Anda di halaman 1dari 20

Pengembangan Media Literasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD

“Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Penggunaan


Media Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”

Makalah Ini Dibuat untuk Melengkapi Tugas Kelompok Pengembangan Media Literasi
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD

Oleh :
KELOMPOK 3

Cindy Audry ()
Desi Aulia ()
Nurul Halimah ()
Lina Marcelina ()
Rahmi Hanifah (22124045)

Dosen Pengampu :

Dr. Darnis Arief, M.Pd

Dra. Elfia Sukma, M.Pd, Ph.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyusun makalah “Pengembangan Media Literasi Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di SD” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah


mempercayakan makalah ini pada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik materi yang
disampaikan maupun sistematis penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah yang penulis buat dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.


Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Padang, 16 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN...........................................................Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang......................................................Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Integrasi teknologi dalam pembelajaran bahasa indonesia....................................3

B. Media sosial dalam pembelajaran bahasa indonesia..............................................6

BAB III............................................................................................................................10

PENUTUP.......................................................................................................................10

A. Simpulan...............................................................................................................10

B. Saran.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang sangat pesat telah membawa
manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia zaman sekarang. Kegiatan yang
komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang sangat rumit, dengan adanya
integrase teknologi telah digantikan dengan perangkat mesin-mesin otomatis. Integrasi
teknologi kini bukan hanya dibidang komunikasi, namun sudah pada hampir semua aspek
kehidupan manusia, termasuk pada bidang pembelajaran bahasa indonesia
Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa belajar lebih baik dan
dapat meningkatkan performa mereka sesuai tujuan yang akan dicapai. Rossi dan Briedle
(1996) mengemukakan media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran. Salah satu hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
adalah Internet. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat
menuntut semua pihak mengembangkan diri dan beradaptasi serta mengikuti arus dengan
memanfaatkan teknologi dalam segala aktivitas.
Dampak perkembangan teknologi ini berimbas pula pada proses pembelajaran.
Para pendidik harus mampu melakukan berbagai inovasi dan kreativitas agar proses
pembelajaran selalu relevan dengan perkembangan zaman. Pembelajaran abad ke-21 me
mang harus berbenah mengikuti perkembangan teknologi yang begitu pesat, mengancam,
dan menggilas, hingga siswa lebih cepat daripada guru. Potensi ini jika dimanfaatkan
dengan baik sesungguhnya bukan ancaman.
Kita tentu mengenal istilah 4C, yaitu comunicative, collaborative, critical
thingking and problem solving, creative, untuk pembelajaran kontemporer disertai
kemampuan literasi dan aktivitas pembelajaran berbasis siswa. Bagi sebagian guru, ini
sangat merepotkan ketika harus terinternalisasi dalam pembelajaran di kelas. Untuk itu
penulis akan membahas makalah tentang “Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia dan Penggunaan Media Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut ini:
1. Bagaimana integrasi teknologi dalam pembelajaran bahasa indonesia?
2. Bagaimana Penggunaan Media Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Integrasi teknologi dalam pembelajaran bahasa indonesia.
2. Bagaimana Penggunaan Media Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Konsep integrasi teknologi dapat dilihat dari dua istilah, yaitu integrasi dan
teknologi. Kata integrasi berasal dari bahasa Inggris ”integration” yang artinya
pengintegrasian atau penggabungan. Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata integrasi
artinya penyatuan (hingga menjadi utuh). Sedangkan teknologi berasal dari bahasa Yunani
’techne” yang artinya cara dan ”logos” yang artinya pengetahuan, dan dapat diartikan
sebagai pengetahuan tentang cara. Dengan melihat arti kedua kata tersebut, maka
integrasi teknologi berarti penyatuan, penggabungan tentang pengetahuan cara.
Heinich,MolendadanRussell(1993)yangdikutip oleh Prawiradilaga & Siregar (2004)
mengatakan bahwa teknologi sebagai suatu pengetahuan diterapkan oleh manusia untuk
mengatasi masalah dan melaksanakan tugas dengan cara sistematis dan ilmiah, terdiri dari
teknologi perangkat keras dan lunak. Arti teknologi ini sejalan dengan definisi
teknologi pendidikan yang dikemukakan oleh AECT (2004), di mana di dalam
definisi tersebut kata teknologi mengandung makna alat dan metode atau proses dan
sumber yang digunakan secara tepat guna sesuai situasi pembelajaran. Berdasarkan
kedua pandangan ini, maka integrasi teknologi menjadi lebih luas, yaitu integrasi dalam
memfasilitasi berlangsungnya proses belajar dan meningkatkan kinerja guru dalam
membelajarkan siswa. Jika divisualisasikan integrasi teknologi dalam sistem pembelajaran,
maka teknologi merupakan komponen sistem pembelajaran.
Integrasi teknologi ke dalam pembelajaran atau sebuah kurikulum di sekolah
menurut Roblyer, Edwards dan Havriluk (1997:28-29) dikarenakan teknologi
digunakan di berbagai situasi seperti sistem pendidikan (sekolah dan kelas), dan
teknologi (komputer dan teknologi lainnya) dapat membantu efektivitas pembelajaran. Hal
ini dikemukakan dengan menekankan kegunaan teknologi dalam pendidikan, yaitu.:
a. Meningkatkan motivasi dalam belajar.
b. Meningkatkan kapabilitas pembelajaran yang bersifat khusus.
c. Menunjang pendekatan pembelajaran yang baru/inovatif.
d. Menambah produktivitas kerja guru
Berdasarkan paparan di atas, integrasi teknologi yang dimaksudkan adalah
teknologi yang digabungkan untuk menyajikan informasi (isi pelajaran), mengakses
informasi, menyelesaikan tugas-tugas rutin, membantu interaktivitas langsung (umpan balik
langsung) dan membantu berbagai pengalaman belajar siswa baik di sekolah maupun di
luar sekolah

Integrasi Teknologi dengan Peristiwa Pembelajaran

1. Menarik perhatian Peragaan/

2. Menyampaikan Bahan presentasi,


tujuan handout, ditulis pada
3. Mengingatkan Ringkasan pokok
konsep/prinsip yang materi melalui
4. Menyampaikan Teknologi bahan
materi presentasi,

5. pelajaran
Memberikan multimedia,
Teknologi: kegiatan
bimbingan dan
6. Memperoleh kinerja Kinerja siswa melalui

7. Memberikan balikan Ketepatan kinerja


siswa

8. Menilai hasil belajar dikomentari


Menilai dengan
program computer
adaptive test
9. Memperkuat Mengulang bagian-
retensi dan transfer bagian pelajaran
belajar secara berurutan

B. Penggunaan Media Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Tidak hanya
sebagai sumber hiburan, tetapi juga merupakan bentuk pembelajaran yang vital. Media
sosial merupakan sarana untuk mendapatkan informasi, bersosialisasi, serta sebagai wadah
untuk menunjukkan aktualiasasi diri. Media sosial dapat dijadikan sebagai wadah untuk
berkarya dalam mengembangkan keterampilan berbahasa. Dikatakan demikian karena
bagaimanapun penggunaan media sosial akan melibatkan keterampilan berbahasa
seseorang, mulai dari membaca, memahami, dan menyeleksi berbagai informasi hingga
mengembangkan keterampilannya dalam menulis melalui caption yang dapat berupa
narasi, puisi, atau tulisan dan karya lain yang kemudian dibagikan melalui fitur-fitur yang
tersedia di media sosial.
a. Sejarah media social
Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke
tahun, Jika pada tahun 2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster
yang mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan
sosial media dengan keunikan dan karakteristik masing-masing. Sejarah sosial media
diawali pada era 70-an, yaitu ditemukannya sistem papan buletin yang
memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat
elektronik ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat lunak, semua ini
dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengaan
modem. Pada tahun 1995 lahirlah situs GeoCities, GeoCities melayani web hosting
(layanan penyewaan penyimpanan data-data website agar website dapat diakses dari
manapun). GeoCities merupakan tonggak awal berdirnya website- website.
Pada tahun 1997 sampai tahun 1999 munculah sosial media pertama yaitu
Sixdegree.com dan Classmates.com. Tak hanya itu, di tahun tersebut muncul juga
situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya
untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari Blogger ini
bisa memuat hal tentang apapun. Pada tahun 2002 Friendster menjadi sosial media
yang sangat booming dan kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada
tahun 2003 sampai saat ini bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai
karakter dan kelebihan masing-masing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook,
Twitter, Wiser, Google+ dan lain sebagainya. Sosial Media juga kini menjadi sarana
atau aktivitas digital marketing, seperti Social Media Maintenance, Social Media
Endorsement dan Social Media Activation. Oleh karena itu, Sosial Media kini
menjadi salah satu servis yang ditawarkan oleh Digital Agency.
b. Pengertian Media Sosial
1) B.K. Lewis (2010)
B.K. Lewis dalam karyanya yang berjudul Social Media and Strategic
Communication Attitudes and Perceptions among College Students yang terbit
pada tahun 2010 menyatakan, bahwa media sosial merupakan suatu label yang
merujuk pada teknologi digital yang berpotensi membuat semua orang untuk
saling terhubung dan melakukan interaksi, produksi dan berbagi pesan.
2) Chris Brogan (2010)
Pada tahun 2010, Chris Brogan dalam bukunya yang berjudul Social
Media 101: Tactics and Tips to Develop Your Business, menyebutkan bahwa
media sosial adalah suatu perangkat alat komunikasi yang memuat berbagai
kemungkinan untuk terciptanya bentuk interaksi gaya baru.
3) Dave Kerpen (2011)
Dave Kerpen dalam bukunya yang bertajuk Likeable Social Media yang
terbit pada tahun 2011 mengemukakan bahwa media sosial memiliki definisi
sebagai suatu tempat kumpulan gambar, video, tulisan hingga hubungan interaksi
dalam jaringan, baik itu antar individu maupun antar kelompok seperti organisasi.
4) Van Dijk dalam Nasrullah (2015)
Media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi
pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktifitas maupun berkolaborasi.
Karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang
menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebuah ikatan sosial.
5) Meike dan Young dalam Nasrullah (2015)
Media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti
saling berbagi diantara individu (to be share one-to-one) dan media publik untuk
berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.
6) Boyd dalam Nasrullah (2015)
Media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan
individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam
kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum
dan dunia virtual.
c. Karakteristik Media Sosial
Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media siber (cyber)
dikarenakan media sosial merupakan salah satu platform dari media siber. Namun
demikian, menurut Nasrullah (2015) media sosial memiliki karakter khusus, yaitu:
1) Jaringan (Network)
Jaringan adalah infrasturktur yang menghubungkan antara komputer
dengan perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa
terjadi jika antar komputer terhubung, termasuk di dalamnya perpindahan data.
2) Informasi (Informations)
Informasi menjadi entitas penting di media sosial karena pengguna media
sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan
melakukan interaksi berdasarkan informasi.
3) Arsip (Archive)
Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang
menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bias diakses kapanpun dan
melalui perangkat apapun.
4) Interaksi (Interactivity)
Media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak sekedar
memperluas hubungan pertemanan atau pengikut (follower) semata, tetapi harus
dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut.
5) Simulasi Sosial (Simulation of Society)
Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya
masyarakat (society) di dunia virtual. Media sosial memiliki keunikan dan pola
yang dalam banyak kasus berbeda dan tidak dijumpai dalam tatanan masyarakat
yang real.
6) Konten oleh pengguna (User-Generated Content)
Di Media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi
pengguna atau pemilik akun. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya
media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk
berpartisipasi. Hal ini berbeda dengan media lama (tradisional) dimana
khalayaknya sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam distribusi
pesan.
d. Jenis-jenis Media Sosial
Menurut Nasullah (2015) setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat
pembagian media sosial, yakni:
1) Media Jejaring Sosial (Social Networking)
Media jejaring sosial merupakan medium yang paling popular. Media ini
merupakan sarana yang bias digunakan pengguna unutk melakukan hubungan
sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut di dunia
virtual. Karakter utama dari situs jejaring sosial adalah setiap pengguna
membentuk jaringan pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah
diketahuinya dan kemungkinan saling bertemu di dunia nyata (offline) maupun
membentuk jaringan pertemanan baru. Contoh jejaring sosial yang banyak
digunakan adalah facebook dan LinkedIn.
2) Jurnal online (Blog)
Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk
mengunggah aktifitas keseharian, saling mengomentari dan berbagi, baik tautan
web lain, informasi dan sebagainya. Pada awalnya blog merupakan suatu bentuk
situs pribadi yang berisi kumpulan tautan ke situs lain yang dianggap menarik dan
diperbarui setiap harinya. Pada perkembangan selanjutnya, blog banyak jurnal
(tulisan keseharian pribadi) pemilik media dan terdapat kolom komentar yang
bisa diisi oleh pengguna. Secara mekanis, jenis media sosial ini bias dibagi
menjadi dua, yaitu kategori personal homepage, yaitu pemilik menggunakan
nama domain sendiri seperti .com atau.net dan yang kedua dengan menggunakan
failitas penyedia halaman weblog gratis, seperti wordpress atau blogspot
3) Jurnal online sederhana atau microblog (Micro-Blogging)
Tidak berbeda dengan jurnal online (blog), microblogging merupakan
jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan
memublikasikan aktifitas serta atau pendapatnya. Contoh microblogging yang
paling banyak digunakan adalah Twitter.
4) Media berbagi (Media Sharing)
Situs berbagi media merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi
penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen (file), video, audio,
gambar, dan sebagainya. Contoh media ini adalah: Youtube, Flickr, Photo-bucket,
atau snapfish.
5) Penanda sosial (Social Bookmarking)
Penanda sosial merupakan media sosial yang bekerja untuk
mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita
tertentu secara online. Beberapa situs sosial bookmarking yang popular adalah
delicious.com, stumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com, dan untuk di Indonesia
ada LintasMe.
6) Media konten bersama atau wiki.
Media sosial ini merupakan situs yang kontennya hasil kolaborasi dari
para penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedi, wiki menghadirkan
kepada pengguna pengertian, sejarah hingga rujukan buku atau tautan tentang
satu kata. Dalam prakteknya, penjelasan-penjelasan tersebut dikerjakan oleh
pengunjung, artinya ada kolaborasi atau kerja sama dari semua pengunjung untuk
mengisi konten dalam situs ini.
Media Sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa
keberbagai banyak
2. orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
3. Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
4. Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
Media Sosial dapat membantu kita dalam belajar. Kita dapat berkumpul
dengan sebuah komunitas tanpa harus keluar dari rumah. Kita dapat bertanya kepada
orang lain tanpa kita harus tahu siapa orang tersebut. Melalui media sosial, kita bisa
mendapatkan ilmu baru. Lebih banyak lagi informasi yang kita dapatkan secara
uptodate dari waktu kewaktu. sosial di mana saat ini banyak tersebar informasi yang
bersifat hoax atau berita bohong yang beredar di media sosial. Selain pandai dalam
penggunaan teknologi dalam bermedia sosial, guru dan siswa juga agar dapat bijak
dan bertanggung jawab dalam mengunggah sebuah konten, berkomentar, dan
membagikan sesuatu di media sosial, salah satunya adalah dengan cara ikut serta
memutus penyebaran berita hoax yang belum pasti kebenarannya.
Aktivitas pembelajaran kemudian banyak dilakukan dengan pembelajaran
daring yang memanfaatkan berbagai aplikasi, platform, atau media social.
Pembelajaran di kelas akan lebih menyenangkan dan menarik perhatian siswa apabila
gurunya dapat memanfaatkan media pembelajaran dalam mengajar bahasa Indonesia
di kelas. Apalagi media pembelajaran yang digunakan adalah media sosial, yang
mana hampir tidak ada siswa di kelas yang tidak mempunyai akun media sosial di
dunia maya.
Jika media sosial digunakan guru sebagai media pembelajaran dalam
mengajarkan materi bahasa Indonesia, maka siswa tentu akan antusias belajar karena
media yang digunakan langsung berkaitan dengan kehidupan interaksi sosial siswa
melalui dunia maya. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, media sosial ini
tergolong memiliki peran penting. Melalui media sosial, siswa dapat belajar mengenai
fenomena kesantunan berbahasa langsung pada sumbernya.
1. WhatsApp Group
Media sosial whatsapp atau sering disingkat WA adalah salah satu media
komunikasi yang dapat diinstal dalam smartphone. Media sosial ini digunakan
sebagai sarana komunikasi chat dengan saliang mngirim pesan teks, gambar, video
bahkan telepon. WhatsApp Group juga berfungsi sebagai media diskusi dan
mendidik,
2. Zoom Cloud Meeting
Memungkinkan peserta didik dan guru untuk melakukan pembelajaran secara
langsung melalui konferensi video maupun audio. Zoom merupakan aplikasi
komunikasi yang dapat diunduh dalam perangkat seluler berbasis Android
maupun komputer. Dalam aplikasi Zoom ini peserta didik dan guru dapat
melakukan komunikasi secara langsung begitu juga antar peserta didik. Guru juga
dapat menyajikan materi dan video yang dapat dilihat langsung oleh peserta didik
dengan mudah sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan meskipun proses
pembelajaran berlangsung dari rumah.
3. Google Clasroom
Penggunaan google classroom memudahkan pengajar ataupun siswa dalam
pembelajaran. Di dalam google classroom terdapat berbagai macam fasilitas
seperti pengajar dapat membuat presensi online, mengirimkan materi, tanya jawab
dengan siswa, tempat mengirimkan tugas. Tugas siswa dapat langsung terlihat di
email pengajar sehingga mempermudah pengajar mengkoreksi hasil belajar siswa.
e. Manfaat Media Sosial dalam Efektifitas Pembelajaran
Perubahan dalam pola pembelajaran amat sangat dibutuhkan untuk melakukan
pembaharuan dalam sebuah sistem pembelajaran konvensional yang dinilai sudah
usang dan tidak relevan dengan dinamika perkembangan zaman yang berkembang
semakin cepat dan intensif yang dipicu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran berperan sebagai
penghubung dalam pelaksanaan transfer ilmu pengetahuan tanpa sama sekali
menghilangkan model awal pembelajaran yang berlangsung secara tatap muka di
dalam kelas. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
dilakukan dalam rangka meningkatkan efektifitas dalam pelaksanaan proses
pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
serta mutu individu para peserta didik dalam hal penggunaan teknologi secara lebih
tepat dan bermanfaat (Husain, 2014)
Menurut Husain (2014), Pemanfaatan internet dalam pembelajaran diharapkan
dapat merangsang siswa untuk belajar secara lebih mandiri serta berkelanjutan sesuai
dengan kecakapan serta potensi alami yang dimiliki. Pengembangan kreativitas serta
kemandirian peserta didik juga terbuka sangat lebar dengan menjadikan internet
sebagai sebuah sistem pembelajaran baru. Pemanfaatan internet sebagai sebuah sistem
pembelajaran cukup bermanfaat untuk mengurangi jarak antara guru dan siswa.
Berkaitan dengan penggunaan jejaring sosial sebagai sebuah sistem pembelajaran
belum banyak dilirik oleh para guru, hal ini dikarenakan masih banyaknya guru yang
belum mencoba untuk mulai memanfaatkan jejaring sosial sebagai salah satu
alternatif strategi pembelajaran.
Situs jejaring sosial yang akrab di kalangan siswa berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai sarana pembelajaran, guna menggantikan fungsi perangkat lunak learning
management system. Dibandingkan dengan perangkat lunak learning management
system, jejaring sosial memiliki keunggulan karena bisa digunakan tanpa harus
menyewa atau mengelola server serta yang terpenting adalah lebih akrab dikalangan
siswa. Situs pertemanan sosial seperti facebook, twitter, myspace dan lain sebagainya
telah menjadi tren dan seakan menjadi kebutuhan utama bagi setiap orang (Husain,
2014).
Demikian pula dikalangan para pendidik dan kalangan para siswa. Di kalangan
siswa, facebook diakses setiap hari dan berbagai komunitas mulai bermunculan. Situs
jejaring sosial sebenarnya dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif baru yang dapat
dimanfaatkan dalam dunia pembelajaran. Hal tersebut terkait dengan upaya
meningkatkan semangat belajar para siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar secara lebih maksimal. Mayoritas siswa, guru dan
masyarakat luas sudah memiliki akun jejaring sosial, dan semestinya hal ini dapat
dimanfaatkan dengan baik guna mendukung proses pembelajaran, sehingga siswa
memiliki lebih banyak variasi dalam proses pembelajaran. Banyak siswa dalam sehari
log in ke akun jejaring sosial mereka lebih dari sekali. Hal tersebut cenderung
membuat para siswa lupa waktu dalam penggunaan situs jejaring sosial sehingga
mengalihkan waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk belajar atau kesibukkan
lain yang lebih bermanfaat. Jejaring sosial yang sangat diminati para siswa selain
lebih menarik, tentu saja lebih mudah digunakan karena tidak hanya bisa diakses di
kelas saat pelajaran berlangsung, tetapi bisa dari mana saja bahkan melalui ponsel
pribadi (Husain, 2014).
Menurut Umar (2021), manfaat utama menggunakan media sosial dalam
pendidikan yaitu:
1. Media sosial sebagai saluran komunikasi
Komunikasi yang efektif memainkan peran utama antara siswa dan guru.
Jika komunikasi yang tepat tidak tersedia, pengajaran dan pembelajaran akan
menjadi sulit. Dengan bantuan internet, siswa dapat terhubung dengan teman,
kolega, teman sebaya, keluarga, dan guru. Itu membuat siswa menjadi peserta
aktif daripada konsumen konten yang pasif
2. Pembelajaran dan Jejaring Online
Melalui media sosial, siswa maupun guru dapat mendemonstrasikan
keterampilan dan mengekspresikan diri. Hal ini memungkinkan siswa untuk
berekspresi dengan berbagai cara, seperti dengan mem-posting foto, blog, artikel,
video, klip audio, dan lainnya. Hal ini memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi bakat mereka dan memberi mereka kesempatan di masa depan.
3. Alami eksposur global
Media sosial memungkinkan siswa berinteraksi dengan orang-orang di
seluruh dunia, bahkan mereka mendapatkan pengetahuan yang luar biasa darinya.
Mereka mengenal beragam budaya yang ada di dunia. Ini termasuk budaya,
tradisi, bahasa, gaya hidup, makanan, kebiasaan, dan lainnya. Siswa juga dapat
mempelajari berbagai kursus yang ada di universitas dari seluruh dunia
4. Media sosial sebagai platform kolaboratif
Manfaat penting lainnya dari media sosial adalah kolaborasi. Melalui
kolaborasi, guru dan siswa dapat bekerja sama secara intelektual dan sosial untuk
mencapai tujuan bersama. Siswa dapat menggunakan media sosial untuk
mengumpulkan dan berbagi informasi baik dari sumber internal maupun eksternal.
Guru juga dapat membuat konten pembelajarannya sendiri.
5. Media sosial sebagai alat penelitian
Setiap siswa atau guru dapat dengan cepat dan mudah menemukan bahan
penelitian otoritas tinggi menggunakan media sosial dalam pendidikan. Guru dan
siswa dapat melakukan penelitian di Twitter, Facebook, Instagram,
dan YouTube untuk menemukan materi yang relevan tentang topik apa pun yang
terkait dengan bidang pendidika. Guru juga dapat bergabung dengan berbagai
grup pendidikan di Facebook.
6. Media sosial sebagai alat pemasaran
Melalui media sosial, mahasiswa dapat mempromosikan festival dan
kegiatan perguruan tinggi. Ini adalah bagaimana Anda dapat memastikan siswa
lain untuk berpartisipasi di perguruan tinggi Anda. Anda juga dapat mengiklankan
karya seni dan kerajinan Anda di platform ini. Dan ini juga
merupakan platform yang bagus untuk penggalangan dana.
7. Membantu memperoleh pengetahuan yang lebih luas
Media sosial membantu untuk meningkatkan prestasi akademik siswa dan
menambah pengetahuan mereka melalui pengumpulan data dan informasi. Setiap
kali siswa diberi tugas, mereka melalui berbagai platform online untuk
mengumpulkan informasi guna membuat tugas.
8. Akses ke informasi
Ada banyak grup yang dapat diikuti oleh siswa dan guru
melalui platform online yang terkait dengan program studi, demografi, lingkungan
sekolah atau perguruan tinggi, dan lainnya. Guru dan siswa dapat bergabung
dengan grup di WhatsApp, Facebook, Twitter, dan lainnya untuk mengakses
informasi berkualitas kapanpun dibutuhkan.
9. Mendorong metode pengajaran baru
Media sosial juga dapat digunakan sebagai platform pengajaran. Guru
dapat mengunggah video pengajaran atau akademis di YouTube, Facebook,
Twitter, Instagram, dll ntuk mendidik siswa di seluruh dunia. Ini akan membantu
guru mendapatkan pengakuan di seluruh dunia dan pelajar akan mendapatkan
materi yang berguna dari guru.
f. Penggunaan Media Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Cara memanfaatkan media sosial sebagai media belajar bahasa adalah:
1. Pastikan settingan bahasa pada media sosial yang digunakan sesuai dengan bahasa
yang ingin dipelajari
2. Biasakan mengupdate status atau menulis wacana dengan menggunakan bahasa
yang sedang dipelajari.
3. Carilah teman diskusi atau ngobrol di media sosial yang berbahasa sesuai dengan
bahasa yang sedang dipelajari.
4. Selalu membaca status atau tulisan yang menggunakan bahasa sesuai dengan
bahasa yang sedang dipelajari.
5. Jangan pernah taku salah atau malu menggunakan bahasa yang sedang dipelajari
dalam menulis wacana atau update status pada media sosial.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertama, pengintegrasian teknologi di dalam kurikulum, dapat mengatasi berbagai
masalah belajar yang timbul baik di dalam pembelajaran langsung maupun tidak
langsung. Kedua, pengintegrasian teknologi di dalam kurikulum merupakan langkah
strategis dalam perangkat lunak. Ketiga, keberhasilan mengintegrasikan teknologi dalam
kurikulum oleh guru, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kompetensi guru terhadap
penguasaan/ pemahaman teknologi komputer, keterampilan dalam menggunakan
komputer dan sumber daya pendukungnya serta faktor kriteria dalam memilih teknologi
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang telah ditetapkan. Keempat,
pemanfaatan teknologi di dalam pembelajaran, dirancang oleh guru dengan model
ASSURE. Sehingga pengalaman belajar peserta didik dapat terlaksana dengan efektif dan
efisien
B. Saran
Dari pemaparan tersebut tampak jika literasi sangat penting dalam kehidupan,
sehingga diharapkan kita semua mampu mempelajari dan menguasai literasi dengan baik.
Selain itu, penulis menyadari jika makalah di atas masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik
yang membangun dari para pembaca.
Daftar Rujukan

Aspari, A. (2016). Media Sosial Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Pada Masyarakat
Modern. Simnasiptek 2016, 1(1), 10-17.

Tresnawati, N. M. A. (2021). PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI


ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA BALI BERBASIS LITERASI
DIGITAL. Prosiding Pedalitra, 1(1), 228-234.

Ulfah, A. (2020, October). Pemanfaatan media sosial sebagai media pembelajaran bahasa
Indonesia di masa pandemi. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra
Indonesia (SENASBASA) (Vol. 4, No. 1).

Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di


Indonesia. Publiciana, 9(1), 140-157.

Husain, Chaidar. 2014. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan Husain. Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Juli 2014; 184-192 ISSN: 2337-7623;
EISSN: 2337- 7615

Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial; Persfektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi.
Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Umar. 2021. Manfaat Utama Menggunakan Media Sosial dalam Pendidikan.


https://venuemagz.com/literasi-digital/manfaat-utama-menggunakan-media-sosial-
dalam-pendidikan/ diakses pada tanggal 10 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai