Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753
Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Materi Penulisan Huruf Kapital dengan Pola
Latihan Berjenjang pada Siswa Kelas V SDN Semundal Tahun Pelajaran 2017/2018
Haeriyati
Guru Kelas SDN Semundal Kecamatan Pujut Kabaupaten Lombok Tengah
Abstrak. Penelitian ini berawal dari rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana
Meningkatkan hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Penulisan Huruf Kafital dengan Pola Latihan
Berjenjang pada Siswa Kelas V SDN Semundal Tahun Pelajaran 2017/2018. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang
dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalah yang ada di dalam kelas. Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus , jumlah siswa 21 orang. Hasil belajar dari siklus I menuju siklus II
terus menunjukkan peningkatan Jika melihat perbandingan hasil belajar dari siklus I menuju siklus
II terus menunjukkan peningkatan hasil belajar, pada siklus I di peroleh nilai rata – rata 67,42
meningkat pada siklus II menjadi 88,85 meningkat sebesar 21,43 poin kemudian jumlah siswa
yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak 13 orang atau persentase sebesar 62% , meningkat pada
siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 orang atau persentase sebesar 95% terjadi
peningkatan sebesar 33 poin. Maka dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penulisan
huruf kafital dengan pola latihan berjenjang dalam paragraf di kelas V dapat meningkatkan hasil
belajar siswa SDN Semundal tahun pelajaran 2017 / 2018.
macam kendala antara lain: siswa kesulitan penulisan huruf kapital dalam
dalam memahami materi yang disampaikan paragraf
karena siswa lebih banyak dituntut untuk b. Guru
menghafal teori-teori, Kondisi sekolah dan 1. Meningkatkan pengembangan model
sosial masyarakat yang lebih dominan pembelajaran.
menggunakan bahasa daerah dari pada bahasa 2. Meningkatkan keterampilan
Indonesia, pembelajaran yang dilakukan guru merencanakan, mengelola dan
tidak menarik disebabkan penerapkan strategi mengevaluasi proses pembelajaran.
pembelajaran yang kurang tepat, metode yang 3. Menumbuhkan minat ilmiah dalam
digunakan juga masih konvensional sehingga menjalankan profesi keguruan
siswa merasa cepat bosan, kurang tertarik dan terutama dalam pengembangan karya
lain sebagainya. tulis ilmiah.
Berdasarkan analisa diatas penulis akan c. Sekolah
mencoba menerapkan pola latihan 1. Sebagai bahan evaluasi dalam
berjenjang, yang merupakan salah satu penyusunan dan pengembangan
strategi pembelajaran yang menekankan pada kebijakan sekolah.
keterampilan menulis siswa. Penelitian 2. Sebagai bahan pertimbangan untuk
tentang pembelajaran dengan pola pelatihan pengadaan dan pengembangan
berjenjang dalam pembelajaran menulis fasilitas, media dan sumber belajar.
huruf kapital di kelas V SDN Semundal, KAJIAN PUSTAKA
sehingga penulis mengambil judul “ Konsep Menulis
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Didalam masyarakat moderen dikenal
Materi Penulisan Huruf Kafital dengan Pola dua cara berkomunikasi yaitu dengan secara
Latihan Berjenjang pada Siswa Kelas V SDN langsung atau tidak langsung. Kegiatan
Semundal Tahun Pelajaran 2017 /2018. ” menulis adalah salah satu cara berkomunikasi
Rumusan Masalah dengan secara tidak langsung. Dikatakan oleh
Berdasarkan latar belakang maka H.G. Tarigan bahwa “Menulis ialah
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menurunkan atau melukiskan lambing-
Bagaimanakah Meningkatkan Hasil Belajar lambang grafik yang menggambarkjan suatu
Bahasa Indonesia Materi Penulisan Huruf bahasa yang dipahami oleh seseorang,
Kafital dengan Pola Latihan Berjenjang pada sehingga orang-orang lain dapat membaca
Siswa Kelas V SDN Semundal Tahun lambing-lambang grafik tersebut kalu mereka
Pelajaran 2017 /2018 ? . memahami bahasa dan gambaran grafik
Tujuan Penelitian tersebut” (2003 ; 21).
Adapun tujuan penelitian ini adalah Sedangkan Robert Lado mengatakan
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa bahwa : To Write is to put down the gfaphic
Indonesia Materi Penulisan Huruf Kafital symbols that represent a language one
dengan Pola Latihan Berjenjang pada Siswa understands, so that other can read these
Kelas V SDN Semundal Tahun Pelajaran graphic representation” (2001;143). Dapat
2017 /2018. diartikan bahwa menulis adalah menempatkan
Manfaat Penelitian symbol-simbol grafis yang menggambarkan
Dengan penelitian tindakan kelas ini suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang,
diharapkan akan memberikan manfaat bagi: kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang
a. Siswa memahami bahasa tersebut beserta symbol-
1. Meningkatkan motivasi belajar simbol grafisnya.
hususnya materi pelajaran bahasa Menulis adalah kegiatan melahirkan
Indonesia. pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapoat
2. Mendorong siswa untuk juga diartikan bahwa menulis adalah
mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan kehendak kepada orang lain
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 148
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai 5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
sebagai : huruf pertama pada awal kata pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya
dan awal kalimat. Misalnya: dan peristiwa sejarah.
- Dia mengantuk Misalnya:
- Apa maksudnya ? - bulan Agustus -
2. Huruf kapital sebagai huruf pertama hari Natal
petikan langsung Huruf kapital tidak dipakai sebagai
Misalnya: Adik bertanya : “Kapan kita huruf pertama peristiwa sejarah yang
pulang ?”. tidak dipakai sebagai nama.
3. Huruf kapital sebagai huruf pertama Misalnya:Soekarno dan Hatta
dalam ungkapan yang berhubungan memproklamasikan kemerkaan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, bangsanya.
termasuk kata ganti untuk Tuhan dan 6. Huruf kapital tidak dipakai sebagi huruf
kitab suci, termasuk kata ganti untuk pertama peristiwa sejarah yang tidak
tuhan . dipakai sebagai nama.
Misalnya: - Misalnya:Asia ,Lembah Baliem
- Allah -- AlCirebon
Kitab - Islam
- Huruf kapital sebagai huruf pertama Tanjung Harapan
nama gelar kehormatan, keturunan dan Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
keagamaan yang diikuti nama orang. pertama istilah geografi yang tidak
Misalnya: Mahaputra Yamin. Sultan menjadi unsur nama diri.Misalnya:
Hasanuddin, Haji Agus Salim. Berlayar ke teluk
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf Huruf kapital tidak dipakai sebagai
pertama unsur jabatan dan pangkat yang huruf pertama nama geografi yang
diikuti nama orang atau yang dipakai digunakan sebagai nama
sebagai pengganti nama orang tertentu jenis.Misalnya:Garam inggris, Gula
nama instansi atau nama tempat. jawa.
Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik, - Huruf kapital dipakai sebagai huruf
Perdana Mentri Nehru, dsb pertama untuk semua unsur negara
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf lembaga pemerintahan dan
pertama nama jabatan dan pangkat yang ketatanegaraan serta nama dokumen
tidak diikuti nama orang atau nama resmi kecuali kata seperti : Republik
tempat. Indonesia, Majelis Permusyawaratan
Misalnya: Siapa nama gubernur yang Rakyat
dilantik ?. - Huruf kapital dipakai sebagai huruf
- Huruf kapital yang dipakai sebagai pertama setiap unsur bentuk ulang
huruf pertama unsur nama-nama orang sempurna yang terdapat pada nama
Misalnya: Amir Hamzah, Dewi badan, lembaga pemerintah dan
Sartika,Wage Rudolf Supratman ketatanegaraan serta dokumen resmi
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf contoh Menjadi sebuah republic,
pertama nama bangsa, suku bangsa dan Beberapa badan hokum, Menurut
Bahasa, Misalnya: Bangsa Indonesia, undang-undang yang berlaku
Suku Sunda. 7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf
Huruf kapital tidak dipakai sebagai pertama semua kata (termasuk semua
huruf pertama nama bangsa, suku unsur kata ulang sempurna) didalam nama
dan bahasa yang dipakai sebagai sebuah buku, majalah, surat kabar dan
bnetuk dasar kata keturunan. judul karangan kecuali seperti kata : di,
Misalnya : Mengindonesiakan ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak
bahasa asing,Keinggris-inggrisan terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 152
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753
Dari tabel di atas dapat dijelaskan dalam hal pengaturan waktu, ketersediaan
bahwa dengan menerapkan pola latihan media dan sumber pembelajaran diambil dari
berjenjang diperoleh nilai rata-rata hasil buku paket dan surat dengan jumlah yang
belajar siswa adalah 67,42 pada siklus 1 lebih banyak dan jenis yang lebih pariatif,
dengan ketuntasan belajar mencapai 62 % dimana setelah selesai proses evaluasi pada
atau ada 13 siswa dari 21 siswa sudah tuntas siklus II maka diperoleh hasil belajar siswa
belajar, dan siswa yang belum tuntas sebagai berikut :
sebanyak 8 orang dengan persentase ketidak Tabel Hasil Belajar Siswa siklus I I
tuntasan sebesar 38 % , ini dikarenakan
guru masih belum bisa memamfaatkan waktu
dengan baik sehingga tujuan masih belum
tercapai. Begitu juga dengan ketuntasan
klasikal yang di persyaratkan sebesar ≥ 80
belum tercapai maka dengan demikian
penelitian dilanjutkan lagi ke siklus
berikutnya. Hal ini disebabkan karena siswa
masih merasa baru dan belum mengerti apa
yang dimaksudkan dan digunakan guru
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
dengan pola latihan berjenjang
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang baik dalam memotivasi
siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan Dari tabel di atas dapat dijelaskan
waktu bahwa dengan menerapkan pola latihan
3) Siswa kurang begitu antusias selama berjenjang diperoleh nilai rata-rata hasil
pembelajaran berlangsung. belajar siswa 88,85 pada siklus 1I dengan
d. Refisi ketuntasan belajar mencapai 95 % atau ada
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar 20 siswa dari 21 siswa sudah tuntas belajar,
pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, dan siswa yang belum tuntas sebanyak 1
sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan orang dengan persentase ketidak tuntasan
perbaikan pada siklus berikutnya sebesar 5%, ini terjadi karena guru bisa
4.2. Pelaksanaan siklus II mengatasi yang menjadi kendala pada siklus I
Penelitian pada siklus II dilaksanakan , bisa memamfaatkan waktu dengan baik.
pada tanggal 23 Januari 2018 Proses Begitu juga dengan ketuntasan klasikal yang
pembelajaran pada siklus kedua berlangsung di persyaratkan sebesar ≥ 80 sudah tercapai
sebagaimana rencana pembelajaran yang telah maka dengan demikian penelitian dihentikan
dibuat setelah dilakukan beberapa perubahan sampai pada Siklus II. Hal ini disebabkan
dan perbaikan sesuai dengan hasil refleksi karena siswa sudah terbiasa dengan
pada siklus pertama. Hasil pengamatan pada menggunakan latihan pola berjenjang dalam
siklus kedua didapatkan hal-hal sebagai menulis huruf kapital pada paragraf.
berikut: Kesiapan siswa dalam melaksanakan Dengan melihat data tersebut di atas
kegiatan pembelajaran sudah lebih siap, bahwa indikator pencapaian yang telah
dibuktikan dengan materi yang mereka lebih ditetapkan sudah mencapai target penelitian.
kuasai, Persiapan guru dalam merencanakan Hal ini dapat dilihat dari kesalahan siswa
kegiatan pembelajaran lebih matang terutama dalam penggunaan huruf kapital dalam
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 155
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753
menulis paragraf sudah mencapai maksimal dapat ditarik kesimpulan bahwa penulisan
95 % atau meningkatkan kemampuan dalam huruf kafital dengan pola latihan berjenjang
menggunakan huruf kapital dalam menulis dalam paragraf di kelas V dapat
paragraf sampai perolehan rata-rata minimal meningkatkan hasil belajar siswa SDN
70 telah direalisasikan. Semundal tahun pelajaran 2017 / 2018.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian KESIMPULAN
Berdasarkan data nilai prestasi Penelitian ini dilaksanakan di SDN
belajar yang tertera pada tabel data dan hasil Semundal tahun pelajaran 2017 / 2018
analisis data pra penelitian, silus pertama, dan dengan subyek penelitian sebanyak 21 siswa
siklus kedua didapatkan perbandingan- terdiri dari 14 siswa laki – laki dan 7 siswa
perbandingan rata-rata nilai hasil belajar perempuan. Berdasarkan data yang terkumpul
Hasil belajar pada siklus I bahwa dan analisis data yang telah dilakukan
dengan menerapkan pola latihan berjenjang didapatkan peningkatan hasil belajar siswa
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa baik dari rata-rata maupun ketuntasan
adalah 67,42 dengan ketuntasan belajar klasikal.
mencapai 62 % atau 13 orang sudah tuntas Hasil belajar dari siklus I menuju
belajar, dan siswa yang belum tuntas siklus II terus menunjukkan peningkatan Jika
sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar melihat perbandingan hasil belajar dari siklus
38 % , ini dikarenakan guru masih belum I menuju siklus II terus menunjukkan
bisa memamfaatkan waktu dengan baik peningkatan hasil belajar, pada siklus I di
sehingga tujuan masih belum tercapai. Begitu peroleh nilai rata – rata 67,42 meningkat pada
juga dengan ketuntasan klasikal yang di siklus II menjadi 88,85 meningkat sebesar
persyaratkan sebesar ≥ 80 belum tercapai 21,43 poin kemudian jumlah siswa yang
maka dengan demikian penelitian dilanjutkan tuntas belajar pada siklus I sebanyak 13 orang
lagi ke siklus berikutnya. atau persentase sebesar 62 % , meningkat
Sedangkan pada siklus II dengan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas
menerapkan pola latihan berjenjang belajar sebanyak 20 orang atau persentase
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 95% terjadi peningkatan sebesar 33
adalah 88,85 dengan ketuntasan belajar poin Maka dengan demikian dapat
mencapai 95 % atau 20 orang sudah tuntas ditarik kesimpulan bahwa penulisan huruf
belajar, dan siswa yang belum tuntas kafital dengan pola latihan berjenjang dalam
sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar paragraf di kelas V dapat meningkatkan hasil
5 % , pada siklus II guru sudah mampu belajar siswa SDN Semundal tahun pelajaran
mengatasi kendala – kendala yang dialami 2017 / 2018.
pada siklus I. Begitu juga dengan ketuntasan SARAN
klasikal yang di persyaratkan sebesar ≥ 80 Berdasarkan kesimpulan di
belum tercapai maka dengan demikian atas, dikemukakan saran-saran sebagai
penelitian di hentikan sampai pada siklus II. berikut:
Jika melihat perbandingan hasil 1. Guru sebagai pemegang kebijakan
belajar dari siklus I menuju siklus II terus pembelajaran di kelas, hendaknya harus
menunjukkan peningkatan hasil belajar, pada mampu memilih dan menggunakan
siklus I di peroleh nilai rata – rata 67,42 strategi pembelajaran yang tepat.
meningkat pada siklus II menjadi 88,85 2. Untuk mengajarkan sebuah
meningkat sebesar 21,43 poin kemudian keterampilan, hendaknya guru
jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I melakukannya dengan cara pembiasaan
sebanyak 13 orang atau persentase sebesar 62 karena keterampilan hanya dapat
% , meningkat pada siklus II jumlah siswa diperoleh dari pembiasaan dan
yang tuntas belajar sebanyak 20 orang atau pembiasaan itu diperoleh dengan latihan
persentase sebesar 95% terjadi peningkatan berjenjang.
sebesar 33 poin Maka dengan demikian
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 156
Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753