Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dapat dipergunakan untuk


berkomunikasi. Keterampilan menulis merupakan kegiatan berkomunikasi yang berlangsung
secara tidak tatap muka. Menulis menuntut keterampilan dalam memanfaatkan struktur
bahasa, pemilihan kata, penyusunan paragraf sampai terbentuknya sebuah wacana.
Keterampilan dalam menulis tidak bisa diperoleh tanpa ada latihan atau praktik, baik secara
terbimbing maupun dengan cara mandiri.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sulit dan
membutuhkan latihan serta praktek yang harus diperhatikan juga ditingkatkan. Hal ini terlihat
pada ketidakmampuan siswa merangkai kalimat untuk membentuk satu kesatuan paragraf.
Keterampilan menulis memerlukan suatu pembelajaran yang diarahkan pada praktek, di
samping teori. Oleh karena itu, berbicara tentang menulis perlu memahami jenis tulisan yang
dikembangkan. Pengembangan tulisan yang dimaksud adalah: (a) eksposisi, (b) argumentasi,
(c) narasi, (d) persuasi, dan (e) deskripsi.

Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan memberikan informasi, Argumentasi


memberikan suatu keyakinan, Narasi merupakan bentuk tulisan yang menyampaikan atau
menceritakan rangkaian peristiwa, Persuasif merupakan tulisan yang berisi ajakan, bujukan,
atau nasihat dan untuk memperkuat keputusan, Deskripsi merupakan tulisan yang betujuan
memberikan rincian atau detail tentang suatu objek.

Salah satu jenis pengembangan tulisan di tingkat SMA yaitu tulisan argumentasi. Hal
ini sesuai dengan isi Kurikulum Merdeka mata pelajaran bahasa Indonesia pada tingkat
SMA/MA siswa kelas XI. Isi ATP pada fase F tersebut yaitu " berlatih membuat teks
argumentasi misalnya melalui surat pembaca pada media massa atau unggahan yang ada di
media sosial sesuai dengan permasalahan terkini ". Dalam penelitian ini dipilih menulis
karangan argumentasi bukan penulisan paragraf, karena melatih siswa untuk lebih rajin
menulis berbagai jenis karangan.
Berdasarkan pengamatan selama melakukan praktek lapangan dan wawancara dengan
guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Muhammadiyah Padangpanjang dapat diketahui
bahwa, kemampuan menulis siswa masih rendah dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70, sedangkan rata-rata kemampuan menulis siswa hanya
60. Dari permasalahan tersebut tebukti bahwa kemampuan menulis siswa masih rendah. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Padangpanjang
ini.

Sesuai dengan ATP di atas, menulis paragraf ini terdapat pada kelas XI. Dalam
penelitian ini dipilih kelas XI SMA Muhammadiyah Padangpanjang. Namun dalam menulis
masih ada beberapa faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa karena kurangnya
latihan menulis argumentasi yang meliputi: 1) belum bertujuan meyakinkan orang lain atau
pembaca, 2) kurang berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan, 3) belum mampu mengubah atau mempengaruhi pendapat pembaca, dan 4) fakta
yang ditampilkan belum merupakan bahan pembuktian karena siswa beranggapan
argumentasi sebuah tulisan yang sulit ditulis dan dipahami. Selain itu, keterbatasan media
yang dimiliki sekolah sehingga siswa tidak termotivasi untuk menulis dan cara guru ketika
menyajikan materi yang masih monoton sehingga pelajaran bahasa Indonesia dianggap tidak
memiliki tantangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian pada menulis argumentasi ini
untuk mengetahui kemampuan siswa tersebut. Untuk itu, penelitian ini diberi judul penelitian
dengan " Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa Kelas XI SMA Muhammdiyah
Padangpanjang".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis argumentasi yang meliputi (1) belum
bertujuan meyakinkan orang lain atau pembaca, (2) kurang berusaha membuktikan kebenaran
suatu pernyataan atau pokok persoalan, (3) belum mampu mengubah atau mempengaruhi
pendapat pembaca, dan (4) fakta yang ditampilkan belum merupakan bahan pembuktian.
2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis

3. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis

4. Penyajian materi yang masih monoton

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dibatasi masalah penelitian pada:


kemampuan menulis karangan argumentasi siswa yang meliputi: (1) bertujuan meyakinkan
pembaca atau orang lain, (2) berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan, (3) mengubah atau mempengaruhi pendapat pembaca, dan (4) fakta yang
ditampilkan merupakan bahan pembuktian.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut "Bagaimanakah kemampuan menulis argumentasi yang meliputi, (1)
bertujuan meyakinkan pembaca atau orang lain, (2) berusaha membuktikan kebenaran suatu
pernyataan atau pokok persoalan, (3) mengubah atau mempengaruhi pendapat pembaca, dan
(4) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah Padangpanjang?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis argumentasi


yang meliputi, 1) bertujuan meyakinkan pembaca atau orang lain, 2) berusaha membuktikan
kebenaran suatu pernyataan atau pokok persoalan, 3) mengubah atau mempengaruhi
pendapat pembaca, dan 4) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian siswa kelas
XI SMA Muhammadiyah Padangpanjang.
F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa, untuk memotivasi serta meningkatkan keterampilan menulis terutama pada tulisan
argumentasi

2. Guru bidang studi bahasa Indonesia sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan mempermudah melaksanakan proses belajar mengajar khususnya menulis

3. Lingkungan sekolah, sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam memberikan pelayanan
yang baik kepada siswa

4. Pembaca, sebagai motivasi untuk lebih giat dan meningkat keterampilan menulis

5. Peneliti lain, sebagai bahan acuan untuk penelitian yang sejenis

6. Penulis, dapat dijadikan sebagai bahan kajian akademik dan penerapan di lapangan.
BAB II

KERANGKA TEORETIS

Dalam suatu penelitian ilmiah, teori harus berkaitan dengan masalah yang disajikan.
Teori yang disajikan mampu menyelesaikan atau menjawab rumusan masaah sehingga
tercapai tujuan penelitian. Teori merupakan konsep, landasan dan dasar yang disusun secara
terstruktur. Bab ini akan menguraikan tentang, kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka
konseptual.

A. Kajian Teori

Kajian teori yang diuraikan dalam bab ini berfungsi sebagai dasar utama untuk
melakukan penelitian. Teori-teori yang digunakan dipilih secara selektif sesuai dengan
masalah penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan tulisan, pengertian argumentasi dan
ciri-ciri argumentasi

a. Pengertian tulisan

Kosong

medianya". Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan ini
merupakan sebuah lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan upaya memindahkan bahasa ke
dalam wujud tulisan dengan menggunakan lambang-lambang tulis. Lambang-lambang bahasa
tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga pembaca dapat mengetahui dan mudah memahami
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tulisan itu harus mampu mewakili pikiran
pengarang secara tepat. Kegiatan menulis harus melalui latihan-latihan dan praktek yang
banyak secara teratur.

b. Jenis-Jenis Tulisan
Menurut Atmazaki (2009:87) bahwa "Jenis tulisan ada lima yaitu deskripsi, narasi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasif. Deskripsi adalah tulisan yang melukiskan suatu objek.
Narasi adalah tulisan berbentuk cerita dengan urutan serangkaian kejadian atau peristiwa.
Eksposisi berarti menjelaskan, memberitahukan, atau memaparkan sesuatu, sehingga
pembaca atau pendengar memahami dan mengerti apa yang disampaikan. Argumentasi
merupakan tulisan yang meyakinkan pembaca atau pendengar tentang gagasan atau
pernyataan yang dikemukakan. Persuasif merupakan tulisan yang berusaha membujuk atau
mengajak agar idenya diikuti orang lain melalui kata-kata dan kalimat yang meyakinkan.

Semi (2003:29) menjelaskan bahwa jenis-jenis tulisan tersebut beraneka ragam antara
lain: Secara umum tulisan terdapat empat jenis, yaitu (a) narasi adalah tulisan yang
didasarkan atas urutan serangkaian peristiwa atau kejadian, (b) eksposisi adalah tulisan yang
memberikan pemaparan suatu masalah, (c) deskripsi adalah tulisan yang berupa
menggambarkan tentang objek agar seolah-olah objek tersebut terlihat atau terasa, dan (d)
argumentasi adalah tulisan yang berisi pendapat (opini) atau pernyataan yang kita
kemukakan.

Lamuddin Finoza (2008:1996) mengemukakan bahwa "berdasarkan cara penyajian


dan tujuan penyampaian, tulisan dibedakan atas enam jenis yaitu, deskripsi, narasi, eksposisi,
argumentasi, persuasi, dan campuran". Deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan
memperluas pengetahuan dan pengalaman dengan jalan melukiskan hakikat objek yang
sebenarnya. Narasi adalah tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan
perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa yang berlangsung dalam kesatuan waktu.
Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan memberi tahu, mengupas, menguraikan atau
menerangkan sesuatu. Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan membuat pembaca yakin,
percaya akan hal-hal yang dikomunikasikan, dan campuran adalah gabungan beberapa jenis
tulisan seperti eksposisi dengan deskripsi.

Menurut Rusyana (dalam Abdurahman dan Ratna 2003;152) "berdasarkan tujuan


penulisannya, tulisan terdiri atas enam jenis, yaitu tulisan deskripsi, narasi, bahasan,
argumentasi, dialog, dan surat". Pada intinya jenis tulisan itu hampir sama hanya fungsi yang
berbeda dari masing-masing jenis tulisan tersebut yang memberikan keunikan tersendiri pada
tulisan yang dihasilkan nanti.
Berdasarkan uraian jenis tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis tulisan itu
hampir sama dan tidak dapat dipisahkan hanya fungsinya saja yang berbeda, seperti deskripsi,
narasi, eksposisi, argumentasi, persuasif, surat, bahasan, dialog, dan campuran. Istilah jenis-
jenis tulisan tersebut, disesuaikan dengan tujuan dan fungsi pemakaian yang digunakan. Jenis
tulisan mampu memberikan variasi dalam menulis, sehingga kemampuan menulis tidak
hanya terfokus pada satu jenis tulisan saja. Untuk selanjutnya hanya diuraikan tentang
menulis argumentasi, karena jenis tulisan tersebut yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

2. Argumentasi

Pada bagian ini akan dibahas tentang argumentasi yang di antaranya adalah: (a)
pengertian argumentasi, dan (b) ciri-ciri argumentasi.

a. Pengertian Argumentasi

Menurut Atmazaki (2009:95) "Argumentasi merupakan bidang retorika atau


kemampuan berbahasa yang memberikan keyakinan kepada pembaca atau pendengar tentang
gagasan atau pernyataan berdasarkan alasan yang dikemukakan penulis". Jenis tulisan
argumentasi merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang bertujuan meyakinkan
pembaca supaya mau menerima gagasan atau pendapat yang dijelaskan penulis berdasarkan
alasan yang memperkuat pernyataan tersebut.

Semi (2003:47) mengungkapkan "Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan


menyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis".
Argumentasi adalah suatu proses penalaran yang berusaha meyakinkan orang lain dengan
jalan memberikan pembuktian, alasan, serta ulasan agar pembaca yakin bahwa pernyataan
tersebut adalah benar dan terbukti melalui contoh yang dikemukakan. Pembuktian
memerlukan data dan fakta untuk meyakinkan pembaca.

Lamuddin Finoza (2008:207) menjelaskan bahwa, "Argumentasi adalah tulisan yang


meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku
tertentu". Tujuan dari tulisan ini adalah untuk meyakinkan pembaca agar mengikuti ide dan
gagasan yang diungkapkan penulis melalui sikap dan tingkah laku yang dapat mempengaruhi
pembaca.
Suparno (2007:1.12) menyatakan bahwa "Argumentasi adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan
penulisnya". Tulisan argumentasi bertujuan meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca
dengan menyajikan sesuatu secara logis, kritis, dan sistematis. Kebenaran dapat disertakan
melalui bukti-bukti yang dapat memperkuat alasan yang disampaikan. Sehingga tidak ada
keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tulisan argumentasi


merupakan sebuah tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan suatu kebenaran
pernyataan melalui suatu pembuktian, alasan, serta ulasan secara objektif dan mempengaruhi
pembaca. Supaya pernyataan tersebut dapat diterima pembaca, pengarang harus mampu
mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta yang mendukung. Selain itu, menulis
argumentasi juga untuk membuat para pembaca menyadari dengan penuh tentang apa yang
ditulis dan mampu meyakinkan pembaca ke arah yang lebih baik. Sasaran yang ingin dicapai
oleh seorang penulis argumentasi adalah mampu meyakinkan pembaca untuk berbuat sesuatu
sesuai dengan yang dianjurkan penulis berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipercaya melalui
kalimat yang logis, kritis, dan sistematis.

b. Ciri-Ciri Argumentasi

Lamuddin Finoza (2008:207) menjelaskan, "Ciri-ciri argumentasi adalah (a)


mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan mempengaruhi
keyakinan pembaca agar menyetujuinya, (b) mengusahakan pemecahan masalah, dan (c)
mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu penyelesaian". Tujuan argumentasi
ini adalah untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca dengan mengusahakan
memecahkan suatu masalah dengan mendiskusikannya.

Atmazaki (2009:94) menjelaskan, "Ciri-ciri argumentasi adalah (a) bertujuan


meyakinkan pembaca, (b) berasal dari data dan fakta, (c) bersifat logis, dan (d) dapat
dipercaya kebenarannya". Dengan demikian, argumentasi memberikan penjelasan sesuai
dengan data dan fakta yang bersifat logis, mudah untuk dicerna sehingga pembaca meyakini
kebenaran keterangan tersebut.

Menurut Semi (2003:48), "Ciri-ciri argumentasi ialah (1) bertujuan meyakinkan


orang lain, (2) berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok persoalan, (3)
mengubah atau mempengaruhi pendapat pembaca, dan (4) fakta yang ditampilkan merupakan
bahan pembuktian". Tulisan ini berusaha membuktikan kebenaran dari suatu pokok persoalan
untuk mengubah pendapat pembaca melalui fakta yang ditampilkan sebagai alat pembuktian.

Selanjutnya, Keraf (2007:100) menyatakan bahwa, "Ciri argumentasi ialah (a)


kebenarannya dapat diuji berdasarkan fakta yang ada, (b) bersifat mengajak atau
mempengaruhi orang lain, (c) suatu fakta yang meyakinkan, (d) hasil pemikiran yang kritis
dan logis terhadap kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan". Fakta yang disampaikan
menjadi alat bukti bagi penulis untuk meyakinkan pembaca. Keterangan disampaikan secara
logis untuk memudahkan pembaca memahami dan mempengaruhi pemikiran pembaca.

Filled Under (http://adegustiann.blogsome.come/2009/02/02/ciri-tulisan-barasi-


deskripsi-eksposisi-danargumentasi/) menjelaskan bahwa, "Ciri-ciri karangan argumentasi
yaitu: a) menjelaskan pendapat agar pembaca yakin, b) memerlukan fakta untuk pembuktian
berupa gambar/grafik, dan lain-lain, c) menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman,
dan penelitian, d) penutup berisi kesimpulan". Dengan demikian, argumentasi memberikan
keterangan sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya sehingga terbukti kebenarannya.

Berdasarkan uraian tentang ciri-ciri argumentasi di atas, dapat disimpulkan bahwa


untuk menghasilkan tulisan argumentasi yang baik seorang penulis harus mampu meyakinkan
pembaca. Selain meyakinkan, juga berupaya mempengaruhi atau mengajak pembacanya.
Tulisan argumentasi berupaya mempengaruhi pembaca agar mengikuti ide dan gagasan yang
kebenarannya dapat dipercaya dan diakhiri dengan kesimpulan.

Pendapat para ahli di atas telah menguraikan tentang ciri-ciri argumentasi yang
beragam. Dalam penelitian ini digunakan ciri argumentasi yang dikemukakan oleh Semi
karena penjelasannya lebih lengkap dan mudah untuk dipahami. Untuk lebih jelasnya, berikut
diuraikan satu per satu.

1. Bertujuan Meyakinkan Pembaca atau Orang lain

Menurut Semi (2003:47), "Meyakinkan merupakan memberikan pembuktian, alasan,


serta ulasan secara objektif supaya orang mau mengikuti pendapatnya". Tulisan yang
meyakinkan menjadi bukti yang objektif untuk meyakinkan orang lain. Pembaca akan
mengikuti pendapat penulis jika tulisannya mampu meyakinkan dan mempengaruhinya.

Suparno dan Yunus (2007:1.12) menyatakan "Meyakinkan adalah sebuah kebenaran


yang disampaikan penulis bertujuan meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca terhadap
apa yang disajikan penulis dengan membuktikan kebenarannya, disampaikan untuk
menghilangkan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis". Kebenaran menjadi peran
penting untuk meyakinkan pembaca, sehingga pembaca merasa tidak ragu lagi dalam
menetapkan sesuatu.

Atmazaki (2009: 59) mengemukakan bahwa, "Meyakinkan pembaca adalah tulisan


yang berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya". Penulis yang
baik harus mampu membuat pembaca yakin dan setuju dengan tulisan yang dibuatnya.
Membuat orang lain setuju dengan pendapat penulis, membutuhkan kerja keras dan melalui
kalimat yang dapat meyakinkan pembaca. Oleh karena itu penulis harus menggunakan kata-
kata dan kalimat yang menarik pembaca.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat simpulkan bahwa untuk dapat meyakinkan orang lain
tidaklah mudah. Supaya orang lain percaya dengan apa yang kita jelaskan seharusnya dapat
membuktikan fakta yang mendukung pernyataan tersebut. Sehingga pembaca tidak merasa
dibohongi atau penjelasan tersebut tidak hanya direka- reka penulis saja. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut:

Stroke merupakan penyakit yang mematikan. Penyakit stroke adalah gangguan pada
fungsi otak. Penyebabnya adalah terjadinya perubahan gaya hidup termasuk makan
makanan siap saji, tinggi lemak, rendah serat, serta kurang gerak. Gejala stroke bermacam-
macam seperti gangguan penglihatan, gangguan berbicara, kelumpuhan, hilang ingatan,
penurunan kesadaran, pikun, ketidakseimbangan emosi, dll. Kasus stroke cenderung terjadi
pada usia antara 30-40 tahun ke atas. Angka kejadian stroke terjadi seiring usia. Stroke lebih
banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita (Finoza, 2008:255).

Pada contoh di atas terdapat lebih dari tiga tujuan meyakinkan pembaca yaitu (1)
akibat, (2) penyebab, (3) gejala, dan (4) kecendrungan atau yang paling beresiko, yaitu;
Pertama, bahaya yang ditimbulkan dari penyakit stroke dapat menyebabkan kematian,
merupakan kalimat yang menyatakan pernyataan tentang akibat dari stroke. Kalimat kedua,
terjadinya perubahan gaya hidup termasuk makan makanan siap saji, tinggi lemak, rendah
serat, serta kurang gerak merupakan kalimat yang meyakinkan pembaca yaitu penyebab
timbulnya penyakit stroke. Ketiga, timbulnya berbagai gangguan seperti gangguan
penglihatan, gangguan berbicara, kelumpuhan, hilang ingatan, penurunan kesadaran, pikun,
ketidakseimbangan emosi, dll, pernyataan tersebut merupakan gejala yang diakibatkan dari
penyakit stroke, dan keempat, penyakit stroke dapat terjadi pada usia antara 30-40 tahun ke
atas dan seiring usia, pengarang mengemukakan kecenderungan atau yang paling beresiko
menderita penyakit stroke adalah kalau sudah berumur 30 tahun ke atas. Karena itu, berhati-
hati dan selalu menjaga asupan makanan sekaligus kestabilan emosi sebab stroke dapat
terjadi pada siapa saja.

2. Berusaha Membuktikan Kebenaran suatu Pernyataan atau Pokok Persoalan

Keraf (2207:101) menjelaskan, "Tulisan argumentasi didasarkan pada fakta dan


informasi yang dapat memperkuat suatu kebenaran yang dihubungkan pada fakta yang ada".
Tulisan yang mengandung suatu fakta kebenarannya dapat dibuktikan dan tidak meragukan
pembaca terhadap pernyataan yang diungkapkan. Tidak semua tulisan dapat dibuktikan
kebenarannya kecuali pada tulisan argumentasi.

Menurut Semi (2003:48), "pembaca diharapkan percaya apa yang ditulis penulis yang
telah disertai dengan bahan bukti sebagai bahan penunjang keterangan tersebut". Tidak
semua tulisan dapat dibuktikan kebenarannya tanpa menyertakan fakta dan bukti untuk
memperkuat penjelasan.

Selanjutnya menurut Depdiknas (1995:130,312) kebenaran adalah " Keadaan atau


hal yang cocok dengan keadaan yang sebenarnya, sedangkan fakta merupakan keadaan atau
peristiwa yang nyata atau sesuatu yang benar terjadi". Kebenaran yang mengandung fakta
merupakan hal atau keadaan yang tidak dapat dipisahkan, karena saling berkaitan. Jika tidak
ada fakta yang memperkuat penyataan, maka kebenaran akan pernyataan atau pokok
persoalan itu tidak dapat dibuktikan. Jadi suatu kebenaran dapat dibuktikan disertai dengan
fakta yang mendukung.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tulisan yang baik seharusnya
mengandung pernyataan yang kebenarannya berdasarkan fakta sebagai bahan penunjang
sehingga pokok persoalan tersebut dapat dibuktikan. Dengan demikian akan membuat
pembaca yakin akan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Di kota-kota besar, setiap orang mencari kemudahan dala m hidup termasuk kebiasaan
membuang sampah. Baik itu dengan cara membuang sampah di sungai, selokan, tebing yang
jurang, sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan. Tumpukan yang mengunung akan
menimbulkan aroma tidak sedap. Sehingga penyakit dan musibah banjir datang melanda.
Hal ini menjelaskan kebiasaan manusia yang suka membuang sampah di sembarang tempat.
Tanpa memperhatikan dampak yang akan terjadi pada lingkungannya (Finoza, 2008:213).

Tulisan argumentasi di atas terdapat lebih dari tiga yang berusaha membuktikan kebenaran
suatu pernyataan atau pokok persoalan yang dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari yaitu:
Pertama, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup merupakan pernyataan akan suatu
kebenaran yang selalu akan dicari terutama manusia. Kedua, kebiasaan membuang sampah
merupakan bukti nyata dalam kehidupan sehari-hari yang masih dapat dilihat pada saat ini.
Hal tersebut disebabkan kurangnya kesadaran manusia untuk menjaga kebersihan, baik itu
dengan cara membuang sampah di sungai, selokan, tebing dan jurang, sehingga
mengakibatkan terjadinya penumpukan. Ketiga, kebiasaan manusia menimbulkan tumpukan
yang menggunung dikarenakan telah menjadi suatu kebiasaan sehingga akan menimbulkan
aroma tidak sedap pada tumpukan sampah tersebut. Dan keempat, berbagai penyakit dan
musibah banjir datang melanda, dikarenakan kepedulian seseorang untuk menjaga
lingkungan dan kesehatan tidak ada. Mereka yang suka membuang sampah tidak pada
tempatnya, dapat merugikan orang yang berada di sekitarnya.

3. Mengubah atau Mempengaruhi Pembaca

Mengubah atau mempengaruhi pembaca merupakan ciri tulisan argumentasi, seperti


yang dijelaskan oleh Bhisma Murti, (http://esti2009.indonesia.blogspot.com/) bahwa, "sebuah
tulisan mengubah atau mempengaruhi adalah menulis sesuatu atau gagasan yang bertujuan
mengajak orang lain agar dapat menerima dan melakukan sesuatu sesuai dengan yang kita
inginkan disertai dengan penjelasan dan bukti". Tulisan yang berisi sebuah imbauan atau
ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu biasanya disertai dengan penjelasan, fakta
dan bukti sebagai bahan penunjang untuk dapat meyakinkan pembaca.

Atmazaki (2009:107) menyatakan, "Menulis sesuatu atau gagasan yang bertujuan


mengubah pola pikiran orang lain agar dapat menerima dan melakukan sesuatu sesuai dengan
yang diharapkan disertai dengan penjelasan yang fakta". Tulisan yang berisikan imbauan atau
ajakan kepada orang lain untuk mau melakukan sesuatu berdasarkan fakta yang ada dan
dilengkapi dengan bukti yang ada untuk mendukung pernyataan yang disampaikan.

Depdiknas (1995:17) menyatakan "Mempengaruhi atau mengubah merupakan usaha


untuk meminta atau menyuruh orang lain supaya setuju dengan apa yang disampaikan".
Tulisan yang berusaha mempengaruhi atau mengajak orang lain agar setuju atau sependapat
dengannya, melalui kata-kata yang mengesankan bagi pembaca. Tidak mudah untuk
membuat pembaca sependapat dengan penulis, oleh karena itu penulis harus membuat suatu
kesan kepada pembaca melalui hasil tulisannya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tulisan yang bertujuan


mengubah atau mempengaruhi pikiran pembaca berusaha memberikan kesan di hati
pembacanya. Kata-kata yang mengesankan dan menarik tersebut akan membuat pembaca
memahami apa maksud dari pernyataan atau pokok persoalan yang disampaikan tanpa harus
memaksa pembaca untuk menyetujui segala sesuatu yang dijelaskan. Untuk lebih jelasnya
dapat dicermati contoh berikut:

Bahasa merupakan alat komunikasi yang amat penting dalam kehidupan manusia.
Melalui bahasa manusia dapat menyampaikan dan menerima bermacam-macam pikiran dan
perasaan. Dengan bahasa pula manusia dapat mewariskan pengalaman dan
pengetahuannya. Seandainya manusia tidak dapat berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini.
Untuk itu gunakanlah bahasa dengan sebaik mungkin sebagai satu-satunya alat komunikasi
manusia (Abdurahman dan Elya Ratna, 2003:155).

Pada contoh di atas terdapat lebih dari tiga kalimat yang bertujuan mengubah atau
mempengaruhi pembaca. Pertama, terdapat pada kutipan bahasa merupakan alat komunikasi
yang amat penting dalam kehidupan manusia. Selama ini kita menganggap bahwa bahasa itu
tidaklah penting karena sejak lahir manusia sudah punya bahasa, akan tetapi dari pernyataan
ini akan mengubah pola pikir pembaca akan pentingnya bahasa. Kedua, ada kalimat melalui
bahasa manusia dapat menyampaikan dan menerima bermacam-macam pikiran dan perasaan
pengarang mulai membawa pembaca untuk membayangkan bagaimana jika nanti manusia
tidak dapat berkomunikasi melalui bahasa. Kalimat tersebut berusaha untuk mengubah pola
pikir kita untuk selalu menggunakan bahasa dengan sebaik mungkin dalam berkomunikasi.
Ketiga, pada kalimat bahasa dapat mewariskan pengalaman dan pengetahuan yang
menjadikan manusia menjadi lebih dihargai dan dihormati sesuai dengan apa yang ia peroleh
dari bahasa. Dan keempat, seandainya manusia tidak dapat berbahasa, alangkah sunyinya
dunia ini karena jika tidak ada bahasa manusia tidak dapat melakukan komunikasi dengan
orang lain. Jadi dalam kehidupan manusia bahasa memiliki peran penting yang dijadikan
sebagai alat komunikasi yang utama.

4. Fakta yang Ditampilkan Merupakan Bahan Pembuktian

Atmazaki (2009:117) menyatakan "Fakta merupakan bahan pendukung untuk


menunjang kesimpulan tulisan berdasarkan kebenaran yang ada sehingga dapat diuji akan
keaslian keterangan tersebut". Mengungkapkan kebenaran yang disertai dengan fakta bukan
persoalan yang mudah, pada tulisan argumentasi sangat dibutuhkan demi meyakinkan
pembaca. Tanpa adanya fakta sebagai bahan bukti dalam sebuah tulisan akan membuat
pembaca ragu akan kebenaran yang disampaikan oleh penulis. Sehingga tulisan yang
dihasilkan penulis bukanlah sebuah tulisan argumentasi.

Keraf (2207:101) menjelaskan, "Tulisan argumentasi didasarkan pada fakta dan


informasi yang dapat memperkuat suatu kebenaran yang dihubungkan pada fakta yang ada".
Tulisan yang mengandung suatu fakta maka kebenarannya dapat dibuktikan dan tidak
meragukan pembaca terhadap pernyataan yang diungkapkan. Tidak semua tulisan dapat
dibuktikan kebenarannya kecuali pada tulisan argumentasi.

Semi (2003:48) mengemukakan bahwa, "pembaca diharapkan percaya apa yang


ditulis penulis yang telah disertai dengan bahan bukti sebagai bahan penunjang keterangan
tersebut". Tidak semua tulisan dapat meyakinkan pembaca karena tidak menyertakan fakta
dan bukti untuk memperkuat penjelasan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tulisan yang baik seharusnya
mengandung pernyataan berdasarkan fakta yang disertai dengan bahan bukti sebagai
penunjang. Dengan demikian, akan membuat pembaca meyakini pernyataan tersebut
berdasarkan bukti yang disampaikan. Perhatikan contoh berikut ini:

Angka kematian di Indonesia semakin meningkat disebabkan bagi para pecandu rokok.
Rokok telah menjadi kebutuhan tersendiri bagi sebahagian penikmat rokok. Mereka tidak
menghiraukan dampak yang ditimbulkan dari merokok. Padahal setiap bungkus rokok
dituliskan "merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan
kehamilan dan janin". Hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi pecandu rokok. Tanpa
disadari penyebab yang ditimbulkan dari rokok tersebut mulai dirasakan. Seperti gejala
batuk yang tidak berhenti, adanya rasa sakit pada bagian anggota tubuh, nafsu makan
berkurang, mudah lelah, dll. Faktor penyebab kematian 70% terjadi pada pecandu rokok.
Untuk itu hindarilah merokok dan biasakan hidup sehat.

Fakta menjadi unsur penting sebuah tulisan argumentasi. Pada tulisan di atas terdapat
lebih dari tiga kalimat yang mengandung suatu fakta yaitu: pertama, angka kematian di
Indonesia semakin meningkat disebabkan bagi pecandu rokok yang merupakan penyebab
yang ditimbulkan dari merokok. Kalimat kedua, adanya seruan dari akibat merokok tersebut
berupa "merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan
kehamilan dan janin". Merupakan fakta nyata yang dijelaskan oleh produksi rokok akan
bahaya merokok. Ketiga, mulai dirasakan gejala seperti batuk yang tidak berhenti, timbulya
rasa sakit pada bagian anggota tubuh, nafsu makan berkurang, mudah lelah,dll yang
merupakan bukti dari penyebab merokok. Dan keempat, faktor penyebab kematian 70%
terjadi pada pecandu rokok kalimat tersebut mengingatkan kepada pecandu rokok bahwa
merokok dapat menyebabkan kematian dan rusaknya anggota tubuh. Dari kalimat tersebut
mengungkapkan fakta tentang bahaya merokok dengan menyatakan bahan bukti kepada
pemabaca.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang berhubungan menulis adalah Ririn Aggraini (2004)


Skripsi FKIP UBH yang berjudul Analisis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Dharmasraya Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Penelitian ini bertujuannya untuk
mengetahui bagaimana kemampuan menganalisis karangan deskripsi siswa kelas X SMA
Negeri 1 Dharmasraya Kecamatan Sitiung. Hasil penelitian ini kurang memuaskan hanya
25% siswa yang mampu memenuhi kriteria.

Penelitian relevan kedua berbeda dengan penelitian ini yang terletak pada objek
penelitian. Objek penelitian Ririn dan penelitian ini sama-sama siswa kelas X tetapi Ririn
siswa kelas X SMA Negeri 1 Dharmasraya Kecamatan Sitiung, sedangkan objek penelitian
penulis siswa kelas X M.A KMM Padangpanjang. Perbedaannya lainnya, Ririn meneliti
kemampuan menulis karangan deskripsi siswa, sedangkan penelitian ini kemampuan menulis
karangan argumentasi.
C. Kerangka Konseptual

Menulis merupakan upaya memindahkan bahasa ke dalam wujud tulisan dengan


menggunakan lambang-lambang tulis, Keterampilan menulis merupakan salah satu
pengajaran berbahasa yang sulit dan membutuhkan latihan dan praktek yang harus
diperhatikan dan ditingkatkan. Pengembangan tulisan yang dimaksud adalah: (a) narasi, (b)
deskripsi, (c) eksposisi, (d) persuasi, dan (e) argumentasi.

Tulisan argumentasi merupakan sebuah tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca


akan suatu kebenaran pernyataan melalui suatu pembuktian, alasan, serta ulasan secara
objektif dan mempengaruhi pembaca. Ciri-ciri argumentasi adalah: 1) bertujuan meyakinkan
pembaca atau orang lain, 2) berusaha membuktikan kebanaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan, 3) mengubah atau mempengaruhi pembaca, dan 4)fakta yang ditampilkan
merupakan bahan pembuktian.

Untuk lebih jelasnya dapat dicermati bagan berikut:


Bagian I

Kerangka Konseptual
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.


Disebut kuantitatif karena "data yang diolah dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, serta penampilan hasilnya" (Arikunto, 2006:12). Angka dalam penelitian
ini adalah nilai dari kemampuan menulis argumentasi siswa. Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif. Metode deskriptif adalah "metode yang bertujuan mendeskripsikan
gambaran atau lukisan secara sistematik, dan akurat mengenai fakta-fakta. Sifat-sifat satu
hubungan antara fenomena yang diselidiki" (Nazir (2003:54). Dalam penelitian
dideskripsikan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X. MA. KMM Padangpanjang.

B. Populasi dan Sampel

"Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian" (Arikunto, 2006:13). Populasi


penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X. MA. KMM Padangpanjang yang terdaftar pada
tahun 2012/2013.

Selanjutnya Arikunto (2006:131) mengatakan bahwa, "Sampel adalah sebahagian atau


wakil populasi yang diteliti". Penetapan sampel ini dilakukan menurut Arikunto (2006:134)
yaitu, apabila subjeknya kurangnya dari 100, lebih baik diambil secara keseluruhan, sehingga
penelitian ini merupakan populasi apabila jumlah subjeknya besar, maka dapat diambil antara
10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung pada kemampuan penelitian, luasnya wilayah
pengamatan, dan besarnya resiko peneliti.

Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, karena subjek kurang dari 100
orang. Sampel penelitian adalah keseluruhan siswa kelas X. M.A KMM Padangpanjang yang
terdaftar pada tahun 2012 berjumlah 47 orang.
C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Instrumen yang digunakan yaitu tes unjuk kerja. "Tes adalah sederetan pernyataan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh kelompok" (Arikunto, 2006:223). Supaya tes unjuk
kerja siswa terfokus ditentukan topiknya yaitu Pengaruh Pergaulan Bebas di Kalangan
Remaja yang sesuai dengan masalah perkembangan prilaku siswa baik di lingkungan sekolah
maupun di masyarakat sekarang ini, sehingga siswa benar- benar terarah pada objek yang
ditulis secara fakta dan meyakinkan pembaca.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian disesuaikan dengan


instrumen penelitian yaitu tes unjuk kerja. Data adalah "hasil pencatatan peneliti yang berupa
fakta ataupun angka" (Arikunto, 2006:118). Dengan demikian, data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah kemampuan menulis argumentasi. Data dikumpulkan menggunakan tes
unjuk kerja berupa hasil tulisan argumentasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan cara (1) menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan RPP (terlampir
hal 37) selama 3 X 45 menit, (2) memberikan contoh tulisan argumentasi sesuai dengan
pengetahuan dan pemahaman berdasarkan kehidupan nyata sehari-hari siswa (terlampir hal
44), (3) siswa ditugaskan menuli karangan argumentasi 3-5 paragraf selama 45 menit, dan (4)
mengumpulkan hasil tulisan siswa
E. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis melalui langkah-langkah berikut :

1. Mengoreksi hasil menulis argumentasi siswa sesuai dengan indicator penilaian.

Format

Penentuan penilaian kemampuan menulis argumentasi

Siswa kelas XI SMA MUHAMMADIYAH Padangpanjang

N Kode Bertujuan Berusaha Mengubah atau Fakta yang


o Sampel meyakinkan membuktkan mempengaruhi ditampilkan
pembaca atau kebenaran suatu pembaca merupakan
orang lain pernyataan atau pembuktian
pokok persoalan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

( Abdurahman dan Elya, 2003 : 168 ) penilaian ini dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
penelitian)

Keterangan

a. Indikator I ( Bertujuan Meyakinkan Pembaca atau Orang lain )

Skor 1 diberikan jika tidak bertujuan meyakinkan pembaca atau orang lain.

Skor 2 diberikan jika hanya 1 terdapat tujuan meyakinkan pembaca atau orang lain.

Skor 3 diberikan jika hanya 2 terdapat tujuan meyakinkan pembaca atau orang lain.

Skor 4 diberikan jika hanya 3 terdapat tujuan meyakinkan pembaca atau orang lain.

Skor 5 diberikan jika lebih dari 3 terdapat tujuan meyakinkan pemcaba atau orang
lain.
b. Indikator II (Berusaha Membuktikan Kebenaran suatu Pernyataan atau Pokok Persoalan)

Skor 1 diberikan jika tidak terdapat membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan sesuai dengan gambar/tema.

Skor 2 diberikan jika terdapat 1 membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan sesuai dengan gambar/tema.

Skor 3 diberikan jika terdapat 2 membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan sesuai dengan gambar/tema.

Skor 4 diberikan jika terdapat 3 membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok
persoalan sesuai dengan gambar/tema.

Skor 5 diberikan jika terdapat lebih dari 3 membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau
pokok persoalan yang sesuai dengan gambar/tema.

c. Indikator III (Mengubah atau Mempengaruhi Pembaca)

Skor 1 diberikan jika tidak mampu mengubah atau mempengaruhi pembaca yang sesuai
dengan gambar/tema.

Skor 2 diberikan jika terdapat 1 yang mampu mengubah atau mempengaruhi pembaca sesuai
dengan gambar/tema.

Skor 3 diberikan jika terdapat 2 yang mampu mengubah atau mempengaruhi pembaca sesuai
dengan gambar/tema.

Skor 4 diberikan jika terdapat 3 yang mampu mengubah atau mempengaruhi pembaca sesuai
dengan gambar/tema.

Skor 5 diberikan jika terdapat lebih dari 3 yang mampu mengubah atau mempengaruhi
pembaca sesuai dengan gambar/tema.

d. Indikator IV (Fakta yang Ditampilkan Merupakan Bahan Pembuktian)

Skor 1 diberikan jika tidak dapat menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian sesuai
dengan gambar/tema.
Skor 2 diberikan jika terdapat 1 fakta ditampilkan sebagai bahan pembuktian sesuai dengan
gambar/tema.

Skor 3 diberikan jika terdapat 2 fakta ditampilkan sebagai bahan pembuktian sesuai dengan
gambar/tema.

Skor 4 diberikan jika terdapat 3 fakta ditampilkan sebagai bahan pembuktian sesuai dengan
gambar/tema.

Skor 5 diberikan jika terdapat lebih dari 3 fakta ditampilkan sebagai bahan pembuktian sesuai
dengan gambar/tema.

2. Mengubah skor kemampuan menulis argumentasi menjadi nilai berdasarkan PAP


(Pedoman Acuan Patokan)

RUMUS

Keterangan: N = tingkat penguasaan

SM =skor yang diperoleh

SI =skor yang harus dicapai dalam tes

S max =skala yang digunakan (100)

(Abdurahman dan Elya Ratna 2003:264)

3. Pembuatan klasifikasi nilai ke dalam patokan persentasi skala 10.

Format 2

Pedoman Konversi skala 10

NO Tingkat Penguasaan Nilai Ubahan Skala 10 Kualifikasi


1 96-100% 10 Sempurna
2 86-95% 9 Baik sekali
3 76-85% 8 Baik
4 66-75% 7 Lebih dari Cukup
5 56-65% 6 Cukup
6 46-55% 5 Hampir cukup
7 36-45% 4 Kurang
8 26-35% 3 Kurang sekali
9 16-25% 2 Buruk
10 0-15% 1 Buruk sekali
Nurgiyantoro (dalam Abdurahman dan Elya Ratna, 2003:265)

4. Pengklasifikasian nilai siswa per indicator

Format 3

Pengklasifikasian Nilai Menulis Argumentasi

NO Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase

5. Menentukan nilai rata-rata kemampuan menulis argumentasi, menurut Nurgiyantoro


( dalam anita 2003 : 270), rumus yang digunakan sebagai berikut:

RUMUS

Keterangan

M =mean rata-rata hitung

FX =jumlah skor dikalikan frekuensi

N =jumlah siswa

Format 4

Distribusi Frekuensi

NO X F FX
1

47

6. Menganalisis dan membahas data


7. Menyimpulkan hasil pembahasan

Anda mungkin juga menyukai