Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ICT DALAM PEMBELAJARAN DI SD

“Implementasi atau Pemanfaatan Multimedia dalam


Pembelajaran di SD”

Disusun Oleh:
Abdul Latif (2019201001)
Diana Puteri (2019201007)
Novi Nurhasanah (2019201019)
Reda Efria Febriani (2019201020)

Kelas : PGSD Kampus A Karang Tengah


Dosen Pengampu : E. I. Pusta Siligar, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Implementasi
atau Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran di SD”.

Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber, referensi, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ICT
dalam Pembelajaran di SD yang diampu oleh Bapak E. I. Pusta Siligar, M. Pd. Oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Karang Tengah, 26 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................ii
BAB I .............................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................iii
A. Latar Belakang ....................................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................iii
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................iii
BAB II ............................................................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 1
A. Pengertian Implementasi atau Pemanfaatan ......................................................................... 1
B. Alasan Menggunakan Multimedia dalam Pendidikan ......................................................... 2
C. Implementasi atau Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran ...................................... 2
D. Implementasi atau Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar ......... 3
BAB III ............................................................................................................................................ 6
PENUTUP ....................................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan........................................................................................................................... 6
B. Saran ..................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada proses belajar mengajar di Sekolah Dasar, siswa sering dihadapkan pada materi
yang abstrak dan di luar pengalaman sehari-harinya. Materi seperti ini sulit diajarkan guru
dan sulit dipahami siswa. Para pakar pendidikan sering menganjurkan bahwa dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar sebaiknya guru menggunakan media yang lengkap,
sesuai dengan keperluan dan menyentuh berbagai indera. Untuk memenuhi keperluan itu,
maka penggunaan multimedia adalah salah satu alternatif pilihan yang baik untuk
pengajaran dan proses belajar yang berkesan.
Perkembangan teknologi multimedia dapat mengubah cara seseorang untuk belajar,
untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Multimedia
menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga
memberikan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi peserta didik, dengan multimedia
dapat diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaimana
siswa dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi
terfokus pada teks dari buku semata-mata tetapi lebih luas dari itu. Kemampuan teknologi
multimedia yang semakin baik dan berkembang akan menambah kemudahan dalam
mendapatkan pengetahuan siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan implementasi atau pemanfaatan?
2. Mengapa menggunakan multimedia dalam pembelajaran?
3. Bagaimana implementasi atau pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran?
4. Bagaimana implementasi atau pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran di Sekolah
Dasar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari implementasi atau pemanfaatan.
2. Untuk mengetahui alasan penggunaan multimedia dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui implementasi atau pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui implementasi atau pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran di
Sekolah Dasar.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Implementasi atau Pemanfaatan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Implementasi adalah pelaksanaan,
penerapan. (KBBI, 1990: 529) Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman,
implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu
sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
mencapai tujuan kegiatan. (Usman, 2002)
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti, Implementasi intinya adalah kegiatan untuk
mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver policy output) yang dilakukan oleh para
implementor kepada kelompok sasaran (target group) sebagai upaya untuk mewujudkan
kebijakan. (Purwanto dan Sulisyastuti, 1991)
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap fix.
Implementasi juga bisa berarti pelaksanaan yang berasal dari kata bahasa Inggris Implement
yang berarti melaksanakan. Guntur Setiawan berpendapat, implementasi adalah perluasan
aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya serta memerlukan Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap fix. Implementasi juga bisa berarti pelaksanaan yang berasal dari kata bahasa
Inggris Implement yang berarti melaksanakan. (Mulyasa, 2013) Guntur Setiawan
berpendapat, implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses
interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan (Setiawan, 2014)
Pemanfaatan merupakan turunan kata dari kata “manfaat”, yang mendapat imbuhan
pe-dan-an yang berarti proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Pemanfaatan adalah aktifitas
menggunakan proses dan sumber-sumber belajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemanfaatan berasal dari kata dasar
manfaat yang artinya guna, faedah. Kemudian mendapatkan imbuhan pean yang berarti
proses, cara, perbuatan, pemanfaatan. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan suatu
cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau objek. (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 2005)

1
B. Alasan Menggunakan Multimedia dalam Pendidikan
Multimedia dapat dipandang sebagai alat atau perangkat pembelajaran dan
komunikasi, mengingat dengan multimedia kita dapat belajar sebuah topik, materi dan
konten belajar. Tujuan umum penggunaan multimedia dalam pendidikan menurut Andresen
& Brink (2013) adalah:
a) Mengkonstruksi pengetahuan yang bermakna dan dapat dimengerti. Ini berarti
pengembangan sistem yang terstruktur baik dalam sebuah disiplin ilmu, antardisiplin
ilmu dan berorientasi pada kehidupan sehari-hari yang fleksibel dan memiliki
kompetensi, kemampuan, keahlian, dan konten pengetahuan yang bermanfaat.
b) Mengkonstruksi pengetahuan yang dapat diaplikasikan. Maksudnya adalah bagaimana
mentransfer pengetahuan yang bermakna dan dimengerti ke dalam pengetahuan yang
dapat diaplikasikan.
c) Mengkonstruksi pengetahuan tentang belajar. Kompetensi yang penting ini
memungkinkan peserta didik menjadi ahli dalam proses belajar secara mandiri. Sebagai
akibatnya, refleksi dan metakognisi dalam proses belajar akan mendukung konstruksi
pengetahuan secara bermakna dan dapat dimengerti sebagaimana pengetahuan yang
dapat diaplikasikan.

C. Implementasi atau Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran


Multimedia dalam pendidikan tentunya dikembangkan atau dibangun guna
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi institusi pendidikan, khususnya bagi
peserta didik maupun pengajar.
Berikut ini deskripsi dari manfaat multimedia pembelajaran bagi peserta didik dan
pengajar, antara lain:
a) Dapat belajar sesuai waktu dan kesempatan yang tersedia.
b) Dapat belajar di ruang kelas atau tempat yang berbeda.
c) Dapat belajar dengan tutor yang sabar (multimedia sebagai tutor).
d) Dapat belajar aktif dan menerima feedback
e) Dapat meningkatkan aspek motivasi dalam belajar secara mandiri / kolaborasi.
Implementasi atau manfaat multimedia pembelajaran bagi pengajar/pendidik, antara
lain:
a) Menghemat waktu dengan topik yang lebih menantang.
b) Dapat memvisualisasikan konten dan materi yang abstrak, dinamis melalui proses.
c) Dapat menyimulasikan eksperimen-eksperimen riil yang kompleks.
d) Dapat belajar secara lebih kreatif.
2
e) Menggantikan aktivitas belajar yang tidak efektif.
f) Dapat menambah waktu kontak peserta didik untuk berdiskusi. (Muhammad Rusli,
Dadang Hermawan, dan Ni Nyoman Supuwiningsih, 2017)

D. Implementasi atau Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar


Pada proses belajar mengajar di Sekolah Dasar, siswa sering dihadapkan pada materi
yang abstrak dan di luar pengalaman sehari-harinya. Materi seperti ini sulit diajarkan guru
dan sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengkonkretkan sesuatu yang abstrak. Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi adalah
visualisasi yang sering dilakukan dalam PBM. Pada era informatika visualisasi berkembang
dalam bentuk gambar bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio). Sajian
audio visual atau lebih dikenal dengan sebutan multimedia menjadikan visualisasi lebih
menarik.
Pada saat ini, guru perlu mempunyai kemahiran dan keyakinan diri dalam
menggunakan teknologi ini dengan cara yang paling berkesan. Suasana pengajaran dan
pembelajaran yang interaktif, lebih menggalakkan komunikasi aktif antara berbagai hal.
Penggunaan komputer multimedia dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah
dengan tujuan meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran.
Selain itu, guru juga harus memperhatikan aspek-aspek desain pembelajaran yang
dapat dikelompokkan ke dalam dua komponen, yaitu:
a) Komponen pembuka sebagai pemicu (trigger)
Dalam multimedia pembelajaran terdapat setidaknya tiga komponon pembuka
yang dapat dijadikan sebagi alat untuk menarik perhatian, yaitu judul, tujuan
pembelajaran dan apersepsi.
1. Judul
Judul merupakan titik awal sebagai penarik perhatian pengguna. Tapi, banyak
pembuat multimedia pembelajaran yang kurang memperhatikan hal ini. Sering
dijumpai, judul dinyatakan dengan kalimat yang kaku. Padahal, judul dapat
dirumuskan dalam kalimat yang lebih menantang dan menarik.
2. Tujuan pembelajaran
Pengguna perlu diberitahu manfaat yang akan diperoleh dari multimedia
pembelajaran. dePorter, dkk mengistilahkannya dengan istilah AMBAK (Apa
Manfaatnya BAgi Ku?). Dengan rumusan tujuan yang jelas, siswa mengetahui
manfaat dan arah yang jelas saat menggunakan media tersebut. Perlu diperhatikan
bahwa multimedia pembelajaran juga berkaitan dengan kerangka waktu. Dengan
3
tujuan yang jelas, maka pencapaian tujuan dapat disesuaikan dengan kerangka waktu
yang ada dan relevan dengan kebutuhan pengguna. Demikian pula dengan dari
multimedia pembelajaran harus memberikan peluang bagi pengguna untuk
„merasakan‟ kegunaan lain selain sebagai media pembelajaran pokok. Oleh karena itu
kalimat-kalimat ajakan dan sapaan psikologis yang dapat memberikan ikatan
emosional (engagement) bagi pengguna menjadi perlu, sehinga memunculkan
interaktivitas yang tinggi dari multimedia tersebut.
3. Apersepsi
dePorter, dkk dalam buku “Quantum Teaching” memfungsikan apersepsi
untuk „membawa dunia mereka ke dunia kita‟. Yaitu, mengaitkan apa yang telah
diketahui atau dialami pengguna dengan apa yang akan dipelajari dalam multimedia
pembelajaran. Kontekstualitas dalam apersepsi menjadi penting, karena kita mencoba
„menarik‟ mereka ke dunia kita ciptakan dalam media, melalui hal-hal yang dianggap
paling „akrab‟ dengan pengguna. Di sinilah diperlukan kalimat atau narasi
penghubung dari „dua dunia‟ yang mungkin berbeda. Dengan menyatukan kedua
dunia ini, maka pengguna „merasa diajak‟ berkomunikasi dengan media kita.

b) Komponen Inti
1. Uraian yang Komunikatif
Dalam multimedia pembelajaran, antara teks, gambar, audio, video, animasi,
simulasi dan lain-lain bersifat proporsional. Artinya, multimedia pembelajaran tidak
didominasi oleh teks seperti dalam buku pelajaran. Oleh karenanya, uraian atau
pembahasan menggunakan bahasa yang tepat, padat, komunikatif dan sesuai dengan
tingkat pengetahuan dan usia pengguna.
2. Contoh, Analogi atau Ilustrasi, serta Simulasi yang Relevan dan Kontekstual
Kita perlu secara kreatif memberikan contoh, analogi atau ilustrasi yang
relevan, baik gambar, animasi, video, simulasi dan lain-lain agar dapat mempermudah
atau memperdalam pemahaman siswa. Hal inilah yang merupakan kelebihan dari
multimedia pembelajaran dibandingkan dengan media lain seperti buku, video, dan
lain-lain.
3. Latihan, Tes, dan Umpan Balik Korektif secara Kreatif
Dalam memberikan latihan, sebaiknya hindarkan pilihan ganda atau benar
salah. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebiasaan siswa (pengguna) yang asal
menebak. Sebagai gantinya, gunakan latihan yang memungkinkan siswa memberikan
jawaban singkat. Di samping itu, berikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
4
lebih dari satu kali. Dalam tes, alangkah baiknya kalau urutan munculnya soal dibuat
acak (random). Artinya, ketika anak melakukan reset atau melakukan tes di lain
waktu, soal yang sama tidak akan muncul pada nomor atau urutan soal yang sama.
Umpan balik, baik dalam latihan maupun tes, biasanya diberikan dalam bentuk
“reinforcement”. Kedua, akan lebih baik jika menggunakan umpan balik korektif.
Maksudnya, berikan penjelasan mengapa jawabannya benar dan/atau mengapa
jawabannya salah.
Selain itu, latihan dan tes tidak selalu harus diberikan dalam bentuk tes. Tapi,
dapat juga dikemas secara kreatif dalam bentuk permainan (game atau simulasi).
Artinya, jadikan game dan simulasi untuk latihan dan tes.
4. Pemilihan Media yang Relevan
Pemilihan media yang tepat dan juga relevan sangat menentukan. Karena
keterbatasan waktu, atau mungkin keterampilan dan pengetahuan yang terbatas, masih
ditemui adanya ketidakrelevanan atau ketidakharmonisan pemilihan media.
5. Relevansi dan kosistensi antara latihan/tes dan materi dengan tujuan pembelajaran
Dalam semua aktivitas, tujuan hendaknya dijadikan sebagai acuan/patokan.
Begitu pula halnya dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, materi, latihan dan tes
di samping harus cukup dan cakup, juga harus mengacu pada tujuan pembelajaran
yang merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai dan harus telah ditentukan
sebelumnya.
6. Interaktivitas
Multimedia pembelajaran, idealnya harus mampu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri. Untuk itu, jika ingin
dikatakan sebagai multimedia pembelajaran, maka harus interaktif.
Harus diingat bahwa teknologi multimedia hanya bertindak sebagai pelengkap,
tambahan atau alat bantu kepada guru. Multimedia tidak akan mengambil alih tempat dan
tugas guru. Multimedia adalah sebagai saluran pilihan dalam menyampaikan informasi
dengan cara yang lebih berkesan. Komputer hanya digunakan jika dipandang perlu dan
merupakan pilihan yang terbaik. Jikalau terdapat pilihan lain yang lebih berkesan untuk
menyampaikan informasi, gunakanlah pilihan itu. Di samping itu juga guru harus
menyadari betapa pentingnya memanfaatkan teknologi terkini untuk membiasakan
generasi yang akan datang dengan cara hidup canggih abad ke 21 nanti.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Implementasi adalah pelaksanaan,
penerapan. (KBBI, 1990: 529) Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna.
Pada proses belajar mengajar di Sekolah Dasar, siswa sering dihadapkan pada materi
yang abstrak dan di luar pengalaman sehari-harinya. Materi seperti ini sulit diajarkan guru
dan sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengkonkretkan sesuatu yang abstrak. Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi adalah
visualisasi yang sering dilakukan dalam PBM.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, setiap guru diharapkan dapat menguasai minimal
beberapa multimedia pembelajaran agar dalam penyajian materi dengan menggunakan
multimedia pembelajaran tidak membosankan peserta didik. Pemilihan multimedia
pembelajaran sebaiknya benar-benar selektif dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.

Muhammad Rusli, Dadang Hermawan, dan Ni Nyoman Supuwiningsih. (2017). Multimedia


Pembelajaran yang Inovatif : Prinsip Dasar dan Model Pengembangan. Yogyakarta: CV
Andi Offset.

Mulyasa, E. (2013). Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto dan Sulisyastuti. (1991). Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi


Kebijakan . Jakarta: Bumi Aksara.

Setiawan, G. (2014). Implementasi dalam birokrasi pembangun. Jakarta: Balaikan pustaka.

Usman, N. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai