KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah ini adalah Pendekatan
Sistem Dalam Kegiatan Pembelajaran.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah perencanaan
pembelajaran. Meskipun penyusun telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini semaksimal
mungkin, tetapi seperti pada ungkapan " Tak ada gading yang tak retak " saya menyadari bahwa
makalah ini masih sangat minim dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
Latar Belakang.........................................................................................................................................1
Rumusan Masalah...................................................................................................................................1
Tujuan......................................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
1. Faktor Guru..................................................................................................................................4
2. Faktor Siswa.................................................................................................................................5
4. Faktor Lingkungan.......................................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama dalam dunia
pendidikan, segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan
dengan segala cara membentuk suatu system, strategi serta proses pendidikan yang begitu
beragam.
Namun walaupun demikian, segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan,
baik itu system, strategi serta proses didalamnya, tiada lain hanya untuk mencapai salah satu
tujuan belajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajarannya, serta demi tercapainya
pendidikan yang bermutu dan berkualitas bagi calon guru sebagai fasilitatornya dan peserta
didik sebagai objek dimana proses belajar mengajar berlangsung.
Maka dari itu, makalah yang kami buat ini Insya Allah akan mengisi dengan bahasan
“Sistem Pembelajaran Dalam Proses Pendidikan”. Semoga apa yang penulis bahas ini dapat
menjadikan kemanfaatan bagi kita .Amin.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana uraian pengertian dan tujuan system dalam kegiatan pembelajaran?
2. Apa manfaat pendekatan system dalam pembelajaran?
3. Bagaimana uraian fungsi system?
4. Bagaimana uraian komponen system?
5. Apa faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan system pembelajaran?
Tujuan
1. Mendeskripsikan uraian pengertian dan tujuan system dalam kegiatan pembelajaran
2. Mendeskripsikan manfaat pendekatan system dalam pembelajaran
3. Mendeskripsikan uraian fungsi system
4. Mendeskripsikan uraian komponen system
5. Mendeskripsikan faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan system pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Pendekatan
pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah bagi para guru memberikan
pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajaryang
disamapikan guru dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
2. Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis. Berpikir secara sistem
adalah berpikir runtut, sehingga melalui langkah-langkah yang jelas dan pasti
memungkinkan hasil yang diperoleh akan maksimal.
3. pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala
potensi dan sumber daya yang tersedia. Jadi berpikir sistematis adalah berpikir
bagaimana agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.
4. pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Melalui umpan balik, dalam
pendekatan sistem, dapat diketahui apakah tujuan telah berhasil dicapai atau belum.
1. Faktor Guru
Guru, dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat pen ting. Peran
guru, apalagi untuk siswa pada usia pendidikan dasar, tidak mungkin dapat digantikan
oleh perangkat lain, seperti televisi, radio, kom puter, dan lain sebagainya. Sebab, siswa
adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan
orang dewasa.
Dalam proses pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau
teladan bagi siswa yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran
(manager of learning). Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran terletak di
pundak guru. Oleh karenanya, keber hasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan
oleh kualitas atau kemampuan guru. Norman Kirby (1981) menyatakan: "One underlying
emphasis should be noticeable: that the quality of the teacher is the essential, constant
feature in the success of any educational system".
Menurut Dunkin (1974), ada sejumlah aspek yang dapat memenga ruhi kualitas
proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu: "teacher formative experience,
teacher training experience and teacher properties".
Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua penga laman
hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang terma suk ke dalam aspek
ini di antaranya, meliputi tempat asal kelahiran guru termasuk suku, latar belakang
budaya dan adat istiadat, keadaan keluarga dari mama guru itu berasal, misalkan apakah
guru itu berasal dari keluarga yang tergolong mampu atau tidak; apakah mereka berasal
dari keluarga harmonis atau bukan.
Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswa,
kemampuan atau inteligensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik kemampuan
dalam pengelolaan pembelajaran termasuk di dalamnya kemampuan dalam
merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi
pelajaran.
Selain latar guru seperti di atas, pandangan guru terhadap mata pelajaran yang
diajarkan juga dapat pula memengaruhi proses pembe lajaran. Guru yang menganggap
mata pelajaran IPS sebagai mata pela jaran hafalan, misalnya akan berbeda dalam
pengelolaan pembelajarannya dibandingkan dengan guru yang menganggap mata
pelajaran tersebut sebagai mata pelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir;
demikian juga dengan pelajaran matematika, banyak guru yang meng anggap sebagai
mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Pandangan yang demikian dapat memengaruhi
cara penyajian mata pelajaran ter sebut di dalam kelas
2. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek
kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada
setiap aspek tidak selalu sama. Proses pem belajaran dapat dipengaruhi oleh
perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada
diri anak.
Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran
dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa yang
menurut Dunkin disebutpupil formative experiences serta faktor sifat yang dimiliki siswa
(pupil properties)
Aspek latar belakang, meliputi jenis kelamin in siswa, tempat kelahiran dan
tempat tinggal siswa, tingkat social ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa
berasal dan lain sebagainya; sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi
kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap. Tidak dapat disangkal bahwa setiap siswa
memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokkan pada siswa
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang termasuk berkemampuan tinggi
biasanya ditunjukkan oleh motivasi yang tinggi dalam belajar, perhatian dan kese riusan
dalam mengikuti pelajaran, dan lain sebagainya. Sebaliknya siswa yang tergolong pada
kemampuan rendah ditandai dengan kurangnya moti vasi belajar, tidak adanya keseriusan
dalam mengikuti pelajaran termasuk menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya.
Perbedaan-perbedaan semacam itu menuntut perlakuan yang berbeda pula baik dalam
penempatan atau pengelompokan siswa maupun dalam perlakuan guru dalam
menyesuaikan gaya belajar. Demikian juga halnya dengan tingkat-pengetahuan siswa.
Siswa yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang penggunaan bahasa standar,
misalnya Akan memengaruhi proses pembelajaran mereka dibandingkan dengan siswa
yang tidak memiliki tentang hal itu.
Sikap dan penampilan siswa di dalam kelas, juga merupakan aspek lain yang
dapat memengaruhi proses pembelajaran. Adakalanya ditemu kan siswa yang sangat aktif
(hyperkinetic) dan ads pula siswa yang pen diam, tidak sedikit juga ditemukan siswa yang
memiliki motivasi yang rendah dalam belajar. Semua itu Akan memengaruhi proses
pembelajaran di dalam kelas. Sebab, bagaimanapun faktor siswa dan guru merupakan
faktor yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran.
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung ter hadap
kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran,
perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya; sedangkan pra sarana adalah segala sesuatu
yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran,
misalnya, jalan menuju sekolah, pene rangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya.
Kelengkapan sarana dan prasarana Akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses
pembe lajaran; dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting
yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana
dam prasarana. Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah
dan motivasi guru mengajar. Mengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu sebagai
proses penyampaian materi pela jaran dan sebagai proses pengaturan lingkungan yang
dapat merangsang siswa untuk belajar. Apabila mengajar dipandang sebagai proses
penyam paian materi, maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang
dapat menyalurkan pecan secara efektif dan efisien; sedangkan mana kala mengajar
dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar, maka
dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong
siswa untuk belajar. Dengan demi kian, ketersediaaan sarana yang lengkap,
memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang dapat digunakan untuk
melaksanakan fungsi meng ajarnya; dengan demikian ketersediaan ini dapat
meningkatkan gairah mengajar mereka. Kedua, kelengkapan sarana dan prasarana dapat
mem berikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasar nya
memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang bertipe auditif akan lebih mudah belajar
melalui pendengaran; sedangkan tipe siswa yang visual akan lebih mudah belajar melalui
penglihatan. Kelengakapan sarana dan prasarana akan memudahkan siswa menentukan
pilihan dalam belajar.
4. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memenga ruhi proses
pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis.
Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas
merupakan aspek penting yang dapat memengaruhi proses pembelajaran. Organisasi
kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kelompok belajar yang besar dalam satu kelas berkecenderungan:
a. Sumber daya kelompok akan bertambah luas sesuai dengan jumlah siswa sehingga
waktu yang tersedia akan semakin sempit.
c. Kepuasan belajar setiap siswa akan cenderung menurun. Hal ini disebabkan
kelompok belajar yang terlalu banyak akan mendapatkan pelayanan yang terbatas dari
setiap guru, dengan kata lain perhatian guru akan semakin terpecah.
d. Perbedaan individu antara anggota akan semakin tampak, sehingga akan semakin
sukar mencapai kesepakatan. Kelompok yang terlalu besar cenderung akan terpecah
ke dalam sub-sub kelompok yang saling bertentangan.
f. Anggota kelompok yang terlalu banyak akan cenderung semakin banyaknya siswa
yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap ke giatan kelompok.
Iklim sosial-psikologis secara internal, adalah hubungan antara orang yang terlibat
dalam lingkungan sekolah, misalnya iklim sosial antara siswa dengan siswa; antara siswa
dengan guru; antara guru dengan guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah.
Iklim sosial-psikologis eksternal adalah keharmonisan hubungan antara pihak sekolah
dengan dunia luar, misalnya hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubung an
sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat, dan lain sebagainya.
Sekolah yang memiliki hubungan yang baik secara internal, yang ditunjukkan
oleh kerja sama antar guru, saling menghargai dan saling membantu, maka
memungkinkan iklim belajar menjadi sejuk dan tenang sehingga akan berdampak pada
motivasi belajar siswa. Sebaliknya, mana kala hubungan tidak harmonis, iklim belajar
akan penuh dengan kete gangan dan ketidaknyamanan sehingga akan memengaruhi
psikologis siswa dalam belajar. Demikian juga sekolah yang memiliki hubungan yang
baik dengan lembaga-lembaga luar akan menambah kelancaran program-program
sekolah sehingga upaya-upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran akan
mendapat dukungan dari pihak lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Pendekatan
pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah bagi para guru memberikan
pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajaryang
disamapikan guru dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
B. Saran
Dari hasil yang telah diperoleh dari penulisan makalah ini, maka penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Tingkatkan belajar kalian, karena kita adalah calon generasi guru yang akan datang
sehingga kita dapat mencetak generasi anak bangsa yang aktiv dan kreatif.
2. Bagi pembaca makalah ini, ambillah pelajaran yang memang itu perlu bagi kalian
sehingga makalah ini bisa bermanfaat bagi calon guru seperti kalian.