PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
membaca, dan menulis. Keempat komponen tersebut tidak dapat terpisahkan antara komponen
satu dengan yang lainnya (Dalman, 2018: 8). Setiap keterampilan itu erat pula hubungannya
pikirannya. Seseorang yang terampil berbahasa, maka semakin cerah dan jelas pula
pemikirannya. Karena suatu keterampilan dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan
pelatihan. Dengan melatih keterampilan berbahasa maka melatih pula keterampilan berpikirnya
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan
pihak lain. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil dalam memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosakata (Tarigan, 2013: 3-4). Selain itu, Morsey mengatakan bahwa
tujuan yang dapat dicapai oleh orang-orang yang dapat menyusun gagasan dan mengutarakannya
dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi tulis, pemakaian kata-kata, dan
struktur kalimat (dalam Tarigan, 2013: 4). Menulis merupakan suatu keterampilanberbahasa
yang di masa sekarang ini sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan ini. Selain itu,
menulis juga sangat berpengaruh bagi pendidikan sebab dapat membantu seseorang untuk
berpikir secara kritis serta dapat membantu menjelaskan perasaan atau gagasan atau pikiran-
pikiran seseorang.
suatu pengetahuan, yakni pemilihan kata (diksi), struktur kalimat, penguasaan ejaan, tanda baca
dan latihan secara rutin untuk mendapatkan hasil yang baik. Sejalan dengan pendapat Abbas
(2006: 125) keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
1
perasaan, kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepaduan pengungkapan gagasan
harus didukung dengan ketepaduan bahasa yang digunakan, kosa-kata dan gramatikal dan
penggunaan ejaan.
Berdasarkan kegiatan prasiklus menulis surat dinas siswa kelas VII SMP Negeri Satu
Atap Talang Kemang yang dilakukan oleh peneliti pada hari Selasa, 06 September 2022,
diketahui bahwa keterampilan siswa kelas VII SMP Negeri Satu Atap Talang Kemang dalam
menulis surat dinas belum baik. Lebih dari 50% siswa yang belum mencapai KKM disebabkan
karena kurang pengetahuan, kurang penguasaan bahasa, sehingga siswa kesulitan menuangkan
ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan. Untuk itu, dengan berlatih/praktik menulis yang terus-
menerus keterampilan siswa dalam menulis meningkat. Menulis salah satu komponen yang
menjadi pembelajaran yang sangat penting di kelas karena menurut Zainurrahman (2011: 2)
menulis merupakan salah satu keterampilan yang tidak dikuasai setiap orang, apalagi menulis
dalam konteks akademik (academic writing), seperti menulis esai, karya ilmiah, laporan
penelitian, dan sebagainya. Oleh karena itu, diadakanlah PTK dalam keterampilan menulis surat
dinas.
Keterampilan menulis yang diajarkan di kelas VII, yaitu menulis deskripsi, narasi,
prosedur, laporan hasil observasi, puisi rakyat, fabel, surat pribadi dan dinas, dan buku fiksi dan
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam 4.14 Menulis surat (pribadi dan dinas) untuk
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan struktur teks, kebahasaan, dan isi.
atau teori.
2
Surat dinas dijadikan sarana komunikasi tertulis bagi seseorang. Surat dinas adalah surat
yang berisi mengenai masalah kedinasan yang dibuat oleh suatu instansi pemerintah, instansi
swasta, dan organisasi (Nadia dan Sugihastuti, 2018: 8). Selain itu, surat dinas memiliki
beberapa informasi – informasi tertentu yang di dalamnya dapat berupa perintah, pemberitahuan,
Menurut Soedjito dan Solchan TW pentingnya surat dinas (1) sebagai alat komunikasi
tulis yang paling efisien, efektif, ekonomis, dan praktis; (2) sebagai alat bukti tertulis dan
merupakan suatu bukti yang sah; dan (3) sebagai alat bukti historis atau penginggat (dalam Nadia
Surat dinas yang baik yakni surat yang isinya harus jelas sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki oleh penulisnya. Penggunaan bahasa, ejaan, kosakata, struktur kalimat dan tanda
baca harus cermat sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Hal ini sejalan dengan pendapat
(Nadia dan Sugihastuti, 2018: 12) mengenai syarat-syarat menulis surat dinas, yaitu (1) surat
disusun dengan menggunakan teknik penyusunan surat yang benar; (2) isi surat dinyatakan
dengan jelas dan ringkas; (3) surat menggunakan bahasa yang baku. Mengingat pentingnya
ketelitian dalam menulis surat dinas, untuk itu menulis surat dinas perlu diajarkan sejak dini di
sekolah, tujuannya agar siswa dapat menulis surat dinas dengan baik dan sesuai dengan
sistematikanya.
Dari kegiatan prasiklus diketahui bahwa permasalahan dalam keterampilan menulis surat
dinas pada siswa kelas VII SMP Negeri Satu Atap Talang Kemang tahun pelajaran 2022/2023
masih rendah. Hal tersebut diketahui melalui hasil menulis surat dinas, dari sejumlah 25 siswa
yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 7 orang, sedangkan 18
orang belum mencapai KKM (kalau dipersentase, ada 72% yang belum mencapai KKM). KKM
menulis surat dinas di kelas VII SMP Negeri Satu Atap Talang Kemang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia permasalahan menulis surat
dinas tersebut tidak lepas dari beberapa faktor penyebab, yaitu (1) guru belum menggunakan
model ataupun media pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar; (2) model
yang digunakan guru dapat mengakibatkan siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran,
3
sehingga minat dan keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran menjadi berkurang; dan (3)
Berdasarkan faktor – faktor tersebut maka salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan
menulis surat dinas, yaitu menggunakan model pembelajaran. Karena dengan model
pembelajaran ini, selain model pembelajaran yang digunakan guru inovatif sehingga tidak
monoton, minat dan motivasi siswa menjadi meningkat kemudian keaktifan siswa dalam belajar
juga meningkat.
Salah satu model pembelajaran untuk mengatasi kesulitan menulis surat dinas, yaitu
dengan menerapkan model problem based learning (PBL). based learning (PBL) merupakan
sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta
didik untuk belajar (Warso, 2017: 57). Menurut Duch problem based learning (PBL) adalah
model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagaikonteks untuk peserta
didik belajar berfikir kritis dan terampil memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan
(dalam Ardiansyah dkk, 2018: 232). Peneliti menggunakan model problem based learning karena
dengan model pembelajaran ini inovatif sehingga tidak monoton, minat dan motivasi siswa
menjadi meningkat kemudian keaktifan siswa dalam belajar juga meningkat khususnya dalam
menulis surat dinas. Selain itu, model problem based learning ini, menyajikan sebuah masalah
kontekstual sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar aktif dan membangun
pengetahuan dengan berpikir kritis. Diharapkan dengan adanya model problem based learning
dapat membantu siswa dalam menuangkan ide atau gagasan dalam menulis surat dinas.
Selain itu, model problem based learning dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
untuk meningkatkan keterampilan menulis surat dinas siswa kelas VII SMP Negeri Satu Atap
Talang Kemang. Karena model problem based learning ini mempunyai kelebihan dapat melatih
siswa belajar dengan aktif, dapat berpikir kritis, dan siswa dapat memiliki gambaran untuk
menulis surat dinas dengan baik ketika siswa dapat memecahkan sebuah masalah yang diberikan
oleh guru. Oleh karena itu, peneliti menerapkan model problem based learning ini untuk
4
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diketahui bahwa kesulitan siswa kelas
VII SMP Negeri Satu Atap Talang Kemang ditandai dengan berbagai permasalahan dalam
proses pembelajaran. Dengan adanya model problem based learning dapat memotivasi siswa
diharapkan. Akan tetapi, jika masalah tersebut tidak dapat diatasi dengan sesegera mungkin,
tentunya akan berdampak kurang baik bagi siswa. Dalam hal ini, siswa tidak dapat
mengembangkan tulisan surat dinas dengan baik. Selain itu juga, dapat berakibat rendahnya
Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam peneltian ini peneliti mengambil judul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Dinas dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Satu Atap Talang Kemang Tahun Pelajaran
2022/2023”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
ataupun media pembelajaran yang inovatif sehingga siswa merasa bosan dengan
ceramah.
2. Siswa kesulitan menuangkan ide atau gagasan dalam pembelajaran menulis surat
dinas.
4. Hasil menulis surat dinas siswa masih banyak yang belum mencapai KKM, yakni
5
C. PEMBATASAN MASALAH
masalah yang dibahas, agar sesuai dengan permasalahan yang sudah teridentifikasi. Berdasarkan
hal tersebut, penelitian ini hanya difokuskan pada penerapan model problem based learning
untuk meningkatkan keterampilan menulis surat dinas pada siswa kelas VII SMP Negeri Satu
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, serta agar dapat
menentukan tujuan yang jelas, perlu mengetahui permasalahan dalam penelitian. Permasalahan
dengan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas VII SMP
dengan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas VII SMP
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
ini yaitu:
model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas VII SMP Negeri
model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas VII SMP Negeri
6
F. MANFAAT PENELITIAN
Pengembangan model problem based learning memiliki beberapa manfaat praktis baik
a. Bagi siswa
pembelajaran menulis surat dinas pada siswa kelas VII dapat secara
siswa kelas VII dibiasakan untuk belajar berpikir kritis dan mandiri.
b. Bagi guru
menulis.
c. Bagi sekolah
inovatif.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KETERAMPILAN MENULIS
1. Hakikat Menulis
a. Pengertian menulis
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur, dalam hal ini adalah penulis, dalam
kosakata melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Aktivitas menulis
lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa. Hal tersebut karena, keterampilan
8
pikiran atau gagasan menjadi simbol-simbol yang dapat dibaca dan dipahami oleh
orang lain.
b. Fungsi menulis
bidang Pendidikan untuk memudahkan siswa berpikir secara kritis. Selain itu,
yang dihadapinya dengan mudah. Ada pula fungsi lainnya, antara lain:
Fungsi penataan
Fungsi pengawetan
Fungsi penciptaan
9
melalui tulisan. Sehingga bisa dikatakan karangan sastra memiliki
fungsi penciptaan.
Fungsi penyampaian
c. Tujuan menulis
Menurut Sujanto (1988: 68) secara garis besar tujuan menulis adalah
memberi hiburan. Dalam satu tulisan, tidak menutup kemungkinan memiliki lebih
dari satu tujuan, misalnya saja seorang penulis ingin memberikan informasi
Memberitahu pembaca.
Memotivasi pembaca.
kemauannya sendiri.
10
Tujuan altruistik (aluistric purpose)
nilai-nilai kesenian.
d. Manfaat menulis
Peningkatan kecerdasan
11
Penumbuhan keberanian
sebagai berikut :
memiliki kebiasaan menulis umumnya memiliki kondisi mental yang lebih sehat
dari mereka yang tidak memiliki kebiasaan tersebut. Menulis dapat menjadi
tempat penyalur perasaan dan pendapat yang jika disimpan akan berdampak
B. SURAT DINAS
Surat dinas adalah surat resmi yang dikeluarkan dari sebuah instansi pemerintahan
atau swasta. Surat ini harus dibuat dengan singkat, padat, dan jelas, agar isinya mudah
dipahami pembacanya.
12
a. Pengertian surat dinas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia alias KBBI, surat dinas bisa
diartikan sebagai surat yang dikirim oleh suatu kantor atau pemerintahan.
Surat dinas bisa juga disebut surat resmi. Ditulis sesuai dengan tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Selain kantor atau pemerintahan, secara umum
surat dinas dapat dikeluarkan oleh suatu lembaga, pemerintahan ataupun swasta.
Melihat dari definisinya, surat dinas hanya dikeluarkan dalam kondisi atau
waktu tertentu. Sebab untuk membuatnya tentu harus mendapat persetujuan dari
Sebagai alat pengingat karena surat ini dapat dijadikan arsip bagi
instansi.
Nama instansi
Alamat lengkap
Nomor telepon
13
2) Tanggal surat
Dalam surat dinas, tanggal surat ada di sisi kanan atas, kiri atas, atau
kanan bawah. Nama tempat pada tanggal surat dinas tidak perlu lagi
ditulis, karena nama tempat sudah ada di kepala atau kop surat.
Namun, pada surat pribadi atau surat lamaran kerja, nama tempat harus
dicantumkan. Nama bulan dan tahun ditulis lengkap tanpa tanda titik di
akhir.
Hal / perihal surat adalah yang menunjukkan isi atau inti dari surat secara
singkat. Perihal berbentuk frase yang dimulai dengan huruf besar dan
4) Nomor surat
Surat dinas adalah surat resmi yang harus diberi nomor surat, kode, dan
Contoh : 29 /BB/PKBM/2019
5) Lampiran
Jika tidak ada lampiran, biasanya ditulis dengan tanda hubung. Lampiran
Contoh :
Atau
14
6) Alamat surat
kantor pejabatnya
instansi, atau 'Kepada' diikuti kata sapaan dan nama orang yang
dituju maka tidak perlu memakai 'Yth'. Gunakan salah satu saja.
Contoh :
7) Pembuka surat
sampaikan …………….
15
Dalam rangka memperingati …., Dalam upaya meningkatkan …,
8) Isi surat
Berisi inti surat atau hal yang akan disampaikan dalam surat, harus sesuai
dengan subjeknya.
9) Penutup
10) Pengirim surat dinas berisikan tanda tangan, nama terang, nama jabatan,
Bahasa yang digunakan dalam menulis surat dinas adalah bahasa resmi artinya,
tidak ada penggunaan kata sehari – hari yang dianggap tidak begitu formal. Selain
itu, kosa kata yang dipakai biasanya disesuaikan dengan PUEBI atau Pedoman
Menurut pola umum surat menyurat dikenal 6 (enam) macam bentuk surat dinas
yaitu :
16
C. MODEL PROBLEM BASED LEARNING
pengertian dari model Problem Based Learning adalah adanya permasalahan nyata
sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan
Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) menyatakan bahwa PBM
keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah
untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah
masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan memilki keterampilan dalam
memecahkan masalah.
berusaha menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata sebagai sebuah konteks
bagi para siswa dalam berlatih bagaimana cara berfikir kritis dan mendapatkan
pengetahuan sekaligus konsep yang penting dari materi ajar yang dibicarakan.
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) dalam Aris Shoimin
17
a. Learning is student-centered
orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga
mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan
Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu
18
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai
http://www.infoduniapendidikan.com/2015/06/pengertian-dan-langkah-model-
pembelajarannya adalah:
Kegiatan yang pertama dilakukan dalam model ini adalah dijelaskannya tujuan
siswa, memotivasi para siswa agar dapat terlibat secara langsung untuk
dan mengorganisasikan tugas belajar yang terkait dengan masalah yang disajikan.
19
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
penyiapan karya yang sesuai misalnya laporan, video atau model, serta guru
membantu para siswa untuk berbagi tugas antar anggota dalam kelompoknya.
Guru membantu para siswa dalam melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
Aris Shoimin (2014:132) berpendapat bahwa kelebihan model Problem Based Learning
diantaranya:
nyata.
aktivitas belajar.
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa
h. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok
20
5. Kelemahan Model Problem Based Learning
Aris Shoimin (2014:132) berpendapat bahwa selain memiliki kelebihan, model Problem
a. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran
b. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri Satu Atap Talang Kemang
Kecamatan BPR Ranau Tengah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera
Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022 semester I pada tahun pelajaran
2022/2023. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 32 orang. Jumlah siswa
B. OBJEK PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII semester 1 dengan
kompetensi menulis surat dinas dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan
penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll) dengan indicator sebagai berikut :
3. Menulis surat dinas dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan ejaan dan
tanda baca
C. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat
Kelas, antara lain; (1) melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang sesuai digunakan. (2) Menyusun perangkat pembelajaran (3)
22
Pelaksanaan tindakan yaitu uraian yang berisi gambaran tindakan yang akan dilakukan,
skenario kerja tindakan, perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang diterapkan.
Pengamatan atau observasi yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan produk
dari implementasi tindakan yang dirancang. Penggunaan instrumen yang disiapkan sebelumnya.
Analisis dan refleksi yaitu berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
pengamatan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang
Penelitian ini dilakukan di Kelas VII SMP Negeri Satu Atap Talang Kemang di awal
semester 1 selama 1 bulan dari minggu 1 bulan September sampai dengan minggu 4 Bulan
September.
E. VARIABEL PENELITIAN
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.
Arikunto (2010: 169) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan menulis surat dinas bahasa
Indonesia siswa kelas VII SMP Negeri Satu Atap Talang Kemang Tahun Ajaran 2022/2023.
Dengan kata lain peneliti ingin mengetahui dan mendeskripsikan variabel terikat yaitu
kemampuan menulis surat dinas bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP Negeri Satu Atap Talang
Data dalam penelitian ini adalah hasil surat dinas siswa yang diajar dengan menggunakan
model problem based learning dan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung di kelas VII SMP Negeri Satu Atap Talang Kemang. Sumber data
23
yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII dan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung
dan tes. Menurut Amirul (2005:129) teknik observasi langsung adalah pengamatan dan
pencatatan terhadap objek di tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis data. Langkah-
langkah yang akan digunakan dalam analisis data pada penelitian ini sebagai berikut:
2. Menganalisis terlaksana atau tidaknya aspek yang diamati pada setiap siklus terhadap
4. Menganalisis hasil belajar siswa dalam menulis naskah drama pada setiap siklus.
7. Menyimpulkan hasil yang diperoleh pada setiap siklus. Dari data-data yang telah
diperoleh dari teknik analisis data, kemudian dapat ditarik kesimpulan apakah tindakan
yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Dari penarikan kesimpulan dalam teknik analisis
24
BAB IV
Descriptive hasil penelitian akan diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus
penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran keterampilan
1. Siklus 1
a) Perencanaan
b) Pelaksanaan
Indonesia sesuai RPP menggunakan model problem based learning . Saat proses
kelompoknya sampai anggota dalam kelompok itu mengerti atau memahami, guru
25
c) Observasi
kolaborasi oleh pengamat, yakni rekan guru yang sama mengampu mata pelajaran
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran
1) Aktivitas guru
dalam menjawab.
26
menyelesaikan pekerjaan paling cepat atau lebih dulu dan terbaik
dalam menjawab.
K = Kurang)
disertai alasannya.
apakah para siswa merasa senang belajar dengan cara berkelompok seperti
itu, apakah materi mudah atau sulit dipahami dan berikan alasannya. Hasil
observasi pada pelaksanaan tindakan kelas pada siklus 1 tampak pada table
berikut ini :
Kriteria Ket
B C K
CTL
27
2 Menggunakan alat pemusat perhatian V
sebagai stimulus
mengemukakan pendapat
materi
memecahkan masalah
Belajar kelompok
seluruh siswa
menyenangkan
pembelajaran
bersama siswa
28
selama proses pembelajaran
10 8 2
Jumlah
Siklus 1
No Kriteria Ket
B C K
pembelajaran
mengemukakan pendapat
siswa
sumber
29
8 Berpikir kritis dalam memecahkan V
masalah
pembelajaran
proses pembelajaran
hasil belajar
5 9 1
Jumlah
Sikap ** Keterampilan
B C K B C K
2 Alda Febrianti 80 V V
3 Ayu Wandira 70 V V
4 Ayu Wulandari 70 V V
5 Budiwan 78 V V
6 Dodi Andika 70 V V
8 Gusti Randa 78 V V
30
9 Helmi 75 V V
10 Irna Sari 70 V V
11 Jodi Setiawan 75 V V
12 Kautsar 78 V V
14 Muhammad Iqbal 78 V V
15 Mei Meliyani 80 V V
16 M. Jimmi Yuda 75 V V
Pratama
17 Nopi Safitri 75 V V
18 Pita Pratiwi 78 V V
19 Pahrul Iman 80 V V
21 Rusnadi 80 V V
22 Ria Gusdiana 70 V V
23 Siti Nurhasanah 78 V V
24 Satria 80 V V
25 Tina Mayasari 75 V V
26 Ucok Derian 80 V V
Dalam tahap refleksi ini, hasil observasi dianalisis bersama guru mitra. Dari hasil
Pelaksanaan tindakan 1
31
Cooperative Learning yang telah disusun pada tahap perencanaan. Secara
sehingga suasana tanya jawab timbal balik guru dengan siswa agak kurang
terjalin baik.
tampil yang paling baik baik hasil kerja kelompok dan cara
mempresentasikannya.
antar kelompok.
presentasi setiap kelompok yang ditulis oleh peneliti bentuk format dan
hasilnya pada papan tulis (white board) sehingga diketahui oleh seluruh
32
siswa. Di samping itu terdapat format penilaian anggota kelompok oleh
stimulus.
kritis dan memecahkan masalah adalah karena tidak ada media penarik
akan tetapi tidak aktif bertanya, karena mungkin tidak diberi kesempatan
oleh guru untuk bertanya. Tetapi terdapat satu kelompok yang nampaknya
33
oleh kelompok lain. Siswa menemukan sendiri materi pelajaran yang
Sikap siswa dominan pada kategori cukup, karena siswa nampak sudah
menghargai pendapat orang lain dan bertanggung jawab terhadap diri dan
kelompok lain.
34
pembelajaran constructivism dan tanya.
dengan model inquiry, karena 2.Guru
PBL pada dalam proses menggunakan
komponen qu pembelajaran guru media gambar
estioning,learning kurang mengajak untuk dianalisis.
community, siswa untuk 3.Guru mengajak
reflection dan berpikir kritis dan siswa menganalisis
authentic memecahkan ma- kasus/masalah dan
assessment salah, membangun upaya pemecahan
dan menemukan masalah.
sendiri materi,
kurang mendorong
siswa bertamasya
mental/round trip
mengenai stimulus.
Tidak ada media
penarik dan
pemusat perhatian
yang berupa media
gambar,
cerita/artikel
2 Aktivitas Sebagian besar Hanya sebagian 1.Siswa diberi
Siswa siswa aktif kecil siswa yang kesempatan
bekerjasama di aktif menjawab bertanya
dalam kerja pertanyaan guru, 2.Pendampingan
kelompok, karena dan tidak ada yang terhadap kelompok
di samping harus aktif bertanya, yangtidak aktif /
menulis laporan karena mungkin presentasi kurang
kelompok, juga tidak diberi baik.
setiap individu kesempatan untuk 3.Siswa dianjurkan
anggota ke- bertanya. tidak hanya
lompok. Terdapat satu memahami materi
kelompok yang dari buku teks
nampaknya tidak tetapi dari berbagai
begitu aktif dan sumber.
penyajiannya 4.Mengatur tempat
dinilai kurang oleh duduk kelompok
kelompok lain. (meja & kursi)
Mobilitas/ruang sedemikian
geraksiswa dalam rupa,sehingga ada
kelompok belajar jalan untuk
35
sangat terbatas, mobilitas individu
karena fator dan kelompok
fasilitas ruangan
yang sempit.
3 Kompetensi Pengetahuan Hanya sebagian Memberikan
Siswa siswa cukup, rata- kecil yang memiliki kesempatan kepada
rata kelas 6,8. keberanian untuk siswa untuk
Siswa mengem- mengemukakan bertanya kepada
bangkan sikap pendapat dan kelompok yang
menghargai pen- bertanya di kelas sedang
dapat orang lain Keterampilan siswa mempresentasikan
dan bertanggung masih sebatas karya kelompok
jawab terhadap membuat laporan, dan
diri dan kelom- tidak sampai dijawab/dijelaskan
poknya dalam menganalisisnya, oleh kelompok
kompetisi antar mempertanyakan yang
kelompok. dan menjawab apa mempresentasikan
Siswa sudah nam- saja yang
pak mampu be- dipresentasikan
kerjasama dalam kelompoknya dan
kelompok, mem- kelompok lain
buat karya kelom-
pok dan mempre-
sentasikannya
Sikap siswa
mampu bekerja
sama dalam
kelompok dan
berkompetisi
sehat dengan ke-
lompok lain
Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus I tampak pada
36
Tabel 4.5. Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Kontekstual Siklus 1
KEMUNCULAN
NO AKTIVITAS GURU
YA TIDAK
1. Menyampaikan pendahuluan V
2. Menjelaskan Tujuan pembelajaran V
3. Memotivasi siswa belajar V
4. Memberi latihan terbimbing V
5. Memeriksa pemahaman siswa dan memberikan V
umpan balik bagi siswa yang bertanya dan
mengklarifikasi materi yang kurang jelas
6 Resitasi/tanya jawab V
7. Membimbing siswa melakukan refleksi V
2) Aktivitas siswa
akan terwujud. Data aktivitas siswa dapat ditunjukkan pad tabel berikut :
KEMUNCULAN
NO AKTIVITAS SISWA JML %
YA KRNG TDK
Memperhatikan penjelasan
1. V 24 76,9
guru
2. Bertanya V 5 19,23
3. Bekerja dalam kelompok V 14 53,8
4. Mengemukakan pendapat V 4 15,4
Menyajikan hasil diskusi
5. V 9 34,6
kelompok
Berdiskusi/bertanya jawab
6. V 7 26,9
antara guru dan siswa
7. Melakukan refleksi V 4 15,4
37
2. Siklus 2
a. Perencanaan
lebih variatif; (b) guru berusaha membiasakan siswa bekerja dalam kelompok
dan memotivasi siswa; (c) guru berusaha memberi latihan terbimbing dan lebih
dan (d) guru akan lebih banyak memberik contoh yang aplikatif dengan
b. Pelaksanaan
pertanyaan kepada siswa tentang materi minggu yang lalu. Menyampaikan tujuan
diskusi dan tanya jawab. Setelah selesai, guru membantu siswa melakukan
refleksi.
c. Observasi
Data Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Dan Siswa Dalam Kelompok
1) Aktivitas Guru
YA TIDAK
38
1. Menyampaikan pendahuluan V
kurang jelas
6 Resitasi/tanya jawab V
2) Aktivitas siswa
kegiatan belajar. Hal ini tampak pada antusiasme siswa dalam menjawab
pertanyaan apersepsi yang dikemukakn guru, selain itu banyak siswa yang
KEMUNCULAN
NO AKTIVITAS SISWA JML %
YA KRNG TDK
Memperhatikan
1. V 24 92,3
penjelasan guru
2. Bertanya V 11 42,3
Bekerja dalam
3. V 25 96,1
kelompok
Mengemukakan
4. V 12 46,1
pendapat
Menyajikan hasil
5. V 12 46,1
diskusi kelompok
6. Berdiskusi/bertanya V 22 84,6
39
siswa
Kriteria Ket
B C K
CTL
sebagai stimulus
mengemukakan pendapat
materi
memecahkan masalah
Belajar kelompok
seluruh siswa
menyenangkan
40
13 Mendorong seluruh siswa berpartisipasi V
pembelajaran
bersama siswa
14 6 0
Jumlah
Siklus II
No Kriteria Ket
B C K
41
pembelajaran
mengemukakan pendapat
siswa
sumber
masalah
pembelajaran
proses pembelajaran
hasil belajar
9 6 0
Jumlah
Sikap ** Keterampilan
B C K B C K
42
2 Alda Febrianti 84 V V
3 Ayu Wandira 78 V V
4 Ayu Wulandari 78 V V
5 Budiwan 78 V V
6 Dodi Andika 79 V V
8 Gusti Randa 80 V V
9 Helmi 78 V V
10 Irna Sari 78 V V
11 Jodi Setiawan 79 V V
12 Kautsar 79 V V
14 Muhammad Iqbal 79 V V
15 Mei Meliyani 82 V V
16 M. Jimmi Yuda 78 V V
Pratama
17 Nopi Safitri 78 V V
18 Pita Pratiwi 80 V V
19 Pahrul Iman 83 V V
21 Rusnadi 82 V V
22 Ria Gusdiana 78 V V
23 Siti Nurhasanah 78 V V
24 Satria 85 V V
25 Tina Mayasari 79 V V
26 Ucok Derian 83 V V
43
d. refleksi
adanya peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran serta usaha untuk
memotivasi siswa agar mereka dapat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa proses
siswa, memberikan kontribusi pada motivasi belajar siswa. Namun pada siklus ini
Pada siklus I, aktivitas guru yang menonjol dalam kegiatan pembelajaran adalah
dan penjelasan tahapan kerja untuk tatap muka pada pertemuan itu.
Aktivitas guru yang lain adalah memeriksa pemahaman siswa dan memberi umpan balik
bagi siswa yang bertanya, dan mengklarifikasi materi yang kurang jelas. Hanya saja dalam
mengklarifikasi materi yang kurang jelas guru tampak memaksakan pemahaman kepada siswa
sejalan dengan kegiatan guru dalam pembelajaran, siswa aktif dalam mendengarkan penjelasan
guru. Penjelasan guru yang banyak didengarkan siswa bukanlah penjelasan dari metode cermah
langsung melainkan perpaduan penjelasan metode diskusi, demonstrasi dan tanya jawab. Siswa
Siswa mengerjakan lembar kerja dengan cara berkelompok dengan kemampuan yang
berbeda. Yang menjadi kendala dalam pembentukan kelompok adalah pada saat siswa diminta
duduk dalam kelompok diskusi, siswa masih kebingungan duduk di bangkunya dan beberapa
siswa lupa dengan nama-nama anggota kelompoknya sehingga bertanya kepada guru.
Hasil dari lembar kerja disajikan oleh beberpa kelompok. Beberapa siswa secara
bergantian menuliskan hasil pengamatannya, dan siswa kelompok lain menanggapi. Kegiatan ini
44
berlangsung dalam keadaan siswa dan guru sangat antusias. Banyak siswa aktif dalam kegiatan
tanya jawab, bahkan beberapa siswa tetap ingin memberikan pendapatnya meskupun jawaban
tersebut ternyata mirip dengan kelompok sebelumnya. Hanya kelemahannya keaktifan siswa
tersebut masih tampak menonjolkan diri sendiri dan bukan mewakili kelompoknya. Hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya guru dalam memotivasi siswa untuk bersikap kooperatif dan
Pada siklus II, aktivitas guru yang menonjol dalam kegiatan pembelajaran adalah
dikemukakan pada siklus I. Tujuan pembelajaran yang disampaikan guru masih belum
menunjukkan peningkatan dari siklus I. Langkah guru memberi persepsi sesuai ciri pembelajaran
kontekstual, yaitu mengaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa.
Aktivitas dominan guru yang lain adalah memeriksa pemahaman siswa dan memberi
umpan balik bagi siswa yang bertanya, dan mengklarifikasi materi yang kurang jelas. Guru
berusaha agar contoh yang diberikan termasuk dalam konteks yang digunakan siswa dan dapat
mengembangkan sikap positif siswa. Terdapat peningkatan aktivitas guru memotivasi siswa
Sejalan dengan kegiatan guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah siswa aktif
menyajikan hasil pengamatan pada kelompok. Dalam hal ini masih terdapat kelemahan, yaitu
keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil dikusi kelompok di depan kelas. Setiap
kelompok yang tampil, rata-rata masih menunjukkan sikap ragu-ragu, khawatir salah, serta cara
menggunakan pendekatan kontekstual setiap siklus yang merupakan indikator motivasi belajar
45
Tabel 4.4. Perbandingan Aktivitas Dan Partisipasi Siswa Kelas VII Dalam Proses Pembelajaran
SIKLUS I SIKLUS II
NO AKTIVITAS SISWA
JML % JML %
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa melalui pembelajaran kontekstual
ternyata dapat memberikan kontribusi pada peningkatan motivasi belajar siswa, hal ini
46
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat simpulkan
bahwa :
1. Model problem based learning dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran menulis surat dinas pada siswa kelas VII SMP Negeri Satu Atap Talang
menulis surat dinas, dapat diperoleh penigkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran
menulis surat dinas. Hal ini dapat dilihat dari uraian peningkatan kualitas proses dan hasil
dapat dilakukan melalui berbagai upaya guru. Salah satunya adalah melalui proses
kehidupan nyata yang dihadapi atau ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajatan Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan
melalui pembelajaran kontekstual. Hal ini ditunjukkan adanya aktivitas dan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran yang cenderung meningkat terutama setelah dilakukan
pada Siklus II. Walaupun prosentase keterlibatan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
B. SARAN
1. Bagi siswa
guru. Sehingga pembelajaran menjadi efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang
dikehendaki. Selain itu, keterampilan menulis siswa tidak rendah jika siswa berlatih
47
menulis dan bertanya jika tidak mengerti, bisa bertanya kepada guru atau sesorang yang
2. Bagi guru
pembelajaran yang tepat. Sehingga pembelajaran menjadi efektif dan mencapai tujuan
3. Bagi sekolah
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Salah satunya model
problem based learning tepat digunakan pada pembelajaran, khususnya menulis surat
dinas.
48
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta.
Aji, Wisnu Nugroho. 2016. “ Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Metode
Inquiry Discovery Learning dan Penggunaan Media Video Pada Siswa Kelas VII G SMP
Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Ardiyansyah, Fitri dkk. 2018. “Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantu Peta Pikiran
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SMA Malahayati Jakarta”. P-ISSN 2476-
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan Metode dan Pradigma Baru. Bandung: Rosda.
Asriningtyas, Anastasia Nandhita dkk. 2018. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika
Buda, Chinda Hibatul dkk. 2018. “Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantu Media
Konkret dalam Upaya Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Muatan IPA Tema 7
49
Subtema 1 Kelas 4”. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran. P-ISSN: 1858-4543 E-
Mahmud, Teuku. 2017. “Tingkat Kemampuan Keterampilan Menulis Surat Dinas pada Siswa
Majid, Abdul. 2015. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2015. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nadia, Faizatun dan Sugihastuti. 2018. Surat Dinas: Teori dan Praktik. Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR.
Yogyakarta: BPFE.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa: Bandung:
Angkasa.
Soedjito dan Solchan TW. 2014. Surat-Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
50
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Pengembagan Diri Publikasi Ilmiah & Karya Inovatif. Yogyakarta: Graha Cendikia.
Yuwanita, Mia Desi Tri dkk. 2016. “Model Pembelajaran Student Teams Achhievement
Devisions untuk Mengingkatkan Keaktifan dan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Sekolah
Zainurrahman. 2011. Menulis: dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme).
Bandung: ALFABETA,cv.
51