Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang sifatnya resmi dan
wajib di pelajari oleh seluruh siswa di seluruh tingkatan sekolah. Baik
ditingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah
Atas Serta tingkat Peguruan Tinggi. Sebagaimana yang tertera di Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 37 yang menyatakan bahwa
kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pelajaran
Bahasa.1

Dalam mempelajari Bahasa Indonesia, kita sering menemukan


siswa yang terlalu menganggap mudah Pelajaran tersebut karena mereka
menganggap bahwa Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah
dipahami. Akan tetapi, tanpa mereka sadari mempelajari Bahasa Indonesia
bukan hanya sekedar mampu berbicara menggunakan Bahasa Indonesia
melainkan ada banyak kaidah dan aturan yang harus di pelajari serta
dipahami. Contohnya kita masih sering keliru dalam penulisan kata baku
yang baik dan benar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Maka dari itu mempelajari Bahasa Indonesia itu sangat penting.

Lalu, dalam menguasai Bahasa Indonesia ada empat skill yang


harus dipahami. Yaitu, Membaca, Mendengarkan, Berbicara dan Menulis.
Keterampilan produktif berbicara dan menulis dan keterampilan reseptif
mendengarkan dan membaca. Menulis digunakan untuk komunikasi tidak
langsung dengan orang lain. Upaya untuk mengungkapkan segala sesuatu
yang terdapat dalam konsep pemikiran ke dalam bentuk bahasa tulis atau
tulisan. Oleh karena itu, menulis adalah suatu kegiatan yang memerlukan

1
Diakses dari https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm. Pada
Minggu 18 Februari 2024 Pukul 15.22 WIB.

1
kemampuan mengkspresikan pendapat, gagasan, ide, dan imajinasi dalam
bahasa tulis.
Ahmad Subandi menjelaskan menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk menuangkan ide atau
gagasan yang ada dalam pikiran melalui bahasa tulisan sehingga dapat
dibaca dan dipahami orang lain.2 Kemampuan menulis tentunya sanggat
penting bagi peserta didik, menulis unggul untuk membentuk kekreatifan
anak dalam mendeskripsikan suatu objek. Namun berdasarkan observasi
yang peneliti lakukan di MTs Ja-alHaq kelas VII pada tanggal 08 Oktober
2023, kemampuan menulis pada kelas VII masih berantakan, masih ada
kata yang kurang huruf, kalimat yang tidak baku, dan kalimat yang masih
sangat rancu.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah salah satu keterampilan yang memerlukan keahlian dan kecakapan
karena menulis dapat diartikan sebagai komunikasi secara tidak langsung.
Dengan menulis dapat menciptakan sebuah catatan atau informasi pada
suatu objek. Menulis bisa dilakuakan dengan media yang berbentuk kertas
dengan menggunakan pena atau pensil.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama Pengenalan Lapangan
Persekolahan II (PLP II) di MTs Ja-alHaq pada tanggal 10 Oktober 2023,
peneliti menemukan beberapa masalah saat ikut serta dalam proses belajar
mengajar, maupun ketika mengajar secara mandiri dikelas. Masalah
tersebut berupa, antusias peserta didik saat memulai pembelajaran Bahasa
Indonesia 50% kurang aktif, dikarenakan merasa bosan dengan metode
pembelajaran yang terlalu monoton sehingga siswa menjadi kurang aktif
saat proses belajar mengajar di kelas. Hal ini diperkuat dengan pernyatan
dari Ibu Netty Fitrian Dinanti sebagai guru Bahasa Indonesia yang
menyatakan bahwa nilai KKM di MTs Ja-alHaq adalah 75(tujuh puluh
lima). Namun karena banyak masalah yang dimiliki pelajar di sana,
2
Nila Martha Yehonala Situmorang. Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa
melalui Teknik Guiding Questions. Journal of Education Action Research Volume 2,
Number 2 Tahun 2018. hal 166

2
membuat nilai pelajar pun hanya standar atau KKM, hanya 55% siswa
yang memenuhi lebih dari nilai KKM., dan 45% tidak memenuhi nilai
KKM.3
Dengan adanya masalah di atas, peneliti memberikan media
pembelajaran yang akan membuat anak tidak merasa bosan dengan metode
yang ada. Peneliti akan menggunakan potret budaya bengkulu terhadap
kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi. Untuk melihat apakah
ada pengaruh atau tidak dalam proses belajar di kelas.
Maka dari itu peneliti melakukan interview kepada salah satu siswa
mengenai kesulitan yang mereka hadapi dalam mempelajari pelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya dalam kemampuan menulis. Muhammad
Zidan.4 Menjelaskan bahwa ada beberapa masalah yang di rasakan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, antara lain: guru mengajar menggunakan
metode ceramah sehingga siswa merasa bosan, dan siswa tidak bisa aktif
dalam peroses pembelajajaran katena metode yang sangat monoton
tersebut.
Di sisi lain, terdapat berbagai macam kesulitan yang dialami oleh
pembelajar bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis. Seperti yang
diungkapkan dalam artikel Alya Rahmawati dalam artikelnya disebutkan
bahwa beberapa kesulitan umum yang sering dialami oleh para siswa
adalah: Pertama, siswa kesulitan mengeluarkan ide menggunakan Bahasa
Indonesia. Kedua, kurang terbiasanya menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam berkomunikasi sehari hari. Ketiga, kurangnya
pemahaman siswa tentang tema cerita.5
Meskipun menulis masih sering dianggap sulit bagi sebagian
siswa, guru percaya bahwa siswa dapat menguasai keterampilan menulis
dengan sering berlatih. Dalam hal ini peran guru sangat diperlukan. Oleh
3
Observasi dari hasil wawancara
4
Observasi dari hasil wawancara siswa kelas VII MTs Ja-alHaq Kota Bengkulu.
Diinterview pada 10 Oktober 2023.
5
Alya Rahmawati. Analisis Kesulitan Menulis Karangan Pada Peserta Didik
Kelas V A Sd Negeri 1 Kalampangan Tahun 2021/2022 . Anterior Jurnal, Volume 21
Issue 2, April 2022. hal 89

3
karena itu, guru harus melakukan proses belajar mengajar yang menarik di
kelas untuk mendapatkan perhatian siswa dan memberikan motivasi untuk
selalu belajar agar mampu menguasai keterampilan menulis.
Media visualisasi adalah media yang memanfaatkan gambar untuk
membantu menguatkan pemahaman siswa dalam memahami bacaan
sehingga memudahkan siswa dalam menulis. Media visualisasi sangat
berkaitan dengan membaca pemahaman karena dalam praktiknya sama-
sama menggunakan pengetahuan yang sudah ada dalam memaknai bacaan
agar memudahkan dalam penerapan menulis.
Disini peneliti akan menguji Pengaruh Potret Budaya Bengkulu
Terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa. Karena media
visualisasi adalah media yang memanfaatkan gambar untuk itu peneliti
menggunakan potret budaya Bengkulu untuk membantu siswa dalam
memahami serta mengembangkan ide siswa ketika menulis.
Hadi Nugroho dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Media Visualisasi Terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi
Siswa” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menerapkanmedia
visualisasi berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks eksplanasi
siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil menulis teks deskripsi siswa kelas VII MTs Ja-
alHaq Bengkulu?
2. Adakah pengaruh potret budaya Bengkulu terhadap kemampuan
menulis teks deskripsi siswa kelas VII MTs Ja-alHaq Bengkulu?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui hasil menulis teks deskripsi siswa kelas VII
MTs Ja-alHaq Bengkulu.

4
2. Untuk mengetahui pengaruh potret budaya Bengkulu terhadap
kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII MTs Ja-alHaq
Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Mendorong bidang ke ilmuan agar berkembang secara profesional
dan dapat memahami tugasnya sebagai pendidik dalam menerapkan
berbagai media pembelajaran, metode pembelajaran dan teori dalam
pembelajaran serta dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang muncul di kelasnya secara professional.
2. Manfaat Praktis
 Untuk Guru
Diharapkan guru bisa menggunakan hasil dari penelitian ini
sebagai referensi ketika mereka ingin meningkatkan kemampuan
dalam pengajaran teks deskripsi.
 Untuk siswa
Diharapkan bisa memberikan motivasi untuk meningkatkan
kemampuan menulis siswa.
 Untuk peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan agar bisa meningkatkan
pengetahuan mereka mengenai penelitian pendidikan. Selain itu,
agar bisa menjadi referensi dalam meneliti.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Menulis
Menulis adalah salah satu kemampuan yang harus kita pelajari.
menulis merupakan salah satu kegiatan berbahasa, tetapi tidak semua
orang terampil berbahasa dapat menulis dengan baik. Menulis dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah melahirkan pikiran atau perasaan.
Pendapat tersebut sejalan dengan Jauhari mengatakan bahwa menulis
adalah pengungkapan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan seseorang
yang diwujudkan dengan lambang-lambang fonem yang telah disepakati
bersama.6
Menulis adalah proses komunikasi dalam bentuk tulisan. Dalam
model komunikasi palin tidak terdapat aspek : 1) siapa yang
mengomunikasikan (who); 2) Apa yang dikomunikasikan (what); 3)
Media yang digunakan sebagai proses komunikasi (channel); 4) Kepada
siapa sasaran komunikasi tersebut di tujukan (whom); 5) Bagaimana
pengaruhnya terhadap sasaran komunikasi (effect). 7
Wardhana menyatakan bahwa menulis adalah suatu keahlian dalam
menuangkan suatu ide, gagasan atau gambaran yang ada di dalam pikiran
manusia menjadi sebuah karya tulis yang dapat dibaca dan mudah
dimengerti atau dipahami orang lain. 8 Menulis merupakan upaya untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang terdapat dalam konsep pemikiran ke
dalam bentuk bahasa tulis atau tulisan.

6
Jauhari. Pengertian menulis. Diakses dari digilib.uns.ac.id. pada hari kamis 16
November 2023 pukul 19.53. hal. 24
7
Dr. E. Oos M. Anwas, M.Si , Yuni Sugiarti, S.T., M.Kom , Strategi Menulis
Artikel Jurnal Bereputasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), 2020, hal. 2
8
Setyawan Pujiono, M.Pd. Konsep Dasar Menulis. Diakses dari
https://staffnew.uny.ac.id/. Diakses pada 08 November 2023 Pukul 22.30 WIB. hal. 1

6
Abdurrahman mengemukakan bahwa menulis merupakan salah
satu komponen sistem komunikasi, menulis adalah menggambarkan
pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa
grafis, dan menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi. 9
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan sebuah tulisan.
Sebagai sebuah ragam komunikasi, dalam menulis setidaknya
terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah: (1) penulis
sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau sesuatu yang disampaikan
penulis, (3) saluran atau medium berupa lambang-lambang bahasa tulis
seperti huruf dan tanda baca, serta (4) penerima pesan, yaitu pembaca,
sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh penulis. 10
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan
untuk menyampaikan sebuah pesan ataupun menjelaskan suatu hal. Dalam
kemampuan menulis ada empat unsur di dalamnya yaitu, Penulis, Pesan
atau isi tulisan, saluran atau media yang berupa tulisan, dan pembaca
sebagai penerima pesan.
2. Jenis-Jenis Menulis
Berdasarkan isi tulisan, menulis dapat dibagi ke dalam beberapa
jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Menulis Deskripsi
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata
atas suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
melalui tulisannya mengharapkan pembaca dapat melihat, mendengar,
mencium bau, mencicipi dan merasakan hal yang sama dengan penulis.
Deskripsi pada dasarnya merupakan hasil dari pengamatan melalui panca
indera yang disampaikan dengan kata-kata.
9
Habib Firdaus Tri Putra. Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui
Penerapan Media Think-Pair-Share Berbantukan Media Foto Pada Siswa Kelas Ii Sdn
Tugurejo 03 Kota Semarang( Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013) hal. 14
10
Mohamad Yunus, S.S., M.A. Modul Hakikat Menulis. Diakses Dari
https://pustaka.ut.ac.id/. Diakses Pada 08 November 2023 Pukul 22.56 WIB. hal. 3

7
b. Menulis Narasi
Narasi pada dasarnya adalah karangan atau tulisan yang berbentuk
cerita. Cerita itu tentunya didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau
peristiwa. Di dalam peristiwa itu ada tokoh, mungkin tokoh itu adalah
penulis sendiri, teman penulis, atau orang lain, dan tokoh itu mengalami
masalah atau konflik. Bisa saja dalam cerita itu menghadirkan satu konflik
atau serangkaian konflik yang dihadapi oleh tokoh dalam ceritamu itu.
Jadi, dalam sebuah narasi terdapat tiga unsur pokok, yaitu : peristiwa,
tokoh, dan konflik. Ketiga unsur itu diramu menjadi satu dalam sebuah
jalinan yang disebut alur atau plot. Dengan demikian, narasi adalah cerita
berdasarkan alur. Sering juga narasi diartikan sebagai cerita yang
didasarkan pada kronologi waktu
c. Menulis Eksposisi
Eksposisi/paparan merupakan tulisan hasil peninjauan terhadap
suatu hal. Penyampaian gagasan dilakukan secara analitis kronologis
waktu maupun ruang. Tulisan berjenis eksposisi biasanya merupakan
bagian dari karangan ilmiah. Penulisan eksposisi dilakukan dengan cara
menyusun kerangka karangan yang memuat kata-kata kunci yang
didukung oleh penjelasan-penjelasan, contoh-contoh, ilustrasi, maupun
bukti.
d. Menulis Argumentasi
Argumentasi dibentuk dari kata argumen yang berarti alasan.
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan untuk menyatakan
kebenaran dengan didukung argumen atau alasan yang sesuai. Termasuk
dalam bentuk ini adalah tulisan yang bertujuan mengajak, membujuk, dan
mempengaruhi orang lain. Argumentasi sering pula dibedakan dengan
persuasi yang lebih bertujuan membujuk atau mempengaruhi orang lain,
sementara argumentasi diartikan sebagai tulisan yang isinya bersifat
meyakinkan suatu hal kepada orang lain terhadap suatu hal.
e. Menulis Persuasi

8
Persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan
seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis pada waktu
ini atau pada masa yang akan datang. Oleh karena tujuan akhirnya agar
pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat
dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan.
3. Tujuan Menulis
Menurut Sujanto secara garis besar tujuan menulis adalah
mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca
dan memberi hiburan. Dalam satu tulisan, tidak menutup kemungkinan
memiliki lebih dari satu tujuan, misalnya saja seorang penulis ingin
memberikan informasi sekaligus ingin mempengaruhi pembaca. 11
Reinking (Rini Kristiantari) juga mengungkapkan bahwa tujuan menulis
secara umum adalah menginformasikan, meyakinkan, mengekspresikan
diri, dan menghibur12 Secara umum tujuan orang menulis yaitu:
- Untuk menceritakan sesuatu
- Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan
- Untuk menjelaskan sesuatu
- Untuk meyakinkan
- Untuk merangkum
4. Pengertian Teks Deskripsi
Jauhari menjelaskan bahwa kata deskripsi berasal dari bahasa Latin
“describere”, yang diadopsi ke dalam bahasa Inggris menjadi “description”
yang artinya menggambarkan.13 Deskripsi adalah suatu bentuk teks
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya,
sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan
merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

11
Sujanto . pengertian menulis, diakses dari eprints. uny. ac.id. kamis 16
november 2023 pukul 20.09. hal. 68.
12
Rini kristiantari. Pengertian menulis, diakses dari eprints. uny. ac.id. kamis 16
november 2023 pukul 20.15. hal. 101
13
Hasrar. Hubungan Penguasaan Kosakata Dengan Keterampilan Menulis
Karangan Deskriptif Bahasa Jerman Siswa. https://pdfs.semanticscholar.org. diakses dari
https://pdfs.semanticscholar.org. diakses pada hari kamis 16 novemver pukul 20.25. hal.
35.

9
Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka
ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan
pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau
dicium oleh pengarang.
Alwasilah menyatakan deskripsi adalah gambaran verbal ihwal
manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian 14 Cara penulisan
ini menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat
mampu (seolah merasakan, melihat, mendengar, atau mengalami)
sebagaimana dipersepsi oleh panca indra. Teks deskripsi adalah suatu
tulisan yang bertujuan untuk menggambarkan suatu objek secara rinci
mengenai tempat, orang atau situasi.
Zuhdi menjelaskan, karangan deskripsi adalah karangan yang
isinya melukiskan suatu objek dengan kata-kata. Semi pun menyatakan
deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail
tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan
imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat,
mendengar, merasakan, dan mengalami langsung objek tersebut. 15 Teks
deskripsi adalah teks yang berisi gambaran mengenai suatu objek yang
dituangkan secara rinci sehingga pembaca seolah-olah dapat menyaksikan
secara langsung objek yang dideskripsikan.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, teks
deskripsi adalah suatu tulisan yang mana penulis bisa membuat pembaca
merasakan hingga melihat apa yang dideskripsikan tersebut.
5. Struktur Teks Deskripsi
Teks deskripsi juga memiliki beberapa struktur, yaitu:

14
Hidayat. Teks deskripsi. Diakses dari repository.upi.edu. hari kamis 16
november 2023 pukul 20.34. hal. 114
15
Setyo Ayu Wulandari. Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi
Melalui Model Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction (Arias) Dengan
Media Gambar Bermuatan Kebudayaan Lokal Bagi Siswa Kelas Vii Smp. ( Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2019) hal. 32

10
1. Judul : judul pada paragraf deskriptif setidaknya harus
mengandung tiga aspek yaitu relevan, provokatif atau menarik dan
juga singkat.
2. Identifikasi : penentuan identitas dari orang, objek dan benda
lainnya.
3. Deskripsi : berisi gambaran-gambaran atau penjelasan tentang
objek atau hal yang dibahas di dalam teks.
4. Kesimpulan : kesimpulan adalah penegasan pada hal yang
dianggap penting. Kesimpulan bisa dicantumkan atau tidak.

B. Penelitian Terdahulu
Dalam melaksanakan sebuah penelitian, peneliti memerlukan
beberapa penelitian untuk mendukung peneliti dalam meneliti. Ada
beberapa studi terkait yang digunakan peneliti untuk menjadi bahan
patokan dalam melaksanakan penelitian ini. Yang pertama, penelitian
dari Wahyu Waskitoh Aji yang berjudul Penggunaan Media
Pembelajaran Visual Tiga Dimensi (Sketch Up) Untuk meningkatkan
Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Kontruksi Bangunan
Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK 2 Salatiga Tahun Ajaran
2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk: 1.mengetahui penggunaan
media visual tiga dimensi (sketchup) dapat meningkatkan prestasi
belajar daripada penggunaan pembelajaran konvensional(ceramah), 2.
Untuk mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar siswa
menggunakan media visual tiga dimensi (sketchup) dapat meningkatkan
prestasi belajar daripada penggunaan pembelajaran konvensional
(ceramah). Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti teliti
lakukan ialah Wahyu Waskitoh Aji menggunakan media pembelajaran
tiga dimensi sedangkan penelitian ini menggunakan teks deskripsi.
Selanjutnya, Mustiadi dalam penelitiannya yang berjudul,
Pengaruh Penggunaan Media Visual Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA di MIN Mayoan Desa Pandajaya Kecamatan

11
Pamona Selatan Kabupaten Poso. Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media visual terhadap
mootivasi belajar siswa, 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh
penggunaan media visual terhadap motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA. Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti teliti
lakukan yaitu Muatiadi melakukan penelitian untuk melihat motivasi
belajar siswa, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk melihat
kemampuan menulis siswa.
Adapun Rohmat Fajarudin dalam penelitiannya yang berjudul
Pengembangan Media Pembelajaran Visualisasi Instalasi dan
Konfigurasi Sistem Operasi Jaringan Kelas XI SMK Nasional Berbah
Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan
media pembelajaran tersebut. Perbedaan dengan penelitian yang akan
peneliti teliti lakukan adalah, Rohmat Fajarudin menggunakan media
instalasi dan konfigurasi, sedangkan penelitian ini menggunakan teks
deskripsi.

C. Kerangka Berpikir
Pelajaran Bahasa Indonesia dalam kenyataannya sering kali
disepelekan oleh siswa dikarenakan proses pembelajarannya yang
kurang menarik dan membosankan. Hal ini bisa disebabkan karena guru
dalam memberikan materi pelajaran hanya menggunakan metode
konvensional tanpa adanya bantuan media atau media yang menarik.
Maka dari itu guru perlu meningkatkan kemampuan mengajar. Salah
satu caranya adalah dengan pemanfaatan media visualisasi untuk
pelajaran Bahasa Indonesia agar proses pembelajaran menjadi lebih
menarik.
Berikut ini skema kerangka berpikir dari peneliti dapat
digambarkan dalam bagan alur sebagau berikut:

12
Proses Belajar Mengajar Bahasa
Indonesia

Ekaperien Dengan Kelas Kontrol Tanpa


Media Visualisasi VII B Media Visualisasi VII A

Uji Regresi
Linier Sederhana

Pengaruh Potret Budaya Bengkulu Terhadap


Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa
Kelas VII MTs Ja-alHaq

1. Media Visualisasi dalam Menulis


Salah satu media yang bisa membantu siswa dalam
mengatasi kesulitan dalam menulis adalah dengan menerapkan
media visualisasi. Suparman menjelaskan bahwa gaya belajar ini
sangat mengandalkan indra penglihatan atau mata dalam proses
pembelajaran.16 Media visualisasi adalah media yang
16
Muhammad Syahrul Kahar. 2018. Analisis Pemahaman Siswa
Terhadap Media Visualisasi, Auditori, Kinestetik. Journal of Mathematics
Education, Science and Technology Vol. 3, No. 1, Juli 2018. Hal 12 – 21. hal.

13
memanfaatkan gambar untuk membantu menguatkan pemahaman
siswa dalam memahami bacaan sehingga memudahkan siswa
dalam menulis.
Media berbasis visual (Image atau Perumpamaan)
memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Media visual dapat memperlancar pemahaman (Misalnya melalui
elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan.17 Media
visualisasi sangat berkaitan dengan membaca pemahaman karena
dalam praktiknya sama-sama menggunakan pengetahuan yang
sudah ada dalam memaknai bacaan agar memudahkan dalam
penerapan menulis.
Siswa yang belajar menggunakan media visualisasi lebih
cenderung untuk mengingat informasi dengan menyaksikan
langsung sumber informasi tersebut. Mata merupakan indra yang
paling dominan dalam proses pembelajaran pada anak visual, oleh
karena itu metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru harus
menitikberatkan pada alat peraga atau media visual, membawa
mereka pada objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran, atau
bisa juga dengan cara menggambarkannya di papan tulis.
Media visual merupakan suatu media yang dapat dinikmati
melalui panca-indera. Sehingga, dengan adanya bantuan dari media
visual, tujuan pembelajaran diharapkan oleh guru kepada siswa
dapat tercapai secara maksimal.18 Media visualisasi adalah media
yang dapat digunakan untuk membantu siswa menjadi lebih baik
dalam memahami teks karena dengan media ini siswa dapat
membuat gambaran dalam benak terkait dengan apa yang mereka
baca sehingga memudahkan mereka dalam menulis.
2. Potret
13
17
Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. Media Pembelajaran ( Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada), 2017, hal.89
18
Cecp Kustandi. Pemanfaatan media visual dalam tercapainya tujuan
pembelajaran. Jurnal teknologi pendidikan. Vol 10. N0. 2, tahun 2021. hal 292.

14
Potret yakni representasi visual dari seseorang atau sesuatu,
biasanya dalam bentuk lukisan, foto, atau gambar lainnya. Yang
menampilkan detail dan karakteristik dari objek tersebut. Potret
bertujuan untuk menangkap ekspresi, kepribadian, atau
karakteristik khusus objek yang diabadikan.
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 891) potret
diartikan gambar yang dibuat dengan kamera, foto. Selain ini juga
potret adalah gambaran atau lukisan (dalam bentuk paparan).
Pengertian potret menurut UUHC adalah karya fotografi
dengan objek manusia. Hak ciptaan berupa potret dimiliki oleh dua
orang dengan kepentingan yang berbeda. Pemegang hak yang
pertama adalah orang yang di potret dan pemegang hak yang kedua
adalah fotografer. 19
3. Budaya Bengkulu
Budaya merujuk pada pola-pola prilaku, kepercayaan, nilai,
tradisi, dan pengetahuan yang dimiliki dan dibagikan oleh anggota
suatu kelompok atau masyarakat. Hal ini mencakup segala hal dari
bahasa, agama, seni, dan system nilai hingga tata cara makanan dan
pakaian. Budaya juga merupakan cara bagi sebuah kelompok untuk
beradaptasi dengan lingkungan dan mewariskan pengetahuan
kepada generasi ataupun penerus yang mendatang.
Bengkulu adalah salah satu kota yang terletak di pulau
Sumatra, Bengkulu merupakan provinsi yang memiliki budaya
yang cukup banyak, sehingga peninggalannya menjadikan warisan
yang berkesan.budaya Bengkulu yang sampai sekarang masih
dilestarikan antara lain: kain basurek, tabot, dol, kerajinan kulit
lantung, dan masih banyak lagi. 20
D. Rumusan Hipotesis
19
Stephanie Budiarto. Pemanfaatan Potret Artis dalam Karya Fanfiksi
di Tinjau dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
(Yogyakarta: Universitas Admajaya Yogyakarta, 2019) hal.1
20
Diakses dari https://bengkulu.pikiran-rakyat.com/. Pada hari rabu 18 Februari
2024 pukul 16.06 WIB

15
Mengacu pada keyakinan para peneliti yang memungkinkan
mereka melakukan penelitian adalah kebenaran sementara yang ditentukan
oleh para peneliti yang harus diujikan dan dibuktikan. Berdasarkan
masalah penelitian di atas, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:
a. Ha: Ada pengaruh signigfikan antara siswa yang diajar
menggunakan media visualisasi.
b. Ho: Tidak ada pengaruh signifikan antara siswa yang diajar
menggunakan media visualisasi.

BAB III
METODE PENELITIAN

16
Dalam bab ini peneliti menyajikan tentang desain penelitian, populasi dan
sampel, instrument penelitian, teksnik pengumpulan data, teknik untuk
menganalisa data, dan prosedur penelitian.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian desain Eksperimen Semu. Eksperimen
semu adalah salah satu jenis desain penelitian kuantitatif. Selanjutnya penelitian
eksperimen semu adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh suatu perlakuan terhadap kondisi lain yang terkontrol. kuasi eksperimen
yaitu metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat
melalui adanya perlakuan dan menguji perubahan akibat perlakuan tersebut.21
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari Pre-
Eksperimental Design. Quasi-Eksperimental design, digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian. 22
Disini peneliti menggunakan dua kelas sebagai sampel dalam
penelitiannya dimana kelas eksperimen mendapat perlakuan dan kelas kontrol
menggunakan metode konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh media visualisasi terhadap kemampuan siswa dalam menulis teks
deskripsi.
Dalam penelitian eksperimen semu, ada dua variabel yang digunakan,
yaitu independen dan dependen. Peneliti menggunakan media Visualisasi sebagai
variabel independen dan Kemampuan Menulis siswa sebagai variabel dependen.
Metode eksperimen semu dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu Pra-tes
dan Pasca-tes. Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan membandingkan skor
pra-tes dan pasca-tes untuk mengetahui pengaruh media visualisasi terhadap
kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi.

21
Afrinawati. Pengaruh Media Pq4r Terhadap Hasil Belajar Siswa. (Jakarta :
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,2010) hal. 39
22
Prof. Dr. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung:
Alfabeta), 2020, hal.118

17
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan eksperimen semu desain pra-tes
dan pasca-tes. Peneliti memberikan tugas pada seluruh kelompok eksperimen dan
kontrol, melakukan pra-tes pada kedua kelompok, melakukan perlakuan hanya
dengan kelompok eksperimen, dan memberikan pasca-tes untuk menilai
perbedaan antara kedua kelompok. Desain penelitian dapat disajikan sebagai
berikut:

Table 3.1
Desain Penelitian Eskperimen Semu
Kelas Pra-Tes Perlakuan Pasca-Tes

VII A O1 - O3

VII B O2 X O4

Catatan:

A : Kelas Kontrol
B : Kelas Ekspreimen
O1 : Pra-tes untuk kelas kontrol
O2 : Pra-tes untuk kelas eksperimen
O3 : Pasca-tes untuk kelas kontrol
O4 : Pasca-tes untuk kelas eksperimen
X : Perlakuan dengan menggunakan media Visualisasi
- : Metode mengajar tanpa menggunakan media apapun

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat

18
Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu
penelitian. Penelitian ini akan di laksanakan di Mts Ja-alHaq kota
Bengkulu.
2. Waktu Penelitian

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang dipilih untuk dipelajari dan disimpulkan oleh peneliti.
Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisai
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya23 Ini berati populasi adalah seluruh individu
anggota yang ingin diamati.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa pada kelas VII
MTs Ja-alHaq Bengkulu. Total keseluruhan dari populasi adalah 42 siswa,
ditunjukkan pada table di bawah ini:
Table 3.2
Populasi penelitian

No Kelas Wanita Laki-laki Total

1 7A 16 4 20

2 7B 10 12 22
TOTAL 42
Sumber dari siswa kelas VII MTs Ja-alHaq Kota Bengkulu tahun
ajaran 2023/2024.
2. Sampel
Sampel adalah suatu contoh dari suatu populasi yang dianggap
mampu mewakili populasi tersebut, sehingga informasi apa pun yang
23
Jelita Caroline Inaray. Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi
Kerjaterhadapkinerja Karyawan Pada Pt. Amanahfinancedimanado. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi. Volume 16 No. 02. Tahun 2016. hal. 462.

19
dihasilkan oleh sampel tersebut dapat dianggap mewakili keseluruhan
populasi. Sampel adalah sekelompok elemen, atau satu elemen, yang
menjadi asal sampelnya. Sampel: Kelompok subjek dari data yang
diperoleh. Menurut Muri Yusuf sampel adalah bagian dari populasi yang
dipilih dan mewakili populasi. 24
Sampel merupakan salah satu langkah terpenting dalam proses
penelitian dalam pemilihan sampel individu yang akan berpartisipasi.
Untuk memilih sampel peneliti menggunakan teknik purposive sampling,
Arikunto menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel tidak berdasarkan acak, wilayah atau strata, tetapi
berdasarkan adanya pertimbangan yang fokus pada tujuan tertentu. 25
Ada beberapa kriteria untuk memilih sampel. Kesukaan tersebut
memiliki karakteristik yang serupa, seperti jumlah siswa, umur, nilai rata-
rata, dan guru bahasa Indonesia Jumlah siswa pada kelas VII MTs Ja-alHq
berjumlah 42 siswa. Kelas VII MTs Ja-alHaq terdiri dari dua kelas yakni
kelas VII A dan Kelas VII B. Disini peneliti menggunakan Kelas VII A
dan Kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

D. Instrumen Penelitian
1. Wawancara
Instrumen pertama yang peneliti lakukan ialqah wawancara.
Wawancara digunakan ketika peneliti mewawancarai salah satu siswa
mengenai kesulitan yang di hadapi dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.

2. Tes Menulis
Peneliti akan menggunakan tes menulis untuk mengetahui
apakah ada perbedaan skor siswa dalam menulis sebelum dan sesudah

24
Muri Yusuf, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan.
(Jakarta:Kencana, 2014). hal. 150
25
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prakmatik .
Jakarta:PT. Rineka Cipta,2014, hal. 175

20
menggunakan media visualisasi. Tes dibagi menjadi dua kali, yang
pertama adalah Pra-tes yang diberikan sebelum perlakuan. Dan yang
terakhir adalah Pasca-tes yang akan diberikan setelah peneliti
memberikan treatment kepada kelas. Disini peneliti akan menggunakan
beberapa topik, antar lain:
1. Tabut
2. Dol
3. Kain Basurek
4. Kerajinan Kulit Lantung
Disini peneliti akan meminta siswa untuk menulis sebuah teks
deskripsi. Pedoman Penilaian dalam penulisan teks deskripsi adalah
sebagai berikut:
Aspek Penilaian Skor
Maksimal

1. Kejelasan penggambaran lengkap objek yang diamati


dalam karangan deskripsi.
- Kelengkapan menggambarkan objek dan kejelasan 20
penggambaran objek
2. Organisasi isi karangan deskripsi berdasarkan objek yang 20
diamati 20
-ide pokok
-penyusunan paragraph 20
3. Tata bahasa karangan deskripsi sesuai dengan objek yang
diamati 20
-penggunaan bahasa
4. Ejaan dan tata tulis karangan deskripsi sesuai dengan objek
yang diamati
-penggunaan ejaan dan tanda baca
Jumlah 100

21
2. Dokumentasi
Instrumen yang terakhir adalah dokumentasi, Dokumentasi
digunakan untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data nilai
siswa seperti foto dan kondisi kelas.
E. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti mengikuti langkah-langkah untuk mengumpulkan data sebagai
berukut:
a. Pra-tes
Pre-tes akan diberikan kepada seluruh populasi untuk melihat
sejauh mana kemampuan siswa dalam menulis sebelum mendapatkan
perlakuan.
b. Perlakuan
Peneliti menggunakan perlakuan untuk kelas eksperimen dalam
pengajaran menulis dengan menggunakan media visualisasi. Kemudian
peneliti hanya menggunakan proses pengajaran konvensional di kelas
kontrol.
c. Pasca-tes
Pasca-tes akan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hal ini diberikan untuk mengetahui pencapaian setelah diberikan
perlakuan.
F. Prosedur Penelitian
Ada tiga tahapan dalam melaksanakan penelitian yakni pra-tes,
perlakuan/treatmen, dan pasca-tes.
1. Pra-tes
Sebelum menerapkan media Visualisasi peneliti akan memberikan
pra-tes pada kelas eksperimen dan kontrol. Siswa akan diminta untuk
menulis teks deskripsi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
menulis teks deskripsi siswa.
2. Memberikan perlakuan

22
Kedua kelompok tersebut akan diberikan perlakuan yang berbeda.
Kelompok eksperimen mendapat perlakuan dengan menggunakan media
visualisasi dalam menuliskan teks deskripsi, sedangkan kelompok kontrol
peneliti hanya akan menggunakan metode konvensional.
a. Kelas Eksperimen
Dalam perlakuan ini, peneliti akan melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan siswa kelas eksperimen dalam enam pertemuan, yang
mana dalam seminggu dua kali pertemuan. Prosedur dalam pengajaran
menulis teks deskripsi dengan menggunakan media visualisasi, sebagai
berikut:
a. Pra-tes
Peneliti memasuki kelas dan mempersiapkan kelas sebelum
memulai pelajaran. Guru akan menjelaskan mengenai teks
deskripsi dan menunjukkan sebuah gambar sesuai dengan
tema/judul yang telah di tentukan serta memberikan gambaran
umum mengenai gambar tersebut guna untuk memancing siswa
agar memahami pengetahuan dasar dari gambar tersebut.
b. Ketika Menulis
Guru akan mendeskripsikan secara singkat mengenai
gambar tersebut. Guru akan meminta siswa untuk mendeskripsikan
gambar kedalam sebuah tulisan dengan melihat gambar yang
disediakan sehingga menjadi teks deskripsi.
c. Pasca-menulis
Guru akan menilai hasil karangan teks deskripsi siswa
sesuai dengan pedoman penilaian.

b. Kelas Kontrol
Pada perlakuan ini, pada kelas kontrol peneliti memberikan topik
yang sama dengan kelas eksperimen tanpa menggunakan media
visualisasi. Di kelas kontrol, peneliti mengajar dengan menggunakan
metode konvensional sebagai berikut:

23
a. Pra-tes
Peneliti memasuki kelas dan mempersiapkan kelas sebelum
memulai pelajaran. Guru akan menjelaskan mengenai teks
deskripsi.

b. Ketika Menulis
Guru akan meminta siswa untuk membuat teks deskripsi
sesuai dengan tema/judul yang telah di tentukan.
c. Pasca-menulis
Guru akan menilai hasil karangan teks deskripsi siswa
sesuai dengan pedoman penilaian.
3. Pasca-tes
Setelah perlakuan berbeda diberikan, siswa kelompok eksperimen
dan kontrol akan diberikan pasca-tes dalam menulis teks deskripsi. Tes ini
bertujuan untuk mengukur prestasi siswa dalam menulis teks deskripsi.

Daftar Pustaka

Afrinawati. (2010) Skripsi: Pengaruh Media Pq4r Terhadap Hasil Belajar Siswa.
(Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) Hal. 39

24
Arikunto, Suharsimi. (2014) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prakmatik .
Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Arsyad , Azhar. Media Pembelajaran ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada)


hal.89

Diakses dari https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm. Pada


Minggu 18 Februari 2024 Pukul 15.22 WIB.

Inaray, J.,C. (2016) Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi


Kerjaterhadapkinerja Karyawan Pada Pt. Amanahfinancedimanado.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume 16 No. 02.

Kustandi, Cecep. (2021) Pemanfaatan Media Visual Dalam Tercapainya Tujuan


Pmbelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan. Volume 10 No. 2.

Kahar.,S.,M. (2018). Analisis Pemahaman Siswa Terhadap Media Visualisasi,


Auditori, Kinestetik. Journal of Mathematics Education, Science and
Technology Vol. 3, No. 1, Juli 2018. Hal 12 – 21. Hal. 13.

M. Anwas, E. Oos dan Yuni Sugiarti. Strategi Menulis Artikel Jurnal Bereputasi.
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya) hal.2

Observasi dari wawancara Siswa Kelas VII MTs Ja-alHaq Kota Bengkulu.
Diinterview pada 10 Oktober 2023.
Pujiono, Setyawan. M.Pd.( 2023) Konsep Dasar Menulis. Diakses dari
https://staffnew.uny.ac.id/. Diakses pada 08 November Pukul 22.30
WIB. Hal. 1

25
Putra., T., H., F., (2013) Skripsi: Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi
Melalui Penerapan Media Think-Pair-Share Berbantukan Media Foto
Pada Siswa Kelas II Sdn Tugurejo 03 Kota Semarang( Semarang:
Universitas Negeri Semarang) Hal. 14.

Rahmawati, Alya. (2022) Analisis Kesulitan Menulis Karangan Pada Peserta


Didik Kelas V A Sd Negeri 1 Kalampangan Tahun 2021/2022 . Anterior
Jurnal, Volume 21 Issue 2, April. Hal 89.

Situmorang., Y.,M.,N. (2018) Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa melalui


Teknik Guiding Questions. Journal of Education Action Research
Volume 2, Number 2. Hal 166.

Wulandari.,A.,S. (2019) Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi


Melalui Model Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction
(Arias) Dengan Media Gambar Bermuatan Kebudayaan Lokal Bagi
Siswa Kelas Vii Smp. ( Semarang: Universitas Negeri Semarang) Hal.
32.

Yunus., M., S.S., M.A. (2023) Modul Hakikat Menulis. Diakses Dari
https://pustaka.ut.ac.id/. Diakses Pada 08 November Pukul 22.56 WIB.
Hal. 3.

Yusuf, Muri. (2014) Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian


gabungan. (Jakarta:Kencana,).

26

Anda mungkin juga menyukai