Anda di halaman 1dari 19

MENCIPTAKAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Teknologi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Bakti Fatwa Anbiya, M. Pd.

Disusun Oleh Kelompok 4:


Karima Fajriyati Sa’adah 2003016048
Tsalist Khoirul Ummah 2003016049
Muhammad Qowiyul Azam 2003016067

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan


sehingga dipermudah dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah SWT tentu kami tidak
akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Kami ucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
mampu menyelesaikan tugas pembuatan makalah sebagai tugas dari
mata kuliah Etika Profesi Guru dengan judul “Menciptakan
Teknologi Pembelajaran”. Terimakasih kepada semua pihak
khususnya kepada Bapak Bakti Fatwa Anbiya, M.Pd. yang telah
membimbing dan kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkonstribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik dan rapi.

Dalam pembuatan makalah ini tentu menyadari bahwa masih


jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan
didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, apabila ada banyak kesalahan
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semarang, 31 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Menciptakan ................................................................................. 3


B. Pengertian Teknologi Pembelajaran ............................................................... 3
C. Sejarah Perkembangan Teori dan Praktik Penciptaan Media ......................... 4
D. Penerapan Teknologi dalam Penciptaan Media.............................................. 7
E. Tingkat Kreativitas dalam Desain Penyampaian Pesan ............................... 10
F. Model ISD dan Pendekatan Alternatif trend dan topik menarik terkait
Creating ........................................................................................................ 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan
menciptakan, menggunakan dan mengelola proses teknologi yang tepat
sumber dayanya.
Manusia terlahir ke dunia ini dibekali oleh Allah SWT dengan akal
dan pikirannya sebagai cara untuk mempertahankan hidupnya. Dengan
demikian lahirlah teknologi-teknologi yang pada awalnya hanya berwujud
teknologi yang sederhana, kini semakin berkembang dan semakin canggih
pula diciptakan oleh manusia dengan memberikan kemudahan-kemudahan
sehingga semua aktivitas manusia dapat tercapai dengan mudah pula.
Jika kita melihat bagaimana histori teknologi dari zaman ke zaman
mengalami berbagai perubahan dan peningkatan. Teknologi adalah
perkembangan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan manusia.
Teknologi juga sebagai alat untuk pemanfaatan pengetahuan dan ilmu
pengetahuan. Teknologi dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan
efektifitas untuk produksi ataupun kegiatan untuk penggunanya. Dunia
pendidikan pun tidak luput dari integrasi teknologi dalam rangka
efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Teknologi dalam bidang pendidikan
juga harus dapat dikembangkan dengan baik demi terwujudnya kehidupan
bangsa yang cerdas yang tertuang dalam UUD 1945.
Teknologi merupakan salah satu pemecahan masalah dalam dunia
pendidikan, karena dapat menembus batas ruang dan waktu. Integrasinya
pun makin kuat pada masa globalisasi teknologi dapat menjadi sarana
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang sangat memiliki berbagai
pulau yang berjauhan dan terpisah-pisah serta ragam budaya. Pemecahan
masalah tersebut merupakan salah satu kepentingan dari teknologi
pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Menciptakan?
2. Apa pengertian Teknologi Pembelajaran?
3. Bagaimana sejarah perkembangan teori dan praktik penciptaan media?
4. Bagaimana Penerapan Teknologi Dalam Penciptaan Media?
5. Bagaimana Tingkat Kreativitas Dalam Desain Penyampaian Pesan?
6. Bagaimana Model ISD dan Pendekatan Alternatif Tren dan Topik
menarik terkait Creating?
C. Tujuan:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Menciptakan.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Teknologi Pembelajaran.
3. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Teori dan Praktik Penciptaan
Media.
4. Untuk Mengetahui Penerapan Teknologi Dalam Penciptaan Media.
5. Untuk Mengetahui Tingkat Kreativitas Dalam Desain Penyampaian
Pesan.
6. Untuk Mengetahui Model ISD dan Pendekatan Alternatif Tren dan Topik
menarik terkait Creating.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menciptakan
Ada beberapa definisi menciptakan menurut para ahli:
Menurut Conny R Semiawan: Menciptakan adalah modifikasi sesuatu yang
sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama
yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.1
Menurut Utami Munandar: Menciptakan adalah hasil interaksi antar
individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal
sebelumnya. Yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah
diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah,
keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.2
Serta pengertian menciptakan menurut KBBI:
1. Menciptakan artinya menjadikan sesuatu yang baru tidak dengan bahan.
2. Membuat atau mengadakan sesuatu dengan kekuatan batin.
3. Membuat (mengadakan) sesuatu yang baru (belum pernah ada, luar biasa,
lain dari yang lain).
B. Pengertian Teknologi Pembelajaran
Secara etimologis, kata teknologi (technology) berasal dari bahasa
Yunani techne yang berarti seni, kerajinan, atau keterampilan dan logia
yang berarti kata, studi, atau tubuh ilmu pengetahuan. Secara terminologis,
teknologi merupakan pengetahuan tentang membuat sesuatu. “Technology
is the application of knowledge for a practical purpose” (Spector, 2012: 5).
Maksudnya, teknologi adalah aplikasi pengetahuan untuk suatu tujuan
praktis.3

1
Conny R. Semiawan, Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana,
(Jakarta: Indeks, 2009), hlm 44.
2
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), hlm 12.
3
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), hlm. 24

3
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan dengan sengaja untuk
memfasilitasi belajar. “instruction is the intentional facilitation of learning
toward indentified learning goals” (Smith dan Ragan 2005: 4). Maksudnya,
Pembelajaran adalah fasilitasi belajar dengan sengaja menuju tujuan belajar
yang diinginkan. 4
Jadi, Menurut Duffy, McDonald, dan Mizell (2003: 5) mengatakan
bahwa teknologi pembelajaran adalah teknologi apa saja yang digunakan
oleh pendidik dalam mendukung efektivitas proses pembelajaran.5
C. Sejarah Perkembangan Teori dan Praktik Penciptaan Media
Pada awal adanya pendidikan, guru merupakan sumber untuk
mendapatkan informasi dan penjelasan. Namun dalam perkembangan
selanjutnya munculah buku sebagai media dalam pembelajaran. Pada 1657
seorang tokoh bernama Johan Amos Comenius tercatat sebagai orang
pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah.
Buku yang ditulis Johan Amos Comenius berjudul Orbis Sensualium Pictus
(Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1657.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman pendidik
mulai menyadari akan pentingnya media atau sarana belajar yang dapat
memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik melalui semua indra
terutama indra penglihatan dan pendengaran. Pada mulanya media hanya
dianggap sebagai alat bantu mengajar (teaching aids). Sekitar pertengahan
abad 20 alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model,
objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit,
motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Namun
setelah abad ke-20 mulai masuk teknologi audio. Alat bantu visual tadi kini
dikombinasikan dengan audio untuk menambah konkrit materi yang
diajarkan alat visual yang dilengkapi dengan audio kita kenal dengan audio
visual atau audio visual aids (AVA). Untuk lebih memahami bagaimana

4
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), hlm. 26
5
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), hlm. 30

4
peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi peserta
didik, Edgar Dale kemudian menggambarkannya dengan sebuah kerucut
yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale
cone of experience).
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat bantu audio visual, yang berguna sebagai penyalur pesan
atau informasi belajar. Tahun 1960-1965, para ahli mulai memperhatikan
siswa sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Pada saat itu teori
tingkah-laku (behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi
penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Dalam teorinya, mendidik
adalah mengubah tingkah laku siswa. Teori ini membantu dan mendorong
diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil
proses pembelajaran.
Pada tahun 1965-1970 pendekatan system (system approach) mulai
memperlihatkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan serta kegiatan
pembelajaran. Pendekatan system ini mendorong penggunaan media dalam
kegiatan pembelajaran dan juga program pembelajaran harus direncanakan
secara sistematis. Seiring dengan perkembangnya ilmu pengetahuan, media
belajar juga berkembang untuk memenuhi kompetensi yang harus terpenuhi
pada zaman ini, media pembelajaran semakin luas dan semakin interaktif.
Penemuan teknologi seperti komputer adalah sebuah penemuan yang
memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulasi di atas
sehingga pembelajaran akan lebih optimal. Diatas merupakan sejarah
singkat mengenai perkembangan media pembelajaran mulai dari yang
konvensional sampai yang modern seperti sekarang ini.6
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran
pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang

6
Rohani, Media pembelajaran, (Sumatra Utara: Universitas Isam Negeri Sumatra Utara,
2019), hlm. 8-9.

5
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif.
Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Muhammad Yaumi
(2018) membagi media ke dalam tujuh bagian, mulai dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks; realia, model, teks, visual, audio, video, dan
multimedia.
Realia sering tidak dipikirkan sebagai media karena dapat bersentuhan
langsung dengan pancaindra; melihat, mendengar, mencium, merasa, dan
meraba. Benda-benda seperti tumbuh-tumbuhan atau tanaman, binatang,
dan artefak lainnya dapat secara langsung dibawa kedalam ruang kelas atau
peserta didik dibawa langsung ke luar kelas untuk menyaksikan sendiri
benda-benda tersebut.
Model (benda pengganti) yang merupakan benda tiruan bersifat tiga
dimensi yang dapat disaksikan langsung oleh peserta didik. Benda-benda
seperti bola dunia (globe), anatomi manusia (panthom), dan lain-lain
merupakan model yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Teks merujuk pada huruf-huruf dan angka-angka yang biasa disajikan
dalam bentuk bahan cetak (printed materials), layar komputer, papan tulis,
dan pamflet. Bahan cetak seperti buku teks, modul, handout, lembar kerja
mahasiswa/siswa (lKM/lKS), dan lain-lain merupakan bentuk tampilan teks.
Begitu pula melalui layar komputer yang disajikan melalui presentasi
PowerPoint atau jenis tampilan lain yang menggunakan layar monitor. Teks
dapat pula disajikan melalui pajangan
Media lain yang umum digunakan dalam pembelajaran adalah visual
yang terdiri atas visual cetak, projektor, dan pajangan. Visual cetak
mencakup gambar, bagan, grafik, poster, dan karton. Visual projektor
terdiri atas overhead projector (OHP) dan PowerPoint untuk penyajian
bahan pembelajaran. Adapun visual pajangan mencakup papan tulis
whiteboard, papan multifungsi, dan papan buletin. Namun yang paling
umum digunakan dalam ruang kelas adalah papan tulis.

6
Media lain yang umum digunakan dalam kelas adalah Audio (dengar)
berupa suatu suara seperti suara manusia, suara hewan, suara mesin, suara
alam, dan suara berisik yang direkam atau yang asli. Namun yang umum
digunakan di dalam kelas atau suara-suara yang sudah direkam melalui
auditape dan compact disc (CD). Selain itu, terdapat pula media video yang
menampilkan gambar bergerak dengan menggunakan layar televisi atau
monitor komputer. Dan yang termasuk video adalah, videotape, DVD, dan
webcast. Semua format ini menampilkan gambar bergerak yang disertai
dengan suara.
Media yang terakhir adalah multimedia merupakan penggabungan dari
beberapa media teks, visual, audio, realia, dan model yang digunakan secara
bersama-sama yang biasa dikendalikan oleh komputer. Multimedia sering
juga digunakan untuk pembelajaran bahasa seperti dalam laboratorium
bahasa. dan pameran.7
D. Penerapan Teknologi Dalam Penciptaan Media
Penggunaan teknologi telah berjalan lama sesuai perkembangan dan
aspeknya. Eric Hasby membagi revolusi dalam pendidikan menjadi 4, yaitu:
pertama, saat masyarakat mendiferensiasikan peranan orang dewasa; kedua,
digunakannya tulisan sebagai sarana pendidikan; ketiga, ditemukannya
mesin cetak; dan keempat, penggunaan teknologi canggih sebagai
perkembangan bidang elektronik. Dari apa yang dialami ternyata bahwa
terdapat hubungan timbal balik antara teknologi dan pendidikan, lebih
khusus lagi dengan teknologi komunikasi.
Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu atau kualitas,
relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih
dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi adalah masalah kualitas, dan diharapkan hal ini dapat dipecahkan
melalui pendekatan teknologi pendidikan. Ada tiga prinsip dasar dalam

7
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), hlm. 11-12.

7
teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan
pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, berorientasi pada siswa, dan
pemanfaatan pada sumber belajar.
Pada umumnya yang dimaksud dengan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran ialah penggunaan intenet untuk
pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu
kegiatan pendidikan adalah bagaimana siswa dapat belajar dengan cara
mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan
segala macam sumber belajar. Upaya pemecahan masalah dalam pendekatan
teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal
ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi
pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi
pembelajaran dinyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan
praktik dalam hal rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,
dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar. Teknologi dalam
pembelajaran telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan
proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka
antara guru dan siswa baik di kelas maupun di luar kelas, sehingga teknologi
dalam pembelajaran diartikan sebagai media untuk mendistribusikan pesan,
termasuk sistem pos, siaran radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan
komputer. 8
Agar penggunaan teknologi dalam pembelajaran bisa tepat sasaran,
maka pengelola pendidikan harus mengetahui klasifikasi teknologi dalam
pendidikan, di antaranya teknologi tingkat rendah, media audiovisual,
format komputer, telekomunikasi dan teknologi lunak. Implementasi
teknologi dalam pendidikan dapat diterapkan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Pada Pendidikan Dasar (SD, MI, SDIT) dan Menengah (SMP, MTs,
SMPIT), teknologi diharapkan mempengaruhi peningkatan motivasi dan
penguatan pembelajaran di dalam kelas.

8
Sells, Barbara B. Richey, Rita C, “ Instructional Technology: The Definition and Domain
Field ( Washington: AECT, 1994), hlm. 98.

8
2. Pada Pendidikan Tinggi (Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi)
penggunanan teknologi dimaksudkan untuk merangsang dan memotivasi
mahasiswa dalam mengembangkan intelektualnya, sehingga dapat
mengembangkan penelitian dan pengembangan ilmu baik teoritis
maupun terapan.
3. Dalam Belajar Jarak Jauh, teknologi pendidikan diharapkan bisa menjadi
media perantara antara pelajar, guru, dan lembaga pendidikannya.
4. Dalam Pendidikan Luar Biasa, teknologi pendidikan diharapkan
berfungsi sebagai alat bantu bagi anak-anak yang mengalami kelainan.
5. Pada penyalenggaraan Diklat (Pendidikan dan Latihan), teknologi
menjadi alat bantu untuk menghasilkan tenaga terampil. 9
Media pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi
pengajar untuk menyampaikan materi pengajaran, meningkatkan kreatifitas
peserta didik dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan media peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar,
mendorong peserta didik menulis, berbicara dan berimajinasi semakin
terangsang. Dengan demikian, melalui media pembelajaran dapat membuat
proses belajar mengajar lebih efektif dan efesien serta terjalin hubungan
baik antara pengajar dengan peserta didik. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ristwawati (2017), penggunaan media pembelajaran
memberikan pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan motivasi peserta
didik, karena media pembelajaran menawarkan sesuatu yang inovatif dan
beragam dalam penyajian materi. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan
oleh Pratomo Aji Susilo (2014), media pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik. manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara pengajar dengan peserta didik sehingga
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada
beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985)
misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran
yaitu:

9
Sudjarwo, Teknologi Pendidikan, ( Surabaya: Erlangga, 1984), hlm. 34.

9
a) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
b) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
c) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
d) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
e) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
f) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
g) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar.
h) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.10
E. Tingkat Kreativitas Dalam Desain Penyampaian Pesan
Desain pesan meliputi “Perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik
dari pesan” (Grabowski, 1991: 206). Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip
perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik
dari pesan agar terjadi komuniksai antar pengirim dan penerima. Fleming
and Levie (1993) membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau symbol yang
memodifikasi perilaku kognitif, efektif dan fisikomotor. Desain pesan
berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti bahan
visual, urutan, halaman dan layer secara terpisah. Karakeristik lain dari
desain pesan ialah bahwa desain harus bersifat spesifik baik terhadap baik
terhadap medianya maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung arti
bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda tergantung pada apakah
medianya bersifat statis, dinamis atau kombinasi dari keduanya (misalnya,
suatu potret, film atau grafik computer). Juga apakah tugas tersebut meliputi
pembentukan konsep atau sikap, pengembangan keterampilan atau strategi,
atau hafalan (Fleming, 1987; Fleming dan Levie, 1993)11
Menyampaikan pembelajaran sesuai dengan konsep teknologi
pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan menyampaikan pesan

10
Fifit Firmadani, “Pembelajaran Berbasis Teknologi Sebagai Inovasi Pembelajaran Era
Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Pendidikan, hlm. 94-95.
11
Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan,(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 177-178.

10
kepada peserta didik oleh narasumber dengan menggunakan bahan, alat,
teknik, dan dalam lingkungan tertentu (Gafur, 1986:5). Agar penyampaian
pesan tersebut efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip desain pesan
pembelajaran yaitu:
1. Kesiapan dan motivasi
2. Penggunaan alat pemusat perhatian
3. Partisipasi aktif peserta didik
4. Pengulangan
5. Umpan balik
F. Model ISD (Instructional system design) dan Pendekatan Alternatif
Model ISD adalah Rancangan sistem pembelajaran yang merupakan
prosedur terorganisir yang mencakup langkah-langkah menganalisis,
merancang, mengembangkan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran. 12
Tingkat desain ini tingkat dimana seorang pendidik memikirkan suatu
desain yang akan di ajarkan terhadap peserta didik, yang dimana
membutuhkan keseriusan dalam menciptakan suatu bahan pelajaran di
dalam lingkungan belajar yang mampu membantu oleh pemikiran terhadap
desain apa yang dibuat, sebagaimana contohnya : dalam genre film sebuah
yang berkaitan dengan pendidikan, radio, dan televisi yang dimana sebuah
proses perencanaan yang dibantu oleh paradigma script dan menjadikan
pola pikir dalam sebuah media pembelajaran untuk membangun sebuah
kreatif peserta didik.
Dan ini dapat melalui proses yang akan di sampaikan di bawah ini sebagai
berikut :
1. Pendekatan sistem rancangan pembelajaran.
Pendekatan sistem ini adalah melalui proses perencanaan
pembelajaran yang menjadi langkah-langkah, yang dimana setiap
langkah adalah input dan menggunakan output terhadap proses
pembelajaran yang berupa analisis, dan analisis ini sering digunakan

12
Ahdar Djamaluddin dan Wardana, Belajar dan Pembelajaran, (Sulawesi Selatan: CV
Kaaffah Learning Center, 2019), hlm. 43.

11
sebagai jangka panjang yang mengacu pada tekhnik analisis yang
membangun dalam proses pembelajaran terhadap peserta didik.
2. Tahapan dalam proses ISD
Pertama tahap analisis adalah untuk menentukan apakah intruksi yang
di butuhkan sama sekali. Yaitu sebuah proses desain pengembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap. Analisis ini membutuhkan tingkatan
terhadap sebuah kekurangan kinerja di dalam menentukan sebuah
kebutuhan belajar, dan menentukan sebuah materi pembelajaran yang
dimana gunanya yang disebabkan kurangnya pengetahuan atau
keterampilan terhadap peserta didik.
Kedua tahap desain, adalah untuk menentukan sebuah urutan, strategi,
dan metode apa yang akan di ajarkan terhadap peserta didik, jadi pada
tahap ini dapat berpusat dan konstruktif terhadap pengetahuan peserta
didik yang dimana antaranya terhadap fase yang di kemukakan pendapat
teori MD Merrill ( 2002) :
a) Aktivitas pengalamannya.
b) Demonstrasi keterampilannya.
c) Penerapan keterampilan.
d) Integrasi keterampilan .
e) Masalah.
3. Tahap the stage pembangunan
Ketika pembangunan jangka yang di gunakan sebagai proses ISD
yaitu mengacu pada tahap dimana spesifikasi desain yang di hasilkan
untuk mengubah menjadi material yang dapat digunakan oleh peserta
didik. Yang mana di terima oleh peserta didik dapat mengembangkan
ISD sebagai pendukung di dalam belajarnya. Dan pengembangan ini
melakukan kegiatan evaluative pada tahap uji coba dan revisi di dalam
proses belajarnya. Sehingga dalam pengujian dan merivisi bahan baru
yang diberikan dapat di tingkatkan untuk produksi bahan akhir peserta
didik yang mengimplementasikan dalam standar proses belajar peserta
didik.

12
4. Tantangan pada antar muka desain, pengembangan dan produksi.
Pada pendapat kerr (1983) bahwa pemula ISD ini sering gagal dalam
menggunakan paling umum dari prosedur desain umum di bidang lain :
antaranya menghasilkan beberapa solusi, menerima atau menolak pada
beberapa dasar yang merupakan sebuah masalah dari desain yang secara
efektif untuk pendidik dan peserta didik, dimana untuk memberikan
sebuah pemahaman dalam ilmu pengetahuannya.
5. Melakukan produksi digital sendiri.
Yaitu menguasai sejumlah teknis dan proses, khususnya dalam
menggunakan mekanisme alat digital yang berupa subtansial, sehingga
tidak mengherankan dalam langka-langkah sebuah proses pengembangan
intruksional secara keseluruhan dalam proses mendesainer proses
pembelajaran.
6. Mendukung untuk melakukannya sendiri.
Mengisi kesenjangan antara keinginan untuk menciptakan suatu media
produk multimedia dan keterampilan teknik yang di pergunakan pada diri
sendiri yang melalui pembuatannya powerpoint dan sejenisnya.
7. Produksi outsourching.
Memberikan pertahanan kontraktor dalam mendesain pesan media
pembelajaran yang sifat bentuknya berkomunikasi dalam fungsionalnya
berupa bentuk keputusan yang di ambil oleh peserta didik.
8. Tahap implementasi.
Adalah tahap lingkungan belajarnya atau sistem yang telah di uji dan
di revisi yang bertujuan terhadap peserta didik yang berprestasi untuk
meningkatkan dengan berpikiran sendiri, bukan dengan kelompok, yang
mana pada mestinya melakukan setiap ruangan peserta didik.
9. Tahap evaluasi
Tahap ini adalah tahap evaluasi kepada formatif yang dimana
mengumpulkan data untuk meningkatkan sebuah produk pembangunan
selama pembangunan dan memvalidasi keberhasilan ide-ide yang mapan
dalam teknologi pendidikan.

13
Sedangkan tahap evaluasi sumatif ini adalah menentukan efektivitas
akhir dalam suatu program yang memberikan rasa reaksi kepuasan
peserta didik, pencapaian tujuan belajar, mentransfer belajar dalam
kehidupan yang nyata.
Tren dan Isu Terkait Creating (Menciptakan)
Pertama analog digital dilema, yang dilakukan terhadap persenjataan
lengkap media yang berupa (slide, kaset video, kaset, film, overhead, dll)
dalam memperluas digital media berbasis komputer, yang kedua kritik ISD
adalah tingkat dalam memilih metode pembelajaran atau tingkat filosofisnya
adalah berdasarkan prinsip psikologi kognitifnya, yang ketiga kompleksitas
rancangan pembelajaran dan otomatis kebutuhannya, seorang desainer dapat
berinteraksi terhadap peserta didiknya dengan melakukan tugas-tugas di
dalam pelatihan untuk melakukan perancanaan proyek, mengelolah proyek,
memilih media, mengembangkan storyboard pada proses belajar.
Kedua adalah Kritik ISD dari segi spesialis pelatihan perusahaan dan
dari segi akademisnya yang dengan berkomitmen untuk berpandang dalam
kontruktivitis belajarnya terhadap peserta didik dan pendidik.
Ketiga kompleksitas rancangan pembelajaran dan otomatis kebutuhan
bahwa telah di jelaskan sebelumnya menciptakan pembelajran CAI atau
lingkungan belajarnya ialah memerlukan belajar immersive dalam
mendukung sebuah kinerja yang menumbuhkan sebuah komunikasi dan
koordinasi antara tim peserta didik dan pendidik .13

13
A. Januszewski dan M. Molenda, Educational Technology: A Definition With
Commentary, 2008. Di Terjemahkan oleh: Google Francis: Taylor & Francis Group, LLC.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menciptakan adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep
baru. Teknologi pembelajaran adalah teknologi apa saja yang digunakan
oleh pendidik dalam mendukung efektivitas proses pembelajaran.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, yang dimaksud dengan media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ristwawati (2017),
penggunaan media pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan
untuk meningkatkan motivasi peserta didik, karena media pembelajaran
menawarkan sesuatu yang inovatif dan beragam dalam penyajian materi.
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratomo Aji Susilo (2014),
media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Agar penyampaian pesan tersebut efektif, perlu diperhatikan beberapa
prinsip desain pesan pembelajaran yaitu: Kesiapan dan motivasi,
Penggunaan alat pemusat perhatian, Partisipasi aktif peserta didik,
Pengulangan, Umpan balik.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat guna memenuhi tugas mata
kuliah Teknologi Pembelajaran. Kami mohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Aamiin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak dan Deni Darmawan. 2013. Teknologi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

A. Januszewski dan M. Molenda. 2008. Educational Technology: A Definition


With Commentary. Di Terjemahkan oleh: Google Francis: Taylor & Francis
Group, LLC.

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGraindo Persada.

Djamaluddin Ahdar dan Wardana. 2019. Belajar dan Pembelajaran. Sulawesi


Selatan: CV Kaaffah Learning Center.

Firmadani, Fifit. “Pembelajaran Berbasis Teknologi Sebagai Inovasi


Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0”. Jurnal Pendidikan.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:


Rineka Cipta.

Rohani. 2019. Media pembelajaran. Sumatra Utara: Universitas Isam Negeri


Sumatra Utara.

Sells, Barbara B. Richey, Rita C. 1994. “ Instructional Technology: The


Definition and Domain Field . Washington: AECT.

Semiawan, Conny R.. 2009. Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan


Bagaimana. Jakarta: Indeks.

Sudjarwo. 1984. Teknologi Pendidikan. Surabaya: Erlangga.

Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:


Prenadamedia Group.

16

Anda mungkin juga menyukai