oleh
Nurul Hikmah
0808899
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
PROPOSAL SKRIPSI
A. Judul Penelitian
Judul penelitian ini adalah Penerapan Tekhnik Permainan Bahasa untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi di Kelas VII SMP Negeri 1 Lembang.
B. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan kegiatan atau keterampilan yang masih dipandang sulit dan kompleks oleh
sebagian besar siswa. karena menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir yang mensyaratkan
sekaligus menuntut adanya kemampuan berfikir yang memadai yang menggambarkan keluasan
wawasan dan menuntut berbagai aspek terkait lainnya, seperti penguasaan materi tulisan, pengetahuan
Bahasa tulis, dan motivasi yang kuat.
Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan
kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan
siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap
karya sastra, karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari
kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya sastra yang
sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya
dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu menulis puisi.
Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini, sehingga mereka mempunyai
kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya
ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap
kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan
tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain
penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru
dalam proses pembelajaran terhadap siswa.
Dalam proses pembelajaran menulis puisi di kelas VII SMP Negeri I Lembang, masih ditemukan
beberapa kendala dan hambatan yang timbul dari guru maupun siswa di antaranya yaitu dalam proses
pembelajaran menulis puisi selama ini kurang menggembirakan. Hal ini diperoleh dari hasil penelitian,
pengamatan dan wawancara dengan guru kelas VII dan siswa kelas VII SMP Negeri I Lembang pada hari
Jumat tanggal 19 0ktober 2011 dalam pembelajaran menulis puisi.
Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru tidak bisa menggunakan
teknik atau metode lain selain Tanya jawab, diskusi dan ceramah. Selain itu guru juga jarang
menggunakan media dalam pembelajaran menulis dan hanya memberi contoh yang ada di buku ajar.
Jadi, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam menulis puisi. Sedangkan peserta
didik memerlukan suatu system pendidikan yang memberikan peluang untuk dapat mengekspresikan
dirinya secara leluasa.
Dari hasil wawancara pada sebagian siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang mengatakan bahwa
siswa sering merasa malas dan mengalami kesulitan dalam pebelajaran menulis puisi yang dikarenakan
oleh beberapa factor, yaitu sulitnya menemukan ide atau inspirasi untuk menulis, sulitnya menuagkan ide
ke dalam bentuk kalimat yang baik, dan sulitnya merangkai kalimat menjadi sistematis.
Melihat dari kondisi tersebut, akhirnya penulis mempunyai ide untuk memperbaiki pembelajaran
tersebut dengan menerapkan teknik Permainan Bahasa dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VII
karena bermain merupakan pemicu kreativitas. Anak yang banyak bermain akan meningkat
kreativitasnya (Charlotte Buhler, dalam Sugianto, 1997), bermain merupakan sarana untuk
mengubah potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Maka dari itu penulis mengambil Teknik
Permainan Bahasa dalam pembelajaran menulis puisi dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas VII.
2.
Apakah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik Permainan Bahasa
dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang?
2. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan yang dirumuskan di atas, maka suatu model dituntut untuk dapat
mengakibatkan siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran menulis puisi. Alternatif yang
akan dikembangkan adalah dengan menggunakan teknik Permainan Bahasa. Menurut Soeparno
(1998:60) pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu
keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan. Dengan teknik Permainan Bahasa siswa
akan aktif dalam membuat kalimat hingga mampu mengembangkan menjadi sebuah puisi.
Berdasarkan uraian di atas, langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam teknik
Permainan Bahasa yaitu sebagai berikut; perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam
perencanaan guru mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang menyenangkan, guru
mengecek kehadiran siswa dan guru mengadakan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab
dengan siswa tentang pengalaman yang menarik dan menyenangkan yang pernah mereka alami.
Pada proses pelaksanaan guru memberikan penjelasan tentang puisi dan cara-cara membuat puisi
yang menyenangkan dengan kemampuan mereka sendiri, guru menuliskan sebagian puisi secara
langsung dengan kata-kata sendiri guna untuk merangsang kemampuan berbahasa mereka lalu
guru bersama siswa melengkapi puisi tersebut dengan kata-kata yang mereka kuasai sesuai
dengan teknik Permainan Bahasa yang telah dijelaskan, setelah itu guru memberikan kesempatan
pada siswa dengan berkelompok untuk membuat puisi dengan kata-katanya sendiri sesuai
dengan teknik yang telah diberikan oleh guru. Sedangkan pada proses evaluasi guru menilai
ketepatan penentuan tema dengan puisi yang telah dibuat, guru menilai penggunaan kata-kata,
sesuai atau saling berkaitan atau tidaknya kata-kata tersebut dengan tema yang ingin
disampaikan oleh siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai
berikut:jika pembelajaran menulis puisi dilaksanakan dengan teknik permainan bahasa, maka
kemampuan menulis puisi pada kelas VII SMP Negeri 1 Lembang akan meningkat
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penulis yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui desain pembelajaran puisi dengan menggunakan teknik permainan bahasa dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP Negeri 1 Lembag
2. Untuk mengetahui meningkatnya kemampuan menulis puisi dengan menerapkan Teknik Permainan
Bahasa di Kelas VII SMP Negeri 1 Lembang
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah:
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam menerapkan teknik Bermain Kata atau Bahasa daam kegiatan
pembelajaran menulis serta dapat mengatahui tingkat keberhasilan penerapan teknik ini.
2. Bagi Guru
Dapat membantu dalam meningkatkan pembelajaran menulis pada siswa di masa yang
akan datang, selain itu dapat membantu guru untuk menentukan suatu teknik yang kreatif
yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran, mampu menarik perhatian dan
memberi motivasi kepada para pembelajar.
3. Bagi Siswa
Dari hasil penelitian ini siswa diharpkan memiliki kemampuan menulis puisi dengan baik dan
terampil dalam menciptakan karya sastra khususya puisi.
F. Kerangka Teori
1. Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan
cara menggembirakan. Apabila ketermpilan yang diperoleh dalam permainan itu berupa
keterampilan bahasa tertentu, permainan tersebut dinamakan permainan bahasa
(Soeparno,1998:60).
2. Meningkatkan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperbaiki yang
sudah ada.
3.
4. Menulis puisi adalah mengekspresikan pengalaman batin mengenai kehidupan manusia, alam,
dan Tuhan melalui media bahasa tulis yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
G. Rencana dan Prosedur Penelitian
1. Rencana Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Lembang .
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang
c. Lamanya Penelitian
Lamanya penelitian diperkirakan selama kurang lebih 4 Bulan.
2. Desain dan Metode Penelitian
a. Desain Penelitian
Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini,
peneliti telah menentukan dan merancang desain penelitian dengan desain Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Ebbut dalam Wiriatmadja mengatakan: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
sajian sistimatika dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru
dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut (2005: 12). Beberapa alasan pemilihan metode
penelitian dengan menggunakan PTK adalah hal pertama dikernakan TPK sangat kondusif untuk
membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Kedua,
PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional dalam kegiatan proses
KBM. Ketiga, dengan melaksanakan tahap-tahap dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses
pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keempat,
pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang pengajar (guru), karena tidak perlu
meninggalkan kelas pada saat KBM berlangsung. Kelima, dengan melaksanakan PTK pengajar
menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai
implementasi dan adaptasi berbagai teori dan taknik pembelajaran serta bahan ajar yang
dipahaminya.
b. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,
dijelaskan bahwa Metode adalah cara yang teratur dan terarah untuk mencapai tujuan. Metode
merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk mnciptakan situasi pembelajaran yang benarbenar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran Proses Belajar Mengajar dan tercapainya
prestasi belajar anak yang memuaskan. Selanjutnya Surakhmad mengatakan, Metode adalah
suatu cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan (1985: 31). Oleh karena itu,
metode yang relevan dengan suatu kegiatan akan menunjang keberhasilan suatu penelitian.
Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari data secara
merata dari peserta didik secara komprehensif tentang pembelajaran menulis puisi.
3. Prosedur Penelitian
a. Perencanaan tindakan
Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan tindakan, langkah-langkah perencanaan
tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Permohonan ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas VII, serta guru-guru kelas lainnya
sebagai mitra peneliti.
2) Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data.
3) Memperkenalkan model pembelajaran yang dianggap lebih efektif untuk pencapaian indicator.
4) Menyusun rencana pembelajaran dengan model Bermain Kata atau Bahasa.
5) Menyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas VII SMP Negeri 1
Lembang. Guru kelas VII bersama peneliti melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan teknik bermain kata. Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada tahap atau siklus
pertama maka dilanjutkan pada tahap atau siklus berikutnya.
c. Analisis dan Refleksi Dalam tahap ini penulis akan menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil
observasi, apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai target yang telah ditentukan atau belum,
sehingga dapat ditentukan rencana pembelajaran berikutnya.
d. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan teliti dan sistematis untuk tujuan
tertentu.
2) Wawancara
Wawancara marupakan teknik pengeumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan
responden. Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa
mengenai proses belajar yang dialami oleh mereka.
3)
Tes
Tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah contoh perilaku.
4) Catatan Lapangan
Catatan Lapangan digunakan sebagai pengumpul data dalam penilaian kualitatif untuk mencatat
kejadian-kejadian selama proses berlangsung.
H. Jadwal Penelitian
NO
KEGIATAN
1.
Penyusunan Proposal
I.
2.
3.
Seminar Proposal
Penyempurnaan Proposal
4.
Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan data
b. Tindakan siklus I
c. Tindakan siklus II
d. Tindakan siklus III
WAKTU PELAKSANAAN
Minggu pertama bulan November
sampai minggu ketiga bulan Desember
2011
Minggu pertama bulan Januari 2012
Minggu kedua bulan januari sampai
minggu akhir bulan Februari 2012
Minggu kedua bulan Maret 2012
Minggu ketiga bulan Maret 2012
Minggu keempat bulan Maret 2012
Minggu kelima bulan Maret 2012
5.
6.
Biaya
Rencana Pengeluaran
No
Jenis
1. Penyusunan Proposal
ATK
2. - Kertas Folio/HVS
- Spidol Marker
3. Penggandaan Laporan
Transportasi
4.
Volume
1 paket
Biaya
Rp. 40.000,00
1 rim
2 buah
1 paket
Rp 12.000 (PP)/hari
(Rp. 12000x 120 hari
)
Rp. 36.500,00
Rp. 11.000,00
Rp. 600.000,00
Jumlah
Terbilang: Dua juta seratus dua puluh tujuh ribu lima ratus.
J. Dafar Pustaka
Hatimah, Ihat dkk. 2006. Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS
Rp. 1.440.000
Rp.2.127.500
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Wiriatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda
Dadan. 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS
Diposkan oleh Flawless di 23.18
Contoh 2
Oleh:
TRISNAWATI
07310401
Heri Cahyono
07310199
Matematika
Pembimbing I
Prof.Dr Sunandar MPd
NIP. 1960111319920310001
Drs.Rasiman MPd
NIP. 196011211987031001
Mengetahui
DEKAN FPMIPA
Dalam proses pembelajaran ada komponen yang terlibat dan tidak dapat di pisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Komponen- komponen itu adalah: tujuan, bahan, alat dan
metode,sarana serta penilaian.Tujuan dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai
pedoman keberhasilan belajar, sedangkan isi tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah
hasil belajar yang di harapkan. Metode dan alat bantu pelajaran berfungsi sebagai alat
transformasi pelajaran untuk mencapai tujuan yang telah di capai. Sehingga metode dan
alat bantu pengajaran yang di gunakan harus efektif dan efisien. Sarana sangat di perlukan
dalam rangka menciptakan interaksi, sebab interaksinya hanya mungkin terjadi bila ada
sarana waktu,tempat dan sarana-sarana lainnya. Sedangkan penilaian merupakan alat ukur
berhasil tidaknya tujuan pembelajara ( Suryosubroto, 2002: 158 )
Berdasarkan informasi dari Bp.Didik Heru Darwono Spd. Guru yang mengajar
matematika disekolah tersebut bahwa rata-rata nilai ulangan harian siswa pada tahun
ajaran 2009/2010 pada materi pokok aljabar adalah 5,5. Nilai rata-rata tersebut kuarang
dari nilai KKM (kriteria ketuntasan minimum), yang diharapkan yaitu 6,5. Dalam hal ini guru
telah melakukan berbagai uasha agar nilai harian siswa dapat meningkat, namun usaha
yang dilakukan belum menunjukan hasil yang optimal.
Selain itu ada juga permasalahan kurangnya keberaniaan siswa untuk
mengungkapkan kesulitan yang dialaminya kepada guru dalam memahami m ateri yang di
ajarkan, sehingga siswa bersifat pasif dalam menerima materi pelajaran dan akhirnya siswa
merasa malas untuk belajar.
Dari urain, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: "Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan
Model Pembelajaran Creatif Problem Solving (CPS) Dengan Pendekatan Kontekstual Pada
Pokok Bahasan Aljabar Kelas V11 A SMP N 1 Susukan, Semarang Tahun Pelajaran
2010/2011".
Dalam hal ini guru harus mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran dan mampu menyajikan model pembelajaran yang menarik. Penggunaan
bermacam-macam metode dan modal mengajar di sekolah masih sangat terbatas yang
telah dikenal oleh dunia pendidikan dewasa ini mempunyai dasar-dasar psikiligis dan
pengalaman terapan yang cukup kuat. Dalam berbagai macam metode mengajar banyak
menyajikan sejumlah usaha yang dapat di tempuh oleh guru dalam merancang lingkungan
belajar mengajar agar murid dapat menggunakan strategi yang lebih baik.
Untuk memecahkan masalah yang terjadi dikelas VII SMP Negeri I Susukan maka
dilakukan penelitian tindakan kelas yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi dimana
praktik-praktik pembelajaran sebelumnya tersebut dapat mencapai suatu tujuan dari
permasalahan khususnya pada peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu alternatifnya
adalah denngan menggunakan penggabungan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dan model pembelajaran Creatif problem solving dengan pendekatan konstektual. Dalam
penggabungan model pembelajaran ini kelas dibagi mejadi kelompok-kelompok belajar
terdiri dari siswa-siswa yang bekerja sama dalam suatu perencanaan kegiatan dalam
pembelajaran. Setiap anggota kelompok diharapkan bekerja sama,berdikusi, tukar menukar
informasi dan menyelesaikan persoalan yang dikembangkan oleh peran aktif sesama siswa
dalam kelompok. Sehingga setiap siswa bertanggung jawab, baik dalam pembelajaran
sendiri maupun pembelajaran kelompok. Dengan interaksi aktif antar siswa dalam
memahami materi dan menghadapi soal atau masalah bersama dapat mencari jalan keluar
agar kekurang pahaman siswa akan standar kompetensi dapat teratasi secara menyeluruh
dan menumbuhkan minat serta mampu meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran tipe jigsaw ini menekankan model pembelajaran siswa belajar
kelompok atau tim yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang heterogen kemampuanya.
Setiap siswa bertanggung jawab atas penugasan bagian materi pembelajaran dan mampu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim lain.
Problem solving merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa diajak untuk
bisa memecahkan masalah. Metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving siswa
diajak berfikir memecahkan masalah. Tujuan dari problem solving adalah siswa diajak
berfikir yang dimulai dengan mengidentifikasi masalh kemudian mencari alternatif yang
paling tetap sebagai jawaban yang tepat dari masalah tersebut.penginsentifikasi masalah
adalah menemukan persoalan dari konsep-konsep bahan ajar yang disampaikan oleh guru,
kemudian merumuskan dalam bemntuk pertanyaan, sedangkan alternatif pemecahan
masalah adalah mengkaji jawaban pertanyaan dari berbagai sumber yaitu buku pelajaran,
pengalaman, dan faktor dari sumber lainya
Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep pembelajaran yang menekankan
pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara
nyata. sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dan
hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan merasakan pentingnya belajar
dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya.
dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam setatus
apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari
berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri
yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru
sebagai pengarah dan pembimbing.
Berdasarkan pandangan diatas, jelas bahwa pendidikan menuntut adanya
keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Jadi guru
dituntuut mampu mengemangkan pembelajaran matematika yang berdasarkan pada
kompetensi yang harus dikuasai siswa, serta mampu menumbuhkan keatifitas siswa. Salah
satunya adalah pengajaran dengan pendekatan konstektual.
Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam
status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka
pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri
sendiri yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti. Dalam upaya itu, mereka
memerlukan guuru sebagai pengaruh dan pembimbing.
C. PENEGASAN ISTILAH
Untuk memperjelas permasalahan dan pencapaian hasil sesuai dengan yang diharapkan
dalam penelitian ini, maka penulis perlu memberikan penjelasan tentang arti beberapa kata
atau istilah yang tercamtum dalam judul skripsi. Dengan penjelasan ini diharapkan dapat
menghindari adanya perbedaan penafsiran atas istilah-istilah yang digunakan dalam skripsi
ini.
1. Upaya
Upaya adalah usaha akal, ikhtiar yang dilakukan individu atau kelompok. (tim
penyusun kamus pusat bahasa, 2007: 852)
2. Meningkatkan
Meningkatkan
adalah
menaikkan
(derajat,
taraf,
dsb),
memperbaiki,
memperhebat
(produksi, dsb). ( tim penyusun balai pustaka,2007: 820 )
3. Hasil belajar
Hasil adalah sesuatu yang disapat dari jerih payah. (Tim penyusun balai pustaka, 2007 :
351)
Bertambahnya pengetahuan, bertambahnya ketrampilan dan meningkatnnya mutu sikap
seorang terhadap sesuatu hal bila dibadingakn dengan keadaanya sebelumnuya .
4. Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar progam
belajar tumbuh dan berkembang secara maksimal (Tim MKPBM, UPI, 2001).
5. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pengajaran dimana siswa
bekerjasama dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan, latar belakang sosial,
ekonomi, jenis kelamin dan suku yangberbeda.Dalam pembelajaran kooperatif tugas utama
anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi.Jadi ketuntasan atau keberhasilan
belajar menjadi tanggung jawab bersama dalam kelompok tersebut (Lie, 2002: 28).
6. Pembelajaran Kooperatf Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif yang beranggotakan 4 samapai 6 orang siswa dengan karakteristik yang
heterogen.Bahkan akademik yang disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap
siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari
suatu bagian yang sama dan selanjutnya, berkumpul untuk saling membantu mengkaji
bahan tersebut (Ibrahim, 2000: 21).
7. Creatif Problem Solving
Problem solving adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa diajak untuk bisa
memecahkan masalah.metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving siswa
diajak berfikir memecahkan masalah. Tujuan dari problem solving adalah siswa diajak
berfikir yang dimulai dengan mengidentifikasi masalh kemudian mencari alternatif yang
paling tetap sebagai jawaban yang tepat dari masalah tersebut.penginsentifikasi masalah
adalah menemukan persoalan dari konsep-konsep bahan ajar yang disampaikan oleh guru,
kemudian merumuskan dalam bemntuk pertanyaan, sedangkan alternatif pemecahan
masalah adalah mengkaji jawaban pertanyaan dari berbagai sumber yaitu buku pelajaran,
pengalaman, dan faktor dari sumber lainya
8. Konstektual
9.
D. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah perpaduan antara model pembelajaran kooperatiftipe jigsaw dan model
pembelajaran kreatif problem solving dengan pendekatan konstektual dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pokok aljabar pada kelas VII SMP Negeri I Susukan,
Semarang tahun pelajaran 2010/2011?
2. Bagaimana aktifitas siswa kelas VII A SMP Negeri I Susukan, Semarang tahun pelajaran
2010/2011 pada proses pembelajara matematika?.
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
a. Dengan perpaduan antara model pembelajaran kooperatiftipe jigsaw dan model
pembelajaran kreatif problem solving dengan pendekatan konstektual dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pokok aljabar pada kelas VII A s SMP Negeri I Susukan,
Semarang.
b. Aktifitas siswa kelas VII A SMP Negeri I Susukan, Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
2. Manfaat.
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
a. Bagi siswa
1) Memudahkan siswa dalam memahami materi.
2) Siswa berlatih memecahkan masalah secara kelompok.
3) Dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar.
b. Bagi guru
1) Dapt membantu guru mengarahka siswanya untuk dapat memahami materi melalui
aktifitas kelompoknya dengan pendekatan konstektual.
2) Meringankan kerja guru dalam proses belajar mengajar.
c. Bagi peneliti
Peneliti dapat pengalaman langssung dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
F. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1. Pengertian belajar
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang.pengetahuan ketrampilan, kebiasaan,
kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dan dimodifikasi dan berkembang disebabkan
belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalaam didri orang
itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti
berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu ketrampilan berlatih. Definisi
memiliki pengertian bahawa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian
atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian ataau ilmu merupakan usaha manusia
untukmemenuhi kebutuhanya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai
sebelumnya. Sehingga dengan baelajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti
dan melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2) sebagai landasan
penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan
dikemukakan beberapa definisi tentang belajar sebagai suatu perubahan (Darsono, 2001:
3).
Menurut Skiner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Education
Psykology: The Tachhing-Leaching Proces,berpendapat bahwa belajr adalah suatu proses
adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang langsung secara progesif.
Sedangkan menurut hilgard (1962:252) as the process by which an activity
originates or is changed through responding to a situatin. Dalam hal ini hilgard
menekankan pada mengorganisasikan perubahan dalam merespons suatu situasi. Mogan
(1961: 187) learning is any relatifely permanent change in behavior that is a result of past
esperience, yang artinya morgan menekankan pada tetapnya perubahan tingkah laku
(secara relatif) sesudah belajar.
Jadi belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan
menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkngan yang melibatkan proses kognitif
2. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai
dari hasil pengalaman.
Menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari proses sosialisasi,
pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk memellihara kegiatan belajar tersebut
sehingga tiap individu yang belajar akan belajar secara optimal dalam mencapai tingkat
kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota masyarakat yang baik.
Jadi pembelajaran adalah suatu proses atau cara untuk menjadikan orang belajar,
mengatur , mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar.
3. Hasil belajar matematika
1.
a)
b)
a.
b.
c.
d.
e.
2.
Hasil belajar dan proses belajar, kedua-duanya sangat penting. Di dalam belajar ini,
terjadi proses berfikir. Seseorang di katakan berfikir bila orang itu melakkan kegiatan
mental, bukan kegiatan motorik,walaupun kegiatan motorik ini dapat pula bersama- sama
dengan kegiatan mental tersebut.
Dalam kegiatan mental itu, orang menyusun hubungan-hubungan antara-antara
bagian informasi yang telah di peroleh sebagai pengertian. Karena itu orang jadi memahami
dan menguasai hubungan-hubungan tersebut sehingga orang itu dapat menampilkan
pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang di pelajari.
Secara global, faktor-fakto yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi
tiga macam, yakni:
Faktor internal (faktor dari dalam siswa),yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
Faktor yang darisiswa sendiri meliputi dua aspek : aspek fisiologis dan psikologis.
Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti plajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertaii
pusing kepala brat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehinggga
materi yang dipelajarinya pun krang atau tidak berbekas.
Aspek psikologis
Banyak faktor termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhui kuantitaas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor rohaniahsiswa yang pada
umumnya dipandang lebih esensial itu aadalh sebagai berikut : 1) tingkat
kecerdasan/intelegensi siswa; 2)sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi
siswa.
Intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkunnggan dengan cara yang
tepat (Reber, 1988)
Sikap siswa
Sikap siswa adlah internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
Bakat siswa
Secara umum bakat, adalah kemepuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pad amasa yang akamdatang (Chalpin, 1972; Reber, 1988). Dengan
demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki balat dalam arti berpotensi untuk
mencaoai prestasi sampai ketingkat tertentusesuai dengan kapasiitas masing-masing. Jadi
secara global bakat itumirip dengan intelegensi.
Minat siswa
Secara sederhana minat itu berati kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Rober (1988),minatbtidak termasuk istilah
populer dala psiokologi karena ketergantunganya yang banyak pada faktor-faktor internal
kainya seperti: pemusatan perhattian, keigintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Motifasi siswa
Pengertian dari motivasi adalah keaadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan
yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok
daya (energizer) untuk bertingkah laku secara lemah (Gleitmen, 1986; Reber, 1988).
Faktor eksternal (faktor dari luaar siswa), yakni kondisi lingkungan diluar siswa.
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni ;
faktor lingkkungan sosial dan aktor lingkungan nonsosial.
a. Lingkunga sosial
Lingkungan sosial yang lebh banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua
dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sfat orang tua, praktek pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga,dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi
dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasi yang dicapai oleh siswa.
Contoh kebiasaan yang diterapkan orang tua dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti
kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih
buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tdak mau belajar melainkan juga ia cenderung
berperilaku mmenyipan, terutama perilaku menyimpang yang berat seperti antisosial
(Patterson & Loeber, 1984).
b. Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadan cuaca dan
waktu belajar yang digunaan siswa. Faktor-faktor diapndang turut menentukan tingkat
keberhasilan siswa.
3. Faktor pendekatan belajar siswa
yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Dan dapat dipahami
sebagai seggala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menjunjung keekfetifan
dan efisiensi proses ppembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti
seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Jadi hasil belajar matematika adalah usaha yang di lakukan individu atau
siswa untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukanya dengan
maksud memperoleh perubahan dengan dirinya baik berupa pengetahuan, ketrampilan
ataupun sikap sehhingga proses balajar menajar menjadi efektif. Hasil belajar dalam
penelitian ini adalah kemempuan siswa dalam menyelesaikan soal aljabar dan dilihat dari
nilai rata-rata siswa 5,5. Upaya ini juga dilakukan untuk meningkatkan kecakapan siswa
dalam belajar mmengajarserta siswa dapat bersosialisasi dengan kelompoknya degan baik.
4. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran
yang mendukung pembelajaran konstekstual. Sistem pengajaran cooperatif lrearning dapat
didefinisikan sebagaisistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk didalam
struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993) yaitu saling
ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian
bekerjasama, dan proses kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
konstruktivis, pembelajaran koperatif merupakan strategi belajar dengansejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling
membantu untuk memahami materi pelajaran menurut Anita Lie dalam bukunya
cooperative learning, bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan
sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mengatakan
bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap copperatif learning, untuk itu harus
diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu:
Kelompok Asal
(4 sampai 6 anggota yang heterogen dikelompokkan)
@#x
$&
@#x
$&
@#x
$&
@#x
$&
@#x
$&
xxx
xx
@@@
@@
###
##
&&&
&&
$$$
$$
a.
1)
2)
3)
b. Kelompok Ahli
1) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas/materi yang sama dalam satu
kelompok.
2) Dalam kelompok ahli ini, guru menugaskan siswa belajar bersama untuk menjadi ahli
sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi tangpgung jawab siswa.
Dalam CTL, hal-hal yang bisa gigunakan sebagi menilai prestasi siswa, antara lain (1)
proyek/kegiatan dan laporanya; (2) PR (Pekerjaan Rumah); (3) kuis; (4) Karya Siswa; (5)
Presentasi atau penampilan siswa; (6)Demonstrasi; (7Laporan; (8) Jurnal; (9) hasil tes tulis;
dan (10)Karya tulis.
Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep pembelajaran yang menekankan
pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara
nyata. sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dan
hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan merasakan pentingnya belajar
dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya
G. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Creatif Problem Solving dengan
Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Creatif Problem Solving dengan
Pendekatan Kontekstual adalah suatu gabungan pembelajaran yang menggambungkan inti
dari pembelajaran dari Cooperatif Tipe Jigsaw dan Creatif Problem Solving dengan
pendekatan Konstektual agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran dengan baik.
Adapun tahap-tahap pembelajaran gabungan pembelajaran koperatif tipe Jigsaw dan
Creatif problem solving dengan pendekatan konstektual adalah sebagai berikut:
1 Menentukan dan menjelaskan masalah
2 Menyediakan alat-alat atau buku yang relevan dengan masalah tersebut.
3 Membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6
siswa dengan kemampuan berbeda.
4 Bagikan materi atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
5 Masing-masing siswa dalam kelompok mendapat tugas atau materi yang berbeda dan
memahami informasi yang berada didalamn
6 Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas/materi yang sama dalam satu
kelompok.
7 Dalam kelompok ahli ini, guru menugaskan siswa belajar bersama untuk menjadi ahli
sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi tanggung jawab siswa.
8 Tugaskan bagi semua angota kelompok ahli untuk memahamidan dapat menyampaikan
informasi tentang hasil dari materi atau tugas yang telah dipahami kelompok asal.
9 Apabila tugas sudah seleai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali
kelompok asal.
10 Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari
tugas di kelompok ahli.
11 Apabila kelompok sudah menyelsaikan tugasnya secara keseluruhan masing-masing
kelompok melaporkan hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas.
12 Evaluasi pekerjaan siswa
13 Membuat kesimpulan pemecahan masalah
14 Memberi tugas pada siswa untuk mencatat hasil pemecahan masalah.
H. Materi Aljabar.
Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi edisi 2007 mata pelajaran matematika
kelas VII semester I pada kompetensi mengaplikkasikan aljabar terdiri dari sub bab. Materi
pembelajaran yang diajarkan kepada siswa dalam pokok bahasan aljabar selengkapnya
seperti uraian berikut:
A. BENTUK ALAJABAR
1. Pengertian aljabar
Jika bentuk aljabarnya ax2 + bx + c dengan a, b, dan c adalh konstanta dan x2, x adalah
variabel maka :
n faktor
atau :
am x an = am+n
b. Pembagian suku sejenis dan berbeda jenis
Dimana untuk setiap bilangn a dengan m > n, n adalah bilangan asli berlaku:
m faktor
m
a :a =
=a
m-n
n faktor
1.
2.
3.
b.
1.
2.
3.
a.
Dalam perdaganngan seseorang akan membeli suatu barang dengan harga tertentu, yang
disebut harga beli, kemudian dijualnya dengan harga tertentu yang disebutharga jual.bila
seoarng pedagang menjual barang dengan harga lebih tinggi dari harga beli maka
dikatakan ia mendapatkan laba. Sebaliknya, bila menjulnya dengan harga lebih rendah dari
harga beli maka dikatakan rugi. Begitu pula, bila harga jualnya sama dengan harga belinya
maka dikatakan impas.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Laba diperoleh apabila harga jual lebih tinggi dari harga beli, sehingga berlaku rumus :
Laba = harga jual harga beli
Rugi diperoleh apabila harga jual lebih rendah dari harga beli, sehingga diperolleh ruumus:
Rugi = harga beli-harga jual
Impaa terjadi jika harga jual sama dengan harga beli
Jika laba dinyatakan dengan U, rugi dengan R, harga jual denga J, dan harga beli dengan
B maka persamaan laba dan rugi diatas diperoleh:
Laba
Rugi
U = J-B
R = B-J
J = B+U
dan
J = B-R
B = J U
B = J+R
Rabat, bruto, tara, dan netto
Rabat
Dalam belanja, kadang-kadanng kita menjumpai tulisan belnja diatas Rp10.000,00
mendapat diskon 10%. Kata-kata pada tulisan tersebut artinya bila kita belanja melebihi
harga Rp10.000,00; berarti kita mendapatkan potongan 10%, sehingga diskon disebut juga
dengan kata lain, yaitu potongan harga
Bruto, tara, dan netto
Ditempat perbelajaan uga sering kita jumpai barang yang tertuls kata bruto, tara, dan netto.
Misalnya pada sebuah karung beras tertulis;
Bruto 50kg
Netto 49kg
Artinya berat keseluruhan dari beeras karung adalah 50kg, sedangkan berat berasnya saja
adalah 49kg, sehingga berat karungnya 1kg. Berat keseluruhan disebut berat kotor atau
berat bruto, berat berasnya saja disebut erat netto.berta karung yang merupakan selisih
bruto dan netto disebut tara.
Atau dapat ditulis
Tara = bruto netto
Keterangan
Bruto = berat kotor
Neto = berat bersih
Tara = selisih antara bruto dan neto.
Pajak dan bunga tunggal
pajak
Pajak merupakan iuran yang harus dibayarkan masyarakat kepada pemerintah. Kita
sering mendengar istilah pajak dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pajak pendapatan,
pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan pajak undian, dan sebagainya. Pajak biasanya
dinyatakan ddalam persen dan umunya dalam tempo satu tahun. Namun begitu, untuk
pajak undian dipotong langsung dari besarnya hadiah.
Dapat dirumuskan:
Pajak = %pajak x modal
b. bunga tunggal
dalam kehidupan sehari-hari, kita serinng mendengar orang menabung uang di bank,
meminjam uang dikoperasi, dan sebagainya. Orang menabung dibank biasanya
mendapatkan bunga. Sedangkan orang yang meminjam uang baik dibank maupun
dikopersai, biasanya harus membayar bunga.buga tabungan merupakan bunga tunggal
yaitu bunga yang dihitung dari suatu modal yang tetap nsaja. Besarnya bunga dihitung
dalam persen, baik untuk satu bulan maupun satu tahunyang dihitung dari pokok pinjaman
ataupun pokok modal. Sedangkan untuk mehitun bunga, menggunakan rumuus berikut:
bunga per bulan = x % bunga perbulan x modal
bunga per tahun = x%bunga per tahun x modal
I.
Kerangka berfikir
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami aljabar dalam kehidupan ekonomi di SMP denganmembangun sendiri
pengetahuan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari, maka perlu dipilih metode
mengajar yang tepat. Pemilihan metode mengajar tersebut dapat menambah ketertarikan
minat an motivasi siswadi alam proses belajar mmengajar terutama pada materi aljabar.
Model pembelajarn yang sesuai adalah dengan adanya pembelajaran yang menarik dan
menyenagkan bagi siswa. Maka siswa akan mudah mempelajari matematika karena belajar
matematika menyenagkan, pada akhirnya kemampuan belajar anak meningkat dan nilai
pelajaran matematika akan mencapai ketuntasan.
J.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka toritik di atas, maka hipotesis penelitian tindakan ini adalah sebagai
berikut:
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Dan Model Pembelajaran Creatif Problem Solving(Cps) Dengan Pendekatan
Kontekstual Pada Pokok Bahasan Aljabar Kelas V11 Smp N 1 Susukan, Semarang Tahun
Pelajaran 2010/2011
K. RENCANA PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di VII A SMP Negeri 1 susukan, semarang yang
beralamat di kecamatan Susukan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V11 A SMP Negeri 1 susukan yang
terdiri dari 40 siswa.
C. Faktor Penelitian
a. Faktor Siswa
1) Hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan alajbar yaitu
meliputi, penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan.
2) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika pada pokok bahasan faktorisasi
suku aljabar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan CPS denagn
pendekatan konstektual.
b. Faktor Guru
Melihat cara guru membuat rencana pelaksannaan pembelajaran dan bagaiman
pelaksanaanya dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dan CPS dengan
pendekatan kotekstual.
D. Rencana Tindakan
Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas yaitupenelitian yang dilakuan
untuk meneliti hal- hal yang terjadi pada kelompok sasaran dan hasilnya dapat langsungdi
kenakan pada kelompok yang bersangkutan dengan ciri utama adanya partisipasi dan
kolaborasi antara peneliti dengan sasaran
Peneliti yang di lakukan untuk 2 siklus sebagai berikut:
Siklus 1: Melakukan simulasi aritmatika sosial dalam kehidpan sehari-hari
Siklus 2: Menyelesaikan operasi aljbar dalam kegiatan ekonomi
Pendekatan ketrampilan proses sebagai upaya pemecahan masalah meliputi rencana
tindakan yang telah direncanakan sebanyak dua siklus, yaitu sebagai berikut
1. Rencana tindakan siklus 1
a. Rencana (planing)
1) Identifikasi dan klarifikasi semua masalah- masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru
dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Membuat rencana pembelajaran tentang kolaborasi pembelaajaran kooperatif jigsaw dan
problem solving dengan pendekatan kontekstual
3) Menyiapkan alat bantu mengajar, alat evaluasi yang berupa test observasi.
b. tindakan (action)
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi aljabar.
2) Gurumembenuk kelompok kelas yag anggotanya terdri dari 5-6 siswa secara heterogen.
3) Guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok.
4) Guru memberi waktu agar masing-masing siswa mwmpelajari masalh yang diberikan.
5) Guru mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran jumlah anggota kelompok
menurut soal yang diterima dan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
6) Dengan bimbingan guru siswa berdiskusi dalam kelompok ahi untuk memperoleh jawaban.
7) Guru meminta siswa kembali ke kelompok asal.
8) Guru meminta siswa untuk menjelaskan kepada kelompok asal.
9) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja.
10) Guru bersama siswa membahas soal tersebut.
11) Guru bersama siswa bersama-sama membat kesimpulan.
12) Guru melakukan evaluasi terhada hasil kerja melalui post tes.
c. Observasi (observation)
1) Penelliti mengamati mengenai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, kerja sama
dalam kelompok diskusi dan kepandaian mengemukakan ide jawaban serta minat siswa
dalam pembelajaran matematika.
2) Peneliti mengamati siswa dalam menjelskan jawaban didepan guru dan teman-temannya.
3) Peneeliti mengamati guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan kolaborasi
pembelajaran kooperatif jigsaw dan problem solving dengan pendekatan konstektual.
d. Analisis dan refleksi
Hasil pada tahap pengamatan yaitu tentang siswa dalam menerima dan
menyelesaikan soal, juga cara guru pada waktu membimbing siswa, di kumpulkan untuk
analisis dn di evaluasi oleh peneliti. Kemudian peneliti dapat merefleksikan diri tentang
berhasil tidaknya yang telah dilakukan. Hasil dari siklus 1 digunakan untuk perbaikanperbaikan pada siklus 2
2. Rencana tindakan siklus 2
a. Rencana (planing)
1. Identifikasi dan klarifikasi semua masalah- masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru
dalam kegiatan beljar mengjar.
2. Membuat rencana pembelajaran tentang kolaborasi pembelaajaran kooperatif jigsaw dan
problem solving dengan pendekatan kontekstual
3.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
Menyiapkan alat bantu mengajar, alat evaluasi yang berupa test observasi.
Tindakan (action)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi aljabar.
Guru membenuk kelompok kelas yag anggotanya terdri dari 5-6 siswa secara heterogen.
Guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok.
Guru memberi waktu agar masing-masing siswa mwmpelajari masalh yang diberikan.
Guru mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran jumlah anggota kelompok
menurut soal yyang diterima dan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
6. Dengan bimbingan guru siswa berdiskusi dalam kelompok ahi untuk memperoleh jawaban.
7. Guru meminta siswa kembali ke kelompok asal.
8. Guru meminta siswa untuk menjelaskan kepada kelompok asal.
9. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja.
10. Guru bersama siswa membahas soal tersebut.
11. Guru bersama siswa bersama-sama membat kesimpulan.
12. Guru melakukan evaluasi terhada hasil kerja melalui post tes.
c. Observasi (onservation)
1) Peneliti mengamati megenai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, kerja sama
dalam kelompok diskusi dan kepamdaian mengemukakan ide jawaban serta minat siswa
dalam pembelajaran matematika.
2) Peneliti mengamati siswa dalam menjelaskan jawaban didepan guru dan teman-temannya.
3) Peneliti mengamati guruu dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan kolaborasi
model kooperatif tipe jigsaw dan problem solving dengan pendekatan konstektual.
d. Analisis dan refleksi
Hasil pada tahap pengamatan yaitu tentang siswa dalam menerima dan menyelesaikan
soal, juga cara guru pada waktu membimbing siswa, di kumpulkan untuk analisis dn di
evaluasi oleh peneliti. Diharapan pada siklus III ini, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Model Pembelajaran Creatif
Problem Solving (CPS) dengan Pendekatan Kontekstual Pada Pokok Bahasan Aljabar
Kelas V11 A Smp N 1 Susukan, Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011
E.
b.
c.
d.
F.
1.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
1. Menetukan Materi
Materi dalam penelitian ini adalah tentanng sub materi pokok Aljabar yang diajarkan pada
siswa kelas VII A semester I SMP Negeri I Susukan.
2. Menyusun Kisi-kisi
Pembuatan ksi-kisi tes sangat diperlukan. Hal ini bertujuan untuk menjaga siswa agar tes
yang disusun tidak menyimpang dari materi.
3. Menetukan Tipe Test
Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Soal tes tersebut adalah
tes yang diberikan setelah sub materi pokok tersebut selesai.
4. Uji Coba Perangkat Tes
Tujuan diadakan uji coba perangkat tes adaalah untuk mengetahui validitas, reabilittas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda.
5. Analisis Perangkat Tes
a. validitas
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat validitas suatu instrument. Suatu
instrumen yang valid mempunyai validitasyang tinggi. Valliditas berkenaan dengan
ketepatan alat penilai ( instrumen ) eterhadap aspek yang dinilai shingga benar-benar
menilai apa yang seharusnya dinilai (Arikunto, 2006:168 ).
Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran (validitas logis) dan pengalaman
(validitas empiris). Validitas logis tes ini dapat dicapai krena kesesuaian dengan kurikulum
bidang matematika kelas VII SM. Sedangkan validitas empiris dari tes ini melalui uji coba
dengan menggunakan rumus korelaasi product moment untuk mengetahui tiap item, yaitu:
rxy =
Dimana:
rxy
= Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
N
= Banyaknya peserta tes
XY = Jumlah perkalian skor item dan skor total
X
= Jumlah skor item
Y
= Jumlah skor total
X2 = Jumlah kuadrat skor item
Y2 = Jumlah kuadrat skor item
(Arikunto, 2006:170 )
Setelah didapat harga rxy kemudian dikonsultasikan pada tabel harga kritik product
moment dengan taraf signifikan 5%, jika r xy> rtabel maka soal tersebut valid. Item soal yang
tidak valid tidak dipakai atau diperbaiki.
b. Reliabilitas
Reabillitas artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Menurut (Arikunto,
2006:178 ), suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebutt
dapat memberikan hasil yang tepat. Dalam menentuukan harga reliabilitas dalam peneltian
digunakan rumus alpha, sebagai berikut :
r11 =
(Arikunto, 2006: 196)
Keterangan:
r11
= reliabilitas yang dicari
K
= banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal
b2 = jumlah varians butir
t2 = varians total
Dengan rumus varians dapat dicari t2 yaitu :c
t2 =
Nilai r11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan r product moment pada
tabel dengan ketentuan jika r11> rtabel, maka tes tersebut reliabel.
Kriteria penjumlahan reliabilitas tes yaitu setealah didapat harga kemudian harga di
konsultasikan dengan harga r product momen pada tabel. Jika maka tes yanng
diucicobakan reliabel
Kriteria penafsiran reliabilitas sebagai berikut :
Jika 0,000 0,200 : reliabilitas sangat rendah.
Jika 0,002 0,400 : reliabilitas rendah
Jika 0.400 0,600 : relianilitas cukup
Jika 0.600 0,800 : re;obilitas tiggi
Jika 0.800 1,000 : reliabilitas sanngat tinggi
c.
i.
ii.
iii.
d.
Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal uraian menggunakan metode penskoran
dengan metode global yaitu dengan rumus :
P=
Keterangan :
P = tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran di klarifikasikan sebagai berikut :
Jika banyaknya testee gagal 0% P 27%, maka butir soal termasuk kategori rendah.
Jika banyaknya testee gagal 27% P 72%, maka butir soal termasuk kateogori
sedang.
Jika banyaknya testee gagal 0% P 100%, maka butir soal termasuk kategori sukar.
Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai
(kelompok atas) dengan siswa yang kurang pandai 9
(kelompok bawah). suatu soal diangga baik apabila siswa yang pandai dapatmejawab
yang benar, sehingga dengan semakin besar daya pembeda soal, maka soal tersebut
semakin baik, untuk menghitung daya pembeda digunakan :
t=
keterangan :
t
= daya pembeda
MH
= Rata-rata dari kelompok atas
ML
= Rata-rata dari kelompok bawah
= Jumlah kuadrat deviasi individu dari kelompok atas
= jumlah kuadrat deviasi individu dari kelompok bawah.
= 27% x N ( jumlah sampel)
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan dengan taraf signifikan 5%.
Daya pembeda dikatakan signifikan apabila dengan dk = ( ) + ( ).
G. Analisis Data
1. Data mengenai keaktifan siswa dalam belajar matematika
Untuk mengetahu seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar
matematika, maka analisis ini dilakukan pada instrumen lembar observasi siswa dengan
menggunakan teknik diskriptif melalui prosentase.
Adapun penghitungan prosentase keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar
matematika adalah sebagai berikut :
Kriteria Penilaian :
Skor penilaian = x 100%
Skala penilaian :
A:4
A : Sangat baik
A : 86% - 100%
B:3
B : Baik
B : 76% - 85%
C:2
C : Sedang
C : 66% - 75%
D:1
D : Kurang
D: 65%
Skor maksimum : 40
Skor minimum : 10
2. Data mengenai hasil belajar siswa dalammenyelesaikan soal-soal tentang aljabar
Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal tentang aljabar yang dianalisis melalui hasil post test pada masing-masing siklus,
kemudian diaanalisis lagi dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar
secara kklasikal. Adapun rumus yang digunakan :
a. Menghitung rata-rata nilai :
Untuk menghitung rata-rata klasikal, digunakan rumus rata-rata nilai :
=
Keterangan :
= Rata-rata nilai
= jumlah seluruh nilai
= jumlah siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan ketunttasan belajarnya baik
tuntas secara individu maupun tuntas secara klasikal.
i.
Ketuntasan belajar individu
Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan individu, jika siswa tersebut
memperoleh tinggkat penguasaan materi minimal 65% atau memperoleh nilai 6,5 atau 65.
Tuntas belajar individu =
ii.
Ketuntasan belajar klasikal
Suatu kelas dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar klasikal, jika minimal 85% dari
jumlah siswa yang ada dikelas tersebut mencapai tingkat ketuntasan individu.
Tuntas belajar klasikal =
3.
TS : Tidak Setuju
Skor maksimum
: 40
Skor minimum
: 10
4.
a.
b.
c.
d.
5.
TS
:1
H. Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian tindakan kelas tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
model pembelajaran kretif problem solving dengan pendekatan konstektual indikator
keberhasilanya meliputi :
1. Guru dapat meningkatkan kinerja dalam pembelajaran. Dalam hal ini dapat dilihat dai
perubahan perbaikan yang dilakukan oleh guru pada setiap pembelajaran sehingga
kesalahan-kesalahan dalam proses pembelajarn dapat diminimalkan. Guru dapat
dikatakandapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran apabila mencapai
presentase keberhasilan 85%.
2. Siswa dapat meningkatkan keaktifan dan kerjasamanya didalam pembelajaran serta
mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik, dengan prosentase sebenarnya
85%.
3.
Siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan masalah materi aljabar
dengan ketuntasan belajar individu 65% dan ketuntasan belajar klasikal sekurangkuranggnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada dalam kelas.
Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
I.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyati M.Pd, 2005. Psikologi Belajar Yogyakarta: CV Andi ovset
Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Darsono, dkk. 2001. Belajar Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Ibrahim, H.M., dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press.
KBBI.2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sudjana. 2005. Matode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudrajat,
Akhmad.
2008. Penetapan
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM).Dalam http://akhmadsudrajat/wordpress.com/2008/08/15/pengertian-fungsi-danmekanisme-penetapan-kriteria-krtuntasan-minimal-kkm/, tanggal 28 Oktober 2009.
TIM MKPBN UPI. 2001 Strategi Pembelajaran matematika KontemporerBandung UPI
Suherman, E. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Sukino.2007. Matematika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Penyusun tim. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : balai Pustaka
Baharudin dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang Arruzz media
Hamruni Msi. 2009. Startegi dan Model-model Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan. Yogyakarta
: UIN
Trianto, S.Pd., M.Pd. 2007.pembelajaran Inovatif broreantasi konstruktivistik. Jakarta Prestasi
pustaka
Hodoyo Herman. 1990. Strategi belajar matematika . Perpustakaan ikip pgri semarang
Munandar Utami 2008, Psikologi Belajar. Jakarta
Rajawali PEB
Skripsi
mbing I
LEMBAR BIMBINGAN
Nama
NPM
: Trisnawati
: 07310401
: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Dan Model Pembelajaran Creatif Problem Solving(Cps) Dengan Pendekatan
Kontekstual Pada Pokok Bahasan Aljabar Kelas V11 Smp N 1 Susukan.
:
NO
Hari/Tanggal
Materi Bimbingan
Tanda Tangan
Skripsi
mbing I
LEMBAR BIMBINGAN
Nama
NPM
: Heri Cahyono
: 07310199
: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Dan Model Pembelajaran Creatif Problem Solving(Cps) Dengan Pendekatan
Kontekstual Pada Pokok Bahasan Aljabar Kelas V11 Smp N 1 Susukan.
: Prof. Dr Sunandar M.Pd
NO
Hari/Tanggal
Materi Bimbingan
Tanda Tangan
Skripsi
mbing I
LEMBAR BIMBINGAN
Nama
NPM
: Heri Cahyono
: 07310199
: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Dan Model Pembelajaran Creatif Problem Solving(Cps) Dengan Pendekatan
Kontekstual Pada Pokok Bahasan Aljabar Kelas V11 Smp N 1 Susukan.
: Drs Rasiman M.Pd
NO
Hari/Tanggal
Materi Bimbingan
Tanda Tangan
Contoh 3
2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya.
Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya
disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk
kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan
variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan
masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti
Contoh 4
Contoh Proposal Skripsi Pendidikan Pengaruh Lingkungan Sekolah, Peran Guru dalam
Proses Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Siswa
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow (1948) yang diterjemahkan oleh Kasijan
(1984:360) motivasi dalam belajar harus dibantu dengan bimbingan untuk
memahami arti dalam kegiatan belajar agar siswa tersebut mempunyai keinginan
untuk mempelajari yang seharusnya dipelajari. Jika keinginan setiap siswa dalam
belajar harus didukung oleh bimbingan yang sesuai maka motivasi siswa dalam
belajar pun akan semakin meningkat sehingga tujuan dari motivasi pun juga akan
tercapai, yaitu prestasi belajar.
merasa tertarik atau tidak bosan pada saat proses belajar. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam belajar.
Selain itu guru yang mengajar pun tidak harus monoton atau harus
mempunyai ide dalam menjelaskan materi agar seluruh siswa paham dengan
materi yang diberikan. Cara guru yang menjelaskan materi dengan ceramah, dan
tidak ada media pendukung, hal ini menuntut siswa untuk mencatat. Hal ini
membuat siswa mencatat dengan buku seadanya yang siswa bawa ke laboratorium
komputer. Buku catatan yang digunakan untuk mencatat materi yang disampaikan
oleh guru LAN, seringkali dicampur dengan mata pelajaran lain, sehingga siswa
sering mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini akan berpengaruh terhadap
disiplin belajar siswa.
Menurut data yang diperoleh, dari tahun ke tahun masih banyak pula siswa
yang mendapatkan di bawah rata-rata/di bawah nilai ketuntasan untuk mata
pelajaran Lokal Area Network. Nilai-nilai yang masih banyak di bawah nilai
ketuntasan dari tahun ke tahun menimbulkan pertanyaan bagi guru, faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi tersebut bisa diawali dengan
motivasi belajar siswa yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
B. Identifikasi Masalah
1.
Nilai hasil evaluasi belajar yang masih banyak di bawah rata-rata/di bawah nilai ketuntasan
dari tahun ke tahun.
2.
Kurangnya variasi guru terhadap proses pembelajaran dalam menerangkan materi pelajaran.
3.
4.
Satu komputer tidak bisa dimiliki oleh satu siswa, sehingga membuat siswa sedikit
kesulitan dalam memahami materi jika mereka tidak ada saling kerjasama.
5.
Kurangnya perhatian siswa tentang buku catatan tersendiri sehingga siswa mengalami
kesulitan dalam memahami materi.
6.
C. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
1.
Apakah lingkungan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Lokal
Area Network di SMK Tamansisa Jetis?
2.
Apakah peran guru dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Lokal Area Network di SMK Tamansisa Jetis?
3.
Apakah lingkungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran berpengaruh secara
bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Lokal Area Network di
SMK Tamansisa Jetis?
E. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui peran guru dalam proses pembelajaran guru berpengaruh terhadap motivasi belajar
pada pelajaran Lokal Area Network di SMK Tamansisa Jetis.
3. Mengetahui lingkungan sekolah, peran guru dalam proses pembelajaran berpengaruh secara
bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa pada pelajaran Lokal Area Network di SMK
Tamansisa Jetis
F.
Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah mata pelajaran Lokal Area Network, hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan masukan guna meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
mencapai target belajar siswa yang diinginkan dlam mengikuti pelajaran
pelajaran Lokal Area Network.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi sarana belajar untuk jadi seorang
pendidik agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar yang diharapkan memuaskan.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guna penelitian ini lebih
lanjut yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dalam mencapai target
belajar yang diinginkan dalam mengikuti pelajaran Lokal Area Network.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
kondisi untuk memberikan dorongan dalam melakukan suatu hal untuk mencapai
sebuah tujuan yang diharapkan.
c.
1)
Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan
tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
2)
3)
4)
5)
Memberi ulangan, hal ini dilesaikan tugas sebabkan para siswa akan
menjadi giat belajar kalau mengetahuai akan ada ulangan.
6)
Memberitahukan hasil, hal ini aka mendorong siswa untuk lebih giat
belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
7)
Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal
ini merupakan bentuk penguatan positif.
8)
9)
Hasrat belajar, dengan adanya hasrat belajar yang tumbuh dari dalam diri
siswa itu sendiri, maka hasil belajar akan lebih baik.
10)
11)
Tujuan yang diakui, dengan memahami tujuan yang akan dicapai, maka
akan mempermudah untuk menimbulkan gairah belajar siswa.
e.
Menurut Sardiman (2009:83) Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi
lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa
setiap tindakan manusia karena adanya unsure pribadi manusia yakni id danego.
Tokoh dari teori ini adalah Freud. Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai
makna dan teori tentang motivasi itu, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri
motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki cirri-ciri sebagai
berikut:
a.
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama,tidak berhenti sebelum selesai).
c.
e.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti orang itu selalu
memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi itu akan sangat penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan sangat
berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan
berbagai masalah & hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik
tidak akan terjebak pada sesuatu rutinitas & mekanis. Siswa harus mampu
mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin & dipandangnya cukup
rasional, bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka & responsif terhadap berbagai
masalah umum&bagaimana memikirkan pemecahanya. Hal-hal itu semua harus
dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat
memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
a. Lingkungan Sekolah
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diri kita, yang dalam
arti yang lebih sempit, lingkungan merupakan hal-hal/sesuatu yang
berpengaruh terhadap perkembangan manusia (Tabrani Rusyan.dkk:1994).
Menurut Oemar Hammalik Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam
sekitar yang memiliki makna/pengaruh tertentu kepada individu.
Lingkungan menyediakan stimulus terhadap individu sedangkan individu
memberikan respon terhadap lingkungan yang ada di dalam alam sekitar.
Segala kondisi yang berada di dalam & diluar individu baik fisiologis,
psikologis, maupun sosial kultural akan mempengaruhi tingkah individu kea
rah yang benar. Lingkungan berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh yang langsung misalnya pergaulan dengan keluarga,
teman-teman,sedangkan pengaruh tidak langsung misalnya melalui televisi,
membaca Koran dsb.
1)
2)
3)
Kualitas guru merupakan faktor yang penting pula. Kualitas guru yang dimaksud
meliputi sikap & kepribadan guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, &
sebagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya, turut
menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak (Ngalim
Purwanto,2006:105) keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Keadaan gedung sekolahnya & letaknya,serta alat-alat belajar
yang juga ikut menentukan keberhasilan belajar siswa (Muhibbin Syah,2006:152).
Letak gedung sekolah harus memenuhi syarat-syarat seperti tidak terlalu dekat
dengan kebisingan/jalan ramai&memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan ilmu
kesehatan sekolah (Sumadi Suryabrata,2006:233) lingkungan sekolah seperti para
guru, staf administrasi & teman-teman sekelas juga dapat mempengaruhi semangat
belajar siswa. Para guru yang menunjukkan sikap & perilaku yang simpatik, misalnya
rajin membaca & berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan
belajar siswa. Teman-teman yang rajin belajar dapat mendorong seorang siswa untuk
lebih semangat dalam kegiatan belajarnya.
1)
2)
Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan teman-temanya, gurugurunya, & staf sekolah yang lain.
3)
a.
Mengenai apa peran guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan dalam buku
Sardiman A.M. (2006:143), antara lain:
2.
1)
2)
kegiatan
akademik,
3)
4)
5)
Sebagai inisiator, guru sebagai pencetus ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh
anak didiknya dalam proses belajar.
6)
7)
8)
9)
Sebagai evaluator, Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
1)
Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2)
3)
Dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebih luas dan lebih mengarah
kepada peningkatan motivasi belajar siswa. Melalui peranannya guru diharapkan
mampu mendorong siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui
berbagai sumber dan media. Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa secara
efekktif dapat mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta
media belajar. Hal ini berarti bahwa guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan
kebiasaan belajar yang sebaik-baiknya. Selanjutnya sangat diharapkan guru dapat
memberikan fasilitas yang memadai sehingga siswa dapat belajar secara efektif.
Menurut
Syaiful
(2009)
meneliti
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi motivasi belajar matematika siswa SMK di Kecamatan
Karangmojo. Peneliti dibatasi oleh masalah kemampuan mengajar,
perhatian orang tua, dan sarana belajar, ketiga masalah tersebut sebagai
variable bebas. Hasil peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan mengajar
guru, perhatian orang tua, dan sarana belajar bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa, namun kemampuan
mengajar guru mempunyai pengaruh yang tertinggi dibandingkan dengan
perhatian orang tua dan sarana belajar.
C.
Kerangka Berpikir
Lingkungan sekolah X1
Motivasi belajar Y
Keterangan:
belajar
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian dan kajian teoritis di atas, maka disusun ghipotesis
penelitian berikut:
1.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan sekolah terhadap motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran Lokal Area Network di SMK Tamansiswa Jetis
Yogyakarta.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan peran guru dalam proses
pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Lokal Area
Network di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan sekolah dan peran guru
dalam proses pembelajaran secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran Lokal Area Network di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis regresi. Ragam penelitian ini
adalah penelitian yang terstruktur yag dimulai dari pengujian hipotesis, sedangkan jenis
penelitian bersifat non eksperimental. Penelitian korelasional untuk mengetahui bagaimana
faktor-faktor Lingkungan Sekolah (X1), Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran (X 2)
terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y).
Pengumpulan data variabel bebas dan variable terikat dilakukan dengan angket. Analisis
regresi digunakan untuk mengetahui predictor yang paling kuat dan predictor yang paling
lemah diantara variable bebas terhadap variable terikat.
1. Motivasi belajar adalah sebuah dorongan untuk melakukan sesuatu hal yag diwujudksan dalam
sebuah tindakan untuk melakukan kegiatan belajar dalam mencapai sebuah tujuan yang
diharapkan. Ciri seseorang yang mempunyai motivasi yaitu: tekun menghadapi, ulet menghadapi
kesulitan, Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa, lebih
senang belajar mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan
pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu serta senang mencari &
memecahkan masalah soal-soal.
2. Lingkungan sekolah adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kenyamanan belajar siswa baik
dalam bentuk aspek fisik maupun aspek non fisik. Termasuk dalam aspek fisik yaitu kelengkapan
sarana prasarana, sedangkan dalam aspek non fisik yaitu relasi siswa dengan siswa warga
sekolah. Lingkungan sekolah terkait dengan metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah. Lingkungan sekolah mencakup
keadaan lingkungan sekolah, suasana sekolah, keadaan gedung, masyarakat sekolah, tata tertib
dan fasilitas-fasilitas sekolah.
3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran adalah hasil pemahaman siswa terhadap peran guru
sehingga nantinya dapat ditentukan bagaimana tanggapan siswa terhadap peran yang telah
dijalankan oleh guru tersebut. Adapun indikator dari Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
yaitu: Sebagai informator, organisator, motivator, direktor inisiator, transmitter , fasilisator ,
mediator, evaluator dalam proses pembelajaran.
C.
D.
Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI jurusan Teknik
Komputer dan Jaringan di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakartayang jumlahnya
67 orang.
E.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:222) metode pengumpulan data adalah cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk teknik pengumpulan data. Berdasarkan sifat masalahnya, yaitu
pemanfaatan gambar peneliti bermaksud untuk menguji hipotesis karena hasilnya akan
dihitung dengan menggunakan statistik.
1. Instrumen penelitian
a.
1)
2)
3)
4)
1. Lingkungan Sekolah
Indikator dari angket variabel Lingkungan sekolah dapat dilihat dari table berikut
ini:
N
o
Indikator
No.item
jumla
h
1,2,3,4
5,6,7,8
9,10,11
11,12,13,
14
Keadaan
sekolah
Suasana sekolah
15,16
17,18
19*,20
21,22*,23
gedung
sekolah
& fasilitas
No
Indikator
No.item
jumlah
Sebagai informator
1,2,3
Sebagai organisator
4,5
Sebagai motivator
6,7*,8*
Sebagai direktor
9,10,11
Sebagai inisiator
12,13,14
Sebagi transmitter
15,16,17
Sebagai fasilisator
18,19,20
Sebagai mediator
21,22
Sebagai evaluator
23,24,25
2. Motivasi Belajar
Indikator dari angket variabel Motivasi belajar dapat dilihat dari table berikut ini:
Indikator
No.item
jumla
h
1,2*,3*,4
5,6,7
8,9,10,11
12,13,14,15
*
No
1
16,17,18
19,20,21
Senang mencari
masalah.
22,23
24,25,26
dan
memecahkan
a. Validitas Instrumen
Uji validitas instrument dimaksudkan untuk mendapatkan alat ukur yang sahih
dan terpercaya. Pengujian validitas logis dalam penelitian ini, dilakukan dengan jalan
mengkonsultasikan kisi-kisi instrument yang telah disusun kepada ahli, dalam hal ini
adalah dosen yang ahli di bidang pendidikan.
Selesai angket disusun dan diuji coba validitas logis dan reliabilitas, angket
tersebut diujicobakan pada 30 siswa dari SMK yang memiliki karakteristik yang hampir
sama di luar sampel penelitian untuk mengetahui validitas item soal. Menurut Sugiyanto
(2010:177) instrument yang diujicobakan pada sampel dimana populasi diambil dengan
jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Hasil uji coba ini diketahui
sejauh man validitas dan reabilitas instrument yang akan digunakan dalam pengambilan
data.
=
Keterangan:
r xy
Koefisien korelasi
= Jumlah responden
Teknik analisis data adalah suatu cara yag dilakukan untuk mengolah data agar dihasilkan
suatu kesimpulan yang tepat. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisa
deskriptif dan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi dua prediktor.