1. Berikan argumen anda tentang pendapat bahwa sejarah adalah kajian humaniora.
Mengapa pula kelompok yang lain memasukannya sebagai sebuah disiplin ilmu!
2. Apa yang dimaksud dengan Sejarah lama (old history) dan Sejarah Baru (the New
History).Berikan masing-masing contohnya!
3. Apa yang dimaksudkan oleh Walsh dengan istilah filsafat sejarah kritis dan
filsafat sejarah spekulatif?
4. Apa yang dimaksudkan dengan materialisme mekanik dan materialisme historis,
dan apa perbedaan di antara keduanya?
5. Para ahli filsafat sejarah sering menyebutkan adanya hukum-hukum dan pola-pola
dalam sejarah dan apa pula kaitan hal tersebut dengan regularitas dalam
penjelasan sejarah…
6. Arnold J. Toynbee menyebut adanya peran penting yang dimainkan kelompok
creative minority dalam perkembangan peradaban! Jelaskan!
7. Ibnu Khaldun dan Malik Bennabi memiliki beberapa kemiripan dalam konsepnya
tentang peradaban. Jelaskan perbedaan di antara keduanya!
RINGKASAN
1. Ekposisi
2. Persuasi
3. Narasi
Narasi adalah tulisan berisi cerita atau penuturan penulisnya tentang kejadian
nyata ataupun fiktif. Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam
sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan
awal, tengah, dan akhir.
Narasi berasal dari kata to narrate yang artinya “bercerita” (story telling). Cerita adalah
rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau
fiksi. Tulisan naratif umumnya panjang karena berisi kisah. Penulis tidak saja berusaha
menyajikan informasi, tapi juga berusaha mengkonstruksi dan mengomukikasikan
cerita, lengkap dengan karakter, konflik, dan setting. Contoh tulisan narasi antara lain
novel, cerita pendek (cerpen), anekdot, dan puisi.
4. Deskripsi
Tulisan deskripsi adalah karya tulis beriai gambaran detail tentang sesuatu, baik
fiksi maupun nonfiksi. Contoh tulisan deskripsi termasuk puisi, jurnal, gambaran alam,
novel, naskah drama, atau gambaran tentang sebuah konsep atau gagasan (ide). Berasal
dari kata descrice (menggambarkan), tulisan deskriptif menjabarkan atau
menggambarkan suatu objek seperti benda, tempat atau suasana tertentu, melibatkan
panca indera (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman dan perabaan,
memaparkan ciri-ciri fisik dan sifat objek tertentu seperti ukuran, bentuk, warna dan
kepribadian secara jelas dan terperinci, serta menyajikan kata-kata atau frasa yang
bermakna kata sifat atau keadaan.
Tulisan Kreatif: novel, puisi, epik/epos (cerita kepahlawanan; syair panjang yang
menceritakan riwayat perjuangan seorang pahlawan), cerpen, naskah drama, skenario
film, lirik lagu, naskah tevisi, naskah iklan, dongeng, dll.
Daftar jenis creative writing yang dikemukakan Writing Forward ada 14 jenis
tulisan kreatif, salah satunya blogging.
1. Journals
2. Diaries
3. Essays
4. Storytelling
5. Poetry
6. Memoir
7. Vignettes
8. Letters
9. Scripts
10. Song lyrics
11. Speeches
12. Journalism
13. Blogging
14. Free writing
Pada tahap ini penyair mencari ide/insprirasi untuk puisi yang akan
ditulisnya. Ide itu bisa berasal dari pengalaman batin pribadi penulis seperti
kegundahan, kekecewaan, kebahagian, dan lain sebagainya. Bisa juga berasal
dari pengalaman orang lain atau berdasar peristiwa/kejadian yang menggugah,
misal bencana alam. Salah satu kiat untuk mendapatkan ide adalah dengan
sering membaca buku, berjalan-jalan melihat sekitar, menonton pertunjukan,
drama, film, atau berdiskusi dengan orang lain.
a. Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup
beberapa langkah kegiatan antaranya:
1) Pemilihan dan Penetapan Topik
Memilih dan menetapkan topik suatu langkah awal yang penting, sebab tidak
ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Masalah pertama yang dihadapi
penulis untuk merumuskan tema sebuah karangan adalah topik atau pokok pembicaraan
(Keraf, 1993: 126). Dalam memilih dan menempatkan topik ini diperlukan adanya
keterampilan atau pengetahuan atau kesungguhan.
Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam
tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber,
yaitu :
(1) pengalaman,
(2) pengamatan,
(3) imajinasi, dan
(4) pendapat dan keyakinan (Semi, 1990:134).
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalaam memilih topik adalah:
(a) topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas,
(b) topik itu cukup menarik utamanya bagi penulis,
(c) topik itu dikenal baik,
(d) bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai,
(e) topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit (Akhadiah, 1998:86).
Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup
sempit dan terbatas, atau sangat khusus untuk digarap. Dengan pembatasan itu, penulis
akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan (Keraf, 1993:129).
2) Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
Tujuan penulisan diartikan sebagai pola yang mengendalikan tulisan secara
menyeluruh (Akhadiah, 1998:89). Dengan menentukan tujuan penulisan, diketahui apa
yang ingin dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang diperlukan, luas lingkup
bahasan, pengorganisasian, dan mungkin juga sudut pandang yang digunakan. Secara
eksplisit, tujuan penulisan dapat dinyatakan cara tesis atau dengan menyatakan maksud.
3) Bahan Penulisan
Bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang digunakan untuk
mencapai tujuan penulisan. Bahan tersebut mungkin berupa rincian sejarah kasus,
contoh penjelasan definisi fakta hubungan sebab-akibat hasil pengujian hipotesis angka-
angka, diagram, gambar, dan sebagainya.
b.Tahap Penulisan
Pada tahap ini dibahas setiap butir yang ada di dalam karangan yang disusun. Ini
berarti digunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan sendiri.
Kadang pada tahap ini, disadari bahwa masih diperlukan bahan lain.
1) Isi Karangan
Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan itu sendiri. Keraf (1993:134)
membagi isi karangan yakni pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
3) Kalimat Efektif
4) Paragraf
Tahap ini merupakan tahap yang paling akhir dalam penulisan. Jika bahan
seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kemabali. Hasil bacaan perlu
diperbaiki, dikurangi, atau mungkin juga diperluas. Pada tahap ini, biasanya yang
diteliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,
kalimat, paragraf, pengetikan, daftar pustaka, dan sebagainya.
Saat menjadi penulis pemula, tidak ada yang pantas kita ceritakan selain dari hari
demi hari yang kita jalani. Terutama saat ada momen-momen khusus yang dijalani
dengan suasana yang unik karena “berbeda dari” sebelumnya atau hanya “terjadi jarang-
jarang.” Walau ada kesan sombong, dengki, benci, lebay dan bangganya, tidak masalah,
itu biasa dalam hal mengarang. Sebab tanpa kedagingan tersebut maka tidak ada sesuatu
yang akan diselesaikan dalam pertengahan maupun di akhir cerita.
Harap berhati-hati, gunakanlah nama samaran atau anonim agar tidak ada orang
yang tahu. Sekali pun demikian, tetap saja pemerintah bisa tahu “siapakah anonim
tersebut?” sebab segala data user dunia maya pasti melewati server pemerintah. Saat
seseorang bisa menceritakan dirinya sendiri, kemungkinan besar dia pun bisa
menceritakan hal-hal lainnya untuk membangun kehidupan. Hanya saja perhatikan
setiap ekspresi kata-kata yang anda paparkan bisa merujuk kepada kelemahan yang
dimiliki. Sekali lagi perhatikan, Dampak buruk menulis tentang diri sendiri.
Orang yang bijak, belajar dari Kitab Suci. Sebab dari sanalah terdapat dasar-dasar
setiap ilmu pengetahuan umat manusia. Tentu fakta ini tidak dapat dipahami oleh orang
awam. Hanya mereka yang telah mencicipi pahit-getirnya dunia lalu menyesuaikan
semuanya itu dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam Alkitab. Tidak ada lagi kita
temukan pertanyaan di dalam jiwa seputar kehidupan, seolah semuanya telah terjawab
sesuai dengan pengalaman rohani yang dihadapi. Mulailah menulis dengan
menghubung-hubungkannya pada periswa-peristiwa yang kita alami dari waktu ke
waktu. Gunakanlah sudut pandang yang berbeda-beda untuk menemukan
keanekaragamanan warna. Pengalaman rohani bisa jadi menjelaskan tentang bagian-
bagian tertentu di dalam Kitab yang kita percayai itu.
Misalnya saja, kita baru mempelajari satu hal dari sekolah formal maupun sekolah
informal. Lantas menyampaikan beberapa hal yang membuat kita tertarik untuk
membahasnya secara khusus pada blog/ buku/ jurnal harian yang dimlki. Bila perlu kita
membahasnya secara luas juga, dengan tidak hanya menuliskan pendapat pribadi
melainkan turut pula mencari informasi lainnya: misalnya bagaimana menurut si ini
atau menurut si itu. Artinya, jangan hanya berpatokan pada apa yang sudah dipelajari
melainkan temukan juga hal-hal lainnya seputar topik tersebut dengan mencarinya di
Google atau media online lainnya. Bahkan jika memang ada buku-buku penunjang
lainnya, turut diringkas untuk diekstrak bagian-bagian yang penting dan sehubungan
saja. Setelah semua yang diperlukan dikoleksi maka selanjutnya tinggal di terbitkan
dalam buku harian/ jurnal/ blog yang dimiliki.
Ada banyak soal-soal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa jadi
sebagai bahan tulisan yang dapat dicorat-coret secara konsisten. Pandanglah sudut
persoalan tersebut dari sisi positif sehingga sekali pun bernada negatif, orang yang
membacanya dapat menemukan keseimbangan. Artinya, sekali pun membicarakan hal-
hal negatif, imbangi jugalah dengan kesimpulan yang positif sehingga para pembaca
tidak fokus pada yang buruknya melainkan terhadap yang baiknya.
Kami sendiri, mengembangkan tulisan dari masalah sehari-hari yang dihadapi.
Untuk menilai suatu kejadian dengan adil tanpa keberppihakan terhadap diri sendiri
mau pun terhadap orang lain: bebaskan diri dari kebencian, kesombongang dan
kedengkian. Hal-hal semacam ini beresiko mengotori sudut pandang yang kita gunakan.
Jikalau rasa kesal, marah, dengki dan angkuh masih meradang maka pertimbangan-
pertimbangan yang dipaparkan cenderung berat sebelah dan kurang mampu diterima
oleh pembaca.
Menuliskan masalah yang dihadapi juga beresiko membuat orang yang tidak kita
kenal mampu mengenali kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, terutama dari sisi
emosional. Jika, anda mulai merasa sedang menghadapi suatu konspirasi besar, tidak
perlu mewartakannya secara jelas dalam tulisan-tulisan yang dimuat ke publik. Atau
sekali pun dimuat, buatlah sudut pandang serapih mungkin dan iringi dengan solusi
yang positif.
Hindari membiasakan diri menulis dengan mengkopi pastekan semua informasi dalam
sebuah tulisan menjadi tulisan sendiri. Melainkan berupayalah untuk merangkainya
berdasarkan kata-kata sendiri. Cari dan temukanlah hal-hal yang menjelaskan dan
menghubungkan berbagai sendi-sendi kesehatan manusia. Apabila anda sudah
menemukan GAP yang menjadi persimpangan dari isu kesehatan, maka hal tersebutlah
yang terus-menerus di ulang-ulang. Sekali pun sedang membahas topik yang berbeda
judulnya saja.
Untuk menulis dalam spektrum luas, kita perlu juga mengembangkan wawasan
tentang lingkungan hidup. Tidak perlu memahaminya secara detail tetapi setidak-
tidaknya mengerti garis-garis besar tentang lingkungan. Mampu mengerti sebab-akibat
yang menghubungkan manusia dan hewan, demikian juga dengan manusia dan
tumbuhan. Menentukan titik kemajuan dan titik kemunduruannya sehingga dapat
mencapai titik keseimbangan yang sesungguhnya.Perhatikan juga apa-apa saja faktor di
dalam diri manusia yang menyebabkan rusaknya tatanan alamiah. Apa hubungannya
dengan kepribadian seseorang sehingga membuat situasi menjadi kacau semuanya:
bencana alam dan bencana kemanusiaan dimana-mana.
Jika kita sudah memiliki wawasan yang luas, kosa kata yang dikuasai lumayan,
mampu membuat kalimat yang dapat dipahami (hampir semua orang) dengan
kemampuan menulis tanpa henti tiap-tiap hari. Kita bisa mengembangkan tulisan-tulisan
yang menurut pemahaman sendiri cukup menarik, hanya perlu dilihat dari aspek ini dan
aspek itu. Seperti orang yang sedang menulis ulang suatu topik namun dibangun dari
berbagai opini-opini yang baru. Kita perlu menulis dan menulis lagi sambil
mengembangkan berbagai argumen yang keluar dari kepala sendiri. Pada tahapan ini,
ilmu pengetahuan kita akan bercabang ke segala arah sehingga mampu memahami
banyak hal.
2.6 LATIHAN MENULIS
Sekolah Dasar agar pembelajaran menulis menjadi efektif sebagai berikut ini.
3. Menulis bukan merupakan kegiatan yang mudah. Oleh karena itu pembinaan
keterampilan menulis hendaknya diwujudkan dalam situasi yang menyenangkan.
4. Pengoreksian kesalahan menulis pada awal atau sebelum siswa lancar menulis
hendaknya dihindari. Kesalahan tata bahasa, frasa, kesulitan secara mekanikal sebagai
akibat dari keterbatasan penguasaan bahasa hendaknya bukan menjadi perhatian utama.
Pengoreksian kesalahan tata bahasa dapat dilakukan ketika siswa telah mulai lancar
menulis dalam arti menuangkan gagasan dan pikirannya.
Laporan adalah sebuah karya tulis yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan tujuan sebagai bukti pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang
diberikan.
Struktur Laporan
1. Cover
Cover merupakan halaman yang letaknya berada di bagian paling awal sebuah
laporan. Sama halnya dengan makalah, di dalam cover sebuah laporan juga memuat
judul, identitas, dan keterangan dari si penulis.
Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian yang tidak boleh dilewatkan dalam membuat
sebuah laporan. Halaman ini nantinya berfungsi untuk mengantarkan pembaca agar
dapat memahami laporan seperti apa yang telah kamu buat. Untuk membuat kata
pengantar di sebuah laporan, kamu bisa melihat berbagai contoh kata pengantar yang
baik dan benar sebagai referensi.
3. Daftar Isi
4. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan yang berisi beberapa sub-bab
seperti latar belakang dan tujuan kegiatan.
a. Latar Belakang
Latar belakang berisi tentang faktor apa saja yang membuat kamu menyusun
laporan tersebut. Biasanya, latar belakang mencakup sebuah jawaban dari “Apa yang
membuatmu melakukan penelitian/kegiatan tersebut?”.
b. Tujuan
Di bagian ini, kamu bisa menjelaskan tentang tujuan dibuatnya kegiatan atau
penelitian yang kamu lakukan. Dalam penulisannya, cukup deskripsikan tujuan secara
singkat dan jelas.
5. Pembahasan
Pembahasan atau juga bisa disebut sebagai isi, merupakan bagian inti dari
laporan yang kamu buat. Di bagian ini, sebisa mungkin jelaskan secara detail dan
mencakup unsur 5W + 1H. Misalnya, jika laporan yang kamu buat adalah laporan
kegiatan, maka kamu bisa mengisinya dengan:
6. Penutup
Penutup biasanya berisi kesimpulan tentang kegiatan dan laporan yang telah
kamu buat. Kamu bisa menuliskan ringkasan tentang hal-hal yang telah kamu paparkan
sebelumnya pada bagian ini. Selain kesimpulan, kamu juga bisa menambahkan saran
untuk para pihak terkait atau kendala yang kamu alami selama kegiatan berlangsung.
7. Lampiran
Bagian terakhir merupakan lampiran. Lampiran adalah halaman yang memuat berbagai
dokumentasi tentang kegiatan yang telah kamu lakukan. Dokumentasi tersebut dapat
berupa foto/gambar, tabel, surat, dan sebagainya. Lampiran tersebut nantinya akan
mewakili kelengkapan laporan yang kamu buat.
1. Memilih Topik
Hal pertama yang harus kamu lakukan untuk membuat laporan tentunya adalah
memilih sebuah topik. Topik dalam hal ini bisa ditentukan oleh guru/dosen atau pihak
lainnya, bisa juga merupakan topik yang kamu pilih sendiri untuk melakukan sebuah
penelitian atau kegiatan.
2. Melakukan Penelitian/Kegiatan
Setelah kedua hal di atas kamu lakukan, sekarang saatnya untuk membuat
kerangka laporan. Kerangka laporan berisi sekumpulan gagasan utama yang
menggambarkan inti dari laporan yang kamu buat.
5. Menyunting Laporan
Kesimpulan
Itulah beberapa hal yang bisa kamu pelajari tentang cara membuat laporan.
Beberapa hal di atas bisa kamu terapkan dalam pembuatan segala jenis laporan mulai
dari laporan kegiatan, laporan prakerin (pkl), dan sebagainya. Dalam membuat sebuah
laporan, kamu harus memperhatikan setiap detailnya mulai dari keterkaitan dengan
topik, kelengkapan laporan, sampai referensi yang digunakan.
PENGALAMAN SAYA
Menjalin hubungan jarak jauh atau LDR merupakan musuh besar bagi para
pasangan yang sedang dimabuk cinta. Tapi untuk sebagian pasangan, LDR terkadang
malah menjadi tantangan tersendiri. Mereka mencoba melawan situasi di mana
dipisahkan oleh jarak untuk semakin mengokohkan pondasi cinta. Saya sekarang juga
merasakan hal itu jarak yang begitu jatuh tetapi itu tidak akan menjadi penghalang bagi
saya.
Memang sungguh banyak tantangan dan rintangan yang datang, rasa bosan yang
datang, melihat kawan-kawan yang tidak merasakan hal yang sama seperti saya. Tetapi
saya bangga dan bersyukur karena tidak semua orang bisa menjalani yang namanya
LDR. Kami dipisahkan oleh jarak yang beribu km yaitu saya di Jambi dan dia di Aceh.
Kami sudah melewati tantangan-tantangan yang mungkin berpikir untuk mengakhiri
hubungan itu tetapi kami mempunyai komitmen jika ada masalah yang besar pun, kami
selalu mengingat komitmen itu. Kadang kami berdua juga pernah saling egois, tidak
mau mengalah tetapi seiring dengan sifat sudah dewasa lama-lama sifat itu hilang,
mulai dari hal yang kecil kami belajar untuk tidak saling egois, saling mengalah.
Saya menjalani LDR sudah 8 bulan, memang menurut kalian 8 bulan adalah
watu yang singkat tetapi bagi kami itu adalah waktu yang lama. Dari situ kami belajar
untuk lebih baik, memperbaiki diri masing-masing. Saya mengenal dia pada waktu
dikampung memang pertemuan itu tidak saya sangka tetapi mungkin takdir Tuhan yang
mempertemukan kami sehingga kami bisa sampai sekarang. Jujur baru kali ini saya
menjalani hubungan LDR yang cukup lama dan harapan sama Tuhan ini adalah yang
terakhir. Karna tidak ada yang sempurna tetapi jika kita bisa saling melengkapi pasti
akan menjadi lebih baik.
Kadang saya juga merasakan yang namanya bosan karna tidak pernah jumpa
dibandingkan kawan-kawan lain yang sama pacarnya dekat, kadang saya juga merasa
iri. Hal itu biasa dirasakan oleh pejuang LDR, dari tantangan inilah kunci langgennya
suatu hubungan LDR jika kita mudah terpengaruh pada orang-orang disekitar kita
kadang kala hubungan LDR itu bisa berakhir sampai disitu juga. Memang masih banyak
hal-hal yang mau saya ceritakan tetapi mungkin panjangnya bisa berhalaman-halaman.
Intinya saya bahagia dengan keadaan sekarang, memang jarang jumpa tetapi
kepercayaan yang paling utama bahwa kami pasti akan saling jaga perasaan masing-
masing. Jika saya setia disini pasti dia juga akan setia disana karena saya pernah dengar
ungkapan “ Apa yang kita lakukan disini pasti itu juga yang akan dilakukan disana”
karena kita adalah cerminan pasangan kita.
Dan pesan saya untuk yang membaca cerita saya jika kaian merasakan hal yang
sama seperti saya rasakan sayangilah pasangan kalian, cintai dia , jangan biarkan orang
ketiga masuk untuk menghancurkan hubungan kalian. Karna orang special yang bisa
bertahan menjalani LDR.