Anda di halaman 1dari 40

A.

Hakikat Menulis, pengertian menulis dan asas-asas menulis yang baik


1. Hakikat Menulis
Seseorang dengan menulis dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai
maksud dan tujuannya. Tarigan (1982:21) mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut,
Pengertian Menulis
Definisi menulis menurut para ahli :
Menurut Djuharie (2005:120) menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat
dibina dan dilatih. Pranoto (2004:9) menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam
bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1986:15) menyatakan bahwa menulis dapat
diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai media penyampai. Burhan Nurgiantoro (1988:273) menyatakan bahwa menulis
adalah aktivitas aktif produktif , yaitu aktivitas yang menghasilkan bahasa.
2. Unsur-unsur Menulis
Menulis sebagai kegiatan berbahasa tulis meliputi empat unsur, yakni sebagai
berikut ;
(1) Gagasan
Dalam hal ini, gagasan adalah ide, opini, pengalaman atau pengetahuan yang diungkapkan
oleh penulis.
(2) Ekspresi
Ekspresi adalah pengungkapan gagasan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca.
3. Asas-Asas Menulis
Asas-asas menulis dijelaskan oleh Nuruddin (2011:39-46) Dalam presentasinya, ia
memberikan contoh kalimat yang berbunyi Ayah orang ini adalah ayah anak saya yang
ayahnya sedang sakit diobati anak tetangga saya. Pada kalimat tersebut, siapakah orang
yang dimaksud? Berdasarkan contoh tersebut, kegiatan menulis memerlukan asas-asas
menulis yang dijelaskan berikut ini ;
1. Kejelasan (clarity).
Asas kejelasan memberikan kemudahan bagi pembaca. Tulisan penulis dapat dibaca dan
dimengerti oleh pembaca.
2. Keringkasan (consiseness).
Asas keringkasan harus diperhatikan penulis agar tidak membuang-buang waktu pembaca.
Meskipun demikian, bukan berarti tulisan harus pendek, melainkan tidak menggunakan
bahasa yang berlebihan. Tidak menghamburkan kata secara semena-mena, tidak mengulang,
tak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan.
3. Ketepatan (correctness).
Asas ketepatan dapat menyebabkan asumsi penulis mengalami titik kesamaan dengan
pembaca. Suatu penulisan harus dapat menyampaikan butir gagasan kepada pembaca dengan
kecocokan seperti yang dimaksud penulisnya. Artinya, tidak terjadi kesalahan berasumsi
hingga menimbulkan kesalah artian oleh pembaca. Akibatnya, pesan penulis tidak dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca.
4. Kesatupaduan (unity).
Kesatupaduan gagasan pokok dalam tiap paragraf harus diperhatikan menulis dalam
menguraikan gagasan/pikiran. Pembaca dimudahkan dalam menangkap ide-ide penulis. Ide-
ide utama dapat dengan mudah ditangkap oleh pembaca dengan bantuan ide-ide penjelas.
5. Pertautan (coherence).
Antarbagian tulisan harus bertautan satu sama lain (antar-alenia atau kalimat). Tautan-tautan
ini mempermudah pembaca untuk menangkap gagasan yang disampaikan penulis.
6. Penegasan (emphasis).
Adanya penonjolan atau memiliki derajat perbedaan antar bagian dalam tulisan memberikan
kemudahan kepada pembaca dalam menangkap tekanan ide-ide tertentu.
B. Fungsi dan tujuan tulisan
1. Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai berikut:
sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar berfikir.
Juga dapat menolong kita berfikir kritis. Juga dapat mempermudahkan kita
merasakan hubungan-hubungan,
memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah
yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati
seperti kegelisahan, keinginan amarah.
Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa
mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman kedalam otaknya.
2. Tujuan Menulis
Tujuan penulisan yang dikemukakan oleh Hugo Harting ditulis oleh Tarigan
(2008: 25-26) adalah:
1. Assignment purpose ( tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis
menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para
siswi yang diberi tugas merangkumkan buku, sekertaris ditugaskan membuat
laporan atau notulen rapat ).
2. Altruistic purpose (tujuan altruistik).
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan
para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan
dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya itu
3. Persuasive purpose ( tujuan persuasif).
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diuntarkan.
4. Informational purpose ( tujuan informasional, tujuan penerapan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan/
penerangan kepada para pembaca.
5. Self-ekspressive purpose (tujuan penyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada para pembaca
6. Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan
kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan ini bertujuan
mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ini ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
3. Manfaat dan Nilai Menulis
a. Manfaat menulis
Menurut Akhadiah, Sabarti, dan Maidar. G (1988: 2) manfaat menulis ada delapan
diantaranya:
1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang
dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali
pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan di bawah sadar.
2. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-
hubungkan serta menbandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita
lakukan kalau kita tidak menulis.
3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan
topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik
serta teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengugkapkan
secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar
menjadi lebih jelas.
5. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara
objektif.
6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisanya secara tersurat dengan
konteks yang lebih konkret.
7. Dengan menulis kita akif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus
pemecah masalah, bukan sekedar penyedap informasi.
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa
secara tertib.
b. Nilai dalam Menulis
Enam jenis nilai dalam menulis menurut Gie (2002: 19) yaitu:
1. Nilai kecerdasan.
2. Nilai kependidikan.
3. Nilai kejiwaan.
4. Nilai kemasyarakatan.
5. Nilai keuangan.
6. Nilai kefilsafatan.
C. Langkah-Langkah Menulis dan Proses Menulis
1. Langkah-langkah dasar dalam menulis
a. Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup
beberapa langkah kegiatan antaranya:
1). Pemilihan dan Penetapan Topik
2) Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
3) Bahan Penulisan
4) Menyusun Kerangka Karangan

b. Tahap Penulisan
Pada tahap ini dibahas setiap butir yang ada di dalam karangan yang disusun.Ini berarti
digunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan sendiri. Kadang
pada tahap ini, disadari bahwa masih diperlukan bahan lain.

1) Isi Karangan
2) Kosakta atau Pilihan Kata
3) Kalimat Efektif
4) Paragraf

c. Tahap Revisi
Tahap ini merupakan tahap yang paling akhir dalam penulisan.Jika bahan seluruh tulisan
sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kemabali.Hasil bacaan perludiperbaiki, dikurangi,
atau mungkin juga diperluas.
D. Penggolongan Tulisan berdasarkan bentuk, jenis, rumpun dan macam
a. Peggolongan tulisan berdasarkan bentuk
Menurut The Liang Gie, penggolongan tulisan menurut bentuk meliputi cerita, lukisan,
paparan dan argumentasi. Namun bias juga ditambah dengan persuasi. Alasannya, persuasi
juga merupakan bentuk yang mempunyai cirri, kepentingan dan tujuannya sendiri
disamping keempatnya yang lain. Iklan merupakan bentuk tulisan persuasi yang mempunyai
cirri tersendiri. Dengan demikian, didasarlkan pada bentuk, tulisan terdiri dari cerita
(narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi), argumentasi (pendapat) dan persuasi.
Nurudin (2010:50).
b. Penggolongan menurut ragam
Penggolongan tulisan berdasarkan ragam di bagi menjadi dua yaitu tulisan faktawi dan
tulisan khayali. Tulisan faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Dengan kata lain, tulisan yang dihasilkan bukan karena rekayasa seseorang. Ia juga bukan
cerita bohongyang sengaja dibuat untuk cerita tertentu. Fakta ini sering disebut dengan
unsure 5W+1H (who, where, when, what, why dan how) dalam jurnalistik.
c. Penggolongan tulisan berdasarkan jenis
Penggolongan tulisan berdasarkan jenis merupakan pecahan dari ragam tulisan.
Sedangkan ragam tulisan khayali juga memunculkan dua jenis tulisan yaitu prosa dan puisi.
Tulisan ilmiah adalah tulisan yang selam ini dilakukan dikalangan ilmuan atau sivitas
akademika (tulisan kependidikan dan penelitian).
Sementara itu, tulisan informatif adalah tulisan yang tujuan utamanya memberikan
informasi sebuah peristiwa atau kejadian (laporan). Tulisan ini biasa melekat pada media
massa(cetak dan elektronik). Tulisan dibuat semaksimal mungkin agar mudah dipahami
pembaca, pendengar dan penontonya. Tulisan ini umumnya menggunakan bahasa populer
dan tidak kaku seperti tulisan ilmiah, namun masih tetap menggunakan kaidah tertentu.
Tulisan informative bias juga berupa ulasan. Ulasan adalah komentar tentang suatu
kejadian dengan melihatnya dari sudut pandang tertentu. Nurudin (2010:53).
d. Penggolongan tulisan berdasarkan rumpun
Penggolongan tulisan berdasarkan jenis memunculkan penggolongan tulisan berdasarkan
rumpun. Penggolongan tulisan ini dipetakan sebagai berikut.
Rumpun Tulisan


e. Penggolongan tulisan berdasarkan berdasarkan macam
Jenis tulisan
Tulisan ilmiah
tulisan kependidikan
Tulisan penelitian
Tulisan informatif
kisah
Laporan
Fiksi ilmu
Ulasan
Aetikel
Prosa
novel
cerpen
fiksi ilmu
drama
Puisi
lirik
epik
dramatik

E. Bentuk-bentuk tulisan Argumentatif, deskriptif, persuasive dan ekspositif
a. Pengertian Paragraf Argumentatif
Menurut Keraf (2007:3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya
dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Pengertian
paragraf argumentatif berdasarkan uraian di atas adalah paragraf yang berisi tentang
ide atau gagasan yang disertai dengan alasan dan bukti-bukti yang kuat agar dapat
meyakinkan pembaca.
b. Ciri-Ciri Paragraf Argumentatif.
1. Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2. Bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan
kebenaran;
3. Dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, dan gambar;
4. Ditutup dengan kesimpulan.
c. Bentuk-Bentuk Penulisan Paragraf Argumentatif.
Tulisan
Ilmiah
Tulisan
Kependidikan
1. Tulisan Kesarjanaan
Contoh: paper/makalah, skripsi,
tesis dan disertasi
2. Tulisan Didaktik
Contoh:diktat kuliah, buku pelajaran
3. Tulisan Referensial
Contoh: kamus, ensiklopedi
tulisan
Penelitian
Artikel Jurnal Ilmiah
Naskah Penelitian
Makalah Seminar
1. Pola sebab-akibat.
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab
yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek
akibat. Ditandai dengan kata kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan dll.
2. Pola akibat-sebab
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat
yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah
menimbulkan akibat tadi.
b. Pengertian Paragraf Persuasif
Persuasif adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk me-yakinkan seseorang
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau penulis pada waktu ini atau
pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118). Sehingga paragraf persuasif dapat
diartikan sebagai paragraf yang isinya bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk
seseorang atau pembaca agar melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
a. Ciri-Ciri Paragraf Persuasif
1. Ada fakta atau bukti untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca;
2. Bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca;
3. Menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada
pembaca.
b. Bentuk Tulisan Paragraf Persuasif
c. Pengertian Paragraf Naratif
Narasi dapat diartikan sebagai cerita. Sebuah cerita adalah sebuah penulisan
yang mempunyai karakter, setting, waktu, masalah, mencoba untuk memecahkan
masalah dan memberikan solusi dari masalah itu (Nurudin. 2010 :71).
Menurut Nurudin (2010 :71), narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha
menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam
sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan
waktu tertentu. Sehingga pengertian paragraf narasi adalah paragraf yang
menceritakan tentang peristiwa atau kejadian tertentu secara urut berdasarkan waktu
ter-jadinya.
d. Ciri-Ciri Paragraf Naratif
1. Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana yang diceritakan;
2. Kejadian diurutkan sesuai urutan waktu atau urutan peristiwa;
3. Tidak hanya terdapat pada karya fiksi tetapi juga terdapat pada karya non fiksi.

e. Pengertian Paragraf Deskriptif
Paragraf Deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek
berdasarkan hasil penelitian, pengamatan, perasaan, dan pengalaman yang dialami
oleh penulisnya.
Tujuan paragraf deskriptif adalah pembaca memperoleh kesan atau informasi
sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya, sehingga seolah-
olah pembaca melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut untuk
mencapai kesan yang sempurna. Penulis deskriptif menggambarkan obyek sesuai
dengan kesan, fakta, dan citraan.
f. Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif
1. Menggambarkan sesuatu secara detail;
2. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan me-libatkan kesan
indera;
3. Membuat pembaca merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
g. Bentuk Tulisan Paragraf Deskriptif
1. Deskripsi Imajinatif atau Impresionis
Deskripsi Imajinatif atau Impresionis adalah paragraf yang melukiskan
ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari
berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan
perasaan pembaca.
2. Deskripsi faktual atau ekspositoris
Deskripsi faktual atau ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan
suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya
sehingga pembaca dapat memba-yangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu
membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari
berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar
dalam bayangan pembaca.
d. Pengertian Paragraf Eksposisi
Eksposisi berarti membuka dan memulai. Bahkan ada yang mengatakan
exposition means explanation (ekposisi berarti penjelasan) ini berarti tulisan eksposisi
adalah tulisan yang berusaha untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau
menerangkan sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya dengan uraian
(paparan) tentang maksud dan tujuan (misalnya sebuah karangan) (Nurudin,
2010:67). Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang bertujuan untuk
menerangkan dan menjelaskan sesuatu pemasalahan terhadap pembaca agar pembaca
mendapatkan gambaran dan penjelasan detail tentang suatu permasalahan yang
dimaksudkan pengarang.
e. Ciri-Ciri Paragraf Eksposisi
1. Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2. Bertujuan untuk menjelaskan atau menerangakan suatu hal;
3. Bahasa tulisan disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku;
4. Tulisan atau karangan bersifat netral dan tidak memihak ataupun memaksakan
sikap penulis terhadap pembaca.
f. Bentuk Tulisan Paragraf eksposisi
1. Pola pengembanga umum-khusus (Deduksi)
Pada pola ini paragraf eksposisi dikembangkan berdasar-kan hal-hal yang
bersifat umum, kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat pendukung yang
khusus.
2. Pola pengembangan khusus-umum (Induksi)
Pola paragraf yang dikembangkan berdasarkan hal-hal yang bersifat
khusus, kemudian dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum.
3. Pola perbandingan
Paragraf eksposisi yang isinya merupakan perbandingan antara kelebihan
dan kekurangan, kerugian dan keuntungan, serta kesamaan dan perbedaan.
4. Pola analogi
Paragraf eksposisis yang menunjukkan kesamaan-kesamaan dua hal yang
bersamaan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kasamaan segi ataupun fungsi.
5. Pola pertentangan atau kontras
Paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung
(biarpun, walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya, melainkan,
namun, meskipun begitu.)
6. Pola pengembangan klasifikasi
Pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan hal-hal yang
mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
7. Pola pengembangan proses
Pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun
berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu.
8. Pola pengembangan definisi
Paragraf yang berupa pengertian atas istilah yang terkandung dalam
kalimat topik yang memerlukan penjelasan panjang agar maknanya tersampaikan
kepada pembaca.
9. Pola pengembangan contoh atau ilustrasi
Paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya
uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya,
umpamanya,misalnya).
10. Pola pengembangan sebab akibat
Pola pengembangan dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama,
sedangkan akibat sebagai perincian pengemba-ngannya. Atau sebaliknya, akibat
sebagai gagasan utama, se-dangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu
dikemu-kakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.

F. Definisi kohesi dan koherensi
a. Pengertian kohesi menurut beberapa tokoh:
1. Tarigan (1987 : 96 )
Kohesi atau kepaduan wacana menurut aspek formal bahasa dalam wacana.
2. Menurut Gutwinsky dalam Tarigan (1987 : 97 )
Kohesi atau kepaduan wacana ialah hubungan antar kalimat di dalam sebuah wacana,
baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu.
3. Menurut Halliday dan Hasan dalam Tarigan (1987 : 97 )
Dalam kohesi menggunakan penanda yang dipakai untuk menandai kohesif.
Kohesi secara umum dapat kita artikan sebagai keserasian hubungan antar unsur
yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana. Kohesi mengacu pada aspek bentuk
atau aspek formal bahasa, dan wacana itu terdiri dari kalimat-kalimat.
b. Pengertian koherensi
Koherensi adalah pengaturan secara rap kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi
suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya menurut (
Wohl, 1978 : 25).
c. Jenis-jenis kohesi dan koherensi
a. Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang diwujudkan
ke dalam sistem gramatikal.
b. Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar unsur dalam wacana secara
semantik. Hubungan kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan
kata yang serasi, menyatakan hubungan makna atau relasi semantik antara satuan lingual
yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana.
d. Definisi paragraf
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama
lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke
dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
e. Ciri-ciri dan klasifikasi paragraf
Menurut Tarigan dalam buku Mudlofar (2002: 95) menyatakan beberapa ciri paragraf,
yaitu:
a. Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Paragraf pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk
sampai kepada masalah yang akan diuraikan
2) Paragraf penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf
pembuka dan penutup yang berisi uraian masalah yang dibahas.
3) Paragraf penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan
atau bagian karangan.
b. Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:
1) Paragraf deduksi
Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal.
2) Paragraf Induksi
Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir
paragraf.
3) Paragraf kombinasi (campuran)
Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan
diakhir paragraf.
c. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi:
1) Paragraf narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa
atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh
yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan
konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu,
ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi
yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi
yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
2) Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ialah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau
keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal
tersebut.
3) Paragraf eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk
memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
4) Paragraf argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan
dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang
mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan
data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
5) Paragraf persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam
persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa
perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis
dalam karangannya.
f. Pengembangan Paragraf
a) Pengembangan alamiah
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat menggunakan pola yang
sudah ada pada obyek atau kajian yang dibicarakan. Penulis dapat menggunakan dua
pola. Pertama, pola spesial atau urutan ruang, misalnya gambaran dari depan ke
belakang, dari luar kedalam dan sebagainya. Kedua, pola kronologis atau urutan
waktu, misalnya gambaran urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan, tadi
sekarang, nanti, besok, dan sebagainya.
b) Pengembangan klimaks dan antiklimaks
Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang rinci dari
persoalan yang paling rendah kedudukannya. Sementara itu pengembangan
antiklimaks merupakan kebalikan dari klimaks.
c) Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertenntangan ialah cara pengarang menunjukkan
kesamaan atau perbedaan antara dua orang , subjek atau gagasan dengan bertolak dari
segi-segi tertentu (Keraf dalam buku Mudlofar 2002: 99).
d) Pengembangan analogi
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah terkenal umum dengan yang tidak dikenal umum.
e) Pengembangan contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi jelas
diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi konkret inilah yang nantinya
dikembangkan menjadi contoh-contoh.
f) Pengembangan akibat sebab -sebab akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab akibat dan
akibat sebab. Sebab dapat bertindak sebagai kalimat utama, sedangkan akibat
merupakan kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat sebagai pikiran utama
dan sebab sebagai pikiran penjelas.
g) Pengembangan definisi luas
Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan
keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (Keraf dalam buku Mudlofar
2002: 102).
h) Pengembangan klasifikasi
pengembangan karangan kadang-kadang memerlukan pengelompokan hal-hal yang
mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan,
yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua,
memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain (keraf dalam buku Mudlofar
2002: 103).
i) Pengembangan umum khusus-khusus umum
Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara yang
paling umum dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan dengan meletakkan
pikiran utama pada awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada kalimat-
kalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf khusus umum, mula-mula dikembangkan
rincian-rincian kemudian pada akhir paragraf disampaikan generalisasinya. Jadi
paragraf umum khusus bersifat deduktif, sedangkan paragraf induktif bersifat khusus
umum.
g. Hubungan kohesi dan koherensi dalam pengembangan paragraf hingga
membentuk sebuah wacana utuh.
Pengembangan paragraf untuk membentuk sebuah wacana utuh yang baik maka sangat
diperlukan untuk memperhatikan adanya kohesi dan koherensi antar kalimat yang ada di
dalam paragraf dan juga paragraf-paragraf di dalam sebuah bacaan secara keseluruhan.

G. Menulis Resensi, ikhwal, kutipan, catatan kaki, catatan perut dan daftar pustaka
1. Resensi
a. Pengertian Resensi
Resensi secara bahasa artinya pertimbangan atau perbincangan (tentang) sebuah buku
(WJS. Poerwadarminta, kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984:821). Perbincangan
dimaksud berupa sebuah tulisan yang dimuat disurat kabar atau majalah, berisi penilaian
tentang kelebihan atau kekurangan sebuah buku, menarik- tidaknya tema dan isi buku,
kritikan dan memberi dorongan kepada khlayak tentang perlu tidaknya buku tersebut
dibaca dan dimilik atau dibeli.
Menurut Keraf, resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah
hasil karya atau buku. Sejalan dengan pendapat Keraf, Menurut Isdriani K. Pudji, resensi
adalah tulisan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Pendapat yang senada juga
disampaikan oleh Oktavianawati, yang mengatakan bahwa resensi adalah suatu tulisan
atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film,
kaset, CD, VCD, maupun DVD.
b. Struktur Tulisan Resensi
Sebuah tulisan resensi buku biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu:
an pendahuluan. Berisi informasi objektif atau identitas buku. Meliputi judul,
penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan bila perlu harga buku
tersebut.
contoh:
Judul Buku : Zaman Baru Islam Indonesia (Pemikiran dan Aksi Politik
Abdurrahman Wahid, M. Amien Rais, Nur Cholis Madjid, Jalaludin Rakhmat)
Penulis : Dedy Djamaluddin Malik & Idi Subandy Ibrahim
Pengantar :Mohammad Sobary
Penarbit : Zaman Wacana Mulia, Bandung
Cetakan : Pertama, Januari 1998
Tebal : 337 Halaman
c. jenis-jenis dalam resensi
Saryono membagi resensi buku berdasarkan sudut pandang atau sudut
tinjauannya. Berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauan yang digunakan, resensi
di bagi lagi menjadi dua, yaitu:
1. Resensi berdasarkan media atau forum sajiannya.
2. Resensi berdasarkan isi resensi atau isi sajiannya.
Berdasakan media atau forumnya, resensi buku dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Resensi ilmiah,
2. Resensi ilmiah populer
Hal yang membedakan kedua resensi tersebut adalah bahasa dan tatacara
penulisan yang digunakan. Dalam resensi lmiah digunakan tatacara keilmuan tetentu
menggunakan rujukan atau acuan, dan bahasa resmi dan baku serta yang dipaparkan
selengkap-lengkapnya. Sementara itu, resensi ilmiah populer tidak menggunakan rujukan
atau acuan tertentu. Selain itu, isi resensi seringnya hanya memaparkan bagian-bagian
yang menarik saja. Penyajiannyapun tidak terlalu tunduk pada bahasa resmi atau bahasa
baku.
Sedangkan berdasarkan isi sajian atau isi resensinya lebih lanjut ia
mengemukakan bahwa resensi buku digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
1. resensi informatif
Resensi informatif hanya berisi informasi tentang hal-hal dari suatu buku. Paad
umumnya, isi resensi informatif hanya ringkasan dan paparan mengenai apa isi buku atau
hal-hal yang bersangkutan dengan suatu buku.
2. Resensi evaluatif
Resensi evaluatif lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-
hal yang berkaitan dengan buku. Informasi tentang isi buku hanya disajikan sekilas saja
bahkan kadang-kadang hanya dijadikan ilustrasi.
3. Resensi informatif-evaluatif
Resensi informatif-evalautif merupakan perpaduan dua jenis resensi yaitu resensi
informatif dan resensi evaluatif. Resensi jenis ini disamping menyajikan sebauh
ringkasan buku atau hal-hal penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian
peresensi tentang isi buku.
d. Teknik Penulisan Resensi
Prinsip meresensi buku adalah mencari tema pokok dari buku itu. Caranya
ialah dengan memberi uraian dalam bentuk ringkasan, ulasan, atau kajian dari setiap
persoalan yang berkaitan erat dengan tema buku itu. Sebelum meresensi sebuah buku,
yang perlu dilakukan adalah memahami buku tersebut dengan cara membacanya.
Proses memahami sebuah buku bisa dilakukan dengan membaca buku sekali, dua
kali, dan jika perlu berkali-kali tergantung kebutuhan.
Untuk lebih cepat dalam memahami sebuah buku dapat diikuti beberapa saran
sebagai berikut:
1. Baca kata pengantar dan pendahualuan.
2. Lihat daftar isi
3. Baca ringkasan buku yang biasanya terdapat pada sampul belakang
4. Pilih hal-hal yang dianggap penting.
5. Catat hal-hal yang dianggap penting.
2. Kutipan.
a. Definisi
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya
apa. Disini saya akan mengk.as sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah
gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan
gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi,
artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
b. Tujuan
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan
disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam
sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk
menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain,
penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.
Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
c. Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
a. Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
b. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
c. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
d. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
e. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
f. Meningkatkan estetika penulisan.
g. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan
penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.
d. Jenis Kutipan
1. Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks
aslinya,tidak boleh ada perubahan.
2. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat
yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat
dan tidak usah diapit tanda petik.
H. Menulis Surat
a. Pengertian surat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat berarti kertas sebagai data
auketerangan sesuatu yang ditulis.
Bratawidjaja (1995:5) menyebutkan surat sebagai salah satu sarana untuk
menyampaikan informasi tertulis dari satu pihak kepada pihak lain. Informasi itu bisa
berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan pemikiran,
sanggahan, dan sebagainya.
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa surat adalah salah satu
alat atau media tertulis untuk menyampaikan dan adanya hubungan antara pihak satu
dengan pihak lainnya.
b. Jenis-Jenis Surat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat mengenal berbagaimacam jenis
surat. Secara garis besar, Bratawidjaja (1995:6-7) menyebut sebagai berikut
a. Menurut isi dan asalnya, surat dibedakan atas tiga macam:
1) Surat resmi atau dinas pemerintah,
2) Surat niaga,
3) Surat pribadi.
b. Menurut maksud dan tujuannya, surat digolongkan atas:
1) Surat pemberitahuan
2) Surat keputusan
3) Surat perintah
4) Surat permintaan dan surat permohonan
5) Surat peringatan
6) Surat panggilan
7) Surat penawaran
8) Surat perjanjian
9) Surat pesanan
10) Surat laporan
11) Surat pengantar
12) Surat lamaran kerja, dan sebagainya
c. Menurut wujudnya, surat dibedakan atas:
1) Kartu pos
2) Warkat pos
3) Surat bersampul
4) Telegram
5) Teleks
6) faksimil
d. Menurut sasarannya, surat terbagi atas:
1) Surat biasa
2) Surat edaran
3) Surat pengumuman
e. Menurut jaminan dan keamanan isinya, surat digolongkan atas empat macam,
yaitu:
1) Surat sangat rahasia
2) Surat rahasia
3) Surat konfidesil (terbatas)
4) Surat biasa
f. Menurut urgensinya, surat dibedakan atas: biasa, penting, dan sangat rahasia
g. Menurut cara penyampaiannya, surat digolongkan atas: biasa, kilat, dan kilat
khusus
Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
1. Surat keluarga ialah surat yang isinya membicarakan masalah keluarga, perkenalan, atau
persahabatan. Surat keluarga dapat berupa surat pada orang tua, famili, kepada kenalan, dan
sebagainya.
2. Surat setengah resmi ialah surat yang ditulis oleh seseorang atau perorangan kepada suatu
organisasi atau instansi tertentu. Contohnya surat lamaran kerja, surat permohonan izin
membangun, surat izin masuk kantor, surat pernyataan bersedia memilih dan dipilih.
3. Surat sosial ialah surat yang dibuat oleh berbagai lembaga sosial yang ditujukan kepada
seseorang, organisasi, atau instansi tertentu. Isi surat sosial selalu bersifat kegiatan sosial
yang dikelola oleh lembaga yang bersangkutan.
4. Surat niaga ialah surat yang ditulis oleh suatu badan perusahaan perdagangan yang isinya
membicarakan masalah dagang atau perniagaan (Arifin, 1987:7). Menurut Soedjito dan
Solchan (1999:14), surat niaga atau dagang ialah surat yang berisi masalah perniagaan atau
perdagangan. Surat niaga dibuat oleh suatu perusahaan yang ditujukan kepada semua pihak.
5. Surat dinas ialah surat yang isinya meliputi masalah dinas yang menyangkut administrasi
pemerintah (Arifin, 1987:7). Menurut Sudarsa, dkk. (1992:4), surat dinas atau surat resmi
ialah segala komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas
instansi. Surat dinas hanya dibuat oleh instansi pemerintah dan dapat dikirimkan kepada
semua pihak yang berhubungan dengan instansi tersebut.
Sebagai mana disebutkan di atas, ada berbagai macam jenis surat yang umum beredar di
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal bermacam-macam jenis surat.
Surat-surat itu dapat dikelompokkan berdasarkan hal-hal berikut:
Berdasarkan Wujud Surat
1. Kartu Pos
Kartu pos adalah surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10 x 15 cm. Lembaran
kertas surat ini biasanya tebal, sehingga berbentuk kartu. Kegunaan surat ini untuk
menyampaikan berita yang singkat. Akan tetapi, pesan yang tertulis dapat diketahui oleh
orang lain yang bukan haknya sebab berada pada halaman terbuka. Jenis surat ini
biasanya dijual di kantor pos.
2. Warkat Pos
Warkat pos adalah surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas. Surat seperti ini dapat
dilipat menjadi amplop. Jadi, lembaran surat ini dapat dipakai sekaligus sebagai amplop.
Kegunaan surat jenis ini adalah untuk menyampaikan berita yang agak panjang dalam
sehelai kertas. Lembaran surat jenis ini biasanya dijual di kantor pos.
3. Telegram
Telegram adalah jenis surat yang berisikan pesan yang relatif singkat yang mana dikirim
dengan bantuan pesawat telegram. Surat ini akan sampai ke tujuan dalam waktu yang
singkat.
4. Surat Bersampul
Surat bersampul adalah surat yang dikirimkan kepada seseorang dengan menggunakan
sampul surat. Surat jenis ini lah yang banyak kita gunakan dalam berkomunikasi.
Kelebihan surat ini dibanding dengan jenis surat yang lain adalah lebih terjamin
kerahasiaan isinya; lebih leluasa dalam menulis isi surat; lebih santun dalam surat
menyurat.

Berdasarkan Pembuatan Surat
1. Surat Pribadi
Jenis surat ini ditulis atas nama pribadi seseorang serta berisi masalah pribadi penulis,
baik yang ditujukan kepada teman, keluarga maupun instansi tertentu. Contoh surat ini
adalah surat untuk keluarga, surat lamaran kerja, dan surat permohonan izin bangunan.
2. Surat Resmi
Surat resmi dibuat suatu instansi, organisasi atau lembaga perusahaan tertentu yang
ditujukan kepada seseorang atau lembaga tertentu lainnya. Keberadaan instansi, lembaga,
organisasi dan perusahaan tersebut disahkan secara hukum. Contoh surat resmi adalah
surat dinas, surat niaga, dan surat sosial.

Berdasarkan Pesan Surat
1. Surat Keluarga
Surat keluarga adalah surat yang berisi masalah-masalah keluarga atau kekeluargaan.
Contoh surat keluarga adalah surat untuk orang tua, saudara, dan teman.
2. Surat Setengah Resmi
Surat setengah resmi adalah surat yang dikirimkan oleh seseorang kepada instansi atau
lembaga organisasi tertentu. Jenis surat ini misalnya surat lamaran kerja, permohonan
IMB dan surat permohonan cuti.
3. Surat Sosial
Surat sosial adalah surat yang dibuat oleh lembaga sosial kepada seseorang, organisasi,
atau instansi tertentu yang biasanya berisi berbagai masalah sosial. Misalnya, surat
permintaan sumbangan dan edaran untuk kerja bakti.
4. Surat Niaga
Surat niaga adalah surat yang ditulis oleh suatu perusahaan perniagaan dengan pesan
berniaga. Contoh jenis surat ini adalah surat penawaran harga, penagihan utang, lelang
barang, atau pesanan barang.
5. Surat Dinas
Surat ini berisikan masalah kepemerintahan atau kedinasan dari suatu lembaga atau
keorganisasian. Surat ini dapat ditujukan kepada instansi lain, perorangan dan organisasi
tertentu. Misalnya, surat keputusan, surat perintah, dan surat tugas.
6. Surat Pengantar
Surat ini ditujukan kepada perorangan atau lembaga sebagai pengatur atau referensi
seseorang untuk berhubungan dengan pihak penerima surat.

Berdasarkan Keamanan Pesan Surat
1. Surat Sangat Rahasia
Surat ini berisi pesan dokumen penting yang berkaitan dengan rahasia atau keamanan
suatu negara. Jenis surat ini dikirim dengan menggunakan tiga buah sampul. Pada sampul
pertama dituliskan kode SR yang merupakan singkatan dari "Sangat Rahasia". Pada
sampul kedua dituliskan kode SRS, yaitu singkatan dari "Sangat Rahasia Sekali" serta
dibubuhi segel atau lak untuk membuktikan keutuhan pesan surat. Pada sampul terakhir
(luar) dibuat biasa agar tidak mengundang kecurigaan orang lain. Surat jenis ini, misalnya
surat dari kementerian luar negeri, surat untuk negara-negara tetangga, dan surat
dokumen kemiliteran.
2. Surat Rahasia
Jenis surat ini berisi dokumen ringan yang pesannya hanya pantas diketahui oleh satu
atau beberapa pejabat tertentu atau yang berwenang pada sebuah instansi. Pengiriman
surat ini menggunakan dua buah sampul. Sampul pertama dituliskan kode R atau RS
yaitu singkatan dari "Rahasia" atau "Rahasia Sekali" serta disegel, sedangkan sampul
kedua tidak diberi kode apa pun. Surat jenis ini misalnya surat tentang konduet pejabat
dan surat dokumen suatu instansi.
3. Surat Konfidensial
Surat yang isinya haya layak diketahui oleh beberapa pejabat tertentu sebab pesannya
memerlukan tindakan kebijaksanaan dari para pejabat tersebut. Misalnya surat hasil rapat
pimpinan dan usulan kenaikan pangkat seseorang.
4. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang pesannya dapat diketahui oleh orang lain tanpa
mengakibatkan kerugian bagi pihak mana pun. Misalnya, surat edaran dan surat
undangan.

Berdasarkan Ruang Lingkup Surat
1. Memorandum/ Memo
Memorandum adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau kepada pejabat
yang setingkat dengan pejabat pembuat memo. Memorandum ini hanya berisikan catatan
singkat tentang pokok-pokok permasalahan sebagai pesan yang ingin dikomunikasikan.
2. Nota
Nota adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau sebaliknya di dalam satu
kantor untuk meminta data atau informasi.
3. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang dikirimkan kepada orang lain, baik yang berada di dalam
maupun di luar instansi yang bersangkutan.

Berdasarkan Jumlah Pembaca Surat
1. Pengumuman
Pengumuman adalah surat yang ditujukan kepada beberapa orang, instansi, atau pihak
lain yang namanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Pengumuman ini dapat
digunakan dalam raung lingkup yang terbatas maupun dalam ruang lingkup yang lebih
luas. Misalnya, pengumuman penerimaan pegawai dan kelulusan tes.

2. Surat Edaran
Surat edaran adalah surat yang dikirimkan kepada beberapa orang, baik di dalam maupun
di luar kantor yang bersangkutan. Kadang-kadang, surat ini hanya berisi sesuatu yang
hanya diketahui oleh para pejabat tertentu. Ada pula surat edaran yang dapat disebarkan
ke raung lingkup yang lebih luas.
3. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang khusus dikirimkan kepada seseorang yang namanya tertera
pada alamat surat dan hanya untuk diketahui oleh orang yang dituju.

Berdasarkan Penyelesaian Surat
1. Surat Kilat
Surat kilat adalah surat yang pesannya harus dapat disampaikan kepada penerima surat
secepat mungkin. Tanggapan yang diharapkan dari surat tersebut pun perlu dilakukan
dengan cepat.
2. Surat Segera
Pesan dalam jenis surat ini perlu segera disampaikan kepada penerima surat, tetapi tidak
harus dikerjakan atau ditanggapi dengan cepat seperti pada surat kilat.
3. Surat Biasa
Jenis surat ini baik cara pembuatan atau pengirimannya tidak harus diprioritaskan seperti
kedua jenis surat di atas.

Berdasarkan Pengertian Umum
1. Surat Terbuka
Surat terbuka adalah surat yang ditujukan kepada pihak lain, biak perorangan maupun
kelompok yang biasanya dimuat di media massa atau diedarkan secara terbuka.
2. Surat Tertutup
Surat tertutup adalah surat yang cara pengirimannya diberi sampul karena isinya tidak
layak diketahui oleh pihak lain.
3. Surat Kaleng
Surat kaleng adalah surat yang pengirimannya tidak mencantumkan nama dan alamat
pengirim secara jelas. Pengirim surat ini tidak bertanggung jawab terhadap isi surat. Akan
tetapi untuk beberapa hal perlu juga diperhatikan oleh penerima surat pesan dalam surat
itu.

A. Pengertian Surat Dinas dan Jenisnya
Surat dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor yang satu dan kantor yang lain
atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat
instansi pemerintah sehingga surat ini disebut juga surat jabatan.
Sebuah surat dinas dapat juga disebut surat resmi karena dikeluarkan oleh instansi resmi
pemerintah atau bukan swasta. Namun, surat resmi belum tentu dapat disebut sebagai surat dinas.
Menulis surat dinas tentu berbeda dengan menulis kedua jenis surat yang lain yaitu surat pribadi
dan surat niaga. Menulis surat dinas harus mengikuti aturan tertentu mengenai sistematika, isi,
dan bahasa surat.
Syarat sebuah surat dinas:
1. Format dan bentuk surat menarik, yaitu tempat teratur dan tidak diletakkan seenaknya,
isi tidak terlalu panjang, yaitu langsung pada sasaran dan tidak bertele-tele,
2. Bahasa harus jelas, padat, baku, umum, yaitu harus komunikatif, sopan, mudah
dipahami, simpatik, dan tidak menyinggung perasaan penerima, harus bersih dan
menggambarkan citra pengirimnya.
Beberapa jenis surat yang termasuk surat dinas adalah sebagai berikut :
1. Surat Permohonan
Surat permohonan berisi permohonan atau permintaan sesuatu kepada pihak lain.
Misalnya permohonan kepada seseorang untuk menjadi pembicara dalam suatu seminar,
permohonan kepada pejabat untuk meresmikan suatu acara, Permohonan untuk menyebarluaskan
suatu informasi, Permohonan izin, Permohonan mutasi/pindah tugas, dan permohonan
peminjaman sesuatu.
Surat permohonan lazimnya dikirimkan kepada instansi yang secara structural organisasi
lebih tinggi. Sementara untuk instansi atau pejabat yang lebih rendah, lebih tepat disebut sebagai
surat permintaan atau penugasan Dalam surat permohonan harus disebutkan pokok pokok
sebagai berikut.
a) Identitas pemohon.
b) Isi permohonan.
c) Tujuan dan alasan memohon.
d) Batas waktu maksimal untuk menjawab permohonan.
e) Pernyataan kesungguhan dalam memohon.

2. Surat Pemberitahuan
Surat pemberitahuan berisi suatu pengumuman atau sosialisasi informasi baru yang perlu
diketahui oleh pihak lain yang terkait. Surat ini sifatnya hanya mengabarkan suatu berita
sehingga tidak perlu untuk ditanggapi dalam bentuk surat. Secara umum, sistematika surat
pemberitahuan adalah sebagai berikut.
a) Bagian pembuka, berisi masalah pokok surat
b) Bagian isi, berisi rincian, uraian, keterangan, atau penjelasan dari masalah pokok yang
akan diberitahukan.
c) Bagian penutup, berisi harapan agar pihak yang dituju memaklumi hal yang disampaikan.
3. Surat Keterangan
Surat keterangan berisi keterangan resmi tentang status/kondisi seseorang atau barang
yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Misalnya, surat berkelakuan baik, surat
keterangan sehat terbebas dari narkoba, surat keterangan tidak mampu, dan surat keterangan
pengalaman kerja. Surat ini biasanya dibuat oleh pimpinan atau pejabat tinggi dalam suatu
institusi atas permintaan seseorang vang berkepentingan dengan isi keterangannya. Dalam surat
keterangan ini, harus disebutkan:
a) data pribadi dan jabatan pihak vang membuat keterangan;
b) data pribadi pihak vang diterangkan;
c) isi keterangan;
d) keterangan tanggal berlakunya surat; dan
e) pernyataan bahwa keterangan yang dibuat adalah benar.
4. Memo dan Nota Dinas
Memo merupakan singkatan dari kata memorandum, yang berasal dari kata memory yang
berarti ingatan. Istilah nota berasal dari kata note yang berarti catatan. Memo atau nota dinas
adalah surat khusus yang dipakai antar pejabat di lingkungan suatu lembaga. Pemakaian memo
tersebut berbeda dengan memo pribadi.
B. Sistematika Surat Resmi atau Surat Dinas
Dalam sistematika penulisan surat resmi ada beberapa bagian, bagian surat tersebut terdiri atas:
a) kepala surat
b) tanggal
c) nomor, lampiran, dan hal atau perihal
d) alamat surat
e) salam pembuka
f) isi surat
g) salam punutup
h) pengirim surat
i) tembusan
j) inisial
I. Menulis Proposal
a. Pengertian proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan
kerja yang akan dilaksanakan. Rencana tersebut harus dituliskan agar pihak yang
berkepentingan dapat memahami dengan baik. Pihak yang berkepentingan
tersebut, antara lain pemberi izin dan penyumbang dana, seperti kepala sekolah,
orang tua, sponsor, polisi, lurah, atau kepala desa.
b. Macam-macam proposal
Macam-macam Proposal ada 3:
(1) Proposal Kegiatan
Usulan yang dibuat penulis kepada atasan/ pimpinan untuk mengadakan
sebuah acara tertentu.Misalnya : Usulan mengajukan sebuah seminar, Isro
miroj, pembagian zakat
(2) Proposal Proyek
Proposal yang dibuat ketika seseorang akan membuat bangunan/ fasilitas
tertentu, biasanya dibuat oleh kontraktor yang diajukan kepada pejabat
berwewenang dan unutk mendapatkan/ memenangkan proyek, biasanya
melalui proses tender. Misalnya : Seorang kontraktor ingin membangun
jalan, kemudian si kontraktor membuat proposal untuk diajukan kepada
pejabat yang berwewenang, untuk keputusan dia mendapat pekerjaan itu
atau tidak, dia harus bersaing dengan kontraktor lain saat perebutan tender.
(3) Proposal Penelitian
Proposal yang dibuat ketika akan mengadakan penelitian. Dalam proposal
penelitian ada dua yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif,
karena permasalahan yang diteliti sudah jelas, realitas dianggap tunggal,
tetap, teramati, pola fikir deduktif, maka proposal penelitian kuantitatif
dipandang sebagai blue print yang harus digunakan sebagai pedoman
baku untuk melaksanakan dan mengendalikan penelitian. Sedangkan dalam
metode kualitatif yang berpandangan bahwa, realitas dipandang sesuatu
holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dan pola fikir induktif, sehingga
permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang dibuat
masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian
memasuki obyek penelitian atau situasi sosial. Jadi perbedaan utama antara
proposal yang menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
adalah terletak pada, yang kuantitatif proposalnya spesifik dan sudah baku,
dan yang kualitatif masih bersifat umum dan sementara.
c. Ciri-ciri Proposal:
a. Proposal meringkas kegiatan yang akan dilakukan
b. Sebagai pemberitau pertama suatu kegiatan
c. Berisikan tujuan tujuan, latar belakang acara
d. Pastinya proposal itu berupa lembaran lembaran pemberitahuan yang telah dijilit
yang nantinya diserakan kepada pihak yang bersangkutan
d. Fungsi Proposal
Proposal memiliki fungsi yang sangat penting bagi perseorangan atau lembaga yang akan
melakukan usaha, program, atau kegiatan. Fungsi dari proposal adalah sebagai berikut:
1. Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial,
politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
2. Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
3. Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau
swasta.
4. Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
5. Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan
sebagainya.
e. Sistematik Penulisan Proposal
a. Pendahuluan
Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatar belakangi dilaksanakan kegiatan
tersebut. Hubungan kegiatan tersebut dengan kegiatan sehari-hari (nyata). Point-point
pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen S-W-O-T yang telah
dibahas sebelumnya.
b. Dasar pemikiran
Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya: Tri Darma Perguruan
Tinggi, program kerja pengurus dan lain-lain. Jika kegiatan tersebut bukan dari
organisasi, maka di dasarkan secara umum, misalnya: Peraturan Pemerintah No sekian.
c. Tujuan kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut (umum dan khusus). Tentukan juga
keluaran (output)yang dikehendakin seperti, Contoh: memperoleh kader-kader KMHDI,
memberi pengetahuan manajerial dan leadership bagi calon anggota KMHDI.
d. Tema kegiatan
Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut.
e. Jenis kegiatan
Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatan
lebih dari satu. Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut, misalnya: berupa seminar,
pelatihan, penyampaian materi secara lisan, tanya jawab, simulasi, dll.
f. Target kegiatan
Berisi uraian lebih perinci dari tujuan (point 3) mengenai ukuran-ukuran yang digunakan
sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.Contoh: target acara ini adalah untuk
mencetak minimal 25 orang pelatih KMHDI yang masing-masing diantaranya memiliki
kemampuan yang sesuai dengan standaryang Buku pedoman Kaderisasi Jilid I KMHDI
dan setiap pelatihan tersebut memiliki nilai rata-rata di atas 7 dalam setiap materi
pelatihan.
g. Sasaran/ peserta kegiatan
Menjelaskan tentang objec atau siapa yang mengikuti kegiatan tersebut (peserta).
h. Waktu dan tempat pelaksanaan
Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun akan dilaksanakannya kegiatan tersebut.
i. Anggaran dana
Dalam anggaran ini hanya tertulis jumlah total dan pengeluaran yang diperkirakan oleh
panitia, sedangkan rinciannya dibuat di dalam lampiran tersendiri.
j. Susunan panitia
Dalam halaman bagian susunan panitia, yang di tulis hanya panitia inti, seperti:
Pelindung, Ketua panitia, Sekretaris, Bendahara. Sedangkan panitia selengkapnya
dicantumkan dalam lampiran.
k. Jadwal kegiatan
Dibuar sesuai dengan Kalender Kegiatan yang telah terlampir sebelumnya, tetapi dapan
juga ditulis terlampir apabila jadwalnya banyak.
l. Penutup
Berisi tentang harapan yang ingin dicapai atau mohon dukungan kepada semua pihak. Di
dengan lembar pengesahan proposal. Terakhir di ikuti dengan lampiran.

Perhatian khusus terhadap masalah penganggaran pada proposal
f. Penganggaran adalah rencana pemasukan dan pengeluaran keuangan yang dibuat untuk
kegiatan tertentu.
g. Proses penyusunan anggaran
i. Sesuai dengan rencana kegiatan
ii. Sesuai dengan sumber pendapatan
iii. Meliputi tertib aturan yang berkaitan dengan keluar dan masuknya keuangan kegiatan.
h. Mengontrol anggaran
i. Pengeluaran sesuai dengan rencana
ii. Sekecil apapun pengeluaran dan pemasukan harus dicatat
iii. Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan
i. Pencairan dana
i. Sponsorship
Proposal: usul, rencana, penawaran dengan pihak lain.
ii. Sumber dana
Donatur, iuran anggota atau kas organisasi, kontribusi peserta kegiatan, wirausaha.

J. Menulis Karya Ilmiah
a. Pengertian karya ilmiah
Brotowijojo (1985) dalam buku Maimunah mengemukakan bahwa karya
ilmiah adalah karya tulis yang di dalamnya menyajikan fakta yang disusun
berdasarkan metodologi penulisan baik dan benar.
Dwiloka (2005) dalam Nasucha mengartikan,karya ilmiah adalah hasil
pemikiran ilmiah seseorang ilmuan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin
mengemangkan imu pengetahuan,teknologi,dan seni yang di peroleh melalui
kepustakaan,kumpulan pengalaman,dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
b. Ruang lingkup karya ilmiah
Penelitian
Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang di lakukan menurut metode
ilmiah yang sitematis untuk menemukan informasi ilmiah dan teknologi
yang baru.Tulisan ilmiah di hasilkan dari sebuah penelitian dengan metode
yang sangat ketat.Di samping itu,penelitian juga mempunyai tujuan untuk
menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi masyarakat
umum,termasuk membuktikan kebenaran baru yang juga bisa berguna
bagi pengembangan ilmu pengetahuan generasi selanjutnya.
Pengembangan
Yang di maksud dengan tulisan ilmiah pengembangan adalah :
a. Kegiatan guru atau dosen dalam rangka pengamalan ilmu dan
pengetahuan,teknologi,dan pengetahuan untuk peningkatkan mutu baik
bagi mutu belajar mengajar atau profesionalisme.
b. Tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara-cara
mempergunakan teori dan proses,untuk tujuan praktis. Pokok yang di
bahas dalam tulisan pengembangan adalah menyangkut sesuatu bidang
ilmu tertentu sesuai keahlian penulis yang bersangkutan.Sebab tujuanya
yaitu mengembangkan ilmu.
c. Kaidah Tulisan Ilmiah
Sistematis
Artinya,penulisan karya ilmiah harus di tulis secara sistematis. Sistematis
di sini bisa di lakukan kalau penulisanya memakai sistematika tertentu
yang sudah di gariskan dalam lingkungan ilmiah.
Logis
Logis berarti bisa di nalar.Seseorang yang menulis tulisan ilmiah tentu
saja apa yag di bahas bisa di pahami oleh akal pembacanya.Termasuk di
sini,membahas sesuatu yang tidak absurb (tidak masuk akal)atau penuh
mitos.Contoh sebuah tulisan yang membahas bagaimana nasi satu kepal
bisa mengenyangkan dalam waktu satu minggu.Bisa jadi tulisan itu di
sertai data-data yang ada,tetapi untuk saat ini pendapat tersebut bisa di
anggap tidak masuk akal.
Cermat
Maksudnya adalah tulisan tidak di tulis dengan sembarangan.Ada aturan
ketat yang harus di patuhi.Itu juga berarti penulis memang di harapkan
memahami dan mengetahui setiap bagian yang di tulisnya.Penulis di tuntut
untuk kemampuanya dalam memahami pembacanya.Apakah pembacanya
itu dari kalangan mahasiswa,guru,dosen,atau ilmuan lain.
Bahasa baku dan istilah yang konsisten
Bahasa baku adalah bahasa yang selama ini di ketahui masyarakat umum
dan sudah menjadi bahasa nasional.Boleh juga memakai kata-kata asing
atau bahasa daerah.Tulisan ilmiah yang mudah di baca,sesuai kaidah yang
berlaku lebih bagus dari pada kebanyakan memakai kata-kata asing.
c. Macam-macam karya ilmiah
Makalah
Makalah adalah karya tulis yang di memuat pikiran tentang suatu masalah
atau topik tertentu yang di tulis secara sistematis dan runtut dengan
disertai analisis yang logis dan objektif.Makalah di tulis untuk memenuhi
tugas yang di berikan oleh dosenatau di tulis oleh inisiatif sendiri untuk di
sajikan dalam forum ilmiah.
Artikel Ilmiah
Artikel Ilmiah adalah karya tulis yang di rancang untuk di muat dalam
jurnal atau buku kumpuln artikel yang di tulis dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah di sepakati atau di
tetapkan..Artikel yang di tulis oleh mahasiswa,dosen,peneliti,dan penulis
lainya dapat di angkat dari hasil penelitian lapangan,hasil pemikiran dan
kajian pustaka.Dari sistematika penulisan isinya,artikel di kelompokkan
menjadi dua macam,yaitu :artikel hasil penelitian dan artikel non
penelitian.
Proposal Penelitian
Proposal penelitian di ajukan sebelum penyusunan skripsi,tesis,maupun
disertasi.Biasanya di seminarkan terlebih dahulu,hasil dari seminar bisa di
jadikan bahan perbaikan dalam menyusun skripsi,tesis maupun
disertasi.Bedanya dalam proposal penelitian tidak terdapat pembahasan
dan kesimpulan serta saran.
Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses
dan hasil-hasil yang di peroleh dari suatu kegiatan penelitian.
Laporan Akhir
Laporan akhir biasanya di tuis sebagai salah persyaratan mencapai
pendidikan S-0/non gelar.Namun begitu,laporan akhir juga sering di
gunakan untuk mahasiswa S-1 yang melakukan kegiatan magang atau
Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau kegiatan lain yang mensyaratkan
penyusunan laporan akhir.Laporan akhir berisi penyampaian informasi
ilmiah yang bersifat faktual tentang sesuatu dari satu pihak ke pihak
lainya.Laporan akhir juga berisi informasi faktual-ilmiah dan teknologi
baru yang di temukan dalam penelitian.Laporan akhir tetap memakai
kaidah dalam penulisan ilmiah.
Skripsi (S-1)
Skripsi biasanya di buat oleh mereka yang akan lulus dari program sarjana
(S-1).Kalau membicarakan aspek kajian pustaka,skripsi hanya menuntut
menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang di lakukan dengan
penelitian lain dengan topik yang sama.Dalam tinjauan pustaka peneliti
berusaha untuk mengeksplorasi penelitian sejenis yang bisa di jadikan
acuan dalam penelitian.Acuan pustaka biasanya adalah sumber primer
(wawancara langsung,observasi,angket) dan sekunder ( dokumentasi dan
sumber pustaka lain yang di kutip)
Tesis (S-2)
yang biasanya di peruntukkan bagi mereka yang akan mencapai gelar
master jenjangnya lebih tinggi dari skripsi.Dalam tesis di tuntut untuk bisa
memberikan sumbangan dalam ilmu pengetahuan.Sumbangan di sini tidak
harus asli,maksudnya,sumbangan itu berasal dari penelahan baru atas
olahan atau penemuan lama.Sumbangan bisa berupa diskusi teori yang
perlu di kembangkan lebih lanjut dari tesis yang di hasilkan.
Aspek kajian pustaka dalam tesis juga berbeda dengan skripsi.Aspek
kajian pustaka tidak hanya mengemukakan keterkaitan saja,tetapi
menybutkan secara jelas persamaan dan perbedaan dengan penelitian lain
yang sejenis.Sementara itu jika kita membicarakan acuan pustakanya,tesis
mementingkan acuan sumber-sumber primer yakni dari hasil penelitian
langsung,penulisan dalam laporan penelitian,seminar hasil penelitian,dan
jurnal.
Disertasi ( S-3)
Disertasi berupaya untuk mengidentifikasikan posisi dan peranan
penelitian yang di lakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas.
Lebih luas di sini, artinya dalam di sertasi di tuntut untuk lebih banyak
mengemukakan pendapat pribadi setiap membahas hasil penelitian
lain.Orisinalitas gagasan dirinya begitu di harapkan. Kemampuan logika
untuk mengkaitkan banyak hal,menganalisis serta mengemukakan alasan
menjadi hal yang penting di lakukan.
Karya Imiah Di publikasikan
Karya ilmiah di duplikasikan,berupa informasi ilmiah yang di terbitkan
dan di sebar luaskan kepada masyarakat.Karya ilmiah sejenis ini biasanya
berasal dari penelitian,misalnya skripsi,tesis,dan disertasi.Di beberapa
lembaga atau perguruan tinggi ada beberapa jurnal yang di terbitkan dan
biasanya berasa dari ringkasan hasil penelitian.Ini menjadi target
perguruan tinggi,sebab tulisan ilmiah hasil penelitian mempunyai bobot
nilai tinggi dalam usaha mendapatkan akreditasi jurnal dari Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Meskipun begitu,sebenarnya
ada juga karya ilmiah di publikasikan yang idak berasal dari hasil
peneliian.
Karya Ilmiah Di dokumentasikan
Umumnya,beberapa hasil penelitian dosen dan mahasiswa di perguruan
tinggi di simpan dalam perpustakaan.Tulisan ini masuk dalam karya
ilmiah yang di dokumentasikan.Mengapa termasuk karya
itu?Sebab,tulisan tersebut sengaja tidak di sebarluaskan kepada
masyarakat,tetapi hanya untuk memenuhi kebutuhan akademik perguruan
tinggi.Bahkan saat sekarang,pendokumentasikan naskah tersebut sudah
memakai kepingan CD,meskipun wujud fisik naskahnya juga tetap ada.
d. Perbedaan Skripsi,Tesis,Dan Disertasi
Perbedaan antara skripsi,tesis,dan disertasidapat dilihat dari dua aspek yaitu : aspek
kuantitatif dan aspek kualitatif.dapat di katakan bahwa disertasi bobot akademisnya lebih berat
dari tesis,sedangkan tesis bobot akademisnya lebih berat dari pada skripsi.Oleh karena itu
perbedaan skripsi,tesis,dan disertasi biasanya tidak hanya di lihat dari aspek kuantutatif,tetapi
lebih banyak di lihat dari aspek kualitatif.
e. Ciri-Ciri Tulisan Ilmiah
Ada banyak ciri tulisan ilmiah yang di kemukakan para penulis.W.Paul Jones pernah
mengungkapkan beberapa ciri tulisan ilmiah antara lain :
Menyajikan fakta
Cermat dan jujur ( accurate and truthful )
Tidak memihak ( disinterested )
Sistematis
Tidak bersifat baru ( not emotive )
Mengesampingkan pendapat yang tidak berdasar (unsupported opinion )
Sungguh-sungguh
Tidak bercorak debat ( not argumentative )
Tidak bernada membujuk ( not directly persuasive )
Tidak berlebih-lebihan
f. Asas Menulis Karya Ilmiah
Kita perlu mengetahui asas menulis karya ilmiah yang jelas.Robert Gunning (Widyamartaya dan
Sudiati,1997) dalam bukunya Principles of Clear Writing,Clear News Writing,The Technique of
Clear Writing pernah membuat kriteria sebagai berikut :
1. Keep Sentences Short ( gunakan kalimat pendek )
2. Prefer The Simple to The Complex ( pilih sederhana dari pada rumit )
3. Prefer The Familiar Word ( pilih kata umum yang di kenal
4. Avoid Unnecessary Words ( hindari kata yang tidak perlu )
5. Put Action in Your Verbs ( beri tindakan dalam kata kerja anda )
6. Write Like You Talk ( menulislah seperti anda bercakap-cakap )
7. Use Terms Your Reader Can Picture ( pakailah istilah yang pembaca dapat
menggambarkanya)
8. Tie in With Your Readers Experience ( kaitkan dengan pengalaman pembaca )
9. Make Full Use of Variety ( manfaatkan epenuhnya keanekaragaman )
10. Write to Express not Impress (menulis untuk mengungkapkan,bukan untuk mengesankan)

g. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya
ilmiah.Norma ini berkaitan dengan pengutip dan perujukan,perizinan terhadap bahan yang di
gunakan,dan penyebutan sumber data.Adapun beberapa kode etik menurut Bahdin Nur Tanjung (
2005 : 7-9 ),yaitu
Penulis harus jujur menyebutkan pikiran yang di ambildari sumber lain.
Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri tindak kecurangan yang lazim di sebut
plagiat.
Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen,bagan,gambar,dan
tabel),penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut.
Nama sumber data atau informan,terutama dalam penelitian kualitatif,tidak boleh di
cantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau
informan.
h. Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Menulis sebuah artikel ilmiah,menurut Suparno ada lima langkah umum yang di
penuhi,antara lain :
1. Pengembangan Gagasan
Gagasan yang di kemukakan adalah berfikir ilmiah.Gagasan itu dapat berupa hasil
berfikir konseptual tentang topik tertentudalam suatu bidang ilmu.Gagasan itu juga dapat berupa
hasil penelitian.Hasil penelitian pada hakikatnya gagasan karena hasil penelitian itu produk
berpikir ilmiah.
2. Perencanaan Penulisan Naskah
Menurut Suparno,perencanaan penulisan naskah itu meliputi perencanaan
gagasan,perencanaan format dan teknik penulisan,dan perencanaan bahasa.Perancanaan ini tidak
memasuki aspek ejaan dan tanda baca karena aturan ejaan dan tanda baca itu sudah di formatkan
sebagai ketentuan yang tidak memungkinkan adanya kreativitas penulis dan preferensi.
3. Pengembangan Paragraf
Paragraf pada hakikatnya adalah satuan bentuk pengungkap satu gagasan dasar dan
satuan bentuk pengungkap yang berstruktur dalam karya tulis.Paragraf berisi satuan pikiran yang
tertuang dalam sejumlah kalimat untuk mengungkapkan satu gagasan dasar.Paragraf berisi
satuan gagasan dari gagasan yang lebih besar.Paragraf adalah satuan teks terkecil yang berisi
satu gagasan dasar dalam pembentukan gagasan yang lebih besar. Keberhasilan paragraf sangat
di tentukan oleh kerapian penempatan kalimat yang tepat dalam paragraf tersebut.Oleh karena
itu,perlu diidentifikasikan kalimat pokok suatu paragraf yang menentukan jiwa keseluruhan
paragraf.
4. Finalisasi
Finalisasi adalah salah satu proses yang lazim dalam finalisasirevisi naskah.Sebelum
revisi dilakukan,penulis melakukan pemeriksaan ulang terhadap draf artikel dari segi
isi,bahaa,ejaan,tanda baca,dan teknik penulisan.

Anda mungkin juga menyukai