Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MENULIS KREATIF

NAMA : EFDI PANCA SIMANJUNTAK


NIM : I 1A11016
FAKULTAS : FIB (UNIVERSITAS JAMBI)
JUDUL TUGAS : TUGAS MID
Soal Mid Essay Sejarah

1. Berikan argumen anda tentang pendapat bahwa sejarah adalah kajian humaniora.
Mengapa pula kelompok yang lain memasukannya sebagai sebuah disiplin ilmu!
2. Apa yang dimaksud dengan Sejarah lama (old history) dan Sejarah Baru (the New
History).Berikan masing-masing contohnya!
3. Apa yang dimaksudkan oleh Walsh dengan istilah filsafat sejarah kritis dan
filsafat sejarah spekulatif?
4. Apa yang dimaksudkan dengan materialisme mekanik dan materialisme historis,
dan apa perbedaan di antara keduanya?
5. Para ahli filsafat sejarah sering menyebutkan adanya hukum-hukum dan pola-pola
dalam sejarah dan apa pula kaitan hal tersebut dengan regularitas dalam
penjelasan sejarah…
6. Arnold J. Toynbee menyebut adanya peran penting yang dimainkan kelompok
creative minority dalam perkembangan peradaban! Jelaskan!
7. Ibnu Khaldun dan Malik Bennabi memiliki beberapa kemiripan dalam konsepnya
tentang peradaban. Jelaskan perbedaan di antara keduanya!

RINGKASAN

2.1 MENULIS KREATIF

2.1.1 Pengertian Menulis

Setiap keterampila itu erat sekali hubungan dengan tiga keterampilan


lainnya dengan cara beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa,
kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa
kecil kita belajar menyimak berbahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita
belajar membaca dan menulis. Maka dari itu menulis merupakan kegiatan yang
produktif dan ekspresif.
Morris dalam Tarigan (2008:4), menyatakan bahwa menulis dapat adalah
sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang
terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang
bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dapat ditarik kesimpulan
mengenai pendapat tersebut yaitu bahwa menulis yaitu alat komunikasi yang
berupa tulisan.Sumarno dalam Tarigan (2008:15), menyatakan bahwa menulis
adalah mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, pikiran,perasaan.
Menurut pendapat ahli tersebut bahwa menulis yaitu ekspresi dari diri sendiri yaitu
gagasan, ide, pendapat atau pikiran dan perasaan.
Atar Semi (2009:14), menyatakan bahwa menulis adalah suatu proses
kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menurut
pendapat tersebut bahwa menulis yaitu kegiatan kreatif yang memindahkan
gagasan ke sebuah lambang tulisan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan menulis
merupakan kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan keampuan yang
kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan
angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orag lain.
Setiap keterampilan berbahasa mempunyai tujuannya masing-masing,
diantaranya keterampilan menulis mempunyai tujuan, penulis akan memaparkan
tujuan menulis, yaitu sebagai berikut.
Atar Semi (2009:14), menyatakan bahwa tujuan menulis antara lain yaitu
untuk menceritakan sesuatu, untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, untuk
menjelaskan sesuatu, untuk menyakinkan, dan untuk merangkum. Menurut
pendatnya Atar Semi menyatakan bahwa tujuan menulis yaitu menceritakan
sesuatu, untuk memberikan petunjuk atau pengarahan dan lain-lain.
Sumarno (2009:6), menyatakan bahwa tujuan menulis yaitu
menginformasikan, membujuk, membidik, dan menghibur. Disimpulkan
menurut pendapat tersebut bahwa tujuan menulis antara lain menginformasikan
sesuatu, membujuk sesuatu atau membidik dan menghibur dalam suatu hal.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis
yaitu untuk memberikan informasi seseorang penulis dapat menyebarkan
informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau
media massa cetak yang ada. Tuisan yang ada pada media cetak tersebut
seringkali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa.
BENTUK-BENTUK TULISAN KREATIF

Berdasarkan tujuannya, dikenal empat jenis tulisan:

1. Eksposisi (Expository Writing)


2. Persuasif (Persuasive Writing)
3. Naratif (Narrative Writing)
4. Deskriptif (Descriptive Writing)

1. Ekposisi

Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menginformasikan atau menjelaskan


sesuatu kepada pembaca. Tulisan ekspositori disebut juga tulisan eksplanatif karena
bermaksud menjelaskan (to explain) sebuah konsep atau topik dengan dukungan data
dan statistik jika diperlukan. Contoh tulisan eksposisi adalah berita di media, tips, buku
teks, resep, dan tulisan ilmiah (scientific writing) –makalah (paper), skripsi (S1), tesis
(S2), disertasi (S3).

2. Persuasi

Persuasi atau persuasi adalah tulisan yang berisi pendapat penulisnya


guna mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak pembaca agar melakukan
sesuatu.Tulisan pada teks persuasi bersifat subjektif karena isinya merupakan murni
pandangan pribadi penulisnya mengenai suatu topic. Contoh tulisan persuasif antara lain
editorial (tajuk rencana), review produk/jasa, iklan/advertorial.

3. Narasi

Narasi adalah tulisan berisi cerita atau penuturan penulisnya tentang kejadian
nyata ataupun fiktif. Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam
sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan
awal, tengah, dan akhir.
Narasi berasal dari kata to narrate yang artinya “bercerita” (story telling). Cerita adalah
rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau
fiksi. Tulisan naratif umumnya panjang karena berisi kisah. Penulis tidak saja berusaha
menyajikan informasi, tapi juga berusaha mengkonstruksi dan mengomukikasikan
cerita, lengkap dengan karakter, konflik, dan setting. Contoh tulisan narasi antara lain
novel, cerita pendek (cerpen), anekdot, dan puisi.

4. Deskripsi

Tulisan deskripsi adalah karya tulis beriai gambaran detail tentang sesuatu, baik
fiksi maupun nonfiksi. Contoh tulisan deskripsi termasuk puisi, jurnal, gambaran alam,
novel, naskah drama, atau gambaran tentang sebuah konsep atau gagasan (ide). Berasal
dari kata descrice (menggambarkan), tulisan deskriptif menjabarkan atau
menggambarkan suatu objek seperti benda, tempat atau suasana tertentu, melibatkan
panca indera (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman dan perabaan,
memaparkan ciri-ciri fisik dan sifat objek tertentu seperti ukuran, bentuk, warna dan
kepribadian secara jelas dan terperinci, serta menyajikan kata-kata atau frasa yang
bermakna kata sifat atau keadaan.

Tulisan Kreatif: novel, puisi, epik/epos (cerita kepahlawanan; syair panjang yang
menceritakan riwayat perjuangan seorang pahlawan), cerpen, naskah drama, skenario
film, lirik lagu, naskah tevisi, naskah iklan, dongeng, dll.

Daftar jenis creative writing yang dikemukakan Writing Forward ada 14 jenis
tulisan kreatif, salah satunya blogging.

1. Journals
2. Diaries
3. Essays
4. Storytelling
5. Poetry
6. Memoir
7. Vignettes
8. Letters
9. Scripts
10. Song lyrics
11. Speeches
12. Journalism
13. Blogging
14. Free writing

IDE DAN CARA MENEMUKAN IDE MENULIS

Pada tahap ini penyair mencari ide/insprirasi untuk puisi yang akan
ditulisnya. Ide itu bisa berasal dari pengalaman batin pribadi penulis seperti
kegundahan, kekecewaan, kebahagian, dan lain sebagainya. Bisa juga berasal
dari pengalaman orang lain atau berdasar peristiwa/kejadian yang menggugah,
misal bencana alam. Salah satu kiat untuk mendapatkan ide adalah dengan
sering membaca buku, berjalan-jalan melihat sekitar, menonton pertunjukan,
drama, film, atau berdiskusi dengan orang lain.

Langkah berikutnya setelah ide didapatkan adalah dengan merenungkan


atau mengendapkan ide tersebut. Pengendapan ini penting agar ide itu benar-
benar matang. Proses pengendapan antara lain dilakukan dengan berkontemplasi
dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Misal, hendak dibawa kemana ide ini?
Bagaimana penyajian kata-katanya? Bagaimana teknik penulisannya?
Pertanyaan itu direnungkan baik-baik dan dicari jawabanya oleh diri sendiri.

Apabila ide itu sudah diendapkan maka saatnya dituliskan. Sebaiknya


tidak ditunda-tunda, tulis apa yang ada dalam benak, jangan dulu direvisi.
Biarkan tulisan itu mengalir. Jika buntu atau macet, maka berhentilah terlebih
dahulu, istirahatkan pikiran, cari kegiatan yang bisa membuat pikiran lebih
segar. Setelah pikiran segar, aktivitas menulis dilanjutkan. Apabila sebuah
tulisan telah selesai ditulis, maka tahap berikutnya adalah melakukan editing dan
revisi. Baca ulang tulisan yang dibuat. Editing behubungan dengan aspek
bahasa, dan tata tulis, sedangkan revisi berkaitan dengan isi dan substansi puisi.

2.4 LANGKAH-LANGKAH DALAM MENULIS


Menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, menulis
harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat
hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas.
Sebagai suatu proses, menulis terdiri atas berbagai tahap sebagai berikut.

a. Tahap Prapenulisan

Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup
beberapa langkah kegiatan antaranya:
1) Pemilihan dan Penetapan Topik
Memilih dan menetapkan topik suatu langkah awal yang penting, sebab tidak
ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Masalah pertama yang dihadapi
penulis untuk merumuskan tema sebuah karangan adalah topik atau pokok pembicaraan
(Keraf, 1993: 126). Dalam memilih dan menempatkan topik ini diperlukan adanya
keterampilan atau pengetahuan atau kesungguhan.
Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam
tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber,
yaitu :
(1) pengalaman,
(2) pengamatan,
(3) imajinasi, dan
(4) pendapat dan keyakinan (Semi, 1990:134).
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalaam memilih topik adalah:
(a) topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas,
(b) topik itu cukup menarik utamanya bagi penulis,
(c) topik itu dikenal baik,
(d) bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai,
(e) topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit (Akhadiah, 1998:86).
Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup
sempit dan terbatas, atau sangat khusus untuk digarap. Dengan pembatasan itu, penulis
akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan (Keraf, 1993:129).
2) Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
Tujuan penulisan diartikan sebagai pola yang mengendalikan tulisan secara
menyeluruh (Akhadiah, 1998:89). Dengan menentukan tujuan penulisan, diketahui apa
yang ingin dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang diperlukan, luas lingkup
bahasan, pengorganisasian, dan mungkin juga sudut pandang yang digunakan. Secara
eksplisit, tujuan penulisan dapat dinyatakan cara tesis atau dengan menyatakan maksud.

3) Bahan Penulisan

Bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang digunakan untuk
mencapai tujuan penulisan. Bahan tersebut mungkin berupa rincian sejarah kasus,
contoh penjelasan definisi fakta hubungan sebab-akibat hasil pengujian hipotesis angka-
angka, diagram, gambar, dan sebagainya.

4) Menyusun Kerangka Karangan

Sebuah karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan pokok


bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Karangan menjamin suatu
penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan
gagasan utama dari gagasan tambahan. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan
sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetail dan digarap dengan sangat cermat.
Secara singkat Keraf (1993:132) mendefinisikan kerangka karangan sebagai suatu
rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.

b.Tahap Penulisan

Pada tahap ini dibahas setiap butir yang ada di dalam karangan yang disusun. Ini
berarti digunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan sendiri.
Kadang pada tahap ini, disadari bahwa masih diperlukan bahan lain.
1) Isi Karangan

Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan itu sendiri. Keraf (1993:134)
membagi isi karangan yakni pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.

2) Kosakta atau Pilihan Kata

Achmadi (1990:34) mendefinisikan pilihan kata adalah seleksi kata-kata untuk


mengespresikan ide atau gagasan atau perasaan. Dengan memilih kata persyaratan
pokok yang harus diperlukan yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan
menyangkut makna, aspek logika kata-kata; kata-kata yang dipilih harus secara tepat
mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Persyaratan kesesuaian menyangkut
kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan keadaan
pembaca. Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata.

3) Kalimat Efektif

Kalimat yang mengandung gagasan haruslah yang memenuhi syarat gramatikal.


Memerlukan persyaratan efektiviats artinya, kalimat itu harus memenuhi sasaran,
mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan pesan, atau menerbitkan selera
pembaca.

4) Paragraf

Akhadiah (1998:33) memberikan batasan paragraf tersusun dari beberapa buah


kalimat, yang berhubungan satu dengan yang lain sehingga merupakan kesatuan utuh
untuk menyampaikan suatu maksud. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran
dalam sebuah karangan ke dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal,
kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
karangan.
c.Tahap Revisi

Tahap ini merupakan tahap yang paling akhir dalam penulisan. Jika bahan
seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kemabali. Hasil bacaan perlu
diperbaiki, dikurangi, atau mungkin juga diperluas. Pada tahap ini, biasanya yang
diteliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,
kalimat, paragraf, pengetikan, daftar pustaka, dan sebagainya.

2.5 CARA MENGEMBANGKAN TULISAN AGAR BERNILAI ESTETIS,


KREATIF DAN MENARIK UNTUK DIBACA

 Menulis tentang diri sendiri.

Saat menjadi penulis pemula, tidak ada yang pantas kita ceritakan selain dari hari
demi hari yang kita jalani. Terutama saat ada momen-momen khusus yang dijalani
dengan suasana yang unik karena “berbeda dari” sebelumnya atau hanya “terjadi jarang-
jarang.” Walau ada kesan sombong, dengki, benci, lebay dan bangganya, tidak masalah,
itu biasa dalam hal mengarang. Sebab tanpa kedagingan tersebut maka tidak ada sesuatu
yang akan diselesaikan dalam pertengahan maupun di akhir cerita.

Harap berhati-hati, gunakanlah nama samaran atau anonim agar tidak ada orang
yang tahu. Sekali pun demikian, tetap saja pemerintah bisa tahu “siapakah anonim
tersebut?” sebab segala data user dunia maya pasti melewati server pemerintah. Saat
seseorang bisa menceritakan dirinya sendiri, kemungkinan besar dia pun bisa
menceritakan hal-hal lainnya untuk membangun kehidupan. Hanya saja perhatikan
setiap ekspresi kata-kata yang anda paparkan bisa merujuk kepada kelemahan yang
dimiliki. Sekali lagi perhatikan, Dampak buruk menulis tentang diri sendiri.

 Menulis tentang Kitab Suci.

Orang yang bijak, belajar dari Kitab Suci. Sebab dari sanalah terdapat dasar-dasar
setiap ilmu pengetahuan umat manusia. Tentu fakta ini tidak dapat dipahami oleh orang
awam. Hanya mereka yang telah mencicipi pahit-getirnya dunia lalu menyesuaikan
semuanya itu dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam Alkitab. Tidak ada lagi kita
temukan pertanyaan di dalam jiwa seputar kehidupan, seolah semuanya telah terjawab
sesuai dengan pengalaman rohani yang dihadapi. Mulailah menulis dengan
menghubung-hubungkannya pada periswa-peristiwa yang kita alami dari waktu ke
waktu. Gunakanlah sudut pandang yang berbeda-beda untuk menemukan
keanekaragamanan warna. Pengalaman rohani bisa jadi menjelaskan tentang bagian-
bagian tertentu di dalam Kitab yang kita percayai itu.

 Ilmu pengetahuan yang kita pelajari.

Misalnya saja, kita baru mempelajari satu hal dari sekolah formal maupun sekolah
informal. Lantas menyampaikan beberapa hal yang membuat kita tertarik untuk
membahasnya secara khusus pada blog/ buku/ jurnal harian yang dimlki. Bila perlu kita
membahasnya secara luas juga, dengan tidak hanya menuliskan pendapat pribadi
melainkan turut pula mencari informasi lainnya: misalnya bagaimana menurut si ini
atau menurut si itu. Artinya, jangan hanya berpatokan pada apa yang sudah dipelajari
melainkan temukan juga hal-hal lainnya seputar topik tersebut dengan mencarinya di
Google atau media online lainnya. Bahkan jika memang ada buku-buku penunjang
lainnya, turut diringkas untuk diekstrak bagian-bagian yang penting dan sehubungan
saja. Setelah semua yang diperlukan dikoleksi maka selanjutnya tinggal di terbitkan
dalam buku harian/ jurnal/ blog yang dimiliki.

 Menulis tentang masalah yang dihadapi dan solusi mengatasinya.

Ada banyak soal-soal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa jadi
sebagai bahan tulisan yang dapat dicorat-coret secara konsisten. Pandanglah sudut
persoalan tersebut dari sisi positif sehingga sekali pun bernada negatif, orang yang
membacanya dapat menemukan keseimbangan. Artinya, sekali pun membicarakan hal-
hal negatif, imbangi jugalah dengan kesimpulan yang positif sehingga para pembaca
tidak fokus pada yang buruknya melainkan terhadap yang baiknya.
Kami sendiri, mengembangkan tulisan dari masalah sehari-hari yang dihadapi.
Untuk menilai suatu kejadian dengan adil tanpa keberppihakan terhadap diri sendiri
mau pun terhadap orang lain: bebaskan diri dari kebencian, kesombongang dan
kedengkian. Hal-hal semacam ini beresiko mengotori sudut pandang yang kita gunakan.
Jikalau rasa kesal, marah, dengki dan angkuh masih meradang maka pertimbangan-
pertimbangan yang dipaparkan cenderung berat sebelah dan kurang mampu diterima
oleh pembaca.

Menuliskan masalah yang dihadapi juga beresiko membuat orang yang tidak kita
kenal mampu mengenali kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, terutama dari sisi
emosional. Jika, anda mulai merasa sedang menghadapi suatu konspirasi besar, tidak
perlu mewartakannya secara jelas dalam tulisan-tulisan yang dimuat ke publik. Atau
sekali pun dimuat, buatlah sudut pandang serapih mungkin dan iringi dengan solusi
yang positif.

 Bercerita tentang kesehatan dan kebugaran manusia.

Hindari membiasakan diri menulis dengan mengkopi pastekan semua informasi dalam
sebuah tulisan menjadi tulisan sendiri. Melainkan berupayalah untuk merangkainya
berdasarkan kata-kata sendiri. Cari dan temukanlah hal-hal yang menjelaskan dan
menghubungkan berbagai sendi-sendi kesehatan manusia. Apabila anda sudah
menemukan GAP yang menjadi persimpangan dari isu kesehatan, maka hal tersebutlah
yang terus-menerus di ulang-ulang. Sekali pun sedang membahas topik yang berbeda
judulnya saja.

Saat menulis tentang kesehatan, perhatikan juga kebiasaan di dalam masyarakat.


Kebiasaan buruk/ baik tersebut bisa jadi dasar kaki untuk berpijakmengembangkan
teori-teori sehat yang ideal. Semakin banyak hal yang bisa dihubung-hubungkan maka
semakin baik topik-topik yang anda paparkan.
 Menuliskan sesuatu tentang hal-hal yang unik di dalam masyarakat.

Kita pun dapat mengarahkan perhatian kepada orang-orang yang bermukimdi


sekitar. Mungkin saja mereka memiliki kebiasaan positif yang pantas diumbar ke
publik. Bisa juga ketika ada masalah kecil sampai besar yang terjadi diantara rakyat.
Tetapi, harap berhati-hati ketika mengumbar masalah orang lain, siapa tahu dia
membacanya lalu tidak senang. Itulah pentingnya menjadi penulis anonim sedang kita
pun tidak pernah membawa-bawa nama siapa pun saat menulis.

Biasanya, seorang penulis profesional tidak lagi membawa-bawa masalah tanpa


solusi, melainkan berusaha mengaburkan peristiwa lalu menuliskannya dalam bentuk
lain. Mereka tidak ingin cari muka terhadap orang tertentu dan tidak suka menjadi
populer juga tidak mau mencari keuntungan di atas penderitaan orang lain.Tulisannya
bebas dari dendam dan benci terhadap siapa pun. Tetapi tidak segan-segan
mengungkapkan keburukan (tanpa mencantumkan nama) demi mencari dan
menemukan kebenaran sebagai solusi positif, jangka pendek maupun jangka panjang.

 Menceritakan sesuatu yang unik tentang pendidikan

Pahami baik-baik bagaimana dunia pendidikan bekerja melaksanakan fungsinya di


dalam masyarakat. Bila tidak memahami sistem kerjanya, tidak perlu menulis tentang
hal tersebut. Temukan berbagai keunikan yang selalu bergulir di dalamnya. Dapatkan
kata-kata yang menarik untuk dijadikan judul cerita mengumbar sisi-sisi antusiasme
yang tidak biasa. Bila memang ada kekurangan, berupaya untuk menjelaskan sisi
negatifnya dari sudut pandang yang cantik. Lalu memberdayakan dan memperkuat
sendi-sendi positif yang masih ada sebagai dasar-dasar untuk meningkatkan pendidikan.
Tidak lupa juga untuk menentukan cakupan jangkauan antara pendidikan karakter dan
pendidikan akademik.

 Mencatat sesuatu yang unik dari tempat kerja.

Berhati-hatilah menulis tentang konspirasi di tempat kerja. Sebab dimana ada


konspirasi, disanalah ada banyak prasangka yang bisa berujung salah paham. Lebih
baik, tuliskanlah hal-hal positif dari setiap situasi buruk yang dihadapi. Apa makna yang
bisa dipelajari di balik semua peristiwa yang terjadi. Jangan pernah mengumbar
pertanyaan tanpa memberikan jawabannya; hindari mengumbar keburukan tanpa
mengungkapkan sisi baiknya. Seorang penulis yang profesional mampu menjaga
keseimbangan karyanya agar dapat menguntungkan bagi semua pihak.

 Menuliskan sesuatu tentang lingkungan alamiah.

Untuk menulis dalam spektrum luas, kita perlu juga mengembangkan wawasan
tentang lingkungan hidup. Tidak perlu memahaminya secara detail tetapi setidak-
tidaknya mengerti garis-garis besar tentang lingkungan. Mampu mengerti sebab-akibat
yang menghubungkan manusia dan hewan, demikian juga dengan manusia dan
tumbuhan. Menentukan titik kemajuan dan titik kemunduruannya sehingga dapat
mencapai titik keseimbangan yang sesungguhnya.Perhatikan juga apa-apa saja faktor di
dalam diri manusia yang menyebabkan rusaknya tatanan alamiah. Apa hubungannya
dengan kepribadian seseorang sehingga membuat situasi menjadi kacau semuanya:
bencana alam dan bencana kemanusiaan dimana-mana.

 Membuat proyeksi lain (sudut pandang berbeda) berdasarkan tulisan


seseorang.

Jika kita sudah memiliki wawasan yang luas, kosa kata yang dikuasai lumayan,
mampu membuat kalimat yang dapat dipahami (hampir semua orang) dengan
kemampuan menulis tanpa henti tiap-tiap hari. Kita bisa mengembangkan tulisan-tulisan
yang menurut pemahaman sendiri cukup menarik, hanya perlu dilihat dari aspek ini dan
aspek itu. Seperti orang yang sedang menulis ulang suatu topik namun dibangun dari
berbagai opini-opini yang baru. Kita perlu menulis dan menulis lagi sambil
mengembangkan berbagai argumen yang keluar dari kepala sendiri. Pada tahapan ini,
ilmu pengetahuan kita akan bercabang ke segala arah sehingga mampu memahami
banyak hal.
2.6 LATIHAN MENULIS

Pada tingkat lanjut, pembelajaran menulis tingkat lanjut adalah program


pengajaran menulis yang mengutamakan atau menekankan pada perwujudan ungkapan
perasaan, ide, pikiran, gagasan dalam satuan lambang-lambang bunyi secara tertulis.
Tujuannya secara umum adalah membina para siswa agar mampu mengekspresikan
perasaan dan pikirannya ke dalam bahasa tulis. Tahap menulis lanjut terdiri dari menulis
lanjut tahap pertama di kelas III-V, serta menulis lanjut tahap kedua di kelas VI-III
SMP. Keterampilan menulis pada tahap ini merupakan keterampilan menulis yang
sangat mendasar.Berdasarkan hal tersebut, guru harus dapat menerapkan prinsip yang
dapat dijadikan pedoman bagi guru Bahasa Indonesia di sekolah dasar agar
keterampilan siswa dalam menulis dapat berjalan dengan efektif. Sejalan dengan hal
tersebut, Goodman (Rini Kristiantari, 2004: 107), mengungkapkan tentang prinsip-
prinsip yang dapat dijadikan pedoman bagi guru Bahasa Indonesia

Sekolah Dasar agar pembelajaran menulis menjadi efektif sebagai berikut ini.

1. Tulisan siswa hendaknya didasarkan pada topik-topik personal yang bermakna.


Pada prinsip ini terdapat gagasan bahwa topik tulisan hendaknya dikaitkan dengan
sesuatu yang diketahui, disenangi siswa, sesuai dengan kemampuan siswa, serta
bermanfaat dalam kehidupannya.

2. Hendaknya kegiatan menulis diawali dengan kegiatan komunikasi. Komunikasi


dalam bentuk percakapan merupakan kegiatan yang dapat membangkitkan semangat
siswa. Melalui berkomunikasi akan diketahui topik-topik yang diminatinya. Kegiatan
menulis mustahil terjadi jika topik-topik yang akan ditulis tidak diketahui atau asing
bagi siswa. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis juga
adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan.

3. Menulis bukan merupakan kegiatan yang mudah. Oleh karena itu pembinaan
keterampilan menulis hendaknya diwujudkan dalam situasi yang menyenangkan.
4. Pengoreksian kesalahan menulis pada awal atau sebelum siswa lancar menulis
hendaknya dihindari. Kesalahan tata bahasa, frasa, kesulitan secara mekanikal sebagai
akibat dari keterbatasan penguasaan bahasa hendaknya bukan menjadi perhatian utama.
Pengoreksian kesalahan tata bahasa dapat dilakukan ketika siswa telah mulai lancar
menulis dalam arti menuangkan gagasan dan pikirannya.

5. Hendaknya selalu berusaha untuk menghubungkan kegiatan menulis dengan


kegiatan berbahasa yang lain seperti membaca dan berbicara. Kegiatan menulis akan
bertambah lancar bila selalu dihubungkan dnegan pengalamannya dalam membaca buku
cerita atau mendengarkan cerita yang menarik dan berkesan. Berdasarkan pendapat
beberapa ahli mengenai karakteristik pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar,
dapat disimpulkan bahwa siswa sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda
sesuai dengan pembagian masa sekolah. Pembelajaran menulis di sekolah dasar juga
dapat dibedakan menjadi dua tingkatan. Oleh sebab itu, guru perlu menerapkan prinsip-
prinsip pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar agar pembelajaran menjadi
lebih efektif,termasuk dalam pembelajaran menulis karangan.

2.7 LAPORAN KULIAH

Laporan adalah sebuah karya tulis yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan tujuan sebagai bukti pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang
diberikan.

Struktur Laporan

1. Cover

Cover merupakan halaman yang letaknya berada di bagian paling awal sebuah
laporan. Sama halnya dengan makalah, di dalam cover sebuah laporan juga memuat
judul, identitas, dan keterangan dari si penulis.
Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan bagian yang tidak boleh dilewatkan dalam membuat
sebuah laporan. Halaman ini nantinya berfungsi untuk mengantarkan pembaca agar
dapat memahami laporan seperti apa yang telah kamu buat. Untuk membuat kata
pengantar di sebuah laporan, kamu bisa melihat berbagai contoh kata pengantar yang
baik dan benar sebagai referensi.

3. Daftar Isi

Sesuai namanya, daftar isi merupakan halaman yang di dalamnya memuat


pemetaan halaman untuk setiap bagian, mulai dari kata pengantar sampai halaman
terakhir. Untuk membuat daftar isi, kamu bisa memanfaatkan fitur table of content yang
ada pada Microsoft Word atau aplikasi sejenis.

4. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan yang berisi beberapa sub-bab
seperti latar belakang dan tujuan kegiatan.

a. Latar Belakang

Latar belakang berisi tentang faktor apa saja yang membuat kamu menyusun
laporan tersebut. Biasanya, latar belakang mencakup sebuah jawaban dari “Apa yang
membuatmu melakukan penelitian/kegiatan tersebut?”.

b. Tujuan

Di bagian ini, kamu bisa menjelaskan tentang tujuan dibuatnya kegiatan atau
penelitian yang kamu lakukan. Dalam penulisannya, cukup deskripsikan tujuan secara
singkat dan jelas.
5. Pembahasan

Pembahasan atau juga bisa disebut sebagai isi, merupakan bagian inti dari
laporan yang kamu buat. Di bagian ini, sebisa mungkin jelaskan secara detail dan
mencakup unsur 5W + 1H. Misalnya, jika laporan yang kamu buat adalah laporan
kegiatan, maka kamu bisa mengisinya dengan:

 Kegiatan apa yang kamu lakukan?


 Siapa saja yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut?
 Di mana kegiatan tersebut dilaksanakan?
 dll.

6. Penutup

Penutup biasanya berisi kesimpulan tentang kegiatan dan laporan yang telah
kamu buat. Kamu bisa menuliskan ringkasan tentang hal-hal yang telah kamu paparkan
sebelumnya pada bagian ini. Selain kesimpulan, kamu juga bisa menambahkan saran
untuk para pihak terkait atau kendala yang kamu alami selama kegiatan berlangsung.

7. Lampiran

Bagian terakhir merupakan lampiran. Lampiran adalah halaman yang memuat berbagai
dokumentasi tentang kegiatan yang telah kamu lakukan. Dokumentasi tersebut dapat
berupa foto/gambar, tabel, surat, dan sebagainya. Lampiran tersebut nantinya akan
mewakili kelengkapan laporan yang kamu buat.

Bagaimana Cara Membuat Laporan yang Baik dan Benar?

1. Memilih Topik

Hal pertama yang harus kamu lakukan untuk membuat laporan tentunya adalah
memilih sebuah topik. Topik dalam hal ini bisa ditentukan oleh guru/dosen atau pihak
lainnya, bisa juga merupakan topik yang kamu pilih sendiri untuk melakukan sebuah
penelitian atau kegiatan.
2. Melakukan Penelitian/Kegiatan

Setelah menentukan topik, langkah selanjutnya adalah melakukan sebuah


penelitian atau kegiatan yang sesuai dengan topik tersebut. Selain melakukan penelitian
atau kegiatan, kamu juga harus mencari berbagai referensi yang berhubungan dengan
topik yang kamu pilih. Hal tersebut nantinya akan membantu kamu dalam menulis dan
melengkapi isi dari laporan yang akan kamu buat.

3. Buat Kerangka Laporan

Setelah kedua hal di atas kamu lakukan, sekarang saatnya untuk membuat
kerangka laporan. Kerangka laporan berisi sekumpulan gagasan utama yang
menggambarkan inti dari laporan yang kamu buat.

4. Mulai Menulis Laporan

Setelah membuat kerangka, sekarang saatnya kamu mulai menulis laporan.


Mulailah menulis dari bagian pendahuluan sampai dengan penutup.

5. Menyunting Laporan

Setelah selesai menulis laporan, jangan lupa untuk mengeceknya terlebih


dahulu. Perhatikan setiap kalimat dan kata. Perhatikan apakah terdapat kesalahan
penulisan atau kesalahan ejaan.

Kesimpulan

Itulah beberapa hal yang bisa kamu pelajari tentang cara membuat laporan.
Beberapa hal di atas bisa kamu terapkan dalam pembuatan segala jenis laporan mulai
dari laporan kegiatan, laporan prakerin (pkl), dan sebagainya. Dalam membuat sebuah
laporan, kamu harus memperhatikan setiap detailnya mulai dari keterkaitan dengan
topik, kelengkapan laporan, sampai referensi yang digunakan.
PENGALAMAN SAYA

LONG DISTANCE RELATIONSHIP (LDR)

Menjalin hubungan jarak jauh atau LDR merupakan musuh besar bagi para
pasangan yang sedang dimabuk cinta. Tapi untuk sebagian pasangan, LDR terkadang
malah menjadi tantangan tersendiri. Mereka mencoba melawan situasi di mana
dipisahkan oleh jarak untuk semakin mengokohkan pondasi cinta. Saya sekarang juga
merasakan hal itu jarak yang begitu jatuh tetapi itu tidak akan menjadi penghalang bagi
saya.

Memang sungguh banyak tantangan dan rintangan yang datang, rasa bosan yang
datang, melihat kawan-kawan yang tidak merasakan hal yang sama seperti saya. Tetapi
saya bangga dan bersyukur karena tidak semua orang bisa menjalani yang namanya
LDR. Kami dipisahkan oleh jarak yang beribu km yaitu saya di Jambi dan dia di Aceh.
Kami sudah melewati tantangan-tantangan yang mungkin berpikir untuk mengakhiri
hubungan itu tetapi kami mempunyai komitmen jika ada masalah yang besar pun, kami
selalu mengingat komitmen itu. Kadang kami berdua juga pernah saling egois, tidak
mau mengalah tetapi seiring dengan sifat sudah dewasa lama-lama sifat itu hilang,
mulai dari hal yang kecil kami belajar untuk tidak saling egois, saling mengalah.

Saya menjalani LDR sudah 8 bulan, memang menurut kalian 8 bulan adalah
watu yang singkat tetapi bagi kami itu adalah waktu yang lama. Dari situ kami belajar
untuk lebih baik, memperbaiki diri masing-masing. Saya mengenal dia pada waktu
dikampung memang pertemuan itu tidak saya sangka tetapi mungkin takdir Tuhan yang
mempertemukan kami sehingga kami bisa sampai sekarang. Jujur baru kali ini saya
menjalani hubungan LDR yang cukup lama dan harapan sama Tuhan ini adalah yang
terakhir. Karna tidak ada yang sempurna tetapi jika kita bisa saling melengkapi pasti
akan menjadi lebih baik.

Kadang saya juga merasakan yang namanya bosan karna tidak pernah jumpa
dibandingkan kawan-kawan lain yang sama pacarnya dekat, kadang saya juga merasa
iri. Hal itu biasa dirasakan oleh pejuang LDR, dari tantangan inilah kunci langgennya
suatu hubungan LDR jika kita mudah terpengaruh pada orang-orang disekitar kita
kadang kala hubungan LDR itu bisa berakhir sampai disitu juga. Memang masih banyak
hal-hal yang mau saya ceritakan tetapi mungkin panjangnya bisa berhalaman-halaman.
Intinya saya bahagia dengan keadaan sekarang, memang jarang jumpa tetapi
kepercayaan yang paling utama bahwa kami pasti akan saling jaga perasaan masing-
masing. Jika saya setia disini pasti dia juga akan setia disana karena saya pernah dengar
ungkapan “ Apa yang kita lakukan disini pasti itu juga yang akan dilakukan disana”
karena kita adalah cerminan pasangan kita.

Dan pesan saya untuk yang membaca cerita saya jika kaian merasakan hal yang
sama seperti saya rasakan sayangilah pasangan kalian, cintai dia , jangan biarkan orang
ketiga masuk untuk menghancurkan hubungan kalian. Karna orang special yang bisa
bertahan menjalani LDR.

Anda mungkin juga menyukai