Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Hakikat Keterampilan Menulis

a. Pengertian Keterampilan Menulis

Pada pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan berbahasa. Empat

keterampilan tersebut antara lain: keterampilan menyimak, keterampilan

membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis.

Berdasarkan asal katanya, keterampilan berasal dari kata terampil. Istilah

lainnya adalah cekatan, cakap mengerjakan sesuatu. Sehingga istilah lain dari

keterampilan dapat disebut kecekatan, kecakapan, atau kemampuan, untuk

melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Robbins (2000:494-495) yang mengatakan bahwa

keterampilan (skill) adalah kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan

secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (basic ability).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keterampilan yang dimiliki oleh

seseorang dapat membantu dalam melakukan suatu pekerjaan dengan mudah,

cepat, dan cermat.

Keterampilan bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, tetapi keterampilan

merupakan pengembangan dari hasil belajar dan pengalaman seperti yang

dikemukan oleh Dunnette (1976:33) keterampilan adalah kapasitas yang


dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan

dari hasil training dan pengalaman yang didapat.

Keterampilan sangat banyak dan beragam, dalam bahasa Indonesia salah satu

keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa adalah keterampilan untuk

menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan atau keterampilan menulis.

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis

berasal dari kata tulis. Tulis adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat

(digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis

adalah membuat huruf, angka, dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan

sebagainya melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat,

dan sebagainya dengan tulisan. Menurut Tarigan(2008:21) Menulis ialah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut dan mereka memahami bahasa dari gambaran

grafik itu.

Menulis merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menuangkan ide,

gagasan, perasaan, pengalaman, atau hasil bacaan melalui media tulisan. Seperti

yang dikemukakan oleh Djibran (2008:17) menulis adalah mengungkapkan

pikiran, perasaan, pengalaman, dan hasil bacaan dalam bentuk tulisan, bukan

dalam bentuk tutur. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat

dibutuhkan untuk mencatat, merekam, melaporkan, mempengaruhi dan

meyakinkan orang lain. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik oleh orang-

orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,


kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, dan pemakaian kata-kata yang

jelas dan baik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis

sangat penting untuk dimiliki.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai

di antara keterampilan-keterampilan yang lain. Seperti yang dikemukakan oleh

Wahyuni, dkk (2008:4) Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sering

dianggap paling sulit oleh sebagian besar orang. Kesulitan itu disebabkan tidak

hanya dalam menggenerasikan dan mengorganisasi ide-ide, tetapi juga dalam

menerjemahkan ide ke dalam teks yang dapat dibaca. Meskipun tergolong sulit,

keterampilan menulis dapat dikuasai dengan cara terus belajar dan berlatih. Hal

ini sejalan dengan pendapat Kusmana (2009:100) yang mengatakan bahwa

kemampuan menulis bukan merupakan kemampuan bahasa yang bersifat bawaan

melainkan kemampuan yang akan dimiliki seseorang melalui proses belajar dan

berlatih. Dalam proses belajar dan berlatih menulis, seseorang akan selalu

memunculkan pertanyaan “apa” dan “bagaimana”. Dari upaya mencari jawaban

itulah seseorang akan selalu dituntut kreatif mencari sesuatu, menemukan sesuatu

membuat sesuatu yang lebih baru dan lebih bermanfaat.

Menurut Agus Suriamiharja, dkk. (1996: 1) Pengertian keterampilan

menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang

dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai

kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

menulis merupakan kemampuan seseorang dalam menuangkan ide, gagasan,


perasaan, dan pengalaman dengan tujuan menyatakan maksud, mempengaruhi,

mengajak, meyakinkan atau melaporkan sesuatu kepada pembaca dalam bentuk

tulisan yang mudah dipahami.

b. Tujuan Menulis

Tujuan menulis menurut Hugohartig dalam Henry diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Assignment purpose (tujuan penulisan)

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri

(misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris ditugaskan

membuat laporan).

2) Altuistic purpose (tujuan altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan

kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,

menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca

lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan.

4) Information purpose (tujuan informasi)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau karangan atau penerangan

kepada para pembaca.

5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)


Tujuan yang memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang

kepada pembaca.

6) Creative pupose (tujuan kreatif)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pertanyaan diri. Tetapi

“keinginan kreatif” disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan

keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang

bertujuan mencapai nilai-nilai kesenian.

7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahakan masalah yang

dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan

meneliti secara cermat pikirannya dan gagasannya sendiri agar dapat diterima dan

dimengerti oeh para pembaca.

c. Ciri-Ciri Tulisan yang Baik

Rosidi (2009:10-11) mengatakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri

khas tersendiri seperti:

1) kesesuaian judul dengan isi tulisan

2) ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca

3) ketepatan dalam struktur kalimat

4) kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dalam setiap paragraf.

Enre (1988:8) mengatakan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik ada enam hal,

yaitu: (1) tulisan tersebut harus selalu bermakna; (2) tulisan yang baik adalah

tulisan yang jelas; (3) tulisan yang baik selalu ekonomis; (4) tulisan yang baik
selalu padu dan utuh; (5) tulisan yang baik adalah tulisan yang selalu mengikuti

kaidah gramatikal; dan (6) tulisan yang baik selalu ada penyelesaian akhir.

Tulisan yang baik merupakan tulisan yang mampu menyatakan sesuatu

yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang

dikatakan dalam tulisan. Kebermaknaan tulisan didukung oleh kejelasan tulisan

tersebut. Tulisan dapat disebut sebagai tulisan yang jelas jika pembaca dapat

membaca dengan kecepatan yang tetap dan menangkap makna yang ada dalam

tulisan tersebut.

Selain bermakna dan jelas, tulisan yang baik memiliki kepaduan dan utuh.

Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat mengikutinya dengan

mudah. Hal tersebut karena terdapat pengorganisasian tulisan dengan jelas sesuai

perencanaan dan bagian-bagiannya dihubungkan dengan yang lain. Tulisan yang

baik juga tidak menggunakan kata yang berlebihan (ekonomis) sehingga waktu

pembaca yang digunakan untuk membaca tidak terbuang sia-sia.Selain itu, tulisan

harus padat dan lurus ke depan. Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah

gramatikal, menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh

kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan orang

lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal atau informal.

Jadi, tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas dan bermakna, memiliki

Kohesi dan koherensi yang baik, efektif dan efisien, objektif, dan selalu mengikuti

kaidah gramatikal. Hal tersebut akan membuat pembaca mengerti maksud yang

disampaikan oleh penulis.


2. Hakikat Teks Eksplanasi

a. Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan hubungan atau proses

terjadinya sesuatu..

Beberapa para ahli mengemukan pengertian eksplanasi sebagai berikut.

Kemendikbud (2008), menyatakan bahwa eksplanasi berarti penjelasan atau

paparan. Namun, dalam kaitannya dengan genre teks, eksplanasi merupakan teks

yang menjelaskan sesuatu proses atau peristiwa tentang asal-usul, proses, atau

perkembangan suatu fenomena, berupa peristiwa alam, sosial atau budaya.

Pardiyono (2007:155) mengatakan bahwa, teks eksplanasi adalah teks yang

menjelaskan terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial.

Restuti (2013:85) menagatakan bahwa, pengertian teks eksplanasi adalah teks

yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau peristiwa alam

maupun sosial.

Knapp, Watkins (2005:126) mengatakan bahwa, teks eksplanasi memiliki dua

orientasi utama untuk menjelaskan mengapa dan untuk menjelaskan bagaimana,

sering keduanya akan muncul dalam sebuah teks eksplanasi kompleks.

Dari beberapa pengertian teks eksplanasi yang sudah dipaparkan, dapat

disimpulkan bahwa teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses

mengapa dan bagaimana kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan,

budaya, dan lainya dapat terjadi.


b. Struktur Teks Eksplanasi

Teks Eksplanasi berisi fenomena dan penjelasan proses peristiwa secara

sistematis maka struktur teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.

1) Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu

yang akan diterangkan.

2) Menggambarkan rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci

proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai

pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.

a. Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian

yang tersusun secara kronologis atau gradual. Dalam hal ini fase-fase

kejadiannya disususn berdasarkan urutan waktu.

b. Rincian yang berpola atas pertanyaan “ mengapa” akan melahirkan uraian

yang tersusun secra kaulitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun

berdasarkan sebab akibat.

c. Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas

kejadian yang dipaparkan sebelumnya.

Pardiyono (2007:156), menyatakan bahwa secara garis besar struktur teks

eksplanasi adalah sebagai berikut.

1) Pernyataan umum/ pengantar

Pernyataan umum memuat petunjuk awal tentang suatu peristiwa yang

hendak dijelaskan. Pernyataan umum berfungsi sebagai pengantar pada

penjelasan-penjelasan berikutnya.
2) Rincian penjelas

Memaparkan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau fenomena yang

terjadi. Penjelasan ini berupa tahapan, sehingga pembaca mendapatkan gambaran

tentang bagaimana proses tejadinya suatu peristiwa.

3) Simpulan

Simpulan yaitu berupa pengulangan informasi penting atau kata penutup

yang menandai bahwa pennjelasan telah berakhir. Tetapi tidak semua teks

eksplanasi memuat suatu simpulan.

Mahsun (2003:189), menyatakan “Teks eksplanasi disusun dengan

struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan pernyataan umum

(pembuka-an), deretan penjelas (isi), dan interpretasi atau penutup”.

1) Pernyataan umum (pembuka)

Berisi tentang penjelasan umum mengenai fenomena yang akan dibahas,

dapat berupa pengenalan fenomena tersebut atau penjelasannya. Penjelasan dalam

teks eksplanasi berupa gambaran secra umum tentang apa, siapa, mengapa, kapan,

dimana, dan bagaimana proses peristiwa tersebut dapat terjadi.

2) Deretan penjelas (isi)

Berisi tentang penjelasan yang mendeskripsikan dan merincikan penyebab,

dan akibat dari peristiwa tersebut.

3) Interpretasi (opsional)

Berisikan penutup yang bersifat pilihan, bukan sebuah keharusan, yaitu teks

yang merupakan intisari atau kesimpulan dari pernyataan umum dan deretan

penjelas yang dapat ada ataupun tidak.


c. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Fitur kebahasaan yang menandai teks eksplanasi tidak jauh berbeda dengan

fitur ataupun kaidah kebahasaan yang lazim ditemukan dalam teks prosedur,

terutama dalam hal penggunaan kata keterangan waktu dan konjungsinya. Teks

eksplanasi biasanya menggunakan kata penunjuk keterangan waktu dan dengan

keterangan bermakna cara.

1) Penuntuk keterangan waktu, misalnya beberapa saat, setelah, segera setelah,

pada tanggal, sebelumnya. Disamping itu, kata penunjuk keterangan yang

mungkin digunakan adalah selagi, ketika, ketika itu, pada masa lalu,

bertahun-tahun, selama, dalam masa sekarang.

2) Penunjuk keterangan cara misalnya, sangat ketat, dengan tertib dan tenang,

penuh haru, melalui surat kabar, sedikit demi sedikit, sebaik-baiknya, dengan

jalan yang benar.

Teks eksplanasi dapat pula ditandai oleh penggunaan konjungsi atau kata

penghubung yang bermakna kronologis, seperti kemuudian, lalu, setelah itu, pada

akhirnya. Apabila teks itu disusun secara kausalitas, konjungsi yang digunakan

antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu. Adapun berkenaan dengan kata ganti

yang digunakannya, teks eksplanasi langsung merujuk pada jenis fenomena yang

dijelaskannya, teks eksplanasi langsung merujuk pada jenis fenomena yang

dijelaskannya, yang bukan berupa persona. Kata ganti yang digunakan untuk

fenomenanya itu berupa kata unjuk itu, ini, ter-sebut dan bukan kata ganti orang,

seperti ia, dia, mereka.


3. Hakikat Media Gambar Berseri

Tidak semua yang disampaikan guru dalam pembelajaran akan dengan

mudah tersampaikan kepada siswa. Oleh karenanya diperlukan perantara agar apa

yang ingin disampaikan guru dapat sampai kepada siswa dengan efektif dan

efisien.

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2009: 3).

Menurut Sadiman (2011: 7), media adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Gambar Berseri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Porwadarminta,

1984: 292), gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan

sebagainya) yang dibuat dengan cat, tinta, coret, potret, tinta, dan sebagainya.

Sedangkan seri adalah rangkaian cerita atau peristiwa yang berturut-turut, rentetan

atau dengan kata lain gambar cerita yang berturut-turut. Dalam klasifikasinya,

media pembelajaran gambar berseri termasuk ke dalam bentuk visual berupa

gambar representasi seperti gambar, lukisan, atau foto yang menunjukkan

bagaimana tampak suatu benda. Menurut Sudirman (dalam Djuanda, 2006: 104),

ciri-ciri gambar yang baik adalah 1) dapat menyampaikan pesan dan ide tertentu;

2) menarik perhatian, sederhana namun memberi kesan yang kuat; 3) berani dan
dinamis, gambar hendaknya menunjukkan gerak dan perbuatan; serta 4) bentuk

gambar bagus, menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Gambar berseri adalah gambar dengan rangkaian kegiatan atau cerita yang

disajikan secara berurutan. Siswa berlatih mendeskripsikan setiap gambar, hasil

deskripsi dari setiap gambar apabila dirangkai akan menjadi suatu karangan yang

utuh (Arsyad, 2009: 119). Senada dengan Arsyad, Tizen (2008) menjelaskan

bahwa gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan

suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara

gambar yang satu dengan gambar lainnya.

Menurut Sudjana dan Riva’i (2009: 56), media gambar dibagi menjadi dua

yaitu: 1) media gambar tunggal yaitu kesatuan informasi yang dituangkan dalam

satu lembar; 2) media gambar berseri yaitu kesatuan informasi yang dituangkan

dalam beberapa tahapan dibuat dalam satu tahapan pada satu lembar sehingga

kesatuan informasi memerlukan beberapa gambar. Kelebihan dari media gambar

berseri adalah (1) umumnya murah harganya, media gambar menggunakan kertas

sebagai bahan baku sehingga harga relatif murah. (2) Mudah didapat, untuk

mendapatkannya guru bisa menggandakannya. (3) Mudah digunakan, penggunaan

media ini dapat dilihat dari segala arah sehingga siswa tidak kesulitan untuk

mengamati media.

Manfaat dari penggunaan media gambar berseri (Angkowo dan Kosasih,

2007: 29), antara lain: 1) membantu siswa dalam mengingat nama benda atau

orang yang mereka lihat; 2) membantu mempercepat siswa dalam memahami

materi, 3) membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dari materi yang


dipelajari. Guru dapat mengembangkan keinginan dalam belajar bahasa siswa

melalui gambar berseri, memudahkan mereka dalam belajar bahasa, memberikan

kebermaknaan belajar dengan media auntetik dalam kehidupan sehari-hari, dan

dapat memberikan keberagaman dalam belajar bahasa dan unsur-unsur bahasa.

Tarigan (2008: 55) menjelaskan bahwa manfaat yang dapat diambil oleh

siswa dari pengembangan paragraf dengan cara menganalisis gambar yaitu:

1) mengembangkan keterampilan melihat hubungan sebab akibat atau pesan yang

tersirat dalam gambar, 2) mengembangkan daya imajinasi siswa, 3) melatih

kecermatan dan ketelitian siswa dalam memperhatikan sesuatu,

4) mengembangkan daya interpretasi bentuk visual kedalam bentuk kata-kata atau

kalimat.

Jadi, yang dimaksud dengan gambar berseri adalah kumpulan gambar yang

berbeda antara satu dengan yang lain namun saling berurutan dan berkaitan satu

sama lain. Dengan adanya gambar yang saling berurutan dan membentuk suatu

alur tertentu maka siswa akan lebih mudah untuk menulis teks eksplanasi.

B. Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis teks eksplanasi siswa kelas VIII SMPN. 1 Ambon

masih tergolong rendah. Hal ini, tercermin pada hasil tugas penulisan teks

eksplanasi siswa yang belum mencapai rata-rata nilai yang telah ditentukan,

siswa belum mampu mengungkapkan gagasannya melalui teks eksplanasi dengan

memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan. Selain itu, pembelajaran yang

dilakukan oleh guru sangat menoton dan kurang menarik sehingga siswa kesulitan
dalam mengekspresikan ide, mengorganisasikan kerangka, dan menyusunnya

ke dalam teks eksplanasi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan usaha untuk meningkatkan

hasil belajar, salah satunya dengan menggunakan media-media pembelajaran yang

menarik. Media pembelajaran diperlukan sebagai perantara agar apa yang ingin

disampaikan guru dapat sampai kepada siswa dengan efektif dan efisien, karena

tidak semua yang disampaikan guru dalam pembelajaran akan dengan mudah

tersampaikan kepada siswa.

Dengan media pembelajaran yang menarik, diharapkan dapat meningkatkan

motivasi, keaktifan, dan antusias siswa dalam belajar sehingga memudahkan

dalam menangkap pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba

menerapkan suatu media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia

di kelas VIII SMPN. 1 Ambon, yakni media gambar berseri.

Media gambar berseri adalah kumpulan gambar yang berbeda antara satu

dengan yang lain namun saling berurutan dan berkaitan satu sama lain. Dengan

adanya gambar yang saling berurutan dan membentuk suatu alur tertentu maka

siswa akan lebih mudah untuk menulis teks eksplanasi.

Penggunaan media gambar berseri diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan menulis teks eksplanasi pada siswa kelas VIII SMPN. 1 Ambon

sehingga dapat mencapai nilai rata-rata yang ditentukan.

Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas untuk memperjelas arah dan

maksud dari penelitian, maka dapat disusun kerangka berpikir.

Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:


Pembelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi

Kondisi sebelum Kondisi setelah


menggunakan Media Tindakan menggunakan Media
Gambar Berseri Gambar Berseri

Menggunakan Media
Keterampilan siswa Keterampilan siswa
Gambar Berseri
menulis teks menulis teks
eksplanasi rendah eksplanasi meningkat

Siklus I Siklus II

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka yang menjadi hipotesis

dalam penelitian ini adalah: Penggunaan media pembelajaran gambar berseri

dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksplanasi siswa kelas VIII

di SMPN. 1 Ambon.

Anda mungkin juga menyukai