melimpah yang memiliki kompetensi merupakan modal pembangunan sehingga
aspek-aspek terkait kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,
pendanaan, dan pengelolaan perlu dikuatkan di era pendidikan 4.0.
7. Peluang selanjutnya adalah melaksanakan kebijakan merdeka belajar dengan
memperhatikan hal-hal positif apa yang bisa dilakukan untuk perubahan-perubahan
dan inovasi bagi lembaga pendidikan serta hal-hal apa saja yang perlu dikuatkan.
Terkait peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah pembelajaran daring. Ada hal
yang perlu dilakukan, yaitu: (1) Sekolah yaitu: membuat strategi pembelajaran jarak
jauh yang sesuai dengan keadaan, mulai memikirkan visi ke depan untuk sekolah jika
pandemik ini tetap berlangsung, menyiapkan pendampingan mental siswa selama
pandemik. Disamping itu sekolah juga perlu memperhatikan adaptasi, evaluasi,
tantangan, dan solusi. (2) Kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer sekolah
perlu melakukan hal yaitu: menjadi pemimpin yang melayani dengan hati, menjadi
fasilitator, mau mendengar masukan, mencari masukan, bergerak dan berpikir
mencari solusi, dan berani ambil keputusan.
Akselerasi pendidikan 4.0 di tengah pembelajaran daring memiliki berbagai macam
peluang untuk menyiapkan peserta didik dengan berbagai macam keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan. Peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan
diharapkan memiliki kemampuan beradaptasi dalam menghadapi perubahan-
perubahan dan inovasi-inovasi dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui penerapan sistem pembelajaran berbasis teknologi dan informasi
dengan paradigma sharing untuk mengembangkan potensi dan mendapatkan nilai
tambah pribadi.
Pada akhir uraian ini disimpulkan bahwa peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah
pembelajaran daring perlu dikelola dengan baik dengan tetap melakukan monitoring
dan evaluasi dalam implementasinya secara terencana, terprogram dan
berkesinambungan. Hal-hal yang sudah baik perlu ditingkatkan bahkan
dipertahankan, dan hal-hal yang masih perlu disempurnakan perlu dicari aspek-aspek
apa saja yang belum baik.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Pembelajaran sejatinya dilakukan melalui interaksi guru dengan siswa dalam suasana
lingkungan belajar. Esensi pembelajaran ini merupakan pendampingan yang
dilakukan pendidikan untuk membagikan ilmunya kepada peserta didik. Oleh karena
itu, secara sederhana pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu proses pencerahan
yang dilakukan guru untuk membantu siswa mendapatkan pelajaran dan mampu
memahami bahan pembelajaran yang diberikan.
Adapun pengaruh atau dampak positif dari daring, yaitu:
1. Siswa atau anak memiliki waktu lebih banyak bersama keluarga, sehingga menjadi
suatu kesempatan besar antara orangtua dan anak untuk saling lebih dekat baik secara
lahir maupun bathin.
2. Metode belajar yang bisa dikembangkan jauh lebih variatif daripada ketika
pembelajaran dilakukan tatap muka.
3. Anak lebih peka dan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
sekitarnya.
4. Menarik siswa untuk lebih aktif mengeksplor kecanggihan teknologi yang tersedia,
sehingga menurunkan angka presentase generasi yang masih GAPTEK.
5. Anak dengan karakter Introvert menjadi jauh lebih nyaman dan fokus dengan
kegiatan belajarnya.
Menurut Sanjaya, beberapa strategi pembelajaran yang dianjurkan untuk
diimplementasikan oleh seorang pendidik dalam proses pembelajaran, yaitu :
1. Strategi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif
(berpikir),
3. Strategi pembelajaran kooperatif,
3. Strategi pembelajaran afektif.
Penerapan TI bermanfaat untuk menyediakan sumber bahan ajar agar proses
pendidikan dapat terus berjalan dengan optimal. Mulyanta dan Leong (2009)
mengemukakan bahwa terdapat sepuluh peranan TI sebagai sumber bahan ajar, yaitu
(1) Sumber ilmu pengetahuan, (2) Tempat bertemunya para pembelajar, (3)
Melahirkan inisiatif dalam kegiatan belajar mengajar, (4) Alat pendukung mengatasi
keterbatasan pancaindera, (5) Bagian yang tidak terpisahkan dari kerangka kurikulum,
(6) Penyeimbang gaya belajar individu, (7) Pengelolaan Institusi Pendidikan, (8)
Pengelola Institusi Pendidikan, (9) Menjadi instruktur institusi pendidikan, (10)
Mengubah institusi pendidikan menjadi pusat unggulan.
B. Saran
Seiring berjalannya waktu, teknologi pun semakin berkembang. Pembelajaran daring
yang dilakukan di era ini pun mengharuskan kita untuk menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi dengan baik. Dengan memiliki ilmu pengetahuan kita
harusnya bisa menjadikan teknologi sebagai perantara untuk kita mencapai suatu
tujuan. Meskipun dengan pembelajaran daring, seorang tenaga pendidik haruslah
pandai menciptakan suasana yang menyenangkan yang dapat memberikan kesan
terhadap para muridnya agar tetap semangat belajar dan tidak cenderung bosan.

DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai