Anda di halaman 1dari 51

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

TERHADAP KEMAMPUAN SISWA KELAS VII DALAM MENULIS

SURAT PRIBADI DAN SURAT DINAS DI SMP NEGERI 41

PALEMBANG

1. Latar Belakang

Secara umum, pendidikan di mata masyarakat yaitu suatu kegiatan belajar

dan mengajar di sekolah selama rentan waktu yang telah ditentukan. Pendidikan

adalah suatu proses pembelajaran (penelitian, pelatihan) dari yang tadinya kita

tidak tahu menjadi tahu tentang segala hal yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan. Pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan formal seperti

sekolah dan non formal seperti kursus.

Mengenai tujuan pendidikan, Tirtarahardja & La Sulo mengemukakan bahwa

pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan

potensi-potensi kemanusiaannya. Sementara Daeng, Warta, & Riadi berpendapat

bahwa pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membina anak- peserta didik

agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif dalam menjalankan

kehidupan (2019: 2). Dari beberapa pendapat diatas dapat peneliti simpulkan

bahwa tujuan pendidikan adalah mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada

Tuhan yang esa dan mencerdaskan harkat dan martabat Indonesia sebagai negara

tercinta. Jika membahas soal pendidikan pasti pikiran kita berpusat pada

pembelajaran dan belajar.


2

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi belajar mengajar yang terjadi

antara guru dan siswa di sekolah selama rentan waktu yang telah ditentukan.

Sedangkan belajar adalah suatu proses memperoleh ilmu pengetahuan dari

berbagai aspek yang terjadi pada diri setiap orang. Proses belajar dapat terjadi

karena adanya interaksi antara orang dengan lingkungannya. Oleh karena itu,

belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja baik di sekolah ataupun diluar

lingkungan sekolah. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu dapat dikatakan

belajar apabila adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut yang

mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pengetahuan, kemampuan,

keterampilan ataupun sikapnya.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat komponen berbahasa

sejalan dengan pendapat (Daeng, Warta, & Riadi, 2019: 2) terdapat empat

komponen keterampilan berbahasa, antara lain: menyimak, berbicara, membaca,

menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan satu sama

lainnya. Menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif. Untuk menulis

sebuah karya dimasa sekarang ini banyak sekali wadah untuk menampung tulisan

baik dalam bentuk buku ataupun media massa seperti aplikasi di handphone

seperti webtoon, ebook, wattpad, noveltoon, innovel dan sebagainya. Artinya

untuk menulis sebuah tulisan penulis tidak perlu khawatir karena tulisan tersebut

pasti dibaca dan dinikmati semua khalangan. Namun untuk menulis sebuah tulisan

penulis juga harus mengetahui syarat dalam menulis yang baik dan benar dari

segala aspek agar pesan yang disampaikan penulis dapat tersampaikan kepada

pembaca.
3

Keterampilan berbahasa yang terakhir yaitu menulis seperti menulis surat

pribadi dan surat dinas ini sesuai dengan kompetensi dasar dalam kurikulum 2013.

Surat adalah suatu bentuk komunikasi berupa tulisan yang digunakan untuk

menyampaikan pesan, pikiran, perasaan, ide, gagasan dan sebagainya. Untuk

menulis surat pribadi dan surat dinas diperlukan pengetahuan tentang sistematika

penulisan surat dari berbagai aspek seperti penggunaan bahasa, kalimat, kata,

tanda baca, ejaan, kelengkapan struktur, dan kaidah.

Berdasarkan pengalaman peneliti yang mempunyai adik sepupu yang duduk

dibangku SMP, setiap ada pekerjaan rumah untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia khususnya untuk materi menulis surat pribadi dan surat dinas dia tidak

mau mengerjakannya sendiri baik membaca materi ataupun memahami materi

yang diberikan. Inilah yang memotivasi peneliti untuk mencari tahu penyebab dari

masalah yang terjadi pada adik sepupunya ini. Pada dasarnya siswa menganggap

materi menulis surat pribadi dan surat dinas ini adalah hal yang sukar untuk

dikerjakan. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab mengapa siswa

menganggap materi menulis surat pribadi dan surat dinas sukar untuk dikerjakan

yaitu kurangnya motivasi guru dalam mengajarkan materi tersebut, kurangnya

inovasi guru dalam menggunakan metode ataupun model pembelajaran yang

digunakan, kurangnya kemampuan siswa dalam menggunakan kalimat efektif dan

kosa kata siswa dalam menulis surat pribadi dan surat dinas.
4

2. Masalah Penelitian

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa

masalah, yaitu:

1. Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis surat dinas;

2. Siswa kurang memahami penggunaan kalimat efektif;

3. Kurangnya inovasi guru dalam mengajarkan materi menulis surat dinas;

4. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran menulis surat;

5. Kurangnya kosa kata siswa dalam menulis surat.

b. Pembatasan Lingkup Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini banyak. Jadi, peneliti

membuat batasan agar masalah yang akan diteliti tidak meluas sehingga

memudahkan peneliti untuk memecahkan masalah. Sehingga judul dalam

penelitian ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write Terhadap

Kemampuan Siswa Kelas VII Dalam Menulis Surat Pribadi Dan Surat Dinas Di

SMP Negeri 41 Palembang”.

c. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah ‘’bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Think Talk Write

terhadap kemampuan siswa kelas VII dalam menulis surat pribadi dan surat dinas

di SMP Negeri 41 Palembang?’’.


5

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran Think Talk Write

terhadap kemampuan siswa kelas VII dalam menulis surat pribadi dan surat dinas

di SMP Negeri 41 Palembang.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi Pengajaran Bahasa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

inovasi baru dalam meningkatkan kemampuan siswa siswi khususnya

terhadap menulis surat pribadi dan surat dinas.

2) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru dalam

meningkatkan belajar siswa siswinya terutama dalam materi pelajaran

menulis surat pribadi dan surat dinas.

3) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin

tahu, semangat serta ketertarikannya dalam belajar terutama dalam materi

pelajaran menulis surat pribadi dan surat dinas.

4) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

panduan untuk mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.


6

5. Tinjauan Pustaka

a. Kajian Teori

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Menulis merupakan

kemampuan puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa. Menulis

merupakan keterampilan yang sangat kompleks. Menulis tulisan juga merupakan

media untuk melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan

(Daeng, Warta, & Riadi, 2019: 4).

Sementara Leo (2017: 1) berpendapat bahwa menulis adalah sebuah

kegiatan menuangkan pikiran atau gagasan ke dalam bentuk atau simbol-simbol

tulisan. Dan M. Kuntarto, dkk. (2016: 9) memberi tanggapan tentang menulis

yaitu menulis merupakan sebuah pekerjaan super-mudah yang bisa dilakukan oleh

siapa saja, meskipun tanpa gelar akademik bahkan tanpa pengalaman sekalipun.

Dari ketiga pendapat diatas, kesimpulannya yaitu menulis adalah suatu

kemampuan berbahasa yang di miliki manusia dalam ia menuangkan pengalaman

yang ada ataupun imajinasinya sendiri kedalam bentuk tulisan dan hasil karyanya

dapat dikonsumsi masyarakat luas serta ceritanya atau imajinasinya bisa

memotivasi, menambah pengalaman, menambah ilmu baru dari berbagai bidang

dan meningkatkan minta menulis masyarakat didunia.

2. Jenis-Jenis Tulisan

Dalam menulis sebuah karya penulis terlebih dahulu mengetahui jenis-jenis

tulisan agar penulis dapat menentukan jenis tulisan yang akan dia tulis menurut
7

Daeng, Warta, & Riadi (2019: 69) berdasarkan keobjektifan masalahnya tulisan

dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni: (1) tulisan ilmiah, (2) tulisan populer,

dan (3) tulisan fiktif. Dan berdasarkan isi dan sifatnya, tulisan terdiri dari: (1)

naratif, (2) deskriptif, (3) ekspositorik, (4) persuasif, dan (5) argumentatif.

3. Fungsi Tulisan

Daeng, Warta, & Riadi (2019: 72) menyatakan bahwa fungsi tulisan dapat

diidentifikasi antara lain sebagai alat untuk: (1) menginformasikan sesuatu kepada

pembaca, (2) meyakinkan pembaca, dan (3) mengajak pembaca, (4) menghibur

pembaca, (5) melarang atau memerintah pembaca, (6) mendukung pendapat orang

lain, dan (7) menolak atau menyanggah pendapat orang lain.

4. Langkah-Langkah Menulis

Ada beberapa langkah-langkah yang harus ditempuh oleh penulis untuk

menghasilkan sebuah karya Daeng, Warta, & Riadi (2019: 73) menyatakan

bahwa suatu tulisan atau karangan dapat dikatakan terbentuk secara sistematis

antara lain apabila:

1. Terdapat relevansi yang baik antara judul dengan bagian pendahuluan, bagian

isi, dan bagian penutup tulisan;

2. Terdapat relevansi yang baik antara bagian awal/ pendahuluan dengan bagian

isi dengan bagian akhir/ penutup tulisan, atau sebaliknya;

3. Terdapat relevansi antara kalimat/ klausa yang satu dengan kalimat klausa

yang lain dalam tiap alinea; dan

4. Terdapat relevansi yang pas antara isi tulisan dengan tujuannya.


8

5. Surat

a. Pengertian Surat

Daeng, Warta, & Riadi (2019: 120) berpendapat bahwa surat adalah sarana

komunikasi tertulis antara satu pihak dengan pihak lain yang saling

berkepentingan. Rumusan lain tentang surat dapat dikemukakan bahwa, surat

adalah sehelai kertas bertulis atau lebih yang memuat suatu bahan komunikasi –

berupa pemberitahuan, permohonan, undangan, dll.- yang disampaikan seseorang

kepada orang/pihak lain, baik atas nama pribadi maupun karena kedudukannya

dalam suatu organisasi, instansi, atau perusahaan.

Tantawi (2019: 209) memberi tanggapan bahwa surat adalah salah satu alat

komunikasi atau sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan kemauan dari

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis.

Selain itu di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia surat adalah kertas yang

bertulis (berbagai-bagai isi maksudnya); kartu (secarik kertas dsd) sebagai tanda

atau keterangan; tulisan (yang tertulis); - (tanda) anggota, surat atau kartu sebagai

tanda menjadi anggota perkumpulan; - angkatan (2014: 1163).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa surat

adalah suatu bentuk komunikasi diatas kertas yang ditulis oleh orang yang

berkepentingan atau orang yang ingin menyampaikan isi hatinya kepada orang

lain melalui media tulisan.


9

b. Fungsi Surat

Secara umum fungsi surat adalah sebagai sarana komunikasi berupa tulisan,

namun Daeng, Warta, & Riadi (2019: 120) berpendapat, fungsi surat dalam

kehidupan bermasayarakat antara lain dapat dirumuskan sebagai alat komunikasi,

alat bukti autentik, alat bukti historis, duta-wakil, pedoman pelaksanaan tugas, dan

sebagai pengikat pemandu berpikir.

Berikut gambaran penjelasan fungsi surat satu per satu secara ringkas.

1. Alat komunikasi tertulis

2. Alat bukti otentik

3. Alat bukti historis

4. Duta/wakil

5. Pedoman

c. Syarat Surat Yang Efektif

Untuk menulis sebuah surat Daeng, Warta, & Riadi (2019: 121) berpendapat

bahwa surat dapat dikatakan baik dan efektif apabila si penerima surat dapat

dengan tepat memahami isi surat yang diterimanya sesuai dengan maksud isi

penulis surat. Oleh karena itu, surat yang baik harus memenuhi kriteria: benar,

jelas, lengkap, baik, bersih, rapi, tertib, dan sopan. Dengan rumusan lain surat

yang baik dan efektif itu harus memenuhi syarat:

1. Bahasanya singkat-tidak bertele-tele dan jelas;

2. Mengikuti aturan penulisan yang baik dan benar;

3. Menggunakan pola surat yang benar;


10

4. Pesan disampaikan benar, jelas, sopan, dan simpatik;

5. Tampilan rapi-bersih terhindar dari coretan dan hapusan yang tak perlu.

d. Jenis-Jenis Surat

Mengenai jenis-jenis surat Daeng, Warta, & Riadi (2019: 122)

mengemukakan pendapatnya yaitu kita mengenal banyak sekali jenis surat.

Namun untuk memudahkan pemahaman, baiklah kita jelaskan jenis-jenis surat itu

berdasarkan: asalnya, sasarannya, bentuknya, keamanan isinya, tingkat

kepentingan/urgensinya, dan jenis surat berdasarkan polanya.

1. Jenis surat berdasarkan asalnya

Surat berdasarkan asalnya dibedakan menjadi empat yakni surat yang berasal

dari pribadi/perseorangan, dinas, sosial, dan niaga. Surat pribadi adalah surat yang

berasal dari pribadi atau perseorangan. Surat dinas yakni surat yang berasal suatu

dinas atau instansi; surat sosial yakni surat berasal dari lembaga atau organisasi

sosial; dan surat niaga adalah surat yang berasal dari dan berisi informasi seputar

dunia usaha/bisnis.

2. Jenis surat berdasarkan sasarannya

Surat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni surat biasa, surat edaran, dan

pengumuman. Surat biasa yang dimaksudkan di sini adalah satu surat yang

ditujukan untuk satu alamat. Surat edaran adalah satu surat yang disampaikan

untuk beberapa alamat yang terdata dengan cermat. Sedangkan pengumuman

adalah sebuah surat yang disampaikan kepada umum sekelompok khalayak tanpa

harus diketahui siapa dan berapa jumlahnya.


11

3. Jenis surat berdasarkan bentuknya

Surat berdasarkan bentuk atau wujud fisiknya, antara lain, berupa: kartu pos,

warkat pos/aerogram, telegram, surat bersampul, wesel, faksimili, memo dan

nota. Semua surat itu masing-masing mempunyai khasan baik bentuk maupun

kegunaannya. Kartu pos atau lazim pula disebut postcard digunakan untuk

menyampaikan berita singkat yang tidak rahasia. Berbeda dengan warkat pos/

aerogram dan surat bersampul, karena sifatnya yang tertutup, digunkan untuk

menyampaikan berita yang informasi-isinya lebih panjang dan bersifat rahasia.

Memo dan Nota adalah surat-surat yang digunakan secara internal dalam suatu

lingkungan kerja. Perbedaannya, Nota: bernomor, isinya berupa

informasi/instruksi, penulisnya terbatas dan melekat pada jabatan; dikirimkan ke

bawahan (instruksi) atau pejabat sederajat (informasi). Sedangkan Memo: tidak

bernomor, isinya umum-apa saja bisa disampaikan; penulisnya umum-tidak

terikat pada jabatan; siapa pun bisa dan boleh menulis memo; memo biasa-bisa

dikirimkan kepada atasan, bawahan, dan pejabat yang sederajat.

4. Jenis surat berdasarkan keamanan isinya

Surat berdasarkan keamanan dan kerahasiaan isinya, dapat dibedakan menjadi

empat jenis, yakni surat sangat rahasia, surat rahasia, surat konfidensial, dan surat

biasa. Setiap surat, sepanjang surat itu bersampul berarti surat itu rahasia. Artinya

tidak sembarang orang boleh membuka-membacanya. Hal ini berbeda dengan

‘kartu pos’ post card yang memang terbuka, karena sifatnya itu maka digunakan

untuk mengirimkan berita singkat dan tidak rahasia. Surat sangat rahasia dan surat
12

rahasia, masing-masing menggunakan dua buah sampul/ amplop, keduanya

digunakan untuk mengirimkan dokumen-dokumen negara. Jadi, apabila sebuah

surat sangat rahasia dan rahasia itu bocor, maka yang bocor itu adalah dokumen-

rahasia negara. Sedangkan surat konfidensial adalah surat tercantum pada alamat

yang dituju. Surat konfidensial ini lazim pula disebut dengan surat rahasia

terbatas, surat rahasia jabatan, surat rahasia perusahaan. Surat konfidensial bisa

juga dijelaskan sebuah surat yang isinya rahasia bagi pihak lain yang tidak

menerimanya, tetapi tidak rahasia bagi beberapa orang yang menerimanya. Surat

biasa adalah surat yang memiliki sampul, artinya rahasia dan tidak sembarang

boleh membacanya, tetapi tingkat kerahasiaan isi surat itu biasa.

5. Jenis surat berdasarkan situasinya

Surat berdasarkan situasinya terdiri dari surat pribadi, surat semipribadi, dan

surat resmi yang dibedakan menjadi dua: surat resmi kedinasan dan surat resmi

bisnis.

6. Jenis surat berdasarkan urgensinya

Surat, berdasarkan urgensi atau tingkat kepentingannya dapat dibedakan

menjadi surat sangat segera, surat segera, dan surat biasa. Surat sangat segera

dalah surat-surat yang harus diproses dikirimkan-ditangani segera pada

kesempatan pertama, saat jam kantor buka. Sedangkan surat segera adalah surat

yang juga harus segera diproses-dikerjakan-ditangani namun tidak pada

kesempatan pertama; surat biasa adalah surat yang penanganan-penyelesaiannya

berdasarkan urutan datangnya surat atau berdasarkan skala prioritasnya.


13

7. Jenis surat berdasarkan polanya

Dalam dunia surat-menyurat dikenal ada tujuh jenis pola surat yang lazim

digunakan secara bervariasi. Ketujuh pola surat itu adalah pola surat lurus penuh'

full block style'; 'pola surat lurus' block style; pola surat setengah lurus' semi-

block style; 'pola surat takik/ lekuk' indented style; pola surat paragraf

menggantung' hanging paragraf style, 'pola surat dinas' official style; dan pola

surat pribadi' private style. Ketujuh pola surat itu, dalam praktiknya, digunakan

secara bervariasi di berbagai organisasi, tempat, dan instansi, atau perusahaan.

Instansi atau perusahaan swasta menggunakan pola surat paragraf menggantung,

lurus, dan takik; dunia perbankan dominan menggunakan pola lurus dan lurus

penuh; perhotelan dominan pola lurus dan lurus penuh, serta paragraf

menggantung. Sebaliknya dengan instansi pemerintah umumnya menggunakan

pola surat dinas, takik, dan pola setengah lurus lebih dominan digunakan,

sementara pola-pola lain jarang digunakan.

Ketujuh jenis surat berdasarkan polanya ini disajikan oleh Daeng, Warta, &

Riadi (2019: 124) dalam bentuk gambar dan juga disertai contoh Nota Dinas,

surat setengah lurus, serta surat lamaran.


14
15

(Sumber: Buku Terampil Berbahasa dari Daeng, Warta, & Riadi , 2019: 125-130)

e. Pengertian Surat Dinas

Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik

perseorangan, instansi, maupun organisasi (Yustinah, 2019: 3). Hal ini juga

sejalan dengan pendapat Saryono & Soedjito (2021: 149) surat resmi adalah

surat yang digunakan untuk kepentingan resmi baik perseorangan, instansi,

maupun organisasi. Surat termasuk jenis karangan paparan (eksposisi). Dalam

surat dijelaskan, dikemukakan, diuraikan, dan dibicarakan maksud atau isi

pikiran atau tujuan dari pengirim surat kepada penerima surat.


16

f. Pola dan Bagian-Bagian Surat Dinas

(Sumber: Buku Terampil Berbahasa dari Daeng, Warta, & Riadi , 2019: 131-132)

Dari ketujuh jenis surat di atas Daeng, Warta, & Riadi (2019: 133)

mengemukakan tanggapannya mengenai 15 bagian surat sebagai berikut:

Kepala Kepala surat berisi;


1. Nama instansi atau badan
2. Alamat
3. Nomor telepon
4. Nomor kotak pos
5. Alamat kawat
6. Bank
7. Lambang instansi atau badan
8. Nomor teleks, faksimili
Leher Leher surat berisi;
1. Tanggal
2. Nomor surat
3. Sifat/klasifikasi (tidak selalu)
4. Lampiran
5. Hal/perihal
17

6. Alamat yang dituju


7. Salam pembuka
Badan Badan surat berisi;
1. Paragraf pembuka surat
2. Paragraf isi-inti surat
3. Paragraf penutup surat
Kaki surat Kaki surat berisi;
1. Salam penutup
2. Tanda tangan
3. Nama jelas penanda tangan
4. Jabatan penanda tangan
5. Tembusan; dan
6. Inisial pengonsep-pengetik surat

g. Cara Penulisan Bagian Surat Dinas


Menurut Daeng, Warta, & Riadi (2019: 134-140) ada 12 bagian surat beserta

fungsinya.

1. Kop Surat

Kop surat atau lazim pula dinamakan kepala surat merupakan identitas

lengkap suatu lembaga, organisasi, perusahaan, atau instansi pengirim surat. Kop

surat, berfungsi sebagai informasi tentang identitas lengkap pihak si pengirim.

2. Tanggal Surat

Tanggal surat atau titimangsa merupakan petunjuk kapan surat itu dibuat,

bukan petunjuk kapan surat itu dikirimkan.

3. Nomor Surat

Nomor surat merupakan petunjuk nomor urut surat yang dikeluarkan oleh

suatu organisasi, instansi, atau perusahaan. Nomor surat secara umum memiliki
18

fungsi yang sama dengan fungsi tanggal surat, yaitu petunjuk nomor urut surat

yang dikeluarkan, pemudah pengarsipan, dan pemudah-petunjuk bagi si penerima

apabila akan membalas surat tersebut.

4. Lampiran Surat

Lampiran surat, bila ada, merupakan kelengkapan yang disertakan bersama

surat yang dikirimkan. Fungsinya petunjuk bahwa ada sesuatu yang disampaikan

bersama dan merupakan satu kesatuan dengan surat itu.

5. Perihal Surat

Perihal atau hal atau biasa juga disebut pokok surat harus dinyatakan secara

eksplisit-jelas, misalnya, dalam kalimat tunggal lengkap. Fungsinya untuk

memudahkan si penerima surat dengan cepat mengetahui persoalan yang

dibicarakan dalam surat itu.

6. Alamat Tujuan

Alamat tujuan adalah petunjuk kepada siapa surat itu ditujukan. Fungsinya

untuk mempercepat penyampaian surat kepada yang berhak menerimanya

7. Salam Pembuka

Salam pembuka yang lazim digunakan dalam surat-menyurat, misalnya,

dengan hormat, assalamualaikum wr. wb., salam sejawat. Berfungsi sebagai tanda

hormat, sebelum pembicaraan dalam surat dimulai.


19

8. Isi Surat

Isi surat merupakan paparan informasi atau pesan utama yang disampaikan

kepada pihak yang disurati. Isi surat lazim dikelompokkan menjadi tiga alinea

utama, yaitu alinea pembuka, alinea inti-isi surat, dan alinea penutup surat.

9. Salam Penutup

Salam penutup merupakan tanda atau ungkapan rasa hormat si penulis surat,

sekaligus pemberitahuan bahwa pembicaraan dalm surat sudah selesai. Salam

penutup yang digunakan harus serasi dengan Salam Pembuka.

10. Penanggung Jawab Surat

Penanggung jawab surat yang dimaksud dalam bahasan ini adalah keterangan-

penegas siapa yang bertanggung jawab atas surat ini. Maka dicantumkan,

keterangan minimal tanda tangan dan nama jelas. Sedangkan untuk surat

kedinasan, penanggung jawab itu lengkap: nama jabatan, tanda tangan, nama

jelas-lengkap, NIP pejabat/ orang yang menandatangani surat itu, serta cap atau

stempel penanda keresmian dan kedinasan.

11. Tembusan Surat

Tembusan surat biasa digunakan, terutama dalam surat-surat kedinasan.

Berfungsi sebagai petunjuk, ada pihak lain yang terkait, yang harus mengetahui isi

surat secara lengkap.


20

12. Inisial-Kode Pengonsep dan Pengetik Surat

Insial atau kode nama pengonsep dan pengetik surat, dalam surat-surat

kedinasan atau surat-surat niaga, berfungsi untuk memudahkan pelacakan bila

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan suatu surat.

Contoh Pola Surat Dinas Contoh Surat Setengah Lurus

(Sumber: Buku Terampil Berbahasa dari Daeng, Warta, & Riadi , 2019: 141-142)

h. Pengertian Surat Pribadi

Surat pribadi adalah surat yang ditulis untuk urusan pribadi, surat pribadi

dibedakan menjadi dua macam, yaitu surat keluarga dan surat setengah resmi

(Yustinah, 2019: 2). Sementara menurut Daeng, Warta, & Riadi surat pribadi

adalah surat yang berasal dari pribadi atau perseorangan (2019: 122).
21

i. Pola dan Penulisan Bagian-Bagian Surat Pribadi

(Sumber: Buku Terampil Berbahasa dari Daeng, Warta, & Riadi , 2019: 143)

Menurut Daeng, Warta, & Riadi (2019: 144-147) ada 6 bagian-bagian yang

ada di surat pribadi.

1. Alamat Pengirim

Alamat pengirim-penulis surat dituliskan di sebelah kanan atas. Idealnya

terdiri dari nama jalan, nomor rumah, nama kota, dan kode pos.

2. Tanggal Surat

Tanggal surat merupakan petunjuk kapan surat itu dibuat. Dituliskan di

sebelah kanan atas, setempat dengan alamat pengirim. Tanggal surat harus ditulis

lengkap, nama bulan tidak disingkat atau hanya dituliskan dengan angka saja.
22

3. Alamat Tujuan

Alamat tujuan merupakan alamat yang dituju si penulis surat. Umumnya terdiri

dari nama orang yang kita surati, nama jabatannya, nama perusahaan, alamat

perusahaan/instansi: nama jalan, nomor kantor, nama kota, dan kode pos.

4. Salam Pembuka

Salam pembuka merupakan ungkapan tanda hormat penulis sebelum

pembicaraan dalam surat itu dimulai. Salam pembuka, misal nya Dengan hormat,

Salam sejahtera, huruf pertama kata pertama dituliskan dengan huruf kapital dan

huruf awal kata berikutnya ditulis dengan huruf kecil, serta diakhiri tanda koma

(,).

5. Isi Surat

Isi surat merupakan bagian surat yang terpenting. Biasanya terdiri atas tiga

bagian yakni alinea pembuka, alinea-alinea paparan inti isi surat, dan alinea

penutup surat.

6. Salam Penutup

Setelah penulis menyampaikan maksudnya secara lengkap, benar, tertib, dan

sopan surat diakhiri dengan salam penutup yang merupakan tanda hormat penulis

sekaligus pemberitahuan bahwa pembicaraan dalam surat itu sudah selesai.


23

j. Kelengkapan Surat Lamaran

Kelengkapan SLK yang dimaksud adalah keterangan-penguat pelengkap

yang biasanya disertakan dalam sebuah SLK. Kelengkapan itu biasanya terdiri

dari:

1. Riwayat hidup/curiculum vitae (CV)

2. Fotokopi identitas diri, misalnya KTP/KTM/SIM

3. Pasfoto terakhir

4. Keterangan pendidikan (fotokopi ijazah, sertifikat, STTB)

5. Surat keterangan bekerja

6. Surat keterangan dokter surat keterangan berkelakuan baik

k. Sumber Informasi Kerja

Si pelamar kerja bisa mendapatkan informasi adanya kesempatan-lowongan

bekerja melalui:

1. Iklan surat kabar, radio, majalah, TV, internet;

2. Teman-kenalan;

3. Pengumuman di sekolah;

4. Bursa tenaga kerja; dan

5. Depnaker.
24

Contoh Surat Pribadi

Surat Izin

(Sumber: Buku Terampil Berbahasa dari Daeng, Warta, & Riadi , 2019: 148-150)
25

6. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran Think-Talk-Write

Menurut Huda (2017: 218-220) Think-Talk-Write (TTW) adalah strategi

yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut

dengan lancar. Strategi TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan

kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Strategi ini digunakan untuk

mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan.

Strategi TTW memperkenankan siswa untuk memengaruhi dan memanipulasi ide-

ide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan. Ia juga membantu siswa dalam

mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur.

Menurut Shoimin (2018: 212) Think Talk Write merupakan suatu model

pembelajaran untuk melatih keterampilan peserta didik dalam menulis. Think Talk

Write menekankan perlunya peserta didik mengomunikasikan hasil pemikirannya.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Think Talk Write

Ada 7 langkah-langkah model pembelajaran Think Talk Write menurut

Shoimin (2018: 214-215), yaitu:

a. Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa

serta petunjuk pelaksanaannya.

b. Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan

kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam

masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan

terjadi proses berpikir (think) pada peserta didik. Setelah itu, peserta didik
26

berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini

bertujuan agar peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ide-ide

yang terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa

sendiri.

c. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa).

d. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk

membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka

menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-

ide dalam diskusi. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi.

Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan.

e. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan

berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode,

dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada

tulisan itu peserta didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui

diskusi.

f. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan

kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

g. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas

materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang peserta

didik sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya,

sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

Menurut Huda (2017: 220) langkah-langkah model pembelajaran Think Talk

Write yaitu sebagai berikut.


27

a. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual

(think), untuk dibawa ke forum diskusi.

b. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk

membahas isi catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa

dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi.

Pemahaman dibangun melalu interaksi dalam diskusi, karena itu diskusi

diharapkan dapat menghasil kan solusi atas soal yang diberikan.

c. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman dan

komunikasi dalam bentuk tulisan (write).

d. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas

materi yang dipelajari. Sebelum itu, dipilih satu atau beberapa orang siswa

sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban, sedangkan

kelompok lain diminta memberikan tanggapan

c. Kelebihan Model Pembelajaran Think Talk Write

Menurut Huda (2017: 215) ada beberapa kelebihan yang dimiliki model

pembelajaran Think Talk Write yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan pemecahan memahami materi ajar yang bermakna dalam

memahami materi ajar.

2. Dengan memberikan soal open ended dapat mengembangkan keterampilan

berpikir kritis dan kreatif siswa.

3. Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan

siswa secara aktif dalam belajar.


28

4. Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru,

bahkan dengan diri mereka sendiri.

d. Kekurangan Model Pembelajaran Think Talk Write

Menurut Huda (2017: 215) ada beberapa kekurangan yang dimiliki model

pembelajaran Think Talk Write yaitu sebagai berikut:

1. Kecuali kalau soal open ended tersebut dapat memotivasi, siswa

dimungkinkan sibuk.

2. Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan kemampuan

dan kepercayaan karena didominasi oleh siswa yang mampu.

3. Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar

dalam menerapkan strategi think talk write tidak mengalami kesulitan.

7. Kajian Terdahulu yang Relevan

Kajian terdahulu yang relevan merupakan kajian yang telah diuji

kebenarannya serta menjadi salah satu bahan tambahan data dan dijadikan acuan

dalam penulisan skripsi ini. Penelitian sebelumnya pernah diteliti oleh Priandi

Manalu mengenai Penerapan Model Reciprocal Teaching (Pengajaran Timbal

Balik) Terhadap Kemampuan Menulis Surat Dinas Pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 1 Sidamanik Tahun Pembelajaran 2019/2020, Lastriani mengenai

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Assisted Learning Dalam

Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Resmi Siswa Kelas VIII SMP Negeri

3 Indralaya Utara dan Marinir Tu Meilani Simanjuntak mengenai Penerapan


29

Model Pembelajaran Kooperatif Think Talk Write (TTW) Dalam Pembelajaran

Menulis Surat Pribadi Pada Siswa Kelas VII SMP Pelita Kasih Kota Bengkulu

Persamaan peneliti dengan penelitian Priandi Manalu dan Lastriani yaitu

adanya persamaan materi pembelajaran mengenai surat dinas dan jika dengan

Marinir Tu Meilani Simanjuntak persamaannya ada pada model pembelajaran

serta materi mengenai surat pribadi. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada

model pembelajaran serta objek penelitiannya dan jika dengan Marinir Tu Meilani

Simanjuntak hanya berbeda objek penelitiannya saja.

Selain itu, perbedaan pada tujuan penelitian yaitu Lastriani bertujuan untuk

meningkatkan keaktifan dan keterampilan dalam menulis surat dinas dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tife assisted learning dan Marinir

Tu Meilani Simanjuntak bertujuan untuk menggambarkan proses pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif think talk write dan

menggambarkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif think talk write. Sedangkan peneliti memiliki persamaan tujuan

penelitian dengan Priandi Manalu yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan

pengaruh model pembelajaran kemampuan siswa dalam menulis surat pribadi dan

surat dinas.

8. Kerangka Berpikir/Konseptual

Kemampuan menulis surat baik surat pribadi ataupun surat dinas pada siswa

harus ditingkatkan lagi karena ketika siswa menginjak dunia kerja mereka akan

dan harus bisa menulis surat untuk kepentingannya. Pada dasarnya penggunaan
30

model pembelajaran TTW ini dimaksudkan dapat membuat siswa antusias dalam

materi pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menulis surat pribadi dan

surat dinas.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memperkenalkan model pembelajaran

TTW yang menurutnya model pembelajaran ini dapat membuat siswa tertarik

untuk mempelajari materi menulis surat pribadi dan surat dinas. Pada model

pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam berpikir, berbicara dan menulis,

dengan itu juga siswa dapat saling bertukar pikiran dengan teman yang lainnya

untuk menumbuhkan ide baru.

Kemampuan Siswa Menulis Surat

Pribadi dan Surat Dinas

Pretest

Proses pembelajaran dengan tidak Proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Think Talk Write atau kelas Think Talk Write atau kelas

kontrol (VII 4) kontrol (VII 2)

Posttest

Memberi penilaian dan

membandingkan hasil belajar


9. Anggapan Dasar
31

Menurut Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto anggapan dasar atau

postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh

penyelidik, dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyelidik dapat merumuskan

postulat yang berbeda (2014: 104). Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka

konseptual, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

(Ha) : Terdapat pengaruh yang signifikan Model Think Talk Write dalam

kemampuan siswa kelas VII dalam menulis Surat Pribadi dan Surat Dinas di SMP

Negeri 41 Palembang.

(Ho) : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Model Think Talk Write dalam

kemampuan siswa kelas VII dalam menulis Surat Pribadi dan Surat Dinas di SMP

Negeri 41 Palembang.

10. Hipotesis Penelitian

Menurut Khudriyah hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian. Hipotesis dibuat berdasarkan teori yang relevan.

Selanjutnya, hipotesis harus dibuktikan dengan cara mengumpulkan data,

kemudian dianalisis untuk menemukan jawaban yang sesungguhnya (2021: 18).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ‘’ada pengaruh model pembelajaran

Think Talk Write terhadap kemampuan siswa kelas VII dalam menulis surat

pribadi dan surat dinas di SMP Negeri 41 Palembang’’.

6. Metodologi Penelitian
32

a. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(2016: 39).

1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas.

Model TTW Kemampuan Menulis


(Think Talk Write) Surat Pribadi dan
(Variabel Surat Dinas
Independen) (Variabel Dependen)

b. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel di atas, maka yang menjadi pusat perhatian dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran TTW, dan kemampuan menulis surat

pribadi dan surat dinas.

1. Model Pembelajaran TTW (Think Talk Write)


33

Model Pembelajaran TTW, menurut Shoimin (2018: 212) Think Talk Write

merupakan suatu model pembelajaran untuk melatih keterampilan peserta didik

dalam menulis. Think Talk Write menekankan perlunya peserta didik

mengomunikasikan hasil pemikirannya.

2. Menulis Surat Pribadi dan Surat Dinas

Menurut Daeng, Warta, & Riadi (2019: 122) surat pribadi adalah surat yang

berasal dari pribadi atau perseorangan. Sedangkan surat dinas yakni surat yang

berasal suatu dinas atau instansi; surat sosial yakni surat berasal dari lembaga atau

organisasi sosial; dan surat niaga adalah surat yang berasal dari dan berisi

informasi seputar dunia usaha/bisnis.

c. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 41 Palembang. Data diambil berupa

hasil menulis surat pribadi dan surat dinas siswa kelas VII SMP Negeri 41

Palembang dengan model pembelajaran Think Talk Write (TTW). Pelaksanaan

penelitian dilaksanakan selama satu minggu, mulai 1 hari setelah mendapat izin

pelaksanaan penelitian.

d. Populasi dan Sampel


34

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 80).

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII

SMP Negeri 41 Palembang, dengan rincian data sebagai berikut.

Tabel 1

Populasi Penelitian

Jumlah Jumlah

No Kelas Laki-laki Perempuan Siswa

1 VII 1 16 16 32

2 VII 2 15 16 31

3 VII 3 14 19 33

4 VII 4 14 19 33

5 VII 5 15 18 33

6 VII 6 14 19 33

7 VII 7 13 20 33

8 VII 8 14 19 33

9 VII 9 15 18 33

10 VII 10 14 19 33

11 VII 11 13 19 32

Jumlah 359
35

Sumber : TU SMP Negeri 41 Palembang 2022

2. Sampel

Menurut Djaali (2020: 41) sampel penelitian adalah sebagian dari unit-unit

yang ada dalam populasi, yang karakteristiknya benar-benar diselidiki atau

dipelajari. Sedangkan menurut Sugiyono (2016: 81) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar,

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu.

Teknik pengambilan sampel didalam penelitian ini dengan menggunakan

probability sampling. Menurut Sugiyono (2016: 82) probability sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Peneliti menggunakan teknik simple random sampling yang merupakan salah

satu bagian dari probability sampling, Sugiyono mengatakan bahwa dikatakan

simpel (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi diartikan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (2016: 82).

Setelah dilakukan secara acak maka diperoleh kelas dan sebagai sampelnya.

Dasar pertimbangan penelitian, sampel yang diambil dan dipilih serta yang sedang

melaksanakan pembelajaran di dalam satu kelas.

Tabel 2

Sampel Penelitian
36

Jumlah Jumlah

No Kelas Laki-laki Perempuan Siswa Kelas

1 VII 2 15 16 31 Eksperimen

2 VII 4 14 19 33 Kontrol

Jumlah 64

Sumber : TU SMP Negeri 41 Palembang 2022

3. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, data yang diperoleh melalui

penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu

yaitu valid (Sugiyono, 2016: 2). Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode eksperimen. Menurut Djaali Penelitian eksperimen adalah suatu

penelitian yang dirancang jauh sebelum penelitian dilakukan, penelitian ini

menggunakan rancangan percobaan atau desain eksperimen, yang dibuat

sedemikian rupa sehingga informasi yang diperlukan atau berhubungan dengan

persoalan yang akan diselidiki dapat dikumpulkan (2020: 139).

4. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini desain penelitian menggunakan posstest only control

design, menurut Sugiyono (2016: 75) dalam design ini terdapat dua kelompok

yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi

perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan

R X O2

R O4
37

disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut

kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1:O2).

R X O2

R O4

Keterangan :

R : Kelompok kelas eksperimen/kontrol yang dipilih secara random/acak

X : Perlakuan/eksperimen kelas

O2 : Pengukuran nilai setelah diberikan perlakuan

O4 : Pengukuran nilai yang tidak diberikan perlakuan

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data. Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

a. Teknik Observasi

Menurut (Djaali, 2020: 53) observasi adalah teknik pengumpulan data dengan

cara menghimpun bahan dan keterangan, yang dilakukan melalui pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap berbagai fenomena yang menjadi objek

pengamatan, atau terhadap indikator-indikator dari variabel penelitian.

b. Teknik Tes
38

Menurut ( Djaali, 2020: 54) tes adalah prosedur sistematik yang dibuat dalam

bentuk tugas-tugas terstruktur yang distandardisasi, kemudian diberikan kepada

individu atau kelompok yang menjadi unit analisis untuk dikerjakan, dijawab, atau

direspons baik dalam bentuk tertulis, lisan, atau perbuatan. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik tes essay pada akhir pembelajaran atau posttest

sebagai alat untuk pengumpulan data.

c. Teknik Dokumentasi

Menurut (Djaali, 2020: 55) teknik dokumentasi dalam hal ini diartikan

sebagai cara pengumpulan data, dengan mencatat atau mengambil data yang

sudah ada dalam dokumen atau arsip.

6. Teknik Validasi Instrumen

Menurut Sugiyono (2016: 121) instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam

penelitian, peneliti menggunakan tes essay untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam menulis surat pribadi dan surat dinas. Disamping itu peneliti berharap

melalui penelitian ini akan memperoleh data-data pendukung untuk dijadikan

bahan pengujian pertanyaan penelitian. Adapun instrumen penilaian tes yang

digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan siswa menulis surat adalah

sebagai berikut :

Tabel 3
39

Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Surat

No Aspek yang dinilai Keterangan Skor

1. Kesesuaian bentuk 1. Siswa sangat mampu 5

surat menulis surat berdasarkan

kesesuaian bentuk surat

2. Siswa mampu menulis surat 4

berdasarkan kesesuaian

bentuk surat
3
3. Siswa cukup mampu

menulis surat berdasarkan

kesesuaian bentuk surat


2
4. Siswa kurang mampu

menulis surat berdasarkan

kesesuaian bentuk surat


1
5. Siswa tidak mampu

menulis surat berdasarkan

kesesuaian bentuk surat

2. Kelengkapan bagian- 1. Siswa sangat mampu 5

bagian surat menentukan bagian-bagian

surat secara lengkap

2. Siswa mampu menentukan 4

bagianbagian surat secara


40

lengkap 3

3. Siswa cukup mampu

menentukan bagian-bagian

surat secara lengkap 2

4. Siswa kurang mampu

menentukan bagian-bagian
1
surat secara lengkap

5. Siswa tidak mampu

menentukan bagian-bagian

surat secara lengkap

3. Penulisan bagian- 1. Siswa sangat mampu 5

bagian surat menuliskan bagian-bgian

surat secara lengkap

2. Siswa mampu menulis surat 4

berdasarkan kesesuaian

bentuk surat
3
3. Siswa cukup mampu

menulis surat berdasarkan

kesesuaian bentuk surat


2
4. Siswa kurang mampu

menulis surat berdasarkan

kesesuaian bentuk surat


1
5. Siswa tidak mampu menulis
41

surat berdasarkan

kesesuaian bentuk surat

4. Kejelasan isi surat 1. Siswa sangat mampu 5

menuliskan surat

berdasarkan kejelasan isi

surat
4
2. Siswa mampu menuliskan

surat berdasarkan kejelasan

isi surat
3
3. Siswa cukup mampu

menuliskan surat

berdasarkan kejelasan isi

surat
2
4. Siswa kurang mampu

menuliskan surat

berdasarkan kejelasan isi

surat 1

5. Siswa tidak mampu

menuliskan surat

berdasarkan kejelasan isi

surat

5. Pilihan kata 1. Siswa sangat mampu 5

menuliskan surat dengan


42

menggunakan pilihan kata

yang tepat

2. Siswa mampu menuliskan 4

surat dengan menggunakan

pilihan kata yang tepat


3
3. Siswa cukup mampu

menuliskan surat dengan

menggunakan pilihan kata

yang tepat
2
4. Siswa kurang mampu

menuliskan surat dengan

menggunakan pilihan kata

yang tepat 1
5. Siswa tidak mampu

menuliskan surat dengan

menggunakan pilihan kata

yang tepat

6. Ejaan dan tanda baca 1. Siswa sangat mampu 5

menuliskan surat

berdasarkan ejaan dan

tanda baca yang jelas


4
2. Siswa mampu menuliskan

surat berdasarkan ejaan dan


43

tanda baca yang jelas

3. Siswa cukup mampu

menuliskan surat 3

berdasarkan ejaan dan

tanda baca yang jelas


2
4. Siswa kurang mampu

menuliskan surat

berdasarkan ejaan dan

tanda baca yang jelas


1
5. Siswa tidak mampu

menuliskan surat

berdasarkan ejaan dan

tanda baca yang jelas.

7. Penggunaan Bahasa 1. Siswa sangat mampu 5

Baku menuliskan surat dengan

menggunakan bahasa baku

2. Siswa mampu menuliskan


4
surat dengan menggunakan

bahasa baku

3. Siswa cukup mampu


3
menuliskan surat dengan

menggunakan bahasa baku

4. Siswa kurang mampu


44

menuliskan surat dengan 2

menggunakan bahasa baku

5. Siswa tidak mampu

menuliskan surat dengan 1

menggunakan bahasa baku

8. Struktur kalimat 1. Siswa sangat mampu 5

menuliskan surat

berdasarkan struktur

kalimat yang jelas

2. Siswa mampu menuliskan


4
surat berdasarkan struktur

kalimat yang jelas

3. Siswa cukup mampu


3
menuliskan surat

berdasarkan struktur

kalimat yang jelas

4. Siswa kurang mampu


2
menuliskan surat

berdasarkan struktur

kalimat yang jelas 1

5. Siswa tidak mampu

menuliskan surat

berdasarkan struktur
45

kalimat yang jelas

Jumlah Skor 40

skor yang diperoleh


Skor = x 100
skor maksimal

(Arikunto 2016: 272)

Untuk mengetahui kategori Pengaruh model pembelajaran Think Talk Write

terhadap kemampuan siswa kelas VII dalam menulis surat pribadi dan surat dinas

di SMP Negeri 41 Palembang, digunakan standart skor sebagai berikut.

Tabel 4

Kategori Penilaian Siswa

Kelas Kategori Predikat

1 85-100 Sangat baik

2 70-84 Baik

3 60-69 Cukup

4 50-59 Kurang

5 0-49 Sangat Kurang

skor yang diperoleh


Skor = x 100
skor maksimal

(Arikunto 2016: 272)

Nilai tersebut diperoleh dari tes, dari tes tersebut akan diperoleh nilai

kemampuan menulis surat, kemudian hasil tes tersebut akan diberi penilaian.

7. Teknik Analisis Data


46

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data menggunakan pre-test dan

post-test one group design dengan rumus sebagai berikut:

Md
t=
√ Ʃ X2d
N ( N −1)

(Arikunto 2016: 349)

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pre test dengan post test (post test – pre test)

xd = deviasi masing-masing subjek (d - Md)

Ʃx2d = jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

d.b. = ditentukan dengan N -1

a. Uji Normalitas

Menurut Khudriyah uji normalitas adalah uji yang dilakukan dengan tujuan

untuk menilai sebaran data pada satu kelompok data atau variabel (2021: 81). Uji

normalitas dalam penelitian perlu dilakukan agar dapat mengetahui apakah data

yang dianalisis normal atau tidak normal, berikut ini langkah-langkahnya:

a. Rentang (rank) = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil

b. Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log n

rentang
c. Panjang kelas interval (P) =
banyak kelas
47

Ʃfi xi
d. Mencari rata-rata (Mean) x =
Ʃfi

1
n−f
e. Mencari median Me = b + I [ 2 ]
F

Keterangan:

b = batas bawah kelas median

I = interval kelas

F = jumlah frekuensi sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

n = banyak data

b1
f. Mencari modus Mo = b + 1
b 1+ b 2

Keterangan:

b = batas bawah kelas modus

I = interval kelas

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya

b. Uji Homogenitas

Menurut Khudriyah uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

beberapa varian populasi adalah sama atau tidak (2021: 87). Langkah-langkah uji

homogenitas adalah sebagai berikut:

a. Mencari varians variabel X dan Y dengan rumus:

Sx2 =√ n Ʃ x 2−¿ ¿ ¿
48

Sy2 =√ n Ʃ y 2−¿ ¿¿

b. Mencari F hitung kedua varians dengan rumus:

S besar
F=
S kecil

c. Membandingkan F hitung dengan F table

Varian dari kelompok dengan varian terbesar, dk pembilang n-1

Varian dari kelompok dengan varian terkecil, dk penyebut n-1Jika F hitung <

Ftabel, maka homogen

Jika F hitung > F tabel, maka tidak homogen

8. Kriteria Pengujian Hipotesis

Menurut Arikunto (2014: 115) mengatakan bahwa untuk mengetahui

kebenaran hipotesis yang peneliti ajukan, peneliti menggunakan uji t pada taraf

signifikan 95% atau a 0,05. Untuk pengujian maka diperlukan Hipotesis nol (Ho)

dan Hipotesis alternatif (Ha) sebagai Berikut :

Terima Ha : Apabil t hitung 2 t table a 0,05. Berarti tolak Ho

Tolak Ha : Apabila t hitung <t table a 0,05. Berarti terima Ho

(Ho) = Ada penggunaan model Think Talk Write Terhadap Kemampuan Siswa

Kelas VII Dalam Menulis Surat Pribadi Dan Surat Dinas Di SMP Negeri 41

Palembang.

(Ho) = Tidak ada penggunaan model Pembelajaran Think Talk Write Terhadap

Kemampuan Siswa Kelas VII Dalam Menulis Surat Pribadi Dan Surat Dinas Di

SMP Negeri 41 Palembang.


49

9. Jadwal Kerja

Bulan/Minggu Ke-

No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Usul

Judul

2 Menyusun

Proposal

3 Seminar

Proposal

4 Revisi

Proposal

5 Penganalisaan
50

Data

6 Penyusunan

Bab IV dan V

7 Ujian

Skripsi
51

Anda mungkin juga menyukai