NIM : 202190083
1
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Diva Press, 2012. h.84
2
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001.
h.296
3
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. h.95
4
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014. h.151
1
mereka yang berasal dari sekolah umum, sehingga mereka masih awal dalam belajar
bahasa arab. Dan tidak heran, jika mereka mengalami kesulitan.
Dari hasil observasi lapangan, seorang Guru mengatakan bahwasannya kebanyakan
siswa masih mengalami kesalahan ketika menuliskan apa yang mereka dengar atau apa
yang mereka ucapkan, seperti contoh:
Selain itu siswa mudah bosan ketika pembelajaran imla’ sedang berlangsung yang
notabene lebih dominan dengan dikte kata atau kalimat. Hal ini mengakibatkan minat
belajar siswa menjadi menurun, jika sudah seperti ini tidak hanya siswa yang mengalami
kesulitan, tetapi guru pun mengalaminya.
Permasalahan diatas perlu segera di atasi, agar keterampilan menulis bahasa arab
siswa mampu mengalami perkembangan. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran dengan memberikan metode yang berbeda dari biasanya. Metode
pembelajaran merupakan seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh
seorang guru dalam proses pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
tujuan dan kompetensi yang telah dirumuskan dalam silabus mata pelajaran. 5 Dengan
adanya metode baru, siswa diharapkan lebih bersemangat dalam belajar dan lebih
antusias terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Metode mengajar sangat mempengaruhi proses belajar siswa, oleh sebab itu guru
harus mempersiapkan metode yang tepat dan efisien bagi siswa, agar siswa tidak merasa
kesulitan. Adapun metode yang menarik yang mampu membangkitkan semangat dan
antusias siswa adalah metode permainan. Metode ini sudah banyak dipraktikkan oleh
guru-guru di sekolah, terlebih dalam pembelajaran kebahasaan. Disisi lain metode
5
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003). h.57
2
permainan sangat efektif bilamana diterapkan untuk siswa, hal ini dikarenakan selain
metode permainan yang sangat menggembirakan, metode ini juga mampu meningkatkan
perkembangan kognitif dan sosial siswa.
Menurut Froebel (dalam Sugianto, 1997) seorang pendidik dari Jerman, Ia percaya
bahwa salah satu alat yang terbaik untuk mendidik anak ialah melalui permainan. Selain
itu menurut John Locke seorang filusuf Inggris pada abad ke-17, meyakini bahwa
bermain dapat membantu usaha mencapai tujuan Pendidikan.6 Adapun beberapa
permainan yang mungkin sering kita temui dalam pembelajaran kebahasaan yaitu tebak
kata dan tebak gambar, yang mungkin kebanyakan guru dan siswa telah
mengaplikasikannya dalam pembelajaran. Oleh sebab itu peneliti ingin mencoba
permainan yang baru yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kebahasaan, yang
belum pernah digunakan sebelumnya. Permainan tersebut yaitu permainan tebak gaya
dimana siswa mampu menebak kata-kata melalui perantara gaya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti mengambil judul “Pengembangan
Metode Permainan Tebak Gaya Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa
Arab Dengan Benar Siswa Kelas VII Mts. Al- Mawaddah.”
III.Rumusan Masalah
1) Bagaimana implementasi metode permainan tebak gaya untuk meningkatkan
keterampilan menulis Bahasa arab dengan benar, siswa kelas VII Mts. Al-
Mawaddah?
2) Bagaimana efektivitas dari metode permainan tebak gaya terhadap keterampilan
menulis Bahasa arab siswa kelas VII Mts. Al- Mawaddah?
V. Tujuan Penelitian
6
Novi Resmini & Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, Bandung: UPI Press: 2007
cet.1. h. 246
3
1. Untuk mengetahui Bagaimana implementasi dari metode permainan tebak gaya
untuk meningkatkan keterampilan menulis Bahasa arab dengan benar, siswa kelas
VII Mts. Al- Mawaddah
2. Untuk mengetahui efektivitas dari metode permainan tebak gaya terhadap
keterampilan menulis Bahasa arab siswa kelas VII Mts. Al- Mawaddah
4
understand, so that other can read these graphic representation.” Menulis
adalah menempatkan symbol- symbol grafis yang menggambarkan suatu
bahasa yang dimengerti seseorang. Kemudian dapat dibaca oleh orang lain
yang memahami bahasa tersebut beserta symbol- symbol grafisnya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi
secara tidak langsung antara penulis dan pembaca dalam ragam bahasa tulisan.
Dalam bahasa arab keterampilan menulis (maharoh kitabah) sejatinya
merupakan sebuah pengungkapan secara tertulis mencakup berbagai informasi
pokok, diantaranya adalah penguasaan kosa kata dengan berbagai bentuknya
dengan mendeskripsikannya sebagai muatan-muatan yang digunakan untuk
membentuk kalimat-kalimat dalam bahasa arab. Selain itu keterampilan
menulis juga mencakup penguasaan berbagai macam tarkib sebagai bagian
dari kalimat yang merujuk pada makna- makna tertentu serta penguasaan tata
bahasa arab yang digunakan dalam tindakan tutur untuk menyampaikan
maksud penulis.9
Keterampilan menulis dalam bahasa arab merupakan keterampilan
tertinggi dari empat keterampilan berbahasa. Kitabah secara bahasa
merupakan kumpulan kata yang tersusun dan teratur. Sedangkan secara
epistimologi adalah kumpulan dari kata yang tersusun serta mengandung arti,
karena kitabah sendiri tidak dapat terbentuk kecuali dengan adanya kata yang
beraturan.10 Keterampilan menulis adalah kemampuan dalam mendeskripsikan
atau mengungkapkan isi fikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti
menulis kata-kata sampai pada aspek yang kompleks yaitu mengarang.11
Dalam keterampilan menulis terdapat 3 aspek, berikut aspek-aspek
keterampilan menulis menurut Abdul Hamid:
1. Kemahiran membentuk huruf dan penguasaan ejaan
2. Kemahiran memperbaiki khot
3. Kemahiran melahirkan fikiran dan perasaan dengan tulisan.12
9
Sukamto Sa’id, “Problematika Pengajaran Menulis dalam Bahasa Arab untuk Pelajar Indonesia dan Upaya
Mengatasinya dengan Pendekatan Acuan Linguistik”, Jurnal. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga. h.1.
10
Ahmad Fuad Mahmud ‘Ulyan, Al- Maharah Al- Lughowiyah, Mahiyatuha wa Turuqu Tadrisuha (Riyadh:
Darul Muslim, 1992), h. 156.
11
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.51.
12
M. Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.49.
5
Sedangkan menurut Ahmad Fuad Mahmud ‘Ulyan aspek-aspek dalam
keterampilan menulis adalah qowaid (nahwu dan shorof), imla’ dan khot.
Adapun unsur-unsur dalam keterampilan menulis yaitu al-kalimah
(satuan kata yang terkecil dari satuan kalimat atau unsur dasar pembentukan
kalimat), al-jumlah (kumpulan kata yang dapat membentuk pemahaman
makna atau satu kata yang disandarkan dengan kata yang lain), al-fakrah
(paragraph) dan uslub.13 Keterampilan menulis bahasa arab adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang dianggap sulit dalam pembelajaran oleh sebab
itu keterampilan ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menempuh
keterampilan tersebut.
b. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Menulis
Menurut Mahmud Kamil An- Naqoh tujuan dari pengajaran menulis
bahasa arab adalah sebagai berikut:14
1) Menulis huruf arab dan memahami hubungan antara bentuk huruf dan
suara,
2) Menulis kalimat arab dengan huruf terpisah dan huruf bersambung
dengan perbedaan bentuk huruf baik diawal, ditengah maupun diakhir,
3) Penguasaan penulisan bahasa arab dengan benar dan jelas,
4) Penguasaan menulis salinan kaligrafi,
5) Penguasaan menulis dari kanan ke kiri,
6) Mengetahui tanda baca serta petunjuknya, dan cara penggunaannya,
7) Mengetahui prinsip imla’ dan mengenal apa yang terdapat dalam
bahasa arab,
8) Menerjemahkan ide-ide dalam menulis kalimat dengan menggunakan
bahasa arab yang sesuai dengan kata,
9) Menerjemahkan ide-ide dalam menulis kalimat yang benar
menggunakan kata yang benar dalam konteks mengubah bentuk kata
atau mengubah kontruksi makna (mufrad, mutsana jama’, mudzakkar,
muannnats, idhofah, dsb),
10) Menerjemahkan ide-ide tertulis dengan tata bahasa yang benar,
13
Ahmad Fuad Mahmud ‘Ulyan, Al- Maharah Al- Lughowiyah, Mahiyatuha wa Turuqu Tadrisuha (Riyadh:
Darul Muslim, 1992), h. 190.
14
Mahmud Kamil An- Naqoh, Ta’lim Lughoh Al- Arabiyah Lin- Naatiqin bilughatin Ukhra (Makkah: Jamiah
Ummul Qura, 1985), h.235
6
11) Menggunakan gaya bahasa yang sesuai untuk judul atau ide yang
ditanyakan,
12) Kecepatan menulis mampu mencerminkan diri dalam berbahasa yang
tepat, benar, jelas,dan ekspresif.
Sedangkan menurut Hasan Syahatah tujuan dari menulis adalah sebagai
berikut:15
1) Agar siswa terbiasa menulis bahasa arab dengan benar,
2) Agar siswa mampu mendeskripsikan apa yang ia lihat atau ia alami
dengan cermat dan tepat,
3) Agar siswa mampu mendeskripsikan sesuatu dengan cepat,
4) Melatih siswa untuk mengekspresikan ide dan pikirannya dengan
bebas,
5) Melatih siswa dalam memilih kosa kata dan kalimat yang sesuai
dengan konteks,
6) Melatih siswa terbiasa berfikir dan mengekspresikannya dalam tulisan
dengan tepat,
7) Melatih siswa mengekspresikan ide, pikiran, gagasan dan perasaannya
dalam ungkapan bahasa Arab yang benar, jelas, berkesan dan
imajinatif.
8) Agar siswa cermat dalam menulis teks arab dalam berbagai kondisi,
9) Agar siswa mampu berfikir secara luas dan mendalam dan terbiasa
untuk berfiir logis dan sistematis.
Adapun tujuan pembelajaran keterampilan menulis berdasarkan
tingkatannya adalah sebagai berikut:16
1) Tingkat pemula
a) Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana
b) Menulis satuan bahasa yang sederhana
c) Menulis pernyataaan dan pertanyaaan yang sederhana
d) Menulis paragraph pendek
2) Tingkat menengah
a) Menulis pernyataan dan pertanyaan
15
Hasan Syahatah, Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah Baina an-Nazhariyyah wa al-Tathbiq (al-Qahirah: al-Dar
al-Mashriyah al-Lubnaniyah, 2002), h. 242.
16
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: UPI & Rosda Karya, 2008),
h. 292-293.
7
b) Menulis paragraph
c) Menulis surat
d) Menulis karangan pendek
e) Menulis laporan
3) Tingkat lanjut
a) Menulis paragraph
b) Menulis surat
c) Menulis berbagai jenis karangan
d) Menulis laporan
17
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2003), hal.57
18
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal.209
8
Metode yang kurang tepat dapat terjadi apabila guru kurang persiapan dan
kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru dalam menyajikan materi
pembelajaran kurang maksimal. Oleh karena itu Basyirudin Usman
mengemukakan bahwasannya pemakaian metode harus sesuai dan selaras
dengan karakteristik siswa, materi, dan kondisi lingkungan dimana pengajaran
berlangsung.19
Metode pembelajaran sebagai alat dalam pencapaian tujuan dari proses
pembelajaran, oleh karenanya diperlukan pengetahuan tentang tujuan dari
proses pembelajaran, perumusan tujuan dengan jelas yang merupakan syarat
terpenting sebelum seseorang memilih dan menentukan metode mengajar yang
tepat. Kurang jelasnya guru dalam menentukan tujuan pebelajaran
mengakibatkan kesulitan ketika memilih dan menentukan metode yang tepat.
Adapun ciri-ciri dari metode pembelajaran yang memfasilitasi siswa
selama proses pembelajaran antara lain:
1. Terciptanya kondisi yang kondusif selama proses pembelajaran
berlangsung
2. Memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari bahan ajar
selama proses pembelajaran
3. Mampu meotivasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan proses
pembelajaran
4. Mampu membentuk perkembangan dalam diri siswa, utamanya dikap
yang terbuka, demokratis, disiplin, tanggung jawab, toleransi, serta
komitmen terhadap nilai sosial bangsa dan budaya.
9
Metode Tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan
pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
Metode ini bermaksud memotivasi siswa untuk bertanya selama proses
pembelajaran, atau guru yang bertanya (mengajukan pertanyaan terkait
materi) dan siswa yang menjawab.
c) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang
berupaya dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh dua orang
siswa atau lebih, dimana masing-masing siswa mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat suatu pendapat. Pada dasarnya
diskusi ialah tukar menukar informasi, pendapat atau pengalaman
untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
tentang sesuatu.
d) Metode Permainan
Metode permainan adalah suatu pengajaran, dimana situasi
yang sesungguhnya diduplikasikan dalam bentuk permainan.
e) Metode Menghafal
Metode menghafal merupakan suatu kegiatan belajar dengan
mengahafal dan mempelajari sesuatu agar dapat masuk dalam ingatan
dan dapat mengucapkan diluar kepala.
20
M. Hairul Piqri, Belajar Asyik Dengan Permainan Bahasa Arab, Bogor: Guepedia, 2021, hlm. 32
10
Nasif Musthafa menyatakan bahwa permainan dalam pembelajaran bahasa
memiliki beberapa fungsi antara lain:21
1) Memberikan berbagai kegiatan yang menyenangkan dalam proses
belajar mengajar,
2) Merangsang guru dan siswa agar pembelajaran menjadi
menyenangkan,
3) Melatih unsur-unsur bahasa dan pengembangan keterampilan bahasa
yang berbeda.
Adapun langkah- langkah dalam menerapkan permainan tebak gaya adalah:
a. Guru membagi siswa menjadi dua atau tiga kelompok yang berjumlah
enam atau tujuh orang,
b. Siswa diarahkan untuk membuat barisan dan menghadap papan tulis,
c. Siswa yang berada dibarisan depan membawa spidol dan siswa
dibarisan belakang membawa kertas yang bertuliskan kosa kata
pemberian guru.
d. Selanjutnya siswa nomer dua dari belakang memperagakan gerakan
dari kosa kata yang dipegang oleh siswa paling belakang,
Sedangkan kelebihan dari metode tebak gaya yaitu siswa menjadi lebih
bersemangat dan tidak mudah bosan, selain itu permainan ini mampu menjalin
keakraban antara guru dengan siswa maupun sesama siswa, menjadikan guru
lebih kreatif, memfokuskan siswa sebagai subyek belajar, serta melibatkan
seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Namun kekurangan dari permainan
ini kelas menjadi ribut.
21
Mujib Fathul, Rahmawati Nailur, Metode Permainan- Permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab,
(Yogyakarta: Diva Press, 2011), hlm.34
11
Edutainment.22 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwasannya, metode permainan tebak
gaya kurang efektif bila diterapkan dikelas rendah yakni jenjang SD. Dikarenakan
pada saat bermain siswa banyak yang kurang percaya diri dan masih malu-malu.
Aspek kesamaan dari penelitian yang peneliti lakukan adalah keduanya sama-
sama menggunakan metode permainan tebak gaya. Sedangkan perbedaannya,
penelitian ini diterapkan dalam mata pelajaran IPS sedangkan dalam penelitian
yang peneliti lakukan diterapkan pada mata pelajaran bahasa Arab.
Penelitian kedua diambil dari jurnal penelitian yang dilakukan oleh
Mir’atie Nurul Maulida dengan judul Student Lernergebnisse Klasse XII IPA 1
SMA Padangan Mit Spiel Style Crush Im German Rhetorischen Fahigkeitein.23
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan hasil analisis
penelitian, bahwasannya setelah diterapkannya permainan tebak gaya
menunjukkan adanya peningkatan pada aktivitas belajar siswa dengan hasil
frekuensi 87,5% dan termasuk kriteria sangat baik. Aspek kesamaan dari
penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu keduanya sama-sama
menggunakan metode permaianan tebak gaya selain itu keduanya diterapkan
dalam mata pelajaran yang berhubungan dengan bahasa.Sedangkan perbedaannya,
pada penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran bahasa Jerman, sedangkan
penelitian yang peneliti lakukan diimplementasikan pada mata pelajaran bahasa
Arab.
Penelitian ketiga diambil dari jurnal penelitian yang dilakukan oleh
Ermanovida dengan judul Upaya Pembangunan Karakter Religius Berbasis
Permainan Pada Guru dan Siswa TK Di Desa Lorok Kabupaten Ogan Ilir.24
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan dapat disimpulkan
bahwasannya terdapat pengaruh dari metode permainan terhadap pembanguan
karakter siswa yang sudah ada. Aspek kesamaan penelitian ini dengan penelitian
yang peneliti lakukan adalah, penelitian ini menggunakan metode permainan
tebak gaya. Adapun perbedaannya, peneltian ini merupakan penelitian jenis
22
Harini, Nuraini Usman, Implementasi Nilai Karekter Siswa SDN 62 Palembang Melalui Penerapan Media
Pembelajaran IPS SD Berbasis Edutainment, Jurnal Inovasi Sekolah Dasar. Vol: 7 No.2. 2020.
23
Mir’atie Nurul Maulida, Student Lernergebnisse Klasse XII IPA 1 SMA Padangan Mit Spiel Style Crush Im
German Rhetorischen Fahigkeitein. Journal Leterne, Vol: 3, No.3. 2019.
24
Ermanovida, Upaya Pembangunan Karakter Religius Berbasis Permainan Pada Guru dan Siswa TK Di Desa
Lorok Kabupaten Ogan Ilir, Journal Comunitty Empowerment, Vol. 7 No.3. 2022.
12
kualitatif, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian
kuantitatif eksperimen.
Dari hasil telaah penelitian terdahulu, peneliti terinspirasi untuk
menerapkan metode permainan tebak gaya pada siswa kelas VII Mts. Al-
Mawaddah untuk meningkatkan keterampilan menulis bahasa arab. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif jenis eksperimen.
13
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Al- Mawaddah
yang berjumlah 40 siswa, dimana masing-masing dari kelas VII A maupun kelas
VII B berjumlah 20 siswa. Adapun teknik pengambilan sampelnya menggunakan
teknik sampling jenuh, dimana penelitian ini dilakukan terhadap seluruh populasi.
Arikunto berpendapat bahwasannya apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
namun jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% – 25%
atau lebih.26 Sehingga subyek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
20 siswa dari kelas VII A sebagai kelas eksperimen, yang mendapatkan
pembelajaran menulis bahasa arab menggunakan metode permainan tebak gaya,
dan untuk kelas kontrolnya yakni 20 siswa dari kelas VII B yang mendapatkan
pembelajaran menulis bahasa arab dengan metode dikte.
26
Arikunto, Suharsimi, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013.
hlm. 134
14
dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan tentunya menjalin keakraban
antar siswa dan guru. Melalui metode permainan tebak gaya ini tujuan
pembelajaran dapat dicapai oleh guru maupun siswa.
Berikut gambaran dari kerangka berfikir peneliti pada penelitian di MTs. Al-
Mawadah. Penelitian ini menggunakan dua kelas yakni kelas eksperimen dan
kelas control. Dimana pada kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan
metode permainan tebak gaya dan pada kelas control tidak diterapkan metode
permaianan tebak gaya. Pada observasi awal peneliti menemukan beberapa
masalah yang dihadapi siswa dalam keterampilan menulis bahasa arab, kemudian
peneliti ingin menerapkan metode tebak gaya untuk mengetahui apakah masalah
yang dihadapi siswa dapat teratasi.
Sebelum materi disampaikan, kedua kelas diberi pre-test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa terhadap materi yang dipelajari. Setelah pre-test diberikan
dilanjutkan dengan pemberian materi pembelajaran kepada kelas eksperimen dan
kelas control. Setelah pembelajaran dilaksanakan, peserta didik diberikan post-test
untuk mendapatkan nilai hasil belajar. Hasil belajar ini digunakan untuk
mengetahui adanya pengaruh dari metode permaianan tebak gaya terhadap hasil
belajar siswa.
15
F. Prosedur Pengumpulan Data
1. Pengamatan (observasi)
Pengamatan adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan awal secara langsung terhadap lokasi penelitian.
Observasi ini dilakukan untuk mengamati secara langsung mengenai
permasalahan terkait keterampilan menulis bahasa arab siswa kelas VII MTs.
Al- Mawaddah. Serta mencatat hal-hal atau peristiwa yang terjadi di dalam
kelas.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan interview
pada orang-orang yang bersangkutan seperti wali kelas, guru mata pelajaran,
dan kepala sekolah. Pengumpulan data dengan wawancara bertujuan untuk
memperoleh data yang diperlukan dengan cara yag lebih akurat dan dapat
dipertanggng jawabkan.
3. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis, Teknik ini
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar siswa dengan
cara memberikan soal pre-test dan soal post-test kepada siswa kelas VII A dan
VII B di MTs. Al- Mawaddah.
Soal pre-test diberikan sebelum metode permainan tebak gaya
diterapkan dalam proses pembelajaran, sedangkan post-test diberikan setelah
diterapkannya metode permainan tebak gaya dalam pembelajaran. Hal ini
bertujuan untuk mengukur dan membandingkan peningkatan rata-rata
keterampilan menulis bahasa arab dengan benar siswa kelas VII MTs. Al-
Mawaddah sebelum dan setelah diterapkannya metode permainan tebak gaya.
4. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data pendukung
dalam penelitian ini, misalnya gambaran lokasi penelitian, struktur organisasi,
foto kegiatan dan visi misi.
n−2
Keterangan:
n: ukuran sampel
D: selisih nilai kelompok 1 dan kelompok 2.
Uji prasyarat
Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan analisis data untuk uji prasyarat yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis
normal atau tidak. Dalam hasil analisis SPSS 20 jika nilai Sig. < 0,05,
maka data tersebut tidak berdistribusi normal, namun apabila sebaliknya
jika nilai Sig. > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. Adapun
pengujian normalitas data menggunakan rumus chi- kuadrat ( x 2 ) adalah
sebagai berikut:
x
2
=∑ ( fo−fh
fh )
Keterangan:
2
x = nilai chi kuadrat
fo= data frekuensi yang diperoleh dari nilai sampel x
fh= frekuensi yang diharapkan dalam populasi
pengambilan keputusan :
jika x hitung> x tabel : distribusi data tidak normal.
jika x hitung < x tabel : distribusi data normal.
2. Uji Homogenitas
Jika data berdistribusi normal, selanjutnya akan dilakukan uji
homogenitas. Dimana uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui
17
apakah kedua kelompok tersebut memiliki varian yang sama atau tidak.
Dari hasil analisis homogenitas menggunakan SPSS 20 dapat disimpulkan:
Jika nilai Sig. < 0,05, maka data tersebut tidak homogen (serupa).
Jika nilai Sig. > 0,05, maka data tersebut homogen (serupa).
Uji homogenitas dapat dihitung menggunakan rumus:
Varianterbesar
F=
varian terkecil
jika f hitung> f tabel : distribusi data tidak homogen.
jika f hitung < f tabel : distribusi data homogen.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan sebuah sistem penyusunan skripsi yang
ditulis oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian. Berikut sistematika
18
pembahasan yang akan peneliti susun sesuai dengan hasil penelitian, yang terdiri
dari lima bab yaitu:
Bab I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
Bab II: Kajian pustaka yang meliputi kajian teori, dan kajian penelitian
terdahulu
Bab III: Metode penelitian meliputi jenis penelitian dan pendekatannya, lokasi
dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian dan
definisi operasional, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, prosedur
analisis data, serta tahapan- tahapan penelitian.
Bab IV: Pembahasan yang berisi tentang hasil penelitian sesuai dengan hasil
analisis statistik, serta uji hipotesis dari hasil penelitian.
Bab V: Penutup yang meliputi kesimpulan, saran, penutup dan daftar pustaka.
19
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Byrne Don, 1990. Teaching Writing Skill, London and New York: Longman.
Fuad Ahmad Mahmud ‘Ulyan, 1992. Al- Maharah Al- Lughowiyah, Mahiyatuha wa
Turuqu Tadrisuha Riyadh: Darul Muslim.
Fathul Mujib, 2011. Rahmawati Nailur, Metode Permainan- Permainan Edukatif dalam
Belajar Bahasa Arab, Yogyakarta: Diva Press.
Hermawan Acep, 2014. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hernawan Acep, Riyana Cepi, 2006. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan
Teknologi, UPI Press: Bandung.
Kamil Mahmud, 1985. Ta’lim Lughoh Al- Arabiyah Lin- Naatiqin bilughatin Ukhra
Makkah: Jamiah Ummul Qura.
M. Hamid Abdul, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Malang: UIN Malang Press.
M. Piqri Hairul, 2021. Belajar Asyik Dengan Permainan Bahasa Arab, Bogor: Guepedia.
Nuha Ulin, 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Diva
Press.
Resmini Novi, Juanda Dadan, 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi,
Bandung: UPI Press, cet.1.
20
Sa’id Sukamto, “Problematika Pengajaran Menulis dalam Bahasa Arab untuk Pelajar
Indonesia dan Upaya Mengatasinya dengan Pendekatan Acuan Linguistik”, Jurnal.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Utsman Basyirudin, 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press.
21