OLEH :
KELOMPOK 4
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Effendi Napitupulu, M.Pd
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis sehinggga
penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan sebaik-baiknya. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Landasan & kinerja
Teknologi Pendidikan yaitu Bapak Prof. Dr. Effendi Napitupulu, M.Pd yang telah
mengarahkan dan membimbing mata kuliah ini. Tugas Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok untuk memaparkan berbagai referensi yang
diketahui kedalam sebuah tulisan/makalah pada mata kuliah ini. Makalah ini
berisikan atau berjudul “Perkembangan Historis, Konsep, Prinsip Dan Prosedur
Teknologi Pendidikan Terbarukan”.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
.............................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Historis Teknologi Pendidikan.............................................................3
1. Awal Abad ke-19..................................................................................................3
2. Pertengahan Abad ke-19 ......................................................................................4
3. Akhir Abad ke-19 dan Awal Abad ke- 20 ........................................................6
B. Konsep Teknologi Pendidikan.......................................................................................7
1. Memandang Teknologi Pendidikan sebagai sebuah Konsep................................7
2. Pemahaman Konsep Teknologi Pendidikan ........................................................8
C. Prinsip Teknologi Pendidikan........................................................................................9
D. Teknologi Pendidikan Terbarukan...............................................................................10
1. E-Learning...........................................................................................................10
2. STEAM ...............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Awal Abad ke 19
Gerakan untuk mengembangkan teknologi pendidikan dimotori oleh James
D. Finn (1915-1969). Finn berkontribusi besar dalam perkembangan Teknologi
pendidikan. Adapun kontribusi Finn terhadap perkembangan teknologi pendidikan
adalah Finn berjasa dalam mengusulkan bidang komunikasi Audio Visual menjadi
teknologi pembelajaran. Besarnya kontribusi Finn pada perkembangan teknologi
pendidikan menjadikan Finn dijuluki sebagai Bapak Teknologi Pendidikan.
Menurut Finn definisi teknologi pendidikan telah ada sejak tahun 1920,
pada tahun tersebut teknologi pendidikan dipandang sebagai media. Awal
terbentuknya pandangan ini terjadi ketika pertama kali diproduksi media
pendidikan pada awal abad dua puluhan. Media ini sebagai media pembelajaran
visual yang berupa film, gambar dan tampilan yang mulai banyak dikembangakan
pada tahun 1920 (dalam Miarso,2011 hal 134).
Reiser (2002:29) menginformasikan dalam bukunya “A History Of
Instructional Design and Technology” selama akhir tahun 1920 dan mulai banyak
pada tahun 1930an , kemajuan teknologi banyak berkembang pada area seperti
penyiaran radio, rekaman suara, dan gambar gerak dipimpin oleh suara untuk
meningkatkan perhatian dalam media pembelajaran.
3
2. Pertengahan Abad ke 19
4
Definisi Silber mewarnai kemunculan definisi-definisi teknologi
pendidikan pada tahun 1970-an, Silber mengungkapkan bahwa teknologi
pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-
pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik, dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi
dan personil) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar
(dalam Barbara,1994 hal 19).
Definisi Silber diatas memiliki perbedaan dengan definisi tahun 1963.
Penggunaan kata pengembangan berbeda artinya dengan apa yang ada pada
definisi sebelumnya. Dalam definisi semula pengertian “pengembangan”
menunjukkan pada pengembangan potensi manusia, gagasan ini mengandung arti
lebih penting dari pendekatan tradisional psikologi pendidikan. Dalam definisi
Silber, istilah “pengembangan” digunakan secara inklusif meliputi perancangan,
produksi, penggunaan, dan penilaian teknologi untuk pembelajaran. Definisi tahun
1970an mengikuti definisi terdahulu dengan mengidentifikasikan peran yang
dilakukan oleh teknolog pembelajaran. Perbedaannya ialah bahwa dalam cakupan
teknologi pendidikan ada komponen tambahan (yaitu misalnya teknik dan latar).
Definisi teknologi pendidikan pada tahun 1971, kembali dikeluarkan oleh
Ely. Adapun definisi teknologi pendidikan pada tahun 1971 adalah merupakan
studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai (dalam
Barabara, hal 20). Pada tahun 1972, Association for Educational
Communication and Technology/AECT, mengeluarkan definisi teknologi
pendidikan sebagai suatu bidang yang berkepentingan dengan menfasilitasi
belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan,
pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan
pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.
Definisi Teknologi Pendidikan terus dikembangkan oleh AECT, pada
tahun 1977. AECT kembali mengeluarkan definisi Teknologi Pendidikan, dan
AECT mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai proses kompleks yang
terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk
menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola
5
pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia (AECT,1977 dalam
Barbara, hal 22).
3. Akhir Abad ke 19 dan Awal Abad ke 20
6
dan motivator dalam meningkatkan proses belajar siswa, hal ini sesuai dengan
definisi teknologi pendidikan sebagai studi dan etika praktek untuk menfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan
pengaturan proses dan sumber daya teknologi.
Definisi Teknologi pendidikan yang terbaru dikemukakan oleh Alan
Januszewski (2008), yang mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai “ studi
dan praktek etis menfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan
menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang tepat dan
sumber daya (Alan Januszewski ,2008 hal 1). Definisi Alan ini menisyaratkan
bahwa dalam dunia pendidikan kontribusi teknologi pendidikan tidak hanya
bersifat teori namun juga di aplikasikan berupa praktek pelaksanaan dari teori-
teori yang lahir sebagai pemecah masalah dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan Definisi dari beberapa Pendapat Ahli diatas tadi, kita bisa
mendapatkan Konsep Teknologi Pendidikan. Konsepsi teknologi pendidikan
dapat kita pahami melalui pendekatan teknologi atau pendidikan. Melalui
pendekatan teknologi diartikan sebagai teknologi yang diterapkan dalam bidang
pendidikan. Association for Educational Communication and Technology/AECT,
(1977) juga mengemukakakan bahwa Teknologi pendidikan merupakan proses
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek
belajar manusia. Dari beberapa pendapat inilah bisa dianalisis bahwa konsep
Teknologi Pendidikan ialah sebagai berikut :
a) Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi,
komunikasi, manajemen, rekayasa dan lain-lain secara bersistem.
b) Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan
serempak dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi.
7
c) Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu
memecahkan masalah belajar.
8
2) Memberikan kemungkinan pendidikan yang lebih individual, dengan
cara Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional.
3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan cara
Perencanaan program pengajaran yang lebih sistematis dan Pengembangan
bahan pengajaran yg dilandasi penelitian tentang perilaku.
4) Lebih memantapkan pengajaran, dengan cara Meningkatkan
kapabilitas manusia dengan berbagai media komunikasi
5) Menungkinkan belajar secara seketika (immediacy of learning) karena
dapat· Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar
sekolah dan.Memberikan pengetahuan secara langsung.
6) Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas, dengan jalan:
Pemanfaatan bersama (secara lebih luas) tenaga atau kejadian yang langka.
Penyajian informasi menembus batas geografis
9
si-belajar hendaknya bertindak sebagai pihak yang aktif dan dibuat aktif.
Namun hal ini bukan berarti bahwa guru/pendidik merupakan pihak yang pasif.
Keduanya antara guru/pendidik dan si-belajar harus aktif, guru/pendidik harus
aktif memberikan kemudahan/fasilitas belajar kepada si-belajar, sedangkan si
belajar aktif belajar dengan berbagai kemudahan atau fasilitas yang disediakan
oleh guru/pendidik.
1. E-learning
Model e-learning tidak hanya dapat diterapkan pada pendidikan formal saja, tetapi
juga non formal seperti di lembaga bimbingan belajar atau tempat kursus. Model
e-learning yang mengandalkan internet ini dapat berupa kursus online, sekolah
10
online atau seminar online. E-learning adalah model pembelajaran yang
terstruktur dengan beberapa komponen pembentuk sebagai berikut.:
Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning adalah seluruh fasilitas yang melingkupi proses
pembelajaran seperti internet, laptop atau komputer, audio, multimedia, dan lain-
lain.
Konten e-learning
Konten atau bahan pembelajaran dalam model e-learning adalah media berbasis
teks, audio atau audio-visual. Manfaat e-learning dapat dimaksimalkan dengan
memanfaatkan beragam jenis konten tersebut.
Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning adalah hal yang penting karena ia berfungsi sebagai
media dalam pembelajaran virtual. Aplikasi e-learning dapat disediakan oleh
pihak ketiga atau pihak penyelenggara proses pembelajaran seperti sekolah atau
lembaga pelatihan.
Pengguna e-learning
Komponen yang juga tak kalah penting dalam e-learning adalah pengguna yang
ingin meng-upgrade kemampuannya di bidang tertentu.
11
b). Kemampuan Kolaborasi yang Lebih Baik
Kelas yang menggunakan pendekatan STEAM akan menghasilkan siswa dengan
pemahaman penting bahwa tidak semua orang yang punya kelebihan di seluruh
bidang. Para murid akan menyadari bahwa setiap orang dapat berkontribusi
terhadap suatu pekerjaan dengan kelebihannya masing-masing.
Katakanlah dalam kelas STEAM murid sedang bekerja untuk
melakukan coding pda aplikasi sederhana. Seorang murid mungkin memiliki
kelebihan dalam mempelajari bahasa pemrograman, ada juga murid yang unggul
dalam kreativitas yang mampu membuat logo atau mencetuskan nama aplikasi
dan ada pula murid yang memiliki kelebihan dalam hal leadership yang mampu
menjadi manajer proyek tersebut.
c). Kemampuan Berpikir Out of The Box
Murid yang mempelajari seluruh disiplin ilmu dalam STEAM, akan lebih cepat
dalam menemukan sebuah solusi atas permasalahan. Alasannya karena STEAM
melihat seluruh disiplin ilmu bukan sebagai subjek yang terpisah melainkan saling
terhubung. Hal inilah yang merangsang kreativitas dan kemampuan berpikir
kritis.
d). Pengetahuan Dapat Diaplikasikan dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kelas yang menggunakan pendekatan STEAM, tidak akan ada murid yang
bertanya pada guru apa manfaat mempelajari mata pelajaran tersebut karena kita
tidak akan menggunakannya dalam kehidupan nyata. Dalam Pembelajaran
STEAM, guru akan selalu menggunakan permasalahan yang dihadapi dalam
dunia kerja nyata sebagai sebuah studi.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
https://binus.ac.id/bandung/2018/12/pola-pendidikan-metode-pendekatan-steam/
https://fip.unj.ac.id/tp/sejarah-singkat/
https://www.jagoanhosting.com/blog/e-learning
https://www.scribd.com/document/373302647/Sejarah-Perkembangan-Teknologi-
Pendidikan
Miarso, Yusufhadi.(1986).Definisi Teknologi Pendidikan.Jakarta:Rajawali
Sukiman.(2015).Konsep Dasar Teknologi Pendidikan.Jogja:CV Sigma
14