Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2.

Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Materi Penulisan Huruf Kapital dengan Pola
Latihan Berjenjang pada Siswa Kelas V SDN Semundal Tahun Pelajaran 2017/2018

Haeriyati
Guru Kelas SDN Semundal Kecamatan Pujut Kabaupaten Lombok Tengah

Abstrak. Penelitian ini berawal dari rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana
Meningkatkan hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Penulisan Huruf Kafital dengan Pola Latihan
Berjenjang pada Siswa Kelas V SDN Semundal Tahun Pelajaran 2017/2018. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang
dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalah yang ada di dalam kelas. Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus , jumlah siswa 21 orang. Hasil belajar dari siklus I menuju siklus II
terus menunjukkan peningkatan Jika melihat perbandingan hasil belajar dari siklus I menuju siklus
II terus menunjukkan peningkatan hasil belajar, pada siklus I di peroleh nilai rata – rata 67,42
meningkat pada siklus II menjadi 88,85 meningkat sebesar 21,43 poin kemudian jumlah siswa
yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak 13 orang atau persentase sebesar 62% , meningkat pada
siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 orang atau persentase sebesar 95% terjadi
peningkatan sebesar 33 poin. Maka dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penulisan
huruf kafital dengan pola latihan berjenjang dalam paragraf di kelas V dapat meningkatkan hasil
belajar siswa SDN Semundal tahun pelajaran 2017 / 2018.

Kata kunci: Menulis huruf kafital, pola latihan berjenjang.

PENDAHULUAN SDN Semundal hasilnya belum memuaskan.


Pendidikan merupakan bagian dari Hal ini dapat dilihat dari tulisan siswa masih
pembangunan nasional untuk mencerdaskan banyak terdapat kesalahan dalam menulis
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas huruf besar. Penulisan huruf kapital sangatlah
manusia Indonesia. Hal ini dalam rangka penting karena dengan penulisan huruf kapital
mewujudkan masyarakat yang damai, yang benar diharapkan siswa mampu
demokratis, berpengetahuan, berdaya saing, mengekspresikan pemikirannya secara tertulis
maju dan beriman, bertaqwa, berakhlak secara tepat sesuai dengan ejaan Bahasa
mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum Indonesia serta memudahkan orang
dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan menangkap isi tulisan setelah membacanya.
dan teknologi serta memiliki etos kerja yang Ini terbukti dari perolehan hasil
tinggi dan berdisiplin dalam wadah Negara ulangan siswa di SDN Semundal pada Mata
Kesatuan Republik Indonesia . pelajaran Bahasa Indonesia yang diadakan
Untuk mewujudkan pembangunan pada tanggal 9 Januari 2018 dari 21 siswa
nasional di bidang pendidikan diperlukan yang tuntas belajar hanya 10 orang dengan
peningkatan dan penyempurnaan persentase ketuntasan sebesar 48 % dan
penyelenggaraan pendidikan yang sesuai siswa yang belum tuntas sebanyak 21 orang
dengan kebutuhan dan perkembangan atau persentase sebesar 52 %, dari perolehan
masyarakat, serta perkembangan ilmu nilai masih terdapat siswa yang nilainya
pengetahuan dan teknologi. Peningkatan berada dibawah KKM (Kreteria Ketuntasan
kualitas pendidikan tentunya harus Minimal). Dan KKM yang dipatok untuk
diupayakan secara bersama-sama baik dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN
pihak pemerintah, masyarakat, guru dan Semundal untuk tahun pelajaran 2017 / 2018
masyarakat lainnya. adalah 70 dengan ketuntasan klasikal sebesar
pembelajaran keterampilan menulis ≥ 80 %
dalam hal ejaan seperti penulisan huruf Ternyata rendahnya hasil belajar siswa
kapital atau huruf besar pada siswa kelas V disebabkan karena ditemukan berbagai
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 147
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

macam kendala antara lain: siswa kesulitan penulisan huruf kapital dalam
dalam memahami materi yang disampaikan paragraf
karena siswa lebih banyak dituntut untuk b. Guru
menghafal teori-teori, Kondisi sekolah dan 1. Meningkatkan pengembangan model
sosial masyarakat yang lebih dominan pembelajaran.
menggunakan bahasa daerah dari pada bahasa 2. Meningkatkan keterampilan
Indonesia, pembelajaran yang dilakukan guru merencanakan, mengelola dan
tidak menarik disebabkan penerapkan strategi mengevaluasi proses pembelajaran.
pembelajaran yang kurang tepat, metode yang 3. Menumbuhkan minat ilmiah dalam
digunakan juga masih konvensional sehingga menjalankan profesi keguruan
siswa merasa cepat bosan, kurang tertarik dan terutama dalam pengembangan karya
lain sebagainya. tulis ilmiah.
Berdasarkan analisa diatas penulis akan c. Sekolah
mencoba menerapkan pola latihan 1. Sebagai bahan evaluasi dalam
berjenjang, yang merupakan salah satu penyusunan dan pengembangan
strategi pembelajaran yang menekankan pada kebijakan sekolah.
keterampilan menulis siswa. Penelitian 2. Sebagai bahan pertimbangan untuk
tentang pembelajaran dengan pola pelatihan pengadaan dan pengembangan
berjenjang dalam pembelajaran menulis fasilitas, media dan sumber belajar.
huruf kapital di kelas V SDN Semundal, KAJIAN PUSTAKA
sehingga penulis mengambil judul “ Konsep Menulis
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Didalam masyarakat moderen dikenal
Materi Penulisan Huruf Kafital dengan Pola dua cara berkomunikasi yaitu dengan secara
Latihan Berjenjang pada Siswa Kelas V SDN langsung atau tidak langsung. Kegiatan
Semundal Tahun Pelajaran 2017 /2018. ” menulis adalah salah satu cara berkomunikasi
Rumusan Masalah dengan secara tidak langsung. Dikatakan oleh
Berdasarkan latar belakang maka H.G. Tarigan bahwa “Menulis ialah
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menurunkan atau melukiskan lambing-
Bagaimanakah Meningkatkan Hasil Belajar lambang grafik yang menggambarkjan suatu
Bahasa Indonesia Materi Penulisan Huruf bahasa yang dipahami oleh seseorang,
Kafital dengan Pola Latihan Berjenjang pada sehingga orang-orang lain dapat membaca
Siswa Kelas V SDN Semundal Tahun lambing-lambang grafik tersebut kalu mereka
Pelajaran 2017 /2018 ? . memahami bahasa dan gambaran grafik
Tujuan Penelitian tersebut” (2003 ; 21).
Adapun tujuan penelitian ini adalah Sedangkan Robert Lado mengatakan
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa bahwa : To Write is to put down the gfaphic
Indonesia Materi Penulisan Huruf Kafital symbols that represent a language one
dengan Pola Latihan Berjenjang pada Siswa understands, so that other can read these
Kelas V SDN Semundal Tahun Pelajaran graphic representation” (2001;143). Dapat
2017 /2018. diartikan bahwa menulis adalah menempatkan
Manfaat Penelitian symbol-simbol grafis yang menggambarkan
Dengan penelitian tindakan kelas ini suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang,
diharapkan akan memberikan manfaat bagi: kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang
a. Siswa memahami bahasa tersebut beserta symbol-
1. Meningkatkan motivasi belajar simbol grafisnya.
hususnya materi pelajaran bahasa Menulis adalah kegiatan melahirkan
Indonesia. pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapoat
2. Mendorong siswa untuk juga diartikan bahwa menulis adalah
mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan kehendak kepada orang lain
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 148
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

secara tertulis (Suriamiharja, 2005; 2). 3. Judul diusahakan sesingkat mungkin


Selanjutnya, juga dapat diartikan bahwa 4. Judul harus dinyatakan secara jelas.
menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, Menentukan Tujuan Penulisan
mungkin menyalin atau melahirkan pikiran Tujuan adalah arah atau maksud yang
atau perasaan seperti mengarang, membuat hendak dicapai (Suriamiharja, dkk, 2006; 9).
surat, membuat laporan, dan sebagainya. Menurutnya ada dua cara untuk menyatakan
Kesimpulan yang dapat diambil dari tujuan penulisan pertama, jujuan penulisan
teori diatas, yaitu menulis adalah kemampuan dinyatakan dalam bentuk tesis, jika sebuah
seseorang dalam melukiskan lambing grafis tulisan akan mengembangkan gagasan yang
yang dimengerti oleh penulis bahasa itu merupakan tema seluruh tulisan. Kedua,
sendiri maupun orang lain yang mempunyai tujuan penulisan dapat dirumuskan dalam
kesamaan pengertian terhadap symbol-simbol bentuk pernyataan maksud, jika tulisan itu
bahasa tersebut. tidak mengembangkan gagasan yang
Tahapan Menulis merupakan tema seluruh tulisan.
Menulis merupakan proses berfikir. Menyiapkan bahan penulisan.
Untuk itu didalam kita menulis harus Bahan penulisan dikumpulkan pada saat
memperhatikan tahapan-tahapan dalam prapenulisan atau pada waktu penulisan
menulis. Tahapan menulis antara lain: berlangsung. Penulis bias memperoleh
Pemilihan Topik sumber bahan dari (1) pengamatan, (2)
Topik adalah bahan pembicaraan dalam kesimpulan, dan (3) bacaan. (Agus
karangan. Dalam pemilihan topik, ada Suriamiharja, dkk, 2006; 12)
beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Menyusun kerangka karangan
Akhadiah, dkk (2001; 7-8) menyebutkan lima Kerangka karangan sering disebut
syarat dalam memilih topik yaitu: outline. Kerangka karangan merupakan
1. Topik itu harus ada manfaatnya dan rencana kerja yang digunakan penulis dalam
layak untuk dibahas. mengembangkan tulisannya. (Suriamiharja,
2. Topik itu cukup nebarik terutama bagi dkk, 2006; 12) Dengan adanya kerangka
penulis karangan, penulis dapat menentukan tempat
3. Toipik itu dikenal baik oleh penulis gagasan-gagasan yang direncanakannya.
4. Bahan yang diperlukan diperkirakan Selain itu juga, penulis semaki dinamis
dapat diperoleh dan cukup memadai. mencari ilustrasi yang tepat untuk mendukung
5. Topik itu tidak terlalu luas dan tidak ide-ide tersebut.
terlalu sempit. Pengertian Paragraf
Pembatasan Topik Paragraf adalah satuan bahasa yang
Setelah topik berhasil dipilih, maka mengandung suatu tema perkembangannya
topik tersebut harus dibatasi agar tidak terlalu (Kridalaksana, 2004; 140). Paragraf adalah
luas. Proses pembatsan topik dapat dilakukan bagian dari suatu karangan (biasanya
dengan cara membuat diagram jam atau mengandung satu ide pokok dan dimulainya
diagram pohon. dengan garis baru); alinea; tanda (Muliono
Pemilihan judul 2000; 648). Paragraf merupakan suatu model
Topik yang telah dipilih harus karangan yang terkecil (Parera, 2004; 13).
dinyatakan dengan judul. Suriamiharja, dkk Akhadiah dikutip oleh Suriamiharja,
menyatan bahwa judul ialah nama atau (2006 : 46) menyebutkan ada dua kegunaan
semacam lebel untuk suatu karangan, dan paragraf antara lain:
syarat untuk menentukan judul dalam Untuk menandai pembuatan topik baru
karangan ilmiah adalah: atau pengembangan lebih lanjut topik
1. Judul harus sesuai dengan topik sebelumnya (yang baru).
2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam 1) Untuk menambah hal-hal yang penting
bentuk frase bukan dalam bentuk atau untuk merinci apa yang sudah
kalimat diutarakan dalam paragraf sebelumnya.
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 149
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

Selanjutnya Keraf dalam Suriamiharja, dengan istilah pendekatan (aproace), metede


(2006 : 46) menjelaskan tujuan pembentukan (method), serta (tehnique). Pengertian yang
paragraf sebagai berikut: terkadang dalam ketiga istilah tersebut sangat
1. Memudahkan pengertian dan erat dengan kegiatan pembelajaran pada
pemahaman dengan memberikan satu umumnya, khususnya dalam pembelajaran
tema dari tema yang lain. bahasa Indonesia.
2. Memisahkan dan menegaskan perhatian Pendekatan secara harfiah dari kata
secara wajar dan formal, untuk bahasa Inggris “approach” yang artinya
memungkinkan kita berhenti lebih lama penghampiran, jalan, tindakan mendekati.
dari pada perhentian pada akhir kalimat. Secara teknis pendekatan pembelajaran dapat
Dengan perhentian yang lebih lama ini diartikan sebagai jalan yang digunakan oleh
konsentrasi terhadap tema, alenia lebih guru atau pembelajar untuk menciptakan
terarah. suasana yang memungkinkan siswa belajar
Jenis Paragraf (Rosita, 2007 : 124). Belajar dalam konteks
Berdasarkan sifat dan tujuannya, ini diartikan mengalami peristiwa itu. Lebih
paragraf dibedakan atas beberapa bagian luas lagi, tentang proses belajar, dan tentang
sebagai berikut: suasana yang dapat menciptakan terjadinya
1. Paragraf Pembuka peristiwa belajar. Pendekatan bersifat
Paragraf pembuka berperan sebagai konseptual artinya didalam pikiran guru yang
pengantar untuk sampai kepada masalah menjadi kerangka unutk melakukan tindakan
yang akan diuraikan. Oleh karena itu, permbelajaran.
paragraf pembuka harus dapat menarik Istilah metode berasal dari bahasa
minat dan perhatian pembaca kepada Inggeris “Method” yang berarti jalan atau
masalah yang akan diuraikan. cara untuk mengerjakan sesuatu (a way maner
Paragraf pembuka (awal) mempunyai dua of doing). Dalam pembelajaran bahasa,
kegunaan, yaitu selain agar dapat metode berarti sestem perencdanaan
menarik perhatian pembaca, juga pembelajaran secara menyeluruh untuk
berfungsi menjelaskan penulisan itu memilih, mengorganisasikan, dan menyajikan
(Akhadiah dalam Suriamihaja, 2006 : pembelajaran bahasa secara teratur. Sebagai
47). suatu sistem, suatu metode, terdiri atas
2. Paragraf Penghubung bagian-bagian yang satu sama lain saling
Paragraf penghubung merupakan berhubungan. Metode bersifat prosedural,
paragraf yang terdapat diantara paragraf dalam arti bahwa penerapan suatu metode
pembuka dan penutup. Paragraf dalam pembelajaran bahasa harus dikerjakan
penghubung berisi inti persoalan yang menurut langkah-langkah yang teratur, secara
akan dikemukakan. Oleh sebab itu, secara lengkap, yaitu mulai dari perencanaan,
kuantitatif paragraf inilah yang paling pengajaran, penyajian pelajaran sampai
panjang dan paragraf harus saling dengan penilaian hasil dan proses
berhubungan secara logis. pembelajaran.
3. Paragraf Penutup Istilah tehnik dari bahasa tecnique yang
Paragraf penutup merupakan paragraf berarti keterampilan dalam satu cabang atau
yang mengakhiri ebuah karangan. Ini kiat dalam melakukan kegiatan dalam bidang
berisi kesimpulan dari paragraf tertentu. Kaitannya dalam pengajaran bahasa
penghubung. Paragraf penutup berisi teknik mengacu pada implementasi
penegasan kembali mengenai hal-hal perencanaan pengajran di depan kelas. Teknik
yang dianggap penting dalam paragraf juga diartikan sebagi suatu cara
penghubung. khusus/spesifik yang digunakan oleh guru dan
Konsep Pola Latihan Berjenjang siswa dalam melakuakan suatu kegiatan.
Dalam latihan belajar mengajar Bergantung pada guru, pada kiatnya secara
bahasa Indonesia tentunya tidak asing lagi individu serta bergantung pada kondisi atau
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 150
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

situasi kelas. Problema-problema tertentu Dari uraian di atas, maka dapat


mungkin saja bisa ditangani dengan baik disimpulkan bahwa teknik pelatihan
dengan teknik yang berbeda. berjenjang dalam pembelajaran bahasa
Dari uraian di atas dapat disimpulkan Indonesia adalah suatu teknik pembelajaran
bahwa pendekatan bersifat konseptual artinya yang menekankan keterampilan menulis.
dalam pikiran guru yang menjadi kerangka Strategi Latihan Berjenjang
untuk melakukan tindakan pembelajran. Strategi latihan berjenjang
Strategi, metode, dan teknik lebih bersifat dalam keterampilan menulis huruf kapital
operasional. Latihan dengan pola berjenjang adalah sebagai berikut:
diberikan dengan pemberian materi bertingkat 1. Guru memberikan penjelasan yang
dari materi sederhana, sedang, sampai dengan disertai contoh mengenai penggunaan
sulit. Suatu pendekatan didalam huruf kapital pada awal kata atau kalimat,
perwujudannya memerlukan penerapan suatu huruf pertama petikan langsung, huruf
strategi yang didukung oleh satu atau lebih pertama dalam ungkapan yang
dari satu metode dengan beberapa teknik. berhubungan dengan tuhan dan kitab suci;
Suatu contoh pendekatan sistem memerlukan 2. Guru memberikan penjelasan yang
proses belajar-mengajar sebagai seperangkat disertai contoh mengenai penggunaan
kegiatan memilih komponen tujuan, isi, huruf kapital sebagai huruf pertama unsur
proses, dan evaluasi yang satu sama lain nama-nama orang, huruf pertama nama
saling memiliki keterkaitan. Seluruh kegiatan bangsa, suku bangsa dan bahasa, huruf
harus bertolak dari dan mengarah terhadap pertama nama gelar kehormatan, hurf
tujuan. Untuk melaksakan kegiatan tersebut pertama unsur jabatan atau pangkat;
kita dapat menggunakan strategi 3. Guru memberikan penjelasan yang
pembelajaran deduktif. Bila digunakan disertai contoh mengenai penggunaan
strategi pembelajran deduktif atau induktif. huruf kapital sebagai huruf pertama nama
Bila digunakan strategi induktif kita dapat tahun, bulan, hari raya dan peristiwa
memakai metode eksprimen. Dalam proses sejarah, huruf pertama unsur negara,
eksprimen diperlukan suatu teori. Untuk dapat pemerintah dan lembaga ketatanegaraan;
menerapkan teori-teori tersebut guru dapat 4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
menggunakan teknik restiasi (penugasan) kecil terdiri dari 5-6 orang.
secara teknis dapat dilakukan dengan latihan 5. Guru membagikan wacana singkat yang
yang berulang-ulang (berjenjang). terdiri atas tiga paragraf yang ditulis
Dari uraian pendekatan metode dan dengan huruf kecil semua, dengan tingkat
teknik di atas, maka dalam perencanaan penulisan huruf kapitalnya mudah,
penelitian tindakan pembelajaran bahasa sedang, dan sulit.
Indonesia di kelas, khususnya pembelajran 6. Siswa berdiskusi untuk menentukan letak
ketermpilan menulis menekankan pada teknik huruf kapital pada masing-masing
pembelajaran. Dalam hal ini, keterampilan paragraf.
menulis dapat diajarkan dengan teknik 7. Setiap kelompok mempresentasikan hasil
pelatihan terstruktur atau pelatihan diskusi kelompok.
berjenjang. 8. Guru menyimpulkan hasil diskusi
Pelatihan berjenjang merupakan kelompok dan memberikan penguatan.
salah satu teknik pembelajaran yang Penggunaan Huruf Kapital
berorientasi pada peningkatan keterampilan. Dalam buku pedoman umum ejaan
Dalam keterampilan menulis. Filosofis yang Bahasa Indonesia yang disempurnakan
mendasarinya bahwa keterampilan seseorang (DEPDIKBUD RI, 2003; 6-11) dijelaskan
dapat ditingkatkan melalui pembiasaan. bahwa pemakaian huruf kapital adalah
Secara teknis proses pembiasaan dapat sebagai berikut :
dilakukan melalui pelatihan berjenjang.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 151


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai 5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
sebagai : huruf pertama pada awal kata pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya
dan awal kalimat. Misalnya: dan peristiwa sejarah.
- Dia mengantuk Misalnya:
- Apa maksudnya ? - bulan Agustus -
2. Huruf kapital sebagai huruf pertama hari Natal
petikan langsung Huruf kapital tidak dipakai sebagai
Misalnya: Adik bertanya : “Kapan kita huruf pertama peristiwa sejarah yang
pulang ?”. tidak dipakai sebagai nama.
3. Huruf kapital sebagai huruf pertama Misalnya:Soekarno dan Hatta
dalam ungkapan yang berhubungan memproklamasikan kemerkaan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, bangsanya.
termasuk kata ganti untuk Tuhan dan 6. Huruf kapital tidak dipakai sebagi huruf
kitab suci, termasuk kata ganti untuk pertama peristiwa sejarah yang tidak
tuhan . dipakai sebagai nama.
Misalnya: - Misalnya:Asia ,Lembah Baliem
- Allah -- AlCirebon
Kitab - Islam
- Huruf kapital sebagai huruf pertama Tanjung Harapan
nama gelar kehormatan, keturunan dan Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
keagamaan yang diikuti nama orang. pertama istilah geografi yang tidak
Misalnya: Mahaputra Yamin. Sultan menjadi unsur nama diri.Misalnya:
Hasanuddin, Haji Agus Salim. Berlayar ke teluk
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf Huruf kapital tidak dipakai sebagai
pertama unsur jabatan dan pangkat yang huruf pertama nama geografi yang
diikuti nama orang atau yang dipakai digunakan sebagai nama
sebagai pengganti nama orang tertentu jenis.Misalnya:Garam inggris, Gula
nama instansi atau nama tempat. jawa.
Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik, - Huruf kapital dipakai sebagai huruf
Perdana Mentri Nehru, dsb pertama untuk semua unsur negara
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf lembaga pemerintahan dan
pertama nama jabatan dan pangkat yang ketatanegaraan serta nama dokumen
tidak diikuti nama orang atau nama resmi kecuali kata seperti : Republik
tempat. Indonesia, Majelis Permusyawaratan
Misalnya: Siapa nama gubernur yang Rakyat
dilantik ?. - Huruf kapital dipakai sebagai huruf
- Huruf kapital yang dipakai sebagai pertama setiap unsur bentuk ulang
huruf pertama unsur nama-nama orang sempurna yang terdapat pada nama
Misalnya: Amir Hamzah, Dewi badan, lembaga pemerintah dan
Sartika,Wage Rudolf Supratman ketatanegaraan serta dokumen resmi
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf contoh Menjadi sebuah republic,
pertama nama bangsa, suku bangsa dan Beberapa badan hokum, Menurut
Bahasa, Misalnya: Bangsa Indonesia, undang-undang yang berlaku
Suku Sunda. 7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf
Huruf kapital tidak dipakai sebagai pertama semua kata (termasuk semua
huruf pertama nama bangsa, suku unsur kata ulang sempurna) didalam nama
dan bahasa yang dipakai sebagai sebuah buku, majalah, surat kabar dan
bnetuk dasar kata keturunan. judul karangan kecuali seperti kata : di,
Misalnya : Mengindonesiakan ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak
bahasa asing,Keinggris-inggrisan terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 152
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

- Saya telah membaca buku Dari Ave Lokasi Penelitian


Maria Ke Jalan Lain Ke Roma. Penelitian ini akan dilakukan di SDN
- Bacalah majalah bahasa dan sastra. Semundal yang terletak di Desa sengkol
- Dia adalah agen surat kabar Sinar Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
Pembaharuan. Waktu Penelitian
- Ia menyelesaikan makalah “Asas-asas Penelitian diperkirakan akan
Hukum Perdata”. dilaksanakan pada bulan Januari sampai
- Huruf kapital dipakai sebagi huruf dengan bulan Maret tahun 2018.
pertama unsur singkatan nama gelar, Dilaksanakan pada semester II tahun
pangkat dan sapaan. Misalnya: Dr. pelajaran 2017/2018.
doctor,M.A. Master of Amts, SH. Subjek Penelitian
Sarjana Hukum, dsb. Subjek penelitian ini adalah siswa
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf kelas V SDN Semundal yang berjumlah 21
pertama kata menunjuk hubungn orang terdiri dari 14 orang siswa laki – laki
keakraban seperti: bapak, ibu, saudara, dan 7 orang perempuan , mereka berasal dari
kakak, adik dan paman yang dipakai sekitar wilayah lingkungan sekolah.
dalam penyapaan dan pengacuan. Prosedur Penelitian
Misalnya: Penelitian ini akan dilaksanakan
- “Kapan Bapak berangkat?” : tanya dalam dua siklus dalam tiap silus akan
Hartono dilakukan beberapa tahap yaitu:
- Adik bertanya, “itu apa, Bu?” 1. Perencanaan
- Surat Saudara sudah saya terima Untuk mendukung terlaksananya
- Besok Paman akan datang penelitian tindakan kelas (PTK) tentang
- Mereka pergi ke rumah pak Camat meminimalkan kesalahan penggunaan
- Para ibu mengunjungi Ibu Hasan hurup kapital dalam penulisan paragraf,
Huruf kapital tidak dipakai sebagai maka beberapa perencanaan yang
huruf pertama kata-kata penunjuk dilakukan antara lain:
hubungan keakraban yang tidak 1. Membuat rencana pelaksanaan
dipakai dalam pengacuan atau pembelajaran (RPP) penggunaan huruf
penyapaan. kapital”.
Misalnya: 2. Membuat instrumen penelitian berupa
- Kita harus menghormati bapak dan ibu tes tertulis untuk mengukur hasil
kita. pembelajaran.
- Semua kakak dan adik kita berkeluarga 2. Pelaksanaan Tindakan
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf Pada pelaksanaan tindakan,
pertama kata ganti anda. pembelajaran akan dilakukan dengan
Misalnya: pola latihan berjenjang, sesuai dengan
- Sudahkah Anda tahu ? uraian sebagai berikut:
- Surat Anda telah kami terima. Siklus pertama:
METODE PENELITIAN 1. Guru memberikan pembelajaran
Jenis Penelitian sebagaimana biasa, sesuai standar
Sesuai dengan judul, rumusan masalah pembelajaran umum yang meliputi
dan tujuan penelitian maka jenis penelitian pembukaan, kegiatan pokok/inti dan
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). penutup yang terdiri dari penilaian
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh post test, penegasan konsep dan
guru di dalam kelasnya sendiri melalui pemberian tugas.
refleksi diri, dengan tujuan untuk Siklus ke dua:
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, 1. Pada siklus ke dua guru masih
sehingga hasil belajar siswa menjadi melaksanakan tindakan pembelajaran
meningkat (Arikunto,2006; 4). standar sebagaimana siklus pertama,
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 153
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

setelah diadakan evaluasi akan terbukti dapat meningkatkan kemampuan


kekurangan dan kelebihan pada siswa.
siklus pertama. Didalam menganalisis data hasil
2. Guru meminta siswa untuk membuat belajar yang berkaitan dengan
catatan-catatan yang berkaitan dengan meminimalkan kesalahan penulisan huruf
materi yang dipelajari dan catatan kapital dalam menulis paragraf akan
kegiatan dalam pembelajaran sesuai digunakan format ketuntasan individu
pengalaman belajar masing-masing dan ketuntasan klasikal. Data yang sudah
serta menuangkannya dalam lembar terkumpul akan dianalisis dengan
pendapat siswa. formulasi:
3. Refleksi dilakukan bersama mitra S
kerja peneliti untuk menganalisis N = ----------- X 100
kinerja siswa dan observasi SM
guru/peneliti serta lembar pendapat Keterangan:
siswa. N = Nilai SM =
4. Peneliti dan mitranya menganalisis Skor maksimal
perkembangan dari siklus satu sampai S = Jumlah skor dipolehan 100 =
siklus ke dua. Nilai tetap
5. Peneliti membuat persiapan HASIL DAN PEMBAHASAN
pembuatan laporan. Pelaksanaan siklus I
6. Penyusunan hasil penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian yang
3. Observasi dan Evaluasi telah ditetapkan sebelumnya bahwa penelitian
Didalam melaksanakan penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan kesalahan
peneliti bekerja sama dengan guru bidang dalam penulisan huruf kapital dalam paragraf
studi yakni dengan memanfaatkannya melalui pola pelatihan berjenjang.
sebagai observer. Bagaimana Sebelum sampai pada simpulan
ketersediaan media dan sumber penelitian, pada bagian ini ditampilkan data
pembelajaran.Bagaimana proses nilai prestasi belajar sebelum kegiatan
pembelajaran dengan pola latihan tindakan kelas yang diperoleh dari kegiatan
berjenjang berlangsung.Siswa dapat Siklus I dan data nilai prestasi belajar sesudah
menjawab tes yang disediakan dengan kegiatan tindakan kelas yang diperoleh
penggunaan huruf kapital dengan tepat melalui kegiatan pemberian tes setelah adanya
mencapai berapa persen . tindakan diperoleh hasil belajar sebagai
4. Refleksi berikut :
Apabila berhasil maka penelitian Hasil Belajar Siswa siklus I
langsung diberhentikan, tetapi apabila
gagal maka diadakan perencanaan
penelitian kembali untuk tahap kedua
(perbaikan) dengan berpedoman pada
hasil observasi .
5. Teknik Analisis Data
Untuk lebih jelasnya kegaitan
analisis data ini di lakukan dengan
mengelompokkan Semua data yang
diperoleh dari pre test , pos test maupun
dari kegiatan observasi.
Jika prestasi belajar siswa
meningkat setelah adanya pembelajaran
dengan pelatihan berjenjang, maka dapat
disimpulkan bahwa pelatihan berjenjang
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 154
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

Dari tabel di atas dapat dijelaskan dalam hal pengaturan waktu, ketersediaan
bahwa dengan menerapkan pola latihan media dan sumber pembelajaran diambil dari
berjenjang diperoleh nilai rata-rata hasil buku paket dan surat dengan jumlah yang
belajar siswa adalah 67,42 pada siklus 1 lebih banyak dan jenis yang lebih pariatif,
dengan ketuntasan belajar mencapai 62 % dimana setelah selesai proses evaluasi pada
atau ada 13 siswa dari 21 siswa sudah tuntas siklus II maka diperoleh hasil belajar siswa
belajar, dan siswa yang belum tuntas sebagai berikut :
sebanyak 8 orang dengan persentase ketidak Tabel Hasil Belajar Siswa siklus I I
tuntasan sebesar 38 % , ini dikarenakan
guru masih belum bisa memamfaatkan waktu
dengan baik sehingga tujuan masih belum
tercapai. Begitu juga dengan ketuntasan
klasikal yang di persyaratkan sebesar ≥ 80
belum tercapai maka dengan demikian
penelitian dilanjutkan lagi ke siklus
berikutnya. Hal ini disebabkan karena siswa
masih merasa baru dan belum mengerti apa
yang dimaksudkan dan digunakan guru
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
dengan pola latihan berjenjang
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang baik dalam memotivasi
siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan Dari tabel di atas dapat dijelaskan
waktu bahwa dengan menerapkan pola latihan
3) Siswa kurang begitu antusias selama berjenjang diperoleh nilai rata-rata hasil
pembelajaran berlangsung. belajar siswa 88,85 pada siklus 1I dengan
d. Refisi ketuntasan belajar mencapai 95 % atau ada
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar 20 siswa dari 21 siswa sudah tuntas belajar,
pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, dan siswa yang belum tuntas sebanyak 1
sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan orang dengan persentase ketidak tuntasan
perbaikan pada siklus berikutnya sebesar 5%, ini terjadi karena guru bisa
4.2. Pelaksanaan siklus II mengatasi yang menjadi kendala pada siklus I
Penelitian pada siklus II dilaksanakan , bisa memamfaatkan waktu dengan baik.
pada tanggal 23 Januari 2018 Proses Begitu juga dengan ketuntasan klasikal yang
pembelajaran pada siklus kedua berlangsung di persyaratkan sebesar ≥ 80 sudah tercapai
sebagaimana rencana pembelajaran yang telah maka dengan demikian penelitian dihentikan
dibuat setelah dilakukan beberapa perubahan sampai pada Siklus II. Hal ini disebabkan
dan perbaikan sesuai dengan hasil refleksi karena siswa sudah terbiasa dengan
pada siklus pertama. Hasil pengamatan pada menggunakan latihan pola berjenjang dalam
siklus kedua didapatkan hal-hal sebagai menulis huruf kapital pada paragraf.
berikut: Kesiapan siswa dalam melaksanakan Dengan melihat data tersebut di atas
kegiatan pembelajaran sudah lebih siap, bahwa indikator pencapaian yang telah
dibuktikan dengan materi yang mereka lebih ditetapkan sudah mencapai target penelitian.
kuasai, Persiapan guru dalam merencanakan Hal ini dapat dilihat dari kesalahan siswa
kegiatan pembelajaran lebih matang terutama dalam penggunaan huruf kapital dalam
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 155
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

menulis paragraf sudah mencapai maksimal dapat ditarik kesimpulan bahwa penulisan
95 % atau meningkatkan kemampuan dalam huruf kafital dengan pola latihan berjenjang
menggunakan huruf kapital dalam menulis dalam paragraf di kelas V dapat
paragraf sampai perolehan rata-rata minimal meningkatkan hasil belajar siswa SDN
70 telah direalisasikan. Semundal tahun pelajaran 2017 / 2018.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian KESIMPULAN
Berdasarkan data nilai prestasi Penelitian ini dilaksanakan di SDN
belajar yang tertera pada tabel data dan hasil Semundal tahun pelajaran 2017 / 2018
analisis data pra penelitian, silus pertama, dan dengan subyek penelitian sebanyak 21 siswa
siklus kedua didapatkan perbandingan- terdiri dari 14 siswa laki – laki dan 7 siswa
perbandingan rata-rata nilai hasil belajar perempuan. Berdasarkan data yang terkumpul
Hasil belajar pada siklus I bahwa dan analisis data yang telah dilakukan
dengan menerapkan pola latihan berjenjang didapatkan peningkatan hasil belajar siswa
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa baik dari rata-rata maupun ketuntasan
adalah 67,42 dengan ketuntasan belajar klasikal.
mencapai 62 % atau 13 orang sudah tuntas Hasil belajar dari siklus I menuju
belajar, dan siswa yang belum tuntas siklus II terus menunjukkan peningkatan Jika
sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar melihat perbandingan hasil belajar dari siklus
38 % , ini dikarenakan guru masih belum I menuju siklus II terus menunjukkan
bisa memamfaatkan waktu dengan baik peningkatan hasil belajar, pada siklus I di
sehingga tujuan masih belum tercapai. Begitu peroleh nilai rata – rata 67,42 meningkat pada
juga dengan ketuntasan klasikal yang di siklus II menjadi 88,85 meningkat sebesar
persyaratkan sebesar ≥ 80 belum tercapai 21,43 poin kemudian jumlah siswa yang
maka dengan demikian penelitian dilanjutkan tuntas belajar pada siklus I sebanyak 13 orang
lagi ke siklus berikutnya. atau persentase sebesar 62 % , meningkat
Sedangkan pada siklus II dengan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas
menerapkan pola latihan berjenjang belajar sebanyak 20 orang atau persentase
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 95% terjadi peningkatan sebesar 33
adalah 88,85 dengan ketuntasan belajar poin Maka dengan demikian dapat
mencapai 95 % atau 20 orang sudah tuntas ditarik kesimpulan bahwa penulisan huruf
belajar, dan siswa yang belum tuntas kafital dengan pola latihan berjenjang dalam
sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar paragraf di kelas V dapat meningkatkan hasil
5 % , pada siklus II guru sudah mampu belajar siswa SDN Semundal tahun pelajaran
mengatasi kendala – kendala yang dialami 2017 / 2018.
pada siklus I. Begitu juga dengan ketuntasan SARAN
klasikal yang di persyaratkan sebesar ≥ 80 Berdasarkan kesimpulan di
belum tercapai maka dengan demikian atas, dikemukakan saran-saran sebagai
penelitian di hentikan sampai pada siklus II. berikut:
Jika melihat perbandingan hasil 1. Guru sebagai pemegang kebijakan
belajar dari siklus I menuju siklus II terus pembelajaran di kelas, hendaknya harus
menunjukkan peningkatan hasil belajar, pada mampu memilih dan menggunakan
siklus I di peroleh nilai rata – rata 67,42 strategi pembelajaran yang tepat.
meningkat pada siklus II menjadi 88,85 2. Untuk mengajarkan sebuah
meningkat sebesar 21,43 poin kemudian keterampilan, hendaknya guru
jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I melakukannya dengan cara pembiasaan
sebanyak 13 orang atau persentase sebesar 62 karena keterampilan hanya dapat
% , meningkat pada siklus II jumlah siswa diperoleh dari pembiasaan dan
yang tuntas belajar sebanyak 20 orang atau pembiasaan itu diperoleh dengan latihan
persentase sebesar 95% terjadi peningkatan berjenjang.
sebesar 33 poin Maka dengan demikian
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 156
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

3. Dalam kegiatan belajar mengajar,


hendaknya guru menempatkan dirinya
sebagai mitra yang tugasnya
memfasilitasi, koordinator bukan sebagai
atasan yang selalu ingin diikuti
perintahnya.
4. Komunikasi haruslah mudah dipahami
ketika dalam proses pembelajaran karena
dengan bahasa yang komunikatif dapat
membuat siswa cepat mengerti.
5. Guru sebagai pengajar dan pendidik
haruslah mengetahui kondisi peserta
didik sebelum memulai pembelajaran.
6. Guru hendaknya mengajarkan kepada
peserta didik untuk lebih banyak latihan
dari pada penjelasan-penjelasan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 2001 Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia, Jakarta: ErLangga
Arifin, E Zaenal dan Farid Had. 2003 Seribu
Satu Kesalahan Baebahasa. Jakarta:
Akademika Presinda.
Arikunto, Suharsimi, Prof. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi
Aksara.
Depdikbud RI. 2003. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Keraf, Gorys. 2000. Argumentasa dan Narasi.
Jakarta: PT. Gramedia
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus
Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia
Moeliono, 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Parera, Jos Daniel. 2004. Menulis Tertib dan
Sistimatik. Jakarta: Erlangga
Suriamiharja, Agus 2006 “Kemampuan dan
Keterampilan menulis Mahasiswa
IKIP Bandung”. Tesis FPS IKIP
Bandung
Tarigan, Henry Guntur. 2006. Pengajaran
Sintaksis. Bandung: Angkasa.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 157

Anda mungkin juga menyukai