BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis menyadari bahwa yang
penulis lakukan kurang berhasil, ini terbukti dari hasil pembelajaran yang
diikuti oleh 21 siswa diperoleh nilai ulangan formatif hanya 43 % yang
mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), itu berarti
hanya 9 siswa. Sedangkan 57 % masih mendapat nilai dibawah KKM atau
12 siswa yang belum mencapai ketuntasan. Penulis perlu mengadakan
kolaborasi dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam pembelajaran yang penulis lakukan.
Dari hasil diskusi ditemukan beberapa permasalahan diantaranya
sebagai berikut :
a. Siswa kurang termotivasi untuk belajar
b. Siswa kurang berani untuk bertanya
c. Interaksi siswa dan respon siswa masih kurang.
d. Kurangnya media pembelajaran
Dari hasil identifikasi masalah di atas maka penulis perlu
mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Tindakan ini dilakukan penulis melalui penggunaan media tayang
video yang dapat meningkatkan hasil belajar menulis puisi pada siswa
kelas V SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati.
2. Analisis Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah penulis mencoba menganalisa
permasalahan yang terjadi dan berusaha menemukan penyebab dan akar
timbulnya masalah. Penulis berusaha melakukan perbaikan dalam proses
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah di atas penulis
kemudian berdiskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing untuk
merumuskan masalah dalam PTK ini. Adapun rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
“Apakah media tayang video dapat meningkatkan kemampuan
menulis puisi bagi siswa kelas V SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan,
Kabupaten Pati”?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang akan dicapai
peneliti dalam melakukan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan
menulis puisi melalui media tayang video di kelas V SD Negeri Jakenan,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat bagi siswa, guru maupun sekolah.
1. Bagi siswa
Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran menulis
puisi, hal ini sesuai dengan tujuan pengajaran Bahasa Indonesia disekolah
dasar yaitu siswa mampu menulis puisi.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat meningkatkan profesionalisme guru, memperbaiki
kinerja guru, menumbuhkan wawasan berfikir, meningkatkan kualitas
pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam persiapan mengajar
dan memberi gambaran kepada guru dalam upaya mengatasi masalah-
masalah yang dijumpai pada pembelajaran yang dilaksanakan
3. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi institusi
dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya dalam menulis puisi dan dapat dijadikan referensi oleh sekolah
agar pembelajaran menulis puisi lebih bervariatif.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Puisi
Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan
yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan
dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakekatnya
pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan
perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat
meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari
sastra siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya.
Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya
sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai
upaya dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk
membuat karya sastra yaitu menulis puisi.
1. Pengertian puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari
poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata
puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata
poet, Coulter dalam Tarigan (1993) menjelaskan bahwa kata poet berasal
dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani
sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang
yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-
dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang
sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak
kebenaran yang tersembunyi.
Shahnon Ahmad dalam Pradopo (2007) mengumpulkan definisi
puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik
Inggris sebagai berikut.
a. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-
kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-
kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya
seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat
erat berhubungannya, dan sebagainya.
7
8
2) Citraan
Dalam puisi, penyair juga menggunakan gambaran-
gambaran angan atau pikiran. Citraan ini bertujuan untuk
memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang
khusus, untuk membuat hidup gambaran dalam pikiran dan
penginderaan, dan juga untuk menarik perhatian pembaca
(Pradopo, 2007).
3) Majas
Majas ialah bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara tidak
langsung mengungkapkan makna. Majas digunakan penyair
untuk menyampaikan perasaan, pengalaman batin, harapan,
suasana hati, ataupun semangat hidupnya. Dengan adanya
bahasa kiasan, sebuah puisi akan menjadi menarik perhatian,
menimbulkan kesegaran, hidup, dan menimbulkan kejelasan
gambaran angan (Pradopo, 2007).
4) Rama atau irama
10
5) Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara
puisi dengan prosa dan drama. Tipografi adalah penyusunan bait
dan baris. Hal yang menonjol adalah aspek visualnya. Tipografi
juga sering disebut sebagai ukiran bentuk yang di dalamnya
tersusun kata, frase, baris, bait, dan akhirnya menjadi sebuah
puisi (Juhara, 2009).
2) Perasaan
Perasaan merupakan sikap penyair terhadap pokok
pikiran yang ditampilkannya. Pokok pikiran yang terkandung
dalam puisi akan mampu menuangkan latar belakang sikap yang
dimiliki penyair jika adanya di dalam puisi tersebut
menampilkan perasaan di dalamnya.
3) Amanat
2. Audio visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan
yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan
nonverbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan
nonverbal yang terdengar layaknya media audio. Pesan visual yang
terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual
seperti film dokumenter, film drama, dan lainnya. Semua program tersebut
dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga televisi dan
dapat disambungkan pada alat proyeksi.
3. Tayangan video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya
menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video
15
D. Kerangka Berpikir
Secara sistematis kerangka berpikir dalam penelitian pembelajaran
menulis puisi di kelas V SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten
Pati adalag sebagai berikut :
18
PBM SIKLUS 1
menggunakan Pembelajaran
TINDAKA media tayang menggunakan media
N video peristiwa tayang video dilanjutkan
menulis puisi
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah bahwa media tayang video
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran menulis
puisi secara signifikan.
BAB III
A. Subjek Penelitan
Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Jakenan,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati kelas V semester 2 mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan materi kemampuan menulis puisi.
Jumlah siswa kelas V ada 21 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki – laki
dan 13 perempuan. Letak SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten
Pati adalah di Jalan Jakenan – Jeken km 01, keberadaannya berada dipinggiran
20
jalan raya, sebagian siswanya dari masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi
menengah kebawah, sehingga orang tuanya banyak yang merantau untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Kesadaran akan pendidikan anak kurang, terlihat
dari banyaknya sisiwa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru,
kurang adanya perhatian pada orang tua.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dengan jadwal
sebagai berikut:
B. Diskripsi Persiklus
Penulis melakukan penelitian tindakan kelas di SD Jakenan,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati dibantu oleh teman sejawat yaitu Kusno,
S.Pd.SD. Teman sejawat penulis tersebut bertindak sebagai pengamat yang
bertugas memberikan pangamatan selama penulis malakukan kegiatan
pembelajaran. Penulis meminta kepada pengamat sebagai mana tersebut di
atas, untuk memberikan penilaian seobyektif mungkin tanpa ada perasaan
yang lain.
Pada pelaksanaan pembelajaran awal, ternyata diperoleh hasil
evaluasi belajar siswa dari 21 siswa hanya 9 yang memperoleh nilai tuntas,
sedangkan 12 siswa belum tuntas. Untuk itu perlu diadakan perbaikan
pembelajar melalui PTK. Perbaikan pembelajaran ini prosesnya bertahap dan
berkelanjutan dari siklus I kemudian siklus II.
Adapun tindakan perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan
adalah melalui langkah – langkah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan
setelah guru mengadakan refleksi terhadap nilai hasil pembelajaran
awal Bahasa Indonesia dengan materi menulis puisi di kelas V SD
Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati tidak mencapai
kriteria ketuntasan. Untuk itu penulis sebagai guru menyadari bahwa
masalah tersebut harus dicari solusinya. Dengan bantuan teman
sejawat melakukan identifikasi dan analisa permasalahan. Sebelum
22
b. Pelaksanaan
Dari teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat, penulis
mendapatkan beberapa masukan lewat observasi maupun penilaian
yang telah diberikan disamping itu mereka juga memberikan saran dan
kritik.
Adapun tindakan perbaikan pembelajaran yang penulis
lakukan adalah melalui langkah – langkah sebagai berikut:
a. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan – pertanyaan secara
lisan kepada siswa. “anak – anak siapa yang pernah menulis
puisi”?
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Siswa memperhatikan penjelasan singkat tentang menulis puisi
d. Siswa memperhatikan contoh menulis puisi melalui media tayang
video
e. Siswa bertanya tentang materi
f. Siswa mengerjakan LKS.
g. Siswa maju ke depan untuk membacakan puisi dari LKS tersebut.
h. Guru memberikan evaluasi berupa tes formatif.
i. Guru menganalisa hasil evaluasi.
j. Guru memberikan tindakan tindak lanjut berupa tes perbaikan dan
pengayaan serta memberikan PR.
23
c. Pengamatan
Untuk mengetahui tentang kelebihan maupun
kekurangan selama pembelajaran siklus I, penulis minta bantuan
teman sejawat yaitu Ibu Supriati, S.Pd.SD. untuk mengamati
sekaligus sebagai observer dengan mengisi lembar observasi.
Lembar observasinya berupa daftar pernyataan tentang aspek yang
diamati, sehingga pengamat tinggal membubuhkan tanda cek (V)
pada kategori tingkat kemunculannya yaitu : sangat kurang (1) ,
kurang (1), sedang (3), baik (4).
1) Guru
a) Persiapan sarana pembelajaran
b) Penyampaian tujuan pembelajaran
c) Pemberian apersepsi
d) Memberi motivasi
e) Penyampaian materi
f) Penggunaan media pembelajaran
g) Penggunaan waktu secara efektif dan efesien
h) Membimbing siswa dalam pembelajaran
i) Mengajukan pertanyaan pada siswa
j) Memberi kesempatan siswa untuk menjawab menjawab
pertanyaan Menyiapkan dan melaksanakan evaluasi
2) Siswa
a) Termotivasi mengikuti pelajaran
24
3) Pelaksanaan pembelajaran
a) Siswa mengamati media
b) Merenungkan peristitiwa dalam gambar
c) Membuat sebuah cerita pendek
d) Menulis puisi berdasarkan peristiwa
Berdasarkan hasil pengamatan perbaikan pembelajaran
matematika pada siklus I ini dibandingkan dengan sebelum perbaikan
pembelajaran terjadi peningkatan pemahaman siswa pada materi
bangun datar yang terlihat dari prilaku siswa di kelas dan hasil
belajar. Hal ini terlihat dari tes formatif Pada siklus I ini siswa
mencapai ketuntasn belajar 71%.
d. Refleksi
Setelah mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus
I dan menganalisa hasil observasi dan nilai formatif, penulis
mengadakan refleksi diri. Berdasarkan hasil refleksi diri pada
siklus I, penulis merencanakan perbaikan pembelajaran pada
siklus berikutnya yaitu siklus II.
Dari hasil refleksi siklus I ternyata belum berhasil
mendapatkan nilai fomatif yang memuaskan, terbukti dari analisis
nilai formatif siklus I yang mendapatkan nilai tuntas baru 15
anak dari 21 anak atau tingkat ketuntasannya baru 71 %. Hal ini
disebabkan karena belum lengkapnya guru dalam menggunakan
alat peraga sehingga siswa belum mampu memahami materi
pelajaran secara optimal.
25
2. Siklus II
a. Perencanaan
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
b. Pelaksanaan
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran, mengabsen siswa, melaksanakan
apersepsi dengan pertanyaan tentang materi sebelumnya “ anak –
anak siapa yang masih ingat cara menuis puisi”?
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru mengajak siswa untuk mengamati peristiwa yang ada di
video
4) Siswa bertanya tentang tayangan video
5) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menulis puisi
6) Tanta jawab tentang materi
7) Siswa mengerjakan LKS
8) Siswa maju membacakan puisi yang telah dikerjakan di LKS
9) Memberi evaluasi ( tes formatif )
10) Guru mengoreksi dan menganalisa hasil evaluasi
11) Memberi motivasi dan pujian
26
12) Guru mengakhiri dengan memberi pesan agar siswa lebih giat
belajar
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan
terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas guru siklus II beserta indikatornya dan
lembar aktivitas siswa siklus II beserta indikatornya. Hasil dapat
dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil pengamatan perbaikan pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan materi menulis puisi pada siklus II ini, jika
dibandingkan dengan perbaikan pembelajaran pada siklus I terjadi
peningkatan yang sangat memuaskan. Pada siklus II siswa mencapai
ketuntasan belajar 95 % atau 1 anak yang belum mencapai
ketuantasan.
d. Refleksi
Hasil dari observasi atau pengamatan dikumpulkan dan di
analisis ternyata pada siklus II siswa kelas V SD Negeri Jakenan,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati yang dilaksanakan pada hari
Senin, 31 Maret 2012 dengan jumlah siswa 21 siswa. Nilai rata-rata
yang dicapai adalah 81. pembelajaran siklus II hanya menyisakan 2
siswa (10 %) yang belum tuntas karena anak tersebut termasuk lambat
belajar dan 19 siswa (90 %) sudah tuntas. Hal ini menunjukkan
bahwa semua siswa menguasai materi pembelajaran dengan baik,
teruama indikator “kemampuan menulis puisi. Maka syarat ketuntasan
kelas yang 75 % telah tercapai. Berdasarkan hasil refleksi pada
perbaikan siklus II ini, penulis memutuskan untuk tidak melanjutkan
perbaikan pembelajaran pada siklus III.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
Data yang penulis gunakan sebagai acuan untuk menentukan
tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalan di dalam melaksanaan
kegiatan pembelajaran adalah sebagai mana tertera di depan, yang pada
intinya adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran pra siklus
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan jadwal
pelaksanan dan berpedoman pada rencana perbaikan pembelajaran
siklus pra siklus
c. Pangamatan/Pengumpulan Data
Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17
Maret 2012 di SD Negeri Jakenan kelas V. Dengan dibantu teman
sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai
dengan rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik.
Pada akhir pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar
untuk mengetahui tingkat keberhasilan.
2) Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri
Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati di awal pembelajaran
kurang begitu memuaskan. Siswa cenderung pasif dan takut untuk
mengemukakan pendapat atau takut menulis puisi. Hal itu terjadi
karena guru kurang memahami materi sehingga pada pembelajaran
menulis puisi tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang diajarkan. Penggunaan media hanya sebatas
30
3) Hasil pembelajaran
Pada pelaksanaan pra siklus atau awal pembelajaran masih
ditemui beberapa permasalahan sehingga hasil belajar menulis
puisi kelas V SD Negeri Jakenan, Kacamatan Jakenan,
Kabupaten Pati masih jauh dari harapan penulis. Hasil
pembelajara pra siklus dapat disajikan pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Hasil Pembelajaran Pra Siklus
31
1 Ahmad Prabowo 60
2 Alvina Nur K. 90
3 Alvinda Cici U 85
5 Sari Widiyastuti 80
6 Ayu Wulandari 70
7 Widiah Ayu L 90
8 Indri Yani 55
9 Kemal Joy U. 65
10 Lucky Ferdianto 85
11 Wahyu Pratama 60
12 Muhammad Na’im 80
14 Nevita Nur K. 95
16 Roynaldi 55
21 Yusuf Prasetiyo 60
32
Jumlah 1500 9 12 12 9
Rata –rata 71
Prosentase 71 43 57 57 43
Tabel 4.4
Rentang Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus
No Rentang Nilai Jumlah Siswa
1 51 – 60 7
2 61 – 70 5
3 71 – 80 4
4 81 – 90 4
5 91 – 100 1
Dari hasil data di atas dapat jelaskan bahwa jumlah siswa 21 anak
menguasaan materi sesuai KKM atau 75% ada 9 anak dan tingkat
Gambar 4.3
Grafik Hasil Pembelajaran Pra Siklus
33
d. Refleksi
1) Kekurangan
Kemampuan siswa dalam menulis puisi pada awal pembelajaran
sangatlah rendah. Motivasi untuk belajar menulis puisi hampir
tidak ada, sehingga hasil yang dicapai tidak memuaskan. Hal itu
terjadi karena peneliti tidak menggunakan media yang tepat dalam
menyampaikan materi menulis puisi.
2) Kendala
Minat siswa dalam mengekspresikan karya sastra sangatlah rendah
terutama menulis puisi. Hal itu dikarenakan siswa jarang sekali
diberi tugas untuk membuat kaya sastra.
2. Siklus I
Adapun hasil perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan
adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I dengan
memperbaiki kekurangan pada awal pembelajaran atau pra siklus
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana perbaikan
pembelajaran siklus I
c. Pangamatan/Pengumpulan Data
34
2) Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran siklus I sudah mengalami
kemajuan bila dibandingkan pra silkus.. Siswa sudah mulai
termotivasi mengikuti pelajaran menulis puisi. Hal itu terjadi
karena guru sudah menggunakan media pelajaran tayang video.
Adapun hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat
dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini :
3) Hasil pembelajaran
Siklus pertama ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret
2012 di SD Negeri Jakena, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati
Tahun Pelajaran 2011/2012. Sebelum melaksanakan tindakan
perbaikan penulis menyusun rencana perbaikan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I,
penulis menggunakan media tayang video peristiwa untuk
membantu anak mempermudah menulis puisi .
Selama pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung,
penulis meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati dan
merekam keberhasilan atau kegagalan dan segala permasalahan
yang muncul selama pembelajaran. Setelah pelaksanan
perbaikan pembelajaran siklus pertama selesai, penulis
melakukan analisa data dan merenungkan kembali keberhasilan
maupun kegagalan tindakan perbaikan yang telah dilakukan
untuk menentukan tindakan berikutnya.
Berikut ini penulis mensajikan data yang diperoleh selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tertuang pada tabel 4.7
berikut ini :
Tabel 4.7
Hasil Pembelajaran Siklus I
1 Ahmad Prabowo 60
37
2 Alvina Nur K. 90
3 Alvinda Cici U 80
5 Sari Widiyastuti 85
6 Ayu Wulandari 75
7 Widiah Ayu L 80
8 Indri Yani 60
9 Kemal Joy U. 75
10 Lucky Ferdianto 80
11 Wahyu Pratama 75
12 Muhammad Na’im 75
14 Nevita Nur K. 95
16 Roynaldi 60
21 Yusuf Prasetiyo 60
Jumlah 1560 15 6 6 15
Rata -rata 74
Prosentase 74 71 29 29 71
38
Tabel 4.8
Rentang Nilai Hasil Pembelajaran Siklus I
1 51 – 60 6
2 61 – 70
3 71 – 80 11
4 81 – 90 3
5 91 – 100 1
Dari hasil data di atas dapat jelaskan bahwa jumlah siswa 21 anak
menguasaan materi sesuai KKM atau 75% ada 15 anak dan tingkat
Gambar 4.6
Grafik Hasil Pembelajran Siklus I
39
d. Refleksi
1) Kelebihan
Penggunaan media yang tepat membantu siswa untuk termotivasi
dalam mengikuti pelajaran. Media tayang video memperlihatkan
peristiwa yang nyata pada siswa tanpa keluar kelas.
2) Kekurangan
Pengorganisasian waktu yang kurang tepat menyebabkan
pembelajaran tidak efektif, sehingga siswa belum maksimal dalam
mengekspresikan apa yang dilihat menjadi sebuah puisi.
3) Kendala
Pembelajaran menggunakan tayang video masih dianggap asing
bagi siswa. Sebagian siswa masih keheran – heranan sehingga tidak
menyimak peristiwa yang diputar dalam video. Akibatnya mereka
tidak bisa menulis puisi berdasarkan peristiwa yang telah
ditampilkan.
3. Siklus II
Siklus kedua ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2012.
Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan penulis menyusun rencana
perbaikan pembelajaran siklus I dengan bimbingan teman sejawat demi
mencapai ketuntasan minimal nilai 75. Untuk itu diperlukan pemanfaatan
media belajar dengan maksimal.
a. Perencanaan
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I dengan
memaksimalkan media pembelajaran
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana perbaikan
pembelajaran siklus II
c. Pangamatan/Pengumpulan Data
40
2) Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran,
hampir sama dengan siklus I hanya penekannya pada
penggunaan madia tayang video. Di samping itu dalam
langkah–langkah pembelajaran dengan pendekatan komunkatif
supaya siswa mampu menulis puisi dengan bahasa dan ejaan yang
benar.
Hasil dari penekanan media pembelajaran membuat siswa
dengan mudah menerima materi dan siswa dapat menulis puisi
berdasarkan peristiwa yang ada dalam media. Hal itu dapat
membuktikan media tayang video dapat meningkatkan prestasi
siswa dalam hal menulis puisi.
Adapun hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II dapat
dilihat dalam tabel 4.10 berikut ini :
3) Hasil pembelajaran
Selama pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung,
penulis meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati dan
merekam keberhasilan atau kegagalan dan segala permasalahan
yang muncul selama pembelajaran. Untuk itu penulis minta
bantuan Bapak kusno untuk mejadi pengamat.
Tabel 4.11
Hasil Pembelajaran siklus II
Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut
No Nama Anak KKM Ket.
75 T BT Perbaikan Pengayaan
43
1 Ahmad Prabowo 75
2 Alvina Nur K. 95
3 Alvinda Cici U 90
5 Sari Widiyastuti 95
6 Ayu Wulandari 75
7 Widiah Ayu L 85
8 Indri Yani 65
9 Kemal Joy U. 85
10 Lucky Ferdianto 90
11 Wahyu Pratama 75
12 Muhammad Na’im 80
14 Nevita Nur K. 95
16 Roynaldi 75
21 Yusuf Prasetiyo 80
Jumlah 1705 19 2 2 19
Rata –rata 81
44
Prosentase 81 90 10 10 90
Pada tabel 4.3 menunjukkan 15 siswa mendapat nilai KKM atau 71%, dan
ada 6 siswa mendapat nilai dibawah KKM atau 29%. Jika diperinci hasil evaluasi
siklus I seperti pada tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12
Rentang Nilai Hasil Pembelajaran siklus II
1 51 – 60 1
2 61 – 70 1
3 71 – 80 9
4 81 – 90 7
5 91 – 100 3
Dari hasil data di atas dapat jelaskan bahwa jumlah siswa 21 anak
menguasaan materi sesuai KKM atau 75% ada 19 anak dan tingkat
d. Refleksi
1) Kelebihan
2) Kekurangan
3)
45
4) Kendala
d. Refleksi
1) Kelebihan
Peristiwa dalam video yang telah dikemas sesuai dengan tingkat
penalaran siswa membuat kemampuan menulis puisi siswa
menngalami kemajuan dan hasil belajar semakin meningkat.
2) Kekurangan
Bimbingan setiap siswa pada saat penulisan puisi sangat
diperlukan. Peneliti merasa belum dapat membimbing satu persatu
siswa yang mengalami kesulitan, akibatnya masih ada dua siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM.
3) Kendala
Tayangan video kurang bisa dihayati oleh sebagian siswa karena
tidak bisa dirasakan secara langsung. Untuk menulis puisi dari
sebuah peristiwa di video perlu penghayatan lebih intens.
Tabel 4.13
Peningkatan Aktivitas Pembelajaran
Tabel 4.14
Peningkatan ketuntasan hasil belajar dan peningkatan nilai rata-rata
1 Tuntas 9 43 15 71 19 90
2 Belum tuntas 12 57 6 29 1 10
3 Nilai rata-rata 71 74 81
47
Gambar 4.11
Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Pra Siklus
Sampai Siklus II
1. Pra Siklus
Pada awal pembelajaran (pra siklus) dari 21 siswa yang tuntas
belajar 9 siswa atau 43 % dan 12 siswa atau 57 % belum tuntas. Hal ini
menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah peneliti merefleksi
ternyata kegagalan itu disebabkan karena guru belum menerapkan
ketrampilam mengajar diantaranya adalah :
2. Siklus I
Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Semester 2 siswa
SD Negeri Jakenan sulit memahami materi pokok menulis puisi. Media
tayang video merupakan media yang dapat meningkatkan pengetahun
siswa secara langsung karena dapat melihat dan mendengarkan peristiwa
yang terjadi. Media ini memberikan motivasi dan memberi kreativitas
siswa dalam berimajinasi tentang peristiwa, kemudian peristiwa itu
dituangkan dalam bentuk tulisan puisi.. Hasil belajar siswa sebagian besar
ditentukan oleh mutu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Mutu kegiatan
sangat dipengaruhi oleh tingkat prestasi guru, fasilitas pembelajaran dan
motivasi siswa disuatu sekolah. Untuk itulah melalui media tayang video
49
3. Siklus II
Pada perbaikan pembelajaran siklus II, seorang guru harus
memperhatikan dan melaksanakan 8 ketrampilan mengajar. Turney dalam
Mulyasa (2007) Ketrampilan mengajar merupakan kompetensi profesional
yang cukup komplek, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru
secara utuh dan menyeluruh. Untuk itu seorang guru memotivasi siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media tayang
video memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu dapat menulis puisi
dari sebuah peristiwa.
b. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru disertai contoh membuat
puisi dari peristiwa yang ada dalam video
c. Siswa tanya jawab tentang materi
d. Siswa memperhatikan tayangan video, kemuadian siswa membuat
puisi dari peristiwa tersebut.
e. Guru mengarahkan siswa yang kesulitan menulis puisi
f. Siswa bersama guru menyimpulkan materi
50
g. Penutup.
Menurut Kolb dalam Suciati (2005) belajar melalui pengalaman
menekankan pada hubungan yang harmonis antara belajar, bekerja, serta
aktviitas kehidupan dengan penciptaan pengetahuan itu sendiri.
Penelitian dari pra siklus sampai siklus II mengalami
kemajuan dalam pembelajaran, baik dari aktivitas guru, siswa,
pelaksanaan pembelajaran, dan hasil evaluasi siswa. hal ini dapat dilihat
dari peningkatan nilai maupun prosentase disetiap penelitian perbaikan
pembelajaran.
pada perbaikan pembelajaran siklus II dari 21 siswa 19 sudah
tuntas belajar, dengan nilai rata - rata 81 atau 90 % nilai 75 ke atas.
Dengan hasil yang sudah hampir 100% mecapai KKM, maka peneliti
tidak melakukan perbaikan pembelajaran siklus III mata pelajaran Bahasa
Indonesi dengan materi menulis puisi di kelas V Semester 2 SD Negeri
Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten pati tahun pelajaran 2011 /
2012.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran
Bahasa indonesia melalui siklus I dan siklus II dengan materi menulis puisi di
kelas V semester 2 SD Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati
dapat disimpulkan sebagai berikut :
B. Saran
Berdasarkan pengalaman hasil pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan materi menulis puisi dari pra siklus sampai siklus II di kelas V SD
Negeri Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, peneliti
mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Pemberian motivasi sebelum penyampaian materi sangat diperlukan demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Guru harus menciptakan suasana kelas yang menyenangkan agar siswa
antusias dan tidak bosan untuk mengikuti pembelajaran
3. Pembelajaran akan efektif apabila disertai dengan pemberian madia
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
4. Media tayang video dapat dijadikan alternatif guru apabila ingin
menggunakan pembelajaran di luar kelas.
5. Pemberian nilai sangat penting, di
50 samping sebagai hadiah juga dapat
memotivasi siswa menigkatkan belajar siswa sebagai laporan orang tua di
rumah .
6. Guru harus melakukan penelitian tindakan kelas setiap selesai
pembelajaran guna mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses
kegiatan belajar mengajar. Selain itu PTK juga dapat dijadikan referensi
disekolahan apabila ada guru yang mengalami kesulitan yang sama.
52
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press
Santosa, puji. 2012. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indoneisa SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Prinsip – Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa
52
53
Kepada
Kepala UPBJJ Semarang
Di Tempat
Menyatakan bahwa:
Nama : KUSNO, S.Pd.SD.
Tempat Mengajar : SD Negeri Dengkek 01
Jabatan : Kepala Sekolah
Menyetujui,
Supervisor 1, Supervisor 2