Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI

Dosen : Drs. Ajat Sudrajat,M.Pd

Disusun oleh :

 Sunaryo Syarifatuloh 021.86208.012050

 N. Khofifah 021.86208.012007

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SILIWANGI GARUT

Jln. Raya Tutugan No 117 Leles – Garut 2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah
sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, serta para sahabatnya.
Dengan penuh rasa syukur yang sebesar besarnya, Alhamdulillah kami dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok mata kuliah “PERENCANAAN
PEMBELAJARAN PAI”. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada bapak dosen
yang telah memberikan kami tugas ini, kami jadi bisa lebih memahami materi tentang
“MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL”. Kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini baik penulisan


maupun isinya masih banyak kekurangan, maka dari itu kami sangat menerima
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan kami
dalam menulis makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Garut, 5 April 2023

Kelompok 11
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................ 3
A. Latar Belakang................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 4
A. Pengertian Sistem Instruksional..................................................................... 4
B. Pendekatan sistem dalam perencanaan pembelajaran..................................... 4
C. Dasar-dasar sistem instruksional..................................................................... 4
D. pengembangan sistem dan desain instruksional............................................. 5
E. model pengembangan instruksional................................................................ 6
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 7
A. Kesimpulan..................................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 8
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekarang ini perkembangan teori tentang bagaimana siswa belajar,


berkembanglah berbagai cara metode atau media belajar, ditemukannya metode-
metode belajar baru, telah mendorong para pendidik untuk mencari pendekatan baru
dalam mengembangkan sistem dan didesain instruksional. Pendekatan baru ini
didasarkan atas kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hall yan
sangat kompleks, terdiri dari atas banyaknya komponen yang satu sama lain berkaitan
dan harus bekerja sama secara baik untuk menghasilkan pencapaian yang baik.
Pengembangan perencanaan untuk tujuan tersebut yang sekarang mendapatkan
perhatian besar adalah yang didasarkan atas konsep sistem. Konsep sistem ini
menurut Kemp (1977,p.6) “refers to the terhnleal integration of men and machine”.

Konsep pendekatan sistem (systems approach) ini membedakan mana saja tugas yang
paling baik bilamana dikerjakan oleh manusia, dan mana yang paling baik bila
dikerjakan oleh mesin. Diterapkan pada kegiatan Pendidikan, konsep pendekatan
sistem pada hakekatnya adalah proses untuk menemukan suatu cara untuk
memecahkan problem Pendidikan dan mencari alternatif pemecahannya. Untuk
memahami hall tersebut berbagai model pengembangan sistem instruksional telah
dikembangkan pada saat ini, berikut akan diuraikan mengenai definisi, dasar dan
model pengembangan sistem instruksional.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah:

a. Apa pengertian sistem Instruksional?

b. Bagaimanakah Pendekatan sistem Instruksional dalam Pembelajaran?


c. Seperti apa Konsep Dasar sistem Instruksional?

d. Bagaimanakah pengembangan sistem dan desain instruksional?

e. Apa saja Model Pengembangan Instruksional?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan masalah dalam makalah ini adalah:

a. untuk mengetahui pengertian sistem instruksional;

b. untuk mengetahui Pendekatan sistem Instruksional dalam Pembelajaran;

c. untuk mengetahui Konsep Dasar sistem Instruksional ;

d. untuk mengetahui pengembangan sistem dan desain instruksional;

e. untuk mengetahui model-model pengembangan sistem instruksional.

D. Manfaat Penulisan

Dari penulisan makalah ini maka diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
memiliki kepentingan dalam memahami pembahasan ini dan untuk menambah
wawasan pembaca.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian sistem instruksional


A. KONSEPSI DASAR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Ada banyak sekali konsepsi dasar tentang pengembangan sistem intruksional yang
dapat kita jumpai dalam berbagai kepustakaan, yang rumusannya saling berbeda.
Untuk memperoleh pengertian yang komprehensif, berikut ini diberikan beberapa
konsepsi dasar yakni:

* AECT (1979: 20) mendefenisikan sebagai berikut:

Pengembangan pembelajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dalam desain,


produksi, evaluasi, dan pemanfaatan sistem pembelajaran yang lengkap termasuk
komponen-komponennya dan contoh manajemen penggunaannya.

* AETT (dalam Miarso, 1988: 8) mendefenisikan bahwa:

Pengembangan instruksional adalah pengembangan sumber-sumber belajar secara


sistematik agar dapat terjadi perubahan perilaku.

* Ely (1978: 4) mendefenisikan bahwa:

Pengembangan sistem instruksional adalah suatu proses secara sistematis dan logis
untuk mempelajari problem-problem pengajaran, agar mendapatkan pemecahan yang
teruji validitas dan praktis bisa dilaksanakan.

Dari beberapa konsepsi dasar tentang pengembangan sistem instruksional,


maka dapat ditarik kesimpulan. Pengembangan sistem pembelajaran adalah suatu
pola atau rencana yang sistematis dalam menilai, mendeskripsikan, mengidentifikasi,
mengembangkan serta menggunakan komponen-komponen sistem pembelajaran
(peserta didik, tujuan, materi, media, metode, dan evaluasi) demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang diharapkan.

B.PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Sebagai bagian dari teknologi pendidikan, pengembangan sistem instruksional


tentunya mempunyai prinsip dasar yang sama dengan teknologi pendidikan, yakni:
berfokus pada siswa, menggunakan pendekatan sistem, dan berupaya memaksimalkan
penggunaan berbagai sumber belajar.

Ø Berfokus pada siswa

Prinsip ini memandang bahwa, dalam rangka penerapan pengembangan sistem


instruksional, siswa adalah sentral kegiatan pembelajaran. Prinsip ini juga memandang
bahwa dalam setiap proses pembelajaran, siswa hendaknya bertindak sebagai pihak
yang aktif dan dibuat aktif. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa guru adalah pihak yang
pasif. Keduanya harus bertindak aktif.

Ø Pendekatan sistem

Prinsip ini memandang bahwa masalah belajar adalah suatu sistem. Maksudnya,
penanganan terhadap satu komponen pembelajaran dalam rangka pelaksanaan
pengembangan sistem instruksional harus pula mempertimbangkan integrasi
komponen yang lain sehingga diperoleh efek yang sinergistik untuk memecahkan
masalah-masalah belajar.

Ø Pemanfaatan sumber belajar secara maksimal

Prinsip ini memandang bahwa semua komponen sumber belajar baik pesan, orang,
bahan, peralatan, teknik, dan latar harus dimanfaatkan secara luas dan maksimal
dalam rangka memecahkan masalah-masalah belajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.

C. TINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Beberapa tingkatan pengembangan sistem instruksianal dapat kita lihat sebagai


berikut:

* Tingkatan Sistem

Pengembangan sistem instruksianal tingkatan sistem ini dimaksudkan untuk


menghasilkan sistem pembelajaran yang besar. Kegiatan biasanya berangkat dari nol,
yakni tidak adanya sistem tersebut sampai dengan dihasilkannya suatu sistem.
Kegiatan ini didahului dengan kegiatan awal yang mendalam dan menyeluruh, yang
meliputi: analisis kebutuhan, analisis topik, serta analisi tugas. Kegiatan ini tidak hanya
berbicara masalah pembelajaran saja tetapi juga masalah pendidikan secara
keseluruhan. Masalah yang mendorong dilakukannya kegiatan ini bukan hanya
sekedar masalah pembelajaran, melainkan keseluruhan sistem pendidikan dan latihan
yang dihadapi oleh lembaga yang bersangkutan. Sedangkan sistem pendidikan/latihan
yang menyeluruh itu meliputi masukan mentah (siswa/peserta), jumlah dan
kualifikasinya; masukan instrumental (kurikulum/program, fasilitas, dana, dan lainnya);
proses/pelaksanaan kegiatan pendidikan/latihan itu sendiri; serta hasil itu yang sesuai
dengan tujuan dan kebutuhan. Oleh karena itu kegiatan ini melibatkan banyak orang
terdiri dari ahli teknologi pembelajaran, ahli bidang studi, guru, dan sebagainya.

* Tingkatan Kelas

Pengembangan sistem instruksianal tingkat kelas ini pada hakikatnya adalah


merupakan penjabaran lebih lanjut dari pengembangan sistem instruksianal tingkatan
sistem untuk dilaksanakan dalam tingkatan kelas. Dengan kata lain, pengembangan
sistem instruksianal tingkatan kelas ini adalah identik dengan penyusunan persiapan
mengajar oleh guru untuk satu atau lebih topik tertentu. Kegiatan awalnya sangat
sederhana, biasanya berupa penilaian tingkat kemampuan awal siswa. Pada
pengembangan sistem instruksianal tingkatan kelas ini diasumsikan bahwa
kurikulum/program pembelajaran, fasilitas, siswa/peserta latihan, pengajar, dan
sebagainya.

* Tingkatan Produk

Tujuan pengembangan sistem instruksianal tingkatan produk ini adalah untuk


memproduksi satu atau lebih produk pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, kegiatan
ini didahului dengan mengkaji masalah-masalah pembelajaran yang ada untuk
mengetahui masukan yang diperlukan. Hasil kegiatan ini berupa paket pembelajaran
seperti modul, media audiovisual, dan lain-lain bahan belajar yang bentuknya
disesuaikan dengan karakteristiknya.

* Tingkatan Organisasi

Pengembangan sistem instruksianal tingkat organisasi ini dimaksudkan tidak hanya


untuk meningkatkan pembelajaran, tetapi juga memodifikasi atau mengubah
organisasi dan personil suatu lembaga atau organisasi ke situasi yang baru agar
efektivitas dan efisiensi organisasi tersebut meningkat.

Kegiatan ini diawali dengan bertolak dari analisis pekerjaan, atau analisis isi ajaran.
Analisis ini akan menghasilkan emat kemungkinan, yakni: (1) perlunya diklat khusus
diluar pekerjaan karena ada sejumlah kemampuan yang belum dikuasai, (2) perlunya
latihan dalam jabatan karena ada sejumlah kemampuan khusus yang harus dikuasai,
(3) perlunya ada pengawasan dan pembinaan yang ketat dalam pelaksanaan pekerjaan
karena dituntut adanya ketepatan perbuatan dalam suatu tugas.

D. MODEL-MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Model-model pengembangan sistem pembelajaran ini sangat beragam sesuai dengan


tingkatan sistem, tingkatan hasil, tingkatan kelas maupun tingkatan organisasi. Oleh
karena itu, dalam makalah ini pemakalah hanya menyajikan beberapa contoh model
pengembangan sistem pembelajaran beserta langkah-langkahnya. Berikut ini akan
diuraikan lebih lanjut model-model tersebut beserta langkah-langkahnya sebagai
berikut:

Merevisi kegiatan instruksional

Model Dick and Carey sebagai berikut :


Gambar 1.1 Model Dick & Carey

(Diadaptasi dari Gagne, 1988: 22)

Model ini terdiri dari 10 (sepuluh) langkah, yakni:

1. Mengenali tujuan pengajaran.

2. Melakukan analisa pengajaran.

3. Mengenali tingkah laku masukan dan ciri-ciri siswa.


4. Merumuskan tujuan performasi.

5. Mengembangkan buti-butir tes acuan patokan.

6. Mengembangkan siasat pengajaran.

7. Mengembangkan dan memilih material pengajaran.

8. Merancang dan melakukan penilaian formatif.

9. Merevisi pengajaran.

10. Melakukan penilaian sumatif.

§ Model PPSI sebagai berikut :

Gambar 1.2 Model PPSI

(Diadaptasi dari Kanwil P&K Prov. DIY (dalam Harjanto, 2006: 122)

Model ini terdiri dari 5 (lima) langkah, yakni:

1. Perumusan tujuan.

2. Pengembangan alat evaluasi.

3. Menentukan kegiatan belajar.


4. Merencanakan program kegiatan.

5. Melaksanakan program.

§ Model Bela H. Banathy sebagai berikut :

Gambar 1.3 Model Bela H. Banathy

(Diadaptasi dari Banathy, 1968)

Model ini terdiri dari 6 (enam) langkah, yakni:

1. Merumuskan tujuan.

2. Mengembangkan tes.

3. Menganalisis kegiatan belajar.

4. Mendesain sistem instruksional.

5. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil.

6. Mengadakan perbaikan.

BAB III

PENUTUP
A. Simpulan

AETT (dalam Miarso, 1988: 8) mendefenisikan bahwa: Pengembangan instruksional


adalah pengembangan sumber-sumber belajar secara sistematik agar dapat terjadi
perubahan perilaku.

Pengembangan sistem pembelajaran adalah merupakan usaha yang sistematis dari


teknologi pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Sadiman (1986: 12) menyatakan bahwa pengembangan pembelajaran
adalah suatu usaha yang sistematis untuk menganalisis masalah, mengidentifikasi,
memilih, merancang, dan menilai pemecahannya. Usaha tersebut dimaksudkan untuk
menghasilkan suatu desain sistem pembelajaran yang komplit, terarah, dan terkontrol
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, pengembangan sistem
pembelajaran adalah bagian dari teknologi pembelajaran.

B. Saran

Untuk para pengembang sistem instruksional hendaknya dapat melakukan kegiatan


pokoknya dengan baik, seperti :

a. Menentukan hasil belajar dalam arti prestasi siswa yang bisa diamati dan diukur.

b. Menentukan media untuk kegiatan tersebut.

c. Menentukan metode dan memonitori responsi siswa sewaktu berada dalam


proses pengajaran dan sewaktu dievaluasi.

d. Mengadakan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar bila ternyata responsi


siswa tidak sesuai dengan hasil yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA
AECT. (1979). The defenitions of educational technology. Washington.

Banathy. (1968). Instruction system. Belmond: Fearon.

Gagne. (1988). Prinsiples of instruction design, third edition. New York: Rinehart and
Winston.

Harjanto. (2006). Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Miarso. (1988). Survey model pengembangan instruksional. Jakarta: PAU-UT.

Sadiman. (1986). Media pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud.

Anda mungkin juga menyukai