Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
Menulis merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau
perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan
menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol
tersebut.
A. Latar Belakang
Kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah tetapi melalui proses belajar
mengajar. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi, siswa harus berlatih
mulai dari cara memegang alat tulis. Siswa juga berlatih menggerakkan tangan dangan
memperhatikan apa yang harus ditulis atau digambarkan. Siswa harus dilatih mengamati
lambang bunyi tersebut, memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu sampai
dapat menuliskanya secara benar. Agar bermakna, proses belajar menulis permulaan ini
dilaksanakan setelah siswa mampu mengenal huruf-huruf yang diajarkan.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa
yaitu menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan. Menulis bukanlah pekerjaan
yang mudah, menulis haruslah penuh ketelitian, kesabaran, keuletan, serta mampu
mencari dan menemukan ide, gagasan yang dapat dituangkan ke dalam tulisan.
Menurut Tarigan (1994). Menulis merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Menulis ialah melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik
tersebut.
Menurut Samadhi, Menulis sebagai suatu proses yang diuraikan menjadi
beberapa bagian. Siswa SD yang normal dapat mengikuti proses menulis dengan
kecepatan relatif sama, bahwa setiap siswa yang normal dapat menyelesaikan tugas
menulis dalam waktu yang berbeda-beda meskipun perbedaannya tidak terlalu banyak.
Mengembangkan kemampuan menulis harus diterapkan sejak anak duduk di Sekolah
Dasar. Menulis merupakan modal dasar siswa untuk menuju ke jenjang-jenjang
berikutnya. Tidak sedikit siswa yang kurang menyukai pembelajaran menulis, mereka
tidak tahu apa yang harus mereka tulis ketika guru menginstruksikan mereka untuk
menulis. Banyak yang tidak mengetahui pemahaman tentang kaidah-kaidah penulisan
yang berkaitan dengan ejaan yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia, hal tersebut
bisa menjadi salah satu penyebab siwa tidak menyukai pembelajaran menulis.
Keterampilan menulis biasanya hanya diajarkan pada saat pembelajaran menulis
saja, padahal ketrampilan menulis dapat diintegrasikan pada setiap mata pelajaran di
Sekolah. Guru harus pandai dalam memadukan ketrampilan menulis pada setiap mata
pelajaran di sekolah. Siswa tidak harus menulis beberapa paragraf untuk melatih
ketrampilan menulis mereka pada setiap mata pelajaran, tetapi mereka dapat hanya
menulis satu paragraf pada mata pelajaran tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai Kemampuan Menulis Siswa
Sekolah Dasar. Rumusan masalah ini diantaranya sebagai berikut :
1. Apa pengertian menulis?
2. Apa saja fungsi dan tujuan menulis?
3. Apa saja jenis-jenis menulis?
4. Apa saja ragam menulis?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini dibuat untuk memperoleh hasil yang di dapatkan dari
pembahasan tersebut. Adapun tujuannya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian menulis.
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan menulis.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis menulis.
4. Untuk mengetahui ragam menulis.

2
BAB II
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses belajar
mengajar. Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga
pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal
belajar menulis di jenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar
perlu mendapat perhatian yang optimal sehingga dapat memenuhi target kemampuan menulis
yang diharapkan.
A. Pengertian Menulis
Menurut Yunus, M. dkk, (2014: 1.3) mengemukakan bahwa menulis pada dasarnya
merupakan suatu bentuk komunikasi berbahasa (verbal) yang menggunakan simbol-
simbol tulis sebagai mediumnya. Sebagai sebuah ragam komunikasi, dalam menulis
setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah: (1) penulis
sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau sesuatu yang disampaikan penulis, (3) saluran
atau medium berupa lambang-lambang bahasa tulis seperti huruf dan tanda baca, serta (4)
penerima pesan, yaitu pembaca, sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh penulis.

B. Fungsi dan Tujuan Menulis


Sebagai sebuah kegiatan berbahasa, menulis memiliki sejumlah fungsi dan tujuan
berikut.
1. Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang
diungkapkan melalui misalnya surat atau buku harian.
2. Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
3. Fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial.
4. Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu pengetahuan.
5. Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa keindahan.

Menurut Tarigan, H.G (2013: 25) mengemukakan bahwa sehubungan dengan tujuan
penulisan sesuatu tulisan, Hugo Hartig merangkumnya sebagai berikut.
a) Assigment Purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis
sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi
tugas merangkumkan buku; sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen
rapat).
b) Altruistic Purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para
pembaca, inginmenolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan
penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia
percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat
karyanya itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan
sesuatu tulisan.
c) Persuasive Purpose (tujuan persuasif)
3
Tulisan yang bertuuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakan.
d) Informational Purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para
pembaca.
e) Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada
para pembaca.
f) Creative Purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di
sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma
artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai
artistik, nilai-nilai kesenian.
g) Problem Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin
menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan
gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca
(Hipple, 1973: 309-311).

C. Jenis-jenis Dalam Menulis


1. Narasi, yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik
menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu
rangkaian waktu.
2. Deskripsi, yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi
tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).
Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.
3. Ekposisi, yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan
menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan
pendengar/pembaca menjadi bertambah.
4. Argumentatif, yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor-masi
tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan
tujuan mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.
5. Persuasif, yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan
mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak.

D. Ragam Tulisan
Salisbury (1955) membagi tulisan berdasarkan bentuknya sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk obyektif, yang mencakup :
a) Penjelasan yang terperinci mengenai proses
b) Batasan
c) Laporan
d) Dokumen
2. Bentuk-bentuk subyektif, yang mencakup :
a) Otobiografi
b) Surat-surat
c) Penilaian pribadi
d) Esei informal

4
e) Potret/gambaran
f) Satire

Juga berdasarkan bentuknya, Weayer membuat klasifikasi sebagai berikut:


1. Eksposisi yang mencakup :
a) Definisi
b) Analisis
2. Deskripsi yang mencakup :
a) Deskripsi ekspositori
b) Deskripsi literer
3. Narrasi yang mencakup :
a) Urutan waktu
b) Motif
c) Konflik
d) Titik pandangan
e) Pusat minat
4. Argumentasi yang mencakup :
a) Induksi
b) Deduksi (Weayer, 1957. Bandingkan juga dengan Ghon, 1960).

Bersamaan dengan klasifikasi Weayer adalah klasifikasi yang dibuat oleh Morris
(1964) beserta rekan-rekannya sebagai berikut :
1. Eksposisi yang mencakup 6 metode analisis :
a) Klasifikasi
b) Definisi
c) Eksemplifikasi
d) Sebab dan akibat
e) Komparasi dan kontras
f) Prose
2. Argumen yang mencakup :
a) Argumen formal (deduksi dan induksi)
b) Persuasi informal
3. Deskripsi yang meliputi :
a) Deskripsi ekspositori
b) Deskripsi artistik/literer
4. Narasi yang meliputi :
a) Narasi informatif
b) Narasi artistik/literer

Chenfeld (1978: 288-9) membuat klasifikasi atas :


1. Tulisan kreatif yang memberi penekanan pada ekspresi diri secara pribadi.
2. Tulisan ekspositori yang mencakup :
a) Penulisan surat
b) Penulisan laporan

5
c) Timbangan buku, resensi buku
d) Rencana penelitian

Brooks dan Warren (1979), juga berdasarkan bentuk membuat klasifikasi sebagai berikut :
1. Eksposisi yang mencakup :
a) Komparasi dan kontras
b) Ilustrasi
c) Klasifikasi
d) Definisi
e) Analisis
2. Persuasi
3. Argumen
4. Deskripsi

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menulis pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi berbahasa
(verbal) yang menggunakan simbol-simbol tulis sebagai mediumnya. Kemampuan
menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses belajar mengajar.
Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya
pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar.
Menulis memiliki beberapa fungsi, yaitu: fungsi personal, fungsi instrumental,
fungsi interaksional, fungsi informatif, dan fungsi estetis. Adapun tujuan menulisnya
yaitu: Assigment Purpose (tujuan penugasan), Altruistic Purpose (tujuan altruistik),
Persuasive Purpose (tujuan persuasif), Informational Purpose (tujuan informasional,
tujuan penerangan), Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri), Creative
Purpose (tujuan kreatif), Problem Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah).
Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau
informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Tidak banyak orang yang suka menulis.
Di antara penyebabnya ialah karena orang merasa tidak berbakat serta tidak tahu
bagaimana dan untuk apa menulis. Alasan itu sebenarnya tak terlepas dari
pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Lemahnya guru, kurangnya model,
dan kekeliruan dalam belajar menulis yang melahirkan mitos-mitos tentang menulis,
memperparah keengganan orang untuk menulis. Menulis bukan pekerjaan yang sulit
melainkan juga tidak mudah. Untuk memulai menulis, orang tidak perlu menunggu
menjadi penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk
memraktikkannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi pelatihan menulis akan
menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis. Oleh karenanya, perlu
kita pelajari seberapa penting keterampilan menulis itu sendiri dan juga materi-materi
yang memerlukan keterampilan menulis dalam mempelajari dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Untuk mahasiswa, agar mempelajari lebih lanjut mengenai keterampilan
menulis praktis dan penerapannya dalam penulisan karya tulis lain. Untuk umum,
agar lebih memperhatikan dan mendalami keterampilan menulis sehingga dapat
menerapkannya sejak dini.

7
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, H.G.(2013).Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:CV.Angkasa.
Yunus, M.(2004).Hakikat Menulis.Bnadung:UPI PRESS. Di Akses pada
file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MEMBACA...MENULIS_DI_SD/BBM_7.pdf. Pada tanggal

28 Oktober 2018 pukul 21.15 WIB.

Anda mungkin juga menyukai