Anda di halaman 1dari 59

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa memiliki fungsi yang cukup penting sebagai sarana belajar.
Dalam Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen itu saling
berkaitan satu sama lain. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan pada
tujuan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, tulis maupun lisan, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra (Puji Santosa, 2010).
Dalam aplikasinya pembelajaran keterampilan berbahasa,
khususnya keterampilan menulis di sekolah-sekolah hanya menonjolkan
aspek teoritisnya saja dan cenderung mengesampingkan aspek praktisnya.
Siswa lebih banyak dijejali seluk beluk materi keterampilan menulis,
sedangkan pengalaman praktis menulis tidak diberikan sacara sungguh-
sungguh dan proporsional (Suparno, 2009).
Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di
sekolah dasar, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk
mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan
hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan
berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta
kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut
ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis
puisi. Selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang
sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap
siswa
Guru dapat menggunakan bentuk puisi berdasarkan perasaan anak
untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif, dinamis, dan membantu
siswa untuk membuka diri terhadap proses belajar yang menyenangkan dan

1
2

menjauhkan dari kondisi pembelajaran yang membosankan di kelas. Anak


diminta untuk membuat puisi diluar kelas mengamati lingkungan sekolahan,
kemudian menulis puisi berdasarkan pengalaman yang dilihatnya.
Dalam pembelajaran menulis puisi di Sekolah Dasar Negeri
Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati masih ditemukan berbagai
kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan ketidak tepatan guru
dalam penggunaan model atau media dalam pembelajaran sastra dalam hal
menulis puisi. Penulis menemukan beberapa permasalahan yang timbul dari
guru maupun murid. Pada waktu awal pembelajaran atau sebelum penelitian
siswa masih kesulitan dalam menulis puisi. Ketika guru memberikan tugas
pada siswa untuk menulis puisi dengan katakata atau bahasanya sendiri, siswa
terlihat kesulitan dalam menyusun kata-kata dengan bahasanya sendiri. Hal
ini terbukti ketika dilihat pada pembelajaran menulis puisi, mereka kurang
antusias dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis
puisi, pembelajaran menulis puisi kebanyakan dilakukan dengan cara
menyalin dari buku sumber, metode pembelajaran yang digunakan guru
masih kurang menarik bagi siswa, guru masih agak kesulitan dalam
menemukan media yang tepat untuk mengaplikasikan pembelajaran menulis
puisi, kurangnya pemahaman siswa mengenai unsur-unsur puisi atau struktur
puisi, dan sebagian besar dari mereka belum pernah mendapatkan teknik
mengenai penulisan puisi. Selain itu, pembelajaran dirasa kurang menarik
sehingga siswa merasa enggan untuk mengikuti pembelajaran menulis puisi.
Dengan kata lain mereka belum pernah mengalami pembelajaran menulis
puisi yang menyenangkan.
Hasil pembelajaran menulis puisi di Kelas V SD Negeri Jakenan,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati ternyata belum mencapai hasil yang
maksimal. Hal ini tercermin dari hasil ulangan dari 21 siswa, yang
memperoleh nilai KKM hanya 9 siswa atau 43%, serta 12 siswa atau 57%
memperoleh nilai di bawah KKM.
.
3

Melihat dari kondisi tersebut, akhirnya penulis mempunyai ide


untuk memperbaiki pembelajaran tersebut melaluui PTK dengan menerapkan
media tayang video untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi di kelas
V Sekolah Dasar Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati,
karena media tayang video samahalnya dengan pengamatan langsung
dilapangan.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis menyadari bahwa yang
penulis lakukan kurang berhasil, ini terbukti dari hasil pembelajaran yang
diikuti oleh 21 siswa diperoleh nilai ulangan formatif hanya 43 % yang
mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), itu berarti
hanya 9 siswa. Sedangkan 57 % masih mendapat nilai dibawah KKM atau
12 siswa yang belum mencapai ketuntasan. Penulis perlu mengadakan
kolaborasi dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam pembelajaran yang penulis lakukan.
Dari hasil diskusi ditemukan beberapa permasalahan diantaranya
sebagai berikut :
a. Siswa kurang termotivasi untuk belajar
b. Siswa kurang berani untuk bertanya
c. Interaksi siswa dan respon siswa masih kurang.
d. Kurangnya media pembelajaran
Dari hasil identifikasi masalah di atas maka penulis perlu
mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Tindakan ini dilakukan penulis melalui penggunaan media tayang
video yang dapat meningkatkan hasil belajar menulis puisi pada siswa
kelas V SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati.

2. Analisis Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah penulis mencoba menganalisa
permasalahan yang terjadi dan berusaha menemukan penyebab dan akar
timbulnya masalah. Penulis berusaha melakukan perbaikan dalam proses
4

pembelajaran, yaitu dengan merubah metode pembelajaran dan


mengunakan media yang tepat serta memberikan penjelasan kepada siswa
tentang materi pembelejaran tersebut.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan dosen
pembimbing, penulis dapat menemukan faktor penyebab timbulnya
permasalahan. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

a. Guru tidak memberi motivasi pada siswa waktu apersepsi.


b. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru karena media yang
diterapkan guru kurang tepat bahkan siswa cenderung tidak
memperhatikan penjelasan guru
c. Siswa kurang berani bertanya kepada guru, karena guru mendominasi
pembelajaran.
d. Kurangnya penggunaan media sehingga siswa kurang tertarik pada
materi pelajaran tentang menulis puisi yang diajarkan guru.

3. Alternatif Pemecahan Masalah


Berdasarkan analisis masalah pembelajaran menulis puisi kelas V
Semester 2 SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati di
atas, penulis beserta teman sejawat menentukan alternatif pembelajaran
demi keberhasilan KBM menulis puisi. Adapun alternatifnya adalah
sebagai berikut :
a. Motivasi sangat diperlukan siswa pada saat guru akan memulai
pelajaran atau pada waktu apersepsi. Dengan adanya motivasi, siswa
akan merasa semangat dan tertantang untuk mengikuti pelajaran.
b. Sebelum memulai pelajaran guru harus mengkondisikan kelas
sampai siswa tersebut sudah siap menerima pelajaran. Tetapi apabila
dalam penyampaian materi guru tidak memperhatikan siswa atau tidak
memberikan perubahan dalam mengajar, maka siswa cenderung bosan
dan bicara sendiri. Supaya pembelajaran tepat mengarah kepada siswa
dan siswa memperhatikan materi yang disampaikan, guru harus
menggunakan media yang tepat dan menarik.
5

c. Keberanian siswa dalam bertanya dipengaruhi oleh kondisi guru


dalam menyampaikan materi. Guru sebaiknya memberi waktu untuk
memberikan umpan balik kepada siswa. Umpan balik itu berisi
pertanyaan dari guru dan siswa menjawab atau pertanyaan dari siswa
dan guru menjawab.
d. Media pelajaran adalah jembatan penghubung antara guru dan
siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru harus memilih
media yang tepat untuk mentransfer materi yang diberikan dan media
belajar juga dapat membuat siswa merasa tidak jenuh dan bosan pada
waktu pelajaran. Pembelajaran menulis puisi dapat menggunakan
tayangan video sebagai media untuk membantu siswa dalam memahami
sebuah peristiwa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah di atas penulis
kemudian berdiskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing untuk
merumuskan masalah dalam PTK ini. Adapun rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
“Apakah media tayang video dapat meningkatkan kemampuan
menulis puisi bagi siswa kelas V SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan,
Kabupaten Pati”?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang akan dicapai
peneliti dalam melakukan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan
menulis puisi melalui media tayang video di kelas V SD Negeri Jakenan,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat bagi siswa, guru maupun sekolah.

Adapun manfaat itu adalah sebagai berikut:


6

1. Bagi siswa
Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran menulis
puisi, hal ini sesuai dengan tujuan pengajaran Bahasa Indonesia disekolah
dasar yaitu siswa mampu menulis puisi.

2. Bagi guru
Penelitian ini dapat meningkatkan profesionalisme guru, memperbaiki
kinerja guru, menumbuhkan wawasan berfikir, meningkatkan kualitas
pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam persiapan mengajar
dan memberi gambaran kepada guru dalam upaya mengatasi masalah-
masalah yang dijumpai pada pembelajaran yang dilaksanakan

3. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi institusi
dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya dalam menulis puisi dan dapat dijadikan referensi oleh sekolah
agar pembelajaran menulis puisi lebih bervariatif.
7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Puisi
Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan
yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan
dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakekatnya
pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan
perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat
meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari
sastra siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya.
Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya
sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai
upaya dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk
membuat karya sastra yaitu menulis puisi.
1. Pengertian puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari
poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata
puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata
poet, Coulter dalam Tarigan (1993) menjelaskan bahwa kata poet berasal
dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani
sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang
yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-
dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang
sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak
kebenaran yang tersembunyi.
Shahnon Ahmad dalam Pradopo (2007) mengumpulkan definisi
puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik
Inggris sebagai berikut.
a. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-
kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-
kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya
seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat
erat berhubungannya, dan sebagainya.

7
8

b. Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang


bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan
bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata
disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian
bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan
mempergunakan orkestra bunyi.
c. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan
perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau
diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih
merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
d. Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan
pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa
emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-
citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris,
pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya
penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi
kata-katanya berturu-turut secara teratur).
e. Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik
yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa
yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat
seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan,
bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai.
Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk
direkam.

Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan


pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Berdasarkan penjelasan di
atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu
berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera,
susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

2. Cara - cara menulis puisi


Sebelum menulis puisi ada beberapa catatan yang harus
diperhatikan, baik dari unsur – unsur fisik maupun unsur batin si penulis.
a. Unsur – unsur fisik puisi
1) Diksi
Dalam penulisan puisi, pilihan kata sangatlah
berpengaruh terhadap kesatuan puisi. Pemilihan kata yang tepat
akan mampu mengekspresikan segala pengalaman jiwa penyair
dalam puisi. Penyair memilih kata-kata dengan secermat-
cermatnya untuk mendapatkan kepadatan dan intensitas serta
9

supaya selaras dengan sarana komunikasi puitis yang lain.


Berdasarkan bentuk dan isi, kata-kata dalam puisi dapat
dibedakan antara lambang, utterance atau indice, dan simbol.
Lambang bermakna bila kata-kata yang ada dalam puisi itu
mengandung makna seperti makna kamus (makna leksikal)
sehingga acuan maknanya tidak menunjuk pada berbagai macam
kemungkinan lain. Utterance atau indice adalah kata- kata yang
mengandung makna sesuai dengan keberadaan dalam konteks
pemakaian. Simbol bermakna bila kata-kata itu mengandung
makna ganda (makna konotatif) sehingga untuk memahaminya
seseorang harus menafsirkannya dengan melihat bagaimana
hubungan makna kata tersebut dengan makna kata lainnya
(Aminuddin, 2004).

2) Citraan
Dalam puisi, penyair juga menggunakan gambaran-
gambaran angan atau pikiran. Citraan ini bertujuan untuk
memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang
khusus, untuk membuat hidup gambaran dalam pikiran dan
penginderaan, dan juga untuk menarik perhatian pembaca
(Pradopo, 2007).

3) Majas
Majas ialah bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara tidak
langsung mengungkapkan makna. Majas digunakan penyair
untuk menyampaikan perasaan, pengalaman batin, harapan,
suasana hati, ataupun semangat hidupnya. Dengan adanya
bahasa kiasan, sebuah puisi akan menjadi menarik perhatian,
menimbulkan kesegaran, hidup, dan menimbulkan kejelasan
gambaran angan (Pradopo, 2007).
4) Rama atau irama
10

Rima merupakan pengulangan bunyi dalam puisi yang


membentuk musikalitas. Rima akan memperindah puisi jika
dibacakan serta akan menjadi daya dukung perasaan dan
suasana puisi. Jenis rima pun beragam. Ada rima berangkai (aa,
bb, cc, dd), rima berselang (abab, cdcd), dan rima berpeluk
(abba, cddc).

5) Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara
puisi dengan prosa dan drama. Tipografi adalah penyusunan bait
dan baris. Hal yang menonjol adalah aspek visualnya. Tipografi
juga sering disebut sebagai ukiran bentuk yang di dalamnya
tersusun kata, frase, baris, bait, dan akhirnya menjadi sebuah
puisi (Juhara, 2009).

b. Unsur batin penulis


1) Tema
Tema adalah ide dasar dari suatu puisi yang menjadi
inti dari keseluruhan makna dalam suatu puisi.

2) Perasaan
Perasaan merupakan sikap penyair terhadap pokok
pikiran yang ditampilkannya. Pokok pikiran yang terkandung
dalam puisi akan mampu menuangkan latar belakang sikap yang
dimiliki penyair jika adanya di dalam puisi tersebut
menampilkan perasaan di dalamnya.

3) Amanat

Amanat berada dalam butir-butir pokok pikiran yang ditampilkan


dalam puisi, biasanya amanat memiliki sesuatu nilai tertentu.

4) Nada dan suasana


Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi
11

itu. Suasana merupakan akibat yang ditimbulkan puisi terhadap


jiwa pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan. Nada
puisi menimbulkan suasana tertentu terhadap pembacanya.
Pembaca dapat terharu dan tersentuh karena penyair berhasil
menciptakan suasana tertentu ke dalam hati.

3. Jenis – jenis puisi


Ditinjau dari bentuk maupun isinya, ragam atau jenis puisi itu
bermacam- macam. Jenis puisi itu sedikitnya akan dibedakan antara lain :
a. Puisi epik adalah suatu puisi yang didalamnya mengandung cerita
kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda,
kepercayaan, maupun sejarah.
b. Puisi naratif adalah puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita,
dengan pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa
tertentu yang menjalin suatu cerita, termasuk dalam jenis puisi ini
adalah balada. Balada adalah ragam puisi yang bercerita tentang
kehidupan manusia dengan segala sifat pengasihnya, kecemburuan,
kedengkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangannya. Balada dibagi
menjadi dua yaitu folk ballad dan Literary ballad.
c. Puisi lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya
dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana
batin yang melingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak
terdapat dalam khazanah sastra modern di Indonesia seperti tampak
dalam puisi- puisi Chairil Anwar, Sapardi Djokodamono, Goenawan
Mohammad.
d. Puisi dramatik adalah salah satu jenis puisi yang secara objektif
menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog,
maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah
tertentu. Dalam puisi dramatik dapat saja penyair berkisah tentang
dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.
12

e. Puisi didaktik adalah puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan


yang umumnya tertampil eksplisit.
f. Puisi satirik adalah puisi yang mengandung sindiran atau kritik
tentang kepincangan aatau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok
maupun suatu masyarakat.
g. Romance adalah puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap
sang kekasih.
h. Elegi adalah puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih
seseorang.
i. Ode adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki
jasa ataupun sikap kepahlawanan.
j. Himne adalah puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun
ungkapan rasa cinta terhadap bangsa ataupun tanah air.

B. Media Tayang Video


Pembelajaran bisa berjalan dengan efektif apabila didukung oleh
sarana dan prasarana yang memadai. Pemberian media yang beragam bisa
meningkatkan motivasi anak untuk mengikuti dan memahami materi yang
disampaikan. Selain dapat membantu guru dalam KBM, media pelajaran juga
dapat membantu siswa menciptakan ide atau kreatifitas. Media bisa berasal
dari lingkungan sekolahan, audio, dan audio visual.
1. Pengertian media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Namun, pengertian media dalam
proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal. Menurut Daryanto (2010) mengemukakan
bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat.
13

Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa.


Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah
dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik
juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik
dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.
a. Manfaat media
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada
beberapa manfaat media yang lebih rinci. Manfaat media pelajaran
adalah sebagai berikut :
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja
dan kapan saja.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar.
8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
b. Fungsi media
Fungsi media pembelajaran antara lain :
1) Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.
2) Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar
mengajar.
3) Mendorong motivasi belajar.
4) Menambah variasi dalam penyajian materi.
5) Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.
6) Memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minatnya.
14

7) Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan


(informasinya sangat membekas dan tidak mudah lupa).

c. Ciri – ciri media pelajaran


Gerlach dan Ely dalam Munadi (2011) mengemukakan bahwa
media memiliki tiga ciri, yaitu :
1) Ciri fiksatif, ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi
suatu peristiwa atau objek. Misalnya, fotografi, video tape,
audio tape, disket komputer, compact disk, dan film;
2) Ciri manipulatif, ciri ini memberikan kesan manipulasi
terhadap suatu kejadian yang membutuhkan waktu yang
lama dalam proses kejadiannya sehingga siswa tetap
mampu mengikuti segala proses peristiwa tersebut tanpa
mengesampingkan esensi yang ada di dalamnya. Misalnya,
siswa dapat menyaksikan proses tsunami hanya dalam
waktu dua atau tuga menit; dan
3) Ciri distributif, ciri ini memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara
bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah
besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama
dengan kejadian itu.

2. Audio visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan
yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan
nonverbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan
nonverbal yang terdengar layaknya media audio. Pesan visual yang
terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual
seperti film dokumenter, film drama, dan lainnya. Semua program tersebut
dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga televisi dan
dapat disambungkan pada alat proyeksi.
3. Tayangan video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya
menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video
15

juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca


berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu.
a. Karakteristik video
Karakteristik video menurut Munadi (2010) adalah sebagai berikut :
1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu;
2) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah
kejelasan;
3) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat;
4) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa;
5) Mengembangkan imajinasi peserta didik;
6) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan
gambaran yang lebih realistik;
7) Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang;
8) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan;
9) Semua peserta didik dapat belajar dari video;
10) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
b. Langkah – langkah pemanfaatan video
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan video
antara lain sebagai berikut :
1) Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih
dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran.
3) Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau
lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu.
4) Agar siswa tidak memandang program video sebagai media
hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatikan
bagian-bagian tertentu.

C. Penggunaan Tayang Video dalam Pembelajaran Puisi


Dalam pendidikan, media dapat difungsikan sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Karenanya, informasi yang terdapat dalam
media harus dapat melibatkan siswa, baik dalam benak maupun dalam
bentuk aktivitas nyata, sehingga pembelajaran pun dapat terjadi.
16

Dalam kegiatan belajar mengajar, pemakaian kata media


pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah: bahan pembelajaran
(instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio visual
communication), pendidikan alat peraga pandang (visual education),
teknologi pendidikan (educational technology), alat peraga, dan media
penjelas.
Media pembelajaran memberikan dampak positif, yakni
memberikan pembelajaran yang tidak kaku dan terkesan lebih menarik,
keahlian menulis puisi pun dapat dirangsang dengan penggunaan media
audio visual khususnya media video. Video yang diputarkan dalam
pembelajaran menulis puisi ini menggambarkan segala fenomena yang
dapat membantu siswa pada saat menuangkan imajinasinya dalam sebuah
puisi. Karena media video ini menyajikan visualisasi yang dinamis, siswa
pun akan dengan mudah menangkap arti di balik tayangan tersebut.
Dalam dunia pendidikan, penggunaan video untuk pembelajaran
cukup berpengaruh untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Dengan video, seorang guru dapat menjelaskan materi pelajaran secara
interaktif dan menarik. Penggunaan video yang didukung sarana multimedia
dapat memberikan suasana belajar baru dan tidak membosankan. Disamping
itu, guru juga dapat dengan mudah mengulang materi yang sama hanya
dengan memutar video yang ada. Teknologi web akan lebih didominasi oleh
video. Akibatnya, teknologi web berbasis teks dan gambar semakin lama
akan semakin ditinggalkan. Karena itu, pembelajaran menggunakan video
jauh lebih menguntungkan daripada hanya berbasis teks dan gambar, karena
sisi interaktivitas dan multimedia lebih tersentuh.
Teknologi pembelajaran berbasis video dapat menyalurkan
sebuah konten melalui perpindahan objek gambar ke dalam sebuah layar).
Bahkan saat ini, konsep teknologi berbasis video dapat disalurkan pada
komputer, internet, kaset video, rekaman, tv kabel, video games, dan
gabungan dari teknologi lainnya. Pembelajaran berbasis video pun telah
digunakan dalam dunia militer. Pembelajarannya bertujuan memberikan
17

simulasi akan ketangkasan. Aplikasi dari pembelajaran ini bukan hanya


membantu para pembelajar memahami sebuah konsep pembelajaran,
melainkan juga dapat memperlihatkan bagaimana situasi yang akan dihadapi
pembelajar sehingga pembelajar dapat menggunakan pemikirannya secara
kritis dalam membuat suatu keputusan.
Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan penggunaan media
video pada menulis puisi. Hal itu bertujuan untuk memberikan siswa sebuah
kerangka berpikir yang kritis dalam memahami suatu objek yang
diperlihatkan sehingga diharapkan penggunaan media video ini mampu
membantu meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa.

D. Kerangka Berpikir
Secara sistematis kerangka berpikir dalam penelitian pembelajaran
menulis puisi di kelas V SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten
Pati adalag sebagai berikut :
18

PBM belum Siswa kurang semangat


Kondisi memakai media mengikuti pelajaran
Awal/Pra
tayang video Siswa pasif mengikuti
Siklus
pelajaran
Siswa kurang memahami
materi menulis puisi
Siswa kesulitan menulis
puisi sebuah peristiwa

PBM SIKLUS 1
menggunakan Pembelajaran
TINDAKA media tayang menggunakan media
N video peristiwa tayang video dilanjutkan
menulis puisi

Siswa semangat SIKLUS 2


dalam mengikuti
pelajaran Pembelajaran
Siswa merasa menggunakan tayang
tertantang dalam video untuk
mengikuti menjelaskan sebuah
pelajaran peristiwa kemudian
Siswa memahami dilanjutkan menulis
KONDISI bagaimana puisi.
AKHIR caranya menulis
puisi
Siswa dapat menulis
puisi dari sebuah
peristiwa
19

Bagan 2.1: Kerangka Berpikir Pembelajaran

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah bahwa media tayang video
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran menulis
puisi secara signifikan.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitan
Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Jakenan,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati kelas V semester 2 mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan materi kemampuan menulis puisi.
Jumlah siswa kelas V ada 21 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki – laki
dan 13 perempuan. Letak SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten
Pati adalah di Jalan Jakenan – Jeken km 01, keberadaannya berada dipinggiran
20

jalan raya, sebagian siswanya dari masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi
menengah kebawah, sehingga orang tuanya banyak yang merantau untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Kesadaran akan pendidikan anak kurang, terlihat
dari banyaknya sisiwa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru,
kurang adanya perhatian pada orang tua.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dengan jadwal
sebagai berikut:

Tabel 3.1: Jadwal Penelitian perbaikan

Mata Kelas/ Waktu


Sekolah
Pelajaran Semester Pra Siklus Siklus I Siklus II
Sabtu, Sabtu, Sabtu,
Bahasa
SDN Jakenan V/2 17 Maret 24 Maret 31 Maret
Indonesia
2012 2012 2012

Dengan karakteristik siswa sebagai berikut :


Berdasarkan teori perkembangan kognitif, usia 7-11 tahun berada
pada tahap operasional konkret. Ini berarti siswa kelas V SD Negeri Jakenan
berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, seorang anak dapat
membuat kesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan menggunakan
benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatu
situasi nyata secara bersama-sama 19
(misalnya, antara bentuk dan ukuran).
Contohnya adalah anak mengamati suatu obyek kemudian menceritakan
keadan dari obyek tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas maka pemilihan media tayang video
sangatlah tepat untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar Bahasa
Indonesia tentang menulis puisi di SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan,
Kabupaten Pati. Hal ini sesuai dengan Sadiman (2006) kelebihan media
gambar atau video adalah bendanya lebih konkret dan dapat memperjelas suatu
masalah.
21

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mendapat dukungan dari


Kepala Sekolah dan dibantu oleh teman sejawat. Adapun pihak yang
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Suharni, S.Pd. Kepala Sekolah Dasar Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan,
Kabupaten Pati.
2. Kusno, S.Pd.SD. selaku supervisor 2

B. Diskripsi Persiklus
Penulis melakukan penelitian tindakan kelas di SD Jakenan,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati dibantu oleh teman sejawat yaitu Kusno,
S.Pd.SD. Teman sejawat penulis tersebut bertindak sebagai pengamat yang
bertugas memberikan pangamatan selama penulis malakukan kegiatan
pembelajaran. Penulis meminta kepada pengamat sebagai mana tersebut di
atas, untuk memberikan penilaian seobyektif mungkin tanpa ada perasaan
yang lain.
Pada pelaksanaan pembelajaran awal, ternyata diperoleh hasil
evaluasi belajar siswa dari 21 siswa hanya 9 yang memperoleh nilai tuntas,
sedangkan 12 siswa belum tuntas. Untuk itu perlu diadakan perbaikan
pembelajar melalui PTK. Perbaikan pembelajaran ini prosesnya bertahap dan
berkelanjutan dari siklus I kemudian siklus II.
Adapun tindakan perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan
adalah melalui langkah – langkah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan
setelah guru mengadakan refleksi terhadap nilai hasil pembelajaran
awal Bahasa Indonesia dengan materi menulis puisi di kelas V SD
Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati tidak mencapai
kriteria ketuntasan. Untuk itu penulis sebagai guru menyadari bahwa
masalah tersebut harus dicari solusinya. Dengan bantuan teman
sejawat melakukan identifikasi dan analisa permasalahan. Sebelum
22

melaksanakan perbaikan pembelajaran guru terlebih dahulu menyusun


antara lain :

a. Menyusun rencana pembelajaran dengan materi menulis puisi


b. Memilih media tayang video sebagai sumber belajar
c. Mempersiapkan LKS yang akan digunakan dalam perbaikan
pembelajaran
d. Membuat dan merancang lembar observasi aktifitas guru beserta
indikatornya.

b. Pelaksanaan
Dari teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat, penulis
mendapatkan beberapa masukan lewat observasi maupun penilaian
yang telah diberikan disamping itu mereka juga memberikan saran dan
kritik.
Adapun tindakan perbaikan pembelajaran yang penulis
lakukan adalah melalui langkah – langkah sebagai berikut:
a. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan – pertanyaan secara
lisan kepada siswa. “anak – anak siapa yang pernah menulis
puisi”?
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Siswa memperhatikan penjelasan singkat tentang menulis puisi
d. Siswa memperhatikan contoh menulis puisi melalui media tayang
video
e. Siswa bertanya tentang materi
f. Siswa mengerjakan LKS.
g. Siswa maju ke depan untuk membacakan puisi dari LKS tersebut.
h. Guru memberikan evaluasi berupa tes formatif.
i. Guru menganalisa hasil evaluasi.
j. Guru memberikan tindakan tindak lanjut berupa tes perbaikan dan
pengayaan serta memberikan PR.
23

k. Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi pesan agar siswa lebih


giat belajar

c. Pengamatan
Untuk mengetahui tentang kelebihan maupun
kekurangan selama pembelajaran siklus I, penulis minta bantuan
teman sejawat yaitu Ibu Supriati, S.Pd.SD. untuk mengamati
sekaligus sebagai observer dengan mengisi lembar observasi.
Lembar observasinya berupa daftar pernyataan tentang aspek yang
diamati, sehingga pengamat tinggal membubuhkan tanda cek (V)
pada kategori tingkat kemunculannya yaitu : sangat kurang (1) ,
kurang (1), sedang (3), baik (4).

Adapun aspek – aspek yang diamati dikelompokkan


dalam tiga hal yaitu : aspek cara guru melaksanakan pembelajar,
prilaku siswa, dan pelaksanaan pembelajaran. Rincian aspek yang
diamati sebagai berikut :

1) Guru
a) Persiapan sarana pembelajaran
b) Penyampaian tujuan pembelajaran
c) Pemberian apersepsi
d) Memberi motivasi
e) Penyampaian materi
f) Penggunaan media pembelajaran
g) Penggunaan waktu secara efektif dan efesien
h) Membimbing siswa dalam pembelajaran
i) Mengajukan pertanyaan pada siswa
j) Memberi kesempatan siswa untuk menjawab menjawab
pertanyaan Menyiapkan dan melaksanakan evaluasi

2) Siswa
a) Termotivasi mengikuti pelajaran
24

b) Memperhatikan penjelasan guru


c) Merespons penjelasan guru
d) Aktif bertanya
e) Menjawab pertanyaan
f) Kemampuan dalam mengekspresikan diri

3) Pelaksanaan pembelajaran
a) Siswa mengamati media
b) Merenungkan peristitiwa dalam gambar
c) Membuat sebuah cerita pendek
d) Menulis puisi berdasarkan peristiwa
Berdasarkan hasil pengamatan perbaikan pembelajaran
matematika pada siklus I ini dibandingkan dengan sebelum perbaikan
pembelajaran terjadi peningkatan pemahaman siswa pada materi
bangun datar yang terlihat dari prilaku siswa di kelas dan hasil
belajar. Hal ini terlihat dari tes formatif Pada siklus I ini siswa
mencapai ketuntasn belajar 71%.

d. Refleksi
Setelah mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus
I dan menganalisa hasil observasi dan nilai formatif, penulis
mengadakan refleksi diri. Berdasarkan hasil refleksi diri pada
siklus I, penulis merencanakan perbaikan pembelajaran pada
siklus berikutnya yaitu siklus II.
Dari hasil refleksi siklus I ternyata belum berhasil
mendapatkan nilai fomatif yang memuaskan, terbukti dari analisis
nilai formatif siklus I yang mendapatkan nilai tuntas baru 15
anak dari 21 anak atau tingkat ketuntasannya baru 71 %. Hal ini
disebabkan karena belum lengkapnya guru dalam menggunakan
alat peraga sehingga siswa belum mampu memahami materi
pelajaran secara optimal.
25

2. Siklus II
a. Perencanaan
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan siklus II


2) Menyempurnakan media tayang video
3) Mempersiapkan LKS yang akan digunakan dalam perbaikan
pembelajaran
4) Mempersiapkan lembar evaluasi
5) Membuat dan merancang lembar observasi aktifitas guru beserta
indikatornya.
Adapun secara lengkap RPP dan instrumen siklus II dapat dilihat pada
lampiran-lampiran.

b. Pelaksanaan
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran, mengabsen siswa, melaksanakan
apersepsi dengan pertanyaan tentang materi sebelumnya “ anak –
anak siapa yang masih ingat cara menuis puisi”?
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru mengajak siswa untuk mengamati peristiwa yang ada di
video
4) Siswa bertanya tentang tayangan video
5) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menulis puisi
6) Tanta jawab tentang materi
7) Siswa mengerjakan LKS
8) Siswa maju membacakan puisi yang telah dikerjakan di LKS
9) Memberi evaluasi ( tes formatif )
10) Guru mengoreksi dan menganalisa hasil evaluasi
11) Memberi motivasi dan pujian
26

12) Guru mengakhiri dengan memberi pesan agar siswa lebih giat
belajar
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan
terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas guru siklus II beserta indikatornya dan
lembar aktivitas siswa siklus II beserta indikatornya. Hasil dapat
dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil pengamatan perbaikan pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan materi menulis puisi pada siklus II ini, jika
dibandingkan dengan perbaikan pembelajaran pada siklus I terjadi
peningkatan yang sangat memuaskan. Pada siklus II siswa mencapai
ketuntasan belajar 95 % atau 1 anak yang belum mencapai
ketuantasan.

d. Refleksi
Hasil dari observasi atau pengamatan dikumpulkan dan di
analisis ternyata pada siklus II siswa kelas V SD Negeri Jakenan,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati yang dilaksanakan pada hari
Senin, 31 Maret 2012 dengan jumlah siswa 21 siswa. Nilai rata-rata
yang dicapai adalah 81. pembelajaran siklus II hanya menyisakan 2
siswa (10 %) yang belum tuntas karena anak tersebut termasuk lambat
belajar dan 19 siswa (90 %) sudah tuntas. Hal ini menunjukkan
bahwa semua siswa menguasai materi pembelajaran dengan baik,
teruama indikator “kemampuan menulis puisi. Maka syarat ketuntasan
kelas yang 75 % telah tercapai. Berdasarkan hasil refleksi pada
perbaikan siklus II ini, penulis memutuskan untuk tidak melanjutkan
perbaikan pembelajaran pada siklus III.

C. Teknik Analisis Data


Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif
dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis
27

kategorial dan fungsional melalui model analisis interaktif (interactive model),


yakni analisis yang dilakukan melalui empat komponen analisis: reduksi data,
penyandian, dan verifikasi dilakukan secara simultan. Data kuantitatif
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus


Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
perbaikan pembelajaran menulis puisi melalui media tayang video di kelas
V SD Negeri Jakenan, Kacamatan Jakenan, Kabupaten Pati oleh penulis
ternyata masih belum menunjukkan tingkat keberhasilan. Oleh karena itu
28

diperlukan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II. Adapun uraian


secara lengkap tentang pembelajaran siklus I dan II adalah sebagia berikut:

1. Pra Siklus
Data yang penulis gunakan sebagai acuan untuk menentukan
tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalan di dalam melaksanaan
kegiatan pembelajaran adalah sebagai mana tertera di depan, yang pada
intinya adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran pra siklus
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan jadwal
pelaksanan dan berpedoman pada rencana perbaikan pembelajaran
siklus pra siklus
c. Pangamatan/Pengumpulan Data
Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17
Maret 2012 di SD Negeri Jakenan kelas V. Dengan dibantu teman
sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai
dengan rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik.
Pada akhir pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar
untuk mengetahui tingkat keberhasilan.

1) Aktivitas guru dan siswa


27
Pada waktu pembelajaran awal atau pra siklus belum terjadi
proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan oleh penenili.
Terbukti setelah selesai pembelajaran, teman sejawat memberi
penilain yang kekurangan memuaskan. Hal itu disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya sebagai berikut :
a) Kurangnya penguasaan materi menyebabkan siswa pasif dalam
pembelajaran
29

b) Persiapan guru dalam pembelajaran kurang sehingga


pembelajaran seakan – akan dipaksakan
c) Siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Hal itu
disebabkan oleh penggunaan media yang terbatas.
Penilaian aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran pra
siklus dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1 : Nilai Aktivitas Guru dan Siswa Pra Siklus

No Aktivitas Nilai Prosentase


1 Guru 32 73
2 Siswa 16 67
Dari keterangan tabel 4.1 di atas menunjukkan aktivitas
guru mendapat nilai 32 (cukup) 73% dan siswa mendapat nilai 16
(cukup) 67 %.
Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran pra siklus
dapat disajikan dalam gambar 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1 : Nilai Aktivitas Guru dan Siswa Pra Siklus

2) Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri
Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati di awal pembelajaran
kurang begitu memuaskan. Siswa cenderung pasif dan takut untuk
mengemukakan pendapat atau takut menulis puisi. Hal itu terjadi
karena guru kurang memahami materi sehingga pada pembelajaran
menulis puisi tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang diajarkan. Penggunaan media hanya sebatas
30

pengetahuan guru dan hanya memakai benda-benda yang berada di


dalam kelas.
Adapun hasil pelaksanaan pembelajaran pra siklus dapat
dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 : Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

No Aktivitas Nilai Prosentase


1 Pelaksanaan
10 63
Pembelajaran

Dari keterangan diatas dapat diketahui pelaksanaan


pembelajaran pra siklus mendapat nilia 13 (cukup) 63%.
Hasil pelaksanaan pembelajaran pra siklus dapat disajikan
dalam gambar 4.2 berikut ini :

Gambar 4.2 : Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

3) Hasil pembelajaran
Pada pelaksanaan pra siklus atau awal pembelajaran masih
ditemui beberapa permasalahan sehingga hasil belajar menulis
puisi kelas V SD Negeri Jakenan, Kacamatan Jakenan,
Kabupaten Pati masih jauh dari harapan penulis. Hasil
pembelajara pra siklus dapat disajikan pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3
Hasil Pembelajaran Pra Siklus
31

Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut


No Nama Anak KKM Ket.
75 T BT Perbaikan Pengayaan

1 Ahmad Prabowo 60  

2 Alvina Nur K. 90  

3 Alvinda Cici U 85  

4 Ani Dwi Astuti 70  

5 Sari Widiyastuti 80  

6 Ayu Wulandari 70  

7 Widiah Ayu L 90  

8 Indri Yani 55  

9 Kemal Joy U. 65  

10 Lucky Ferdianto 85  

11 Wahyu Pratama 60  

12 Muhammad Na’im 80  

13 Hafiz Abdul Aziz 75  

14 Nevita Nur K. 95  

15 Intan Permata Sari 70  

16 Roynaldi 55  

17 Siti Nurul Hikmah 75  

18 Siti Witdia Sari 55  

19 Vitri Rahama Yanti 65  

20 Yuli Dewi Astuti 60  

21 Yusuf Prasetiyo 60  
32

Jumlah 1500 9 12 12 9

Rata –rata 71

Prosentase 71 43 57 57 43

Pada tabel 4.1 menunjukkan 9 siswa mendapat nilai KKM atau


43%, dan ada 12 siswa mendapat nilai dibawah KKM atau 57%. Jika
diperinci hasil evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran seperti pada
tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4
Rentang Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus
No Rentang Nilai Jumlah Siswa

1 51 – 60 7

2 61 – 70 5

3 71 – 80 4

4 81 – 90 4

5 91 – 100 1

Dari hasil data di atas dapat jelaskan bahwa jumlah siswa 21 anak
menguasaan materi sesuai KKM atau 75% ada 9 anak dan tingkat

ketuntasan = x 100 % = 43 %. Dari data tersebut dapat dilihat pada

gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3
Grafik Hasil Pembelajaran Pra Siklus
33

d. Refleksi
1) Kekurangan
Kemampuan siswa dalam menulis puisi pada awal pembelajaran
sangatlah rendah. Motivasi untuk belajar menulis puisi hampir
tidak ada, sehingga hasil yang dicapai tidak memuaskan. Hal itu
terjadi karena peneliti tidak menggunakan media yang tepat dalam
menyampaikan materi menulis puisi.
2) Kendala
Minat siswa dalam mengekspresikan karya sastra sangatlah rendah
terutama menulis puisi. Hal itu dikarenakan siswa jarang sekali
diberi tugas untuk membuat kaya sastra.

2. Siklus I
Adapun hasil perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan
adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I dengan
memperbaiki kekurangan pada awal pembelajaran atau pra siklus
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana perbaikan
pembelajaran siklus I
c. Pangamatan/Pengumpulan Data
34

Penelitian perbaikan pembelajaran siklus I sudah menunjukkan


peningkatan bila dibandingkan dengan pra siklus. Hal ini terbukti
dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam memahami materi dan
mampu menulis puisi. Dengan dibantu teman sejawat, peneliti
melaksanakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat
keberhasilan.

1) Aktivitas guru dan siswa


Proses pembelajaran siklus I sudah menunjukkan
peningkatan hasil belajar maupun aktivitas guru dan siswa.
Perubahan ini dikarenakan peneliti konsultasi dengan teman
sejawat masalah pembelajaran pada pra siklus. Hasil konsultasi
kemudian diterapkan dalam pembelajaran berikutnya. Kekurangan
dalam pembelajaran berusaha dilengkapi untuk mencapai hasil
yang maksimal.
Hasil aktivitas guru dan siswa dapat dilihat dalam tabel 4.5
berikut ini :
Tabel 4.5 : Nilai Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

No Aktivitas Nilai Prosentase


1 Guru 39 87
2 Siswa 19 79
Tabel 4.5 menjelaskan aktivitas guru dan siswa siklus I
sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan pra siklus. Yaitu
aktivitas guru menurut teman sejawat mendapat nilai 39 (baik)87%
dan siswa mendapat nilai 19 (baik) 79%.
Hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat disajikan
dalam gambar 4.4 berikut ini :
Gambar 4.4 : Nilai Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I
35

2) Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran siklus I sudah mengalami
kemajuan bila dibandingkan pra silkus.. Siswa sudah mulai
termotivasi mengikuti pelajaran menulis puisi. Hal itu terjadi
karena guru sudah menggunakan media pelajaran tayang video.
Adapun hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat
dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 : Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I


No Aktivitas Nilai Prosentase
1 Pelaksanaan
14 88
Pembelajaran

Dari keterangan tabel 4.6 di atas menunjukkan hasil


pembelajaran siklus I mendapat nilai 14 atau 88%.
Hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat disajikan
dalam gambar 4.5 berikut ini :

Gambar 4.5 : Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I


36

3) Hasil pembelajaran
Siklus pertama ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret
2012 di SD Negeri Jakena, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati
Tahun Pelajaran 2011/2012. Sebelum melaksanakan tindakan
perbaikan penulis menyusun rencana perbaikan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I,
penulis menggunakan media tayang video peristiwa untuk
membantu anak mempermudah menulis puisi .
Selama pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung,
penulis meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati dan
merekam keberhasilan atau kegagalan dan segala permasalahan
yang muncul selama pembelajaran. Setelah pelaksanan
perbaikan pembelajaran siklus pertama selesai, penulis
melakukan analisa data dan merenungkan kembali keberhasilan
maupun kegagalan tindakan perbaikan yang telah dilakukan
untuk menentukan tindakan berikutnya.
Berikut ini penulis mensajikan data yang diperoleh selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tertuang pada tabel 4.7
berikut ini :

Tabel 4.7
Hasil Pembelajaran Siklus I

Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut


No Nama Anak KKM Ket.
75 T BT Perbaikan Pengayaan

1 Ahmad Prabowo 60  
37

2 Alvina Nur K. 90  

3 Alvinda Cici U 80  

4 Ani Dwi Astuti 80  

5 Sari Widiyastuti 85  

6 Ayu Wulandari 75  

7 Widiah Ayu L 80  

8 Indri Yani 60  

9 Kemal Joy U. 75  

10 Lucky Ferdianto 80  

11 Wahyu Pratama 75  

12 Muhammad Na’im 75  

13 Hafiz Abdul Aziz 80  

14 Nevita Nur K. 95  

15 Intan Permata Sari 75  

16 Roynaldi 60  

17 Siti Nurul Hikmah 80  

18 Siti Witdia Sari 55  

19 Vitri Rahama Yanti 75  

20 Yuli Dewi Astuti 60  

21 Yusuf Prasetiyo 60  

Jumlah 1560 15 6 6 15

Rata -rata 74

Prosentase 74 71 29 29 71
38

Pada tabel 4.3 menunjukkan 15 siswa mendapat nilai KKM atau


71%, dan ada 6 siswa mendapat nilai dibawah KKM atau 29%. Jika
diperinci hasil evaluasi siklus I seperti pada tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8
Rentang Nilai Hasil Pembelajaran Siklus I

No Rentang Nilai Jumlah Siswa

1 51 – 60 6

2 61 – 70

3 71 – 80 11

4 81 – 90 3

5 91 – 100 1

Dari hasil data di atas dapat jelaskan bahwa jumlah siswa 21 anak
menguasaan materi sesuai KKM atau 75% ada 15 anak dan tingkat

ketuntasan = x 100 % = 71 %. Dari data tersebut dapat dilihat pada

gambar 4.6 berikut ini:

Gambar 4.6
Grafik Hasil Pembelajran Siklus I
39

d. Refleksi
1) Kelebihan
Penggunaan media yang tepat membantu siswa untuk termotivasi
dalam mengikuti pelajaran. Media tayang video memperlihatkan
peristiwa yang nyata pada siswa tanpa keluar kelas.
2) Kekurangan
Pengorganisasian waktu yang kurang tepat menyebabkan
pembelajaran tidak efektif, sehingga siswa belum maksimal dalam
mengekspresikan apa yang dilihat menjadi sebuah puisi.
3) Kendala
Pembelajaran menggunakan tayang video masih dianggap asing
bagi siswa. Sebagian siswa masih keheran – heranan sehingga tidak
menyimak peristiwa yang diputar dalam video. Akibatnya mereka
tidak bisa menulis puisi berdasarkan peristiwa yang telah
ditampilkan.
3. Siklus II
Siklus kedua ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2012.
Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan penulis menyusun rencana
perbaikan pembelajaran siklus I dengan bimbingan teman sejawat demi
mencapai ketuntasan minimal nilai 75. Untuk itu diperlukan pemanfaatan
media belajar dengan maksimal.
a. Perencanaan
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I dengan
memaksimalkan media pembelajaran
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana perbaikan
pembelajaran siklus II
c. Pangamatan/Pengumpulan Data
40

Penelitian perbaikan pembelajaran siklus II sudah mencapai hasil yang


diinginkan oleh guru atau sudah mencapai nilai ketuntasan minimal.
Hasil pembelajaran siswa sudah mengalami peningkatan hasil belajar
yaitu dari 21 siswa hasnya 2 siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM.. Dengan dibantu teman sejawat, peneliti melaksanakan evaluasi
hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.

1) Aktivitas guru dan siswa


Adapun aktivitas guru dan siswa dalam tahap ini sudah
menunjukkan kemajuan yang signifikan, sehingga proses belajar
mengajar menjadi meksimal. Hasil aktivitas guru dan siswa dapat
dilihat dalam tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 : Nilai Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

No Aktivitas Nilai Prosentase


1 Guru 43 98
2 Siswa 23 96

Tabel 4.9 menjelaskan aktivitas guru dan siswa siklus II


sudah mengalami peningkatan signifikan. Yaitu aktivitas guru
mendapat nilai 43 (baik) 98% dan siswa mendapat nilai 23 (baik)
96%.
Hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat disajikan
dalam gambar 4.7 berikut ini :

Gambar 4.7 : Nilai Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II


41

2) Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran,
hampir sama dengan siklus I hanya penekannya pada
penggunaan madia tayang video. Di samping itu dalam
langkah–langkah pembelajaran dengan pendekatan komunkatif
supaya siswa mampu menulis puisi dengan bahasa dan ejaan yang
benar.
Hasil dari penekanan media pembelajaran membuat siswa
dengan mudah menerima materi dan siswa dapat menulis puisi
berdasarkan peristiwa yang ada dalam media. Hal itu dapat
membuktikan media tayang video dapat meningkatkan prestasi
siswa dalam hal menulis puisi.
Adapun hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II dapat
dilihat dalam tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10 : Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

No Aktivitas Nilai Prosentase


1 Pelaksanaan
16 100
Pembelajaran

Dari keterangan tabel 4.6 di atas menunjukkan hasil


pembelajaran siklus II mendapat nilai 16 atau 100%. Kegiatan
siswa sesuai dengan yang diharapka oleh guru.
Hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat disajikan
dalam gambar 4.8berikut ini :

Gambar 4.8 : Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II


42

3) Hasil pembelajaran
Selama pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung,
penulis meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati dan
merekam keberhasilan atau kegagalan dan segala permasalahan
yang muncul selama pembelajaran. Untuk itu penulis minta
bantuan Bapak kusno untuk mejadi pengamat.

Setelah pelaksanan perbaikan pembelajaran siklus kedua


selesai, penulis melakukan analisa data dan merenungkan
kembali keberhasilan maupun kegagalan tindakan perbaikan
yang telah dilakukan. Untuk selanjutnya menyusun Laporan
penelitian.
Berikut ini penulis mensajikan data yang diperoleh selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II yang tertuang pada
tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11
Hasil Pembelajaran siklus II
Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut
No Nama Anak KKM Ket.
75 T BT Perbaikan Pengayaan
43

1 Ahmad Prabowo 75  

2 Alvina Nur K. 95  

3 Alvinda Cici U 90  

4 Ani Dwi Astuti 80  

5 Sari Widiyastuti 95  

6 Ayu Wulandari 75  

7 Widiah Ayu L 85  

8 Indri Yani 65  

9 Kemal Joy U. 85  

10 Lucky Ferdianto 90  

11 Wahyu Pratama 75  

12 Muhammad Na’im 80  

13 Hafiz Abdul Aziz 85  

14 Nevita Nur K. 95  

15 Intan Permata Sari 85  

16 Roynaldi 75  

17 Siti Nurul Hikmah 85  

18 Siti Witdia Sari 60  

19 Vitri Rahama Yanti 75  

20 Yuli Dewi Astuti 75  

21 Yusuf Prasetiyo 80  

Jumlah 1705 19 2 2 19

Rata –rata 81
44

Prosentase 81 90 10 10 90

Pada tabel 4.3 menunjukkan 15 siswa mendapat nilai KKM atau 71%, dan
ada 6 siswa mendapat nilai dibawah KKM atau 29%. Jika diperinci hasil evaluasi
siklus I seperti pada tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12
Rentang Nilai Hasil Pembelajaran siklus II

No Rentang Nilai Jumlah Siswa

1 51 – 60 1

2 61 – 70 1

3 71 – 80 9

4 81 – 90 7

5 91 – 100 3

Dari hasil data di atas dapat jelaskan bahwa jumlah siswa 21 anak
menguasaan materi sesuai KKM atau 75% ada 19 anak dan tingkat

ketuntasan = x 100 % = 90 %. Dari data tersebut dapat dilihat pada

gambar 4.9 berikut ini:


Gambar 4.9
Grafik Hasil Pembelajaran siklus II

d. Refleksi
1) Kelebihan
2) Kekurangan
3)
45

4) Kendala

d. Refleksi
1) Kelebihan
Peristiwa dalam video yang telah dikemas sesuai dengan tingkat
penalaran siswa membuat kemampuan menulis puisi siswa
menngalami kemajuan dan hasil belajar semakin meningkat.
2) Kekurangan
Bimbingan setiap siswa pada saat penulisan puisi sangat
diperlukan. Peneliti merasa belum dapat membimbing satu persatu
siswa yang mengalami kesulitan, akibatnya masih ada dua siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM.
3) Kendala
Tayangan video kurang bisa dihayati oleh sebagian siswa karena
tidak bisa dirasakan secara langsung. Untuk menulis puisi dari
sebuah peristiwa di video perlu penghayatan lebih intens.

Aktivitas guru, siswa, dan pelaksanaan pembelajaran dari pra


siklus sampai siklus II mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok
Menulis puisi dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.13 sebagai berikut :

Tabel 4.13
Peningkatan Aktivitas Pembelajaran

Pra Siklus Siklus I Siklus II


No Aktivitas
Nilai % Nilai % Nilai %
1 Guru 32 73 39 87 43 98
2 Siswa 16 67 19 79 23 96
3 Pelaksanaan Pembelajaran 10 63 14 88 16 100
46

Jika aktivitas guru, siswa, dan pelaksanaan pembelajaran


disajikan dalam bentuk diagram, maka akan terlihat seperti gambar 4.10
berikut ini :
Gambar 4.10 : Peningkatan Aktivitas Pembelajaran

Dari hasil pembelajaran pra siklus sampai perbaikan pembelajaran


siklus II mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok Menulis puisi
kelas V semester 2 di SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan,
Kabupaten Pati dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 sebagai berikut :

Tabel 4.14
Peningkatan ketuntasan hasil belajar dan peningkatan nilai rata-rata

Pra Siklus Siklus I Siklus II


No Ketuntasan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 9 43 15 71 19 90

2 Belum tuntas 12 57 6 29 1 10

3 Nilai rata-rata 71 74 81
47

Jika ketuntasan hasil belajar disajikan dalam bentuk diagram,


maka akan terlihat seperti gambar 4.11 berikut ini :

Gambar 4.11
Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Pra Siklus
Sampai Siklus II

Peningkatan nilai rata – rata penilitian pembelajaran dari pra


siklus sampai pada siklus II dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.12
berikut ini :
Gambar 4.12
Grafik Peningkatan Nilai Rata – Rata

A. Pembahasan Per Siklus


48

1. Pra Siklus
Pada awal pembelajaran (pra siklus) dari 21 siswa yang tuntas
belajar 9 siswa atau 43 % dan 12 siswa atau 57 % belum tuntas. Hal ini
menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah peneliti merefleksi
ternyata kegagalan itu disebabkan karena guru belum menerapkan
ketrampilam mengajar diantaranya adalah :

a. Guru tidak memberikan motivasi pada apersepsi


b. Penjelasan guru terkesan monoton, sehingga anak kurang aktif
mengikuti pembelajaran.
c. Guru belum menggunakan media pembelajaran sehingga penjelasan
guru masih absrak.
d. Guru kurang membimbing siswa dalam menulis puisi.
e. Penggunaan waktu yang belum efektif mempengaruhi hasil evaluasi
siswa.
Kegagalan dalam pembelajaran materi menulis puisi di kelas V
SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati menjadi
tantangan bagi peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran siklus I.

2. Siklus I
Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Semester 2 siswa
SD Negeri Jakenan sulit memahami materi pokok menulis puisi. Media
tayang video merupakan media yang dapat meningkatkan pengetahun
siswa secara langsung karena dapat melihat dan mendengarkan peristiwa
yang terjadi. Media ini memberikan motivasi dan memberi kreativitas
siswa dalam berimajinasi tentang peristiwa, kemudian peristiwa itu
dituangkan dalam bentuk tulisan puisi.. Hasil belajar siswa sebagian besar
ditentukan oleh mutu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Mutu kegiatan
sangat dipengaruhi oleh tingkat prestasi guru, fasilitas pembelajaran dan
motivasi siswa disuatu sekolah. Untuk itulah melalui media tayang video
49

ini guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya


meningkatkan profesionalitas guru.
Ternyata setelah guru mengubah strategi pembelajaran dengan
penggunaan media tayang video pada materi menulis puisi di kelas V SD
Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati lebih termotivasi
dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. ini terbukti dari hasil tes formatif pada
perbaikan pembelajaran pada sklus I dengan ketuntasn 71 % atau 15 siswa
telah mendapat nilai sesuai KKM. Akan tetapi masih ada siswa yang
belum mencapai nilai sesuai KKM yaitu 6 siswa atau 29 %. Dengan
adanya siswa yang gagal dalam perbaikan siklus I, maka peneliti masih
perlu melaksanakan perbaikan pada siklus II.

3. Siklus II
Pada perbaikan pembelajaran siklus II, seorang guru harus
memperhatikan dan melaksanakan 8 ketrampilan mengajar. Turney dalam
Mulyasa (2007) Ketrampilan mengajar merupakan kompetensi profesional
yang cukup komplek, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru
secara utuh dan menyeluruh. Untuk itu seorang guru memotivasi siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media tayang
video memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu dapat menulis puisi
dari sebuah peristiwa.
b. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru disertai contoh membuat
puisi dari peristiwa yang ada dalam video
c. Siswa tanya jawab tentang materi
d. Siswa memperhatikan tayangan video, kemuadian siswa membuat
puisi dari peristiwa tersebut.
e. Guru mengarahkan siswa yang kesulitan menulis puisi
f. Siswa bersama guru menyimpulkan materi
50

g. Penutup.
Menurut Kolb dalam Suciati (2005) belajar melalui pengalaman
menekankan pada hubungan yang harmonis antara belajar, bekerja, serta
aktviitas kehidupan dengan penciptaan pengetahuan itu sendiri.
Penelitian dari pra siklus sampai siklus II mengalami
kemajuan dalam pembelajaran, baik dari aktivitas guru, siswa,
pelaksanaan pembelajaran, dan hasil evaluasi siswa. hal ini dapat dilihat
dari peningkatan nilai maupun prosentase disetiap penelitian perbaikan
pembelajaran.
pada perbaikan pembelajaran siklus II dari 21 siswa 19 sudah
tuntas belajar, dengan nilai rata - rata 81 atau 90 % nilai 75 ke atas.
Dengan hasil yang sudah hampir 100% mecapai KKM, maka peneliti
tidak melakukan perbaikan pembelajaran siklus III mata pelajaran Bahasa
Indonesi dengan materi menulis puisi di kelas V Semester 2 SD Negeri
Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten pati tahun pelajaran 2011 /
2012.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran
Bahasa indonesia melalui siklus I dan siklus II dengan materi menulis puisi di
kelas V semester 2 SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati
dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa


dalam memahami materi.
51

2. Pembelajaran menulis puisi dengan media tayang video membantu siswa


merenungkan peristiwa yang terjadi tanpa harus keluar kelas.
3. Selain membuat siswa menjadi senang, media tayang video juga dapat
membuat suasana kelas menjadi hidup dan pembelaajran tidak monoton.
4. Prosentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang
signifikan setelah dilakukan penelitian perbaikan pembelajaran dari 21
siswa 90% atau 19 siswa telah mencapai kriteria ketutasan minimal.

B. Saran
Berdasarkan pengalaman hasil pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan materi menulis puisi dari pra siklus sampai siklus II di kelas V SD
Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, peneliti
mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Pemberian motivasi sebelum penyampaian materi sangat diperlukan demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Guru harus menciptakan suasana kelas yang menyenangkan agar siswa
antusias dan tidak bosan untuk mengikuti pembelajaran
3. Pembelajaran akan efektif apabila disertai dengan pemberian madia
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
4. Media tayang video dapat dijadikan alternatif guru apabila ingin
menggunakan pembelajaran di luar kelas.
5. Pemberian nilai sangat penting, di
50 samping sebagai hadiah juga dapat
memotivasi siswa menigkatkan belajar siswa sebagai laporan orang tua di
rumah .
6. Guru harus melakukan penelitian tindakan kelas setiap selesai
pembelajaran guna mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses
kegiatan belajar mengajar. Selain itu PTK juga dapat dijadikan referensi
disekolahan apabila ada guru yang mengalami kesulitan yang sama.
52

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Juhara, Erwan. 2009. Bahasa Indonesia dengan Efektif 3. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profrsional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press

Pradopo, Rachmat Djoko.2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada


press
Sadiman, Arief. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Garafindo Persada

Santosa, puji. 2012. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indoneisa SD. Jakarta:
Universitas Terbuka

Suciati. 2005. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka

Suparno. 2009. Ketrampilan Dasar Menulis. Jakarta: universitas terbuka

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Prinsip – Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa

52
53

KESEDIAAN SEBAGAI SUPERVISOR 2 DALAM


PENYELENGGARAAN PKP

Kepada
Kepala UPBJJ Semarang
Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:


Nama : KUSNO, S.Pd.SD.
NIP : 19540319 197911 1 002
Tempat Mengajar : SD Negeri Dengkek
Alamat Sekolah : Desa Dengkek, Kec. Pati, Kab. Pati
Telepon : 081575666099

Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing dalam pelaksanaan


PKP atas:
Nama : MUHAMAD SOFI’I
NIM : 821066063
Program Studi : S 1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri Jakenan
Alamat Sekolah : Jalan Jakenan – Jaken km 01
Telepon : 085296885378

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakenan, 16 Mei 2012


Mengetahui,
Kepala Sekolah Supervisor 2
SDN Jakenan

SUHARNI, S.Pd.. KUSNO, S.Pd.SD.


NIP. 19670921 198806 2 002 NIP. 19540319 197911 1 002
54

SURAT PERNYATAAN MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:


Nama : MUHAMAD SOFI’I
NIM : 821066063
UPBJJ-UT : Semarang

Menyatakan bahwa:
Nama : KUSNO, S.Pd.SD.
Tempat Mengajar : SD Negeri Dengkek 01
Jabatan : Kepala Sekolah

Adalah supervisor 2 yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PDGK4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jakenan, 16 Mei 2012


Suprvisor 2 Mahasiswa

KUSNO, S.Pd.SD. MUHAMAD SOFI’I


NIP. 19540319 197911 1 002 NIM. 820480887
55

FORMAT PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESI DENGAN MATERI MENULIS PUISI

Fakta/Data pembelajaran 1. Siswa kurang


yang terjadi di kelas termotivasi untuk belajar
2. Siswa pasif dalam
pembelajaran
3. Siswa lebih
banyak diam daripada mengemukakan
pendapat atau gagasan
4. Guru terlalu
mendominai kelas, sehingga siswa dalam
KBM banyak yang diam tidak aktif
5. Persiapan guru
dalam mengajar kurang, terbukti dalam
pembelajaran belum memakai media
6. Pemanfaatan
waktu kurang efektif karena jam mengajar
masih kurang
Identifikasi masalah 1. Siswa kurang termotivasi untuk belajar
2. Siswa kurang berani untuk bertanya
3. Interaksi siswa dan respon siswa masih
kurang.
4. Kurangnya media pembelajaran
Analisis masalah 1. Guru tidak memberi motivasi pada siswa
waktu apersepsi.
2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan
guru karena media yang diterapkan guru
kurang tepat bahkan siswa cenderung tidak
memperhatikan penjelasan guru
3. Siswa kurang berani bertanya kepada
56

guru, karena guru mendominasi


pembelajaran.
4. Kurangnya penggunaan media sehingga
siswa kurang tertarik pada materi pelajaran
tentang menulis puisi yang diajarkan guru.
Alternatif dan Prioritas 1. Motivasi sangat diperlukan siswa pada saat
Pemecahan Masalah guru akan memulai pelajaran atau pada
waktu apersepsi. Dengan adanya motivasi,
siswa akan merasa semangat dan tertantang
untuk mengikuti pelajaran.
2. Sebelum memulai pelajaran guru harus
mengkondisikan kelas sampai siswa
tersebut sudah siap menerima pelajaran.
Tetapi apabila dalam penyampaian materi
guru tidak memperhatikan siswa atau tidak
memberikan perubahan dalam mengajar,
maka siswa cenderung bosan dan bicara
sendiri. Supaya pembelajaran tepat
mengarah kepada siswa dan siswa
memperhatikan materi yang disampaikan,
guru harus menggunakan media yang tepat
dan menarik.
3. Keberanian siswa dalam bertanya
dipengaruhi oleh kondisi guru dalam
menyampaikan materi. Guru sebaiknya
memberi waktu untuk memberikan umpan
balik kepada siswa. Umpan balik itu berisi
pertanyaan dari guru dan siswa menjawab
atau pertanyaan dari siswa dan guru
menjawab.
4. Media pelajaran adalah jembatan
57

penghubung antara guru dan siswa dalam


menyampaikan materi pelajaran. Guru harus
memilih media yang tepat untuk
mentransfer materi yang diberikan dan
media belajar juga dapat membuat siswa
merasa tidak jenuh dan bosan pada waktu
pelajaran. Pembelajaran menulis puisi dapat
menggunakan tayangan video sebagai
media untuk membantu siswa dalam
memahami sebuah peristiwa.

Rumusan masalah Apakah media tayang video dapat meningkatkan


kemampuan menulis puisi bagi siswa kelas V
SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan,
Kabupaten Pati?
58

JURNAL PEMBIMBINGAN SUPERVISOR 2 PKP

Nama Mahasiswa : MUHAMAD SOFI’I


NIM : 821066063
Mengajar di Kelas :V
Sekolah : SD Negeri Jakenan
Paraf
Hari/
No Kegiatan Hasil / Komentar Tindak Lanjut Sup
Tanggal Mhs
2
1 Sabtu, - Mengamati - Siswa diawal Memperbaiki
17/03/2012 Pelaksanaan pelajaran tujuan
Pembelajaran harus diberi pembelajaran
Pra Siklus motivasi
- Diskusi RPP terlebih
Pra Siklus dahulu
- Siswa harus
diajak
komunikasi
2 Sabtu, - Mengamati - Sebelum Perencanaan
24/03/2012 Pelaksanaan mengajar waktu harus
Pembelajaran media dan alat seefektif
Siklus I bantu harus mungkin.
- Diskusi dipersiapkan
kelebihan dengan
dan kekura matang
gan RPP - Penyampaian
Siklus I materi jangan
terlalu lama
3 Sabtu, Mengamati - Siswa Selalu
31/03/2012 Pelaksanaan termotivasi motivasi siswa
Pembelajaran mengamati untuk giat
59

Siklus II peristiwa belajar.


dalam
tayangan
video
- Indikator
pembelajaran
sudah dapat
dicapai

Jakenan, 16 Mei 2012

Menyetujui,
Supervisor 1, Supervisor 2

SANTOSA, S.Pd.M.Pd. KUSNO, S.Pd.SD.


NIP. 19651003 198806 1 001 NIP. 19540319 197911 1 002

Anda mungkin juga menyukai