Anda di halaman 1dari 5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Pada bagian ini dikemukakan teori yang terkait dengan permasalahan penelitian.
Teori yang dimaksud, yaitu (1) keterampilan menulis karangan eksposisi, (2) model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dan (3) menulis eksposisi dengan menggunakan
model pembelajaran CIRC.
1. Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi
a. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Menulis merupakan salah satu cara komunikasi tidak langsung yang tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia. Kegiatan berbahasa yang dilakukan manusia
salah satunya dilakukan melalui bahasa tulis. Bahasa tulis membutuhkan
keterampilan untuk menuliskan pesan ide atau gagasan yang hendak disampaikan
kepada orang lain, agar diterima dan dipahami dengan baik oleh pembacanya.
Tarigan (2005:3-4) berpendapat bahwa keterampilan menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis,
penulis haruslah terampil memanfaatkan pengetahuan tentang grafologi, struktur
bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis,
melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dalman
(2012:1) mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya. Dalam komunikasi tulis, terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu (1)
penulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau isi tulisan, (3) saluran atau media
berupa tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan. Selanjutnya Nursisto
(1999:5) menjelaskan bahwa menulis merupakan berkomunikasi melalui bahasa yang
tingkatannya paling tinggi. Hal ini disebabkan kemampuan menulis membutuhkan
penguasaan materi-materi pendukung sebagai modal dasar, seperti penguasaan
kosakata, diksi, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf, pemahaman secara
aplikatif tentang ejaan dan tanda baca, logika, serta struktur berpikir yang runtut.
Keraf (2004:42) mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu
kegiatan mengolah bentuk sintaksis sebagai pengetahuan dasar kebahasaan ditambah
dengan beberapa kemampuan bernalar yang baik tentang objek tulisannya. Oleh
karena itu keterampilan menulis harus melibatkan berbagai keterampilan, seperti: (1)
keterampilan mengekspresikan ide atau gagasan, (2) keterampilan mengorganisasikan
ide atau gagasan, (3) keterampilan menerapkan
grammatikal dan pola-pola sintaksis, (4) keterampilan memilih struktur dan kosakata,
dan keterampilan mekanik, yakni menggunakan kompensi grafik bahasa. Hartini
(2012:2) memaparkan bahwa menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang
terpadu, yang ditunjukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-
kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis tersebut,
yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan,
meliputi kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik dan sebagainya, (2)
penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis, dan (3) penguasaan
tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan
menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan,
seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya. Semi (2009:5)
berpendapat bahwa seorang penulis harus memiliki tiga keterampilan dasar dalam
menulis, agar iadapat menghasilkan tulisan yang baik. Tiga keterampilan itu, adalah
pertama keterampilan berbahasa. Keterampilan
berbahasa mencakup keterampilan menggunakan ejaan, tanda baca, pembentukan
kata dan penggunaan kalimat efektif. Kedua,keterampilan penyajian, keterampilan
penyajian merupakan keterampilan penyajian ide secara sistematis.Ketiga,
keterampilan perwajahan, berkaitan dengan tipografi dan pemanfaatan sarana tulis
secara efektif dan efisien. Keterampilan menulis sangat membantu siswa dalam
mengkomunikasikan ide-ide atau gagasan yang mereka miliki. Oleh sebab itu
diperlukan latihan yang yang cukup agar siswa mampu dalam menulis. Kemampuan
yang harus dimiliki seseorang dalam menulis menurut Syafi’ie (1998:45-47), adalah:
(1) kemampuan menemukan masalah yang akan ditulis, (2) kepekaan terhadap
kondisi bacaan, (3)
menyusun perencanaan penulisan, (4) kemampuan menggunakan bahasa Indonesia,
(5) kemampuan memulai menulis, dan (6) kemampuan memeriksa naskah sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah
keterampilan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan, dengan
memperhatikan berbagai aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Aspek-aspek
kebahasaan tersebut, seperti pe
nguasaan kosakata, diksi, penyusunan kalimat efektif, ejaan dan tanda baca.
Sedangkan apek nonkebahasaan, seperti keterampilan penyajian dan perwajahan.
b. Menulis Karangan Eksposisi
1) Pengertian Karangan Eksposisi
Eksposisi merupakan salah satu bentuk wacana dalam bahasa Indonesia.
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang
berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang
dapat memperluas pengetahuan dan pa
ndangan pembaca. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara
analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan.
Eksposisi diambil dari bahasa Inggris exposition, sebenarnya berasal dari kata bahasa
Latin yangberarti ‘membuka atau memulai’. Karanganeksposisi merupakan wacana
yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan , atau menerangkan
sesuatu. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah
pemberitahuan atau informasi, dan biasanya dapat kita temui di dalam media massa
(Finoza, 2010:246). Keraf (1982:3) menjelaskan bahwa eksposisi atau pemaparan
adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha menerangkan dan
menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau
pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Selanjutnya, Atmazaki
(2009:104)
berpendapat bahwa eksposisi berarti menjelaskan sesuatu, membuka sesuatu, atau
memberitahukan sesuatu sehingga pembaca atau pendengar mengerti dan memahami
sesuatu itu.
Sejalan dengan pendapat di atas, Semi (2009:48-51) berpendapat bahwa eksposisi
adalah tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan atau memberikan informasi tentang
sesuatu. Sebuah eksposisi yang baik, agar dapat memberikan tambahan pengertian
dan pengetahuan bagi pembaca, karangan tersebut harus memiliki syarat akurat, jelas
dan singkat. Eksposisi pada pokoknya menjawab pertanyaan orang lain tentang
sesuatu. Pertanyaan tersebut mencakup, bagaimana hal itu berlangsung, mengapa hal
itu baik, dari mana asalnya, bagaimana mestinya, dan sebagainya. Nursisto (1999:41)
mengemukakan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang menerangkan atau
menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas wawasan pengetahuan pembaca.
Melalui eksposisi, penulis berusaha menjelaskan suatu ide atau gagasan, menganalisis
sesuatu, membatasi pengertian sebuah istilah, memberikan perintah, dan
sebagainya.Selanjutnya, Zainurrahman (2011:74) menyatakan bahwa tulisan
eksposisi atau ekspositori adalah tulisan yang digunakan oleh penulis untuk
memberikan informasi penting kepada pembaca mengenai fakta-fakta penting seperti
konsep, objek, teori, dan sebagainya. Dua kata kunci dalam penulisan eksposisi
adalah kata mengapa dan bagaimana. Arifin dan Tasai (2009:131) menjelaskan
bahwa eksposisi atau ekspositori juga bisa disebut paparan yaitu suatu paragraf yang
menampilkan suatu objek yang peninjauannya tertuju pada satu unsur saja dengan
cara penyampaian yang menggunakan perkembangan analisis kronologis atau
keruangan. Sementara itu, Marahimin (1993:208-209) berpendapat bahwa eksposisi
adalah mengungkapkan buah pikiran atau ide, perasaan atau pendapat penulisnya,
untuk diketahui orang lain. Oleh karena itu, harus ada sesuatu hal atau buah pikiran
yang akan diungkapkan. Sesuatu yang diungkapkan dalam karangan eksposisi disebut
dengan tesis(sama dengan ‘tema’ dalam karangan narasi). Seluruh wacana eksposisi
harus sejalan dan mendukung tesis. Dengan demikian, sebuah eksposisi terdiri dari
sebuah tesis, diikuti uraian yang membuktikan bahwa tesis itu benar. Manulang
(2012:7) menyimpulkan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang bersifat
memberitahukan atau menjelaskan suatu peristiwa agar orang lain mengetahuinya.
Karangan eksposisi dapat berisi konsep-konsep dan logika yang harus diikuti oleh
penerima pesan. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan
eksposisi adalah karangan yang berusaha memaparkan, menerangkan, dan
menginformasikan sesuatu hal atau topik yang berfungsi untuk memperluas
pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca. Karangan eksposisi dapat
menguraikan tentang fakta-fakta, seperti objek, konsep teori, peristiwa, dan
sebagainya. Untuk memperjelas uraian tersebut, dapat dilengkapi dengan gambar,
data, dan statistik.
Ciri-ciri Karangan Eksposisi
Sebuah tulisan memiliki ciri-ciri atau katrakteristik yang dapat
membedakannya dengan tulisan atau karangan lainnya. Eksposisi sebagai karangan
yang berusaha memaparkan tentang suatu pokok pikiran atau informasi, memiliki
ciri-ciri khusus, sehingga dapat dibedakan dari jenis karangan lain. Semi (2009:51)
mengemukakan ciri penanda karangan eksposisi, yaitu: (1) berupa tulisan yang
bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan
kepada pembaca, (2) sifatnya menjawab pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa,
kapan, dan bagaimana, atau sebagian unsur tersebut, (3) disampaikan dengan gaya
yang lugas dan dengan menggunakan (umumnya) bahasa baku, (4) disajikan dengan
nada netral, tidak memihak, dan memaksakan pandangan atau sikap penulis terhadap
pembaca. Nursisto (1999:42) menguraikan ciri-ciri karangan eksposisi, yaitu (1)
berisi penjelasan atau informasi, (2) menggunakan contoh, fakta, gambar, peta, dan
angka-angka, dan (3) akhir karangan berupa penegasan. Selanjutnya, Keraf (1982:4-
5) mengemukakan beberapa ciri-ciri karangan eksposisi yang membedakannya
dengan karangan lain, diantaranya: (1) eksposisi hanya berusaha untuk menjelaskan
atau menerangkan suatu pokok persoalan, (2) keputusan tentang apa yang telah
diuraikan diserahkan kepada pembaca, (3) mempergunakan gaya cerita yang bersifat
informatif, (4) bahasa yang dipergunakan penulis eksposisi adalah bahasa berita,
tanpa rasa subtektif dan emosional, dan (5) fakta yang digunakan dalam eksposisi
hanya sebagai alat konkritisasi, yaitu membuat rumusan atau kaidah yang
dikemukakan itu lebih konkrit.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karangan eksposisi
memiliki ciri-ciri, diantaranya yaitu (1) bertujuan memberikan informasi, pengertian,
dan pengetahuan kepada pembaca, (2) sifatnya menjawab pertanyaan tentang apa,
siapa, mengapa, kapan, dan bagaimana, atau sebagian

Anda mungkin juga menyukai