Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Dosen pengampu: Dra. Eldarni, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 7

1. Ikhwatul Ikhsan : 23004138

2. Khilda Fadhilatul Isni : 23004139

3. M. Abid Ikhsan Ozzy : 23004140

4. Rosna : 23004152

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah


menganugerahkan berbagai kenikmatan seperti kesehatan dan kenikmatan berfikir serta
keluasan wawasan sehingga dengan nikmat-Nya lah penulis mampu menyelesaikan karya
ilmiah Shalawat dan salam kepada pejuang Islam yakni nabi Muhammad SAW yang telah
memimbing umatnya dari zaman yang penuh dengan kegelapan ke zaman yang sangat terang
benderang, sehingga menjadi manusia yang berilmu dan berakhlakul karimah. Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. Eldarni, M.Pd. selaku dosen pengajar

2. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung kami

3. Dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan, maka
dari itu penulis mohon kritik dan saran dari semua pihak agar terciptanya kesempurnaan.

Padang, November 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR .......................................................................................................II
DAFTAR ISI ................................................................................................................... III
BAB I ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Teknologi Pendidikan .......................................................................................................... 3
B. Organisasi Kurikulum ......................................................................................................... 6
C. Pola instruksional .............................................................................................................. 12
D. Pengambilan keputusan tentang pendidikan ......................................................................... 15
E. Jenis-jenis penerapan Teknologi Pendidikan ....................................................................... 17
F.Pengaruh Penerapan Teknologi Pendidikan terhadap Jenis Alternatif Lembaga
Pendidikan. ................................................................................................................................ 20
G.Perkembangan kurikulum dalam dunia pendidikan............................................................ 21
H.Pengaruh teknologi pendidikan dalam pengembangan kurikulum ..................................... 22
I.penerapan teknologi pendidikan dalam perencanaan kurikulum ......................................... 24
BAB III ............................................................................................................................ 26
PENUTUP ....................................................................................................................... 26
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 26
B. Saran .................................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 27

III
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi pendidikan sebagai sebuah bidang ilmu yang berdiri sendiri relatif
masih baru dan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan
seni dalam mengatasi permasalahan pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi
manusia. Teknologi pendidikan menurut AECT (1986:1) terjemahan Miarso, dkk
adalah “proses yang komplek dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut
semua aspek belajar manusia” (Drs. Syafril, 2018).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan kurikulum dalam dunia pendidikan?
2. Bagaimana pengaruh teknologi pendidikan dalam pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana penerapan teknologi pendidikan dalam perencanaan kurikulum?
4. Ap itu organisasi kurikulum?
5. Apa makna teknologi Pendidikan?
6. Pengaruh positfi dan negative teknologi Pendidikan?
7. Apa saja factor-factor dalam organisasi kurikulum?
8. Apa saja pola instruksional dalam teknologi Pendidikan?
9. Bagaimana Jenis-jenis penerapan Teknologi Pendidikan?
10. Bagaimana Pengaruh Penerapan Teknologi Pendidikan terhadap Jenis Alternatif
Lembaga Pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum.
2. Mengetahui pengaruh teknologi pendidikan dalam pengembangan kurikulum.
3. Mengetahui penerapan teknologi pendidikan dalam perencanaan kurikulum.
4. Mengetahui pengaruh positf dan negative teknologi Pendidikan
5. Memahami pola instruksional dalam teknoogi Pendidikan
6. Memahami factor-factor dalam organisasi kurikulum
7. Memahami apa itu organisasi kurikulum
8. Memahami makna teknologi Pendidikan

1
9. Memahami Pengaruh Penerapan Teknologi Pendidikan terhadap Jenis Alternatif
Lembaga Pendidikan
10. Memahami Jenis-jenis penerapan Teknologi Pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknologi Pendidikan
1. Makna Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah kajian atau praktek untuk pelajar
membantu dalam proses belajar mengajar di sekolah bisa berupa proses membuat suatu
pengajaran yang membutuhkan sebuah proses yang menggunakan teknologi yang ada dan
memadai untuk membuat suatu konsep pembelajaran. Dalam teknologi pendidikan yang perlu
digunakan adalah sistem yang diperlukan dalam membuat proses dalam mengembangkan
kebutuhan atau kinerja manusia dalam setiap hari, dalam proses nya teknologi pendidikan
membutuhkan beberapa komponen seperti komponen dan peralatan yang digunakan dalam
mengolah dan membuat analisis data dan memecahkan sebuah masalah yang ada. Di dalam
pembelajaran alat-alat yang digunakan dalam teknologi pendidikan dapat juga merubah posisi
guru dalam mengajar karena dalam pembelajaran tersebut guru mengharapkan peserta didik
dapat menggunakan teknologi yang sekarang sudah ada dan juga teknologi yang canggih untuk
mempresentasikan hasil belajar mereka dengan alat-alat tersebut bisa berupa media ataupun
yang lain. Peran guru juga tetap diperlukan untuk tetap mengajar di dalam kelas karena fungsi
dari teknologi itu sendiri untuk memudahkan pembelajaran bukan untuk mengambil peran guru
untuk seutuhnya.

Pemanfaatan teknologi pembelajaran merupakan salah satu sarana penyiapan tenaga kerja
dimasa depan, karena dalam aspek ini dipandang sebagai suatu bidang yang memiliki
kepentingan mengenai persekolahan. Perkembangan teknologi pendidikan ini sangat
ditentukan oleh peningkatan kebutuhan, dipengaruhi perkembangan ilmu teknologi sebagai
kreativitas produk manusia. Komunikasi dan informasi dikatakan sebagai pengaruh
perkembangan teknologi.

2. Peran Teknologi Pendidikan


Teknologi ini berperan sebagai kendaraan dalam penyampaian pengajaran. Teknologi dalam
pendidikan dijadikan sebagai perantara untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Peserta didik
yang dapat memanfaatkan teknologi dalam pendidikan dengan baik untuk menambah ilmu
pengetahuan. Teknologi dalam menunjang Pendidikan dapat diharapkan untuk membantu para
pelajar dan pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah jadi guru dapat

3
terbantu dalam menerangkan atau mengisi materi kepada muridnya tanpa harus lelah untuk
mengecek hasil pelatihan yang diberikan kepada murid tersebut. Pada zaman saat ini
perkembangan teknologi informasi pada zaman milenial atau di zaman era globalisasi yang
lebih modern ini peranan teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk beberapa hal yang
menyangkut di bidang Pendidikan sekolah maupun universitas. Tuntutan global menuntut
dunia pendidikan untuk selalu memperbarui teknologi dan senantiasa menyesuaikan untuk
menyesuaikan sekolah dengan perkembangan teknologi informasi terhadap usaha dalam
peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaannya bagi dunia pendidikan
khususnya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, teknologi pendidikan sangat
membantu dalam pemberian pelatihan pendidikan kepada guru atau mahasiswa supaya ketika
terjun ke pekerjaan ia bisa bekerja secara profesional, dan dapat menggunakan fasilitas belajar
yang ada dalam perkembangan teknologi yang ada.

3. Pengaruh Positif Teknologi Terhadap Dunia Pendidikan


Teknologi untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan, perangkat dalam pendidikan yang
interaktif merupakan jalan untuk meningkatkan pendidikan dengan mengintegrasikan
teknologi ke dalam kelas. Teknologi dikatakan sebagai pusat sumber daya yang bagus sebagai
penunjang dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Hal ini tertulis dalam Permendiknas No
41 Tahun 2007 tentang Kompetensi Lulusan Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang
digunakan pada point ke-13 yang berbunyi “Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran”12. Teknologi sebagai penetapan
memilih strategi pembelajaran, bahan dan peralatan media yang digunakan guna untuk
meningkatkan suasana pembelajaran. Penerapan teknologi bermanfaat bagi pendidikan yaitu:

a. Munculnya media massa, sebagai sumber ilmu pengetahuan dan pusatnya pendidikan
khususnya media elektronik. Contohnya yaitu jaringan internet, Lab komputer .
b. Dampaknya yaitu guru tidak hanya sebagai acuan sumber ilmu pengetahuan, sehingga
siswa tidak hanya terpusat pada guru dan informasi belajar yang diberikan oleh guru
saja,namun juga dapat mengakses materi pembelajaran melalui internet, guru memiliki
peran sebagai pengajar dan pembimbing, jadi setiap siswa dibimbing dalam dalam
belajar untuk mengarahkan dan memantau proses pendidikan, supaya siswa ini tidak
salah jalan dalam menggunakan Media Informasi dalam belajar di sekolah.
c. Adanya metode baru yang dapat mempermudah dalam proses belajar siswa di sekolah.
Dengan teknologi maka terciptalah metode yang bersifat menarik perhatian siswa
dalam belajar, dan memudahkan memahami materi.

4
d. Pembelajaran dapat dilaksanakan secara daring, contohnya yaitu dengan menggunakan
aplikasi zoom, google meet, dan bisa menggunakan jasa pos internet.
e. Adanya sistem pengelolaan data hasil penilaian yang menggunakan pemanfaatan
teknologi. pada saat belum berkembangnya teknologi manusia melakukan sebuah
penelitian, analisis data itu harus dilaksanakan secara langsung dan terjun ke lapangan
dan dihitung secara manual, namun dengan adanya teknologi pada saat ini semua tugas
dapat dikerjakan melalui teknologi, tanpa membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya
lebih akurat. Contoh teknologinya yaitu laptop atau komputer yang dapat mengelola
data dengan memanfaatkan program yang ada di laptop atau komputer.
f. Terpenuhinya fasilitas pendidikan secara cepat. Misalnya dalam pembuatan soal itu
perlu membuat soal sesuai banyak siswa yang ada di sekolah, maka dari itu dengan
adanya mesin fotocopy yang dapat menggandakan copyan dalam waktu yang cepat.
Dengan adanya perkembangan teknologi semua ini dapat dilakukan dengan
menyingkat waktu.
Proses pembelajaran terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari teknologi yaitu:

- Pembelajaran ini akan lebih menarik dan efektif.


- Digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang komplek secara jelas dan mudah di
pahami.
- Dapat mempercepat proses yang lama menjadi cepat.
- Menghadirkan peristiwa yang langka, serta banyak penemuan-penemuan yang baru.
- Menunjukan peristiwa yang tidak disangka-sangka oleh manusia .

4. Pengaruh Negatif Teknologi Terhadap Dunia Pendidikan

Di dalam dunia Pendidikan pasti ada beberapa masalah yang bisa terjadi yang di lakukan oleh
peserta didik maupun guru, masalah yang di maksud adalah pengaruh negative yang mungkin
bisa saja terjadi karena seperti yang kita semua tau bahwa teknologi zaman sekarang di era
milenial ini sangat cangih jadi semua apapun yang ada di dunia teknologi bisa di akses dan ini
menjadi suatu permasalahan yang ada.

a. Seringnya siswa atau mahasiswa yang sering mengakses sesuatu di internet maka
dapat dikhawatirkan mereka jika mereka memanfaatkan apa yang ada di teknologi
informasi namun tidak dengan optimal melainkan mereka menggunakannya untuk hal
yang lain atau mereka malah mengakses informasi yang mengandung hal yang tidak

5
baik, seperti pornografi dan game online. Hal ini yang menjadi kekhawatiran oleh
guru maupun orang tua siswa tersebut, karena dalam hal itu bisa merusak pikiran
mereka dan membuat pendidikanya terganggu.
b. Bagi Peserta didik mereka dapat terkena information overload, yakni mereka dapat
mengakses semua yang ada dan mereka dapat menemukan informasi yang mereka
cari secara terus menerus seperti membuka hal-hal yang berbau pornografi yang dapat
menimbulkan pada diri mereka sebuah kecanduan untuk mengakses pornografi
tersebut dan juga game online yang membuat mereka rela menghabiskan uang hanya
untuk game tersebut dan yang jadi masalah adalah kesehatan mata peserta didik
tersebut karena terlalu sering menatap layer monitor dan juga dapat mengganggu
kegiatan belajar mereka dan itu sangat merugikan bagi mereka dan bahkan mereka
bisa meninggalkan kewajiban wajib mereka yaitu shalat karena terlalu asyik bermain
game online.
c. Banyak dari siswa atau mahasiswa yang menjadi pecandu dunia maya atau internet,
hal ini yang menyebabkan adanya perilaku apatis terhadap sesuatu hal yang baru,
maka dari itu dalam penggunaan internet harus ada sebuah benteng atau filter dalam
melakukan aksesnya. Selain itu adanya perhatian orang tua atau adanya pengawasan
orang tua adalah peran penting dalam menanamkan pola pikir dalam kehidupan
seorang anak.
d. Dalam teknologi terdapat Tindakan kriminal (Cyber Crime). Namun tidak hanya di
dunia teknologi aja, namun di dalam dunia pendidikan hal ini juga dapat terjadi dan
bisa menjadi masalah yang serius di dunia Pendidikan, misal ada siswa atau
mahasiswa yang mencuri dokumen atau aset yang bersifat rahasia atau penting yang
berisi tentang sebuah tatanan yang ada di pendidikan yang sesungguhnya asset itu
dirahasiakan seperti dokumen yang mengenai ujian akhir, nilai, dan presensi yang
dilakukan dengan media yang dapat diakses melalui internet.

B. Organisasi Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum
program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid (Nurgiyantoro, 1988:111).
Menurut Nasution (1982:135), organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran
yang disusun dan disampaikan kepada murid-murid. Struktur program dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertikal. Struktur horizontal

6
berkaitan dengan bagaimana bahan/ mata pelajaran diorganisasikan/ disusun dalam pola-pola
tertentu. Adapun struktur vertikal berkaitan dengan sistem pelaksanaan kurikulum di sekolah.
Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran
yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi,
penyajian materi, serta peran guru dan murid dalam rangkaian pembelajaran.

Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan kepada
murid – murid, merupakan suatu dasar yang sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian
erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak tercapai, karena bentuk kurikulum turut
menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid – murid.
Karena kurikulum merupakan rencana untuk keperluan pelajaran anak, maka bahan pelajaran
harus dituangkan dalam organisasi tertentu agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Organisasi
kurikulum dimaksudkan untuk memudahkan anak belajar. Organisasi atau desain kurikulum
bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.

1. Faktor-faktor dalam Organisasi Kurikulum


Dalam organisasi kurikulum ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu:

a.Ruang Lingkup (Scope)


Ruang lingkup kurikulum tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan

peserta didik, kebutuhan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Ruang lingkup bahan
pelajaran juga harus dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional, standar kompetensi
lulusan, dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan.

b.Urutan (Sequence)
Sequence menentukan urutan bahan pelajaran disajikan, apa yang dahulu apa yang kemudian,
dengan maksud agar proses belajar berjalan dengan baik. Sesuatu yang baru misalnya hanya
dapat dipelajari bila bahan sebelumnya telah dipahami, atau bila telah dimiliki keterampilan-
keterampilan tertentu atau bila perkembangan-perkembangan anak telah mencapai taraf
tertentu.

c.Kesinambungan (Continuity)
Kontinuitas kurikulum dalam organisasi kurikulum perlu diperhatikan, terutama berkaitan
dengan substansi bahan yang dipelajari siswa, jangan sampai terjadi pengulangan ataupun
loncat-loncat yang tidak jelas tingkat kesukarannya. Pendekatan spiral merupakan salah satu
upaya dalam menerapkan faktor ini. Artinya materi yang dipelajari siswa semakin lama

7
semakin mendalam yang dikembangkan berdasarkan keluasan secara vertikal maupun
horizontal (Rusman, 2009).

d.Terpadu (Integrated)
Faktor ini berangkat dari asumsi bahwa bidang-bidang kehidupan memerlukan pemecahan
secara multidisiplin. Artinya, jika guru menggunakan subject centered curriculum, maka
besar kemungkinan pengetahuan yang diperoleh peserta didik menjadi terlepas-lepas dan
tidak fungsional. Maka dari itu harus adanya fokus pada permasalahan yang perlu dipecahkan
berdasarkan bidang-bidang kehidupan.

e.Keseimbangan (Balance).
Keseimbangan ini dapat dipandang dari dua segi, yakni; 1) keseimbangan isi, yaitu tentang
apa yang dipelajari, dan 2) keseimbangan cara atau proses belajar (Nasution, 1993). Dalam
menentukan keseimbangan isi, maka perlu dipertimbangkan betapa penting dan perlunya
masing-masing mata pelajaran, suatu hal yang tidak mudah karena sukar menentukan
kriterianya. Ada yang menganggap bahwa semua mata pelajaran sama pentingnya dari segi
edukatif, ekonomi, studi lanjutan, pembangunan negara, dan sebagainya. Masalah
keseimbangan atau balance ini kurang dirasakan pada sekolah komprehensif yang
menggunakan sistem kredit.

f.Waktu (Times)
Kurikulum akhirnya harus dituangkan dalam bentuk mata pelajaran atau kegiatan belajar
beserta waktu yang disediakan untuk masing-masing mata pelajaran. Disini dihadapi masalah
distribusi atau pembagian waktu yang harus menjawab pertanyaan seperti berapa tahun suatu
mata pelajaran harus diberikan, berapa kali seminggu dan berapa lama tiap mata pelajaran.

3. Adapun unsur-unsur organisasi

kurikulum dalam (Zainal Arifin, 2011) antara lain:

a.Konsep

Yaitu definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Konsep merupakan definisi
dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan adanya hubungan empiris. Hampir setiap
bentuk organisasi kurikulum dibangun berdasarkan konsep, seperti peserta didik, masyarakat,
kebudayaan, kuantitas, dan kualitas, ruangan, dan evolusi.

b.Generalisasi

8
Membuat kesimpulan-kesimpulan yang jelas dari suatu fenomena di sekitarnya.

c.Keterampilan
Yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar
untuk menyusun program yang berkesinambungan. Misalnya, organisasi pengalaman belajar
berhubungan dengan keterampilan komprehensif, keterampilan dasar untuk mengerjakan
matematika, dan keterampilan menginterpretasikan data.

d.Nilai-nilai
Yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan, sesuatu yang bersifat absolut untuk
mengendalikan perilaku. Misalnya, menghargai diri sendiri, menghargai kemuliaan dan
kedudukan setiap orang tanpa memperhatikan ras, agama, kebangsaan, dan status sosial-
ekonomi.

4. Beberapa cara mereorganisasi kurikulum dalam (Zainal Arifin, 2011) yaitu sebagai
berikut:

a. Reorganisasi melalui Mata Pelajaran


Reorganisasi melalui mata pelajaran adalah buku merupakan sumber belajar yang penting
bagi peserta didik dalam mempelajari kurikulum.

b. Reorganisasi dengan Cara Tambal Sulam


Memilih kurikulum yang baik yang sesuai dengan kondisi dan tujuan sekolah. Dengan
demikian, kurikulum sekolah menjadi kaya dengan program-program terbaik dan berusaha
menghilangkan program yang dianggap kurang baik.

c. Reorganisasi melalui Analisis Kegiatan


Dengan menganalisis kegiatan yang berhubungan dengan segala kegiatan yang ada dalam
kehidupan masyarakat siswa. Bahwa analisis kegiatan ini bertujuan supaya bahan/ materi
pelajaran dapat diarahkan pada kehidupan masyarakat yang nyata.

d. Reorganisasi melalui Fungsi Sosial


Merumuskan fungsi sosial ialah bahan pelajaran disampaikan dengan mengarah ke dalam
kehidupan sosial, bagaimana siswa nantinya hidup bersosial antar individu atau kelompok
dalam masyarakat.

9
e. Reorganisasi melalui Survei Pendapat
Survei pendapat bisa dilakukan dari beberapa pihak. seperti peserta didik, orang tua, guru,
pengawas, kepala sekolah, tokoh masyarakat, dan mitra sekolah (Zainal Arifin, 2011).

f. Reorganisasi melalui Studi Kesalahan


Pada tahap ini analisis studi kesalahan terhadap proses belajar dan hasilnya.

g. Reorganisasi melalui Analisis Masalah Remaja


Ross Mooney dan kawan-kawan menganalisis 330 masalah kebutuhan remaja yang dibagi
menjadi 11 kelompok, yaitu: perkembangan jasmani dan kesehatan, biaya hidup dan
pekerjaan, kegiatan sosial dan rekreasi, berkeluarga, menikah dan seks, hubungan sosial
secara psikologis, hubungan pribadi, moral, dan keagamaan, rumah tangga dan kerabat,
pendidikan dan kerja sama, penyesuaian terhadap pekerjaan sekolah, kurikulum dan prosedur
pembelajaran (Zainal Arifin, 2011).

5. Model-model Organisasi Kurikulum di Indonesia

a. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (subject centered curriculum)


Kurikulum ini bertujuan agar generasi muda mengenal hasil kebudayaan dan pengetahuan
umat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad, agar mereka tak perlu mencari
dan menemukan kembali apa yang telah diperoleh generasi-generasi terdahulu. Dengan
demikian mereka lebih mudah dan lebih cepat membekali diri untuk menghadapi masalah-
masalah dalam hidupnya (Nasution, 1993).

b. Correlated Curriculum (Mata Pelajaran Gabungan)


Pada correlated curriculum ini, mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah-pisah. Akan
tetapi, mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau sejenis dikelompokkan sehingga menjadi
suatu bidang studi (broadfield) (Rusman, 2009). Pola kurikulum correlated curriculum ini
menghendaki agar mata pelajaran berhubungan dan bersangkut paut satu sama lain
(correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain (Razali M. Thaib &
Irman Siswanto). Contohnya, mata pelajaran biologi, kimia fisika, dikelompokkan menjadi
bidang studi IPA. Demikian juga dengan mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi,
dikelompokkan dalam bidang studi IPS (Rusman, 2009).

c. Broad Field Curriculum (Cakupan Luas)


Hilda Taba dalam (Zainal Arifin, 2011) menegaskan agar tercapai gabungan yang nyata,
maka perlu adanya integrating threads dan focusing centers berupa tujuan, prinsip-prinsip

10
umum, teori atau masalah masyarakat dan kehidupan yang dapat mewujudkan gabungan itu
secara wajar.

d. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)


Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit dan
keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas suatu pelajaran dengan yang lainnya (Sukiman,
2013). Organisasi kurikulum yang menggunakan model integrated, tidak lagi menampilkan
nama-nama mata pelajaran atau bidang studi. Belajar berangkat dari suatu pokok masalah
yang harus dipecahkan. Masalah tersebut kemudian dinamakan tema atau unit. Belajar
berdasarkan unit bukan hanya menghafal sejumlah fakta, tetapi juga mencari dan
menganalisis fakta sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dengan belajar melalui
pemecahan masalah itu diharapkan perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada segi
intelektual, tetapi juga seluruh aspek, seperti sikap, emosi, dan keterampilan (Rusman, 2009).

e. Kurikulum Inti (Core Curriculum)


Kurikulum inti merupakan bagian dari kurikulum terpadu (integrated curriculum). Dalam
(Rusman, 2009) ada beberapa karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah: 1)
kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue) selalu berkaitan dan
direncanakan secara terus menerus, 2) isi kurikulum yang dikembangkan merupakan
rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan, 3) isi kurikulum selalu mengambil atas
dasar masalah maupun problema yang dihadapi secara aktual, 4) isi kurikulum cenderung
mengambil atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun sosial, 5) isi kurikulum
ini lebih difokuskan berlaku untuk semua siswa sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum
umum, tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial, dan pengalaman yang terpadu.

f. Experience atau Activity Curriculum.


Experience curriculum sering disebut juga dengan activity curriculum. Kurikulum ini
cenderung mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman siswa dalam rangka
membentuk kemampuan yang terintegrasi dengan lingkungan maupun dengan potensi siswa.
Kurikulum ini pada hakikatnya siswa berbuat dan melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya
vokasional, tetapi tidak meniadakan aspek intelektual atau akademik siswa (Rusman, 2009).

11
C. Pola instruksional

1. Definisi pola instruksional


Tujuan instruksional adalah target akhir yang diharapkan bisa dicapai oleh setiap instruktur
pendidikan atau para praktisi komunikasi lainnya setelah melakukan suatu proses kegiatan
instruksional. Tujuan ini berlaku baik bagi komunikator maupun bagi sasaran (komunikan)
meskipun sebenarnya yang akan diukur keberhasilan-keberhasilannya adalah pihak sasaran.
Bagi komunikator, tujuan-tujuan ini setidaknya dapat dijadikan patokan kegiatan untuk
pelaksanaan instruksional sehingga proses kerjanya mempunyai arah yang jelas. Sedangkan
bagi sasaran, rumusan tujuan ini bisa dijadikan target tentang kemampuan yang dimilikinya
setelah melewati proses instruksional. Dan memang rumusan tujuan instruksional ini
dikhususkan untuk kepentingan sasaran, untuk melihat apakah sasaran telah memiliki
kemampuan yang sesuai dengan pola tujuan ini atau belum, baik kemampuan yang bersifat
kognitif, afektif maupun psikomotor.

Strategi instruksional adalah pendekatan menyeluruh atas proses belajar dan mengajar dalam
sistem instruksional. Ia merupakan perencanaan penuh perhitungan yang kemungkinan-
kemungkinan kegiatannya bakal ditempuh dalam pelaksanaannya nanti, dirinci dengan
saksama. Upaya-upaya atau kegiatan lanjut dari strategi ini adalah metode, teknik, dan taktik.
Ketiga istilah terakhir ini mempunyai arti penjabaran yang lebih operasional daripada
strategi, bahkan dapat dikatakan metode, teknik, dan taktik merupakan kelanjutan kegiatan
strategi secara operasional, langsung, dan praktis.

Beberapa metode yang serig digunakan dalam kegiatan atau lebih khususnya dalam strategi
instruksional antara lain adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,
metode seminar, metode simulasi, metode laboratorium, dan metode kuliah lapangan. Di
antara semua metode tersebut tidak dapat dikatakan mana yang lebih unggul atau bahwa
metode tertentu lebih baik untuk semua kondisi daripada yang lainnya sebab masing-masing
mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri.

2.Pola instruksional
a. Pola Instruksional Tradisional
Pembelajaran tradisional pada umumnya guru mempunyai kedudukan sebagai satu-
satunya sumber belajar dalam sistem instruksional. Guru memegang kontrol dan kendali

12
sepenuhnya dalam menetapkan isi dan metode belajar, bahkan kadang-kadang juga dalam
menilai kemajuan belajar mahasiswa. Pola instruksional ini dapat disebut dengan diagram.

Tujuan–>penetapan isi dan metode–> guru→ murid

Guru
Penetapan Isi
Tujuan
Dan Metode
Murid

b. Pola Instruksional dengan Sumber Belajar Berupa Orang Dibantu Sumber Lain.

Kecenderungan standarisasi masukan pada dasarnya beranggapan bahwa adanya standar


tersebut mempunyai nilai ekonomis, di samping juga dapat memperbaiki kontrol atas proses
kegiatan. Nilai ekonomis yang diperoleh dengan adanya standar masukan, misalnya atas buku
teks, satu bentuk dan desain gedung serta fasilitas sekolah, satu bentuk papan tulis dan lain-
lain sumber. Pola instruksional yang memanfaatkan sumber belajar lain disamping guru.

Tujuan–>penetapan isi dan metode–> guru dengan media→ murid

Guru Dengan
Media
Penetapan Isi
Tujuan
Dan Metode
Murid

3. Pola Instruksional dengan Sumber Belajar Berupa Orang (Guru) Bekerja Sama Dengan
Sumber Belajar Lain.
Makin majunya ilmu dan cakrawala manusia mengakibatkan tiap generasi penerus harus
belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik. Agar sistem pendidikan secara efektif,
maka tidak memadai apabila dipakai sumber belajar yang berupa guru, buku, alat audio
visual, dan lain-lain. Mulai dirasakan perlu adanya cara baru dalam mengkomunikasikan
segala pengetahuan dan pesan baik

13
secara verbal maupun non verbal. Alat tidak lagi merupakan hasil pengetahuan manusia,
tetapi juga sarana untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan khusus, di
samping untuk mengembangkan terus pengetahuan, keterampilan, dan teknik baru. Pola
instruksional yang demikian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tujuan–>penetapan isi dan metode–> guru→ siswa

Guru
Penetapan isi
Tujuan
Dan Metode
Murid

Pola Instruksional dimana terdapat tanggung jawab bersama antara guru dan sumber
lain.

4.Pola Instruksional dengan Belajar Mandiri

Meningkatnya kebutuhan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, semakin dirasakan
terbatasnya sumber belajar yang berupa guru. Di samping meningkatnya tuntutan profesional
terhadap guru, juga berkembangnya lapangan kerja baru yang memberikan jaminan hidup yang
lebih baik, akan membatasi jumlah guru yang baik. Memperbanyak guru yang baik tidak
mungkin dapat dilaksanakan secara fisik, tetapi masih dimungkinkan memperbanyak
karyanya berupa berbagai media instruksional. Pola instruksional yang demikian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Tujuan->penetapan isi dan metode-> media-> murid

Media
Penetapan isi
Tujuan
Dan Metode
Murid

14
5.Pola instruksional quantum learning

Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Prinsipnya adalah
bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun
memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik
digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman.

D. Pengambilan keputusan tentang pendidikan

Menurut heinich (1970),aplikasi pendidikan tidak hanya secara langsung berpengaruh terhadap
keputusan yang diambil mengenai proses pendidikan.aplikasi itu membawa dampak pada yang
memutuskan isi yang diajarkan ,pemilihan isi serta tingkat standarisasinya ,kuantitas dan
kualitas yang disediakan ,siapa yang merancang sumber belajar dan bagaimana memproduksi
sumber belajar itu,siapa dan bagaimana mengevaluasi pembelajaran ,serta berinteraksi dengan
si pembelajar.

1. Penetapan isi

Teknologi pendidikan mengalihkan penetapan isi pada tingkat perencanaan dan


penentuan kurikulum .hal ini berarti menggeser sebagian besar penetapan isi dari tangan para
instruktur perorangan,dan sebagian kecil dari tangan kondisi kurikulum wilayah.

2. Standarisasi dan pilihan

“Salah satu kecenderungan kuat di masa yang akan datang adalah gerakan umum ke
arah standarisasi “hal ini mulai terbukti meskipun tidak secepat yang yang
diperkirakan.dengan semakin meningkatnya pemanfaatan program media,makin banyaknya
lembaga yang mulai menawarkan program pembelajaran yang sama.

15
3. Rancangan pembelajaran

Orang yang melaksanakan kegiatan merancang serta teknik yang dipergunakan akan
mengalami perubahan dengan adanya pembelajaran yang bermedia.kegiatan merancang
pembelajaran dilakukan oleh seseorang yang menggunakan metode perencanaan pembelajaran
yang tradisional dimana buku teks menjadi sumber yang utama.

4. Produksi bahan pembelajaran

Pembelajaran yang bermedia akan mengubah pula orang-orang yang melaksanakan


kegiatan produksi serta teknik maupun kualitas produksi mereka.

5. Evaluasi pembelajaran

Dalam pembelajaran yang tradisional,evaluasi pembelajaran dan bukannya penilaian


terhadap siswa sering kali merupakan fungsi yang terabaikan.dalam teknologi pendidikan
khususnya program media ,fungsi evaluasi menduduki peran utama. Evaluasi pembelajaran
dilakukan baik pada tahap pengembangan maupun tahap pemanfaatannya dalam menentukan
efektifitas dalam mengidentifikasi bagian yang memerlukan penyempurnaan.

6. Pengukuran belajar

Dengan pembelajaran bermedia teknil mengukur prestasi siswa menjadi bagian dari
pembelajaran ,tes bukan merupakan tambahan melainkan bagian integral dari pembelajaran

7. Peranan guru dan system sekolah

Sistem sekolah akan berhadapan dengan berbagai alternatif kelembagaan yang


memberikan kemungkinan terjadinya belajar, guru akan berhadapan dengan para ahli yang
melaksanakan peranan tradisional guru dalam menentukan isi,merancang dan memproduksi
pembelajaran interaksi dengan dan pengukuran siswa.

16
E. Jenis-jenis penerapan Teknologi Pendidikan

1. Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh

Pada hakikatnya pendidikan terbuka dan jarak jauh mengandung konsep dasar yang sama, yaitu
pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat yang berorientasi pada kepentingan, kondisi dan
karakteristik peserta didik atau siswa dengan berbagai pola belajar dengan menggunakan aneka
sumber belajar.

a. Sekolah terbuka adalah suatu sistem sekolah yang mempunyai ciri: (1). Siswanya lebih
banyak belajar mandiri. (2) guru berbagi peran dengan narasumber lain. (3) sumber
belajar bervariasi. (4) mempertimbangkan karakteristik dan kondisi pembelajar. (5)
kegiatan belajar mengajar tidak terjadwal pada tempat dan waktu yang ketat. (6)
memanfaatkan lingkungan peserta didik sebagai sumber belajar. Contoh Universitas
Terbuka, SMA Terbuka, SMP Terbuka, dan lain-lain.
b. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan terbuka dengan program belajar yang
terstruktur relatif ketat dan pola pembelajaran berlangsung tanpa tatap muka atau
keterpisahan antara pendidikan dengan peserta didik/warga belajar. dikatakan sebagai
bagian dari konsep teknologi pendidikan karena pada permulaannya pendidikan jarak
jauh memakai jasa pos kemudian berganti pada penggunaan media audio-visual dan
selanjutnya menggunakan alat-alat canggih seperti faks, teleconference, atau e-mail.
Semua hal ini membuat pendidikan jarak jauh disebut pula sebagai flexible learning
karena dapat diakses kapan saja dimana saja.

2. E-learning

E-learning adalah suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan berbagai media teknologi
informasi komunikasi yang menggunakan perangkat elektronik kebanyakannya Kata e' disini
adalah singkatan dari elektronik, yang pada akhirnya memadukan antara unsur pembelajaran
dengan elektronik, seperti komputer, internet,telepon video, dan lain sebagainya. Beberapa
istilah lain yang digunakan untuk arning, yaitu:

- Belajar berbasis internet (internet-based learning)


- Belajar berbasis web (web-based learning)

17
- Belajar melalui dunia maya (virtual learning)

Untuk definisi yang pertama lebih banyak berhubungan pada audio-video teknologi dan lebih
menitik beratkan kepada informasi datanya seperti internet, berita online, e-mail dan lain
sebagainya. Peran internet sangatlah pokok di permasalahan ini karena program ini lebih
banyak memakai jasa internet sebagai medianya.

Berkaitan dengan pengertian tentang e-learning, Arif rahman mengemukakan bahwa ada 3
kriteria mendasar yang perlu dipahami dalam mendiskusikan e-learning, yaitu bahwa e-
learning:

- Merupakan jaringan yang memungkinkan dilakukannya pemutakhiran secara instan,


penyimpanan/pengambilan, distribusi dan berbagi informasi atau materi pembelajaran.
- Menggunakan perangkat komputer sebagai sarana penyajian dengan menerapkan
standar teknologi internet,
- Berfokus pada keluasan pandangan tentang belajar termasuk tentang solusi belajar yang
melampaui paradigm pelatihan yang tradisional. Ada banyak jenis komputer dan non-
teknologi komputer yang sedang digunakan di ruang kelas.

Kelebihan dan kekurangan e-learning:

Kelebihan:

a. multimedia dapat digunakan sebagai alat presentasi yang memiliki kecepatan dan
keakuratan dalam memproses informasi, sehingga pembelajaran lebih efisien.
b. multimedia dapat digunakan sebagai alat belajar yang dapat berinteraksi
c. multimedia dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melayani kebutuhan setiap siswa
secara individu, sehingga dalam hal ini siswa dituntut dapat belajar mandiri.

Kekurangan

Kurangnya interaksi antara guru dan siswa pun menjadi kendala dalam hal ini karena akan
berakibat mengurangnya nilai dari proses belajar-mengajar itu tersebut.

18
3. Tv edukasi atau televisi pendidikan.

Sejarah TV ini adalah hasil gabungan dari Satgas TKPK di Surabaya dengan memakai
peralatan-peralatan yang seadanya yaitu hibah dari Negara Jepang. Penerapan konsep
teknologi pendidikan dalam sektor ini dapat dilihat dari penggunaan media audio-visual bahkan
media massa untuk bidang pendidikan. Berbagai siaran dalam media ini lah yang menjadikan
hal ini sarat akan penggunaan konsep teknologi pendidikan. Tampilan perdana dari tv ini
adalah "Aku Cinta Indonesia" yang berisi tentang pendidikan karakter atau watak untuk anak
usia SLTP. Proses inovasi membuat tv pendidikan digandrungi oleh masyarakat di masanya.

4. Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan luar sekolah adalah sistem kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di luar
sekolah (merupakan pendidikan nonformal) seperti Home schooling, sekolah jurang sekolah
alam.

5. PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran
yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran
inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang
pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan,
keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran inovatif
sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya
mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang
ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik.
Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak
kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya
diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam

19
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana
belajar- mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya ("time on task") tinggi. Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif
dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

6. Program BEBAS (Belajar yang Berbasis Aneka Sumber)

Belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) merupakan proses belajar alternative bagi mereka
yang tak mampu masuk ke dalam lembaga pendidikan konvensional (berbadan hukum).
Dengan BEBAS seorang anak didik dapat belajar dengan bantuan sumber belajar apa saja,
belajar dari siapa saja, belajar kepada siapa saja, belajar tentang apa saja, dan belajar untuk
tujuan apa saja. BEBAS dapat berlangsung jikaa ada inisiator yang berasal dari masyarakat
yang peduli kepada pemerataan pendidikan.

F.Pengaruh Penerapan Teknologi Pendidikan terhadap Jenis Alternatif Lembaga


Pendidikan.
Penerapan teknologi pendidikan akan dapat mempengaruhi struktur dan bentuk lembaga
pendidikan, sehingga lembaga pendidikan tersebut tidak hanya berbentuk sekolah saja.
Dengan diterapkannya teknologi pendidikan, paling tidak ada tiga macam alternatif yang
tersedia untuk memberikan kemudahan dalam belajar.
1. Lembaga Pendidikan Formal
Lembaga pendidikan formal adalah sekolah/madrasah. Karakteristik jenis lembaga pendidikan
ini adalah: (a) merupakan lembaga pendidikan yang berjenjang, mulai dari jenjang TK,sampai
PT, (b) kehadiran bersifat wajib baik bagi pengelola, guru, peserta didik maupun tenaga
kependidikan lainnya, (c) kewenangan pengelolaan ada ditangan para pendidik profesional dan
pemerintah.

2. Lembaga Pendidikan Informal


Sistem pendidikan ini misalnya program pendidikan jarak jauh atau belajar dengan media.
Salah satu contohnya adalah program Universitas Terbuka. Dilihat dari sisi pengelolaan dan
pengendalian, lembaga pendidikan ini memang mirip alternatif pertama, namun dari sisi sifat
belajar dari peserta didik dan sumber belajar yang dikembangkan lebih bersifat informal.
Sumber belajar biasanya didatangkan ke tempat peserta didik. Adanya berbagai macam sumber

20
belajar serta sifat belajar mandiri menyebabkan program ini lebih bersifat informal
dibandingkan dengan sistem sekolah.

3. Jaringan Belajar (Learning Network)


Jaringan belajar bukan merupakan lembaga ataupun sistem pendidikan, melainkan merupakan
sarana kemudahan untuk memperoleh sumber belajar, yaitu segala sesuatu yang dapat
membantu orang untuk belajar. Tujuan, keikutsertaan, serta kewenangan sepenuhnya ada di
tangan pribadi peserta didik, ia bebas dalam menentukan apakah jaringan itu akan
dimanfaatkannya atau tidak.

G.Perkembangan kurikulum dalam dunia pendidikan


Kurikulum merupakan acuan yang akan digunakan oleh semua pihak yang bekerja dalam
pendidikan. Kurikulum ditetapkan agar arah dua proses pendidikan dapat dilakukan dengan
benar. Guru akan mengembangkan kurikulum untuk digunakan di kelas dalam proses
pembelajaran. Teknologi pendidikan sebagai bidang yang berkaitan dengan upaya yang
dilakukan untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif, sangat besar pengaruhnya.
Peran teknologi pendidikan dalam menentukan proses pembelajaran tersebut dapat terjadi saat
perencanaan kurikulum yang sedang dilakukan oleh pengembang kurikulum, atau ketika guru
mengimplementasikannya di kelas. Proses dalam pengelolaan belajar dan mengajar, yang
didalamnya melibatkan berbagai komponen dan aspek aspek lain yang mendukungnya seperti
orang, bahan, atau pesan. Berbagai komponen dan aspek lain yang saling berkaitan tadi
membentuk suatu hubungan yang bersifat sistematik, dan fungsional. Hubungan hubungan
tersebut saling melengkap antara yang satu dengan yang lainnya, membentuk suatu keteraturan
yang relatif menetap. Pola pembelajaran merupakan pola atau prosedur belajar yang dilakukan
oleh guru agar materi pelajaran bisa dikuasai oleh peserta didik. Guru dapat menggunakan
media sebagai alat bantu mengajar yang dilakukan guru. Pola belajar juga dapat dilakukan guru
dengan berbagai tugas antara guru dan media yang masing masing berfungsi untuk membantu
proses pembelajaran siswa, bahkan ada juga pola pembelajaran yang tidak ada tatap muka
antara siswa dan guru, tetapi semua kegiatan pembelajaran dilakukan melalui media.

a.)Pengaruh Penerapan teknologi Pendidikan dalam pengembang kurikulum

Penerapan teknologi pendidikan akan memengaruhi pengembangan kurikulum, baik pada


tingkat implementasi kurikulum dikelas, maupun pada tingkat perencanaan kurikulum sedang
dilakukan. Penentuan isi kurikulum yang akan dikembangkan, dan prosedur pembelajaran yang

21
akan dilakukan, dapat terjadi saling memengaruhi sehingga keduanya harus saling
dipertimbangkan.

b.)Penerapan teknologi pendidikan pada implementasi di kelas

Awalnya perencanaan lebih memfokuskan kepada kegiatan menentukan arah dan isi kurikulum
yang akan dikembangkan dalam pendidikan. Media yang digunakan oleh guru berfungsi untuk
membantu proses pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas. Media yang digunakan
berupa alat bantu atau media tradisional. Pengembangan kurikulum tidak ikut menentukan
bentuk kegiatan pembelajaran dan media yang akan digunakan oleh guru dikelas yang penting
isi pelajaran sesuai dengan arah yang telah ditentukan dalam kurikulum.

c.)Penerapan teknologi pendidikan dalam perencanaan kurikulum

Tidak hanya terkait dengan menentukan arah, tujuan dan isi kurikulum yang akan dilaksanakan
oleh guru dikelas. Pengembangan kurikulum juga memikirkan dan mempertimbangkan model,
strategi, proses pembelajaran. Pengambilan keputusan dalam menentukan terapan teknologi
pendidikan berada pada pengembangan kurikulum yang tingkatnya lebih tinggi dari guru. Pada
dasarnya antara terdapat hubungan timbal balik yang saling berpengaruh dalam menentukan
kurikulum dan menentukan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Keduannya saling
berpengaruh dalam menentukan kurikulum dan menentukan prosedur pembelajaran. Seperti
kurikulum 1975 yang menggunakan prosedur pengembangan sistem intruksional (PPSI)
kurikulum 1984 yang menggunakan pendekatan keterampilan proses (Dra. Eldarni, 2018)

H.Pengaruh teknologi pendidikan dalam pengembangan kurikulum


Menurut Heinich yang dikutip AECT (1986:115) aplikasi teknologi pendidikan secara
langsung berpengaruh terhadap keputusan yang diambil mengenai proses pendidikan. Aplikasi
itu membwa dampak pada siapa yang memutuskan isi yang di ajarkan pemilihan isi serta
tingkat standardisasinya kuantitas dan kualitas sumber yang disediakan siapa yang merancang
sumber belajar dan bagaimana mengevaluasi pembelajaran siapa dan bagaimana berinteraksi
dengan si belajar serta siapa dan bagaimana menilai perbuatan si pelajar. Dapat disimpulkan
teknologi pendidikan memengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan dalam bidang
pendidikan mulai dari menetapkan isi pembelajaran interaksi pembelajaran, pengukuran hasil
pembelajaran dan peran guru serta sistem sekolah.

1. Penetapan isi

22
Teknologi pendidikan mengahlikan penetapan isi kurikulum atau isi program media pada
tingkat perencanaan dan penentuan kurikulum. Penetapan ini dilakukan oleh pengembang
kurikulum yang terdiri dari suatu tim yang beraal dari ahli bidang studi ahli kurikulum, ahli
psikologi, dan ahli media pembelajaran.

2. Standarisasi dan pilihan

Salah satu kecendrungan kuat di masa yang akan datang adalah gerakan umum ke arah
standarisasi hal ini mulai terbukti meskipun tidak secepat yang diperkirakan. Dengan makin
meningkatnya pemanfaatan program media, makin banyak nya lembaga yang mulai
menawarkan program pembelajaran seperti CD pembelajaran atau e-learning dalam suatu mata
pelajaran tertentu tentu program yang dikembangkan itu harus lebih sesuai dengan standar
kurikulum yang di tentukan

3.Kuantitas dan kualitas

Dengan adanya program pembelajaran yang disusun oleh suatu tim tentu kualitasnya akan lebih
bagus ddibandingkan dengan hanya dibuat sendiri oleh guru walaupun dari segi kuantitas
jumlah program tersebut menjadi lebih sedikit karena tidak semua guru lagi menyusunnya,
guru sekolah dapat menggunakan program pembelajaran media yang telah dikembangkan oleh
tim tersebut . banyak sekarang program pembelajaran bermedia yang dikembangkan oleh suatu
lembaga atau suatu tim yang kualitasnya jauh lebih bagus, dan guru dapat memilih program
media yang sudah dikembangkan.

4.Produksi bahan pembelajaran

Pembelajaran bermedia akan mengubah orang yang memproduksi bahan pembelajaran. Hasil
rancangan ahli atau tim akan diproduksi oleh ahli media. Hasilnya tentu akan lebih baik
dibandigkan dengan media yang dibuat sendiri oleh guru dengan kemampuan yang terbatas.
Program pembelajaran bermedia yang diproduksi dengan baik akan lebih berkualitas
dibandingkan buatan guru sendiri, sehingga anak akan lebih senang mempelajarinya.

5.Evaluasi pembelajaran

Dalam pembelajaran yang tradisional evaluasi pembelajaran jarang dilakukan, kebanyakan


yang dilakukan hanya penilaian terhadap hasil belajar untuk menentukan nilai siswa. Program
pembelajaran bermedia dilakukan evaluasi mulai dari tahap perancangan, sehingga
kekurangannya langsung diperbaiki. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran juga dilakukan

23
evaluasi terhadap program pembelajaran tersebut, disamping penilaian proses dan hasil belajar
siswa, hasil penilaian terhadap pelaksanaan program pembelajaran bermedia akan digunakan
untuk perbaikan program yang dikembangkan tersebut, sehingga kualitas program nya akan
lebih terjamin, kegiatan evaluasi dilakukan dalam setiap tahap kegiatan tidak hanya diakhir
kegiatan saja.

6.Interaksi pembelajaran

Proses pembelajaran bermedia akan mengubah untuk interaksi peserta didik, pada program
tradisional, materi pelajaran langsung diajarkan oleh guru, sehingga pada umumnya siswa
hanya menerima dan mendengarkan penjelasan guru. Interaksi dan aktivitas peserta didik
sangat terbatas. Pada program pembelajaran bermedia aktivitas belajar lebih banyak dilakukan
oleh peserta didik dengan berinteraksi langsung dengan sumber belajar berbentuk media yang
sudah dikembangkan tersebut. Guru dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar, siswa juga dapat menyesuaikan proses belajar yang akan dilakukannya menurut
kecepatan masing masing. Siswa juga dapat berinteraksi lebih banyak dengan teman temannya
sendiri melalui tutor sebaya, sehingga lebih memudahkan komunikasi nya.

7.Peranan guru dan sistem sekolah

Peranan guru pada program pembelajaran bermedia, bergeser kepada peran untuk memotivasi,
mensupervisi, membimbing, mengarahkan, dan membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar. Aktifitas lebih banyak dilakukan peserta didik guru berfungsi untuk
menciptakan kondisi belajar yang efektif dan menyenangkan disamping itu program
pembelajaran bermedia ini juga akan memungkin kan munculnya berbagai alternatif lembaga
pendidikan peserta didik tidak harus datang ke sekolah untuk belajar tetapi akan terjadi
berbagai alternatif sebagai pilihan kelembagaan bagi orang untuk belajar.

I.penerapan teknologi pendidikan dalam perencanaan kurikulum


kurikulum merupakan suatu yang sangat diperlukan dalam dunia persekolahan, tanpa adanya
kurikulum di pastikan proses pendidikan tidak terarah dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Guru akan kesulitan menjabarkan urutan dan cakupan materi pembelajaran, proses
pembelajaran yang di selenggarakan media yang di gunakan, penilaian yang perlu dilakukan
dan sebagainya. Salah satu yang penting adalah organisasi kurikulum menurut Nasution
(1985:135) “organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan
disampaikan kepada murid murid”. Struktur program kurikulum menurit soetopo dan soemanto
(1986:35) dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu “struktur horizontal dan dan vertikal”

24
struktur horizontal berkaitan dengan bagaimana bahan/mata pelajaran diorganisasikan /
disusun dalam pola pola tertentu. Struktur vertikal berkaitan dengan sistem pelaksanaan
kurikulum di sekolah.melalui organisasi guru akan lebih memiliki gambaran yang jelas tentang
tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urutan dan cangkupan materi, serta peran guru dan
murid dalam rangkaian pembelajaran beberapa kelebihan kurikulum:

A.kurikulum mudah dinilai

tujuan kurikulum menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian, dan kecakapan cakapan,


tertentu yang mudah dinilai dengan tes. Bahkan pelajaran pun bisa ditentukan dengan
menetapkan buku buku pelajaran yang harus digunakan oleh suatu daerah atau bahkan satu
negara.

B.Bahan pelajaran disajikan secara logis dan sistematis

Bahan telah disiapkan dan disusun secara sistematis logis, dan berkesinambungan. Penyusunan
bahan telah dilakukan dengan tepat dari yang mudah menuju yang sukar,dari yang sederhana
menuju yang kompleks. Ilmu pengetahuan yang akan disampaikan kepada anak sudah dalam
urutan logis sebagaimana yang sudah ditata dan dipikirkan oleh para ahli. Dengan demikian
pengggunaan kurikulum akan memudahkan guru dalam menyajikan materi dan dipandang
lebih efektif dan efisien.

C.Kurikulum mudah diubah

Perubahan kurikulum yang terjadi umumnya didasarkan pada organisasi mata pelajaran,
penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan zaman biasanya dilakukan dengan menambah mata
pelajaran. Hal ini tentu akan mudah dilaksanakan pada kurikulum yang di organisasikan
dengan cara separated subject curriculum karena masing masing mata pelajaran bersifat
terpisah, dengan demikian penambahan, pengurangan, ataupun cakupan materi pun tidak akan
menggangu pelajaran lain.

25
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari materi yang kami paparkan dalam pembahasan diatas, maka kesimpulan yang kami
peroleh yakni dengan diterapkannya beberapa konsep teknologi pendidikan di Indonesia
memiliki pengaruh yang sangat kuat termasuk didalam bidang pendidikan. akan dapat
membantu upaya pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan berjalan lebih cepat dari
yang diharapkan. Teknologi pendidikan dituntut untuk selalu mencari berbagai inovasi dan
alternatif lain agar upaya memajukan pendidikan di Indonesia bisa lebih tercapai sesuai
falsafah teknologi pendidikan agar setiao orang memperoleh kesempatan belajar sesuai
dengan kondisi individu dan lingkungan. Serta memudahkan para guru dalam mendidik
dan berkomunikasi dengan anak muridnya dan juga membantu proses pembelajaran yang
akan dilakukannya didalam kelas nanti

B. Saran

Dengan adanya makalah ini hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pembelajaran untuk dapat mengetahui hakikat dari teknologi pendidikan sehingga dapat
dijadikan dasar dalam hal pengembangan sistem pendidikan bagi pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA
Syafril,Eldarni,Ulfia Rahmi.2018. Teknologi Pendidikan Peningkatan Kualitas dan Akses
Pendidikan.PrenadaMedia Group.

Miarso,Yusufhadi.2016. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Prenadamedia Group.

Sugiana,Aset.2018. Jurnal Pedagogik: Proses Pengembangan Organisasi Kurikulum Dalam


Meningkatkan Pendidikan di Indonesia.

YouTube: Video Pembelajaran ibuk Ulfia Rahmi.

https://www.pendidikankewarganegaraan.com/2021/04/pengaruh-teknologi-pendidikan-
terhadap.html?m=1

http://ludisahendriza.blogspot.com/2013/12/pengaruh-penerapan-tegnologi-
pendidikan.html?m=1

https://media.neliti.com/media/publications/363413-none-deca3688.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai