Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LINGKUNGAN BELAJAR DAN FAKTOR NON INTELEKTUAL SISWA

Disusun Oleh :

Kelompok 11

1. Aulia Nurazizah (5021294)

2. Ade Febriansyah (5021299)

3. Nila Ariyanti (5021304)

Dosen Pengampu : Candres Abadi, M.Pd,kons.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
“Lingkungan Belajar dan Faktor Non Intelektual Siswa” tepat waktu.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Lubuklinggau, November 2022

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................................4

B. Batasan Masalah.........................................................................................4

C. Rumusan Masalah.......................................................................................4

D. Tujuan..........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6

A. Pengertian Lingkungan Belajar................................................................6

B. Macam – Macam Lingkungan Belajar.....................................................7

C. Faktor Non Intelektual Belajar Siswa.....................................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................19

A. Kesimpulan................................................................................................19

B. Saran..........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencapaian prestasi belajar yang baik menunjukkan keberhasilan
dalam proses pembelajaran, begitu juga sebaliknya tidak tercapainya
prestasi belajar yang baik menunjukkan kurang berhasilnya dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, pemenuhan dan pengelolaan fasilitas dan
lingkungan belajar yang baik untuk kelancaran proses belajar perlu
diperhatikan oleh setiap sekolah. Sebab, terpenuhinya fasilitas dan
lingkungan yang baik, dapat meminimalisir kesulitan belajar yang dialami
oleh peserta didik. Tingkat kesulitan belajar yang rendah, menciptakan
kelancaran proses belajar sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar
siswa.
Berhasil tidaknya pembelajaran didalam kelas ternyata sangat
didukung oleh faktor lingkungan. Lingkungan itu bisa berupa lingkungan
dikeluarga, masyarakat dan tentunya sekolah. Lingkungan juga
mempengaruhi hubungan sosial, belajar dan psikologis peserta didik.
Untuk itu, lingkungan seharusnya juga menjadi hal yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses
belajar. Berdasarkan hal tersebut, kami ingin membahas lebih dalam
mengenai lingkungan sebagai salah satu faktor penentu prestasi peserta
didik

B. Batasan Masalah
Untuk menghindari permasalahan yang meluas, maka penulis
hanya membahas mengenai “Lingkungan Belajar dan Faktor Non
Intelektual Siswa”.

C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari lingkungan belajar ?
2. Apa saja macam macam lingkungan belajar ?
3. Apa saja faktor – faktor non intelektual belajar siswa ?

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi lingkungan belajar
2. Untuk mengetahui macam macam lingkungan belajar
3. Untuk mengetahui faktor – faktor non intelektual belajar siswa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Belajar


Lingkungan merupakan salah satu faktor penunjang. Tempat dan
lingkungan belajar yang nyaman dan kondisif memudahkan siswa untuk
berkonsentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, siswa akan
mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar
yang siswa lakukan. Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut
sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah tempat
berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar
terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan yang merupakan
sumber belajar memiliki pengaruh dalam proses dan hasil dalam
pembelajaran. Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar di luar
diri individu atau manusia.
Menurut Hamalik lingkungan belajar adalah sesuatu yang ada di
alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu.
Kondisi lingkungan belajar yang kondusif, baik lingkungan belajar,
lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat akan menciptakan
katenangan dan kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan
lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara maksimal.
Mariyana menyatakan bahwa lingkungan belajar merupakan sarana
bagi siswa dapat mencurahkan dirinya untuk beraktivita, berkreasi, hingga
mereka mendapatkan sejumlah perilaku baru dari kegiatannya itu. Dengan
kata lain, lingkungan belajar dapat diartikan sebagai “laboratorium” atau
tempat bagi siswa untuk bereksplorasi, bereksperimen, dan
mengekspresikan diri untuk mendapatkan konsep dan informasi baru
sebagai wujud dari hasil belajar.
Menurut Wiyono lingkungan belajar adalah kondisi dan segala
fasilitas yang digunakan untuk kegiatan belajar sehari-hari.
Dari pengertian lingkungan belajar diatas dapat kami simpulkan
bahwa lingkungan belajar siswa adalah semua yang tampak disekeliling
siswa yang akan menciptakan katenangan dan kenyamanan siswa dalam
belajar, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar
secara maksimal dan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan dan tingkah lakunya dalam menjalankan aktifitas mereka,
yakni usaha untuk memperoleh perubahan dalam pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).

B. Macam – Macam Lingkungan Belajar


1. Lingkungan Keluarga
Menurut Slameto, orang tua kurang atau tidak
memperhatikan pendidikan anaknya, tidak memperhatikan sama
sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar,
tidak mengatur waktu belajar, tidak menyediakan atau melengkap
alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau
tidak tahu bagaimana kemajuan belajar anaknya, kesulitan-
kesulitan yang dialaminya dalam mengalami dalam belajar dan
lain-lain dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam
belajar. Berdasarkan konsep tersebut, lingkungan keluarga
merupakan tempat dimana seorang anak akan mendapatkan
pendidikan untuk yang pertama kalinya jelas mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan belajar siswa. Hal ini berkaitan dengan
bagaimana orang tua bisa mengontrol serta mengawasi anak-
anaknya selama belajar di rumah. Serta menyediakan fasilitas dan
menciptakan kondisi atau suasana rumah yang nyaman ketika
belajar di rumah.

Menurut Slameto faktor-faktor keluarga meliputi :

a. Cara Orang Tua Mendidik


Cara orang tua mendidik anaknya besar
pengaruhnya terhadap balajar anaknya. Orang tua yang
kurang atau tidak memperhatikan pendidikannya anaknya,
mereka acuh tak acuh dengan proses anaknya, maka akan
berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajarnya,
anak yang sebenarnya pandai, tetapi karena orang tuanya
acuh tak acuh, maka akan cenderung kurang perhatian
dengan belajarnya sehingga hasilnya juga kurang
memuaskan. Orang tua yang memanjakannya atau
mendidik anaknya dengan keras juga akan berpengaruh
terhadap hasil belajar anak tersebut. Anak yang selalu
dimanjakan orang tuanya akan cenderung nakal, berbuat
seenaknya dan hal itu akan berpengaruh terhadap
keberhasilan anak dalam belajar dan sebaliknya. Oleh
karena itu, orang tua mempunyai peranan penting dalam
mendidik dan membimbing anak-anaknya
b. Relasi Antara Anggota Keluarga
Relasi atau hubungan yang paling utama antara
anggota keluarga adalah Hubungan antara anak dan orang
tua. Dan kemudian ada hubungan dengan saudara laki-laki
saya. Hal ini dapat dicapai melalui simpati, saling
pengertian, Perhatikan bahwa kebalikannya juga benar.
Untuk mendukung keberhasilan akademik anak Anda,
Sangat penting untuk berupaya membangun hubungan yang
baik dalam keluarga Anda. hubungan semacam itu
Keluarga yang baik adalah keluarga yang penuh kasih,
pemahaman sehingga semua anggota keluarga dapat
membimbing anak-anaknya belajar.
c. Suasana Rumah
Suasana rumah adalah situasi atau kondisi yang
terjadi dirumah dimana anak tersebut berada. Hal ini tentu
akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang
akan diperoleh siswa. Suasana rumah yang baik adalah
suasana yang mampu mendukung proses belajar siswa.
Suasana rumah yang tentram dan nyaman akan membuat
anak menjadi tenang sehingga akan membuat anak belajar
dengan baik.
d. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya
dengan belajar anak. Anak yang dalam proses belajar selain
harus dipenuhi kebutuhan pokoknya juga harus didukung
dengan fasilitas yang menunjang proses belajarnya. seorang
anak yang hidup dalam keluarga yang serba kekurangan
tentu akan mendapat fasilitas belajar yang kurang memadai
sehingga akan berpengaruh terhadap proses belajar yang 19
dilakukannya. Sebaliknya jika anak berada dalam keluarga
yang berkecukupan maka akan mendapat fasilitas belajar
yang baik.
e. Perhatian Orang Tua
Orang tua harus bisa memberikan dorongan dan
pehatian terhadap anaknya. Selain menyediakan fasilitas
untuk belajar dirumah, orang tua juga jangan terlalu
memberikan pekerjaan rumah yang terlalu berat untuk
anakanaknya sehingga lebih mempunyai banyak waktu
untuk belajar. Selain itu orang tua juga harus mengontrol
waktu belajar pada anaknya sehingga waktu belajar anak-
anaknya akan benar-benar dimanfaatkan dengan baik.

2. Lingkungan Sekolah
Lingkungan yang kedua adalah lingkungan sekolah,
lingkungan sekolah merupakan faktor eksternal yang berasal dari
luar diri siswa. Lingkungan sekolah adalah tempat dimana siswa
melakukan proses pembelajaran. Lingkungan sekolah akan
menjadi faktor eksternal yang penting demi terwujudnya proses
pembelajaran yang kondusif.
Menurut Tu’u lingkungan sekolah dipahami sebagai
lembaga pendidikan formal, dimana ditempat inilah kegiatan
belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan
dikembangkan kepada anak didik Lingkungan sekolah diharapkan
mampu mendukung siswa dalam mengembangkan potensinya
melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan
menyediakan sarana prasarana serta kondisi lingkungan sekolah
yang kondusif. Lingkungan sekolah yang nyaman akan membantu
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, karena dengan
lingkungan sekolah yang nyaman, kondusif mempunyai sarana
prasarana yang memadai maka siswa juga akan merasa nyaman
dan tenang dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Oleh karena itu, sekolah harus mampu menyediakan
sarana dan prasarana serta menciptakan kondisi yang kondusif
untuk mendukung terlaksananya proses belajar mengajar di
sekolah.
Slameto menyatakan faktor lingkungan sekolah yang
mempengaruhi hasil belajar mancakup:
a. Metode Mengajar Guru
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang
harus dilalui didalam mengajar. Metode mengajar guru
dapat mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar guru
yang baik akan membuat siswa merasa nyaman dalam
mengikuti proses pembelajaran akan memotivasi siswa.
Guru juga harus menguasai materi pembelajara. Agar siswa
dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus
diusahakan yang setepat, seefisien dan seefektif mungkin.
b. Relasi Guru Dengan Siswa
Prose belajar mengajar terjadi antara guru dengan
siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada
diantara proses tersebut. Relasi guru dengan siswa yang
baik, siswa akan menyukai gurunya, siswa juga akan
menyukai mata pelajaran yang diampu guru tersebut,
sehingga siswa akan berusaha belajar dengan sebaik-
sebainya untuk memperoleh hasil belajar yang diinginkan.
c. Relasi Siswa Dengan Siswa
Hubungan dengan sesama siswa yang baik,
pergaulan dengan sesama siswa yang baik akan membuat
siswa merasa nyaman dalam belajar, sehingga akan
senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil belajar yang
terbaik. Oleh karena itu,relasi atau hubungan antar siswa
dengan siswa perlu didorong dengan baik, sehingga tidak
ada siswa merasa rendah diri atau merasa diasingkan oleh
yang lainnya.
d. Fasilitas Sekolah
Kelengkapan fasilitas sekolah akan berpengaruh
terhadaphasil yang akan dicapai siswa. Kelengkapan
fasilitas sekolah akan mempermudah siswa dan guru dalam
proses belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain adalah
tersedianya buku-buku referensi di perpustakaan sekolah,
kelenkapan labolatorium, media pembelajaran, fasilitas
olahraga, ruang UKS, kantin sekolah, koperasi sekolah,
kamar mandi/WC.

3. Lingkungan Masyarakat
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pemerintah nasional, peristiwa pendidikan yang
berlangsung pada lingkungan masyarakat, tergolong pada
pendidkan non formal. Lingkungan masyarakat adalah tempat
terjadinya sebuah interaksi suatu sistem dalam menghasilkan
sebuah kebudayaan yang terkait oleh norma-norma dan adat
istiadat yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Konsep
diatas, jelas bahwa lingkungan masyarakat tempat dimana seorang
siswa berada ikut berpengaruh terhadap hasil belajar yang diraih
oleh siswa. Hal ini berkaitan dengan aktifitas siswa diluar sekolah
dan aktifitas belajar siswa serta bagaimana pergaulan siswa selama
berada diluar sekolah. Lingkungan masyarakat yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah lingkungan tempat siswa bergaul dan
memperhatikan kejadian-kejadian yang terjadi disekitarnya.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa
lingkungan masyarakat merupakan tempat atau seluruh kondisi
baik yang berupa benda hidup atau mati serta seluruh suasana yang
terjadi dalam suatu interaksi antar personal melalui sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat terus menerus. Masyarakat
merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Hal ini karena siswa juga merupakan bagian serta
keberadaannya dalam masyarakat.

Menurut Slameto faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan


masyarakat antara lain adalah:

a. Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat


Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat berdampak
positif dan negatif. Dampak positifnya adalah dapat
mengembangkan pribadi siswa tersebut. Tetapi kegiatan ini
akan berdampak negatif apabila kegiatan ini terlalu banyak
sehingga menyita waktu siswa. Siswa akan kurang waktu
untuk belajardan istirahat, sehingga hasil yang dicapai akan
kurang memuaskan. Aktivitas dalam masyarakat juga dapat
berpengaru dalam belajar anak. Peran orang tua disini
adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan
diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas
belajarnya.
b. Teman Bergaul
Teman bergaul akan cepat mempengaruhi
perkembangan siswa, karena biasanya teman bergaul adalah
teman-teman yang sebaya dan sebagian waktu mereka
gunakan untuk bermain dengan teman-temannya. Sehingga
kebiasaan atau tingkah laku anak akan sama dengan
kebiasaan atau tingkah laku temannya. Teman bergaul
sangat berpengaruh besar bagi anak-anak. Maka kewajiban
orang tua adalah mengawasi dan memberikan perhatian
untuk mengurangi pergaulan yang dapat berikan dampak
negatif bagi anak tersebut. Agar siswa dapat belajar dengan
baik pula. Selain itu juga perlu pembinaan dari orang tua
dan guru agar dapat mengontrol kegiatan belajar siswa.
c. Mass Media
Media massa di era globalisasi sekarang ini sangat
beragam, dari media cetak sampai media elektronik. Jenis
mass media antara lain Televisi (TV), radio, bioskop,
internet, surat kabar, majalah, buku-buku serta komik.
Semua media itu beredar bebas dalam masyarakat. Mass
media yang baik akan berpengaruh baik pula terhadap
siswa dan belajarnya dan sebaliknya. Seorang siswa yang
suka menonton TV atau main game maka proses belajarnya
akan terganggu, karena akan lebih menyukai kegiatan
tersebut dari pada belajar yang seharusnya dilaksanakan.
Selain itu, siswa atau anak juga akan terpengaruh dengan
apa yang dilihat, serta akan meniru dengan apa yang
disaksikannya. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap
hasil belajar yang akan diraihnya. Maka perlulah kiranya
peran orang tua dan pendidik untuk memberikan perhatian,
arahan dan bimbingan baik dalam keluarga maupun dalam
masyarakat.
d. Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat sekitar juga memberikan
kontribusi terhadap hasil belajar siswa. Lingkungan
masyarakat yang baik seperti masyarakat yang terdiri dari
orang-orang terpelajar akan mendorong siswa untuk dapat
belajar dan antusias dalam mencapai cita-citanya.
Sebaliknya apabila masyarakat sekitar itu terdiri dari para
pemabuk, penjudi, dan pengangguran maka siswa akan
berpengaruh dan tertarik berbuat seperti itu. Lingkungan
tetangga dapat memberikan motivasi bagi anak untuk
belajar apabila terdiri dari pelajar, 26 mahasiswa, dokter.
Sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang-
orang non pendidikan maka akan berpengaruh pula pada
siswa.

Dari semua penjelasan dapat penulis simpulkan bahwa


setiap lingkungan memiliki pengaruh masing masing terhadap
proses belajar siswa. Lingkungan yang baik diharapkan peserta
didik mampu mengoptimalkan serta mampu mengaktualisasikan
potensi yang dimilikinya. Lingkungan keluarga merupakan tempat
dimana seorang anak akan mendapatkan pendidikan untuk yang
pertama kalinya jelas mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
belajar siswa. Lingkungan sekolah adalah lembaga pendidikan,
tempat dimana siswa belajar secara sistamatis serta lingkungan
yang meliputi semua hal yang berpengaruh dan bermakna bagi
siswa saat menjalani proses belajar mengajar di sekolah, baik itu
lingkungan sosial maupun lingkungan nonsosial (lingkungan fisik
dan lingkungan akademik). Lingkungan masyarakat adalah tempat
terjadinya sebuah interaksi suatu sistem dalam menghasilkan
sebuah kebudayaan yang terkait oleh norma-norma dan adat
istiadat yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama.

C. Faktor Non Intelektual Belajar Siswa


Iglinsky & Lee Wiant menyatakan bahwa selain dari kecerdasan
siswa dan lingkungan belajar, terdapat faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan kegiatan pembelajaran, yakni faktor non intelektual. Hal ini
telah diteliti oleh para ahli psikologi semenjak lama, bahwa terdapat
beberapa faktor selain inteligensi yang dapat mempengaruhi kegiatan
belajar mengajar. Pola dan kebiasaan belajar akan ditentukan oleh faktor-
faktor non intelektual, seperti siswa perempuan cenderung lebih altruistik
dan kurang manipulatif dibandingkan siswa laki-laki.

Menurut Schrouder & Rhodd, faktor-faktor seperti usia, jenis


kelamin, kondisi ekonomi, motivasi, minat, kecemasan, sikap, dukungan
dan kondisi keluarga, dan sebagainya dapat mempengaruhi keberhasilan
proses belajar siswa. Hingga tingkat perguruan tinggi, faktor non
intelektual seperti usia, jenis kelamin, etnis, lama jam, dan program akan
mempengaruhi IPK.

Faktor non intelektual memainkan peran penting dalam melibatkan


kecerdasan orang sepenuhnya, mereka adalah kunci bagi siswa untuk
membentuk psikologi sukses yang baik, kemampuan belajar mandiri dan
pendidikan mandiri, serta merupakan elemen inti yang membantu
mengembangkan kepribadian siswa. Mengingat relatif banyaknya factor
intelektual yang berpengaruh pada kegiatan belajar, pada buku ini untuk
tujuan fokus pembahasan, hanya akan dibahas beberapa faktor saja.

Menurut Yu faktor non-kecerdasan meliputi kebiasaan belajar, motivasi,


minat, emosi, sikap dan karakteristik siswa.

1. Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar akan sangat mempengaruhi kegiatan
belajar siswa. Hal ini bergantung juga pada gaya belajar, siswa
yang memiliki kecenderungan gaya belajar auditori akan lebih
nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran yang berfokus pada
kegiatan mendengarkan penjelasan. Berbeda dengan siswa dengan
gaya belajar visual yang cenderung lebih menyukai visualisasi
gambar. Kemudian, siswa dengan gaya belajar kinestetik akan
cenderung menggemari pembelajaran yang melibatkan aktivitas
fisik.
2. Perilaku Belajar Manusia
Perilaku belajar manusia disebabkan oleh motivasi.
Motivasi adalah kondisi yang diperlukan dari pembelajaran
kognitif, tetapi juga dorongan internal dari terjadinya dan
pemeliharaan perilaku belajar. Contoh dalam pembelajaran Bahasa
asing, Gardner dan Lambert membagi motivasi belajar bahasa
asing menjadi "motivasi integratif" dan "motivasi instrumental".
Yang pertama mengacu pada pelajar dengan minat khusus dalam
komunitas bahasa target, misalnya untuk berpartisipasi atau
berintegrasi ke dalam kehidupan sosial komunitas. Yang terakhir
mengacu pada pelajar dengan tujuan tertentu: tes, pendidikan,
perjalanan, dan sebagainya. Jelas, kebanyakan orang memiliki
motivasi instrumental untuk belajar bahasa Inggris. Tetapi selama
memiliki motivasi yang kuat, itu dapat mendorong pembelajaran
secara efektif.
3. Minat
‘Minat adalah guru terbaik’. Selama peserta didik memiliki
minat yang besar pada tujuan pembelajaran, motivasi belajar dapat
dihasilkan untuk meningkatkan pembelajaran secara efisien sampai
selesainya tugas. Pendidik besar Tiongkok kuno, Konfusius,
mengemukakan "dia yang tertarik pada sesuatu lebihbaik daripada
dia yang mengetahui sesuatu". Pendidik Rusia Ushinski pernah
berkata, "Jika tidak ada minat, niat siswa untuk menguasai
pengetahuan akan terbunuh oleh kewajiban untuk belajar." Minat
dapat sepenuhnya membangkitkan semangat peserta didik untuk
partisipasi belajar, dan meningkatkan pembelajaran secara efisien.
4. Emosi
Emosi mengacu (terutama) pada perasaan, sikap, dan emosi
peserta didik dalam proses pembelajaran. Emosi pelajar secara
langsung mempengaruhi perilaku dan hasil belajar mereka. Emosi
ini dapat dibagi menjadi positif dan negatif. Studi oleh banyak
psikolog menunjukkan bahwa kepercayaan diri, keterkejutan,
empati, dan emosi positif lainnya dapat menciptakan sikap belajar
yang menyenangkan, dan meningkatkan efisiensi belajar. Emosi
kecemasan memiliki pengaruh tertentu pada input dan output, dan
mengedepankan teori filter afektif.
5. Kepribadian
Kepribadian mengacu pada sikap stabil orang dan
kebiasaan perilaku yang terbentuk sepanjang hidup mereka.
Psikolog telah memberikan klasifikasi yang berbeda untuk
kepribadian; karakteristik setiap kepribadian berbeda-beda.
Misalnya, ekstrovert aktif berkomunikasi dan berani mengambil
risiko; introvert pendiam, tidak banyak bicara dan pemalu.
Perbedaan karakter pembelajar bahasa asing menggunakan strategi
yang berbeda dalam proses pembelajaran bahasa. Secara umum,
pembelajar ekstrovert mendapatkan lebih banyak peluang input
dan output, tetapi tidak memperhatikan bentuk bahasa. Mereka
memiliki kelebihan dalam belajar kelompok dan suka
berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi bagi pembelajar introvert,
karena mereka memiliki analisis yang tenang dan mendalam untuk
bentuk bahasa input, mereka memiliki lebih banyak keunggulan
dalam bentuk dan aturan bahasa di lingkungan pengajaran.

Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa tidak hanya faktor
intelektual saja yang mempengaruhi proses belajar siswa tetapi ada faktor non
intelektual yang dimiliki siswa. Faktor non intelektual memainkan peran penting
dalam melibatkan kecerdasan orang sepenuhnya, mereka adalah kunci bagi siswa
untuk membentuk psikologi sukses yang baik, kemampuan belajar mandiri dan
pendidikan mandiri, serta merupakan elemen inti yang membantu
mengembangkan kepribadian siswa. Faktor non-kecerdasan meliputi kebiasaan
belajar, motivasi, minat, emosi, sikap dan karakteristik siswa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
peserta didik yang dapat membuat peserta didik merasa senang, aman, nyaman
dan termotivasi untuk belajar. Lingkungan pendidikan mencakup lingkungan
keluarga,, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Lingkungan memiliki
peran penting dalam pembelajaran. Lingkungan juga mempengaruhi hubungan
sosial peserta didik, prestasi belajar, dan psikologi. Oleh karena itu,
lingkungan yang baik akan mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. 

Terdapat faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan


pembelajaran, yakni faktor non intelektual. Hal ini telah diteliti oleh para ahli
psikologi semenjak lama, bahwa terdapat beberapa faktor selain inteligensi
yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Pola dan kebiasaan
belajar akan ditentukan oleh faktor-faktor non intelektual, seperti siswa
perempuan cenderung lebih altruistik dan kurang manipulatif dibandingkan
siswa laki-laki. Faktor non-kecerdasan meliputi kebiasaan belajar, motivasi,
minat, emosi, sikap dan karakteristik siswa.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan
dan memakluminya, karena kami adalah manusia biasa yang luput dari
kesalahan dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga makalah ini
bisa dijadikan acuan untuk para penerus supaya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Maryana, Rita; Rachmawati, Yeni. Pengelolaan lingkungan belajar. Prenada


Media, 2013.

Slameto, Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka


Cipta, 2010

Rainal Ihsan, Iden. Psikologi Pendidikan. Jawa Tengah:Pradina Pustaka, 2022

Lidan Yu. “The Functions of Non-intelligence Factors on University English


Teaching”. Huanghe Science and Technology College, (2015):684

Anda mungkin juga menyukai