Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“SISTEM PEMBELAJARAN DALAM STANDART PROSES


PENDIDIKAN”
DOSEN PANGAMPU: Lita Sasmita, M.Pd.

Oleh
Kelompok 4:

Dita Aprilia
Lilis Iryani
Rifita Sari
Ita Mulyani
Deva Angraeni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP YAPIS DOMPU
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya jualah kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah “ SISTEM PEMBELAJARAN
DALAM STANDART PROSES PENDIDIKAN “ini. Sholawat dan salam tak lupa kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, kerabat, dan
pengikut beliau hingga akhir zaman. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada buk dosen LITA SASMITA, M.Pd. atas bimbingan yang
diberikan dalam proses pembuatan makalah ini selaku dosen  pembimbing mata kuliah
PROFESI PENDIDIKAN Kami  menyadari  bahwa dalam penyusunan  makalah ini tidak
terlepas dari kesalahan dan sangat jauh dari  kata  Kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Kami berharap
semoga makalah “SISTEM PEMBELAJARAN DALAM STANDART PROSES
PENDIDIKAN “ ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa memberikan manfaat 
bagi kita semua.  Semoga Allah SWT mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita.
Amin ya rabbal ‘alamin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusann Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian dan Kegunaan Sistem....................................................................................2
B. Pengertian Standar Proses Pendidikan............................................................................3
C. Faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap sistem Pembelajaran....................................3
D. Komponen-Komponen Sistem Pembelajaran.................................................................5
E. Guru dalam Pencapaian Standar Proses Pendidikan.......................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting
dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. Melalui standar
proses pendidikan setiap guru dan/atau pengelola sekolah dapat menentukan
bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian,
pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari
menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses
pembelajaran. Begitu banyak komponen yang dapat mempengaruhi kualitas
pendidikan, namun demikian, tidak mungkin upaya meningkatkan kualitas dilakukan
dengan memperbaiki setiap komponen-komponen itu keberadaannnya terpencar, juga
kita sulit menentukan kadar keterpengaruhan setiap komponen.
Namun demikian, komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi
proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini memang wajar, sebab guru
merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek
dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan,
bagaimanapun leengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan
kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka, semuanya akan kurang
bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai standar proses pendidikan, sebaiknya
dimulai dengan menganalisis komponen guru.

B. Rumusann Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem?
2.      Apa Karakteristik suatu sistem?
3.      Apa-apa saja keterampialan dasar mengajar bagi seorang guru?
4.      Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran?
5.      Apa-apa saja peran guru dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan Masalah
1.      Mengetahui arti dari sistem
2.      Mengetahui karakteristik suatu sistem
3.      Mengetahui keterampialan dasar mengajar bagi seorang guru
4.      Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran
5.      Mengetahui peran guru dalam proses pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Kegunaan Sistem


Istilah Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani “system” yang artinya
adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk
mencapai tujuan bersama.
Pengertian Sistem menurut para ahli:
1.        Menurut L.James Havery Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan.
2.        Menurut Jonhn Mc.Manama Sistem adalah sebuah struktur konseptual yang
tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu
kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan
efisien.
3.        Menurut C.W.ChurhmanSistem adalah seperangkat bagian-bagian yang
dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
4.        Menurut J.C.Hinggins Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling
berhubungan.
5.    Menurut Edgar F Huse dan James L.Bowdict Sistem adalah suatu seri atau
rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling bergantung sedemikian
rupa sehingga interaksi dan saling berpengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi
keseluruhan.
Jadi dapat disimpulkan, Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama
lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu yang diharapkan
secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Ada tiga hal penting yang menjadi karakteristik suatu sistem yaitu:
1.    Setiap sistem pasti memiliki tujuan merupakan ciri utama suatu sistem. Tujuan
merupakan arah yang harus dicapai oleh suatu pergerakan sistem. Semakin jelas tujuan
maka semakin mudah menentukan pergerakan sistem.

2.    Sistem selalu mengandung suatu proseS


Proses adalah rangkaian kegiatan, kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan. Semakin
kompleks tujuan, maka semakin rumit juga proses kegiatan.

2
3.    Proses kegiatan dalam suatu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai
komponen atau unsur-unsur tertentu. Oleh sebab itu, suatu sistem tidak mungkin hanya
memiliki satu komponen saja.
Suatu sistem merupakan proses untuk mencapai tujuan melalui pemberdayaan
komponen-komponen yang membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan
perencanaan. Perencanaan adalah pengambilan keputusan bagaimana memberdayakan
komponen agar tujuan berhasil dengan sempurna.
Proses berfikir dengan pendekatan sistem memiliki daya ramal akan
keberhasilan suatu proses. Artinya, apabila seluruh komponen yang membentuk sistem
bekerja sesuai dengan fungsinya, maka dapat dipastikan tujuan yang telah ditentukan
akan tercapai secara optimal.

B. Pengertian Standar Proses Pendidikan


Standar proses pendidikan adalah suatu bentuk teknis yang merupakan acuan
atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

C. Faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap sistem Pembelajaran


1.    Faktor guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu
strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi,
maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu
strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan
metode, teknik dan taktik pembelajaran.Guru dalam proses pembelajran memegang
peran yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya berperan
sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola
pembelajaran (manager of learning).

Menurut Dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhi kualitas proses
pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu:
1.        Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman
hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.
2.        Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang
berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru.

3
3.        Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki guru.

Selain yang di atas, pandangan guru terhadap mata pelajaran yang diajarkan juga dapat
pula mempengaruhi proses pembelajaran.
2.    Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembamgannya. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak
yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi
aspek latar belakang siswa. Yang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran,
tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana
siswa berasal, dan lain-lain.
Sedangkan sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan,
dan sikap. Tidak dapat disangka bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang
berbeda yang dapat dikelompokkan pada siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan
redah.Sikap dan penampilan siswa di dalam kelas juga merupakan aspek lain yang bisa
mempengaruhi proses pembelajaran. Ada kalanya ditemukan siswa yang sangat aktif
(hyperkinetic) dan ada pula siswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan siswa
yang memiliki motivasi yang rendah dalam belajar.
3.    Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara lansung terhadap
kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran,
perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu
yang secara tidak lansung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran,
misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya.
Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam proses pembelajaran.
Jadi sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran.
Ada beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan
prasarana. Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan
motivasi guru mengajar. Mengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu sebagai proses
penyampaian materi pelajaran dan sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat
meransang siswa untuk belajar. Jadi dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai
sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Kedua, kelengkapan sarana
dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap
siswa pada dasarnya memiliki gaya belajar yang berbeda. Kelengkapan sarana dan
prasarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar.

4
4.    Faktor Lingkungan
Ada dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran
yaitu:
1.        Faktor Organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu
kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.
Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2.        Faktor iklim sosial-psikologis maksudnya adalah keharmonisan hubungan
antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi
secara internal atau eksternal. Iklim sosial-psikologis secara internal adalah hubungan
antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya iklim sosial antara
siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan guru, bahkan antara
guru dengan pimpinan sekolah. Iklim sosial-psikologis eksternal adalah keharmonisan
hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar, misalnya hubungan sekolah dengan
orang tua siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat dan lain
sebagainya.

D. Komponen-Komponen Sistem Pembelajaran


Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian, kita akan sulit
melihat bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang,
oleh karena perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan system syaraf dan
perubahan energy yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab itu, terjadinya proses
perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri, atau para ahli psikologi
menamakannya sebagai kotak hitam ( black box).
Walaupun kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri setiap orang, tetapi sebenarnya kita bisa menentukan apakah seseorang telah belajr
atau belum, yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses
pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang
satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut
adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi.
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam system pembelajaran. Mau
dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada
tujuan yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, tujuan sama dengan komponen jantung
pada system tubuh manusia. Jantung adalah komponen utama dalam tubuh manusia.
Manusia masih bisa hidup tanpa memiliki tangan, dan mata, tapi tidak akan hidup
tanpa adanya jantung. Oleh karenanya, tujuan merupakan yang pertama dan utama.
Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan
pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum yang demikian, tujuan
yang diharapkan dapat dicapai adalah sejumlah kompetensi dasar maupun dalam
standar kompetensi.
Menurut W. Gulo (2002), istilah kompetensi dipahami sebagai kemampuan.
Kemampuan menurutnya bisa kemampuan yang tampak dan kemampuan yang tidak
tampak. Kemampuan yang tampak itu disebutperformance (penampilan), performance
itu tampil dalam bentuk tingkah laku yang dapat didemonstrasikan, sehingga dapat

5
diamati, dapat dilihat dan dapat dirasakan. Sedangka n kemampuan yang tidak nampak
disebut juga kompetensi rasional, yang dikenal dalam taksonomi Bloom sebagai
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kedua kompetensi itu saling terkait.
Kemampuan performance akan berkembang manakala kemampuan rasional
meningkat. Seseorang yang memiliki pengetahuan luas akan menampilkan
performance yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang memiliki sedikit ilmu
pengetahuan.
atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam system pembelajaran.
Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran.
Artinya sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian
materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi pelajaran (subject contered teaching). Dalam kondisi semacam ini,
maka penguasaan materi pelajaran oleh guru mutlak diperlukan. Guru perlu memahami
secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa sebab peran dan tugas guru
adalah sebagai sumber belajar. Materi pelajaran tersebut biasanya tergambarkan dalam
buku teks, sehingga sering terjadi proses pembelajaran adalah menyampaikan materi
yang ada di dalam buku. Namun demikian, dalam setting pembelajaran yang
berorientasi pada pencapaian tujuan atau kompetensi, tugas atau tanggung jawab guru
bukanlah sebagai sumber belajar. Dengan demikian, materi pelajaran sebenarnya bisa
di ambil dari berbagai sumber.
Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat
menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini.
Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan
melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki
makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami
secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam peelaksanaan proses
pembelajaran.
Alat dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetap memiliki
peran yang tidak kalah pentingnya. Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang ini
memungkinkan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja dengan
memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Oleh karena itu, peran dan tugas guru bergeser
dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai pengelola sumber belajar.
Melalui penggunaan berbagai sumber itu diharapkan kualitas pembelajaran akan
semakin meningkat.
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam system proses pembelajaran.
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya
dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan
dalam pemanfaatan berbagai komponen system pembelajaran.
Menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok dalam proses
pembelajaran di atas, akan dapat membantu kita dalam mempredikisi keberhasilan
proses pembelajaran.

E. Guru dalam Pencapaian Standar Proses Pendidikan


Guru sebagai jabatan professional, menerangkan bahwa pekerjaan guru, tidak
semua orang bisa melakukannya. Contoh sederhana dapat dilihat dari tujuan
pendidikan itu sendiri bahwa pendidikan bukan hanya sekedar penyampai informasi,

6
lebih jauh, seorang guru mampu mengubah prilaku siswa yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Sehingga guru, di tuntut untuk memiliki suatu keahlian tertentu dan
dibedakan berdasarkan latar belakang pendidikannya. Begitu juga dengan halnya,
Mengajar merupakan pekerjaan professional, sebab membutuhkan keterampilan
khusus dalam perencanaan, serta petimbangan-pertimbangan yang bisa dipertanggung
jawabkan secara ilmiah. Kompetensi yang harus ada pada seorang guru, antara lain ;
kompetensi pribadi, kompetensi Profesional, Kompetensi sosial, serta kompetensi
pedaqoqik. Dengan keterampilan dasar guru ; pertanyaan, penguatan, pembukaan dan
penutupan pembelajaran, pengelolaan kelas.

a.    Mengoptimalkan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran


Peran utama guru disekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai
warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan.
Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber belajar (learning resources)
bagi siswa. Beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu:
1.      Guru sebagai sumber belajar
2.      Guru sebagai fasilitator
3.      Guru sebagai pengelola
4.      Guru sebagai demonstrator
5.      Guru sebagai pembimbing
6.      Guru sebagai motivator
7.      Guru sebagai evaluator

b.   Keterampilan Dasar Mengajar Bagi Guru


Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat
melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien. Beberapa keterampilan dasar
tersebut dijelaskan berikut ini.
1.      Keterampilan dasar bertanya
2.      Keterampilan dasar memberikan reinforcement
3.      Keterampilan variasi stimulus
4.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
5.      Keterampilan mengelola kelas

1.    Perencanaan Proses Pembelajaran


Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian
hasil belajar, dan sumber belajar.
Silabus dan RPP dikembangkan dengan mengacu pada pencapaian beban belajar
yang menggunakan sistem modular dengan menekankan pada belajar mandiri,
ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan. Perencanaan proses pembelajaran
mengacu kepada satuan kredit kompetensi (SKK) yang merupakan penghargaan

7
terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai
suatu mata pelajaran.

2.    Pelaksanaan Proses Pembelajaran


Syarat-syarat terlaksananya suatu pelaksanaan proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a.    Rombongan Belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
1.      SD/MI : 28 peserta didik
2.      SMP/MT : 32 peserta didik
3.      SMA/MA : 32 peserta didik
4.      SMK/MAK : 32 peserta didik

b.    Beban kerja minimal guru


Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih
peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Beban kerja adalah sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

c.    Buku teks pelajaran


Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui
rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-buku teks
pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri.Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik
adalah 1 : 1 per mata pelajaran.
Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku
pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya. Guru membiasakan peserta
didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan
sekolah/madrasah.
Pengelolaan kelas
Yang dilakukan guru adalah:
1.      Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.

8
2.      Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik.
3.      Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.
4.      Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar peserta didik.
5.      Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan,
dankeputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
6.      Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
7.      Guru menghargai pendapat peserta didik.
8.      Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi.
9.      Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diampunya.
10.  Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan.

3.    Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

4.    Penilaian Hasil Pembelajaran


Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan
tes dalam bentuk tertulis atau lisan, dan nontes dalam bentuk pengamatan kerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar
Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
Pengawasan Proses Pembelajaran
1.    Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan dengan cara
diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan
dokumentasi. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh penyelenggara program,
penilik, dan/atau dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

9
2.    Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pembelajaran. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara
pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi dilakukan
oleh penyelenggara program, penilik, dan/atau dinas kabupaten/kota yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan.

3.    Evaluasi
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas
pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
1.      membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dengan
standar proses pendidikan kesetaraan
2.      mengidentifikasi kinerja pendidik dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi peserta didik.
Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja pendidik
dalam proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi dilakukan oleh penyelenggara program,
penilik, dan/atau dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

4.    Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

5.    Tindak lanjut
Penguatan dan penghargaan diberikan kepada pendidik yang telah memenuhi
standar. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada pendidik yang belum
memenuhi standar.Pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran
lebih lanjut.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan
saling berinteraksi untuk mencapai suatu yang diharapkan secara optimal sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Standar proses pendidikan adalah suatu bentuk teknis yang merupakan acuan
atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satu satuan pendidikan untuk mencapai

11
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Kencana

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/
197611152001122RICHE_CYNTHIA_JOHAN/
STRATEGI_PEMBELAJARAN.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai