Anda di halaman 1dari 12

JPSD Vol. 3 No.

2, September 2017
ISSN 2540-9093

PENGARUH BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS


NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR
Feby Inggriyani, Nurul Fazriyah
febyinggriyani@unpas.ac.id
Universitas Pasundan

Abstrak. Penelitian ini beranjak dari masalah yang muncul pada siswa kelas V di SDN Kecamatan
Lengkong Kota Bandung yaitu memiliki kesulitan di dalam menulis narasi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh data secara empirik tentang pengaruh berpikir kritis terhadap
kemampuan menulis narasi siswa kelas V di SDN Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Metode
yang digunakan adalah survei dengan teknik expost-facto. Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Kecamatan Lengkong Kota Bandung, sampel penelitian di SDN Pelita dan SDN Karangpawulang
dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan instrumen berbentuk esai untuk kemampuan berpikir kritis dan data kemampuan
menulis narasi dilakukan dengan tes esai. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa berpikir
kritis memberikan pengaruh terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas V di SDN
Kecamatan Lengkong Kota Bandung.

Kata kunci: berpikir kritis, kemampuan menulis, menulis narasi

Abstract. The Problems that arise in SDN Lengkong Sub-District Bandung are students of class V
have difficulty in writing narrative. The general purpose of this study is to obtain empirical data
about the influence of critical thinking skills to write narrative in SDN Lengkong class V student
Subdistrict, Bandung. The method used is survey with expost-facto technique. This research was
conducted at SDN Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Research sample at SDN Pelita and SDN
Karangpawulang with purposive sampling technique. Data collection techniques in this study is
used essay-test instrument on critical thinking and data writing narrative skills done with essay
test. Based on the results of research show that critical thinking gives influence the ability to write
narrative at class V student in SDN Lengkong Subdistrict Bandung.

Keywords: critical thinking, writing skills, narrative writing

105
A. Pendahuluan

Menulis merupakan salah satu Dengan demikian, menulis narasi dapat


keterampilan berbahasa yang harus dikatakan menulis cerita berdasarkan
dikuasai selain dari 3 keterampilan pengalaman pribadi dan ditulis supaya
bahasa yang lain yaitu berbicara, pembaca seolah-olah mengalami apa
menyimak dan membaca. Adapun, yang dirasakan penulisnya. Adapun
menulis merupakan salah satu Ahsin (2016) menjelaskan bahwa
keterampilan berbahasa paling sulit tulisan narasi merupakan sebuah karya
dibandingkan dengan keterampilan yang didalamnya terkandung berbagai
berbahasa lainnya. aspek tentang rangkaian cerita yang
Merujuk pendapat Yunsirno membentuk makna, dan mengakibatkan
(2010) menulis adalah suatu pembaca narasi akan terinspirasi dari
keterampilan berbahasa yang sifat maupun kehidupan tokoh yang
dipergunakan untuk menuangkan ide dibaca. Selain itu, Keraf (2001)
atau gagasan yang ada dalam pikiran mengungkapkan bahwa narasi dapat
melalui bahasa tulisan sehingga dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana
dibaca dan dipahami orang lain. Oleh yang sasaran utamanya adalah tindak
karena itu, keterampilan menulis sangat tanduk yang dijalin dan dirangkaikan
perlu dilatih supaya siswa dapat menjadi sebuah peristiwa yang terjadi
menyampaikan ide/gagasannya melalui dalam suatu kurun waktu. Dengan
bahasa tulis dengan baik dan benar. demikian, dapat dikatakan bahwa
Salah satu kemampuan menulis yang narasi merupakan tulisan mengenai
harus dimiliki siswa kelas V di sekolah suatu peristiwa yang telah terjadi
dasar adalah menulis narasi. berdasarkan urutan waktu.
Narasi menurut McCrimmon Heaton (1990) menjelaskan
(1984) adalah sebuah kisah yang bahwa di dalam menulis seseorang
diceritakan untuk menjelaskan sesuatu harus memperhatikan lima komponen
ke dalam bentuk tulisan atau untuk yaitu, penggunaan bahasa yang
memberikan secara rinci, catatan diri digunakan, keterampilan mekanik, isi,
pribadi mengenai yang telah terjadi. keterampilan dalam gaya bahasa dan

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul


ISSN 2540-9093
106
mempertimbangkan kemampuan dalam Menulis, menuntut seseorang
memilih serta mengatur informasi. untuk memiliki penalaran yang baik
Adapun rincian kemampuan menulis dengan memikirkan terlebih dahulu apa
menurut Djiwandono (2012) yaitu, isi yang akan ditulisnya, sehingga akan
yang relevan, organisasi sistematik dan menghasilkan tulisan yang baik. Oleh
penggunaan bahasa yang baik serta karena itu, siswa harus menyeleksi dan
benar. Dalam hal ini, isi wacana harus mengorganisasikan informasi yang
sesuai dengan topik, disusun secara diperoleh untuk mempresentasikannya
sistematis dan diungkapkan dalam kembali dalam urutan logis. Dengan
bahasa dengan susunan kalimat yang demikian, sangatlah jelas bahwa di
gramatikal, pilihan kata yang tepat dalam menulis diperlukan kemampuan
serta intonasi sesuai dengan pelafalan berpikir kritis untuk memberikan
yang jelas. penjelasan dalam mengidentifikasi
Berdasarkan hasil observasi dan suatu masalah, menganalisis masalah,
wawancara kepada guru kelas V di memberikan suatu penjelasan objek
salah satu SDN Kecamatan Lengkong yang dideskripsikan dan melukiskan
Kota Bandung yaitu, kegiatan menulis suatu pemikiran secara rinci dalam
kurang diminati siswa, sehingga pengorganisasian isi suatu tulisan.
mereka mengalami kesulitan dalam Kegiatan berpikir memiliki
mengungkapkan ide dan pikirannya hubungan dengan proses pembelajaran.
ketika menulis narasi. Rendahnya Semakin berkembang keterampilan
penguasaan kosakata siswa disebabkan berpikir seorang siswa, maka mereka
karena rendahnya minat membaca, itu belajar. Jika siswa semakin sering
kurangnya penguasaan keterampilan belajar tentang suatu topik, maka
mikrobahasa, seperti penggunaan tanda semakin baik kemampuan berpikir
bahasa, penggunaan kelompok kata, mereka.
penyusunan klausa dan kalimat dengan Tapilouw (Susanto 2013)
struktur yang benar sampai dengan menyatakan bahwa, berpikir kritis
penyusunan paragraf. Oleh karena itu, merupakan cara berpikir disiplin dan
perlu upaya yang dilakukan guru dikendalikan oleh kesadaran. Cara
supaya siswa nyaman dalam menulis. berpikir ini mengikuti alur logis dan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
107
rambu-rambu pemikiran yang sesuai untuk menguji pengalamannya,
dengan fakta atau teori yang diketahui mengevaluasi pengetahuan, ide-ide dan
oleh individu. Tipe berpikir ini mempertimbangkan argumen sebelum
mencerminkan tentang suatu pikiran dia mencapai suatu justifikasi yang
yang terarah. Hal ini sesuai dengan seimbang. Selain itu, Yaumi (2012)
pendapat Ennis (Costa, 1985) yang mengemukakan bahwa, “berpikir kritis
mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan kognitif untuk
berfokus pada penentuan tentang apa mengatakan sesuatu dengan penuh
yang akan dipercaya atau diperbuat, keyakinan karena bersandar pada
dimana kegiatan berpikir kritis ini alasan yang logis dan bukti empiris
melibatkan bawaan dan kemampuan. yang kuat.” Dengan demikian, dapat
Adapun Moore (2007) menjelaskan dikatakan bahwa, kemampuan berpikir
bahwa, “critical thinking is the use of kritis dalam menulis merupakan aspek
those cognitive skill or strategies that yang paling penting. Hal ini didasarkan
increase the probability of a desirable pada tujuan paragraf itu sendiri yaitu
outcome.” Dengan demikian, berpikir untuk meyakinkan pembaca supaya
kritis adalah penggunaan keterampilan memahami apa yang disampaikan oleh
kognitif untuk meningkatkan penulis.
kemungkinan hasil yang diinginkan Forrester (Thomas, 2011)
oleh seseorang. menyatakan bahwa “Creative thinking
Menurut Fisher (Susanto, 2013) and critical thinking can be viewed as
mengungkapkan bahwa berpikir kritis complementary, with both skills being
dapat diinterpretasikan kedalam student-centred and encouraging
berbagai cara. Misalnya, berpikir kritis students to think independently.” Oleh
mengenai bagaimana tentang sesuatu karena itu, dapat dikatakan bahwa
yang telah dipikirkan. Belajar berpikir kemampuan berpikir baik kritis
kritis berarti belajar bagaimana maupun berpikir kreatif berhubungan
bertanya, kapan bertanya, dan apa dengan keberanian siswa dalam
metode penalaran yang dipakai. berpikir secara mandiri, tidak
Seseorang dapat dikatakan berpikir terpengaruh dengan orang lain dan
kritis atau bernalar sampai dia mampu keteguhan keyakinan dalam dirinya.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
108
Dengan demikian, kemampuan ini Dengan demikian seseorang
merupakan faktor internal yang dapat dapat dikatakan berpikir kritis dengan
mempengaruhi keputusan atau cara siswa terampil untuk menganalisa,
tindakan seseorang. mensintesa, keterampilan memahami,
Berpikir kritis mempunyai lima memecahkan masalah, keterampilan
jenis keterampilan menurut Faiz meyimpulkan dan evaluasi.
(2012:7) sebagai berikut, yaitu: Ennis dan Norris (Fisher, 2008)
a).Keterampilan untuk menganalisa, menjelaskan bahwa terdapat elemen
yaitu keterampilan menguraikan keterampilan berpikir kritis,
struktur kedalam komponen- diantaranya sebagai berikut:
komponen. Hal ini dilakukan untuk 1. Mengidentifkasi elemen-elemen
pengorganisasian mengenai struktur kasus yang dipikirkan, khususnya
tersebut. alasan dan kesimpulan-kesimpulan;
b).Keterampilan melakukan sintesa, 2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi
yaitu keterampilan menggabungkan asumsi-asumsi;
bagian-bagian menjadi sebuah 3. Mengklarifikasi dan mengintepretasi
bentuk atau susunan yang baru. pernyataan dan gagasan-gagasan;
c).Keterampilan memahami dan 4. Menilai akseptibilitas, khususnya
memecahkan suatu masalah, yaitu kredibilitas, klaim-klaim;
kemampuan memahami sesuatu 5. Mengevaluasi argumen-argumen
dengan kritis dan mengaplikasikan yang beragam jenisnya;
kedalam permasalahan. 6. Menganalisis, mengevaluasi, dan
d).Keterampilan untuk menyimpulkan, mampu menghasilkan penjelasan.
yaitu keterampilan menguraikan dan 7. Menganalisis, mengevaluasi, dan
memahami berbagai aspek secara membuat keputusan-keputusan;
bertahap untuk sampai pada sebuah 8. Menarik inferensi-inferensi;
kesimpulan. 9. Menghasilkan argumen-argumen.
e).Keterampilan mengevaluasi dan Berdasarkan uraian di atas,
menilai, yaitu keterampilan dalam peneliti merasa perlu melakukan suatu
menentukan nilai sesuatu dengan studi yang mengkaji faktor intern yang
menggunakan kriteria tertentu. berdampak pada keberhasilan siswa
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
109
dalam menulis. Khususnya dalam Bandung. Tujuan penelitian ini untuk
penelitian ini, peneliti melakukan studi mengetahui pengaruh berpikir kritis
pengaruh berpikir kritis terhadap terhadap kemampuan menulis narasi
kemampuan menulis narasi siswa kelas siswa kelas V di SDN Kecamatan
V di SDN Kecamatan Lengkong Kota Lengkong Kota Bandung.

B. Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini jumlah sampal memenuhi kriteria


menggunakan kuantitatif dengan penelitian dan sarana dan prasarana
metode survei melalui teknik expost- fasilitas sekolah memadai.
facto. Populasinya adalah seluruh siswa Pengumpulan data instrumen
kelas V di SDN Kecamatan Lengkong berpikir kritis dan kemampuan menulis
Kota Bandung yang berjumlah 969 narasi dengan menggunakan tes esai.
siswa. Teknik pengambilan sampel Analisis data menggunakan regresi
penelitian menggunakan purposive linier sederhana dengan bantuan SPSS
sampling. Dalam pengambilan sampel versi 17. Untuk pengujian normalitas
menggunakan rumus Taro Yamane, data menggunakan Kolmogorov
sehingga diperoleh 283 siswa. Sampel Smirnov dan pengujian homogenitas
penelitian di SDN Pelita dan SDN menggunakan Levente test.
Karangpawulang. Ini dilakukan karena
terdapat beberapa pertimbangan yaitu,

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pengujian hipotesis penelitian dengan kemampuan menulis narasi


menunjukkan bahwa besar hubungan yang termasuk dalam kategori sedang.
antara varibel berpikir kritis dengan Hal ini menunjukan bahwa semakin
menulis narasi yang dihitung dengan tinggi kemampuan berpikir kritis siswa,
koefisien korelasi adalah 0,541. Hal ini maka, akan semakin tinggi kemampuan
menunjukan bahwa terdapat hubungan menulis narasinya. Hal ini sesuai
(korelasi positif) antara berpikir kritis dengan pendapat Hidayati (2009) yang
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
110
menjelaskan bahwa kemampuan walaupun kita lebih menyadarinya
berpikir kritis merupakan sesuatu yang sebagai alat interaksi sosial. Untuk
paling esensial dalam pembelajaran ringkasan model korelasi dapat dilihat
bahasa. Oleh karena itu, bahasa sering pada tabel 1 dibawah ini:
disebut sebagai alat dalam berpikir,
Tabel 1 Rangkuman Model Korelasi
Model R R Adjusted Std. Error of the
Square R Square Estimate
1 0.541a .292 .290 3.82010
a. Predictors: (Constant), Berpikir_Kritis
b. Dependent Variable: Kemampuan_Menulis

Pada Tabel 1 angka R Square Misalnya, dapat dilihat dari kondisi


atau koefisien korelasi sebesar 0,292, fisik siswa pada saat pembelajaran,
ini berarti koefisien determinasinya kemampuan menulis awal siswa,
adalah 29,2%. Hal ini dapat dikatakan kegiatan proses pembelajaran yang
bahwa 29,2% variabel kemampuan diberikan, kondisi lingkungan dan lain
menulis narasi dapat dijelaskan oleh sebagainya. Untuk ringkasan hasil uji
variabel berpikir kritis. Sedangkan Anova dapat dilihat pada tabel 2
sisanya yaitu 70,8% dijelaskan atau dibawah ini:
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Tabel 2 Rangkuman Uji Anova
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1694.897 1 1694.897 116.143 .000a
Residual 4100.680 281 14.593
Total 5795.576 282
a. Predictors: (Constant), Berpikir_Kritis
b. Dependent Variable: Kemampuan_Menulis

Berdasarkan tabel 2 yaitu uji untuk menjelaskan pengaruh berpikir


Anova didapat F hitung adalah 116,143 kritis terhadap kemampuan menulis
dengan tingkat signifikansi 0,000. narasi siswa. Model regresi dapat
Karena probabilitas ini dibawah 0,05, dilihat pada tabel 3 dibawah ini:
maka model regresi layak digunakan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
111
Tabel 3 Rangkuman Model Regresi
Unstandardized Standardized
Correlations
Coefficients Coefficients Sig
Model T
Std. . Zero- Partia
B Beta Part
Error order l
(Constant) 48.212 3.396 14.198 .00
Berpikir .433 .040 .541 10.777 .00 .541 .541 .541
Kritis

Berdasarkan tabel 3 di atas Menurut Pujiono (2012), terdapat lima


persamaan regresi Y = 48,212 + tahap-tahap seseorang dikatakan
(0,433X). Konstanta sebesar 48,212 berpikir kritis (Critical Thinking)
yang menyatakan bahwa jika tidak ada dalam kegiatan menulis yaitu sebagai
pengaruh dari variabel berpikir kritis, berikut:
maka nilai kemampuan menulis narasi 1. Kemampuan dalam mengingat, yaitu
48,212. Koefisien regresi sebesar 0,433 kegiatan yang dilakukan secara
menyatakan bahwa setiap kenaikan sadar untuk menyimpan informasi.
nilai berpikir kritis akan meningkatkan Kemampuan mengingat dalam
kemampuan menulis narasi siswa. proses menulis dilakukan ketika
Adapun hasil uji persamaan regresi siswa mencari ide dan gagasan
sebesar 0,000 dan nilai tersebut berada berdasarkan pengalaman yang
dibawah 0,05. Dengan demikian, pernah diketahuinya Hasil kerja
koefisien atau model regresi signifikan siswa berupa ide dan gagasan yang
dan dapat dikatakan bahwa berpikir dapat diwujudkan dalam bentuk
kritis berpengaruh secara signifikan mind mapping.
terhadap kemampuan menulis narasi 2. Kemampuan mendiskusikan adalah
siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian kegiatan saling bertukar pikiran
Suhartono (2014) yang menyatakan (brainstorming) mengenai suatu
bahwa berpikir kritis berpengaruh permasalahan sehingga diperoleh
secara langsung terhadap kemampuan suatu jalan pemahaman yang benar.
menulis ilmiah. Dengan demikian, Misalnya, pada saat mendiskusikan
keterampilan menulis dipengaruhi tulisan naratif bisa dimulai dengan
secara langsung oleh berpikir kritis pertanyaan-pertanyaan apakah cerita
siswa. itu baik atau buruk, apa alasannya,
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
112
siapa tokoh-tokoh dalam cerita, kritis untuk meningkatkan kualitas
bagaimana konfliknya· dan lain hasil tulisannya. Salah satu cara untuk
sebagainya. Dengan demikian, hasil meningkatkan kemampuan berpikir
dari diskusinya dapat dijadikan kritis siswa adalah melalui kegiatan
informasi untuk mengembangkan menulis, baik menulis reflektif maupun
tulisannya. menulis jurnal (Duron, Limbach, dan
3. Kemampuan suatu individu dalam Waugh, 2006). Menulis dalam
menganalisis suatu permasalahan, penelitian tersebut adalah menulis
dari mulai mengidentifikasi, jurnal bagi anak SD yang merupakan
membedakan komponen dan asumsi latihan dalam berpikir reflektif.
untuk melihat sesuatu dibalik ide-ide Dimana ketika menulis narasi siswa
yang telah ada. Di dalam menulis, diminta memiliki alur, plot dan tokoh
proses untuk menganalisis penting untuk mengasah kemampuan berpikir
dilakukan supaya gagasan dan ide dalam mengembangkan cerita
yang ditulis bisa mencapai berdasarkan pengalaman pribadinya.
kebenaran dan keruntutan dalam Selain itu, Duron, Limbach, dan
karangannya. Waugh (2006) menjelaskan 5 model
4. Kemampuan dalam merekonstruksi langkah untuk meningkatkan
adalah mampu mengembangkan ide kemampuan berpikir kritis yaitu
dan gagasan dalam bentuk karangan 1) Menentukan tujuan belajar,
yang jelas dan mudah dipahami. 2) Ajarkan melalui kegiatan bertanya,
5. Kemampuan menilai adalah mampu 3) Latihan sebelum penilaian guru,
melihat dan memutuskan mengenai 4) Review, saring dan improvisasi,
sesuatu berdasarkan kriteria yang 5) Berikan umpan balik dan penilaian
jelas dan masuk akal. Kegiatan yang pembelajaran.
dilakukan yaitu karangan sendiri Berdasarkan langkah-langkah di
ataupun karangan orang lain dari atas, maka sangat penting untuk
aspek isi, bahasa, dan organisasi memperhatikan penilaian terhadap 5
tulisan/penalaran. model langkah tersebut. Informasi
Dengan demikian, didalam diperoleh dari umpan balik dan
menulis diperlukan proses berpikir penilaian siswa, didapat pula sumber
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
113
informasi langsung dan penting dari kemampuan bahasa baik menulis dan
proses pembelajaran. Senada dengan keterampilan lainnya dapat dilakukan
pendapat Usmaedi (2017) bahwa kita melalui Gerakan Literasi Sekolah
dapat meningkatkan kemampuan berupa program yang diusung
berpikir dengan cara memahami pemerintah yaitu program 6M yaitu
proses-proses yang melibatkan mengamati (observe), mencipta
kegiatan berpikir. Dengan demikian (create), mengkomunikasikan
untuk mencapai tujuan pembelajaran, (communicate), mengapresiasikan
diperlukan efektivitas kegiatan belajar (appreciate), membukukan (post), dan
spesifik, dan hendaknya melakukan memamerkan (demonstrate)). Gerakan
hal-hal seperti efektivitas umpan balik literasi sekolah dilakukan secara masif
sesuai dengan standar kurikulum dan dan diberbagai level pendidikan tidak
lain lain. hanya sekolah dasar. Salah satu
Menurut Akbar (2017) bahwa tujuannya adalah memperbaiki
untuk meningkatkan kemampuan kemampuan literasi siswa salah satunya
berpikir siswa serta meningkatkan adalah kemampuan bahasa.

D. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis khususnya dalam menulis dengan cara


statistik yang dilakukan, diperoleh diberikan latihan untuk meningkatkan
temuan penelitian yaitu berpikir kritis kemampuan mengidentifikasi masalah,
memberikan pengaruh terhadap mengevaluasi asumsi, mengklarifikasi
kemampuan menulis narasi siswa kelas dan mengintepretasi pernyataan dan
V di SDN Kecamatan Lengkong Kota gagasan, membuat keputusan-
Bandung. Hal ini menunjukan bahwa keputusan dan menghasilkan argumen-
semakin tinggi (baik) berpikir kritis argumen di dalam menulis narasi.
siswa maka semakin tinggi (baik) pula Saran yang diberikan yaitu, guru
kemampuan menulis narasi siswa. sebaiknya melatih siswa untuk
Upaya yang dilakukan untuk pembenahan dan menumbuhkan literasi
menumbuhkan berpikir kritis siswa dalam menulis yang dapat dimulai dari

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul


ISSN 2540-9093
114
aktivitas atau kebiasaan siswa. Upaya thinking) pada diri siswa melalui
yang dilakukan adalah menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia
kemampuan berpikir kritis (critical (khususnya membaca dan menulis).

Daftar Pustaka

Agustini, M,. Dibia, Kt. & Suartama, Berpikir Kritis; Sebuah


Kd. (2014). Pengaruh Model Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Pembelajaran TGT Berbantuan Heaton, J.B. 1990. Writing English
Media Flip Chart Terhadap Hasil Language Tests New Edition
Belajar IPA Siswa Kelas V SD. Consultans editor Jeremy
MIMBAR PGSD, 2 (1), 1-11. Harmer and Roy Kingsbury.
Ahsin, Muhammad Nur. 2016. United States America.
Peningkatan Keterampilan Hidayati, Panca Pertiwi. 2015.
Menulis Karangan Narasi Pembelajaran Menulis Esai
Dengan Menggunakan Media Berorientasi Peta Berpikir Kritis.
Audiovisual Dan Metode Prisma Press Prodaktama:
Quantum Learning. Jurnal Bandung.
Refleksi Edukatika, 6 (2), 159. Karwati, Wawat dan Damayanti,
Akbar, Aulia. 2017. Membudayakan Vismaia. 2017. Pengaruh
Literasi dengan Program 6M di Pendekatan Proses Menulis
Sekolah Dasar. Jurnal terhadap Kemampuan Menulis
Pendidikan Sekolah Dasar, 3(1), Laporan Kunjungan Siswa Kelas
51. V SD. Jurnal Pendidikan
Costa, A. L. 1985. Developing Minds, Sekolah Dasar, 2 (1), 51.
A Resource Book For Teaching Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan
Thinking. Virginia: Association Narasi. Jakarta: Gramedia.
for Supervision and Curriculum McCrimmon, James. 1984. Writing
Development. With a Purpose. The State
Duron, Limbach, and Waugh. 2006. University of New Jersey. p.159.
Critical Thinking Framework For Moore, T. D. 2007. Critical Thinking
Any Discipline. International and Intelligence Analysis.
Journal of Teaching and Washington: National Defense
Learning in Higher Education, Intelligence College.
17 (2), 160-166. Pujiono, Setyawan. 2012.
Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Pengembangan Kebahasaan Dan
Bahasa Pegangan bagi Pengajar Kesusastraan Melalui Nilai-Nilai
Bahasa. Malang: Indeks. Kearifan Lokal Untuk Penguatan
Faiz, Fahruddin. 2012. Thinking Skill. Jati Diri Bangsa. PIBSI XXXIV,
Yogyakarta: Suka Press. 781.
Fisher, Alex. 2008. Critical Thinking; Suhartono. 2014. Pengaruh Kebiasaan
An Introduction, diterjemahkan Membaca, Kemampuan Berpikir
oleh Benyamin Hadinata, Kritis, dan Penguasaan Struktur
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
115
Sintaksis terhadap Keterampilan
Menulis Ilmiah. Lentera
Pendidikan, 17 (1), 58.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar
dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Thomas, Theda. 2011. Developing
First Year Students Critical
Thinking Skill. A Journal Asian
Social Science, 7 (4), 28.
Usmaedi. 2017. Menggagas
Pembelajaran HOTS Pada Anak
Usia SD. Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar, 3 (1), 93.
Yaumi, Muhamad. 2012.
Pembelajaran berbasis Multiple
Intelegences. Jakarta: Dian
Rakyat.
Yunsirno. 2010. Keajaiban Belajar.
Pontianak: Pustaka Jenius
Publishing.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Feby & Nurul


ISSN 2540-9093
116

Anda mungkin juga menyukai