Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA VIDEO


PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V DI SDN 1 TORUAKAT KECAMATAN
DUMOGA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Mata Kuliah Penelitian Tindakan
Kelas

OLEHS

SITAWATI NANGUNE

NIM. 151417089

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia yang ada di sekolah dasar ( SD ) tidak terlepas dari
keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan membaca, menulis, menyimak, serta
berbicara. Keempat keterampilan berbahasa adalah suatu kesatuan yang saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain,melainkan hanya bisa dibedakan. Keterampilan yang
satu bergantung pada ketika keterampilan yang lainnya, contohnya ada orang yang berbicara
karena dia mampu menyimak,atau terampil menulis dan membaca. Begitu pula dengan
seseorang yang terampil menulis,kalau ia terampil menyimak, berbicara, dan membaca. Di
samping itu keterampilan berbahasa yang baik dan kosa kata dengan tepat, atau ejaan yang
disempurnakan (EYD), penggunaan tanda baca dan masih banyak lagi.
Disamping keterkaitan keterampilan dengan pembelajaran,maka guru harus bisa berperan
sebagai a) Manajer pembelajaran, b) guru berperan sebagai pendidik, c) guru berperan seagai
konselor, d) guru sebagai fasilitator, e) guru berperan sebagai pengarang ( Susilowati, dkk ).
Dengan adanya peran dari guru seperti yang di jelaskan diatas maka di pastikan bahwa
pembelajaran akan tercapai khususnya dalam bahasa indonesia ini, lebih khususnya pada
materi
Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana yang kondusif, guru juga
bisa dikatakan bapak kedua yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan
jiwa anak ( Abdul Majid ).
Dengan melalui kegiatan menulis puisi ini diharapkan sekolah tempat
mengenyam pendidikan dapat memberikan pembelajaran tentang menulis dengan
baik melalui metode, pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga
potensi dan daya kreativitas siswa dapat tersalurkan karena Bahasa Indonesia
adalah salah satu mata pelajaran pokok yang wajib dikuasai siswa, karena Bahasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat. Sementara itu diharapkan kepada guru agar disetiap proses pembelajaran
menggunakan pendekatan dan model yang lebih menarik yaitu Media video
pembelajaran dan semoga dengan pendekatan ini dapat memberikan motivasi pada guru
dan peneliti dalam proses pembelajaran di sekolah.

Video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi


umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di
dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan keamanan.Kata video berasal dari kata Latin,
"Saya lihat".

Dengan adanya video ini saya mencoba menggunakan video sebagai media
pemebelajaran untuk bisa menarik perhatian siswa serta untuk bisa meningkatkan
ketearampilan siswa dalam menulis puisi.

Proses pembelajaran tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan.


Permasalahan tersebut berkaitan dengan rendahnya kemampuan menulis puisi
pada siswa, hal ini dibuktikan dari kenyataan yang diperoleh dari hasil observasi
dan wawancara peneliti dengan guru kelas V SDN 1 Toruakat Kecamatan
Dumoga.

menunjukkan bahwa masih sebagian besar siswa belum mampu menulis puisi, siswa
masih mengalami kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasan pada saat menulis puisi,
siswa masih kurang diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan yang ada
di sekolah, kurangnya penguasaan kosa kata bagi siswa dalam menulis puisi, dan
kurangnya pemahaman siswa terhadap langkah-langkah menulis puisi, kurangnya serta
penggunaan pendekatan pembelajaran yang belum efektif dalam pembelajaran. Hal ini
dapat dibuktikan dengan kemampuan menulis puisi di kelas V dengan jumlah siswa 20
orang, ditemukan siswa yang kurang mampu menulis puisi berjumlah 15 orang atau
75% dan 5 orang atau 25% yang sudah mampu menulispuisi. Seperti yang kita ketahui
bahwa sarana dan media yang selama ini digunakan hanya bersifat tulisan saja, sehingga
siswa mungkin sudah merasa jenuh sehigga rasa ingin belajar serta mengasah
keterampilan menulis itu kurang, maka dengan meggunkan media video pembelajaran
ini, pembelajaran akan lebih menarik. Sehingga mamapu meningkatkan lagi minat dan
semangat siswa dalam menulis puisi.
Terkait dengan masalah di atas, peneliti bermaksud memberikan solusi yaitu
menignkatakan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media video
pembelajaran di SDN 1 Toruakat Kecamatan Dumoga. dapat menjadikan siswa
belajar lebih tertarik dan lebih terampil dalam menulis puisi.

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti ingin mengadakan


penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Melalui media
video pembelajaran di SDN 1 Toruakat Kecamatan Dumoga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalahnya yaitu sebagian


siswa belum mampu menulis puisi, siswa masih mengalami kesulitan dalam
menuangkan ide dan gagasan pada saat menulis puisi, siswa masih kurang diberi
kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan yang ada di sekolah, kurangnya
penguasaan kosa kata bagi siswa dalam menulis puisi, dan kurangnya pemahaman siswa
terhadap langkah-langkah menulis puisi, serta penggunaan pendekatan pembelajaran
yang belum efektif dalam menulis puisi.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah diuraikan, maka peneliti dapat
merumuskan sebagai berikut: Apakah melalui media video pembelajaran
keterampilan menulis puisi di SDN 1 Toruakat Kecamatan Dumoga.
dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa

1.5 PemecahanMasalah

Rendahnya kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V SDN 1 Toruakat


Kecamatan Dumoga. akan ditingkatkan melalui penggunaan Melalui media video
pembelajaran. Adapun langkah-langkah penerapan media video pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1) Guru mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar
lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
menggali sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus
dimilikinya dengan melihat referensi dengan video-video puisi.
2) Guru melaksanakan kegiatan inquiry untuk semua topik yangdiajarkan.

3) Guru mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan mengajukan


pertanyaan.
4) Guru menciptakan masyarakat belajar, seperti melakukan kegiatan
berdiskusi kelompok dan tanya jawab.
5) Guru menggunakan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui
model atau media video
6) Guru melakukan refleksi dan penilaian di akhirpembelajaran.

1.6 ManfaatPenelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan hasil positif
bagi:
1. Siswa

Dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran


khususnya materi menulis puisi.
2. Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu memberi masukan bagi guru dalam
kegiatan belajar mengajar tentang penggunaan media video pembelajaran
sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bahasaIndonesia.
3. Sekolah

Memberikan masukan yang positif tentang penelitian tindakan kelas untuk


meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia materi menulis puisi di kelas V.
4. Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan serta


pengalaman
dalam meningkatkan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah agar lebih bermakna, produktif, efektif, efesien
dan bermutu.
BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 KajianTeoretis

2.1.1 Hakikat MenulisPuisi

Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan sastra yang harus dicapai siswa, karena
siswa akan memperoleh banyak manfaat dari kegiatan menulis puisi tersebut. Bebrapa
manfaatnya adalah siswa dapat mengekspresikan pikirannya melalui bahasa yang indah dalam
puisi, siswa dapat menjadikan puisi sebagai media untuk menuangkan segala hal yang
dirasakan. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan strukutur batinnya. Keterampilan menulis puisi
ini tentunya dapat diperoleh melalui proses belajar. Pembelajaran menulis puisi bukan suatu
pekerjaan yang mudah jika kita menginginkan hasil yang baik. Meskipun demikian, tidak
berarti bahwa kemampuan menulis hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki bakat-
bakat tertentu. Kemampuan menulis dpat diikuti oleh semua siswa asalkan mau belajar dan
berlatih dengan sungguh-sungguh, sebab menulis merupakn kemampuan yang dpaat
dipelajari. Hakikatnya pembelajaran menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari
kondisi gurunya sendiri dan pada umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis
dan mengajarkannya. Oleh karena itu sering ditemukan permasalahan yang terjadi pada saat
proses pembelajaran menulis puisi berlangsung.

2.1.1.1 Pengertian MenulisPuisi

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan


(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya
(Dalman 2014:3). Seperti yang dikatakan Yunus (2016:1.19) bahwa menulis
adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, peraasan, atau informasi) secara
tertulis kepada pihak lain.
Tarmizi (Dahlan 2015:10) menyatakan menulis adalah salah satu dari empat
keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis),

5
adapun menulis adalah suatu proses bagaimana mengkomunikasikan ide kepada
orang lain dengan baik, sehingga orang lain dapat memahami dengan baik apa
yang disampaikan melalui tulisan. Sementara (Tarigan 2013:3) menyatakan
bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan oranglain.
Berbeda dengan Tarigan (Salimah 2015:9-10) mengutarakan bahwa menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis, menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafis tersebut. Disamping itu Leo (2017:1) mengemukakan
bahwa menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran atau gagasan ke
dalam bentuk atau simbol-simboltulisan.
Berdasarkan beberapa uraian tentang menulis di atas dapat disimpulkan
bahwa menulis pada hakikatnya adalah proses kegiatan mengungkapkan atau
menyampaikan ide, pokok pikiran, perasaan, atau informasi kepada orang lain
dalam bentuk tulisan maupun bentuk lainnya yang dimulai dari fikiran dan ide
yang akan muncul. Serta rangkaian aktivitas untuk menyampaikan pesan berupa
gambaran pikiran, perasaan dan gagasan dalam bentuk lambang-lambang dan

5
simbol-simbol bahasa yang dapat dipahami, oleh orang yang menyampaikan dan
menerima pesan yang disampaikan
Puisi adalah karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait (faisal, dkk
2010:36). Sementara Leo (2017: 316) menyatakan bahwa karya sastra yang
berbentuk bebas karena tidak terlalu terikat oleh aturan baik dalam segi jumlah
baris, suku kata, maupun rima disebut puisi. Disamping itu Darma (2007:180)
menyatakan bahwa puisi adalah karangan yang menggunakan kata-kata yang
indah dan banyakmakna.
Sementara Suryaman (Dahlan 2015:14) menyatakan bahwa puisi merupakan
karya, emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan, pancaindra, susunan
kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan yang bercampur-baur dengan
memperhatikan pembaca. Selanjutnya Pradopo (Wicaksono 2014:20) menyatakan
bahwa puisi yaitu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan,
yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan berirama.
Berbeda dengan Syahputri (Riyadi 2013:8) memaparkan bahwa puisi adalah
ungkapan secara implisit dan samar, dengan makna yang tersirat, dimana kata-
katanya condong pada makna konotatif. Sementara Prihantini (2015:203)
mengatakan jenis karya sastra yang memiliki unsur sajak, bait, baris, dan tipografi
disebut puisi.
Dari beberapa uraian di atas disimpulkan bahwa puisi adalah salah satu
bentuk karya sastra yang mengungkapkan ide gagasan, pikiran, dan pengalaman
secara imajinatif dan emosional dengan menggunakan bahasa yang disusun
dengan mempertimbangkan efek keindahan Bahasa yangbermakna.
Sementara Pradopo (Zulfaridah 2018:24) menyatakan bahwa menulis puisi
merupakan suatu aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa. Pencurahan jiwa
tersebut harus padat, maksudnya makna yang disampaikan puisi tidak bersifat
menguraikan. Adapun menulis puisi merupakan cara mengungkapkan pikiran,
perasaan, informasi, dan dan fakta dari diri seseorang melalui bahasa yang indah
dan puitis. Sedangkan Darma (2007:183) menyatakan bahwa menulis puisi dapat
kita buat dari pengalaman, perasaan, khayalan, atau pikiran kita. Ketika menulis
puisikitajugaharusmemperhatikantemadanpilihankata.Halpertamasebelum

6
menulis puisi adalah menentukan tema puisi terlebih dahulu. Tema adalah dasar
atau makna atau pesan yang ingin disampaikan pilihan kata yang tepat digunakan
agar makna pesan atau puisi dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu ketika
menulis puisi hendaknya menggunakan perasaan yang paling dalam karena
menulis puisi adalah kegiatan mencurahkan isi hati. Seseorang bisa saja terampil
menulis puisi dengan giat berlatih karena sesungguhnya menulis puisi merupakan
sebuah keterampilan. Semakin giat berlatih menulis maka akan semakin terampil
pula dalam menulis puisi.
Dari beberapa kutipan pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa menulis puisi
merupakan proses kegiatan mengungkapkan atau menyampaikan ide, perasaan, atau
informasi kepada orang lain dalam bentuk tulisan di atas kertas maupun bentuk
lainnya yang disampaikan melauli informasi langsung dan tidak langsung, yang
dimalai dari fikiran dan ide yang akan muncul, dimana tulisan tersebut ditulis dalam
keadaan atau perasaan yang sedang dirasakan oleh penulis itu sendiri.

2.1.1.2 Unsur-unsur MenulisPuisi

Unsur-unsur puisi secara umum bahan dasar puisi adalah Bahasa. Bahasa
yang digunakannya ini bukanlah bahasa yang biasa, tetapi Bahasa yang telah
diolah agar memiliki kekuatan daya ungkap dan daya estetik sehingga dapat
menyentuh pembaca. Rosdiana (2015:7.15-7.25) mengemukakan bahwa unsur-
unsur intrinsik puisi terdiri dari beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1) Tema

Tema merupakan dorongan yang kuat yang menyebabkan penyair


mengungkapkan apa yang dirasakan melalui puisi.
2) Amanat

Amanat adalah pesan atau nasehat yang ada dalam puisi yang didapat oleh
pembaca melalui puisi yang dibacanya.
3) Sikap, Suasana atau Nada, dan Perasaan dalamPuisi

Unsur sikap, suasana atau nada, dan perasaan dalam puisi dalam puisi
adalah ekspresi perasaan yang disampaikan dalam bentuk nada-nada yang
menimbulkan keindahan.
4) Tipografi

Tipografi adalah uraian bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris
ke bawah. Dan juga tipografi biasa disebut tata wajah puisi. Keduanya
memiiki pengertian yang sama, yaitu salah satu unsur puisi yang
menjadikan puisi lebih indah karena tata wajahnya dibuat seperti lukisan
tertentu.
5) Rima atau Persamaan Bunyi

Rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang
letaknya berdekatan di dalam satu larik atau antar larik.
6) Citraan atauPengimajian

Citraan atau pengimajian adalah susunan kata yang dapat memperjelas apa
yang dinyatakan oleh penyair. Adapun beberapa bentuk citraan yaitu:
1) penglihatan, 2) pendengaran, 3) penciuman, 4)perasaan

7) Gaya Bahasa, Irama atauRitme

Gaya Bahasa atau irama atau ritme adalah cara khas yang dipakai enyair
untuk menimbulkan efek estetis pada karya puisi yang dihasilkannya. Cara
ini dilakukan penyair melalui pengulangan bunyi, pengulangan kata, dan
kalimat. Pengulangan bunyi contohnya seperti pada penjelasan tentang
rima. Gaya bahasa khas ini dapat dibagi menjadi makna kias, lambang,
dan persamaan bunyi ataurima.

2.1.1.3 Tujuan MenulisPuisi

Tujuan menulis puisi adalah berusaha memikirkan gagasan atau ide yang
hendak disampaikan dan dituangkan ke dalam karya tulis. Secara umum tujuan
menulis puisi adalah 1) untuk menceritakan sesuatu, pengalaman, pemikiran,
imajinasi, perasaan, dan sebaiknya dituangkan dalam bentuk tulisan, 2) adanya
gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan, 3) adanya sistem
pemindahan gagasan berupa sistem bahasa (Wicaksono2014:14).
2.1.1.4 Jenis-jenis MenulisPuisi
Dalam menulis puisi terdapat beberapa jenis puisi, yaitu menjadi 2 bagian/
jenis diantaranya : puisi terikat dan puisi bebas. Puisi terikat atau puisi lama
adalahbentukkaryasastrayangterikatolehjumlahbait,jumlahlariktiapbait,
jumlah kata tiap larik dan rima (Hasim 2014:51). Sedangkan puisi bebas adalah
puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah lirik
setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik (Rosdiana 2015:7.9). Pada
penelitian ini peneliti memfokuskan pada siswa menulis puisi bebas.

2.1.1.5 Manfaaat Menulispuisi

Kuntari (2009:5) berpendapat bahwa menulis mempunyai manfaat yang


positif yakni:
1) Sarana untuk mengungkapan diri

Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan perasaan hati


(kegelisahan, keinginan atau kemarahan). Seorang penulis puisi akan
mengungkapkan perasaanya dengan puisi.
2) Mengembangkan Kepuasan Pribadi, Kebanggaan dan Perasaan Diri
Menulis merupakan aktivitas yang langka karena tidak semua orang
mempu menulis. Tidak semua orang yang pandai berbicara bisa menulis.
Menulis sebenarnya sebuah kebanggaan yang tiada taranya. Menulis bisa
meningkatkan kepercayaan akan kemampuandiri.
3) Meningkatkan kesadaran dan terhadapLingkungan

Orang yang menulis selalu dituntut untuk terus belajar. Ia akan


mengetahui informasi. Akibatnya pengetahuan menjadi luas. Seseorang
yang biasa menulis akan menjadi manusia yang kreatif dan peduli pada
masalah-masalahsekitar.
4) Keterlibatan secara Bersemangat

Seorang penulis adalah seorang pencipta. Ia manusia kreatif. Jika ada


sesuatu yang tidak abaik, ia akan terpanggil untuk mengomentari lewat
tulisan-tulisannya.
5) Kemampuan menggunakanBahasa

Seseorang menulis tidak asal menulis. Ia harus mempunyai alat yakni


bahasa. Seseorang yang ingin menulis harus menguasai bahasa yang
dijadikan alat untuk menulis.
2.1.1.6 Pembelajaran MenulisPuisi

Mulyati (2014:1.13) Menulis adalah keterampilan produktif dengan


menggunakan tulisan. Menulis puisi adalah bagian dari pembelajaran apresiasi
sastra yang perlu dimiliki siswa. Kompetensi dasar menulis puisi di kelas V SDN
1 Toruakat Kecamatan Dumoga “8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata
yang tepat” dengan indikator pembelajaran yaitu “8.3.1 Menemukan gagasan
pokok berdasarkan pengalaman dan 8.3.2 Menulis puisi berdasarkan pengalaman”
(Kurikulum KTSP2006).
Menulis puisi adalah tugas yang cukup susah, tidak seperti menulis prosa.
Tapi, menulis puisi berbeda dengan menulis prosa, mengemukakan prosa adalah
bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri atas kalimat-
kalimat yang jelas pula runtutan pemikirannya, biasanya ditulis satu kalimat
setelah yang lain, dalam kelompok-kelompok yang merupakan alinea-alinea.
Namun bukan berarti tidak ada persamaan sama sekali (Mubayanah 2010:7-16).
Dalam pembelajaran menulis puisi, hal yang perlu diperhatikan siswa
adalah menentukan gagasan atau tema puisi. Tema puisi harus ditentukan terlebih
dahulu karena tema puisi dijadikan sebagai acuan untuk mengemukakan isi hati
penulis puisi. Isi hati penulis puisi meliputi pikiran, perasaan, sikap, dan maksud
atau tujuan. Tema puisi dapat diperoleh dari lingkungansekitar.
Setelah menentukan gagasan pokok atau tema, siswa mulai menulis puisi.
Gagasan pokok atau tema yang telah ditentukan dikembangkan menjadi baris
baris dalam puisi. Baris-baris dikembangkan menjadi baitpuisi.
Selain itu, perlu juga diperhatikan pilihan kata yang tepat agar makna yang
terkandung dalam puisidapat tersampaikan dengan baik. Penggunaan persamaan
bunyi atau rima akan menjadikan puisi yang ditulis terdengar lebih indah. Setelah
selesai menulis puisi, siswa hendaknya menyunting puisi terlebih dahulu supaya
puisi yang dihasilkan lebih baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
kemampuan menulis puisi adalah sebuah proses, dimana jika sesorang semakin
sering berlatih akan semakin meningkat pula kemampuannya. Selain berlatih
siswa hendaknya banyak membaca contoh-contoh puisi sehingga pengetahuan
siswa tentang puisi akan lebih baik lagi.
Kemampuan menulis puisi dalam pendekatan media video pembelajaran.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa keempat kemampuan berbahasa itu
berkembang secara berurutan, dari kemampuan menyimak, berbicara, membaca,
baru menulis. Kemampuan menulis adalah kemampuan penyampaian pesan
kepada pihak lain secara tertulis. Kemampuan ini bukan hanya berkaitan dengan
kemahiran siswa menyusun dan menuliskan simbol- simbol tertulis, tetapi juga
mengungkapkan pikiran, pendapat, sikap, dan perasaannya secara jelas dan
sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang yang menerimanya, seperti yang
dia maksudkan (Solchan 2014:1.33). Kemudian dari pada itu Darma (2007:183)
menyatakan bahwa menulis puisi dapat kita buat dari pengalaman, perasaan,
khayalan, atau pikiran kita. Adapun indikator menulis puisi yaitu 8.3.1
Menemukan gagasan pokok berdasarkan pengalaman dan 8.3.2 Menulis puisi
berdasarkan pengalaman (Kurikulum KTSP2006).

2.1.1.7 Langkah-langkah MenulisPuisi

Adapun beberapa langkah-langkah menulis puisi Yusuf (2016:12) sebagai


berikut :
1) Menentukan tema

Penentuan/pencarian ide untuk menulis sebuah puisi merupakan tahap


persiapan dan usaha. Ketika hati seseorang tergerak untuk menulis puisi maka ia
harus berusaha mencari ide yang akan dituangkan dalam puisinya. Yang namanya
ide selalu datang dengan tiba-tiba. Ide ini dapat berkaitan dengan masalah sosial,
keagamaan, kesedihan, dan lain-lain.
Bagi orang yang sudah terbiasa menulis puisi, ide yang akan ditulis dalam
puisi biasanya muncul secara tiba-tiba ketika melihat atau mengamati lingkungan
sekitarnya. Ide puisi dapat juga dicari secara sengaja dari lingkungan sekitar kita,
terutama bagi mereka yang baru berlatih. Informasi dan pengalaman pun harus
dikumpulkan untuk menguatkan ide yang ditemukan.
2) Mengedepankanide
Setelah ide diperoleh, penulis harus berjuang untuk mewujudkannya dalam
bentuk puisi. Pada tahap ini, penulis memerlukan perenungan untuk mengolah dan
memperkaya ide yang didapat dengan pengalaman batin. Misalnya, untuk menulis
puisi anak penjual koran, Anda dapat merenung bagaimana jika Anda yang
menjadi penjual koran itu.
3) Mewujudkan ide menjadi puisi

Untuk mewujudkan ide menjadi sebuah puisi dibutuhkan keterampilan


berbahasa karena bahasalah yang saudara gunakan sebagai media ekspresi.
Saudara harus bergelut dan bergulat dengan kata-kata. Kreativitas saudara untuk
memilih diksi dan majas ditantang pada tahap ini. Saudara harus mampu
menemukan katakata yang tepat untuk mengekspresikan puisi saudara. Keindahan
puisi saudara dapat terlihat dari tepat tidaknya saudara memilih, menjalin, dan
menggunakan kata-kata pada tempatnya yang wajar. Semakin sering saudara
menulis puisi, saudara akan semakin terampil mengekspresikan puisi dalam
bahasa yang indah(estetis).
4) Mengevaluasi hasil tulisan

Setelah saudara selesai menulis puisi, saudara dapat melakukan penilaian


secara kritis terhadap puisi yang telah saudara buat. Bila perlu puisi tersebut dapat
dimodifikasi, direvisi, ditambah, atau dihilangkan bagian-bagian yang tidak
sesuai. Evaluasi juga dapat dilakukan dengan membandingkan puisi saudara
dengan puisi orang lain. Selain itu juga mendiskusikan puisi saudara dengan orang
lain untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karyatersebut.
Membaca langkah-langkah penulisan puisi di atas, tampaknya bukan hal
sulit untuk menulis sebuah puisi. Oleh karena itu, saudara harus segera mencoba
menulis puisi. Sebagai penulis pemula saudara dapat membangun sebuah makna
yang utuh dalam puisi yang saudara buat, walau di sana sini ada beberapa hal
yang perlu dibenahi. Jangan ragu untuk memulai menulis, karena sebagai penulis
pemula masih memiliki berbagai kekurangan dalam tehnik-tehnik dalam
penulisan.
2.1.1.8 Video Pembelajaran
a. Pengertian Video Pembelajaran Menurut Cheppy Riyana (2007) media
video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi
pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori
aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi
pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio
visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.
Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video
(tampak) dapat disajikan serentak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas
melalaui pita video dan dapat 22 dilihat melalui video/VCD player yang
dihubungkan ke monitor televisi (Sungkono 2003:65). Media video pembelajaran
dapat digolongkan kedalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang
dapat dilihat dan didengar. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan
atau pita. Media VCD adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam
video dimana signal audio visual direkam pada disk plastic bukan pada pita
magnetic (Arsyad 2004:36). b. Tujuan Menurut Cheppy Riyana (2007:6) media
video pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan untuk : 1) Memperjelas dan
mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu verbalistis 2) Mengatasi
keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur 3)
Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. c. Karakteristik Media Video
Pembelajaran Menurut Cheppy Riyana (2007:8-11) untuk menghasilkan video
pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya
maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan
kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu: 1) Clarity of Massage
(kejalasan pesan) Dengan media video siswa dapat memahami pesan
pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh
sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka
panjang dan bersifat retensi. 2) Stand Alone (berdiri sendiri). Video yang
dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan
bersama-sama dengan bahan ajar lain. 3) User Friendly (bersahabat/akrab dengan
pemakainya). Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah
dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil
23 bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan
pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. 4) Representasi Isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau
demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat
menjadi media video. 5) Visualisasi dengan media Materi dikemas secara
multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan
materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau
berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinngi. 6)
Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi Tampilan berupa grafis media video
dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support
untuk setiap spech sistem komputer. 7) Dapat digunakan secara klasikal atau
individual Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual,
tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan
secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh
guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia
dalam program. Sedangkan karakteristik media video pembelajaran lainnya
menurut Cheppy Riyana (2007:7) adalah sebagai berikut: 1) Televisi/video
mampu membesarkan objek yang kecil terlalu kecil bahkan tidak dapat dilihat
secara kasat mata/mata telanjang. 2) Dengan teknik editting objek yang dihasilkan
dengan pengambilan gambar oleh kamera dapat diperbanyak (cloning). 3)
Televisi/video juga mampu memanupulasi tampilan gambar, sesekali objek perlu
diberikan manipulasi tertentu sesuai dengan tuntutan pesan yang ingin
disampaikan sebagai contoh objek-objek yang terjadi pada masa lampau dapat
dimanipulasi digabungkan dengan masa sekarang. 4) Televisi/video mampu
membuat objek menjadi still picture artinya gambar/objek yang ditampilkan dapat
disimpan dalam durasi tertentu dalam keadaan diam. 5) Daya tarik yang luar biasa
televisi/video mampu mempertahankan perhatian siswa/audience yang melihat
televisi/video dengan baik dibandingkan dengan mendengarkan saja yang hanya
mampu bertahan dalam waktu 25-30 menit saja. 6) Televisi/video mampu
menampilkan objek gambar dan informasi yang paling baru, hangat dan actual
(immediacy) atau kekinian. 24 Sedangkan karakteristik media video pembelajaran
menurut Azhar Arsyad (2004: 37-52) adalah sebagai berikut: 1) Dapat disimpan
dan digunakan berulang kali. 2) Harus memiliki teknik khusus, untuk pengaturan
urutan baik dalam hal penyajian maupun penyimpanan. 3) Pengoperasiannya
relatif mudah 4) Dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di tempat
lain. d. Keuntungan Media Video Keuntungan menggunakan media video
menurut Daryanto (2010:90) antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel
dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang
kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung,
dan video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. e. Kriteria
Multimedia Interaktif Menurut Cheppy Riyana (2007:11-14) pengembangan dan
pembuatan video pembelajaran harus mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:
1) Tipe Materi Media video cocok untuk materi pelajaran yang bersifat
menggambarkan suatu proses tertentu, sebuah alur demonstrasi, sebuah konsep
atau mendeskripsikan sesuatu. Misalnya bagaimana membuat cake yang benar,
bagaimana membuat pola pakaian, proses metabolisme tubuh, dan lain-lain. 2)
Durasi waktu Media video memiliki durasi yang lebih singkat yaitu sekitar 20-40
menit, berbeda dengan film yang pada umumnya berdurasi antara 2-3,5 jam.
Mengingat kemampuan daya ingat dan kemampuan berkonstentrasi manusia 25
yang cukup terbatas antara 15-20 menit, menjadikan media video mampu
memberikan keunggulan dibandingkan dengan film. 3) Format Sajian Video Film
pada umumnya disajikan dengan format dialog dengan unsur dramatiknya yang
lebih banyak. Film lepas banyak bersifat imaginatif dan kurang ilmiah. Hal ini
berbeda dengan kebutuhan sajian untuk video pembelajaran yang mengutamakan
kejelasan dan penguasaan materi. Format video yang cocok untuk pembelajaran
diantaranya: naratif (narator), wawancara, presenter, format gabungan. 4)
Ketentuan Teknis Menurut Cheppy Riyana (2007:13) media video tidak terlepas
dari aspek teknis yaitu kamera, teknik pengambilan gambar, teknik pencahayaan,
editting, dan suara. Pembelajaran lebih menekankan pada kejelasan pesan, dengan
demikian, sajian-sajian yang komunikatif perlu dukungan teknis. Misalnya: a)
Gunakan pengambilan dengan teknik zoom atau extrem close up untuk
menunjukan objek secara detail. b) Gunakan teknik out of focus atau in focus
dengan pengaturan def of file untuk membentuk image focus of interest atau
mefokuskan objek yang dikehendaki dengan membuat sama (blur) objek yang
lainnya. c) Pengaturan proverty yang sesuai dengan kebutuhan, dalam hal ini perlu
menghilangkan objek-objek yang tidak berkaitan dengan pesan yang disampaikan.
Jika terlalu banyak objek akan mengganggu dan mengkaburkan objek. d)
Penggunaan tulisan (text) dibuat dengan ukuran yang proporsional. Jika
memungkinkan dibuat dengan ukuran yang lebih besar, semakin besar maka akan
semakin jelas. Jika text dibuat animasi, atur agar animasi text tersebut dengan
speed yang tepat dan tidak terlampau diulang-ulang secara berlebihan. 26 5)
Penggunaan Musik dan Sound Effect Beberapa ketentuan tentang music dan
sound effect menurut Cheppy Riyana (2007:14): a) Musik untuk pengiring suara
sebaiknya dengan intensitas volume yang lemah (soft) sehingga tidak
mengganggu sajian visual dan narator. b) Musik yang digunakan sebagai
background sebaiknya musik instrumen. c) Hindari musik dengan lagu yang
populer atau sudah akrab ditelinga siswa. d) Menggunakan sound effect untuk
menambah suasana dan melengkapi sajian visual dan menambah kesan lebih baik.
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan musik dalam media video
akan mampu menarik perhatian siswa untuk memyimak pelajaan yang diberikan.

2.1.1.9 Kajian Penelitian YangRelevan

Berikut uraian singkat penelitian meningkatkanketerampilanmenulis puisi


dengan menggunakan media video pembelajaranyaitu sebagai berikut :

Yulianti Dunggio (2011) “Peningkatan keterampilan menulis buku harian


menggunakan media video pembelajaran kelas V SDN 1 Toruakat Kecamatan
Dumoga. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan dalam 2 siklus dengan 25 jumlah siswa. Pada siklus I menunjukan
bahwa keterampilan menilis buku harian melalui pendekatan CTL yang isi
karangan kriteria tepat sebanyak 70% atau 19 orang dan untuk siswa tidak tepat
24% atau 6 orang. Pada siklus II meningkat menjadi 96% atau 24 orang untuk
kriteria tepat, dan kriteria tidak tepat 4% atau 1 orang. Perbedaan siklus I dan II
adalah 20%.
Sri IsmiatiyYusuf (2016) “Meningkatkan keterampilan siswa menulis puisi
menggunakan media video pembelajaranpada siswa kelas V SDN 1 Toruakat
Kecamatan Dumoga. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilakukan dalam 2 siklus. Pada siklus I dari
13 orang hanya 6 siswa atau 46,16% yang memperoleh nilai 75 ke atas,
sedangkan pada siklus II sudah mencapai target dari 13 siswa, 12 siswa atau
92,30% memperoleh nilai 75 ke atas.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya di atas, letak
persamaanya pada penelitian ini yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas
(PTK), kelas yang digunakan juga sama yaitu kelas V dan menggunakan media
video pembelajaranserta pada penelitian di atas yang ke II sama-sama
menitiberatkan pada kemampuan menulis puisi siswa. Perbedaan dari penelitian
sebelumnya terletak pada keterampilan menulis buku harian sedangkan penelitian
ini menekankan pada kemampuan menulis puisi, dan kedua penelitian yang sudah
ada sebelumnya dilaksanakan di Kota Gorontalo sedangkan penelitian ini akan
dilaksanakan di Desa Toruakat Kecamatan Dumoga Kabupaten Bolaang
Mongondow

2.1.1.10 Hipotesis Tindakan

Dari latar belakang dan kajian pustaka di atas maka penulis merumuskan
hipotesis tindakan yaitu :“Jika menggunakan meningkatkanketerampilanmenulis
puisi dengan menggunakan media video pembelajaranmaka kemampuan menulis
puisi di kelas V SDN 1 Toruakat Kecamatan Dumoga akanmeningkat”.

Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan


menulis puisi melalui meningkatkanketerampilanmenulis puisi dengan
menggunakan media video pembelajaranberdasarkan nilai KKM 75 yang sesuai
dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh SDN 1 Toruakat Kecamatan
Dumoga .
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Latar Penelitian
2. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Wardhani
(2016:1.4) Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus
berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan kegiatan yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
3. Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan di SDN 1 Toruakat Kecamatan Dumoga yang berlokasi di Desa
Toruakat Kecamatan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow. Sekolah ini
salah satu sekolah yang berada di Desa Toruakat Kecamatan Dumoga Kabupaten
Bolaang Mongondow, yang dipimpin oleh Bapak Alimin Damopolii S.Pd.
Secara fisik SDN 1 Toruakat Kecamatan Dumoga berbentuk huruf U, Di SDN 1
Toruakat Kecamatan Dumoga mempunyai 6 kelas, 1 ruang perpus, dan 1 dewan
guru. Selain itu SDN 1 Toruakat Kecamatan Dumoga memiliki kamar mandi,
kantin sekolah serta halaman sekolah yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan upacara bendera, apel pagi, senam kamis, tempat olahraga dan kegiatan
lainnya.
4. Adapun tenaga pendidik atau guru yang merupakan faktor utama dalam
mencapai keberhasilan pendidikan dengan jumlah guru 9 yang terdiri dari 7 guru
tetap/pegawai negeri sipil dan 2 guru bantu atau honorer serta jumlah siswa
keseluruhan 162 orang yang terdiri dari kelas 1-6. Sekolah ini menerapkan K13
di kelas 1 dan 4. Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah ini dilaksanakan
pada pagi hari sejak pukul 07.00 sampai 13.30.

4.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Wardhani
(2016:1.4) Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus
berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan kegiatan yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

4.2 Kehadiran Peneliti


Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sangatt penting karena peneliti sebagai pelaku.
Karena sebagai pelaku, peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subjek yang diteliti.
Pada penelitian ini,kehadiran peneliti sebagai pelaku utama dilakukan secara terbuka, artinya
status sebagai peneliti,tujuan maupun kegiatan peneliti dalam melakukan
observasi,wawancara,dokumentasi,maupun pengumpulan data harus diketahui oleh pihak-
pihak sekolah yang bersangkutan, seperti kepala sekolah,guru,serta siswa kelas III SDN 1
Toruakat Kecamatan Dumoga yang menjadi informan peneliti.

4.3 Data dan Sumber Data


Dalam penelitian,penulis mendapatkan datadari beberapa sumber, yang dapat dibagi
atas :
1. Data primer, merupakan data utama dalam penelitian, yang meliputi persiapan,
implementasi, dan evaluasi.
2. Data sekunder, ialah data yang diperoleh secara tertulis melalui buku-buku referensi
berupa pengertian dan teori-teoriyang ada hubungannya dengan permasalahan yang
sedang diteliti.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang akan diuraikan sebagai berikut.
1. Teknik Observasi
Adalah teknik awal yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai data umum
obyek penelitian sebagai bahan acuan untuk menyusun latar belakang, perumusan masalah
dan kajian teori, atau teknik observasi adalah melakukan pengamatan terhadap fenomena yang
terjadi di lokasi penelitian terkait dengan materi yang sedang diteliti.
2. Teknik Wawancara
Wawancara yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung terhadap beberapa
informan yang dianggap mengetahui pokok permasalahan yang sedang diteliti. Wawancara
secara mendalam ini dilakukan untuk menjamin validitas dan reliabilitas informasi yanh
diperoleh dan hubungannya dengan tujuan penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian ini sebgai bukti fisik bahwa pengumpulan data benar-
benar terjadi dilapangan. Dalam hal ini peneliti memperoleh dokumentasi melalui
video,foto, dan teks.
3.6 Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengadakan pengecekan terhadap keabsahan data dan dapat dilakukan
Dengan hal-hal seperti berikut :
a. Perpanjangan kehadiran peneliti
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan melakukan
pengmatan di kelas III.
b. Pembahasan teman sejawat
Pembahasan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan hasil penelitian yang
bersifat sementara. Dalam hal ini teman sejawat adalah guru kelas yang ada di kelas V.
c. Pengecekan anggota
Pengecekan kredibilitas data dengan member check, dilakukan dengan cara mendiskusikan
hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data. Selain itu,
narasumber ada yang menambah data tetapi ada tang menghendaki beberapa data dihilangkan.
3.7 Analisis Data
Analisis data dalam suatu penelitian bertujuan untuk menyempitkan atau membatasi
penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur serta menjadi tersusun dan
berarti.
Analisis data kualitatif dilakukan secra interaktif dan berlangsung secara terus
menerus.Teknik analisis data yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah pengumpulan
data,penyajian dan penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan data

Peneliti melakukan observasi terhadap siswa kelas V yang ada di SDN 1


Toruakat Kecamatan Dumoga. serta wawancara langsung dengan guru kelas.
2. Penyajian data
Dalam penyajian data, peneliti menyajikan hasil penelitian ini melalui observasi dan
wawancara yang telah dilakukan. Dalam hal ini,berkenaan dengan data yang diperoleh dari
wawancara guru dan siswa yang ada dikelas V.
3. Penarikan kesimpulan
Pada tahap kesimpulan ini peneliti mencari kecocokan dari data yang diperoleh di
lapangan untuk menarik kesimpulan yang sesuai dengan penelitian.Setelah diperoleh
kesesuaian data, kesimpulan sementara disempurnakan melalui verifikasi, sehingga dapat
ditarik kesimpulan akhir.

3.8 Tahap-Tahap Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan Persiapan
a. Observasi awal, identifikasi dan merumuskan masalah.
b. Konsultasi dengan dosen pembimbing.
c. Menysusn usulan penelitian diseminarkan.
2. Tahap pelaksanaan penelitian, meliputi
a. Menetapkan model penelitian.
b. Memilih dan menetapkan informan.
c. Mengumpul data dan menganalisis.
3. Tahap Akhir
a. Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara.


Aqib, Zainal. 2013. Model-model pembelajaran, Media, Dan Strategi

Pembelajaran kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Dahlan, A. S. 2013. Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and


Learning (CTL) Terhadap Keterampilan Menulis Purat Pada Siswa Kelas
IV SD cikarang Kota 04/Sahid Ahmad Dahlan. (Jakarta: UIN Syarif
Hidayahtullah).

Dalman, 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Darma, Alisya dkk. 2007. Intisari Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas
4, 5, dan 6 Berdasarkan Kurikulum KTSP. Bandung: CV Pustaka Setia.

Depdiknas. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006

Dunggio, Yulianti. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian


Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Di
Kelas V SDN Tolotio Kecamatan Tibawa Kabupaten Garontalo. Skripsi.
Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Faisal, M. 2010. Kajian Bahasa Indonesia 3 SKS. Jakarta: Direktorat Jendral


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Fitrah. Muh dkk. 2017. Metodologi Penelitian (Penelitian Kuantitatif, Tindakan


Kelas). Jawa Barat: CV Jejak.
Hasim, Evi dkk. 2014. Pendidikan Bahasa Indonesia. Gorontalo: Ideas
Publishing.

Kuntari. S. 2009. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi melalui Contextual


Teaching Learning (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010 ). Surakarta.
FKIP. Universitas Sebelas Maret.

Leo, Sutanto. 2017. Mencerahkan Bakat Menulis. Jakarta: Kompas Gramedia.


Mubayanah, S. 2010. Meningkatkan Kemampuan Menulis Pengalaman Melalui

Proses Menulis Siswa Kelas V di SD Kepanjen kidul 1 Kota Blitar/Siti


Mubayanah.

Mulyati, Yeti dkk. 2014. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:


Universitas Terbuka.
Nurgiyantoro. B. 2018. Penilaian Otentik Dalam PembelajaranBahasa.

Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press


Prihantini, A. 2015. Master Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bentang Pustaka
Riyadi, S. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Menulis Puisi Melalui Pendekatan

Pembelajaran (CTL) Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randu


gunting 6 Kota Tegal (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Rosdiana, Yosi dkk. 2015. Bahasa Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Salimah, F. 2015. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Pendekatan


Kontekstual Di Kelas V SD Negeri 3 Seliling Tahun Ajaran 2013/2014.
Yogyakarta: PGSD FIP UNY.

Shohimin, A. 2017. 68 model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulastri. Misti. 2015. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis


Puisi Dan Prosa Siswa SMP. Bandung. FKIPUNIB

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

59
Solchan. 2015. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Tarigan, Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa

Universitas Negeri Gorontalo. 2014/2015. Panduan Karya Tulis Ilmiah.

Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Wardhani, IGAK. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Wicaksono, Andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra Dan Beberapa Model


Pembelajarannya. Jakarta:Garudhawaca.

Yusuf, I. S. 2016. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui


Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada siswa Kelas V

60
SDN 8 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. Gorontalo:
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Gorontalo.

Yunus, M. 2016. Keterampilan Menulis. Tanggerang Selatan :


Universitas Terbuka.

Zulfaridah. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Menulis Puisi Melalui


Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada
Siswa Kelas V SDN 060890 Kecamatan Medan Poloni. Medan.

https://eprints.uny.ac.id/16596/1/Skripsi_Thomas%20Adi%20Tri
%20Nugroho_11108244081.pdf

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/61583/Damai%20Yudha
%20Bachtiar%20-%20100210204096.pdf?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai