Anda di halaman 1dari 9

Tugas Bahasa Indonesia

Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Dosen Pengampu:
Yoma Hatima M.Pd

Oleh Kelompok I:
1. Tarmani Bayuningrat
2. Putri Rekno Sari
3. Nuryati
4. Destia Prima

POLITEKNIK PIKSI INPUT SERANG


2020
PENDAHULUAN
1. Komponen-komponen keterampilan berbahasa
Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan
lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula
pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita
belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum
memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu
kesatuan, merupakan catur tunggal. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula
berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang
mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah
dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai
dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti
pula melatih keterampilan berpikir.

2. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa


Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur
bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis,
melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.

A. Hubungan antara menulis dan membaca:


Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita
menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh
orang lain; paling sedikit dapat kita baca sendiri. Demikianlah hubungan antara
menulis dan membaca pada dasarnya adalah penulis dan pembaca.
Khusus mengenai menulis, kualifikasi yang dituntut adalah sebagai berikut :
a) Kuallifikasi Minimal.
Mampu menulis dengan tepat kalimat-kalimat atau pun paragraf-paragraf seperti
yang akan dikembangkan secara lisan bagi situasi-situasi kelas, dan menulis surat
sederhana yang singkat.
b) Kualifikasi Baik.
Mampu menulis “komposisi bebas” yang sederhana dengan kejelasan dan ketepatan
dalam kosa kata, idiom, dan sintaksis.
c) Kualifikasi Unggul.
Mampu menulis beraneka ragam pokok pembicaraan (subyek) dengan idiom yang
wajar, ekspresi yang cerah serta mudah dipahami, dan perasaan yang tajam terhadap
gaya bahasa yang beraneka ragam dalam bahasa target.

B. Hubungan antara menulis dan berbicara.


Kedua-duanya memiliki ciri yang sama yaitu produktif dan ekspresif.
Perbedaannya ialah bahwa dalam menulis diperlukan pendengaran dan
pengucapan. Dengan perkataan lain, menulis merupakan komunikasi tidak
langsung, tidak tatap muka, sedangkan berbicara merupakan komunikasi langsung
komunikasi tatap muka. Baik menulis maupun berbicara harus memperhatikan
komponen-komponen yang sama, yaitu :struktur kata/bahasa, kosa kata,
kecepatan/kelancaran umum; bedanya ialah bahwa menulis berkaitan dengan
ortografi, maka berbicara berkaitan erat dengan fonologi.

C. Menulis sebagai suatu cara berkomunikasi.


Secara luas dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah sutu proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila
manusia ingin berkenalan atau berhubungan satu sama lain dan menulis adalah
suatu cara berkomunikasi.
Menurut Tarigan, proses komunikasi berlangsung melalui tiga media :
1. visual (atau non-verbal)
2. oral (lisan)
3. written (tulis) (Tarigan, 1982,19).
Walaupun komunikasi seringkali merupakan suatu campuran dari dua atau tiga
media di atas, tetapi demi kemudahan dan kesederhanaan biasanya diperbincangkan
secara terpisah.

D. Fungsi dan tujuan menulis.


Pada pinsipnya fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena
memudahkan para pelajar untuk berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir kritis.
Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan,
memperdalam daya tanggap atau presepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang
kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita
menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui sebenarnya kita
pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah
dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual.
Tujuan penulisan yang dikemukakan oleh Hugo Harting ditulis oleh Tarigan
(2008: 25-26) adalah:
1. Assigment purpose (tujuan penugasan)
2. Altruistic purpose (tujuan altruistic)
3. Peruasive purpose (tujuan persuasif)
4. Informational purpose (tujuan informational)
5. Selt-expressive (tujuan pernyataan diri)
6. Creative purpose (tujuan kreatif)
7. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

E. Jenis nada dalam tulisan jurnalistik


Dunia jurnalistik memang selalu memiliki hal yang menarik untuk dibahas.
Salah satunya adalah nada tulisan dalam jurnalistik. Nada tulisan adalah intonasi
dalam sebuah kata atau tulisan Nada tulisan memiliki karakter tersendiri meskipun
kalimatnya sama. Nada tulisan dipengaruhi oleh tanda baca di dalam sebuah tulisan.
Untuk lebih mudah memahaminya, berikut ini adalah beberapa jenis nada tulisan
dalam jurnalistik.
1. Tulisan Bernada Akrab
Tulisan yang memiliki nada akrab biasanya ditulis dengan bahasa yang
informal. Dalam dunia jurnalistik, tulisan yang bernada akrab ditujukan pada
pribadi atau perseorangan. Tulisan yang memiliki nada akrab akan
mengungkapkan isi pikiran dan pengalaman seseorang secara bebas tanpa terpaku
pada keterikatan aturan bahasa yang berlaku.

Tulisan ini juga mampu membuat yang membaca lebih rileks dan biasa
digunakan dalam terapeutik atau ilmu pengobatan psikologis. Tulisan dengan nada
akrab bersifat subjektif atau ‘aku’ sehingga lebih mendalami apa yang terjadi pada
si penulis. Ciri utama dari tulisan bernada akrab adalah riang, ramah, dan tidak
terikat dengan aturan penulisan formal.

2. Tulisan Bernada Informatif


Tulisan dengan nada informatif memiliki tujuan untuk menyampaikan
sebuah informasi atau berita. Tulisan ini biasanya bersifat datar dan formal. Tulisan
dengan nada informatif berusaha untuk menjelaskan sesuatu kepada pembaca.
Berbagai macam penjelasan diberikan agar pembaca mampu membayangkan hal
yang ada di dalam tulisan.

Tulisan bernada informatif memiliki kalimat yang relatif sederhana,


ringkas, namun dapat memberikan gambaran kepada pembaca. Gaya bahasa yang
digunakan dalam tulisan bernada informatif tidak melulu harus bersifat formal.
Gaya bahasa yang digunakan juga disesuaikan dengan sasaran pembaca.

Adapun nada yang digunakan dalam jenis tulisan ini harus bersifat objektif
dan menarik. Kalimat tersebut harus mampu menarik pembaca agar tetap membaca
kalimat seterusnya untuk bisa mendapatkan informasi lain yang berkaitan dengan
informasi pada kalimat sebelumnya.
3. Tulisan Bernada Penjelasan
Sekilas mungkin tulisan bernada informatif dengan tulisan bernada
penjelasan terlihat sama, namun sebenarnya kedua jenis nada tulisan ini berbeda.
Tulisan bernada penjelasan bukan hanya sekedar memberikan informasi saja, tapi
lebih kepada menerangkan detail yang ada di dalam tulisan tersebut.

Tulisan dengan nada penjelasan akan berusaha menyingkapkan atau


menjelaskan inti dari kalimat tersebut. Tulisan ini akan menganalisis, memproses,
menjelajah, menafsir, dan menilai inti dari sebuah kalimat. Untuk bisa membantuk
tulisan dengan nada penjelasan yang menarik an tidak bertele-tele, penulis harus
memperhatikan aspek di bawah ini:

Klasifikasi: prosedur penyaringan yang memudahkan para penulis berusaha


mengatasi suatu pokok pembicaraan yang haus dengan jalan membagi-baginya
menjadi beberapa bagian.

Definisi: tindakan pembahasan yang hendak memberi pengertian suatu istilah


sejelas mungkin. Terdapat 3 jenis definisi, yakni definisi kamus, definisi logis, dan
definisi secara luas.

Analisis: menelaah atau memberikan penjelasan yang lebih spesifik pada


klasifikasi yang telah dilakukan sebelumnya.
Opini: pendapat akhir dari seseorang terhadap pokok permasalahan yang dibahas.

4. Tulisan Bernada Mendebat


Jenis nada tulisan dalam jurnalistik berikutnya adalah bernada mendebat.
Tulisan yang memiliki nada mendebat akan menggiring pembaca untuk mengikuti
pendapat yang penulis utarakan. Ciri dari tulisan bernada mendebat biasanya adalah
kalimat persuasif atau persuasif logis. Tulisan yang seperti ini biasanya ditemukan
dalam forum diskusi dan dituliskan oleh seseorang yang memang memiliki
wawasan atau pengetahuan dalam topik yang dibahasnya.
Tulisan yang memiliki nada mendebat seperti ini harus mampu mengaitkan satu
pendapat logis dengan pendapat logis lainnya. Setiap kalimat akan menjelaskan
kalimat yang telah diungkapkan sebelumnya hingga tersusun menjadi kesimpulan
debat yang masuk diakal.

5. Tulisan Bernada Mengkritik


Tulisan bernada mengkritik adalah tulisan yang dibuat dengan tujuan
memberikan kritikan pada sebuah karya sastra. Maka dari itu, untuk bisa menulis
dengan nada mengkritik seperti ini haruslah mampu membaca karya sastra yang
dimaksud secara lengkap terlebih dahulu.

Tak hanya satu karya sastra saja, namun juga beberapa karya sastra lain
yang lebih dikenal dibandingkan dengan karya sastra yang akan dikritik. Hal ini
dapat menjadi acuan atau referensi dalam mengkritik sebuah karya sastra. Setiap
aspek di dalam sebuah karya harus mendapatkan perhatian yang sama porsinya
sehingga tulisan menjadi lebih seimbang.

Dalam tulisan bernada mengkritik, penulis tidak harus memberikan kritikan


yang negatif tapi bisa juga berupa kritikan yang baik yang mungkin membuat karya
tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan karya yang lainnya.
6. Tulisan Bernada Otoritatif
Tulisan bernada otoriatif adalah jenis tulisan yang menghasilkan karya
ilmiah. Untuk dapat menghasilkan tulisan seperti ini, terdapat beberapa tahap
yang perlu dilalui, yakni:

• Memilih topik
• Membaca pendahuluan
• Bibliografi pendahuluan
• Kerangka pendahuluan
• Membuat catatan
• Menulis naskah pertama
• Dokumentasi
• Mengadakan revisi
• Menulis naskah akhir
• Mengoreksi cetakan percobaan
Daftar Pustaka
https://arisyulantomo.wordpress.com/2013/11/30/laporan-bacaan-yang-
berjudul-menulis-sebagai-suatu-keterampilan-berbahasa/

http://jurnalapapun.blogspot.com/2014/03/menulis-sebagai-suatu-cara-
berkomunikasi.html

http://kriswahyuningsih.blogspot.com/2014/07/fungsi-dan-tujuan-
menulis.html

https://pakarkomunikasi.com/jenis-nada-tulisan-dalam-jurnalistik

Anda mungkin juga menyukai