Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Menulis
1. Pengertian Kemampuan Menulis
Pengertian Kemampuan Menulis – Setiap individu yang hidup tentu memiliki
kemampuan yang bervariasi. Kemampuan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kondisi fisik, kecerdasan, kekuatan, kecakapan, kemampuan. Tanpa ada
faktor-faktor tersebut maka seseorang tidak dapat melakukan dengan baik.
Kemampuan adalah kecakapan, kesanggupan, kekuatan untuk menyelesaikan
tugas.
Menulis sebagai untuk komunikasi tidak langsung dengan orang lain. Upaya
untuk mengungkapkan segala sesuatu yang terdapat dalam konsep pemikiran ke
dalam bentuk bahasa tulis atau tulisan. Oleh karena itu, menulis adalah suatu
kegiatan yang memerlukan kemampuan mengkspresikan pendapat, gagasan, ide,
dan imajinasi dalam bahasa tulis.
Menurut Tarigan (2008:3) menulis adalah “suatu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain.” Tarigan ( 2008:21 ) juga menambah menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu.
Menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan sebagai
mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan
segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan. Sebagai salah satu komunikasi
bahasa, menulis juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian
pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah suatu isi
yang terkandung dalam tulisan. Didalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur
yang terlibat. Keempat unsur itu adalah: penulis sebagai penyampaian pesan,
pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai
penerima pesan.
2. Tujuan Menulis
Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberi
informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk menghasilkan karya
tulis (Tarigan, 2008:23). Mengatahui tujuan menulis sangat penting, karena
menulis merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu dan pemikiran dan bukan
suatu permainan suatu rekreasi. Sebagai suatu pekerjaan, hurus dilakukan dengan
dorongan yang kuat. Dorongan yang kuat muncul karena adanya tujuan yang
jelas. Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, sikap, dan isi
pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Tujuan menulis menurut Tarigan
(2008:24) memberitahuakan atau menagajar, meyakinkan atau mendesak,
menghibur atau menyenangkan, mengutarakan atau mengekspresikan perasaan
emosi berapi-api. Sedangkan menurut Hugo Hartig (dalam Sugiyono 2008:26)
tujuan menulis tujuan penugasan, tujuan penugasan ini sebenarnya tidak
mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan
atas kemauan sendiri, tujuan Altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin mendorong para
pembaca memahami, menghargai perasaan, penalaraan.
Tujuan orang menulis adalah demi tercapainya kehidupan yang lebih baik bagi
seisi dunia. Orang boleh saja menulis tanpa tujuan, tetapi lazimnya orang menulis
guna mencapai tujuan, seperti :
a. Memberi Informasi
Sebagai sumber tulisan tujuan memberi informasi, teristimewa bila hasil karya
tulis tersebut diperjual belikan.
b. Mencerahkan Jiiwa
Bacaan sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia, sehingga layak
dipandang sebagai salah satu sarana pencerahan piikiran dan jiwa.
c. Mengabdikan Sejarah
Sejarah harus ditukiskan agar abadi sampai ke generasi selanjutnya.
d. Ekspresi Diri
Tulisan juga merupakan sarana mengekspresikan diri, baik bagi perorangan
maupun kelompok.
e. Mengedepankan Idealisme
Idealisme umumnya dituangkan dalam bentuk tulisan supaya memiliki daya
sabar lebih cepat dan merata.
f. Mengemukakan Opini dan Teori
Untuk mengemukakan opini atau buah pikiran yang disajikan sebuah teori,
kebanyakan selalu diabadikan dalam bentuk tulisan.
g. Menghibur
Sebagian orang menulis yaitu sebagai hiburan yaitu baik temanya humor yang
bertujuan untuk menghibur. Graves (Lioba 2014: 16) berkaitan dengan
manfaat menulis mengemukakan bahwa: menulis menyambung kecerdasan,
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian,
dan mendorong kemauan mengumpulkan informasi.

3. Manfaat Menulis
a. Menulis mengasah Kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang komples. Kompleksitas menulis
terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-
aspek itu meliputi mengetahui tentang topik, penuangan pengatahuan itu
kedalam bahasa, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan
pembecanya, dan penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan.
b. Menulis Menumbuhkan Daya Inisiatif dan Kreeativitas
Dalam menulis, seseorang mestinya menyiapkan segala sesuatu yaitu
unsur mekanik tulisan yang benar seperti ejaan, diksi, dan pengalimantan,
bahasa topik, dan pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan
dipuaskannya sendiri.
c. Menulis Menumbuh Keberanian
Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan
kediriannya ter-masuk pemikiaran, perasaan dan gayanya, serta
menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan mau
melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembecanya, baik
yang bersifat positif maupun negatif.
d. Menulis Mendorong Kemauan Mengumpulkan Informasi
Seseorang menulis karena mempunya ide, gagasan, pendapat, atau
sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan karena diketahui orang lain.
Tetapi, apa yang disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal,
tak akan dapat me-menyampaikan banyak hal dengan memuaskan tanpa
memiliki wawasan atau pengata-huan yang memadai tentang apa yang akan
dituliskannya. Secara garis besar, Semi (Lioba 2014:18), mengemukankan ada
tiga jenis menulis, yaitu menulis fiksi, fiksi dan nonfiksi. Masing-masing jenis
menulis dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Menulis Fiksi
Tulisan yang berangkat dari khayalan atau imajinasi. Dalam jenis
menulis ini penulis bebas berimajinasi. Nama tokoh, peristiwa dan tempat
kejadian merupakan hasil imajinasi penulis. Walaupun demikian, tetap ada
kemungkinan terjadi persamaan antaraimajinasi penulis dengan kenyataan
yang pernah terjadi disuatu tempat.
b. Menulis Non Fiksi
Tulisan yang berdasarkan informasi, data, dan fakta yang benar-benar
terjadi. Data dan fakta itu harus dipaparkan dengan benar tanpa rekayasaatau
ditambahi imaajinasi penulis. Termasuk dalam jenis menulis ini adalah berita,
artikel, feature ( tulisan khas), opini, tajuk rencana, resensi, reportase, biografi,
dan karya ilmiah.
c. Fiksi
Fakta ( fakta-fiksi) ini memadukan dua jenis menulis faksi dan nonfiks,
membuat cerita fiksi berdasarkan kisah nyata, membuat fakta menjadi sebuah
karya fiksi. Dalam bentik fiksi ini, penulis diperbolehkan menambah “bumbu
penyedap” agar cerita menarik. Dalam penelitian ini menggunakan jenis
menulis faksi yaitu gabungan antara menulis fiksi dan nonfiksi. Menulis
resensi novel berarti berdasarkan kisah nonfiksi atau nyata dengan adanya
bukti dari novel yang dibaca untuk ditulis kembali untuk sebuah kisah fiksi
dengan menambahkan imajinasi penulis berdasarkan pemahamanya terhadap
novel yang dibacanya dengan tidak keluar dari alur kisah novel yang
sebenarnya. Zainurrahman (Lioba, 2014: 19) mengemukakan menulis dapat
diakatakan sebagai suatu proses. Ini berarti bahwa kita melakukan kegiatan
kita dalam beberapa tahap, yaitu:
Tahap-tahap Menulis
1) Menentukan Tema/topik
Tema merupakan inti utama dalam menulis. Tema yang dipilih sebaiknya
menulis dalam bidang yang dikuasai. Jika sedang menulis fiksi dapat
menulis genre yang disukai misalnya novel. Keuntungan apabila menulis
hal yang disukai, akan lebih serius dalam menulis. Sebenarnya tidak
dilarang untuk menulis diluar bidang yang disukai, tetapikan jauh lebih
mudah menulis bidang yang disukai.
2) Melakukan Riset
Lakukanlah semua hal yang diperlukan untuk untukmendapatkan data
yang diinginkan, dengan membaca, mencatat, observasi, mengkliping.
Kumpulan semua data dalam suatu tempat. Sebaiknya menggunakan
jurnal. Organisasikan dengan rapi, agar dapat mudah dicari apabila
diperlukan.
3) Membuat Kerangka/Outline dengan Memilih Topik/Ide yang akan
digunakan.
4) Beberapa penulis fiksi melewatkan tahap ini, atau cukup dengan membuat
kerangka di luar kepala, mereka langsung menulis apa yang ada di
kepalanya. Namun Tidak semua orang bisa dengan cara ini. Sebaiknya
tatap membuat karangka atau outline ini supaya tulisan tau cerita yang
dimiliki konsistensi dan alur yang baik.

B. Media Gambar
1. Pengertian Media Gambar
Media gambar adalah suatu media visual yang hanya bisa dilihat saja, akan
tetapi tidak mempunyai unsur audio atau suara. Menurut Sadiman Arief S.
(2003:21) media gambar adalah sebuah gambar yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang berguna untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa.
Media gambar ini bisa membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang
terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah
tersebut bisa terlihat dengan lebih jelas.
Media Gambar juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bisa
diimplementasikan secara visual dalam wujud 2 dimensi sebagai pemikiran
ataupun curahan yang beragam, contohnya seperti: film, lukisan, slide, potret,
opaque proyektor, strip, dan sebagainya. Sedangkan definisi media gambar seri
adalah sebuah urutan dari gambar yang mengikuti sebuah percakapan dalam hal
menyajikan atau memperkenalkan arti yang ada dalam gambar tersebut.
2. Jenis-jenis Atau Contoh Media Gambar
Jenis atau contoh media gambar dalam pembelajaran dapat dibagi menjadi 7,
yaitu sebagai berikut:
a. Kartun adalah suatu media gambar yang unik untuk mengemukakan sebuah
gagasan atau ide.
b. Komik adalah suatu media gambar yang unik selain kartun. Perbedaannya
komik mempunyai karakter yang memerankan cerita dalam urutan-urutan.
c. Poster adalah media gambar dalam berbentuk ilustrasi yang disederhanakan,
ini dibuat dengan ukuran besar agar bisa dilihat dengan jelas, fungsinya
menarik perhatian dan kandungannya berupa memotivasi, bujukan, mengajak,
dan lain sebagainya.
d. Gambar Fotografi ialah media gambar yang dibuat dengan cara diambil
gambarnya dengan sebuah alat digital seperti kamera hp, kamera digital atau
lain sebagainya.
e. Grafik adalah media gambar yang berguna untuk penyajian data dalam bentuk
angka angka. Grafik memberikan informasi inti dari sebuah data.
f. Diagram merupakan gambaran yang digunakan untuk menunjukkan atau
menerangkan suatu data yang disajikan.
g. Bagan adalah kombinasi dari media foto dan grafis, dirancang untuk
menggambarkan suatu gagasan atau fakta pokok dengan cara yang teratur dan
juga logis. Fungsinya yaitu untuk menampilkan perbandingan, proses, jumlah
relatif, klasifikasi, perkembangan, dan organisasi.
3. Fungsi Media Gambar
Secara umum fungsi media gambar yaitu sebagai alat bantu dalam kegiatan
belajar yang memberikan pengalaman visual pada anak guna mendorong motivasi
belajar dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih
sederhana, konkret dan mudah dipahami.
Adapun fungsi media gambar dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
a. Fungsi Kompensatoris
Menurut hasil penelitian bahwa media gambar atau visual memberikan
konteks untuk memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks serta mengingatnya
kembali. dengan kata lain media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasi siswa yang lambat dan lemah dalam memahami atau
menerima isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara
verbal.
b. Fungsi Kognitif
Media visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan dalam
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar.
c. Fungsi Afektif
Media visual atau gambar dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa saat
belajar atau membaca teks yang bergambar.
d. Fungsi Atensi
Media visual atau gambar dapat menarik dan memacu perhatian siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau yang menyertai teks materi pelajaran.
4. Manfaat Media Gambar
Manfaat media gambar sebagai media pembelajaran menurut Subana
(1998:322) diantaranya adalah:
Mempermudah pemahaman / pengertian siswa.
Memperbesar atau memperjelas bagian yang penting / yang kecil sehingga dapat
diamati.
a. Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak.
b. Memunculkan daya tarik pada diri siswa.
c. Menyingkat suatu uraian, informasi yang diperjelas dengan kata-kata mungkin
membutuhkan uraian panjang.
Sehingga dapat disimpulkan manfaat media gambar secara umum adalah
mempermudah dan memperjelas pemahaman sesuatu yang penting atau yang
ingin disampaikan kepada siswa / penerima.
5. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar
Kelebihan media gambar menurut Purwanto dan Alim (1997:63) adalah:
 Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
 Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata.
 Dapat memperjelas sebuah masalah, dalam bidang apa saja.
 Media gambar bisa mengatasi keterbatasan pengamatan.
 Murah harganya serta mudah didapatkan dan digunakan.

Kekurangan media gambar menurut Purwanto dan Alim (1997:63) adalah:


 Gambar berada yang terlalu kompleks kurang efektif dalam
kegiatanpembelajaran.
 Gambar menekankan persepsi indera mata.
 Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
C. Bahasa Indonesia
1. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan resmi di seluruh wilayah
Indonesia. Ini merupakan bahasa komunikasi resmi, diajarkan di sekolah-sekolah,
dan digunakan untuk penyiaran di media elektronik dan digital. Sebagai negara
dengan tingkat multilingual (terutama trilingual)[10][11] teratas di dunia,
mayoritas orang Indonesia juga mampu bertutur dalam bahasa daerah atau bahasa
suku mereka sendiri, dengan yang paling banyak dituturkan adalah bahasa Jawa
dan Sunda yang juga memberikan pengaruh besar ke dalam elemen bahasa
Indonesia itu sendiri.
2. Kelebihan Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan salah satu identitas suatu bangsa dan bahasa persatuan di
Tanah Air kita. Maka apabila kita sedang berada di dalam kota mana pun, selama
kota itu masih berada di dalam wilayah Negara Indonesia, maka kita tidak perlu
khawatir untuk masalah komunikasi dengan beberapa penduduk setempat. Bahkan
untuk penduduk suku – suku yang dapat dikatakan masih tertinggal pun juga
terkadang ada yang bisa berbicara berbahasa Indonesia.
Salah satu kelebihan bahasa Indonesia yaitu mempunyai kosakata yang bisa
ditambahkan imbuhan yang bisa dikembangkan. Seperti satu kata yang bisa
menghasilkan sebuah klausa, kalimat, frasa, wacana dan paragraf. Misal saya
mengambil contoh kosakata pukul. Dari kata pukul bisa dikembangkan dengan
imbuhan menjadi memukul, dipukuli, pemukulan, pemukul, terpukul, dipukul,
memukuli, kepukul. Semua itu adalah hasil imbuhan dari kata pukul. Apabila kita
ubah menjadi sebuah frasa akan menjadi seperti akan memukul, telah dipukuli,
mungkin terpukul. Apabila menjadi kata ulang bisa menjadi seperti pukul-
memukul.

Masih banyak sekali kelebihan lainnya seperti kata yang bisa dibalik tanpa
harus mengubah kata itu sendiri dan maknanya. Seperti kata kasur rusak, jika kita
lafalkan dari sebelah kanan maka akan tetap terbaca kasur rusak. Kemudian kata
yang terdiri dari tiga huruf seperti ini, ada, iri, aja, apa, dll. Kemudian kata yang
terdiri dari 4 huruf seperti taat. Kemudian kata yang terdiri dari 5 huruf seperti
malam, sinis, katak, kakak, kutuk, sugus, tamat, dll. Dan masih banyak lagi kata-
kata yang bisa dibolak balik tanpa mengubah kata dan maknanya.
Salah satu keunikan huruf dalam bahasa Indonesia adalah huruf E dan X. Di
dalam huruf e ada dua pelafalan yaitu e dan ‘e. Jika kita ambil contoh lafal e yang
e contohnya seperti kata kemana, beruang, kertas, kembang, tenang, tebing, tegas,
besar, bening, pemuda dan lain-lain. Sedangkan lafal e yang ‘e contohnya seperti
karpet, diet, tembok, nekat, pendek, resiko, meja. Untuk lafal gabungan antara e
dan ‘e contohnya seperti helikopter, permen, sepeda, lembek, dll. Huruf x yang
bisa dilafalkan dengan kata eks atau ks. Namun dalam prakteknya lebih banyak
dilafalkan dengan huruf s seperti kata xenia yang dibaca senia dan xiloid yang
dibaca siloid. Karna pada dasarnya huruf x adalah huruf serapan dari bahasa asing.
3. Kelemahan Bahasa Indonesia
Bahasa kita memiliki kelemahan dalam meneropong kondisi negara ini.
Pertama, bahasa kita mengalami pembungkaman oleh kekuasaan. Semestinya,
bahasa rakyat mestilah sampai ke istana-istana kekuasaan sehingga penguasa
selalu bisa mendengar dan melaksanakan apa yang dituntut dan dikeluhkan oleh
rakyat. Ini tidak terjadi pada kurun kekuasaan Soekarno dan Soeharto.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang “susah – susah gampang” untuk
dapat dipelajari, terutama oleh beberapa orang di luar sana. Contohnya
penggunaan bahasa Inggris vs bahasa Indonesia seperti yang ada di contoh berikut
ini :
She is okay = Dia baik – baik / Dia baik – baik saja
He lives in Rembang = Dia hidup di daerah Rembang / Dia tinggal di daerah
Rembang
is / are = artinya yakni “merupakan”
Banyaknya aturan–aturan di dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar,
baik di dalam berbicara ataupun penulisan. Misalnya yaitu, di dalam bahasa
Indonesia kita sangat mengenal adanya EYD ( Ejaan yg Di sempurnakan ),
penulisan kata dan kalimat baku, cara penggunaan kalimat majemuk, dan
sebagainya.
Adanya ungkapan – ungkapan yang sering di gunakan di dalam bahasa
Indonesia, sehingga kita harus bisa memahami apa arti dari ungkapan tersebut.
Contohnya :
meja hijau = pengadilan
tangan kanan = orang kepercayaan, dan sebagainya.
Panjang tangan = pencuri
Buah hati = anak
Besar kepala = sombong
Darah biru = keturunan bangsawan
Sulit untuk di promosikan dengan sebagai salah satu bahasa internasional,
karena kita masih sangat tertinggal di dalam beberapa bidang, seperti halnya
teknologi dan ekonomi, yang mana 2 hal tersebut yaitu merupakan salah satu
kriteria yang sedang digunakan di dalam menilai kelayakan suatu bahasa yang
akan digunakan sebagai bahasa internasional.
Banyak sekali bahasa-bahasa daerah yang terkadang masih digunakan didalam
kehidupan sehari-hari yang dapat mengakibatkan tergesernya bahasa Indonesia
sebagai bahasa sehari-hari.
D. Karangan Sederhana
1. Menulis Karangan
a. Pengertian Menulis (Mengarang)
Seperti halnya keterampilan berbahasa pada umumnya, keterampilan
menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa lainnya juga
mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis
seseorang dapat menyampaikan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud
tertentu. Menulis adalah menuangkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang tersebut (Henri Tarigan,
2008:22)
Selain pendapat diatas masih ada pendapat lain yaitu menulis adalah
proses berfikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan sampai
dengan mengulas kembali. (Saleh Abas, 2006:17)

Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa menulis


dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melukiskan lambang
grafis yang dimengerti oleh penulis dan pembaca kedalam bentuk tulisan,
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, kehendak agar dipahami
oleh pembaca.
b. Mengarang
Mengarang adalah kegiatan yang sangat kompleks. Mengarang
dapat kita pahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tertulis kepada
pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud penarang. Adapun
menurut Burhan (1993:23) menulis itu sendiri adalah proses perubahan
bentuk pikiriran, angan-angan, perasaan dan sebagainya menjadi wujud,
lambang, tanda baca dan tulisan.
c. Kemampuan Mengarang dengan Penggunaan Tanda Baca dan Huruf Kapital.
1. Kemampuan Pengguna Tanda Baca Kemampuan yang dituntut dalam
menggunakan ejaan dalam mengarang berdasarkan gambar seri antara
lain: kemampuan pungtuasi (tanda baca), penulisan kata, pemakaian huruf.
2. Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital
Penulisan huruf kapital pertama petikan berlangsung dipakai gelar
kehormatan, nama bangsa, suku dan bangsa, nama tahun, bulan, hari,
peristiwa sejarah, nama resmi, nama buku, surat kabar, judulkarangan,
hubungan kekerebatan seperti Bapak dan Ibu dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai