DI SUSUN OLEH :
ULIL AMRI
105311105917
TEKNOLOGI PENDIDIKAN 1B
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian teknologi secara umum adalah proses untuk meningkatkan nilai
tambah, produk yang digunakan atau dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja, struktur atau sistem di mana proses dan produk itu
dikembangkan dan digunakan.
Perkembangan kajian teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep
dan praktek pendidikan yang memanfaatkan media sebagai sumber belajar.seiring
dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala
aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayan seni dan bahkan di
dunia pendidikan. Di sini pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif
untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi di bidang
kurikulum, sarana prasarana, namun inovasi secara menyeluruh dengan
menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan pendidikan. Teknologi
pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang konvensional menjadi
nonkonvensional.
Perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan
segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama . Pembelajaran di sekolah
seharusnya perlu menggunakan serangkaian peralatan yang mampu bekerja lebih
efektif dan efisien. Walaupun demikian peran guru tetap dibutuhkan di kelas, ia
sebagai desainer, motifator, pembimbing dan sebagainya dan tentunya sosok
individu harus tetap dihormati. Teknologi pendidikan sering kali diasumsikan
dalam persepsi yang mengarah pada masalah elektronika padahal konsep
teknologi mengandung pengertian yang luas. Pengertian Konsep menurut kamus
besar bahasa Indonesia konsep adalah rancangan. Jika dikaitkan dengan
pembelajaran maka dapat didefinisikan pengaturan program belajar yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dapat memilih
bahan dan kemajuan belajar.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknologi pendidikan?
2. Bagaimana perkembangan konsep teknologi pendidikan?
3. Bagaimana penerapan teknologi pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teknologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui perkembangan konsep teknologi pendidikan.
3. Untuk mengetahui penerapan teknologi pendidikan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
bahkan terdapat asumsi bahwa kurikulum berkaitan dengan "what", sedangkan
teknologi pendidikan mengkaji tentang "how". Dalam kaitannya dengan
pembelajaran, teknologi pendidikan memperkuat dalam merekayasa berbagai cara
dan teknik dari mulai tahap disain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber
belajar, implementasi, dan penilaian program dan hasil belajar.
Maka dalam istilah media pembelajaran telah didefinisikan sebagai sarana
fisik melalui instruksi yang disajikan kepada peserta didik (Reiser & Gagnt.
1983). Berdasarkan definisi ini, setiap fisik berarti pengiriman instruksional, dari
instruktur hidup, buku, komputer dan sebagainya, akan diklasifikasikan sebagai
media instruksional. Mungkin lebih bijaksana bagi para praktisi di bidangnya
untuk mengadopsi sudut pandang ini: Namun, dalam diskusi sebagian besar
sejarah media pembelajaran, tiga sarana utama instruksi sebelum abad kedua
puluh dan masih merupakan cara paling umum saat ini yaitu guru, papan tulis, dan
buku teks. Ketiga itu telah dikategorikan secara terpisah dari media lain (ef.
Komisi Instructional Technology, 1970). Dengan demikian, media pembelajaran
akan didefinisikan sebagai sarana fisik, selain guru, papan tulis, dan buku teks,
melalui instruksi yang disajikan kepada peserta didik.
4
pedidikan, terutama yang berkaitan dengan perkembangan intruksional.
Sejarah perkembangn teknologi pendidikan menjadi sangat singkat jika
dihitung bagaimana jabatan dan pola pikir telah dibawa bersama-sama untuk
menciptakan bidang galian dari teknologi pendidikan. Sepanjang tahun 1960
pada umumnya mengikuti salah satu dari dua jalur berikut yaitu pendekatan
audio visual/belajar terprogram yang masing-masing telah dihubungkan
dengan sejumlah kerangka konseptual adopsi praktis dari kegiatan mereka,
pelatihan dan kepribadian mereka. Didasarkan atas pendekatan historic
mengungkapkan bahwa tahap awal sebagai pengantar kearah perkembangan
konsep dan istilah teknologi pendidikan dilandasi dan dipertajam oleh tiga
faktor sebagai berikut:
Engineering
Dalam kaitanya dengan engineering pengkajian di awali. Maka
yang menggambarkan kegitatan riset dan pengembangan serta usaha
menghasilkan teknologi untuk di gunakan secara praktis dan efisien.
Saektrer (1900) menyatakan bahwa Franklin Bobbitt dan w.w
Charters perintis penggunaan istilah “education engineering” pada tahun
1920an khususnya pada pendekatan yang di gunakan untuk
mengembangkan kurikulum. Penggunaan istilah tersebut digunakan
dalam mengikat konsep ilmu menejemen dan setting pendidikan. Dalam
hal ini engineering adalah kegiatan professional dan sistematik dalam
mengaplikasikan ilmu untuk memanfaatkan sumber alam secara efisien
dalam menghasilkan kesejahteraan.
Science
Science adalah sebuah ilmu pengetahuan dari sebuah pemikira
dengan pendekatan yang telah di tentukan dengan kajian yang mendalam.
Herbert klibert (1987) mendefinisikan adanya tiga peristiwa berbeda yang
ditemukan pada abad 20an dalam memahami penggunaan dalam
pendidikan. Pertama berkaitan dengan perkembangan anak . Disini peran
serta pendidik untuk mengkaji perkembangan anak sesuai dengan kondisi
lingkungan mereka, dengan tujuan untuk mengungkap kurikulum mana
5
yang paling tepat untuk mereka. Kedua dijadikan dasar untuk menerapkan
metode pembelajaran dan bahan ajar yang akan disampaikan dengan
mengkaji model mengajar untuk ketrampilan berfikir menggunakan
sience. Ketiga menurut kliebert, sience dijadikan ukuran yang ekstra dan
standart yang tepat untuk memelihara dan memprediksi keteraturan dunia.
Audio Visual
Berdasarkan sejarah perkembangan konsep audiovisual pada
pendidikan tidak memiliki keterkaitan dengan konsep engineering dan
science secara luas. Bahkan secara khusus teknologi pendidikan
memandang bahwa konsep audiovisual dilandasi oleh pemahaman tentang
hardwere dan equipment. Kebanyakan pembangunan peralatan
pendidikan dikelas digunakan setelah perang dunia ke II. Oleh karena itu
pemahaman yang popular menunjukan bahwa teknologi pendidikan
merupakan hasil evolusi dari gerakan penggunaan audiovisual pada
pendidikan.
6
2. Macam-Macam Teknologi Pendidikan
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolosi
metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serat SDM yang kritis untuk bisa
menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan
pendidikan. Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang
memiliki daya saing global.
Macam macam teknologi pendidikan menurut davies (1972) ada tiga yaitu:
• Teknologi pendidikan yaitu mengarah pada perangkat keras, seperti LCD,
computer dan alat alat elektronik lainnya. Teknologi tersebut dapat
mengoptimalkan proses belajar mengajar.
• Teknologi pendidikan yaitu mengacu pada “perangkat lunak”yaitu
menekankan pentingnya batuan kepada pengajar. Jadi teknologi tersebut
menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau yang
memperbaharui yang sekarang.
• Teknologi pendidikan yaitu kombinasi antara dua teknologi “perangkat
keras” dan “perangkat lunak”.dalam hal ini berorientasi utamanya yaitu
kearah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat yang
ada disekitar. Teknologi pendidikan dapat dapat dikatakan sebagai
pendekatan pemecahan masalah.
7
b. Prinsip berorientasi pada mahasiswa berarti dalam pembelajaran
hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan
memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari mahasiswa.
c. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran
mahasiswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk
mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya.
Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang
menekankan pada aspek belajar mahasiswa. Keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidikan
adalah bagaimana mahasiswa dapat belajar, dengan cara
mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta
menggunakan segala macam sumber belajar. Dengan demikian
upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan
adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai
dengan ditandai dengan pengubahan dari istilah teknologi
pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi
teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa “Teknologi Pendidikan
adalah teori dan praktek dalam hal desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan
proses untuk belajar” (Barbara, 1994).
8
• Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung
pelajar, membantu pelajar, mengartikulasikan dan
mempresentasikan apa yang mereka ketahui.
• Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu
pendidikan/sekolah. Teknologi prndidikan dapat meningkatkan
efektifitas dan avisiensi proses balajar mengajar
b. Kekurangan teknologi pendidikan
• Pihak guru yang tidak bisa mengoprasikan/menguasai elektronika
akan tertinggal oleh siswa.
• Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang berkualitas untuk
bisa mempercepat inovasi sekolah, sedangkan realita masih kurang.
• Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah akan menghambat
masalah pendidikan.
• Siswa yang tidak mempunyai motifasi yang tinggi cenderung
gagal.
9
Pada fase ini, pembelajar (learner) atau dengan kata yang lebih
familiar: siswa diarahkan untuk menggunakan teknologi. Siswa berperan
pasif dalam fase ini dimana teknologi hanya digunakan sesuai dengan
arahan saja. Biasanya, pekerjaan yang dilakukan pada fase ini adalah
pekerjaan yang bisa berlangsung tanpa teknologi. UN CBT adalah contoh
dari fase ini dimana (sebagian) siswa menggunakan komputer untuk
mengerjakan ujian, walaupun siswa lain (yang secara infrastruktur belum
siap) tetap melakukan secara tertulis.
Fase 2 : Access
Perbedaan mendasar fase 2 dari fase 1 adalah ranah akses yang
lebih luas bagi siswa. Dengan fasilitas yang tersedia, siswa sebagai
pengguna bebas menjelajah informasi, mengakses halaman dan
berinteraksi dengan kelompok-kelompok khusus. Namun, akses masih
terbatas sesuai dengan yang ditentukan. Metode blended learning dapat
dijadikan contoh dimana siswa dapat mengakses informasi di situs daring
tapi tetap dalam lingkup akademik yang ditentukan tutor (guru).
Fase 3 : Mobile
Lingkup perangkat keras yang digunakan mulai berubah menjadi
seluler yang artinya siswa dapat mengakses atau melakukan pembelajaran
dimanapun, dalam keadaan tidak diam di satu tempat (mobile).
Fase mobile ini melibatkan kemauan dari siswa untuk menggunakan gawai
sebagai media belajar sehingga terjadi arus informasi terus-menerus. Heick
menggambarkan fase ini mulai menggantikan proses belajar tatap muka
tradisional.
Fase 4: Self-directed
Pada fase ini, siswa leluasa mengakses dan terlibat pembelajaran
secara aktif. Siswa mandiri mengarahkan pembelajarannya dengan
didukung oleh perangkat teknologi yang secara daring saling terhubung.
Dari segi pembelajaran, fase ini menandakan adanya motivasi intrinsik
yang tinggi untuk belajar sehingga siswa sendiri yang menentukan
kecepatan dan konten pembelajaran.
10
Keempat proses penggunaan teknologi di atas sebetulnya dapat kita
temukan sehari-hari. Namun, konteksnya masih sangat umum, bukan pada
pendidikan. Contohnya fase mobile bisa kita temukan dari riuhnya
aplikasi chatting atau sosial media dimana penggunanya saling bertukar informasi
secara aktif. Kalaupun ada penggunaannya dalam konteks pendidikan, sifatnya
bukan nasional di seluruh Indonesia, melainkan aplikasi tertentu saja yang
dimanfaatkan oleh sebagian orang. Situs seperti www.zenius.net , misalnya, telah
menyediakan konten pembelajaran (SD sampai SMA) yang dapat diakses secara
mandiri oleh siswa.
Tahapan-tahapan dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan antara
lain:
1. Analisis Kebutuhan
Pada tahap awal ini dilakukan identifikasi dan karakteristik awal
anak yang akan di awali berdasarkan tahap usia dan jiwa perkembangan,
analis terhadap lingkungan yang dimana kegiatan akan dilaksanakan
berdasarkan setting pendidikan formal serta mengidentifikasi SDM dan
aneka sumber belajar yang tersedia Analisis. Keterampilan Pada tahap ini
akan di analisis jenis kemampuan atau keterampilan apa saja yang akan di
berikan sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini berdasarkan
pada sejumlah potensi bawaan anak yang akan di kembangkan, yang
berhubungan dengan perkembangan emosional, kognitif, motorik dan
spiritual.
2. Menulis Tujuan
Menuangkan hasil analisis pada tahap kedua kedalam rencana
kegiatan agar mudah di aplikasikan. Menuliskan tujuan-tujuan didasarkan
atas kompetisi yang bersifat umum sampai kepada hal-hal yang bersifat
khusus yang merupakan indicator belajar.
3. Desain Pembelajaran
11
Kegiatan pada tahap ini berupa penentuan strategi atau pola
kegiatan yang akan dilaksanakan. Misalnya yaitu model pembelajaran
sastra dengan pengolaan kelas yang bersifat ”mofing class” dan metode
apa yang akan digunakan, dll.
4. Pengembangan Kelas
Dalam pengembangan bahan ada yang perlu kita perhatikan yaitu
minat, kebutuhan anak dan ketersediaan media yang dibutuhkan
Pelaksanaan Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
cara yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
5. Evaluasi
Kegiatan evaluasi harus berorientasi pada tujuan yang akan dicapai
dan mengunakan alat atau prosedur yang tepat seperti penilaian hasil
belajar melalui protofolio. Sehingga dengan ditawarkannya beberapa
tahapan-tahapan dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan akan
dapat memudahkan seseorang tenaga pendidik untuk bisa dijadikan dasar
sebagai pendorong dan dapat pula dikembangkan, sehingga lebih sesuai
dengan harapan.
12
personel angkatan bersenjata tersebut. Mulailah dikenal istilah teknologi kinerja
(performance technology).
Seusai perang dunia II mulai dikembangkan pengalaman di kalangan
angkatan bersejata tersebut untuk keperluan pendidikan dan pelatihan. Dalam
lingkungan sekolah dan perguruan tinggi mulai dibangun suatu lembaga yang
dipisahkan dari perpustakaan,d engan menyediakan dan mengembangkan media
pengajaran dan diberi nama Pusat Sumber Belajar (PSB). Program studi atau
keahlian dalam teknologi pendidikan mulai dibuka dibeberapa perguruan tinggi di
Amerika Serikat, Inggris dan Kanada.
Namun pendidikan dalam lingkungan sekolah ini lebih berorientasi teoritis
dan menganggap fungsinya adalah mempersiapkan peserta didik untuk masa depa
yang siap latih. Padahal dengan semakin berkembangnya kegiatan sosial-ekonomi
diperlukan tenaga yang kompeten lebih banyak dan cepat. Hal ini memicu tumbuh
dan berkembangnya lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pelatihan dan
kursus sebagai upaya pendidikan berkelanjutan yang bersifat terapan. Lembaga-
lembaga ini ada yang berdiri sendiri, namun banyak yang merupakan bagian dari
organisasi bisnis, industri dan publik, serta organisasi pemerintah. Untuk mereka
ini lebih tepat digunakan istilah “teknologi pembelajaran”, karena mereka lebih
berkepentingan dalam membelajarkan orang dalam lingkungan kerja mereka
sendiri atau pembelajaran untuk penguasaan suatu kompetensi tertentu.
Di Indonesia sendiri penerapan teknologi pembelajaran tidak jauh berbeda
dengan perkembangan seperti halnya di Amerika Serikat, hanya terpaut waktu
yang cukup lama. Perkembangan itu boleh dikatakan baru dikenal sekitar awal
tahun 1950, dengan didirikannya Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru
(BKTPG) dan Balai Alat Peraga Pendidikan (BAPP) di Bandung. BKTPG yang
sekarang menjadi Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis (P3G Tertulis)
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan penataran kualifikasi guru dengan
bahan pelajaran tertulis dengan berpegangan pada konsep belajar mandiri. BAPP
pada awal tahun 1970 diintegrasikan dengan Pusat Pengembangan Penataran Guru
bisang studi.
13
Kalau kita simak gambaran perkembangan tersebut, dapat kita simpulkan
bahwa mayoritas para tenaga kependidikan dan pembelajaran masih ada dalam
lingkaran terkecil Peragaan Ajaran atau lingkaran berikutnya Media
Pembelajaran. Mereka belum menyadari bahwa tuntutan perkembangan zaman
sekarang sudah pada lingkaran Teknologi Kinerja dan Teknologi Pembelajaran.
Dapat diibaratkan bahwa bila mereka itu bekarya dalam profesi kesehatan, masih
mengandalkan pada stetoskop dan tensimeter saja. Mereka belum menyadari
perlunya CT scan dan berbagai proses dan sumber yang canggih.
Beberapa bentuk penerapan teknologi pembelajaran secara menyeluruh,
yaitu yang meliputi semua komponen dan karena itu merupakan sistem dapat
dicontohkan sebagai berikut:
• Proyek percontohan sistem PAMONG (Pendidikan Anak oleh
Maysarakat, Orang tua dan Guru) di kabupaten Karanganyar, Surakarta
pada tahun 1974 dan disebarkan di kabupaten Malang dan Gianyar pada
tahun 1978
• Pemasyarakatan P4 melalui permainan yang diujicobakan di kabupaten
Batu, Malang
• Proyek Pendidikan Melalui Satelit (Ruyal Satellite Project) di perguruan
tinggi wilayah Indonesia bagian timur (BKSPT INTIM)
• Program Pendidikan karaktet memalui serial televisi ACI (Aku Cinta
Indonesia = Amir Cici Ito) = serial televisi pendidikan pertama (dan
terakhir)
• Program KEJAR Paket A dan B
• Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
• SLTP terbuka
• Universitas Terbuka
• Sistem Belajar Jarak Jauh yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga
pendidikan dan pelatihan
• Jaringan sistem belajar jarak jauh (Indonesian Distance learning Network
= IDLN) dan SEAMOLEC (SEAMOE Open Learning Center) yang
berkedudukan di Pustekkom Diknas.
14
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan
segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama . Pembelajaran di sekolah
seharusnya perlu menggunakan serangkaian peralatan yang mampu bekerja lebih
efektif dan efisien. Walaupun demikian peran guru tetap dibutuhkan di kelas, ia
sebagai desainer, motifator, pembimbing dan sebagainya dan tentunya sosok
individu harus tetap dihormati. Teknologi pendidikan sering kali diasumsikan
dalam persepsi yang mengarah pada masalah elektronika padahal konsep
teknologi mengandung pengertian yang luas. Pengertian Konsep menurut kamus
besar bahasa Indonesia konsep adalah rancangan. Jika dikaitkan dengan
pembelajaran maka dapat didefinisikan pengaturan program belajar yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dapat memilih
bahan dan kemajuan belajar. Sejarah singkat perkembangan konsep sejarah
perkembangan pendidikan telah berlangsung dari waktu yang lama sekali, banyak
pendapat dan kejadian sejarah yang mendasari awal perkembangan teknologi
pedidikan, terutama yang berkaitan dengan perkembangan intruksional.
Teknologi pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan, artinya ia
berkembang karena adanya kebutuhan dilapangan, dengan kata lain adalah
kebutuhan belajar. Penerapan teknololgi pendidikan dalam pembelajaran
dimaksudkan agar belajar lebih efektif, efisien, lebih banyak, lebih luas, lebih
cepat dan lebih bermakna bagi kehidupan orang yang belajar.
B. SARAN
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pembelajaran dalam hal pengembangan sistem pendidikan bagi pembaca. Dan
15
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, utamanya saya dan pembaca
sekalian
DAFTAR PUSTAKA
myneweducator.blogspot.co.id/2015/10/konsep-dasar-teknologi-
pendidikan.html?m=1
santoson111.blogspot.co.id/2015/09/teknologi-pendidikan.html?=1
m-arif-am.blogspot.co.id/2010/11/perkembangan-konsep-dan-penerapan-
teknologi-pendidikan.html?=1
https://www.scribd.com/mobile/document/39949594/perkembangan-konsep-dan-
penerapan-teknologi-pendidikan
https://www.slideshare.net/mobile/uweschaeruman/konsep-dan-penerapan-
teknologi-pendidikan
https://prezi.com/m/uv8mqk8spc67/perkembangan-konsep-dasar-teknologi-
pendidikan/
16