Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN

KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu : Priyono, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

KELOMPOK 5

1. Ahmad Fatkhul Alim (K1322003)


2. Annisa Sahwa Regita (K1322017)
3. Dian Sakinatuz Zahra (K1322032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Shalawat serta salam semoga sellu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW. Kami panjatkan Puja dan Puji syukur kehadirat-Nya, yang atas berkat rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Komponen-komponen Pendidikan”, guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Pak Priyono, S.Pd., M.Pd. yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan kami.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 21 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii

BAB 1 ........................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 1

BAB 2 ........................................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAAN ....................................................................................................................................... 2

A. Pengertian Komponen Pendidikan .................................................................................................... 2

B. Komponen-komponen Pendidikan .................................................................................................... 2

1. Peserta Didik ................................................................................................................................. 2

2. Pendidik ........................................................................................................................................ 3

3. Tujuan Pendidikan ........................................................................................................................ 7

4. Alat Pendidikan ............................................................................................................................. 9

5. Lingkungan Pendidikan .............................................................................................................. 11

6. Pendidikan sebagai Sistem .......................................................................................................... 13

C. Hubungan timbal balik antar komponen pendidikan ...................................................................... 15

BAB 3 ......................................................................................................................................................... 16

PENUTUP .................................................................................................................................................. 16

A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 16

B. Saran ............................................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam hidup ini, tanpa adanya
pendidikan manusia akan bertindak semaunya tanpa tahu aturan. Pendidikan adalah
sebuah sistem. Sebuah sistem terdiri dari beberapa komponen, tanpa adanya
gabungan dari beberapa komponen, sistem tersebut tidak akan bisa berdiri dan tidak
akan bisa mencapai tujuannya. Sama dengan sistem pendidikan, pendidikan tidak
dapat berdiri sendiri tanpa adanya komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuk
pendidikan itu sendiri. Komponen pendidikan tersebut harus ada dalam sebuah
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika tujuan pendidikan sudah tercapai,
maka pendidikan akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa komponen pendidikan itu penting
untuk diketahui agar dapat mencapai tujuan pendidikan dan agar pendidikan itu
berfungsi dengan baik. Dalam makalah ini akan dibahas secara rinci tentang
komponen-komponen pendidikan, tujuan sebuah pendidikan, dan sisitem pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Komponen Pendidikan?
2. Apa saja macam-macam Komponen Pendidikan?
3. Bagaimana Timbal Balik antar Komponen-komponen Pendidikan dalam
Pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Komponen Pendidikan.
2. Mengetahui macam-macam Komponen Pendidikan.
3. Mengetahui Timbal Balik Komponen-komponen Pendidikan dalam Pembelajaran.

1
BAB 2

PEMBAHASAAN

A. Pengertian Komponen Pendidikan


Komponen adalah bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam
keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen
pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan
berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat diaktan
bahwa untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-
komponen tersebut.

B. Komponen-komponen Pendidikan
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau
terlaksananya proses mendidik, komponen-komponen itu yakni:

1. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
berpendapat demikian karena sebjek didik bersifat tidak pandang usia.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik adalah :
1) Individu (manusia seutuhnya) yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga merupakan insan yang unik.
Individu disini diatrtikan sebagai orang yang tidak bergantung pada orang
lain dan menentukan diri sendiri, tidak dipaksa orang lain serta mempunyai sifat
dan keinginan sendiri. Dalam hal ini pendidik tetap memegang peranan, tidak
selalu membenarkan tindakan peserta didik, melainkan tetap membantu, memberi

2
pertolongan melayani sesuai eksistensinya agar menuju perkembangan yang
dewasa sesuai dengan norma yang berlaku.
2) Individu yang sedang berkembang
Berkembang disini dimaksudkan sebagai perubahan yang terjadi dalam
diri peserta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun ke arah
penyesuaian dengan lingkungan.
Manusia berkembang melalui suatu rangkaian yang bertingkat-tingkat.
Tiap fase berbeda dengan fase lainnya. Perbedaan ini meliputi perbedaan minat,
kebutuhan, kegemaran, emosi intelegensi dan sebagainya. Perbedaan tersebut
harus diketahui oleh pendidik pada masing-masing tingkat perkembangan. Atas
dasar itu pendidikan dapat mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengan
kebututhan peserta didik.
3) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
Dalam perkembangannya, peserta didik membutuhkan bantuan dan
bimbingan. Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak bisa terlepas dari
ibunya. Seharusnya setelah dewasa ia sudah bisa hidup sendiri, tetapi
kenyataannya untuk kebutuhan perkembangan hidupnya ia masih membutuhkan
bimbingan orang lain. Disinilah fungsi pendidik harus diaktualisasikan.
4) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Dalam perkembangannya peserta didik mempunyai kemampuan
berkembang ke arah kedewasaan.

Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan


perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang memiliki kelainan, dan
penanaman sikap dan tangggung jawab pada anak didik agar mereka memperoleh
kebebasan untuk memerdekakan diri dan mampu menjadi manusia mandiri.

2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Maka muncullah beberapa individu yang tergolong
pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai

3
pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun
informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut
diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan sebagai gejala
kebudayaan, yang termasuk kategori pendidik adalah :
a) Orang dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian
orang dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh Syaifullah adalah sebagai
berikut :
1. Manusia yang memiliki pandangan hidup prinsip hidup yang pasti dan
tetap.
2. Manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu,
termasuk cita-cita untuk mendidik.
3. Manusia yang cakap mengambil keputusan batin sendiri atau
perbuatannya sendiri dan yang akan dipertanggungjawabkan sendiri.
4. Manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secara
konstruktif dan aktif penuh inisiatif.
5. Manusia yang telah mencapai umur kronologis paling rendah 18 tahun.
6. Manusia berbudi luhur dan berbadan sehat.
7. Manusia yang berani dan cakap hidup berkeluarga.
8. Manusia yang berkepribadian yang utuh dan bulat.
b) Orang tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang
kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pedidik
utama dan yang pertama dan berlandaskan pada hubungan cinta-kasih bagi
keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka. Secara
umum dapat dikatakan bahwa semua orang tua adalah pendidik, namun
tidak semua orang tua mampu melaksanakan pendidikan dengan baik.
sehingga kemampuan untuk menjadi orang tua sama sekali tidak sejajar
dengan kemampuan untuk mendidik.

4
c) Guru/pendidik
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara lagsung maupun
tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk
melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik
dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi
maupun persyaratan jabatan.
Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan
nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan
emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang
dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan
maupun cara penyampainannya, dan memiliki filsafat pendidikan yang
dapatdipertanggungjawabkan.
d) Pemimpin kemasyarakatan, dan pemimpin keagamaan
Selain orang dewasa, orang tua dan guru, pemimpin masyarakat
dan pemimpin keagamaan merupakan pendidik juga. Peran pemimpin
masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam
mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin.
Pemimpin keagamaan sebagai pendidik, tampak pada aktifitas pembinaan
atau pengembangan sifat kerohanian manusia, yang didasarkan pada nilai-
nilai keagamaan.
Seorang pendidik harus mempunyai sifat-sifat, watak dan perilaku
dibawah ini :
1) Adil
Sebagai seorang guru sebaiknya harus berusaha bersikap adil
terhadap peserta didiknya. Tidak membedakan anak saudara,
anak yang cantik, anak pejabat atau anak kesayangan tetap saja
semua anak harus mendapat bimbingan dan pengajaran yang
sama dari gurunya.
2) Percaya dan menyukai anak didiknya
Seorang guru harus berprasangka baik terhadap anak didiknya
dan percaya bahwa anak didiknya memiliki kemauan dan

5
kemampuan. Seorang ahli (Jan Lighthart) pernah berkata “
semua pendidikan haruslah didasatkan pada keyakinan bahwa
anak itu mempunyai kata hati. Jika keyakinan itu tidak ada, tak
perlulah orang mendidik. Orang lemah dapat dijadikan kuat,
orang bodoh dapat dijadikan pandai, tetapi orang yang tidak
punya kata hati tak mungkin diperbaiki.
3) Sabar dan rela berkorban
Setiap pekerjaan pasti ada cobaan didalamnya terutama bagi
pendidik. Seorang pendidik harus sabar dalam menghadapi
siswanya.
4) Memiliki kewibawaan (gezag)
Kewibawaan merupakan suatu pancaran batin yang dapat
menimbulkan kepada pihak lain untuk mengakui, menerima
dengan penuh pengertian atas suatu kekuasaan. Tanpa adanya
gezag tidak mungkin sebuah pendidikan masuk ke dalam hati
peserta didik, mereka akan menuruti perintah hanya karena
takut, bukan karena kesadaran dari dalam dirinya. Menurut M.
J. Langeveld ada 3 sendi kewibawaan yang harus dibina yaitu
kepercayaan, kasih saying dan kemampuan.
5) Penggembira
Seorang pendidik yang baik adalah yang bisa memberi
kesempatan tertawa kepada anak didiknya. Sifat humor
sebaiknya dimiliki oleh seorang pandidik agar peserta didiknya
tidak jenuh dan lelah. Humor juga berfungsi untuk
mendekatkan guru dengan muridnya.
6) Bersikap baik kepada orang lain
Seorang akan diterima dan dipercaya sebagai pendidik jika
perilaku terhadap masyarakat baik.
7) Menguasai mata pelajaran dan berpengetahuan luas
Guru harus selalu menambah pengetahuannya karena mengajar
tidak dapat lepas dari belajar. Pengetahuan guru harus selalu

6
bertambah seiring berkembangnya zaman, karena hal ini sangat
diperlukan oleh murid-murid.

Sifat-sifat diatas sebaiknya dimiliki oleh seorang pendidik, karena


pendidik adalah contoh bagi murid-muridnya yang kemudian dapat
diajarkan dan ditanamkan kepada mereka. Pendidikan sangat bergantung
kepada pendidiknya, karena semakin tinggi kualitas pendidik semakin
tinggi pula kualitas pendidikan.

3. Tujuan Pendidikan
Setiap kegiatan, apa pun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu di
hadapkan apada tujuan yang ingin di capai. Bagaimanapun, segala usaha yang tidak
mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa –apa. Dengan demikian, tujuan
merupakan faktor yang sangat penting bagi kegiatan, termasuk kegiatan pendidikan.
Cita – cita dan tujuan yang ingin di nyatakan secara jelas sehingga semua pelaksana
dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui sesuatu proses kegaitan seperti
pendidikan, bila tidak mempunya tujuan yang jelas untuk dicapai, maka prosesnya
akan menjadi kabur.
Tentang tujuan pendidikan, Langeveld membedakannya menjadi enam tujuan
pendidikan, yaitu :
A) Tujuan umum
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidikan,
yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani peserta didik. Maksud
kedewasaan jasmani adalah jika pertumbuhan jasmani sudah mencapai batas
pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan jasmani tidak akan berlangsung lagi.
Kedewasaan rohani adalah peserta didik sudah mampu bertanggung jawab atas
semua perbuatannya.
B) Tujuan khusus
Tujuan Khusus adalah tujuan tertentu yang hendak dicapai berdasar usia,
jenis kelamin, sifat, bakat, intelegasi, lingkungan social budaya, terhadap
perkembangan, tuntutan pekerjaan dan sebagainya.

7
C) Tujuan Tidak Lengkap
Tujuan tidak lengkap adalah tujuan yang menyangkut sebagian aspek
manusia, misalnya tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa tanpa
memperhatikan yang lainnya. Jadi tujuan tidak lengkap ini bagian dari tujuan
umum yang melengkapi perkembangan seluruh aspek kepribadian.
D) Tujuan Sementara
Proses untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara sekaligus,
karenanya perlu ditempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan demi tingkatan
diupayakan untuk menjacari tujuan akhir itulah yang di maksud tujuan sementara
contohnya anak menyelesaikan pendidikan dijenjang pendidikan dasar merupakan
tujuan sementara untuk selanjutnya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
seperti sekolah menengah dan perguruan tinggi.
E) Tujuan Intermedier
Tujuan Intermedier adalah tujuan perantara bagi lainnya yang pokok.
Misalnya, anak dibiasakan untuk menyapu halaman, maksudnya agar ia kelak
mempunyai rasa tanggung jawab.
F) Tujuan Insidental
Tujuan Insidental adalah tujuan yang dicapai pada saat – saat tertentu.
Yang sifatnya seketika dan spontan. Misalnya, orangtua menegur anaknya agar
berbicara sopan.

Pembagian jenis-jenis tujuan tersebut merupakan tinjauan dari luas dan sempit
tujuan yang ingin dicapai. Urutan hirarkhis tujuan pendidikan dapat dilihat dalam
kurikulum pendidikan yang terjabar mulai dari :
a) Cita-cita nasional/tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945)
b) Tujuan Pembangunan Nasional (dalam Sistem Pendidikan Nasional)
c) Tujuan Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah)
d) Tujuan kurikuler (Pada tiap-tiap bidang studi/mata pelajran atau kuliah)
e) Tujuan instruksional yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional
umum dan tujuan instruksional khusus.

8
Dengan demikian tampak keterkaitan antara tujuan instruksional yang dicapai
guru dalam pembelajaran dikelas, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang
bersumber dari falsafah hidup yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

4. Alat Pendidikan
Alat pendidikan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan oleh pendidik yang bertujuan untuk melaksanakan tugas mendidik
Penggunaan alat pendidikan itu bukan hanya soal teknis, melainkan mempunyai
sangkut paut yang erat sekali dengan pribadi yang menggunakan alat tersebut.
Pendidik yang menggunakan alat itu hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan
tujuan yang teerkandung dalam alat itu. Penggunaan dan pelaksanaan alat itu
hendaknya betul-betul timbul atau terbit dari pribadi yang menggunakan alat itu
(pendidik).
Adapun alat-alat pendidikan yang sangat penting untuk dibahas diantaranya:
1) Pembiasaan
Pembiasaan adalah salah satu alat yang paling penting dalam pendidikan,
terutama bagi anak-anak yang masih kecil. Pembiasaan yang baik penting
artiya bagi pembentukan watak anak-anak dan juga berpengaruh kepada anak
itu sampai hari tuanya. Oleh karena itu sangat baik menanamkan kebiasaan
baik pada waktu anak-anak.
2) Pengawasan
Untuk menimbulkan pembiasaan yang baik maka membutuhkan sebuah
pengawasan. Pengawasan sangat penting dalam mendidik anak-anak, tanpa
pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya.
Anak yang dibiarkan tumbuh sendiri menurut alamnya akan menjadi
manusia yang hidup menurut nafsunya saja. Kemungkinan besar anak itu
menjadi tidak patuh dan tidak mengetahui tujuan hidup yang sebenarnya.
Pengawasan harus dilakukan walaupun berangsur-angsur anak harus
diberi kebebasan. Namun bukanlah kebebasan yang dijadikan pangkal atau
permulaan pendidikan, melainkan kebebasan itu yang hendak diperoleh pada
akhirnya.

9
3) Perintah
Perintah bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang yang harus
dikerjakan oleh orang lain, melainkan dalam hal ini termasuk pula peraturan-
peraturan umum yang mengandung norma yang harus ditaati oleh peserta
didik.
Perintah ini dikatakan berhasil jika anak-anak menuruti perintah tersebut.
Supaya sebuah perintah dapat ditaati oleh peserta didiknya, hendaknya
memenuhi syarat-syarat sebuah perintah sebagai berikut :
a) Sebuah perintah harus dikatakan dengan terang dan singkat
sehingga mudah difahami anak
b) Perintah disesuaikan dengan umur dan kemampuan anak
c) Kadang perlu untuk mengubah sebuah perintah menjadi sebuah
permintaan, biasanya dilakukan bagi anak yang sudah besar
d) Tidak terlalu banyak dan berlebih-lebihan dalam memberi perintah
e) Konsekuen terhadap perintah
f) Perintah sebaiknya bersifat mengajak, maksudnya si pendidik juga
harus turut melakukan
4) Larangan
Larangan biasanya dilakukan jika anak melakukan sesuatu yang
merugikan atau dapat membahayakan dirinya. Namun larangan yang terlalu
sering kepada anak juga dapat menghambat perkembangan jasmani dan
rohaninya, contohnya larangan bermain dengan teman-temannya. Maka dari
itu pendidik diharapkan tidak terlalu banyak melarang anak melakukan suatu
perbuatan.
Bagi anak-anak yang masih kecil , sering lebih berhasil jika mengubah
larangan tersebut menjadi sebuah perintah atau membelokan perhatian anak
pada sesuatu yang lain yang menarik minatnya.
5) Ganjaran
Ganjaran adalah salah satu alat untuk mendidik anak supaya anak merasa
senang atas perbuatannya dan akan melakukannya lagi. Beberapa contoh
ganjaran:

10
• Mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan apa yang
dijawab atau dilakukan si anak
• Guru memberikan kata-kata pujian
• Ganjaran dapat pula berupa benda-benda yang menyenangkan dan
berguna bagi anak.
6) Hukuman
Hukuman adalah alat pendidikan yang tidak menyenangkan berupa
penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh pendidik
kepada peserta didik setelah terjadinya suatu pelanggaran, kejahatan atau
kesalahan.
Sebagai alat pendidikan, hukuman hendaklah:
a. Senantiasa merupakan jawaban atas suatu pelanggaran
b. Sedikit banyaknya harus bersifat tidak menyenangkan
c. Selalu bertujuan kea rah perbaikan da dilakukan untuk kepentingan anak
itu sendiri.
d. Harus disesuaikan dengan kepribadian si anak
e. Pendidik sanggup memberi maaf setelah hukuman selesai dijalankan

5. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan suatu tempat di mana suatu pendidikan
dilaksanakan. Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau
kebudayaan. Sepanjang hidupnya manusia akan selalu menerima pengaruh dari tiga
lingkungan pendidikan yang utama, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, dan
ketiganya disebut tripusat pendidikan.
1) Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang sedikit anggotanya karena
hubungan sedarah. Keluarga itu dapat terdiri dari keluarga inti (nucleus
family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Kemudian ada juga keluarga
yang terdiri dari ayah ibu, anak, kakek, nenek, paman dll. Meskipun ibu
adalah anggota keluarga yang paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, namun pada akhirnya semua anggota keluarga dan situasi keluarga ikut

11
berpengaruh dalam pendidikan anak. Keluarga berperan baik pada aspek
pembudayaan maupun penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Namun
karena meningkatnya kebutuhan aspirasi anak, umumnya keluarga tidak
mampu memenuhinya. Sehingga tujuan pendidikan itu sebagian dapat dicapai
melalui jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah yang
dianggap semakin penting.
Di lingkungan keluarga anak-anak bisa turut serta mengerjakan pekerjaan
dalam keluarga dengan sendirinya. Mereka mempraktekan bermacam-macam
kegiatan yang sangat berfaedah bagi pendidikan sosial, watak dan budi pekerti
seperti kejujuran, keberanian, ketenangan, kebenaran, hidup hemat
menghargai dan sebagainya. Decroly penah mengatakan 70 % dari anak-anak
yang jatuh dalam jurang kejahatan berasal dari keluarga yang rusak
kehidupannya. Oleh karena itu untuk perbaikan dalam masyarakat perlua
adanya perbaikan dalam keluarganya.
Pendidikan di keluarga berperan penting dalam proses pendidikan anak di
sekolah atau di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya
keikutsertaan keluarga pada tahap perencanaan, pemantauan dalam
pelaksanaan evaluasi dan pengembangan pendidikan.
2) Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan
pendidikan secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah. Karena
berkembangnya zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh
kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap IPTEK sendirian. Semakin
maju suatu masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam
memepersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangungan
masyarakat itu. Sekolah harus diupayakan sedemikian rupa agar
mencerminkan suatu masyarakat Indonesia di masa depan, sehingga peserta
didik mampu menyiapkan diri untuk melaksanakan perannya.
Sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan
masyarakat yang maju karena pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara optimal, tetapi tetap berpijak pada ciri keindonesiaan. Dengan

12
demikian, pendidikan di sekolah harus seimbang dan serasi menjamah aspek
pembudayaan, penguasaan pengetahuan dan pemilikan keterampilan peserta
didik.
3) Masyarakat
Secara umum masyarakat adalah sekumpulan manusia laki-laki dan
perempuan yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling
berinteraksi dengan sesame untuk mencapai tujuan.
Dalam konsep pendidikan adalah masyarakat diartikan sebagai
sekumpulam orang dengan berbagai ragam kualitas diri dari yang tidak
berpendidikan sampai yang berpendidikan tinggi. Baik buruknya kualitas
masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan anggotany, sehingga semakin
baik pendidikan anggotanya, semakin baik pula kualitas masyarakat secara
keseluruhan. Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga
segi, yaitu :
• Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.
• Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di
masyarakat, baik langsung atau tidak langsung ikut mempunyai peran dan
fungsi edukatif.
• Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang
maupun yang dimanfaatkan. Manusia selalu mendidik dirinya dendiri
dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di
masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya.
Dalam pendidikan ketiga hal tersebut hanya dapat dibedakan, namun sulit
dipisahkan. Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangan tergantung
pada taraf perkembangan masyarakat dan sumber-sumber belajar yang
tersedia di dalamnya.

6. Pendidikan sebagai Sistem


Sistem merupakan satu kesatuan yang terdiri dari komponen komponen yang
menyusunnya, komponen komponen atau unsur unsur yang ada di dalam sistem ini
akan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Beberapa orang juga berpendapat
bahwa sistem merupakan paduan dari berbagai elemen untuk memudahkan aliran

13
informasi atau energi untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu. Secara etimologi
sistem merupakan sesuatu yang sering digunakan untuk memudahkan dalam
penggambaran interaksi. Jadi dari beberapa pengertian sistem diatas dapar
dirumuskan bahwa sistem merupakan kumpulan dari beberapa komponen yang saling
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem terbagi menjadi dua yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem
tertutup dalam sebuah prosesnya tidak dipengaruhi oleh lingkungan luar, sedangkan
sistem terbuka prosesnya menerima kegiatan dari lingkungan luarnya. Pada sistem
terbuka ini prosesnya berlangsung secara dinamis. Suatu sistem di dalamnya
mengandung ciri sebagau berikut:
1) Adanya satu kesatuan yang teratur
2) Adanya komponen komponen yang membentuk kesatuan secara teratur
3) Adanya hubungan antara komponen satu dengan yang lainnya
4) Adanya proses transformasi
5) Adanya tujuan yang harus dicapai
Sistem merupakan suatu hal yang bergerak untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa sistem memiliki cita cita yang ada di dalamnya dan
pada suatu sistem terdapat sebuah konsep dasar yang mendasari suatu tujuan. sebagai
sesuatu yang aktif bergerak untuk mencapai sebuah tujuan tertentu, maka secara
berkelanjutan suatu sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis kontekstual, oleh
karena itu, sistem pendidikan haruslah dapat menerima tuntutan atas kualitas.
Pendidikan sebagai sistem disini dapat diartikan bahwa komponen komponen
penyusun pendidikan atau unsur unsur yang ada didalam suatu pendidikan saling
bekerja sama atau berkaitan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yaitu
mencerdaskan kehidupan suatu bangsa.

14
C. Hubungan Timbal Balik antar Komponen Pendidikan

Keseluruhan komponen-komponen Pendidikan diatas merupakan satu kesatuan


yang saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Input
mentah (raw input), yaitu peserta didik, Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum,
pendidik, input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi
keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi proses pendidikan. Sehingga dalam pencapaian tujuan pendidikan secara
optimal dapat ditempuh melalui proses berkomunikasi yang intensif

15
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa.
Komponen-komponen pendidikan ialah komponen-komponen yang mendukung dan
menopang sistem pendidikan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
mencapai hasil maksimal. Semua komponen dalam pendidikan merupakan bagian-bagian
penting dalam pembangunan sebuah pendidikan. Setiap komponen-komponen pendidikan
memiliki peran penting dalam proses berjalannya pendidikan. Oleh karena itu, perlu
adanya perhatian khusus dari berbagai pihak untuk menjaga keseimbangan komponen-
komponen pendidikan. Komponen-komponen pendidikan tidak hanya menjadi perhatian
khusus pihak manajer pendidikan saja. Akan tetapi, hal tersebut menjadi perhatian khusus
bagi sivitas pendidikan serta bagi orangtua yang ikut mendampingi dan menuntut
berjalannya proses pendidikan.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan dapat disarankan bahwa
Sebagai calon guru merupakan hal penting dalam memahami suatu sistem ataupun
komponen-komponen dasar dalam proses pembelajaran. Karena tentu saja kegiatan
belajar mengajar memiliki komponen-komponen yang kesemuanya itu saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Proses belajar-mengajar tidak akan berjalan
dengan efektif, bahkan tidak akan terlaksana jika salah satu komponen tersebut
mengalami kendala.

16
DAFTAR PUSTAKA

D, R., & Sutijan, S. (2009). Pengantar Ilmu Pendidikan. Surakarta: Inti Media Surakarta.

Rahma, S. A. (2019, Desember 27). Pendidikan Sebagai Sistem. Retrieved September 24, 2022, from
ilmiahku: https://www.ilmiahku.com/2019/12/makalah-pendidikan-sebagai-sistem.html

17

Anda mungkin juga menyukai