PENDAHULUAN
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sulit dan
membutuhkan latihan serta praktek yang harus diperhatikan juga ditingkatkan. Hal ini terlihat
pada ketidakmampuan siswa merangkai kalimat untuk membentuk satu kesatuan paragraf.
Keterampilan menulis memerlukan suatu pembelajaran yang diarahkan pada praktek, di
samping teori. Oleh karena itu, berbicara tentang menulis perlu memahami jenis tulisan yang
dikembangkan. Pengembangan tulisan yang dimaksud adalah: (a) eksposisi, (b) argumentasi,
(c) narasi, (d) persuasi, dan (e) deskripsi.
Salah satu jenis pengembangan tulisan di tingkat SMA yaitu tulisan argumentasi. Hal
ini sesuai dengan isi Kurikulum Merdeka mata pelajaran bahasa Indonesia pada tingkat
SMA/MA siswa kelas XI. Isi ATP pada fase F tersebut yaitu " berlatih membuat teks
argumentasi misalnya melalui surat pembaca pada media massa atau unggahan yang ada di
media sosial sesuai dengan permasalahan terkini ". Dalam penelitian ini dipilih menulis
karangan argumentasi bukan penulisan paragraf, karena melatih siswa untuk lebih rajin
menulis berbagai jenis karangan.
Berdasarkan pengamatan selama melakukan praktek lapangan dan wawancara dengan
guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Muhammadiyah Padangpanjang dapat diketahui
bahwa, kemampuan menulis siswa masih rendah dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70, sedangkan rata-rata kemampuan menulis siswa hanya
60. Dari permasalahan tersebut tebukti bahwa kemampuan menulis siswa masih rendah. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Padangpanjang
ini.
Sesuai dengan ATP di atas, menulis paragraf ini terdapat pada kelas XI. Dalam
penelitian ini dipilih kelas XI SMA Muhammadiyah Padangpanjang. Namun dalam menulis
masih ada beberapa faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa karena kurangnya
latihan menulis argumentasi yang meliputi: 1) belum bertujuan meyakinkan orang lain atau
pembaca, 2) kurang berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan, 3) belum mampu mengubah atau mempengaruhi pendapat pembaca, dan 4) fakta
yang ditampilkan belum merupakan bahan pembuktian karena siswa beranggapan
argumentasi sebuah tulisan yang sulit ditulis dan dipahami. Selain itu, keterbatasan media
yang dimiliki sekolah sehingga siswa tidak termotivasi untuk menulis dan cara guru ketika
menyajikan materi yang masih monoton sehingga pelajaran bahasa Indonesia dianggap tidak
memiliki tantangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian pada menulis argumentasi ini
untuk mengetahui kemampuan siswa tersebut. Untuk itu, penelitian ini diberi judul penelitian
dengan " Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa Kelas XI SMA Muhammdiyah
Padangpanjang".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis argumentasi yang meliputi (1) belum
bertujuan meyakinkan orang lain atau pembaca, (2) kurang berusaha membuktikan kebenaran
suatu pernyataan atau pokok persoalan, (3) belum mampu mengubah atau mempengaruhi
pendapat pembaca, dan (4) fakta yang ditampilkan belum merupakan bahan pembuktian.
2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut "Bagaimanakah kemampuan menulis argumentasi yang meliputi, (1)
bertujuan meyakinkan pembaca atau orang lain, (2) berusaha membuktikan kebenaran suatu
pernyataan atau pokok persoalan, (3) mengubah atau mempengaruhi pendapat pembaca, dan
(4) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah Padangpanjang?
E. Tujuan Penelitian
1. Siswa, untuk memotivasi serta meningkatkan keterampilan menulis terutama pada tulisan
argumentasi
2. Guru bidang studi bahasa Indonesia sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan mempermudah melaksanakan proses belajar mengajar khususnya menulis
3. Lingkungan sekolah, sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam memberikan pelayanan
yang baik kepada siswa
4. Pembaca, sebagai motivasi untuk lebih giat dan meningkat keterampilan menulis
6. Penulis, dapat dijadikan sebagai bahan kajian akademik dan penerapan di lapangan.
BAB II
KERANGKA TEORETIS
Dalam suatu penelitian ilmiah, teori harus berkaitan dengan masalah yang disajikan.
Teori yang disajikan mampu menyelesaikan atau menjawab rumusan masaah sehingga
tercapai tujuan penelitian. Teori merupakan konsep, landasan dan dasar yang disusun secara
terstruktur. Bab ini akan menguraikan tentang, kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka
konseptual.
A. Kajian Teori
Kajian teori yang diuraikan dalam bab ini berfungsi sebagai dasar utama untuk
melakukan penelitian. Teori-teori yang digunakan dipilih secara selektif sesuai dengan
masalah penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan tulisan, pengertian argumentasi dan
ciri-ciri argumentasi
a. Pengertian tulisan
Kosong
medianya". Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan ini
merupakan sebuah lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan upaya memindahkan bahasa ke
dalam wujud tulisan dengan menggunakan lambang-lambang tulis. Lambang-lambang bahasa
tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga pembaca dapat mengetahui dan mudah memahami
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tulisan itu harus mampu mewakili pikiran
pengarang secara tepat. Kegiatan menulis harus melalui latihan-latihan dan praktek yang
banyak secara teratur.
b. Jenis-Jenis Tulisan
Menurut Atmazaki (2009:87) bahwa "Jenis tulisan ada lima yaitu deskripsi, narasi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasif. Deskripsi adalah tulisan yang melukiskan suatu objek.
Narasi adalah tulisan berbentuk cerita dengan urutan serangkaian kejadian atau peristiwa.
Eksposisi berarti menjelaskan, memberitahukan, atau memaparkan sesuatu, sehingga
pembaca atau pendengar memahami dan mengerti apa yang disampaikan. Argumentasi
merupakan tulisan yang meyakinkan pembaca atau pendengar tentang gagasan atau
pernyataan yang dikemukakan. Persuasif merupakan tulisan yang berusaha membujuk atau
mengajak agar idenya diikuti orang lain melalui kata-kata dan kalimat yang meyakinkan.
Semi (2003:29) menjelaskan bahwa jenis-jenis tulisan tersebut beraneka ragam antara
lain: Secara umum tulisan terdapat empat jenis, yaitu (a) narasi adalah tulisan yang
didasarkan atas urutan serangkaian peristiwa atau kejadian, (b) eksposisi adalah tulisan yang
memberikan pemaparan suatu masalah, (c) deskripsi adalah tulisan yang berupa
menggambarkan tentang objek agar seolah-olah objek tersebut terlihat atau terasa, dan (d)
argumentasi adalah tulisan yang berisi pendapat (opini) atau pernyataan yang kita
kemukakan.
2. Argumentasi
Pada bagian ini akan dibahas tentang argumentasi yang di antaranya adalah: (a)
pengertian argumentasi, dan (b) ciri-ciri argumentasi.
a. Pengertian Argumentasi
b. Ciri-Ciri Argumentasi
Pendapat para ahli di atas telah menguraikan tentang ciri-ciri argumentasi yang
beragam. Dalam penelitian ini digunakan ciri argumentasi yang dikemukakan oleh Semi
karena penjelasannya lebih lengkap dan mudah untuk dipahami. Untuk lebih jelasnya, berikut
diuraikan satu per satu.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat simpulkan bahwa untuk dapat meyakinkan orang lain
tidaklah mudah. Supaya orang lain percaya dengan apa yang kita jelaskan seharusnya dapat
membuktikan fakta yang mendukung pernyataan tersebut. Sehingga pembaca tidak merasa
dibohongi atau penjelasan tersebut tidak hanya direka- reka penulis saja. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut:
Stroke merupakan penyakit yang mematikan. Penyakit stroke adalah gangguan pada
fungsi otak. Penyebabnya adalah terjadinya perubahan gaya hidup termasuk makan
makanan siap saji, tinggi lemak, rendah serat, serta kurang gerak. Gejala stroke bermacam-
macam seperti gangguan penglihatan, gangguan berbicara, kelumpuhan, hilang ingatan,
penurunan kesadaran, pikun, ketidakseimbangan emosi, dll. Kasus stroke cenderung terjadi
pada usia antara 30-40 tahun ke atas. Angka kejadian stroke terjadi seiring usia. Stroke lebih
banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita (Finoza, 2008:255).
Pada contoh di atas terdapat lebih dari tiga tujuan meyakinkan pembaca yaitu (1)
akibat, (2) penyebab, (3) gejala, dan (4) kecendrungan atau yang paling beresiko, yaitu;
Pertama, bahaya yang ditimbulkan dari penyakit stroke dapat menyebabkan kematian,
merupakan kalimat yang menyatakan pernyataan tentang akibat dari stroke. Kalimat kedua,
terjadinya perubahan gaya hidup termasuk makan makanan siap saji, tinggi lemak, rendah
serat, serta kurang gerak merupakan kalimat yang meyakinkan pembaca yaitu penyebab
timbulnya penyakit stroke. Ketiga, timbulnya berbagai gangguan seperti gangguan
penglihatan, gangguan berbicara, kelumpuhan, hilang ingatan, penurunan kesadaran, pikun,
ketidakseimbangan emosi, dll, pernyataan tersebut merupakan gejala yang diakibatkan dari
penyakit stroke, dan keempat, penyakit stroke dapat terjadi pada usia antara 30-40 tahun ke
atas dan seiring usia, pengarang mengemukakan kecenderungan atau yang paling beresiko
menderita penyakit stroke adalah kalau sudah berumur 30 tahun ke atas. Karena itu, berhati-
hati dan selalu menjaga asupan makanan sekaligus kestabilan emosi sebab stroke dapat
terjadi pada siapa saja.
Menurut Semi (2003:48), "pembaca diharapkan percaya apa yang ditulis penulis yang
telah disertai dengan bahan bukti sebagai bahan penunjang keterangan tersebut". Tidak
semua tulisan dapat dibuktikan kebenarannya tanpa menyertakan fakta dan bukti untuk
memperkuat penjelasan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tulisan yang baik seharusnya
mengandung pernyataan yang kebenarannya berdasarkan fakta sebagai bahan penunjang
sehingga pokok persoalan tersebut dapat dibuktikan. Dengan demikian akan membuat
pembaca yakin akan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Di kota-kota besar, setiap orang mencari kemudahan dala m hidup termasuk kebiasaan
membuang sampah. Baik itu dengan cara membuang sampah di sungai, selokan, tebing yang
jurang, sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan. Tumpukan yang mengunung akan
menimbulkan aroma tidak sedap. Sehingga penyakit dan musibah banjir datang melanda.
Hal ini menjelaskan kebiasaan manusia yang suka membuang sampah di sembarang tempat.
Tanpa memperhatikan dampak yang akan terjadi pada lingkungannya (Finoza, 2008:213).
Tulisan argumentasi di atas terdapat lebih dari tiga yang berusaha membuktikan kebenaran
suatu pernyataan atau pokok persoalan yang dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari yaitu:
Pertama, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup merupakan pernyataan akan suatu
kebenaran yang selalu akan dicari terutama manusia. Kedua, kebiasaan membuang sampah
merupakan bukti nyata dalam kehidupan sehari-hari yang masih dapat dilihat pada saat ini.
Hal tersebut disebabkan kurangnya kesadaran manusia untuk menjaga kebersihan, baik itu
dengan cara membuang sampah di sungai, selokan, tebing dan jurang, sehingga
mengakibatkan terjadinya penumpukan. Ketiga, kebiasaan manusia menimbulkan tumpukan
yang menggunung dikarenakan telah menjadi suatu kebiasaan sehingga akan menimbulkan
aroma tidak sedap pada tumpukan sampah tersebut. Dan keempat, berbagai penyakit dan
musibah banjir datang melanda, dikarenakan kepedulian seseorang untuk menjaga
lingkungan dan kesehatan tidak ada. Mereka yang suka membuang sampah tidak pada
tempatnya, dapat merugikan orang yang berada di sekitarnya.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang amat penting dalam kehidupan manusia.
Melalui bahasa manusia dapat menyampaikan dan menerima bermacam-macam pikiran dan
perasaan. Dengan bahasa pula manusia dapat mewariskan pengalaman dan
pengetahuannya. Seandainya manusia tidak dapat berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini.
Untuk itu gunakanlah bahasa dengan sebaik mungkin sebagai satu-satunya alat komunikasi
manusia (Abdurahman dan Elya Ratna, 2003:155).
Pada contoh di atas terdapat lebih dari tiga kalimat yang bertujuan mengubah atau
mempengaruhi pembaca. Pertama, terdapat pada kutipan bahasa merupakan alat komunikasi
yang amat penting dalam kehidupan manusia. Selama ini kita menganggap bahwa bahasa itu
tidaklah penting karena sejak lahir manusia sudah punya bahasa, akan tetapi dari pernyataan
ini akan mengubah pola pikir pembaca akan pentingnya bahasa. Kedua, ada kalimat melalui
bahasa manusia dapat menyampaikan dan menerima bermacam-macam pikiran dan perasaan
pengarang mulai membawa pembaca untuk membayangkan bagaimana jika nanti manusia
tidak dapat berkomunikasi melalui bahasa. Kalimat tersebut berusaha untuk mengubah pola
pikir kita untuk selalu menggunakan bahasa dengan sebaik mungkin dalam berkomunikasi.
Ketiga, pada kalimat bahasa dapat mewariskan pengalaman dan pengetahuan yang
menjadikan manusia menjadi lebih dihargai dan dihormati sesuai dengan apa yang ia peroleh
dari bahasa. Dan keempat, seandainya manusia tidak dapat berbahasa, alangkah sunyinya
dunia ini karena jika tidak ada bahasa manusia tidak dapat melakukan komunikasi dengan
orang lain. Jadi dalam kehidupan manusia bahasa memiliki peran penting yang dijadikan
sebagai alat komunikasi yang utama.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tulisan yang baik seharusnya
mengandung pernyataan berdasarkan fakta yang disertai dengan bahan bukti sebagai
penunjang. Dengan demikian, akan membuat pembaca meyakini pernyataan tersebut
berdasarkan bukti yang disampaikan. Perhatikan contoh berikut ini:
Angka kematian di Indonesia semakin meningkat disebabkan bagi para pecandu rokok.
Rokok telah menjadi kebutuhan tersendiri bagi sebahagian penikmat rokok. Mereka tidak
menghiraukan dampak yang ditimbulkan dari merokok. Padahal setiap bungkus rokok
dituliskan "merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan
kehamilan dan janin". Hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi pecandu rokok. Tanpa
disadari penyebab yang ditimbulkan dari rokok tersebut mulai dirasakan. Seperti gejala
batuk yang tidak berhenti, adanya rasa sakit pada bagian anggota tubuh, nafsu makan
berkurang, mudah lelah, dll. Faktor penyebab kematian 70% terjadi pada pecandu rokok.
Untuk itu hindarilah merokok dan biasakan hidup sehat.
Fakta menjadi unsur penting sebuah tulisan argumentasi. Pada tulisan di atas terdapat
lebih dari tiga kalimat yang mengandung suatu fakta yaitu: pertama, angka kematian di
Indonesia semakin meningkat disebabkan bagi pecandu rokok yang merupakan penyebab
yang ditimbulkan dari merokok. Kalimat kedua, adanya seruan dari akibat merokok tersebut
berupa "merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan
kehamilan dan janin". Merupakan fakta nyata yang dijelaskan oleh produksi rokok akan
bahaya merokok. Ketiga, mulai dirasakan gejala seperti batuk yang tidak berhenti, timbulya
rasa sakit pada bagian anggota tubuh, nafsu makan berkurang, mudah lelah,dll yang
merupakan bukti dari penyebab merokok. Dan keempat, faktor penyebab kematian 70%
terjadi pada pecandu rokok kalimat tersebut mengingatkan kepada pecandu rokok bahwa
merokok dapat menyebabkan kematian dan rusaknya anggota tubuh. Dari kalimat tersebut
mengungkapkan fakta tentang bahaya merokok dengan menyatakan bahan bukti kepada
pemabaca.
Penelitian relevan kedua berbeda dengan penelitian ini yang terletak pada objek
penelitian. Objek penelitian Ririn dan penelitian ini sama-sama siswa kelas X tetapi Ririn
siswa kelas X SMA Negeri 1 Dharmasraya Kecamatan Sitiung, sedangkan objek penelitian
penulis siswa kelas X M.A KMM Padangpanjang. Perbedaannya lainnya, Ririn meneliti
kemampuan menulis karangan deskripsi siswa, sedangkan penelitian ini kemampuan menulis
karangan argumentasi.
C. Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, karena subjek kurang dari 100
orang. Sampel penelitian adalah keseluruhan siswa kelas X. M.A KMM Padangpanjang yang
terdaftar pada tahun 2012 berjumlah 47 orang.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Instrumen yang digunakan yaitu tes unjuk kerja. "Tes adalah sederetan pernyataan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh kelompok" (Arikunto, 2006:223). Supaya tes unjuk
kerja siswa terfokus ditentukan topiknya yaitu Pengaruh Pergaulan Bebas di Kalangan
Remaja yang sesuai dengan masalah perkembangan prilaku siswa baik di lingkungan sekolah
maupun di masyarakat sekarang ini, sehingga siswa benar- benar terarah pada objek yang
ditulis secara fakta dan meyakinkan pembaca.
Format
( Abdurahman dan Elya, 2003 : 168 ) penilaian ini dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
penelitian)
Keterangan
Skor 1 diberikan jika tidak bertujuan meyakinkan pembaca atau orang lain.
Skor 2 diberikan jika hanya 1 terdapat tujuan meyakinkan pembaca atau orang lain.
Skor 3 diberikan jika hanya 2 terdapat tujuan meyakinkan pembaca atau orang lain.
Skor 4 diberikan jika hanya 3 terdapat tujuan meyakinkan pembaca atau orang lain.
Skor 5 diberikan jika lebih dari 3 terdapat tujuan meyakinkan pemcaba atau orang
lain.
b. Indikator II (Berusaha Membuktikan Kebenaran suatu Pernyataan atau Pokok Persoalan)
Skor 1 diberikan jika tidak terdapat membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan sesuai dengan gambar/tema.
Skor 2 diberikan jika terdapat 1 membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan sesuai dengan gambar/tema.
Skor 3 diberikan jika terdapat 2 membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan sesuai dengan gambar/tema.
Skor 4 diberikan jika terdapat 3 membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan sesuai dengan gambar/tema.
Skor 5 diberikan jika terdapat lebih dari 3 membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau
pokok persoalan yang sesuai dengan gambar/tema.
Skor 1 diberikan jika tidak mampu mengubah atau mempengaruhi pembaca yang sesuai
dengan gambar/tema.
Skor 2 diberikan jika terdapat 1 yang mampu mengubah atau mempengaruhi pembaca sesuai
dengan gambar/tema.
Skor 3 diberikan jika terdapat 2 yang mampu mengubah atau mempengaruhi pembaca sesuai
dengan gambar/tema.
Skor 4 diberikan jika terdapat 3 yang mampu mengubah atau mempengaruhi pembaca sesuai
dengan gambar/tema.
Skor 5 diberikan jika terdapat lebih dari 3 yang mampu mengubah atau mempengaruhi
pembaca sesuai dengan gambar/tema.
Skor 1 diberikan jika tidak dapat menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian sesuai
dengan gambar/tema.
Skor 2 diberikan jika terdapat 1 fakta ditampilkan sebagai bahan pembuktian sesuai dengan
gambar/tema.
Skor 3 diberikan jika terdapat 2 fakta ditampilkan sebagai bahan pembuktian sesuai dengan
gambar/tema.
Skor 4 diberikan jika terdapat 3 fakta ditampilkan sebagai bahan pembuktian sesuai dengan
gambar/tema.
Skor 5 diberikan jika terdapat lebih dari 3 fakta ditampilkan sebagai bahan pembuktian sesuai
dengan gambar/tema.
RUMUS
Format 2
Format 3
RUMUS
Keterangan
N =jumlah siswa
Format 4
Distribusi Frekuensi
NO X F FX
1
47