Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN FILSAFAT SEJARAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Sejarah
Dosen Pengampu : Putut Wisnu Kurniawan, M.Pd

Disusun Oleh :

Rezi Anggia Putri 17140003


Ulfi nurul fitri 17140000

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020
Filsafat ialah pemikiran reflektif atau merenung dan berusaha supaya memikirkan
suatu hal dengan mendalam serta radikal. Yang berartikan pemikiran yang jauh
untuk menjangkau ke dasar-dasar yang paling dalam untuk dapat mendapatkan
hakikat sesuatu yang jauh yang dapat dicapai dengan kemampuan budi dan akal
manusia (Van Der Maulen).
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Sejarah


1. Pengertian Filsafat
Filsafat secara harfiah berasal dari kata philo dan sophos, philo berarti
cinta dan sophos berarti ilmu atau hikmah, jadi filsafat secara istilah berarti cinta
terhadap ilmu atau hikmah. Pengertian dari teori lain menyatakan kata Arab
falsafah dari bahasa Yunani, philosophia: philos berarti cinta (loving), Sophia
berarti pengetahuan atau kebijaksanaan (wisdom), jadi Philosophia berarti cinta
kepada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran.

Orang berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang menempatkan


pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Ariestoteles
mengatakan filsafat memperhatikan seluruh pengetahuan, kadang-kadang
disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi).

Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan, istilah filsafat telah dikenal manusia sejak
2.000 tahun yang lalu, pada masa Yunani kuno, di Miletos, Asia kecil, tempat
perantauan orang Yunani, sejarah awal filsafat ditandai dengan munculnya para
tokoh-tokoh pemikir besar pada zaman itu, seperti Thales, Anaximandros, dan
Anaximenes, Thales adalah orang yang pertama mempersoalkan subtansi terdalam
terhadap segala sesuatu, yang melahirkan pengertian-pengertian kebenaran yang
hakiki.

2. Pengertian Sejarah
Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang berarti pohon. Kata ini
memberikan gambaran pendekatan ilmu sejarah yang lebih analogis karena
memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan “pohon” yang
tumbuh dari biji yang kecil menjadi pohon yang rindang dan berkesinambungan.
Oleh karena itu, untuk dapat menangkap pelajaran atau pesan-pesan sejarah di
dalamnya memerlukan kemampuan pesan-pesan yang tersirat sebagai ibarat atau
ibroh di dalamnya.

Menurut Muthahhari, ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin
kesejarahan yang saling berkaitan, yaitu;
Pertama, sejarah tradisional, sejarah tradisional adalah pengetahuan tentang
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa
lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
Contoh : biografi-biografi, catatan catatan tentang peperangan danpenaklukan dan
semua babad semacamnya.
Kedua, sejarah ilmiah, yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak
menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melalui pendekatan dan
analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Sejarawan dalam analisis ini
berusaha untukmengunggkapkan sifat sejati peristiwa peristiwa sejarah tersebut
serta hubungan sebab-akibatnya, dan akhirnya dapat menemukan hokum hokum
yang bersifat umum dan berlaku pada semua peristiwa yang serupa.
Ketiga, filsafat sejarah, yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap
yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-
hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, filsafat
sejarah adalah ilmu tentang proses menjadinya (becoming) masyarakat, bukan
hanya tentang mewujudkan (being) masyarakat saja.

Ungkapan filsafat sejarah menunjuk pada dua jenis penyelidikan secara berbeda,
secara tradisional, ungkapan tersebut telah digunakan untuk menunjuk pada usaha
memberikan keterangan atau tafsiran yang luas mengenai seluruh peroses sejarah
filsafat sejarah dalam arti ini secara khas berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan
seperti: apa arti, makna dan tujuan sejarah, atau hukum-hukum pokok mana yang
mengatur perkembangan dalam perubahan sejarah.

Sedangkan secara umum pengertian filsafat sejarah ialah suatu pemikiran filosofis
tentang peristiwa yang sudah terjadi.
3. Pengertian Filsafat Sejarah Menurut Para Ahli
Ada beberapa pengertian dari filsafat sejarah menurut para ahli.

1. Harry Ritter
Didalam Dictionary of Concepts in History (1986) pengertian dari filsafat sejarah
ialah “Philosophy of history is a reflection on the nature of history-history being
understood as either the course of human events or more narrowly as the
specialized activity of historians.

2. Prof.Sartonokartodirdjo
Filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang berusaha memberikan jawab
terhadap pertanyaan mengenai makna dari suatu proses peristiwa sejarah. Manusia
budaya tidak puas dengan pengetahuan sejarah, dicarinya makna yang mengusai
kejadian-kejadian sejarah. Dicarinya hubungan antara fakta-fakta dan sampai
kepada asal dan tujuannya. Kekuatan apakah yang mengerakaan sejarah ke arah
tujuannya? Bagaimana berakhirnya suatu proses sejarah? (Sartono Kartodirdjo
1990:78-79).

3. Ibn Khaldun
Filsafat sejarah merupakan pengkajian aspek internal dari suatu peristiwa
eksternal sejarah (Zainab al-Khudairi, 1979:58). Jadi filsafat sejarah adalah ilmu
filsafat yang ingin memberi jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa
sejarah.

4. Patrick Gardiner
filsafat sejarah yang menjawab pertanyaan mengenai arti ataupun tujuan dari
proses sejarah, takdir alami manusia (the nature of human destiny), the course of
human history dan juga masa depan dari umat manusia (the future of mankid).

5. Karl R. Popper
Di dalam A pluralist Approach to the philosophy of History (1969), bahwa filsafat
sejarah mempunyai hubungan dengan 3 pertanyaan besar ialah.
What is the plot of History (Apa plot sejarah)
How to write the history (Bagaimana dari cara menulisakan sejarah)
What is the use of history (Apa kegunaan dari sejarah)

6. R.G. Collingwood
Didalam bukunya yaitu The Idea of History (1956) bahwa pengertian dari filsafat
sejarah ialah “The philosophy of history means the philosophical study of that
phenomenon which we call historical knowledge or thought.

Analisis mengenai pengertian Filsafat Sejarah Di atas telah disampaikan berbagai


pengertian filsafat sejarah dari para ahli, maka analisis kami adalah sebagai
berikut:
Filsafat sejarah merupakan ilmu filsafat yang ingin memberi jawaban atas
sebab dan alasan segala peristiwa sejarah. Filsafat sejarah menggali lebih dalam
atas peristiwa atau kejadian yang telah terjadi, sehingga dapat diketahui makna
yang tekandung dalam peristiwa tersebut. Filsafat sejarah mencari penjelasan serta
berusaha masuk ke dalam pikiran dan cita-cita manusia dan memberikan
keterangan tentang bagaimana munculnya suatu negara, bagaimana proses
perkembangan kebudayaannya sampai mencapai puncak kejayaannya dan
akhirnya mengalami kemunduran seperti pernah dialami oleh negara-negara atas
pada zaman yang lalu disertai peran pemimpin-pemimpin terkenal sebagai subjek
pembuat sejarah pada zamannya.

Selain itu dengan filsafat sejarah dapat diketahui apa penyebab peristiwa
terdahulu terjadi, dimana peristiwa tersebut terjadi, dan siapa yang ada didalam
peristiwa tersebut serta yang lebih mendalam lagi. Sehingga kita dapat mengerti
maknanya dan dapat mengamalkan hal-hal baik yang terdapat pada peristiwa
sejarah tersebut.

Filsafat sejarah menguraikan secara mendetail mengenai peristiwa yang telah


terjadi dari berbagai aspek. Filsafat sejarah mempelajari suatu kejadian lampau
yang menyangkut beberapa aspek tersebut, dengan begitu dalam penerapannya
sangat rinci dan mendetail. Sebagai manusia selalu ingin memiliki pengetahuan
yang luas, kemudian mereka berusaha mencari fakta-fakta tentang suatu peristiwa
guna menambah pengetahuan yang mereka miliki serta dapat menjadikan teladan
yang baik.

Filsafat sejarah memberikan penjelasan yang sangat mendalam mengenai berbagai


hal dalam peristiwa sejarah. Sehingga kita dapat mengetahui hal atau makna
terbesar yang terkandung di balik peristiwa sejarah tersebut. Selain itu dapat
menjelaskan seberapa pentingkan bagi kehidupan kita mempelajari peristiwa
sejarah tersebut. Dalam filsafat sejarah juga mengupas seberapa besar perjuangan
para pahlawan atau tokoh-tokoh yang berperan peristiwa sejarah untuk
memperjuangkan negara atau peristiwa lainnya. Maka dengan itu kita dapat
mengetahui makna yang terbesar dalam suatu peristiwa sejarah.

Spengler Toynbee mengemukakan sejarah sebagai perkembangan yang sesuai


dengan putaran-putaran perubahan yang tetap dan selalu kembali, sementara
sejarawan lain mengatakan sejarah sebagai suatu keseluruhan laporan mengenai
masa lalu manusia yang memperlihatkan bahwa masa lalu tersebut membentuk
diri sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu yang sah secara universal.

Keingintahuan seseorang mengenai suatu kebenaran menimbulkan adanya


gagasan. Ketika gagasan diolah untuk menjelajah pemahaman yang lebih luas
tetapi mendasar maka akan menghasilkan suatu ilmu yang disebut dengan filsafat.

2). Ruang Lingkup Filsafat Sejarah


Pada hakikatnya filsafat sejarah berusaha mencari penjelasan tentang perbuatan
manusia yang sudah terjadi. Filsafat sejarah juga mencoba memberikan jawaban
atas sebab-sebab dan alasan segala peristiwa sejarah yang sudah terjadi. Filsafat
sejarah berusaha masuk ke dalam pikiran dan cita-cita manusia dan memberikan
tentang maju dan mundurnya bangsa-bangsa, tentang maju dan mundurnya
perkembangan kebudayaan. Oleh karena peristiwa dan kejadian-kejadian itu tidak
terletak di depan muka manusia seperti halnya dengan bahan–bahan untuk
menguji formula-formula kimia. Kejadian dan peristiwa sejarah terdiri atas
beberapa fenomena dan fenomena-fenomena tersebut di anggap dan diartikan oleh
manusia secara berbeda-beda; walaupun pada akhirnya manusia dengan
menggunakan akal pikiranya akan senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil
yang maksimal secara objektif terhadap fenomena-fenomena sejarah yang akan
menghasilkan suatu rangkaian peristiwa sejarah.

Filsafat sejarah sebagai salah satu cabang filsafat mengandung 2 aspek kajian
ruang lingkup yaitu :

Pertama; filsafat sejarah berusaha untuk mengetahui dengan pasti faktor-faktor


apa yang menyebabkan sebuah peristiwa serta menguasai semua kejadian
peristiwa jalannya sejarah. Usaha ini telah di kembangkan dan berlangsung sejak
beberapa abad yang lampau.

Kedua; filsafat sejarah berusaha untuk menguji kemampuan beberapa metode


ilmu sejarah serta memberi penilaian tentang hasil analisis dan kesimpulan-
kesimpulan terhadap suatu karya sejarah. Usaha ini belum terlalu lama di
kembangkan oleh para ahli filsafat.

B. Objek dan Manfaat Filsafat Sejarah


1). Objek Filsafat Sejarah
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang
dipikirkan oleh filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek filsafat itu
bukan main luasnya”, ditulis Louis Katt Soff, yaitu meliputi segala pengetahuan
manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia. Oleh karena itu
manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif, maka manusia sesuai dengan
tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala sesuatu yang ada menurut akal
pikirannya. Jadi objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya.
Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi dua,
yaitu objek material dan objek formal. Objek material ini banyak yang sama
dengan objek material sains. Sains memiliki objek material yang empiris. Filsafat
menyelidiki objek filsafat itu juga tetapi bukan bagian yang empiris melainkan
bagian yang abstrak. Sedangkan objek formal filsafat tiada lain ialah mencari
keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek materi filsafat (yakni segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada).

Objek Material
Objek Material adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian
atau pembentukan pengetahuan, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara umum.

Objek Formal
Objek Formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah
objek materialnya. Objek formal adalah hakikat ilmu pengetahuan artinya filsafat
ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan,
seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran
ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan
dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis,
epistemologis dan aksiologis. Objek formal merupakan sudut pandangan yang
ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau
sudut dari mana objek material itu di sorot.

Contoh : Objek Materialnya adalah manusia, dan manusia ini di tinjau dari sudut
pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari
manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.
Ilmu Obyek material Obyek formal
Kesehatan Manusia Kondisi kehidupan
Ekonomi Manusia Kebutuhan dan cara
memenuhinya
Sosiologi Manusia Antar hubungan sosial
Pendidikan Manusia Pembinaan kepribadian
Psikologi Manusia Tingkah laku

Perbedaan Objek Material dan Objek Formal


Objek material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian
atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di
sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit
ataupun yang abstrak. Sedangkan objek formal filsafat ilmu tidak terbatas pada
apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu baik yang
nyata maupun yang abstrak.

2). Manfaat Filsafat Sejarah

1. Dapat menyelidiki sebab-sebab terakhir peristiwa sejarah agar dapat di


ungkapkan hakikat dan makna yang terdalam tentang peristiwa sejarah.
2. Memberikan pertanyaan atas jawaban “kemanakah arah sejarah’’ serta
menyelidiki semua sebab timbulnya semuaa perkembangan segala sesuatu
yang ada
3. Lebih kritis dalam menilai dan menimbang setiap sejarah dari abad-abad
sebelumnya, mampu merinci setiap kejadian dalam sejarah itu sendiri
4. Melalui studi mendalam tentang filsafat sejarah, dapat membentuk
seseorang memiliki vision atau wawasan dan pandangan yang luas
5. Studi filsafat sejarah dapat menjadikan seseorang berfikir analitis
kronologis serta arif bijaksana atau wisdom
6. Filsafat sejarah bertujuan membentuk dan menyusun isi, hakikat serta
memberi makna dari pada sejarah menyusun suatu pandangan dunia untuk
filsafat sejarah serta pandangan berwawasan nasional untuk Filsafat
Sejarah Nasional Indonesia
7. Manfaat utama mempelajari filsafat sejarah adalah akan mempertajam
kepekaan kritis seorang peneliti sejarah. Artinya, bahwa bagi seorang
peneliti atau pengkaji sejarah (sejarawan) yang dibekali dengan
pengetahuan filsafat sejarah akan menjadikan dirinya sebagai seorang
“kritikus” yang handal.

2. Tujuan Filsafat Sejarah


Menurut penulis, filsafat sejarah bertujuan sebagai berikut:
• Untuk menyelidiki sebab-sebab terakhir peristiwa sejarah agar dapat
diungkapkan hakikat dan makna yang terdalam tentang peristiwa sejara.
• Memberikan jawaban atas pertanyaan “kemanakah arah sejarah” serta
menyelidiki semua sebab timbulnya perkembangan segala sesuatu yang ada.
• Melalui studi mendalam tentang filsafat sejarah, dapat membentuk seseorang
memiliki vision atau wawasan dan pandangan yang luas.
• Studi filsafat sejarah dapat menjadikan seseorang berfikir analitis-kronologis
serta arif-bijaksana atau wisdom.
• Filsafat sejarah bertujuan membentuk dan menyusun isi, hakikat serta memberi
makna daripada sejarah menyusun suatu pandangan dunia untuk filsafat sejarah
serta pandangan berwawasan nasional untuk Filsafat Sejarah Nasional Indonesia.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk berfikir, dan berpengetahuan,
dengan pikiranya manusia mendapatkan ilmu, dan dengan kehendaknya manusia
memperoleh pengetahuan. Berfikir merupakan cara manusia mendapatkan ilmu
dan pengetahuan. Filsafat adalah hasil dari berfikir. Namun tidak semua berfikir
bisa disebut filsafat. Karena filsafat adalah berfikir dengan mengunakan nalar.
Untuk mengkaji ilmu diperlukan filsafat ilmu. Sebab filsafat ilmu merupakan
kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain
filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu
Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemperolehannya, ataupun
manfaat ilmu bagi kehidupan manusia.

Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup
dalam bidang ontologi, epistemologi, dan aksiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.

Filsafat ilmu dalam kontek filsafat sejarah akan sangat berguna untuk
membantu sejarawan dan ahli sejarah untuk berfikir bijaksana dan mencintai
kebenaran dalam mengaji fakta dan data yang diperoleh dilapangan, sehingga
waktu lampau yang tidak dilihat secara langsung, bisa dianalisis dan ditulis sesuai
fakta dan data yang diperoleh. Mengikuti suara hati (qalbu), agar tidak terjebak
dengan unsur subjektifitas demi melegitimasi kekuasaan tertentu. Hal ini sengat
penting dan berguna demi pengembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang
dan dimasa depan.
Dengan demikian, analisis seorang sejarawan atas data dan fakta harus
bersifat logis dan rasional, bukan berdasarkan bukti-bukti dari luar yang tidak
dapat diuji kebenarannya. Seorang sejarawan melakukan analisisnya di
laboratorium pikiran dan akalnya, dengan peralatan logika dan penyimpulan,
bukan di laboratorium fisik lahiriah dengan penelitian observasi dan pengukuran.
Karena itu, pekerjaan seorang sejarawan lebih dekat dengan pekerjaan seorang
filosof ketimbang pekerjaan seorang ilmuwan.

B. Saran
Filsafat membuat diri kita berfikir kritis dan empiris, jadi setiap hasil pemikiran
dikaji lebih dalam agar dapat memahami apa itu filsafat, filsafat memiliki kajian
secara luas, bukan hanya penalaran namun wawasan lebih berkembang. Kita tidak
bisa begitu saja dapat mengkategorikan suatu hasil pemikiran sebagai filsafat
namun hasil pemikiran itu harus dikaji lebih dalam. Karena filsafat mencakup
segala aspek kehidupan dan luas jangkauannya.
DAFTAR PUSTAKA

E. Tamburaka, Rustam. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah


Filsafat dan Iptek. Cet I; Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.
Suryanegara, Ahmad Mansur. Menemukan Sejarah. Cet II; Bandung: Mizan,
1995.
Takwin, Bagus. Filsafat Timur Sebuah Pengantar ke Pemikiran-Pemikiran Timur.
Cet. I; Yogyakarta: Jala Sutra Anggota IKAPI, 2000.
Riantini, Ida. Diktat Pengantar Ilmu Sejarah, Lubuklinggau : 2005.
Ahmad fuad Al-Ahwani, filsafat islam, [Jakarta: Pustaka Firdaus, juni 2004], hlm.
19.
Kuntowijoyo, pengantar ilmu sejarah, [yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,
Oktober 1995], cetakan pertama, hlm. 1
G.W.F. Hegel, Nalar dalam Sejarah, terjemahan dari: Reason in History,
diterjemahkan oleh: Salahuddien Gz. [Jakarta: Mizan Publika, Maret 2005]
G.W.F. Hegel, Filsafat Sejarah, terj. Cuk Ananta Wijaya [Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001]
Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat.Yogyakarta:Kanisius.
Salam, Burhanuddin.1993. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Surajiyo.2007.Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi
Aksara
http://man-sejarah.blogspot.com/2012/05/objek-material-dan-formal-filsafat-
ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai