Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

DASAR-DASAR PENDIDIKAN

KOMPONEN, FUNSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPUN Ibu Rasmi S.Ag, M.SI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

1. ADE IRAWAN : 2021010101040


2. SALMA ALBARKATI : 2021010101057
3. YATI NURLITA : 2021010101058
4. MELDA FISTASARI : 2021010101059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI KENDARI (IAIN)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Komponen, Funsi
dan Tujuan Pendidikan” Dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
mengetahui tentang komponen, fungsi dan tujuan pendidikan. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Rasmi S.Ag. M.SI. selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar
Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Oktober, 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Komponen Pendidikan...............................................................................................................3
B. Fungsi Pendidikan...................................................................................................................10
C. Tujuan pendidikan...................................................................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu fondasi dalam hidup yang harus dibangun dengan sebaik
mungkin. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran , pemgetahuan,
keterampilan serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari satu generasi ke
generasi lainnya. Proses pembelajaran ini melalui pengajaran, pelatihan, dan
penelitian. Adanya pendidikan juga dapat meningkatkan kecerdasan, akhlak mulia,
kepribadian serta keterampilan yang bermanfaat baik itu untuk diri sendiri maupun
masyarakat umum. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam hidup ini,
tanpa adanya pendidikan manusia akan bertindak semaunya tanpa tahu aturan.
Pendidikan adalah sebuah sistem. Sebuah sistem terdiri dari beberapa komponen,
tanpa adanya gabungan dari beberapa komponen, sistem tersebut tidak akan bisa
berdiri dan tidak akan bisa mencapai tujuannya. Sama dengan sistem pendidikan,
pendidikan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya komponen-komponen atau unsur-
unsur pembentuk pendidikan itu sendiri. Komponen pendidikan tersebut harus ada
dalam sebuah pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika tujuan pendidikan
sudah tercapai, maka pendidikan akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, dan kepribadian. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus
dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Komponen merupakan bagian dari
suatu sistem yang memilki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses
untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian dari sistem
proses pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan yang
menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan. Pendidikan juga memiliki fungsi
diantaranya adalah mengembangkan kemampuan, membentuk watak, kepribadian
agar peserta didik dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Salah satu tujun utama
pendidikan adalah mengembangkan potrnsi dan mencerdaskan individu dengan lebih
baik. Dengan tujuan ini, diharapkan peserta didi yang memilki pendidikan dengan
baik dapat memilki kreativitas, penmgetahuan, kepribadian, mandiri dan menjadi
pribadi yang lebih bertangdung jawab.
Dari urainnya tersebut, dapat difahami bahwa komponen pendidikan itu penting
untuk di ketahui agar dapat mencapai tujuan pendidikan dan agar pendidikan itu
berfungsi dengan baik. Dalam makalah ini akan dibahas secara rinci tentang
komponen-komponen pendidikan, tujuan dan fungsi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang ternasuk komponen pendidikan?
2. Apa fungsi pendidikan?

1
3. Apa tujuan sebuah pendidikan?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa saj komponen pendidikan
2. Untuk mengetahui pentingnya komponen pendidikan
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Pendidikan
Pendidikan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan bangsa dan negara,
karena dengan adanya pendidikan masyarakat bisa belajar dan memahami ilmu
pengetahuan baik teoritis maupun praktis. Pendidikan juga merupakan jembatan untuk
tercapainya tujuan negara kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 yaitu “mencedaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan adalah
sebuah sistem, sehingga sistem pendidikan itu tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya
komponen-komponen atau unsur unsur pembentuk pendidikan itu sendiri. Komponen
merupkan bagian dari suattu sistem yang memilki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan
berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan
tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa
untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-
komponen tersebut. Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses
pendidikan atau terlaksananya proses mendidik. Adapun komponen-komponen
pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pendidik
Pendidikan dalam pedagogis mempunyai dua arti. Yang pertama secara adi
kodrati, pendidik adalah orang tua peserta didik masing-masing. Orang tua yang
berperan sebagai pendidik akan berperan sebaik mungkin dengan segala
keterbatasannya untuk mengarahkan anaknya. Yang kedua, pendidik sebagai
seseorang yang memberikan pendidikan kepada peserta didik di lembaga
pendidikan formal atau kita sering menyebutnya guru. Orang yang bisa menjadi
pendidik adalaha orang dewasa. Orang dewasa dianggap bisa menjadi kepada
orang yang lebih muda umurnya, karena pemikiran orang dewasa biasanya lebih
luas, sehingga memungkinkan untuk membimbing orang yang dibwah umurnya
dan mampu membawa peserta didik kearah kedewasaan. Orang tua adalah orang
yang pertama yang telah mendidik dan mengajar kita sejak kita dilahirkan. Orang
tua selalu mendidik anaknya semaksiamal mungkin untuk membuat anaknya
menjadi orang yang pandai dan cerdas. Selain orang tua pendidik juga dapat
berasal dari mesyarakat yaitu pendidikan formal (guru) atau non formal misalnya
kursus. Seorang pendidik harus mempunyai sifat-sifat, watak dan perilaku
dibawah ini:
a. Adil
Sebagai seorang guru sebaiknya harus berusaha bersikap adil terhadap peserta
didiknya. Tidak membedakan anak saudara, anak yang cantik anak pejabat

3
atau anak kesayangan tetap saja semua anak harus mendapat bimbingan dan
pengajaran yang sama dari gurunya.
b.Percaya dan menyukai anak didiknya
Seorang guru harus berprasangka baik pada anak didiknya dan percaya bahwa
anak didiknya memilki kemauan dan kemapuan. Seoarang ahli Jan Lighthart
pernah berkata “semua pendidikan haruslah didasarkan pada keyakinan bahwa
anak itu mempunyai kata hati. Jika keyakinan itu tidak ada , tak perlulah orang
mendidik. Orang lemah dapat dijadikan kuat , orang bodoh dapat dijadikan
pandai, tetapi orang yang tidak mempunyai kata hati tak mungkin diperbaiki”.
c. Sabar dab rela berkorban
Setiap pekerjaan pasti ada cobaan didalamnya terutama bagi pendidik.
Seoarang pendidik Harus sabar dalam menghadapi siswanya.
d.Memilki kewibawaan (gezag)
Kewibawaan merupakan suatu pancaran batin yang dapat menimbulkan
kepada pihak lain untuk mengakui, menerima dengan penuh pengertian atas
sesuatu kekuasaan. Tanpa adanya gezag tidak mungkin sebuah pendidikan
masuk kedalam hati peserta didik, mereka akan menuruti perintah hanya
karena takut, bukan karena kesadaran dari dalam dirinya. Menurut M.J.
Langeveld ada 3 sendi kewibawaanyang harus dibina yaitu: kepercayaan,
kasih sayang dan kemampuan.
e. Penggembira
Seorang pendidik yang baik adalah yang bisa memberi kesempatan tertawa
kepada anak didiknya. Sifat hunor sebaiknya dimiliki oleh seorang pendidik
agar peserta didiknya tidak jenuh dan lelah. Humor juga berfungsi untuk
mendekatkan guru dengan muridnya.
f. Bersikap baik kepada orang lain
Seorang akan diterima dan di percaya sebagai pendidik jika perilaku terhadap
masyarakat baik.
g.Mneguasai mata pelajaran dan berpengetahuan luas
Guru harus selalu menambah pengetahuannya karena mengajar tidak dapat
lepas dari belajar. Pengetahuan guru harus selalu bertambah seiring
berkembangnya zaman, karena hal ini sangat diperlukan oleh murid-muridnya.

Sifat diatas sebaiknya dimiliki oleh seorang pendidik, karena pendidik adalah
contoh bagi murid-muridnya yang kemudian dapat diajarkan dan ditanamkan kepada
mereka. Pendidikan sangat bergantung kepada pendidiknya, karena semakin tinggi
kualitas pendidik semakij tinggi pula kualitas pendidikan.

2. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangka potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Peserta didik berstatus sebjek didik. Pandangan modern
cenderung berpendapat demikian karena subjek didik tidak memandang usia. Ciri
khas peserta yang perlu dipahami oleh pendidik adalah:

4
a. Individu
Individu (manusia seutuhnya) yang meliki potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga merupakan insan yang unik. Individu disini diartikan sebagai seorang
yang tidak bergantung pada orang lain dan menentukan diri sendiri, tidak
dipaksa orang lain serta mempunyai sifat dan keinginan sendiri. Dalam hal ini
pendidik tetap memegang peranan, tidak selalu membenarkan tindakan peserta
didik, melainkan tetap membantu, memberi pertolongan melayanis sesuatu
eksistensinya agar menuju perkembangan yang dewasa sesuai dengan norma
yang berlaku.
b. Individu yang sedang berkembang
Berkembang disini di maksudkan sebagai perubahan yang terjadi dalam diri
peseerta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun kearah
penyesuaian dengan lingkungan. Manusia berkembang melalui suatu rangkain
yang beritngkat-tingkat. Tiap fase berbeda dengan fase lainnya. Perbedaan ini
meliputi perbedaan minat, kebutuhan, kegemaran, emosi entelegensi dan
sebagainya. Perbedaan tersebut harus diketahui oleh pendidik masing-masing
tingkat perkembangan. Atas dasar ini pendidikan dapat mengatur kondisi dan
strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi
Dalam perkembangannya peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan.
Bayi yang baru lahir secara badani dan hayatitidak bisa terlepas dari ibunya.
Seharusnya setelah dewasa ia sudah bisa hidup sendiri, tetapi kenyataannya
untuk kebutuhan perkembangan hidupnya ia masih membutuhkan bimbingan
orang lain. Disinilah fungsi pendidik harus diaktualisasikan.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Dalam perkembangannya peserta didik mempunyai kemampuan berkembang
kearah kedewasaan. Karena itu peserta didik membutuhkan sebuah pendidikan
agar mereka memperoleh kebebasan untuk memerdekakan diri dan mampu
menjadi manusia mandiri.
3. Lingkungan Pendidikan
Manusia dapat mengembangkan kemampuan melalui sebuah pengalaman.
Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungannya sosial manusia secara efisien dan efektif.
Lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan disebut dengan lingkungan
pendidikan. Ada tiga lingkungan utama pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat (Umar Tirtaharja et.Al.,1990:39-40). Sepanjang hidupnya manusia
akan selalu menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan utama yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat dan ketiganya disebut tripusat pendidikan.
a. Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang sedikit anggotanya karena
hubungan sedarah. Keluarga itu dapat terdiri dari keluarga inti (nucleus

5
family) yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak. Kemudian ada juga keluarga
yang terdiri dari Ayah Ibu, anak Kakek, Nenek, Paman, Bibi dan lain-
lain.Walaupun Ibu adalah anggota keluarga yang paling berpangaruh terhadap
tumbuh kembanga anak, namun pada akhirnya semua anggota keluarga ikut
berpengaruh dalam pendidikan anak. Keljuarga berperan baik pada aspek
pembudayaan maupun penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Namun
karena meningkatnya kebutuhan aspirasi anak, umumnyankeluarga tidak
mampu memenuhinya.Sehingga tujuan pendidikan itu sebagian dapat dicapai
melalui jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolahyang
dianggap semakin penting. Dalam UU RI No.2 tahun 1989 tentang sisdiknas
yang menegaskan funsi dan peranan keuiarga dalam mencapai tujuan
pendidikan yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
dieselnggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai
budaya, nilai moraldan keterampilan yang mendukung kehidupan yang
bersangkutan (pasal 10 ayat 1).
Menurut Ki Hajar Dewantara, suasan kehidupan keluarga merupakan
sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupu pendidikan
sosial. Keluarga bersifat dan berwujud sempurna untuk melangsungkan
pendidikan pribadi kearah yang utuh, tidak saja bagi anak-anak, tetapi juga
bagi remaja. Peran orang tua dalam keluarga adalah sebagai penuntun
pengajar dan pemberi contoh. Mereka senantiasa melakukan usaha yang
terbaik untuk kemajuan anak-anaknya. Manusia memang mempunyai naluri
pedagogis, yang berari bahwa perilaku pendidikan merupakan akibat naluri
untuk melanjutkan keturunan. Di lingkungan keluarga anak-anak bisa turut
serta mengerjakan pekerjaan dalam keluarga dengan sendirinya Di lingkungan
keluarga anak-anak bisa turut serta mengerjakan pekerjaan dalam keluarga
dengan sendirinya. Mereka mempraktekan bermacam-macam kegiatan yang
sangat berfaedah bagi pendidikan sosial, watak dan budi pekerti seperti
kejujuran, keberanian, ketenangan, kebenaran, hidup hemat menghargai dan
sebagainya. Decroly penah mengatakan 70 % dari anak-anak yang jatuh dalam
jurang kejahatan berasal dari keluarga yang rusak kehidupannya. Oleh karena
itu untuk perbaikan dalam masyarakat perlu adanya perbaikan dalam
keluarganya. Pendidikan di keluarga berperan penting dalam proses
pendidikan anak di sekolah atau di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu
perlu adanya keikutsertaan keluarga pada tahap perencanaan, pemantauan
dalam pelaksanaan evaluasi dan pengembangan pendidikan.
b. Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan
pendidikan secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah. Karena
berkembangnya zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh
kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap IPTEK sendirian. Semakin
maju suatu masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam
memepersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangungan

6
masyarakat itu. Sekolah harus diupayakan sedemikian rupa agar
mencerminkan suatu masyarakat Indonesia di masa depan, sehingga peserta
didik mampu menyiapkan diri untuk melaksanakan perannya.Sekolah sebagai
pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju
karena pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal, tetapi
tetap berpijak pada ciri keindonesiaan. Dengan demikian, pendidikan di
sekolah harus seimbang dan serasi menjamah aspek pembudayaan,
penguasaan pengetahuan dan pemilikan keterampilan peserta didik.
Alternatif yang mmungkin dilakukan sesuai dengan kondisi dan situasi
sekolah, antara lain
 pengajaran yang mendidib.
 peningkatan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (BP)
 pengembangan perpustakaan sekolah
 Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah
Sekolah dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a. Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)
Pelaksanaan pembelajaran di tingkat ini diintegrasikan dalam bidang
pengembangan moral, budi pekerti, nilai-nilai agama, pengembangan
emosi dan pengembangan kemampuan dasar melalui pendidikan
bahasa, kognisi dan fisik.
b. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Penyelenggaraan pendidikan di tingkat SD adalah untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki dasar-dasar karakter, kecakapan, keterampilan
dan pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan potensi diri
secara optima, sehingga siswa memiliki keberhasilan dalam pendidikan
lanjutan.
c. Sekolah menengah
Sekolah menengah terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
Madrasah Aliyah (MA). Penyelenggaraan sekolah ini ditujukan
untukmenghasilkan lulusan yang memiliki kecakapan, karakter dan
keterampilan yang kuat untuk mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingungan social, budaya dan alam sekitar.
c. Mayarakat
Secara umum masyarakat adalah sekumpulan manusia laki-laki dan
perempuan yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling
berinteraksi dengan sesame untuk mencapai tujuan. Dalam konsep pendidikan
adalah masyarakat diartikan sebagai sekumpulam orang dengan berbagai
ragam kualitas diri dari yang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan
tinggi. Baik buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan
anggotanya, sehingga semakin baik pendidikan anggotanya, semakin baik pula
kualitas masyarakat secara keseluruhan. Kaitan antara masyarakat
dan  pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu :

7
 Masyarakat sebagai peyelenggara pendidikan
 lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik
langsung atau tidak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi
edukatif.
 Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang
dirancang maupun yang dimanfaatkan. Manusia selalu mendidik
dirinya dendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang
tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya.

Dalam pendidikan ketiga hal tersebut hanya dapat dibedakan, namun sulit
dipisahkan. Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf
perkembangan masyarakat dan sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya.Di
dalam lingkungan masyarakat biasanya terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan
dan/atau kelompok sosial yang mempunyai peran dan fungsi edukatif yang besar
antara lain teman sebaya dan organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan,
organisasi ekonomi, organisasi politik, organisasi kebudayaan dan sebagainya.Setelah
keluarga, kelompok sebaya (peer group) menjadi pengaruh terhadap perkembangan
dan kepribadian anak, karena pada saat itu anak berusaha melepaskan diri dari
pengaruh kekuasaan orang tua. Dampak edukatif dari peer group adalah anak dapat
berkomunikasi menyesuaikan diri dengan orang lain sehingga pengetahuan menjadi
bertambah serta memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga menjadi orang
yang lebih kompleks.Kemudian organisasi kepemudaan juga mempunyai pengaruh
penting dalam pendidikan, terutama sangat bermanfaat dalam membantu proses
sosialisasi serta mengembangkan aspek afektif dari kepribadian, seperti kejujuran,
disiplin, tangggung jawab dan kemandirian.Selain teman sebaya dan organisasi
kepemudaan, organisasi keagamaan juga mempunyai peran yang sangat penting
karena berkaitan dengan pendidikan keyakinan terhadap Tuhan. Biasanya organisasi
keagamaan menyediakan beberapa program, seperti mengajarkan keyakinan serta
praktek-praktek keagamaan dengan cara memberikan pengalaman yang
menyenangkan bagi masyarakat dan mengajarkan kepada mereka tentang tingkah laku
dan prinsip-prinsip moral sesuai keyakinan agamanya.

4. Alat dan metode pendidikan


Alat dan pendidikan bagaikan dua sisi dari satu mata uang. Alat melihat jenisnya
sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat dalam pendidikan
diartikan sebagai usaha-usaha atau perbuatan-perbuatan si pendidik yang
ditujukan untuk melaksanakan tugas mendidik dan juga sebagai langkah-langkah
yang membantu pencapaian tujuan pendidikan. Contoh alat pendidikan
diantaranya melarang, memberi anjuran, menasihati, menghukum, dll. Pendidik
yang menggunakan alat-alat pendidikan harus bisa menyesuaikan dengan tujuan
yang terkandung dalam alat itu. Untuk memilih alat pendidikan yang baik dan
sesuai, harus memperhatikan empat syarat berikut:

8
a.       Tujuan apakah yang hendak dicapai dengan alat itu
b.      Siapa yang menggunakan alat itu
c.       Anak yang mana yang dikenai alat itu
d.      Bagaimana menggunakan alat itu
e.       Bagaimana situasi dan kondidi saat menggunakan alat tersebut
Abu Ahmadi (2006:38) membedakan alat pendidikan menjadi beberapa kaegori,
sebagi berikut:
a. Alat pendidikan positif dan negatif
Alat pendidikan positif dimaksudkan sebagai alat yang ditujukan agar anak
mengerjakan sesuatu yang baik,misalnya pujian agar anak mengulang
pekerjaan yang menurut ukuran adalah baik. Alat pendidikan negatif
dimaksudkan agar anak tidak mengerjakan sesuatu yang buruk, misalnya
larangan atau hukuman agar anak agar anak tidak mengulangi perbuatan yang
menurut norma adalah buruk.
b. Alat pendidikan preventif dan kuratif
Alat pendidikan preventif adalah alat yang bermaksud mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak dikehendaki, contohnya larangan, peringatan dan
pembiasan. Alat pendidikan kuratif/ korektif adalah alat untuk memperbaiki
kesalahan, misalnya nasihat dan hukuman
c. Alat pendidikan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
Alat pendidikan yang menyenangkan adalah alat yang digunakan agar
peseerta didik menjadi senang, misalnya hadiah dan ganjaran. Alat pendidikan
yang tidak menyenangkan adalah alat yang membuat peserta didik merasa
tidak senang dan tidak nyaman melakukan sesuatu, misalnya hukuman dan
celaan.
Dari pemaparan diatas ada alat-alat pendidikan yang sangat penting yang akan
dibahas diantaranya:
1. Pembiasaan
Pembiasaan adalah salah satu alat yang paling penting dalam pendidikan,
terutama bagi anak-anak yang masih kecil. Pembiasaan yang baik penting
artiya bagi pembentukan watak anak-anak dan juga berpengaruh kepada
anak itu sampai hari tuanya. Oleh karena itu sangat baik menanamkan
kebiasaan baik pada waktu anak-anak.
2. Pengawasan
Untuk menimbulkan pembiasaan yang baik maka membutuhkan sebuah
pengawasan. Pengawasan sangat penting dalam mendidik anak-anak,
tanpa pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya.Anak
yang dibiarkan tumbuh sendiri menurut alamnya akan menjadi manusia
yang hidup menurut nafsunya saja. Kemungkinan besar anak itu menjadi
tidak patuh dan tidak mengetahui tujuan hidup yang
sebenarnya. Pengawasan harus dilakukan walaupun berangsur-angsur
anak harus diberi kebebasan.  Namun bukanlah kebebasan yang dijadikan
pangkal atau permulaan pendidikan, melainkan kebebasan itu yang
hendak diperoleh pada akhirnya.

9
3. Perintah
Perintah bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang yang harus
dikerjakan oleh orang lain, melainkan dalam hal ini termasuk pula
peraturan-peraturan umum yang mengandung norma yang harus ditaati
oleh peserta didik.Perintah ini dikatakan berhasil jika anak-anak menuruti
perintah tersebut. Supaya sebuah perintah dapat ditaati oleh peserta
didiknya, hendaknya memenuhi syarat-syarat sebuah perintah sebagai
berikut :
a. Sebuah perintah harus dikatakan dengan terang dan singkat
sehingga mudah difahami anak
b. Perintah disesuaikan dengan umur dan kemampuan anak
c. Kadang perlu untuk mengubah sebuah perintah menjadi sebuah
permintaan, biasanya dilakukan bagi anak yang sudah besar
d. Tidak terlalu banyak dan berlebih-lebihan dalam memberi perintah
e. Konsekuen terhadap perintah
f. Perintah sebaiknya bersifat mengajak, maksudnya si pendidik juga
harus turut melakukan.
4. Larangan
Larangan biasanya dilakukan jika anak melakukan sesuatu yang
merugikan atau dapat membahayakan dirinya. Namun larangan yang
terlalu sering kepada anak juga dapat menghambat perkembangan jasmani
dan rohaninya, contohnya larangan bermain dengan teman-
temannya.Maka dari itu pendidik diharapkan tidak terlalu banyak
melarang anak melakukan suatu perbuatan.Bagi anak-anak yang masih
kecil , sering lebih berhasil jika mengubah larangan tersebut menjadi
sebuah perintah atau membelokan perhatian anak pada sesuatu yang lain
yang menarik minatnya.
5. Ganjaran
Ganjaran adalah salah satu alat untuk mendidik anak supaya anak merasa
senang atas perbuatannya dan akan melakukannya lagi. Beberapa contoh
ganjaran:
a.       Mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan apa yang
dijawab atau dilakukan si anak
b.      Guru memberikan kata-kata pujian
c.       Ganjaran dapat pula berupa benda-benda yang menyenangkan dan
berguna bagi anak. 
6. Hukuman
Hukuman adalah alat pendidikan yang tidak menyenangkan berupa
penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh
pendidik kepada peserta didik setelah terjadinya suatu pelanggaran,
kejahatan atau kesalahan.
Sebagai alat pendidikan, hukuman hendaklah:
a.       Senantiasa merupakan jawaban atas suatu pelanggaran
b.      Sedikit banyaknya harus bersifat tidak menyenangkan

10
c.       Selalu bertujuan kea rah perbaikan da dilakukan untuk kepentingan
anak itu sendiri.
d.      Harus disesuaikan dengan kepribadian si anak
e.       Pendidik sanggup memberi maaf setelah hukuman selesai
dijalankan
B. Fungsi Pendidikan
Pendidikan juga memiliki fungsi diantaranya adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak kepribadian serta peradaban yang bermartabat
dalam hidup dan kehidupan atau pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar
menjadi manusia yang benar sesuai norma. Menurut pendapat Horton dan Hunt,
lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifest) yakni sebagai
berikut:
 Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
 Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi
kepentingan masyarakat.
 Melestarikan kebudayaan.
 Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.

- Mengurangi pengendalian orang tua terhadap anak-anaknya. Melalui


pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas serta wewenangnya dalam
mendidik anak kepada pihak sekolah.
- Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah mempunyai potensi untuk
menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan
adanya perbedaan pandangan antara sekolah serta masyarakat tentang sesuatu
hal, seperti pendidikan seks serta sikap terbuka.
- Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan bisa
mensosialisasikan kepada anak-anak didiknya guna menerima perbedaan
prestise, privilise, serta status yang ada dalam masyarakat. Sekolah pun
diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi
ataupun paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
- Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah bisa pula memperlambat
masa dewasa seseorang sebab siswa masih tergantung secara ekonomi kepada
orang tuanya.

 Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
- Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
- Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
-   Menjamin integrasi sosial.
-   Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
- Sumber inovasi sosial.
 Berikut beberapa fungsi pendidikan yang sesuai dengan prinsip pendidikan itu
sendiri. Pada prinsipnya, terdapat empat fungsi utama pendidikan:
1. Sosialisasi
2. Integrasi sosial

11
3. Penempatan sosial
4. Inovasi sosial
Keempat fungsi tersebut merupakan fungsi yang dimanifestasikan dalam tujuan
pendidikan. Kita akan ulas satu-persatu fungsinya.
1. Sosialisasi
Ketika anak-anak diharapkan untuk dapat hidup mandiri di tengah-tengah
masyarakat nantinya, maka nilai dan norma yang berlaku di masyarakat harus
diturunkan pada anak-anak. Di sini anak didik dituntut untuk mempelajari
nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Proses mempelajari nilai dan
norma yang berlaku ini disebut sebagai sosialisasi. Insitusi sosial seperti
keluarga dan sekolah memiliki fungsi untuk menjalankan fungsi ini. Sebagai
contoh, kita menginginkan agar anak kita tidak memukul orang tua ketika
dimarahi. Maka di sekolah, guru mengajarkan pada muridnya bahwa memukul
orang lain adalah tindakan tercela dan bisa dihukum kurungan penjara. Bila
anak didik memahami apa yang disampaikan oleh gurunya, makan anak
tersebut enggan untuk memukul orang tua bahkan ketika dimarahin.
2. Integrasi sosial
Agar masyarakat dapat bekerja sebagaimana mestinya, tanpa muncul
konflik yang merugikan kehidupan sosial, maka individu harus mengikuti
nilai-nilai yang telah diyakini bersama. Proses mengikuti atau ikut meyakini
nilai-nilai yang telah diikuti oleh individu atau kelompok lain dalam
masyarakat disebut sebagai proses integrasi sosial. Sebagai contoh, dalam
masyarakat berlaku nilai bahwa mencuri itu perbuatan kriminal sehingga
pelakunya harus dihukum. Seorang anak diajarkan untuk tidak mencuri,
meskipun ia sebelumnya tumbuh di kampung pencuri yang meyakini bahwa
mencuri adalah pekerjaan sehari-hari. Keputusan untuk tidak lagi mencuri
menjadi prasyarat tercapainya integrasi sosial. Peran pendidikan adalah
mendorong keputusan anak tersebut untuk tidak lagi mencuri.
3. Penempatan sosial
Anak didik yang menjalani proses pendidikan diidentifikasi oleh pendidik
mengenai kepribadian, karakter, keterampilan dan keahliannya. Proses
identifikasi ini menentukan penempatan di posisi sosial mana anak didik kelak
berlabuh. Sebagai contoh, individu yang dididik ilmu kedokteran, maka
penempatan yang sesuai adalah di Institusi kesehatan atau dimanapun individu
tersebut bisa berkontribusi pada kesehatan masyarakat. Penempatan sosial
yang sesuai dengan pendidikannya mendorong berfungsinya pendidikan
sebagai penempatan sosial individu atau kelompok.
4. Inovasi sosial
Fungsi pendidikan sebagai inovasi sosial terkait erat dengan segala macam
penemuan-penemuan baru di berbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan
sosial. Kita tidak bisa berharap adanya penemuan-penemuan baru yang
mengubah dunia baik dalam skala kecil atau pun besar apabila individu yang
terlibat dalam penemuan tidak mengalami proses pendidikan terlebih dahulu.
Sebagai contoh, seorang intelektual harus membaca banyak buku sebelum
menciptakan konsep ideologis yang dianut suatu negara. Pencetus pancasila,
misalnya, tidak mungkin merumuskan pancasila tanpa tempaan intelektual
yang mendahuluinya.

12
Keempat fungsi di atas merupakan fungsi umum yang melekat dalam
filosofi pendidikan. Memahami fungsi pendidikan dapat membantu setiap
pembelajar untuk merefleksikan aktivitas pendidikan yang selami ini dijalani.
C. Tujuan pendidikan
Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi dan
mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka
yang memiliki pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan,
kepribadian, mandiri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.
Sesuai yang sudah diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia, seperti:

1. UU No. 2 Tahun 1985


Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya,
yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat
jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang
mantap, dan bertanggung jawab terhadap bangsa.
2. UU No. 20 Tahun 2003
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
3. MPRS No. 2 Tahun 1960
Sesuai dengan MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah untuk
membentuk manusia yang memiliki jiwa Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.

Menurut Langeveld, tujuan pendidikan ada enam macam, yaitu:


a. Tujuan umum
Tujuan ini disebut juga tujuan total, tujuan yang sempurna atau tujuan akhir.
Dalam hal ini Kohnstam dan Gunning mengatakan bahwa tujuan akhir dari
pendidikan adalah untk membentuk insan kamil atau manusia sempurna.
Manusia sempurna adalah manusia yang memiliki tiga hakikat manusia yaitu,
sebagai makhluk individu, makhluk social dan makhluk susila.

b. Tujuan khusus
Untuk menuju tujuan umum , perlu adanya pengkhususan tujuan yang
disesuaikan dengan situasi tertentu yang hendak dicapai berdasar usia, jenis
kelamin, sifat, lingkungan bakat, intelegensi dll.
c. Tujuan tak lengka
Adalah tujuan yang menyangkut sebagian aspek manusia misalnya tujuan
khusus pembentukan kecerdasan saja tanpa memperhatikan yang lainnya.

13
d. Tujuan insidentil (sesaat)
Tujuan seperti ini timbul secara mendadak dan hanya bersifat sesaat, misalnya
tuuan untuk mengadakan hiburan maka diadakan kegiatan darmawisata.
e. Tujuan sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang ingin dicapai dalam fase-fase tertentu
pendidikan. Misalnya anak dimasukan ke sekolah, tujuannya adalah agar anak
dapat membaca dan menulis
f. Tujuan intimedier (perantara)
Tujuan ini merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain.
Misalnya kita belajar bahasa inggris atau belanda untuk mempelajari buku-buku
tertulis dalam bahsa Inggris.Tujuan pendidikan dalam perspektif islam adalah
untuk memberikan bantuan kepada manusia yang belum dewasa agar cakap
menyelesaikan tugas hidupnya yang diridoi Allah SWT, terjalinnlah
kebahagiaan dunia dan akhirat atas kuasanya sendiri (Drs. Abd Rahman
Sholeh).

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk menjadikan manusia sebagai
manusia yang seutuhnya. Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, karenanya
pendidikan membutuhkan komponen-komponen pendidikan diantaranya peserta
didik, pendidik, alat pendidikan, lingkungan pendidikan dan alat pendidikan.
Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena
tanpa adanya komponen tersebut maka fungsi dan tujuan pendidikan tidak akan
tercapai. Fumgsi pendidikan yang nyata menifest yaitu mempersiapkan anggota
masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat perseorangan demi
kepuasan pribadi dan bagi kepentungan masyarakat ,melestarikan budaya, dan
menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dan demokrasi. Tujuan
pendidikan diantaranya tujuan umum, tujuan khusus, tujuan tak lengkap, tujuan
insidentil, tujuan sementara dan tujuan perantara. Dalam perspektif islam tujuan
pendidikan adalah untuk menjadikan manusia cakap dalam menjalani kehidupan
untuk akhirat dan untuk mencari keridhoan Allah.
B. Saran
Pendidikam merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia.
Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahan terhadap
dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam baik secara islam maupun secara
umum. Melalui adanya pendidikan, anak akan di bekali dengan penalaran,
keterampilan, dan sikap atau kepribadian yang lebih baik sehingga anak mampu
berkembang dengan lebih baik. Kami berharap pemrintah memberikan sarana dan
prasarana pendidikan yang lebih baik, agar anak dari usia dini terbekali dengan
pendidikan yang layak untuk mereka sehingga dapat mewujudkan generasi yang
cerdas.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://annisaaulia1995.blogspot.com/2014/14/04/makalah-komponen-pendidikan.html?m=1.

https://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2015/10/13/komponen-komponen-pendidikan/.

https://www.akseleran.co.id/blog/pendidikan-adalah/.

https://pgsd.upy.ac.id/index.php/2-uncategorised/12-pendidikan.

https://sosiologi.com/fungsi-pendidikan.

16

Anda mungkin juga menyukai