Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN SISTEM DALAM TEKNOLOGI

PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

Disusun oleh :

 Ajeng Zanna Tirahna (8226121011)


 Septie Nurrokhmah (8226121012)
 Monika Meriana Simamora (8226121013)
 Hasanah Nadeak (8226121003)

Kelas : A-Teknologi Pendidikan 2022


Mata Kuliah : Landasan dan Kinerja Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. R. Mursid, M.Pd.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Landasan dan Kinerja Teknologi
Pendidikan, yaitu Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd. yang telah mengarahkan dan membimbing mata
kuliah ini.
Tugas Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok untuk menyajikan
berbagai referensi yang diketahui terkait materi-materi pada mata kuliah Landasan dan Kinerja
Teknologi Pendidikan. Makalah ini memaparkan tentang “Pendekatan Sistem dalam Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih ada kekurangan/kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk meningkatkan tugas
ataupun laporan tugas yang akan dikerjakan selanjutnya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah Landasan dan Kinerja Teknologi Pendidikan ini. Semoga makalah ini
membawa manfaat bagi pembaca ataupun penulis sendiri.

Medan, Oktober 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan....................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................2

2.1 Pengertian dan Ciri-Ciri Sistem.................................................................................................2

2.2 Pengertian Pendekatan Sistem...................................................................................................4

2.3 Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran..........................................4

2.4 Implementasi Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan..................................................8

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi pendidikan merupakan bidang ilmu yang bersifat aplikatif atau disebut juga pendidikan
praktis yang didasari teori-teori dari berbagai disiplin ilmu seperti komunikasi, pendidikan, psikologi, sosiologi,
dan ilmu digital. Heinich, Molenda dan Russell (1993) mendefinisikan teknologi pembelajaran sebagai
penerapan pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar dan mengajar.
Definisi serupa juga dinyatakan oleh Association for Educational Communications and Technology
(AECT) yang dikutip dari artikel wikipedia.com bahwa teknologi pendidikan merupakan "studi dan praktik etis
untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan
mengelola proses dan sumber daya teknologi yang sesuai". Teori dan praktek pendidikan ini meliputi desain,
pengembangan, pemanfaatan, manajemen, dan evaluasi proses dan sumber daya untuk belajar".
Jadi, teknologi pendidikan mencakup seluruh ilmu pendidikan terapan yang tidak hanya fokus pada
pemanfaatan peralatan, namun juga pada proses dan prosedur; teknologi pendidikan tidak semata-mata harus
menggunakan teknologi yang canggih, namun lebih kepada proses mengintegrasikan teknologi ke dalam
pendidikan dengan cara yang positif yang menyajikan lingkungan belajar yang lebih beragam dan cara belajar
siswa untuk menggunakan teknologi serta tugas sehari-hari mereka. Teknologi pendidikan merupakan solusi
yang memudahkan penyelenggaraan pendidikan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran, teknologi pendidikan memerlukan unsur
pendekatan sistem, yang terdiri dari 3 (tiga) prinsip dasar, yakni pemecahan masalah pendidikan/pembelajaran,
berorientasi pada siswa dan pemanfaatan sumber belajar secara maksimal. Pendekatan sistem ini merupakan
titik tolak proses penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan pendidikan
berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang ada. Selanjutnya, makalah ini akan membahas lebih detail tentang
“Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran”.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dan ciri-ciri sistem?
b. Apa pengertian pendekatan sistem?
c. Bagaimana pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan dan pembelajaran?
d. Bagaimana implementasi pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan?

1.3 Tujuan
a. Untuk memahami pengertian dan ciri-ciri sistem.
b. Untuk memahami pengertian pendekatan sistem.
c. Untuk memahami pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan dan pembelajaran.
d. Untuk mengetahui implementasi pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Ciri-Ciri Sistem


2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem merupakan sesuatu yang dibutuhkan dalam berbagai bidang dengan maksud agar tujuan
dalam bidang tertentu dapat tercapai dengan baik dan dijalankan dengan lancar. Dalam bahasa Latin,
sistem berasal dari kata “systema”, sedangkan dalam bahasa Yunani berasal dari kata “sustema, yang
artinya suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini menunjukkan
adanya interaksi.
Berikut adalah beberapa pengertian “sistem” menurut beberapa ahli :
a. Menurut Anwar Arifin (1992)
Sistem adalah sebuah kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian saling bergantung dan kait
berkait satu dengan lainnya.
b. Menurut Sutabri (2012)
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang
terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.
c. Menurut Sutarman (2012:13)
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam
satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.
d. Menurut Fathansyah (2015:11)
Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen
fungsional (dengan satuan fungsi dan tugas khusus) yang saling berhubungan dan
secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses tertentu”.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kesatuan beberapa
komponen, elemen atau unsur yang berinteraksi satu sama lain dan memiliki suatu tujuan tertentu yang
telah ditetapkan. Sistem merupakan suatu totalitas dari bagian-bagiannya yang saling berkaitan.

2.1.2 Ciri-Ciri Sistem


Setiap bidang tentunya memiliki ciri-ciri sistemnya masing-masing. Namun secara umum,
sistem yang baik memiliki 8 (delapan) ciri berikut :
a. Komponen Sistem

2
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lain; artinya
komponen-komponen tersebut bekerja sama untuk membentuk suatu kesatuan. Selain itu,
komponen tersebut terdiri dari beberapa bagian dari sistem atau subsistem di dalamnya.
b. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan batasan antara suatu sistem dengan sistem lainnya yang tidak
berhubungan atau berada di luar lingkungannya Batasan sistem tersebut memungkinkan sebuah
sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan sistem menampilkan ruang lingkup atau bidang
tertentu pada sebuah sistem.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar sistem adalah batasan dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.
Lingkungan bisa saja bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga, tetapi yang bersifat tidak
menguntungkan juga perlu dijaga dan dikendalikan, kalau tidak mengganggu kelangsungan operasi
dari sistem tersebut.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung sistem merupakan alat penghubung antara subsistem dengan subsistem lainnya yang
dapat memungkinkan sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.
Keluaran (output) dari subsistem ini nantinya akan menjadi input atau berupa masukan untuk
subsistem yang lainnya melalui penghubung.
e. Masukan Sistem atau input
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan pada suatu sistem tertentu yang bisa berupa
perawatan input dan signal input. Maintenance Input adalah energi yang dimasukkan agar sistem
bisa berjalan atau beroperasi dengan semestinya. Sedangkan signal input adalah energi yang
diproses untuk memperoleh keluaran atau hasil.
f. Keluaran sistem atau output.
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang telah diproses dan diklasifikasikan menjadi hasil
(output) yang bermanfaat dan juga hasil sisa pembuangan. Selain itu, output sendiri menjadi tujuan
dari keberadaan sistem.
g. Pengolah sistem
Suatu sistem menjadi sebuah pengolah yang mengubah masukan menjadi keluaran. Sistem produksi
mengolah bahan baku tersebut untuk dijadikan bahan jadi.
h. Sasaran sistem
Suatu sistem tentunya memiliki tujuan atau sasaran berupa objek. Tujuan dari sistem tersebut sangat
menentukan masukan yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang akan dihasilkan.

3
2.2 Pengertian Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan
melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem
diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa
permasalahan, untuk memahami hubungan bagian-bagian dalam masalah tersebut, serta kaitan antara
masalah tersebut dengan masalah lainnya. Dengan kata lain, pendekatan sistem mencoba menggali
elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan sesuai kebutuhan.
Menurut Budhiyanto (2017), pendekatan sistem merupakan suatu cara berpikir dengan
menggunakan konsep sistematik dan sistemik (menyeluruh). Pendekatan sistem dapat juga dikatakan
sebagai metode untuk mendeskripsikan suatu objek yang dideskripsikan, meliputi bagaimana
hubungan antar komponen yang satu dengan komponen yang lainnya yang menunjuk pada suatu hasil
secara keseluruhan. Pendekatan sistem memiliki beberapa karakteristik bila ditinjau dari tiga aspek
berikut:
a. Aspek Ontologi : pendekatan holistik (menyeluruh); mulai dari keseluruhan kemudian dibatasi;
dimulai dari latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh.
b. Aspek Epistemologi : menggunakan model untuk memudahkan analisis.; sifat keseluruhan
lebih diperhatikan daripada pendekatan analitik dan atomistik; logika sistem merupakan konsep
dasar dalam kegiatan inquiry (mencari tahu).
c. Aspek Aksiologi : menguraikan tercapainya tujuan sistem secara sistematik (runtut).

Penerapan pendekatan sistem memiliki beberapa manfaat, di antaranya :


● Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga
penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya terbatas akan dapat dihindari.
● Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari
pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
● Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih cepat dan objektif.
● Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program

2.3 Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


Membahas mengenai teknologi pendidikan, ada dua istilah yang sering digunakan, yaitu
Teknologi Pendidikan (Educational Technology) dan Teknologi Pembelajaran (Instructional
Technology). Kedua istilah ini banyak digunakan dalam literatur yang ditulis oleh para ahli di bidang
teknologi pendidikan secara bergantian. Ada yang menggunakan istilah teknologi pendidikan, dan ada
pula yang menggunakan teknologi pembelajaran walaupun dengan maksud yang sama. Menurut Seels

4
dan Richey yang diterjemahkan Dewi S. prawiradilaga (2000: 3-4) :"Mereka yang setuju dengan
istilah teknologi pembelajaran beralasan bahwa (1) kata pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi
teknologi; (2) karena kata pendidikan lebih sesuai untuk hal-hal yang berhubungan dengar sekolah
atau Iingkungan pendidikan. Istilah pembelajaran tidak hanya berhubungan dengan pendidikan TK
hingga SLTA, tetapi juga mencakup program pelatihan. Sebaliknya mereka yang setuju dengan istilah
teknolog pendidikan berdalih bahwa karena pembelajaran dianggap oleh banyak orang sebagai
bagian dari pendidikan, maka sebaiknya dipakai istilah pendidikan yang cakupannya lebih luas. Kata
pendidikan merujuk pada aneka ragam lingkungan belajar, termasuk belajar dirumah, disekolah,
ditempat kerja, sedangkan pembelajaran hanya merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan
lingkungan sekolah saja."
Penggunaan istilah teknologi pendidikan diartikan lebih luas dari istilah teknologi
pembelajaran, sedangkan penggunaan istilah teknologi pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi
teknologi. AECT (1986: 1-2) mengemukakan bahwa: Teknologi pendidikan adalah proses yang
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan masalah, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Adapun 'teknologi
pembelajaran adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu
mempunyai tujuan dan terkontrol, Teknologi pembelajaran adalah bagian dari teknologi pendidikan
berdasarkan pada konsep bahwa pembelajaran bagian dari pendidikan.
Kalau dipedomani kedua istilah tersebut, perbedaannya terletak pada situasi kegiatan belajar
yang mempunyai tujuan yang terkontrol untuk teknologi pembelajaran, sedangkan kegiatan teknologi
pendidikan terkait dengan semua upaya yang dilakukan untuk terjadinya proses belajar pada manusia,
tanpa harus dikontrol ketercapaian tujuannya. Dengan demikian, penggunaan kedua istilah itu pada
dasarnya terletak pada apakah kegiatan yang dilakukan itu dilakukan kontrol terhadap pencapaian
tujuan atau tidak. Jika dilakukan kontrol, maka kegiatan itu masuk pada kegiatan teknologi
pembelajaran, sedangkan jika dilakukan kontrol atau tidak dilakukan kontrol terhadap pencapaian
keberhasilannya, maka dia termasuk kepada kegiatan teknologi pendidikan. Meskipun demikian, saat
ini sering kedua istilah tersebut digunakan dengan maksud dilakukan kontrol atau tidak terhadap
ketercapaian tujuan.
Teknologi pendidikan mempunyai pendekatan yang unik berupa pengintegrasian secara
sistematis keseluruhan fungsi pengembangan dan pengelolaan untuk mencari cara-cara baru dalam
pemecahan masalah belajar. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam
bentuk semua sumber belajar yang didesain dan/atau dipilih dan/atau digunakan untuk keperluan

5
belajar. Sumber- sumber belajar ini diidentifikasi sebagai orang, pesan, bahan, peralatan, teknik dan
latar (lingkungan).
Teknologi pendidikan tidak hanya sekadar penerapan teknologi dalam pendidikan (penerapan
berbagai peralatan yang canggih dalam kegiatan pendidikan), tetapi teknologi pendidikan harus
mengkaji dan menelaah berbagai aspek, baik dari aspek kemanusiaan maupun dari aspek sosial dan
kemasyarakatannya, serta mengkaji dampak dari penerapan teknologi pendidikan itu sendiri.
teknologi pendidikan merupakan bidang ilmu yang merekomendasikan berbagai altenatif pemecahan
permasalah pembelajaran dan pendidikan, baik pada pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Teknologi pendidikan sebagai suatu bidang ilmu tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan dari
bidang ilmu lainnya untuk memalsimalkan fungsi teknologi pendidikan itu sendiri.
Proses analisis masalah, penentuan cara pemecahan, pelaksanaan dan evaluasi pemecahan,
masalah tersebut tercermin dalam fungsi pengembangan pendidikan dalam bentuk riset-teori, disain,
produksi, evaluasi-seleksi, logistik, pemanfaatan dan penyebarluasan/pemanfaatan. Proses
pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi-fungsi tercermin dalam fungsi pengelolaan
pendidikan yang meliputi pengelolaan organisasi dan pengelolaan personel. Hubungan antara unsur-
unsur ini dapat ditunjukkan dalam Model Kawasan Teknologi Pendidikan seperti berikut ini:

Kawasan Teknologi Pendidikan (AECT, 1997)


Dari paparan di atas, ada tiga prinsip yang digunakan dalam teknologi pendidikan yaitu :
berorientasi pada si-belajar, pendekatan sistem, dan pemanfaatan sumber belajar secara luas dan
maksimal. Ketiga prinsip tersebut menyarankan bahwa dalam proses belajar-mengajar, si-belajar
hendaknya bertindak sebagai pihak yang aktif dan dibuat aktif. Sedangkan teknologi pembelajaran
yaitu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi, untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah- masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan
dan terkontrol.

6
Dalam teknologi pembelajaran pemecahan masalah itu berupa komponen sistem pembelajaran
yang telah disusun dalam fungsi disain, atau seleksi, dan dalam pemanfaatan, serta dikombinasikan
sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini meliputi : pesan,
orang, bahan, peralatan, teknik dan latar.
Proses analisis masalah dan mencari cara pemecahan, implementasi dan evaluasi pemecahan
itu diidentifikasi melalui fungsi pengembangan pembelajaran yang meliputi riset-teori, disain,
produksi, evaluasi, pemilihan, pemanfaatan, dan penyebarluasan pemanfaatan. Proses pengerahan
atau koordinasi satu atau lebih fungsi ini diidentifikasi melalui fungsi pengelolaan pembelajaran
yang meliputi baik pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personel. Hubungan timbal balik
antar unsur-unsur ini ditunjukkan dalam model Kawasan Pembelajaran berikut ini:

Kawasan Teknologi Pendidikan (AECT, 1997)


Dari paparan di atas, maka prinsip dasar teknologi pembelajaran dalam upaya pemecahan
masalah-masalah belajar adalah sama dengan prinsip dasar dalam Teknologi Pendidikan yakni
pendekatan sistem, berorientasi pada si belajar, dan pemanfaatan sumber belajar secara maksimal.
Karena unsur pokok dalam Teknologi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran bukanlah peralatan
sebagaimana pengertian kebanyakan orang, tetapi lebih memfokuskan pada "belajar dan berbagai
sumber yang diperlukan untuk belajar". Kedua unsur ini yakni belajar dan sumber belajar, dalam
operasionalnya memerlukan kegiatan, dan unsur- unsur inilah yang akhirnya menjelma menjadi tiga
prinsip dasar Teknologi Pendidikan dan juga Teknologi Pembelajaran.
Setiap usaha pemecahan masalah yang dilandasi oleh Teknologi Pendidikan selalu dilandasi
dengan penerapan prinsip pendekatan sistem artinya masalah-masalah yang dipandang sebagai suatu
sistem atau dalam kaitan suatu sistem sehingga penanganan terhadap satu komponen harus
mempertimbangkan komponen-komponen lainnya secara integratif.
Dari uraian pendekatan sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran di
atas maka ada hubungan yang erat antara Teknologi Pendidikan dan juga Teknologi Pembelajaran
karena Teknologi Pembelajaran merupakan suatu sub-set Teknologi Pendidikan dimana Teknologi
Pendidikan sebagai suatu konsep yang lebih makro bergerak dalam semua aspek belajar, sedangkan

7
dalam Teknologi Pembelajaran sebagai sub-set Teknologi Pendidikan hanya bergerak dalam situasi
dimana belajar itu bertujuan dan terkontrol. Jika digambarkan dalam suatu diagram terlihat:

Ket. : TI = Teknologi Pembelajaran


TP = Teknologi Pendidikan

2.4 Implementasi Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan


Implementasi diadaptasi dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang
menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Wahab,
2008: 65) implementasi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau
kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijakan. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, bahwa pendekatan
sistem mempunyai implementasi untuk berbagai bidang, khususnya dalam bidang Teknologi
Pendidikan dan Sistem Pembelajaran. Dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Pembelajaran,
implementasi dari pendekatan sistem itu adalah memandang sumber belajar sebagai suatu sistem.
Maksudnya, semua komponen sumber belajar baik pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar
harus dipandang sebagai satu totalitas yang saling berkaitan satu sama lain, sehingga memiliki efek
sinergistik dalam pemecahan masalah-masalah belajar. Implementasi kedua adalah adanya
pengembangan model-model desain Sistem Instruksional atau Sistem Pembelajaran.
Model desain pembelajaran yang dikembangkan telah banyak dikemukakan oleh para ahli
diantaranya antara lain :
1. Model Briggs
Model desain pembelajaran Briggs berorientasi pada rancangan sistem dengan sasaran guru.
Karena guru yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional dan yang akan menjadi tim
pengembang instruksional.
Berikut ini merupakan langkah-langkah model pembelajaran Briggs (Prawiradilaga, 2007),
yaitu:
a. Penentuan Tujuan.
Langkah ini merupakan tahapan awal dalam menentukkan identifikasi tujuan yang ingin
dicapai oleh siswa.

8
b. Perincian Tujuan.
Pada tahapan ini dilakukan dengan tujuan yang telah diidentifikasikan secara rinci berdasarkan
ketrampilan-ketrampilan apa yang akan dimiliki oleh siswa.
c. Rumusan Tujuan.
Tahapan ini dilakukan dengan merumuskan merinci rumusan kedalam satu kalimat pertanyaan
yang mengandung tingkat kemampuan yang dimiliki siswa selama dalam proses pembelajaran.
d. Analisis Tujuan.
Pada tahapan ini dilakukan menggunakan tujuan-tujuan yang dianggap sering ditemukan pada
tingkat kegagalan setelah itu diganti dengan tujuan-tujuan yang lebih rasional pada tingkat
keberhasilannya.
e. Penyiapan Evaluasi Hasil Belajar.
Pada tahapan ini dilakukan setelah hal-hal diatas telah dilaksanakan. Setelah itu, menyiapkan
evaluasi hasil belajar yang dilakukan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
memenuhi syarat evaluasi belajar yang mampu menilai apa yang seharusnya dinilai.
f. Sekuen dan Jenjang Belajar.
Tahapan ini dilakukan sebagai persiapan bagi guru yang bertujuan untuk memprediksi kegiatan
apa yang akan dilakukan di kelas.
g. Penentuan Kegiatan Belajar.
Tahapan ini dilakukan setelah tindakan prakiraan kegiatan. Setelah itu, guru menentukan
bentuk kegiatan belajar yang ingin dilakukan. Tujuan kegiatan ini adalah agar segala yang
dilakukan dapat tercapai. Tahapan kegiatan ini dilakukan oleh guru dan tim pengembang
pembelajaran. Guru melakukan pemilihan media, pelaksanaan kegiatan belajar, dan evaluasi.
Sedangkan tim pengembang melakukan penentuan stimulus, pemilihan media, penentuan
kondisi belajar, perumusan strategi, pembelajaran, pengembangan media pembelajaran,
evaluasi formatif, dan penyusunan pedoman pemanfaatan.
h. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan yang Direncanakan.
Tahapan ini dilakukan setelah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru sebagai individu dan
sebagai tim telah melakukan monitoring atau pengawasan terhadap kegiatan yang
direncanakan. Hal ini bertujuan agar terindentifikasinya kegagalan atau keberhasilan tingkat
mengajar guru.
i. Evaluasi Formatif.
Tahapan ini dilakukan untuk menilai apakah tingkat keberhasilan pembelajaran dapat diukur.
Tahap ini terdapat proses uji coba dan revisi, yang dimaksudkan adalah kegiatan yang dianggap
gagal akan terlihat hasilnya dan diperbaiki kembali agar kegagalan yang dialami siswa dapat
diminimalisir.

9
j. Evaluasi Sumatif.
Tahapan ini dilakukan setelah seluruh rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir telah selesai
dilakukan, yang bertujuan agar penilaian lebih meluas karena yang diukur adalah kegiatan
pembelajaran awal pertemuan hingga akhir pertemuan untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa terhadap materi-materi secara total.

2. Model Banathy
Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang
dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar
mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama
lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Model pengembangan
sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran.
Berikut ini merupakan langkah-langkah model desain pembelajaran Banathy yaitu :
a. Merumuskan tujuan
Dalam langkah ini guru harus merumuskan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
setelah mengikuti program pengajaran tertentu.
b. Mengembangkan test
Dalam mengembangkan evaluasi ini perlu didasarkan pada tujuan instruksional yang telah
dirumuskan.
c. Menganalisis kegiatan belajar
Dalam langkah ini perlu dirumuskan kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam
rangka mencapai tujuan.
d. Mendesain sistem instruksional
Dalam langkah ini ditetapkan jadwal dan tempat dari masing-masing komponen instruksional.
Seluruh komponen instruksional yang telah dirumuskan perlu ditetapkan sebagai suatu sistem
pengajaran.
e. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil
Dalam langkah ini sistem instruksional yang telah didesain perlu diujicobakan dan
dilaksanakan, selain itu juga perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai
peserta didik.
f. Mengadakan perbaikan
Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back) dalam
rangka mengadakan

10
3. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Langkah-langkah model desain pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah
pokok yaitu:
a. Perumusan tingkah laku dan kemampuan kompetensi yang akan dimiliki oleh siswa. Sebelum
melakukan proses pembelajaran, guru harus merumuskan tingkah laku dan kompetensi yang
nantinya akan di miliki oleh siswa dalam setelah melakukan proses pembelajaran, satu rumusan
untuk satu tingkah laku dan kompetensi.
b. Perumusan alat evaluasi atau tes
Perumusan alat evaluasi ini ditujukan untuk mengukur dan menilai sampai berapa jauh
kemampuan yang telah dikuasai siswa, yang akan dibuat acuan untuk merumuskan apa yang
harus dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan
untuk melakukan pre-test dan post test, yang nantinya dapat memberi informasi seberapa jauh
pemahaman siswa tentang materi yang nantinya akan disampaikan.
c. Perumusan kegiatan belajar
Guru menetapkan kegiatan belajar yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, penentuan
kegiatan belajar dilakukan dengan bertahap. Tahapan pertama menentukan seluruh kegiatan
yang di mungkinkan dilakukan oleh siswa. Tahap kedua mengeliminasi kegiatan yang tidak
sesuai dengan tujuan. Tahap terakhir menentukan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran.
d. Menentukan program kegiatan
Setelah kegiatan belajar diputuskan, maka selanjutnya untuk memastikan tercapainya kegiatan
belajar tersebut dilakukan, harus ditentukan program kegiatan yang menjamin terlaksananya
kegiatan belajar. Semisal menentukan program kegiatan berupa presentasi makalah kelompok,
maka yang harus dilakukan adalah menentukan materi presentasi, pembagian anggota
kelompok, mencari referensi, menentukan sistematika presentasi, menentukan media yang akan
dipakai dalam presentasi, penentuan waktu presentasi makalah kelompok, menentukan tempat
presentasi.
e. Implementasi program kegiatan
Langkah terakhir yaitu langkah implementasi program kegiatan seperti pre-test, melakukan
proses pembelajaran, post-test, langkah terahir ini juga dilengkapi dengan evaluasi, evaluasi
dilakukan untuk mengoreksi seberapa berhasilnya model desain pembelajaran yang telah
dilakukan, evaluasi dilakukan dengan mencari kelemahan dan kelebihan dari model desain
pembelajaran yang telah dilakukan.

11
4. Model Kemp
Model Jerold E. Kemp merupakan model desain pembelajaran yang dirancang pada bagian
awal pendidikan bertujuan untuk memberikan bimbingan kepada peserta didiknya untuk berfikir
tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran.
Adapun langkah-langkah model desain pembelajaran Jerold E. Kemp adalah sebagai berikut.
a. Menentukan tujuan secara umum yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
b. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. hal ini dimaksudkan untuk mengetahui latar
belakang pendidikan dan sosial budaya siswa dalam mengikuti pembelajaran, serta mencari
langkah-langkah yang sekiranya perlu diambil.
c. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur. dalam hal ini guru
dapat menyusun terhadap pemilihan materi/bahan ajar yang sesuai.
d. Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah
ditentukan atau dirumuskan.
e. Guru melakukan test awal pada siswa. hal ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat
kemampuan awal yang dimiliki siswa terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang akan
dilakukan. dengan demikian, guru dapat mengetahui lebih awal kemampuan siswa.
f. Pemilihan strategi belajar mengajar, sumber belajar dan media pembelajaran yang tepat, efisien,
ekonomis, praktis dan mudah didapat di sekitar.
g. Menentukan sarana dan prasarana sebagai faktor penunjang kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
h. Melakukan evaluasi. dalam hal ini, siswa diberi test berupa soal essay, maupun isian dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dan mengukur keefektifan metode/strategi
yang telah digunakan.

5. Model Gerlach and Ely


Gerlach and Ely mendesain sebuah model pembelajaran yang cocok digunakan untuk segala
kalangan termasuk untuk pendidikan tingkat tinggi, karena di dalamnya terdapat penentuan strategi
yang cocok digunakan oleh pendidik dalam menerima materi yang akan disampaikan.
Langkah-langkah model desain pembelajaran Gerlach and Ely adalah :
a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Specification Of Objectives)
b. Menentukan Isi Materi (Specification Of Content)
c. Penilaian kemampuan awal siswa (Assessment Of Entering Behaviors)
d. Menentukan strategi (Determination of strategy)
e. Pengelompokan Belajar (Organization of Groups)
f. Pembagian waktu (Allocation Of Time)

12
g. Menentukan ruangan (Allocation Of Space)
h. Memilih Media (Allocation Of Resources)
i. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation Of Performance)
j. Menganalisis Umpan Balik ( Analysis Of Feedback)

6. Model ADDIE
Salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar
desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini,
sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu Analysis, Desain, Development,
Implementation, dan Evaluation.
7. Model Dick and Carey
Langkah-langkah utama dari model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick
& Carey adalah
a. mengidentifikasi tujuan instruksional,
b. melakukan analisis instruksional,
c. menganalisis karakteristik mahasiswa dan konteks,
d. merumuskan tujuan instruksional khusus,
e. mengembangkan instrumen penilaian,
f. mengembangkan strategi instruksional,
g. mengembangkan dan memilih bahan instruksional yang sesuai,
h. merancang dan melakukan evaluasi formatif,
i. melakukan revisi pembelajaran, dan
j. merancang dan melakukan evaluasi sumatif

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian dalam pembahasan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem merupakan kesatuan beberapa komponen, elemen atau unsur yang berinteraksi satu
sama lain dan memiliki suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Sistem merupakan suatu
totalitas dari bagian-bagiannya yang saling berkaitan.
2. Ciri-ciri sistem diantaranya memiliki komponen, batasan (boundary), lingkungan luar sistem,
penghubung sistem, masukan atau input, keluaran atau output, pengolah sistem dan sasaran
sistem.
3. Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan
melihat masalah secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem.
4. Pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran memiliki hubungan
yang sangat erat karena teknologi pembelajaran merupakan suatu sub-set teknologi pendidikan
itu sendiri.
5. Implementasi pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan dapat dilihat dalam 2 (dua) hal,
yaitu :
a. Sumber belajar sebagai suatu sistem. Maksudnya, semua komponen sumber belajar baik
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar harus dipandang sebagai satu totalitas yang
saling berkaitan satu sama lain, sehingga memiliki efek sinergistik dalam pemecahan
masalah-masalah belajar.
b. Penerapan berbagai model desain (pengembangan) sistem pembelajaran.

2.2 Saran
Pendekatan sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran merupakan dua hal yang
berkaitan erat, tidak dapat dipisahkan dan harus dijadikan sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan
pembelajaran di suatu lembaga. Seorang Teknolog Pendidikan harus mampu berpikir secara sistemik
yaitu berpikir secara menyeluruh dalam berbagai perspektif.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budhiyanto. (2017). Pengertian Pendekatan Sistem. diakses pada 15 Oktober 2022 dari
https://www.pengertianilmu.com/2017/05/pengertian-pendekatan-sistem.html

Budianto. (2013). Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional, 1 (1),
41-48 diakses pada tanggal 18 Oktober 2022 dari
https://www.academia.edu/11517789/Pendekatan_Sistem_dalam_Teknologi_Pendidikan_dan_
Sistem_Instruksional

Elviya, Nur Fitri. Model Desain Pembelajaran. diakses pada 18 Oktober 2022 dari
https://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/19/model-desain-pembelajaran/

Fathansyah. (2015). Basis Data. Bandung: Informatika Bandung.

Mulachela, Husen. (2022). Sistem, Teori dan Cirinya. diakses pada 15 Oktober 2022 dari
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61f37503ef773/sistem-adalah-suatu-kesatuan-berikut-teori-
dan-cirinya

Prawiradilaga, Dewi Salma. (2007). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Seels, Barbara B. & Richey. Rita C. Richey . 2000. Teknologi pembelajaran Definisi dan Kawosoutya
Terjemahan Dewi S. prawiradilaga, R. Rahardjo, Yust:fhadi Miarso. Jakarta: IpTpI & LPTK

Sutarman. (2012). Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Syafril, dkk. (2018). Teknologi Pendidikan: Peningkatan Kualitas dan Akses Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media Group.

Wahab, Abdul. (2008). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang : Universitas Muhammadiyah
Malang Press.

15

Anda mungkin juga menyukai