Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Sejarah
Dosen Pengampu : Putut Wisnu Kurniawan, M.Pd
Disusun Oleh :
Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan, istilah filsafat telah dikenal manusia sejak
2.000 tahun yang lalu, pada masa Yunani kuno, di Miletos, Asia kecil, tempat
perantauan orang Yunani, sejarah awal filsafat ditandai dengan munculnya para
tokoh-tokoh pemikir besar pada zaman itu, seperti Thales, Anaximandros, dan
Anaximenes, Thales adalah orang yang pertama mempersoalkan subtansi terdalam
terhadap segala sesuatu, yang melahirkan pengertian-pengertian kebenaran yang
hakiki.
2. Pengertian Sejarah
Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang berarti pohon. Kata ini
memberikan gambaran pendekatan ilmu sejarah yang lebih analogis karena
memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan “pohon” yang
tumbuh dari biji yang kecil menjadi pohon yang rindang dan berkesinambungan.
Oleh karena itu, untuk dapat menangkap pelajaran atau pesan-pesan sejarah di
dalamnya memerlukan kemampuan pesan-pesan yang tersirat sebagai ibarat atau
ibroh di dalamnya.
Menurut Muthahhari, ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin
kesejarahan yang saling berkaitan, yaitu;
Pertama, sejarah tradisional, sejarah tradisional adalah pengetahuan tentang
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa
lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
Contoh : biografi-biografi, catatan catatan tentang peperangan danpenaklukan dan
semua babad semacamnya.
Kedua, sejarah ilmiah, yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak
menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melalui pendekatan dan
analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Sejarawan dalam analisis ini
berusaha untukmengunggkapkan sifat sejati peristiwa peristiwa sejarah tersebut
serta hubungan sebab-akibatnya, dan akhirnya dapat menemukan hokum hokum
yang bersifat umum dan berlaku pada semua peristiwa yang serupa.
Ketiga, filsafat sejarah, yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap
yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-
hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, filsafat
sejarah adalah ilmu tentang proses menjadinya (becoming) masyarakat, bukan
hanya tentang mewujudkan (being) masyarakat saja.
Ungkapan filsafat sejarah menunjuk pada dua jenis penyelidikan secara berbeda,
secara tradisional, ungkapan tersebut telah digunakan untuk menunjuk pada usaha
memberikan keterangan atau tafsiran yang luas mengenai seluruh peroses sejarah
filsafat sejarah dalam arti ini secara khas berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan
seperti: apa arti, makna dan tujuan sejarah, atau hukum-hukum pokok mana yang
mengatur perkembangan dalam perubahan sejarah.
Sedangkan secara umum pengertian filsafat sejarah ialah suatu pemikiran filosofis
tentang peristiwa yang sudah terjadi.
3. Pengertian Filsafat Sejarah Menurut Para Ahli
Ada beberapa pengertian dari filsafat sejarah menurut para ahli.
1. Harry Ritter
Didalam Dictionary of Concepts in History (1986) pengertian dari filsafat sejarah
ialah “Philosophy of history is a reflection on the nature of history-history being
understood as either the course of human events or more narrowly as the
specialized activity of historians.
2. Prof.Sartonokartodirdjo
Filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang berusaha memberikan jawab
terhadap pertanyaan mengenai makna dari suatu proses peristiwa sejarah. Manusia
budaya tidak puas dengan pengetahuan sejarah, dicarinya makna yang mengusai
kejadian-kejadian sejarah. Dicarinya hubungan antara fakta-fakta dan sampai
kepada asal dan tujuannya. Kekuatan apakah yang mengerakaan sejarah ke arah
tujuannya? Bagaimana berakhirnya suatu proses sejarah? (Sartono Kartodirdjo
1990:78-79).
3. Ibn Khaldun
Filsafat sejarah merupakan pengkajian aspek internal dari suatu peristiwa
eksternal sejarah (Zainab al-Khudairi, 1979:58). Jadi filsafat sejarah adalah ilmu
filsafat yang ingin memberi jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa
sejarah.
4. Patrick Gardiner
filsafat sejarah yang menjawab pertanyaan mengenai arti ataupun tujuan dari
proses sejarah, takdir alami manusia (the nature of human destiny), the course of
human history dan juga masa depan dari umat manusia (the future of mankid).
5. Karl R. Popper
Di dalam A pluralist Approach to the philosophy of History (1969), bahwa filsafat
sejarah mempunyai hubungan dengan 3 pertanyaan besar ialah.
What is the plot of History (Apa plot sejarah)
How to write the history (Bagaimana dari cara menulisakan sejarah)
What is the use of history (Apa kegunaan dari sejarah)
6. R.G. Collingwood
Didalam bukunya yaitu The Idea of History (1956) bahwa pengertian dari filsafat
sejarah ialah “The philosophy of history means the philosophical study of that
phenomenon which we call historical knowledge or thought.
Selain itu dengan filsafat sejarah dapat diketahui apa penyebab peristiwa
terdahulu terjadi, dimana peristiwa tersebut terjadi, dan siapa yang ada didalam
peristiwa tersebut serta yang lebih mendalam lagi. Sehingga kita dapat mengerti
maknanya dan dapat mengamalkan hal-hal baik yang terdapat pada peristiwa
sejarah tersebut.
Filsafat sejarah sebagai salah satu cabang filsafat mengandung 2 aspek kajian
ruang lingkup yaitu :
Objek Material
Objek Material adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian
atau pembentukan pengetahuan, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara umum.
Objek Formal
Objek Formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah
objek materialnya. Objek formal adalah hakikat ilmu pengetahuan artinya filsafat
ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan,
seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran
ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan
dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis,
epistemologis dan aksiologis. Objek formal merupakan sudut pandangan yang
ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau
sudut dari mana objek material itu di sorot.
Contoh : Objek Materialnya adalah manusia, dan manusia ini di tinjau dari sudut
pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari
manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.
Ilmu Obyek material Obyek formal
Kesehatan Manusia Kondisi kehidupan
Ekonomi Manusia Kebutuhan dan cara
memenuhinya
Sosiologi Manusia Antar hubungan sosial
Pendidikan Manusia Pembinaan kepribadian
Psikologi Manusia Tingkah laku
A. Kesimpulan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk berfikir, dan berpengetahuan,
dengan pikiranya manusia mendapatkan ilmu, dan dengan kehendaknya manusia
memperoleh pengetahuan. Berfikir merupakan cara manusia mendapatkan ilmu
dan pengetahuan. Filsafat adalah hasil dari berfikir. Namun tidak semua berfikir
bisa disebut filsafat. Karena filsafat adalah berfikir dengan mengunakan nalar.
Untuk mengkaji ilmu diperlukan filsafat ilmu. Sebab filsafat ilmu merupakan
kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain
filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu
Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemperolehannya, ataupun
manfaat ilmu bagi kehidupan manusia.
Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup
dalam bidang ontologi, epistemologi, dan aksiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.
Filsafat ilmu dalam kontek filsafat sejarah akan sangat berguna untuk
membantu sejarawan dan ahli sejarah untuk berfikir bijaksana dan mencintai
kebenaran dalam mengaji fakta dan data yang diperoleh dilapangan, sehingga
waktu lampau yang tidak dilihat secara langsung, bisa dianalisis dan ditulis sesuai
fakta dan data yang diperoleh. Mengikuti suara hati (qalbu), agar tidak terjebak
dengan unsur subjektifitas demi melegitimasi kekuasaan tertentu. Hal ini sengat
penting dan berguna demi pengembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang
dan dimasa depan.
Dengan demikian, analisis seorang sejarawan atas data dan fakta harus
bersifat logis dan rasional, bukan berdasarkan bukti-bukti dari luar yang tidak
dapat diuji kebenarannya. Seorang sejarawan melakukan analisisnya di
laboratorium pikiran dan akalnya, dengan peralatan logika dan penyimpulan,
bukan di laboratorium fisik lahiriah dengan penelitian observasi dan pengukuran.
Karena itu, pekerjaan seorang sejarawan lebih dekat dengan pekerjaan seorang
filosof ketimbang pekerjaan seorang ilmuwan.
B. Saran
Filsafat membuat diri kita berfikir kritis dan empiris, jadi setiap hasil pemikiran
dikaji lebih dalam agar dapat memahami apa itu filsafat, filsafat memiliki kajian
secara luas, bukan hanya penalaran namun wawasan lebih berkembang. Kita tidak
bisa begitu saja dapat mengkategorikan suatu hasil pemikiran sebagai filsafat
namun hasil pemikiran itu harus dikaji lebih dalam. Karena filsafat mencakup
segala aspek kehidupan dan luas jangkauannya.
DAFTAR PUSTAKA