Membaca berasal dari kata dasar baca, yang artinya memahami arti tulisan.Membaca yang
dalam bahasa Arab iqra dan bahasa Inggris reading, menjadi bagian penting dalam
mencerdaskan manusia. Iqra berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri
sesuatu, bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri yang tertulis dan tidak
tertulis.
Menurut Tate Qamaruddin, kata iqra merupakan kata perintah (fiil amr) yang tidak
menyebut objeknya. Jadi, membaca merupakan perintah yang memerintahkan untuk
membaca apa pun, baik ayat-ayat yang tersurat maupun yang tersirat, baik itu ayat-ayat
yang bersifat qauliyyah (wahyu) maupun ayat-ayat kauniyyah (semestawi).
Pengertian membaca secara lebih umum menurut Hodgson dalam bukunyaLearning Modern
Languages mengatakan, membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media
kata-kata atau bahasa tulis. Menurut Finochiaro dan Bonomo: reading is bringing meaning
to and getting meaning from printed or written material. Artinya, membaca adalah
mengambil serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tertulis.
Dipandang dari sisi linguistik, membaca merupakan proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi (a recording and decoding process), yang menghubungkan kata-kata tulis
(written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Pernyataan ini dinyatakan
Oom Anderson dalam bukunya Language Skills In Elementary Education.
Jadi, intinya membaca itu menangkap kandungan-kandungan yang berbentuk simbol-simbol
tertentu, baik yang tersurat maupun tersirat. Kesimpulannya, membaca adalah memahami
arti dan makna yang terkandung dalam bentuk tulisan maupun keadaan.
Minat Baca di Indonesia
Bersumber dari laporan Bank dunia no. 16369-IND dan studi IEA (InternationalAssociation
for
the Evaluation of Education Achievement) di Asia Timur menunjukkan, tingkat
terendah membaca anak-anak di pegang oleh negara Indonesia dengan skor 51,7! Indonesia
di
bawah Filipina (skor 52.6); Thailand (skor 65,1); Singapura (skor 74,0); dan Hongkong
(skor
75,5). Kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah,
hanya 30
persen. Budaya baca di negara kita memang tergolong rendah. Itulah sebabnya Indonesia
menjadi Negara tertinggal. Sebab lain kurang maraknya dunia baca di Indonesia adalah
adanya
anggapan miring tentang membaca, misalnya saja:
1.
Budaya baca hanya milik orang berpendidikan tinggi;
2.
3.
4.
5.
6.
Manfaat Membaca
Membaca bermanfaat bagi perkembangan otak. Menurut Oom Bobbi De Porter, dia
mengatakan: Sebelum anda melakukan hampir segalanya dalam hidup anda, baik secara
sadar maupun tidak, anda akan bertanya pada diri anda tentang pertanyaan penting ini: Apa
manfaatnya Bagiku? berikut ini akan mengulas manfaat dari membaca, yaitu:
1.
Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan
2.
3.
4.
5.
6.
Mengembangkan kreativitas
7.
8.
Menguatkan kepribadian
9.
10.
Keterampilan Berbahasa
Ketermpilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu
1.
Keterampilan menyimak (listening skills)
2.
3.
Dari pembicaraan di atas , kita dapat menyimpulkan bahwa menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis
sangat dibutuhhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa
keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari oramg yang terpelajar atau bangsa yang
terpelajar. Sehubungan dengan hal ini, ada seorang penulis yang mengatakan bahwa
menulis dipergunakan, melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi; dan maksud serta
tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun
pikirannya dan mengutarakkannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran ,
organisasi pemakaian kata-kata, dan sturktur kalimat.[2]
Agar maksud dan tujuan penulis tercapai, yaitu agar pembaca memberikan response yang
diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya, mau tidak mau dia harus menyajikan tulisan
yang baik. Ciri-ciri tulisan yang baik itu, antara lain:
Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada yang
serasi
Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas dan
tidak samar-samar : memanfaatkan stuktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga
maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis. Dengan demikian, para pembaca
tidak usah payah-payah bergumul memahami makna yang tersurat dan tersirat.
Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau manuskrip:
kesudian mempergunakan ejaan dan tanda baca secara saksama, memeriksa makna kata dan
hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para
pembaca. Penulis yang baik menyadari benar-benar bahwa hal-hal seperti itu dapat member
akibat yang kurang baik terhadap karyanya.[3]
Secara singkat, ada pula ahli yang merumuskan ciri-ciri tulisan yang baik itu seperti berikut
ini:
Jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau ide anda.
Kalau penulis tahu bagaimana caranya member struktur terhadap gagasangagasannya, dan
a)
b)
c)
d)
Dari uraian di atas, jelas bagi kita bahwa keterampilan menulis itu tidak datang dengan
sendirinya. Hal itu menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang
berprogram. Biasanya, program-program dalam bahasa tulis direncanakan untuk mencapai
tujuan-tujuan berikut:
Membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka,
dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis
dan kegiatan penulis
Mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan
Mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis
Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu para siswa
menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri
secara bebas.[5]
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur.1990.Menulis sebagai suatu Keterampilan
Berbahasa.Angkasa.Bandung
Lestari, Prembayun Miji.Bikin Kamu Tergila-gila Membaca.Pro-U Media.Yogyakarta
http://septinurkhikmah.blogspot.co.id/2013/02/makalah-membaca-untukmenulis.html