PROSES MENULIS
5
M enulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
bersemuka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang
penulis haruslah terampil memanfaatkan struktur bahasa dan
kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis,
melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan
teratur.
Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis
sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan
bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang
terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini,
ada seorang penulis yang mengatakan bahwa “Menulis dipergunakan
oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, menyakinkan,
melaporkan atau memberitahukan, dan memengaruhi; dan maksud
serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh
orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya
dengan jelas. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi,
pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.”
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
113
113
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
114
Proses Menulis
115
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
116
Proses Menulis
A. Tahap Perencanaan
Perencanaan tulisan merupakan tahap kegiatan dalam menulis
yang sering diabaikan, padahal tahap ini sangat penting bagi penulis.
Bahkan, Murray (dalam Tompkins, 1991:227) menyatakan bahwa
70% lebih waktu untuk menulis dipergunakan untuk merencanakan
tulisan. Perencanaan tulisan itu mungkin ada dalam pikiran saja
atau mungkin pula dituangkan secara rinci di atas kertas.
Perencanaan tulisan sering dikacaukan dengan penyusunan
kerangka karangan. Sesungguhnya, perencanaan tulisan bukan hanya
sekedar menyusun kerangka karangan. Penulisan kerangka karangan
hanya merupakan bagian dari perencanaan tulisan (Syafi’ie, 1988:45).
Perencanaan tulisan sering disebut juga dengan desain. Desain
inilah yang akan memandu penulis dalam proses penulisan. Walaupun
demikian, penggunaan desain dalam menulis tidak bersifat kaku.
Penulis dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan, sehingga desain
masih bisa berubah atau berkembang sesuai dengan kebutuhan.
Pada tahap perencanaan tulisan, yang dilakukan adalah
menemukan dan memahami masalah yang akan ditulis, menentukan
tujuan penulisan, memahami pembaca yang dituju, dan merencanakan
ragam bahasa yang akan digunakan.
117
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
118
Proses Menulis
119
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
120
Proses Menulis
121
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
Membunuh
Efek rumah Suhu satu spesies Nilai estetika
kaca tropis perhari
122
Proses Menulis
Ilmu Sistem
KOMPUTER
123
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
Penerapan
Deskripsi
Menentang atau
Asosiasi
mendukung
Perbandingan
Analisis
124
Proses Menulis
125
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
126
Proses Menulis
127
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
128
Proses Menulis
129
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
Kerangka Tulisan
A. Keluarga Berencana dalam Pembangunan Nasional menduduki
posisi sentral.
1. Tinjauan secara menyeluruh masalah kependudukan di
Indonesia.
2. Pertambahan penduduk dalam hubungannya dengan
pertumbuhan ekonomi.
3. Pendidikan seksual untuk pemuda.
B. Pemuda dan Program Keluarga Berencana
1. Keberhasilan program Keluarga Berencana adalah tanggung
jawab seluruh masyarakat.
2. Pemuda perlu memahami pentingnya Keluarga Berencana
dalam pembangunan nasional.
3. Pendidikan seksual untuk pemuda.
C. Peranan Pemuda dalam Menyukseskan Program Keluarga Berencana
1. Pemuda sebagai subjek pelaksana Keluarga Berencana dan
sebagai objek program Keluarga Berencana.
2. Menunda perkawinan sampai matang baik biologis maupun
mental.
3. Paguyuban Pemuda Keluarga Berencana.
4. Organisasi-organisasi Kepemudaan dan Keluarga Berencana.
Butir-butir isi tersebut masih dapat dikembangkan lebih lanjut
dengan mengemukakan rinciannya masing-masing. Seberapa luas
dan mendalamnya rincian masing-masing bergantung pada tujuan
penulisan, kesempatan menulis, serta kondisi audience (pembaca).
Rumusan butir-butir dalam contoh di atas dinyatakan dalam
kalimat-kalimat. Kerangka tulisan seperti itu disebut kerangka
kalimat. Di samping kerangka tulisan dalam bentuk kalimat, juga
dapat disusun dalam bentuk kerangka tulisan berupa topik (kerangka
topik).
Topik : Pemberantasan Buta Huruf di Indonesia
Tujuan : Memberikan penjelasan tentang buta huruf di Indonesia
serta pengaruhnya terhadap pembangunan nasional.
Diharapkan setelah membaca tulisan ini pembaca mengetahui
130
Proses Menulis
Kerangka Tulisan
A. Buta huruf di Indonesia
1. Pengertian buta huruf
2. Penduduk buta huruf
3. Kondisi penduduk buta huruf
B. Pentingnya membaca-menulis
1. Membaca-menulis dalam komunikasi
2. Membaca-menulis dan ilmu pengetahuan
3. Membaca-menulis dan pembinaan persatuan
4. Membaca-menulis dan pembangunan nasional
C. Pemberantasan buta huruf di Indonesia
1. Sebab-sebab buta huruf
2. Pemberantasan buta huruf melalui pendidikan formal
3. Pemberantasan buta huruf melalui pendidikan nonformal
4. Pembinaan lebih lanjut kemampuan membaca-menulis.
1. Pengumpulan Bahan
Kerangka karangan ilmiah yang tersusun dengan baik dan teratur
akan membuat kegiatan pengumpulan bahan menjadi terarah, jelas,
dan teratur. Bahan yang harus dikumpulkan bergantung pada jenis
dan topik karangan ilmiah. Jika karangan ilmiah yang ditulis bersifat
faktual, maka bahan yang paling banyak dibutuhkan fakta-fakta.
Jika yang ditulis bersifat teoretis atau konseptual, maka bahan yang
paling banyak dibutuhkan berupa teori-teori atau konsep-konsep.
Jika yang ditulis merupakan perpaduan keduanya, maka bahan
yang dibutuhkan berupa fakta-fakta dan teori-teori.
Banyak sumber bahan dan cara mengumpulkan bahan. Secara
ringkas, dapat dasarnya ada dua macam sumber bahan, yaitu sumber
131
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
2. Perumusan Judul
Bagian yang tidak kalah pentingnya setelah melakukan
pengumpulan bahan dan penyusunan topik adalah perumusan judul.
Seringkali judul disamakan dengan topik, akan tetapi kedua hal
tersebut berbeda. Judul merupakan label atau nama dari tulisan
yang ditulis, sedangkan topik merupakan masalah pokok yang
dibicarakan dalam masalah (Suyitno, 2012:15). Dalam merumuskan
judul ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan untuk membuat
judul menjadi menarik: (a) judul harus mencerminkan isi dari tulisan
yang ditulis atau mencerminkan topik permasalahan yang dibahas,
(b) judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa,
bukan dalam bentuk kalimat, (c) judul sebaiknya singkat dan jelas,
panjang judul berkisar antara 5-15 kata, dan (d) judul sebisa mungkin
bersifat provikatif untuk menarik pembaca (Suyitno, 2012:16).
132
Proses Menulis
133
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
C. Tahap Penyuntingan
Perbaikan Draf
Setelah draf karangan ilmiah selesai ditulis, langkah terakhir
yang harus dikerjakan oleh seorang penulis adalah memperbaiki
draf. Dalam perbaikan draf karangan ilmiah setidak-tidaknya perlu
dilakukan kegiatan (1) menyunting bahasa, isi, model pengungkapan,
dan format karangan ilmiah, (2) merombak kalimat-kalimat dan
paragraf-paragraf yang naif dan pedant menjadi kalimat dan paragraf
yang enak, (3) memperbaiki daya tarik model pengungkapan, dan
(4) menyegarkan tulisan dengan ilustrasi yang menarik. Perbaikan
draf ini dapat dilakukan oleh penulis atau orang lain yang memang
mumpuni di bidang penyuntingan.
134
Sobek di sini!
Proses Menulis
Latihan
1. Pilihlah sebuah topik umum!
2. Secara cepat, daftarlah semua kata dan frasa yang muncul dari
pikiran Saudara hal-hal yang berkaitan dengan topik tersebut!
(Dapat dituangkan dalam bentuk diagram pohon, diagram
kelompok, dsb)
3. Tandai butir-butir yang kurang mendukung topik tersebut dan
lihatlah hubungan khusus antar butir.
4. Tentukan perihal pokok tulisan Saudara!
5. Berdasarkan butir-butir yang telah Saudara tentukan tersebut,
rumuskan tesis tulisan!
6. Buatlah judul dari tulisan yang akan Saudara tulis!
7. Rumuskan pula tujuan penulisan!
8. Tentukan pembaca yang Saudara tuju!
9. Susunlah kerangka tulisan sesuai dengan perihal pokok tulisan,
tujuan penulisan, dan pembaca yang dituju!
135
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
136