Anda di halaman 1dari 22

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM

KETERAMPILAN MEMBACA PUISI UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 30 SILIT KECAMATAN
SEPAUK KABUPATEN SINTANG TAHUN PELAJARAN 2021/2022

DISUSUN OLEH :

KATARINA APRILA

NIM : 1809061454

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSADA


KHALTULISTIWA SINTANG

2021/2022

i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3
D. Tujuan penelitian ........................................................................................................................ 3
E. Manfaat penelitian ...................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 5
LANDASAN TEORI ............................................................................................................................ 5
A. Hakikat Kemampuan Membaca Puisi ......................................................................................... 5
B. Hakikat Puisi ............................................................................................................................... 8
C. Metode Demonstrasi ................................................................................................................. 11
D. Kerangka Berpikir ..................................................................................................................... 13
E. Hipotesis ................................................................................................................................... 14
BAB III................................................................................................................................................. 15
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................................ 15
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................................................... 15
B. Metode Dan Bentuk Penelitian ................................................................................................. 15
C. Latar Penelitian ......................................................................................................................... 16
D. Data Dan Sumber Data Penelitian ............................................................................................ 16
E. Teknik Dan Alat Pengumpul Data ............................................................................................ 17
F. Teknik Analisis Data................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bukan hanya mendidik siswa untuk
berbicara lisan dan juga tulisan, tetapi siswa juga harus belajar tentang sastra. Dalam sastra
terdapat puisi, drama, novel dan cerpen. Khusus sastra yang dipelajari dalam penelitian ini
adalah karya sastra puisi. Menulis puisi merupakan satu diantara kemampuan yang harus
dikuasai oleh siswa. Banyak yang berpendapat bahwa kemampuan membaca puisi
merupakan sebuah bakat, sehingga anggkapan yang tidak mempunyai bakat maka tidak
akan bisa membaca puisi. Pemikiran tersebut tidak sepenuhnya benar, seseorang bisa saja
terampil dalam membaca puisi karena giat belajar dan berlatih, karena pembacaan puisi
sesungguhnya merupakan kemampuan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak semua guru di Sekolah Dasar yang
mengajarkan bahasa Indonesia dapat mengajarkan apresiasi puisi di dalam kelas.
kemudian tidak sedikit juga siswa khususnya di kelas V ini yang tidak suka dengan materi
puisi. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang rendah. Guru yang jarang memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar membaca puisi dengan perasaan senang dan gembira.
Sehingga dalam pembelajaran dikelas siswa masih membacakan puisi dengan nada , yang
monoton, sehingga mengakibatkan siswa sulit untuk membaca puisi. Pembelajaran yang
demikian akan membuat siswa menjadi tidak semangat sehingga tidak ada peningkatan
hasil belajar dalam pembelajaran membaca puisi.
Rahmat Djoko Pradopo (2007: 314) berpendapat bahwa puisi adalah ucapan
atau ekspresi tidak langsung. Puisi juga merupakan ucapan ke inti pati masalah, peristiwa,
ataupun narasi (cerita, penceritaan). Hal serupa diungkapakan oleh Kosasih (2008: 31)
bahawa puisi adalah bentuk karya sastra yang tersaji secara monolog, menggunakan kata-
kata yang indah dan kaya akan makna.
Pendidikan merupakan sebuah usaha untuk mendidik serta memimpin siswa
secara umum utuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun
rohani, dan bimbingan merupakan usaha memimpin anak dalam arti khusus seperti
memberikan dorongan atau motivasi dalam mengatasi kesulitas-kesulitan yang dihadapi

1
oleh peserta didik. Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran
suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah
bangsa sejak dulu yang dimana keberadaannya melaksanakan peran serta tugasnya untuk
meciptakan kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Manusia yang akan datang
tercermin dari potret guru dimasa sekarang dan gerak maju dinamika
Belajar adalah suatu proses aktivitas mental yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan dalam tingkah laku yang bserdifat positif dan menetap realtif
lama melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek kerpibadian baik secara
fisik ataupun psikis.
Metode demonstrasi merupakan salah satu cara dalam menyampaikan materi
atau informasi kepada peserta didik dengan menampilkan secara langsung (visual) dari apa
yang dipelajarinya sehingga visa menjadi lebih jelas. Dalam demonstrasi seorang guru,
orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau anak menunjukkan kepada
kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) aatau suatu proses, misalnya
bagaimana membuat peta timbul, bagaimana memperagakan puisi dengan gaya dan suara
yang baik dan sebagainya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, guru menggunakan metode demonstrasi
khususnya dalam melatih siswa membaca puisi yang baik dan benar sehingga siswa dapat
mengikuti latihan tersebut dengan baik dan siswa akan mempunyai kemampuan dalam
membaca puisi yang menarik. Guru menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya dalam tema puisi, dalam metode ini guru sebagai fasilitator
akan menunjukkan atau memperagakan langsung didepan kelas, sehingga siswa akan lebih
termotivasi dalam membaca.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan identifikasi masalahnya adalah sebagai
berikut :
1. Anak kurang menguasai dan memahami kemampuan membaca puisi
2. Kurangnya hasil belajar siswa
3. Penggunaan gaya bahasa dan juga mimik dalam puisi
4. Belum optimalnya metode pembelajaran yang digunakan bagi siswa dalam membaca
puisi

2
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dicari adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam keterampilan membaca puisi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V SD Kecamatan Sepauk Kabupaten
Sintang?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar dengan penerapan metode demonstrasi dalam
keterampilan membaca puisi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V SD
Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang?
3. Bagaimana respon siswa terhadap metode demonstrasi dalam keterampilan membaca
puisi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V SD Kecamatan Sepauk
Kabupaten Sintang ?

D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dan manfaat dari penelitian
ini adalah :
1. Untuk memperoleh informasi penggunaan metode demonstrasi dalam keterampilan
membaca puisi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
2. Untuk mengetahui kendala dalam pembelajaran puisi menggunakan metode
demonstrasi
3. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa setelah menerapkan metode
demonstrasi dalam keterampilan membaca puisi untuk meningkatkan hasil belajas
siswa kelas V SD
4. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap penggunaan metode demonstrasi
yang digunakan dalam pembelajaran membaca puisi.

E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini, baik itu bagi penulis
maupun bagi pembaca. Berikut ini manfaat teoritis dan manfaat praktis bagi penulis, guru
dan siswa.
a. Manfaat teoritis

3
Penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh informasi bagi berbagai
pihak dan juga menjadi referensi dalam memahami bagaimana penerapan metode
demonstrasi
dalam keterampilan membaca puisi untuk meningkatkan hasil belajas siswa kelas V
SD.
b. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini diharapka dapat bermanfaat bagi beberapa pihak,
antara lain :
1) Bagi sekolah
a) Membantu meningkatka akreditasi sekolah
b) Mengetahui kemampuan atau tolak ukur siswa
c) Memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan keterampilan dalam
membaca puisi
2) Bagi peneliti
a) Sebagai motivasi bagi peneliti untuk menambah wawasan, pengalaman dan
pengetahuan penggunaan metode demonstrasi dalam membaca puisi.
b) Mendorong dan menunjang peneliti untuk berpikir kritis dan bersikap ilmiah
3) Bagi guru
Dengan penelitian ini diharapkan guru kelas mendapat pengalaman secara
langsung melalui metode demonstrasi dalam pembelajaran membaca puisi.
4) Bagi siswa
Dapat membangkitkan motivasi siswa dalam membaca puisi.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakikat Kemampuan Membaca Puisi


1. Pengertian Membaca Puisi
Kemampuan berbahasa merupakan suatu daya yang harus diusahakan dan juga
dipelajari baik secara formal atau informal sebelum menusia memiliki kemampuan
tersebut. Seseorang dikatakan mampu berbahasa apabila orang tersebut dapat
menggunakan bahasa lisan pada saat mendengarkan dan berbicara, atau dapat
menggunakan bahasa tulis pada saat membaca dan menulis.
Menurut Tarigan (1991 : 7) membaca merupakan suatu proses yang dilakukan
serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis
melalui media bahasa tulis.
Kemampuan membaca pada dasarnya merupakan suatu proses kesanggupan
individu baik fisik maupun psikologis yang dilakukan oleh individu untuk
mendapatkan pesan yang disampaikan penulis melalui makna yang terkandung atau
tersirat didalamnya.
Keterampilan membaca pada saat pembelajaan di dalam kelas khususnya dalam
membaca puisi siswa harus terampil dalam aspek-aspeknya, yaitu intonasi, pelafalan,
dan ekspresi yang digunakan secara tepat. Hal ini bertujuan agar pendengar dapat
memahami isi pesan yang disampaikan dalam bacaan.
Kegiatan membaca puisi ini merupakan sebuah upaya apresiasi puisi. Dalam
pembacaan puisi secara tidak langsung pembaca akan berusaha untuk mengenali,
memahami, menggairahkan, memberi pengertian, penghargaan, membuat berpikir
kritis, dan memiliki kepekaan rasa. Aspek dalam karya sastra juga harus dipahami dan
juga dihargai bagaimana rima, irama, persajakan, diksi, gaya bahasa dan apa saja yang
dikemukaka media.
2. Tujuan dan manfaat membaca puisi
Tarigan mengungkapkan tujuan utama membaca adalam untuk memperoleh
informasi dan juga memahami makna bacaan. Sementara untuk tujuan khusus
membaca sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi membaca. Berikut ini
beberapa tujuan khusus membaca :

5
1. Membaca untuk memperoleh informasi, baik informasi mencakup informasi biasa
tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampi informasi tingkat tinggi.
2. Membaca dengan tujuan citra diri meningkat, orang membaca karya penulis agar
orang lain memberi nilai positif terhadap dirinya
3. Membaca untuk rekreatif, mendapat kesenagan, atau hiburan, bacaan yang dipilih
tentunya bacaan yang ringan dan menghibur.
4. Membaca untuk mecari nilai-nilai, pada saat membaca nilai keindahan,
pengalaman, estetis, nilai kehidupan lainnya merupakan hal-hal yang dicari.
Secara khusus, Supriyadi menyatakan menfaat membaca puisi untuk siswa di
sekolah dasar adalah untuk belajar mengapresiasikan sebuah karya sastra. Bentuk
apresiasi tersebut dapat diwujudkan dengan kegiatan mendengar serta memahami
sebuah puisi, mendeklamasi, membaca, dan menulis puisi anak
3. Bentuk dan gaya pembacaan puisi
Bentuk dan gaya dalam pembacaan puisi menuntut adanya gerakan fisik, baik
itu gerakan tangan, gerakan kepala, badan, dan juga adanya ekspresi wajah yang
digunakan.
Suwignyo (2005) mengemukakan bahwa bentuk dan gaya dalam pembacaan
puisi dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Bentuk dan gaya pembacaan puisi secara poertry reading
Bentuk dan gaya pembacaan puisi ini memiliki ciri yaitu dengan
memperkenankan pembaca untuk membawa teks puisi. Posisi dalam bentuk dan
gaya baca ini dapat dilakukan dengan berdiri, duduk, dan berdiri-duduk-bergerak.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca puisi dengan posisi berdiri, maka
pesan puisi disampaikan denga melalui gerakan badan, kepala, wajah, dan tangan
dengan intonasi keras lemah, cepat lambat, tinggi rendah dilakukan dengan cara
sederhana.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca puisi dengan posisi duduk
maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan kepala yang dilakukan dengan
mengenadah, menunduk menoleh, kemudian gerakan raut wajah yang dilakukan
dengan mengerutkan dahi, mengangkat alis, gerakan mata yang dilakukan dengan
: membelalak, meredup, memejam, gerakan bibir yang dilakukan dengan :
tersentum, mengatup, melongo, dan geraka tangan bahu serta badan yang
dilakukan dengan seperlunya dengan intonasi baca yang dilakukan dengan cara

6
membaca dengan keras kata-kata tertentu, membaca lambat kata-kata tertentu, dan
membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.
Jika pembaca memilih bentuk gaya ba puisi duduk-berdiri-bergerak
maka yang harus dilakukan pada saat posisi duduk adalah memilih dikap duduk
yang santai, pandangan dan arah mata dilakukan secara bervariasi, dan melakukan
gerakan tangan dengan seperlunya. Pada saat posisi berdiri adalah mengambil
sikap santai, gereakan tangan, bahu dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, dan
ekspresi wajah dengan mengerutkan dahi, geraka mata, serta denyuma dilakukan
dengan wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak yaitu melakukan dengan tenang
dan terkendali, menghindari gerakan yang berlebihan. Intonasi baca dilakukan
dengan cara membaca keras kata-kata tertentu, membaca dengan lambat kata-kata
tertentu, dan membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.
2. Bentuk dan gaya pembacaan puisi secara deklamatoris
Bentuk dan gaya pembacaan puisi ini memiliki ciri yaitu dengan
lepasnya teks puisi dari pembaca, jadi sebelum mendeklamasikan puisi, teks harus
dihapal terlebih dahulu. Bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan
posisi berdiri, duduk, dan berdiri-duduk-bergerak.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca puisi dengan posisi berdiri,
maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan tangan yang dilakukan dengan :
mengepal, menunjuk, dan mengangkat kedua tangan. Kemudian gerakan kepala
yang dilakukan dengan melihat kebawah, atas, samping kanan, samping kiri, dan
serong. Gerakan mata yang dilakukan denga membelalak, meredup, dan memejam.
Gerakan bibir dengan tersenyum, mengatup dan melogo. Serta geraka tanga, bahu,
badan, dan raut muka dilakukan dengan total. Intonasi dibacakan dengan keras
kata-kata tertentu, membaca lambat kata-kata tertentu, dan membaca tinggi kata-
kata tertentu.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi duduk,
berdiri, dan bergerak maka yang dilakukan pada posisi duduk adalah memilih
posisi duduk dengan santi, kaki agak ditekuk, posisi miring dan badan agak
membungkuk serta arah pandangan mata bervariasi baik itu menatap dan
menunduk. Sedangkan yang dilakukan pada posisi berdiri yaitu mengambil sikap
tegak dengan wajah menengaadah, tangan menunjuk dan wajah berseri-seri serta
bibir tersenyum. Yang dilakukan pada saat bergerak yaitu dilakukan denga tenang

7
dan bertenagam kaki dilangkahkan dengan pelan dan tidak tergesa-gesa. Intonasi
dilakukan dengan cara
membaca keras kata-kata tertentu, membaca lambat kata-kata tertentu, dan
membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.
3. Bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal
Bentuk dan gaya pembacaan puisi ini memiliki ciri yaitu bertumpu pada
totalitas ekspresi, pemakaian unsur pendukung, misal kostum, properti, setting,
musik, dll. bentuk gaya baca puisi ini rumit daripada poetry reading maupun
deklamatoris. Puisi yang paling sederhaa apabila dibawakan dengan ekspresi akan
sangat mempesona. Ekspresi jiwa puisi ditampakkan pada perubahan tatapan mata
dan sosot mata. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki, dan badan harus
dimaksimalkan. Inilah bentuk dari gaya baca puisi yang paling menantang untuk
dilakukan.

B. Hakikat Puisi
1. Pengertian Puisi
Puisi merupakan salah satu jenis dari karya sastra yang gaya bahasanya
ditentukan dengan irama, rima, serta adanya susunan larik dan juga bait yang ditulis
dengan bahasa yang cermat dan pilihan kata yang tepat, sehingga meningkatkan
kesadaran orang akan pengalaman dan memberikan tanggapa khusus lewat penataan
bunyi, irama, dan pemaknaan khusus. Dalam penyampaiannya, puisi dilakukan
dengan bahasa yang memiliki makna mendalam dan menarik. Isi di dalam puisi
merupakan catatan dan perwakilan dari pengalaman penting yang dialami oleh
manusia.
Dalam pembelajaran apresiasi sastra SD khususnya pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dilaksanakan melalui empat keterampilan berbahasa (mendengar karya
sastra, membicarakan unsur yang terkandung dalam karya sastra itu, membaca aneka
ragam karya sastra anak, kemudian menulis apa-apa yang terkandung dalam pikiran,
perasaan dan sebagainya).
Menurut Rahmad Djoko Pradopo ( 2007 : 314 ) Puisi adalah ungkapan atau
ekspresi tidak langsung. Sedangkan Kosasih (2008: 31) menyatakan bahawa puisi
adalah bentuk karya sastra yang tersaji secara monolog, menggunakan kata-kata yang
indah dan kaya akan makna.

8
Dalam hal ini puisi termasuk ke dalam membaca indah. Membaca indah
merupakan cara menghidupkan dan menyampaikan suatu bacaan yang memiliki nilai
sastra dengan memperhatikan segi keindahan dalam pengkomunikasiannya.
Melalui puisi, seseorang dapat meluapkan isi hati dan kegundahannya maupun
kegalauan atau kegirangan tertentu. Melalui puisi pula seseorang dapat
menyampaikan pesan yang simbolik untuk tujuan tertentu. Bahakan puisi dapat
menjadi media kritik seoseorang terhadap orang lain secara lebih samar dan
terselubung tanpa memunculkan kesan kritik. Bahkan puisi kerap dijadikan media
penebaran ide-ide pemberontakan dan pembangkangan secara lebih halus. Masalah
terpenting bagi sesorang untuk tidak bisa menjadikan puisi sebagai bukti atas kritik
maupun kata/kalimat pemberontakan adalah selubung makna dalam bahasa yang khas
dan unik, tanpa secara jelas mengarah satu makna
2. Jenis – jenis puisi
Menurut Aminudin (1987) jenis-jenis puisi berdasarkan isinya dapat dibedaka sebagai
berikut :
1. Puisi epik atau epigram, yaitu puisi yang berisi cerita bertemakan kepahlawanan,
baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun
sejarah.
2. Puisi naratif, yaitu puisi yang berisi tentna g suatu peristiwa tertentu yang terjalin
menjadi sebuah cerita
3. Puisi lirik, yaitu puisi yang merupakan luapan batin peyairnya berdasarka
pengalama, sikap, maupun suasana nbatin penyair.
4. Puisi dramatik, yaitu puisi yag bercerita tentang gambaran obyektif seseorang
baik lewat dialog ataupun moolog sehingga dapat menggambarkan suatu kisah
tertentu.
5. Puisi satrik, yaitu puisi yang berisi sindira atau kritikan tentang ketidakberesan
kehidupan atau sekelompok masyarakat.
6. Puisi didaktif, yaitu yang berisi nilai-nilai kependidikan yang tertuang secara
eksplist.
7. Puisi romande atau romansa, yaitu puisi yang berisi luapan rasa cinta kasih dari
penyair atau orang lain kepada kekasihnya.
8. Puisi ode, yaitu puisi yang berisi tentang cerita kepahlawanan yang dipuji oleh
penyair.

9
9. Puisi eligi, yaitu puisi berisi ratapan yang menggambarkan kesedihan seseorang.
Puisi ini biasanya mengisahkan tentang kematia seseorang.
10. Himne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupu ungkapan rasa cinta
terhadap tanah air
3. Unsur puisi
Puisi terdiri dari beberapa unsur pembangun baik itu unsur instrinsik maupun
unsur ekstrinsik yang digabung menjadi sebuah karya puisi. Unsur pembangun
tersebut diantaranya adalah tema da amanat, citraan, rima, diksi, irama da sudut
pandang.
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair yang tersurat
maupun tersiarat dalam sebuah puisi, sehingga pembaca harus memahami dan lebih
peka terhadap pemilihan kata yang digunakan, eima, ieama, dan tipografi puisi.
Karena dari berbagai unsu tersebut pembaca dapat menyimpulkan tema da amanat
yang hendak disampaikan oleh penyair.
Citraan atau pengimajinaisan yaitu gambaran secara abstrak yang digambarkan
dala sebuah puisi melalui pilihan kata yang digunakan.
Menurut Supriyadi (2006 : 68) rima atau persajakan yaitu persamaan bunyi
yang ada dalam sebuah puisi yang berupa rima internal dan rima eksternal. Rima
eksternal adalah persajakan antar bunyi pada larik puisi. Sedangkan rima internal
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alitereasi yang merupakan persamaan bunyi
konsonan dan asonasi yang merupakan persamaan bunyi vokal
Diksi adalah pilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisi yang
ditulisnya. Penggunaan kata yang tepat akan menunjukka kemampuan intelek penyair
dalam melukiskan sesuatu.
Irama adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang dalam sebuah puisi
yang hadir karena adanya rima dan persajakan yang dapat menguatkan keindahan
puisi dan memberi kekuatan pada pemilihan kata ataupu diksinya.
Sudut pandang yaitu sebagai pusat pengisahan dimana penyair menyampaikan ide
atau gagasannya kepada pembaca. Di dalam sebuah puisi terdapat beberapa jenis
sudut pandang, yaitu sebagai orang yang terlibat, sebagai pengamat dan sebagai
Tuhan.

10
C. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Demonstrasi artinya menunjukkan atau memperlihatkan. Penggunaan metode
demonstrasi oleh guru dapat dilakukan dengan memperlihatkan kepada anak didik
suatu proses atau pelaksanaan sesuatu tentang perbuatan seperti bagaimana cara
melakukannya, dan sebagainya. Demonstrasi tidak harus dilakukan oleh guru sendiri,
tetapi juga bisa dilakukan oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Metode
demonstrasi merupakan cara dimana guru memperagakan atau menunjukkan secara
langsung suatu hal yang kemudian diiukuti oleh para siswa sehingga ilmu atau
keterampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing
murid untuk meningkatkan hasil belajar.
Menurut Rusminiati (2007) metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu peristiwa, pada sampai penampilan tingkah laku yang
dicontohkan agar dapat dipahami peserta didik baik secara nyata maupun tiruan.
Menurut Rasyad (2006) metode demonstrasi merupakan cara pembelajaran
keterampilan membaca dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan
sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas. dengan penggunaan metode
demonstrasi ini maka metode pengajaran dilakukan degan cara memperagakan
ataupun mempertunjukkan barang, kejadian, aturan dan urutan kegiatan baik secara
langsung maupun melalui media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
Penggunaan metode demonstrasi dalam pelaksanaan pembelajaran
keterampilan membaca puisi sangat penting bagi siswa. Sebagai peniru yang baik,
maka siswa akan lebih mudah untuk meniru. Karena itu metode demonstrasi ini sesuai
diterapkan dalam pembelajaran membaca puisi.
2. Langkah-langkah metode demonstrasi
Adapun menurut J. J Hasibuan dan Mujiono ( 1993 : 31) langkah-langkah dalam
metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan yang ingin dicapai oleh
siswa sesudah demonstrasi dilakukan.
2) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh apakah metode wajar
dipergunakan, dan apakah metode tersebut yang paling efektif utuk mencapai
tujuan yang dirumuskan.

11
3) Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan
sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.
4) Jumlah siswa memugkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
5) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi
kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar
selama sesudah demonstrasi.
6) Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang perlu diperlukan :
• Keterangan-keteraengan dapat didengar jelas oleh siswa.
• Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat
melihat dengan jelas.
7) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan
diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakuka
demonstrasi
3. Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi
Menurut Muhibbin Syah ( 1995 : 209 ) berikut ini adalah kelebihan dan juga
kekurangan dari metode demonstrasi
1. Kelebihan metode demonstrasi
• Perhatian siswa lebih dipusatkan.
• Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
• Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa,
2. Kekurangan metode demonstrasi
• Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan
yang matang, sehingga memerlukan waktu yang banyak.
• Demonstrasi dalam pelaksaannya banyak menyita biaya dan tenaga (jika
memakai alat yang mahal).
• Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.

12
D. Kerangka Berpikir
Kemampuan membaca puisi kelas V SDN 30 Silit ini memang belum
memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa mengapa siswa belum mampu membaca
puisi dengan baik. Hal ini disebabkan oleh siswa yang kurang mengetahui manfaat dan
tujuan membaca puisi sehingga siswa kurang mempunyai minat dalam membaca puisi.
Dilihat dari segi proses pembelajarannya, guru juga kurang optimal dalam
penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga suasana pembelajaran menjadi
kaku dan tidak menyenangkan bagi siswa yang membuat siswa kurang tertarik sehingga
pasif dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi.
Oleh karena itu perlu adanya pembaharua proses pembelajaran, yakni
penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajarannya, sehingga siswa akan
lebih tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran dikelas.

Kondisi awal (Pra Tindakan )

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran membaca puisi di


Hasil
kelas V SDN 30 Silit belum
menggunakan metode pembelajaran Keterampilan membaca puisi siswa
yang bervariasi dehigga pembelajaran kelas V SDN 30 Silit masih rendah
menjadi kurang menyenangkan dan
siswa kurang aktif

Tindakan

Menerapkan Metode deonstrasi dalam pembelajaran membaca puisi siswa kelas V SDN
30 Silit

Kondisi akhir

Proses pembelajaran
Hasil
Kualitias proses pembelajaran
meningkat dengan menerapkan Keterampilan membaca puisi siswa
metode demonstrasi, siswa terlibat kelas v SDN 30 Silit meningkat dan
aktif dalam pembelajaran dan mencapai hasil belajar sesuai dengan
terciptanya suasana pembelajaran yang kriteria keberhasilan tindakan
menyenangkan
13
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian yang perlu
diuji melalui pengumpulan data dan analisis data. Jadi hipotesis merupakan dugaan
sementara terhadap masalah penelitian yang akan diuji kebenarannya, sehingga hipotesis
penelitian tersebut dapat diterima atau ditolak
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis analisisnya
sebagai berikut :“Penerapan Metode demonstrasi dalam keterampilan membaca puisi
dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SDN No 30 Silit tahun pelajaran
2021/2022”.

14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yang akan di teliti dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
kuantitatif menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif yang
bertujuan yaitu untuk meneliti pada suatu objek secara alamiah sebagai instrumen yang
dilakukan.

B. Metode Dan Bentuk Penelitian


1. Metode
Menurut Sugiyano (2013: 2) menyatakan bahwa “metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”. Dari pendapat Sugiyono dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data agar dapat terlaksana dengan cepat dan
akurat dengan tujuan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas
2. Bentuk Penelitian
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh
guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai
penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-
mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
b. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Rancangan model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian
dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin, terdiri
dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Digambarkan dalam sebuah bagan, model ini tampak sebagai berikut

15
Siklus I

a) Perencanaan (planning), sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun


rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya
instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
b) Melakukan tindakan (acting), pada tahap ini observer melaksanakan tindakan
yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang actual.
c) Melaksanakan pengamatan (observing), pada tahap ini yang harus dilakukan
observer adalah mengamati perilaku siswa dalam mengikuti KBM, memantau
kegiatan diskusi antar siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran yang
telah dirancang.
d) Melakukan refleksi (reflecting), pada tahap ini observer harus mencacat hasil
observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencacat isi hasil pembelajaran,
mencacat kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancana siklus
berikutnya.
Siklus II
Pada siklus II perinsip sama dengan siklus I, perbedaanya adalah pada
siklus II menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harus berdasarkan hasil
refleksi siklus I, selanjutnya akan melaksanakan tindakan, observasi dan refleksi
siklus II untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian tindakan ini yaang di
rencanakan peneliti adalah dua siklus, jika pada siklus II juga tidak berhasil maka
akan dilakukan pada siklus selanjutnya (jika di perlukan).

C. Latar Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat penelitian, sehingga seorang peneliti dapat
melihat fakta-fakta yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas V SDN 30 Silit, terletak di Dusun Silit Desa Nanga Pari Kecamatan
Sepauk Kabupaten Sintang.

D. Data Dan Sumber Data Penelitian


1. Data
Data adalah catatan fakta-fakta atau keterangan yang akan diolah dalam
kegiatan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut
:

16
a. Skor hasil pekerjaan secara individu dan kelompok pada latihan soalsoal.
b. Pernyataan verbal siswa dan guru yang diperoleh dari hasil wawancara sehubungan
dengan proses pembelajaran dan pemahaman terhadap materi.
c. Hasil observasi yang dilakukan melalui pengamatan terhadap aktifitas praktisi dan
siswa dengan menggunakan lembar observasi yang disediakan oleh peneliti.
d. Catatan lapangan dari rangkaian kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran selama
penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.6 Sumber data
penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu
informan (orang) yang dapat memberikan informasi tentang data penelitian. Informan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 30 Silit Kecamatan Sepauk Kabupaten
Sintang.

E. Teknik Dan Alat Pengumpul Data


1. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengmpulan data merupakan langkah utama yang penting dalam
melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang memenuhi kriteria atau standar
yang telah diterapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu :
a. Teknik Observasi
Menurut Sugiyono (2008 ; 203) observasi merupakan suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi merupakan proses
pengamatan dan pencatatan segala hal terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Pada teknik observasi ini, observer melakukan pengamatan secara
langsung terhadap suatu objek atau berada bersama objek yang diselidiki.
b. Teknik Pengukuran
Teknik Pengukuran yaitu proses pengumpulan data yang dilakukan dengan
melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan
tujuan yang telah ditentukan

17
c. Teknik Komunikasi Tidak Langsung
Teknik Komunikasi Tidak Langsung yaitu proses dari suatu komuikasi yang
dilakukan secara tidak langsung dengan menggunaka alat bantu komunikasi sebagai
media komuikasi. Angket
2. Alat Pengumpul Data
a. Angket
Isntrumen yang digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap
pembelajaran menggunakan penerapan metode demonstrasi yaitu angket respon
siswa, untuk memperjelas bagaimana tanggapan yang akan siswa berikan tentang
peggunaan metode demonstrasi.
b. Lembar Pengamatan
Pengamatan merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara
mengamati objek secara cermat dan terencana. Penilaian ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung dan teliti serta sistematis.
Pada instrumen penelitian ini, lembar pegamatan digunakan untuk mengukur
keterampilan membaca puisi siswa dengan menerapkan metode demonstrasi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya proses
kegiatan suatu pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti untuk mencatat
ataupun menggambarkan segala peristiwa yang terjadi selama pembelajaran
membaca puisi berlangsung di dalam kelas. Dokumentasi ditujukan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi foto-foto, film
documenter, dan data yang relevan dari penelitian.

F. Teknik Analisis Data


Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif,adapun
teknik analisis data yang digunnakan nelalui analisa data model Miles dan Huberman yang
meliputi:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan merekapitulasi hasil tes siswa, atau
mencatat dan merekapitulasi hasil observasi yaitu kegiatan guru dan siswa yang terjadi
dalam proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berdasarkan kategori
yang sesuai dengan masalah penelitian kemudian dikembangkan penajaman data
melalui pencarian data selanjutnya.
18
2. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi dan memilah data yang kurang
mendukung penelitian.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data dimaksudkan untuk
menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya
penarikan simpulan serta memberikan tindakan (Miles dan Huberman, 2007: 84).
a. Teknik Analisis Data Observasi Siswa
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui kemampuan siswa yang
berpedoman pada lembar observasi pengamatan siswa. Penilaian dilihat dari hasil
skor pada lembar yang digunakan. untuk itu cara menghitung keterampilan membaca
puisi siswa dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑋 100

b. Teknik Analisis Angker Respon Siswa


Cara menghitung presentase angket respon menurut Sugiyono ( 2001 : 81 )
adalah sebagai berikut :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎


P = 𝑋 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

19
DAFTAR PUSTAKA

Hadir, Salim. 2012. Strategi Pembelajaran. Medan : Perdana Mulya Sarana

Afandi, Muhamad, Evi Chamalah dan Oktarina Puspita Wardani. 2013. Model Dan Metode
Pembelajaran Di Sekolah. Semarang : Unisulla Press

Setiawan M Andi. 2017. Belajar Dan Pembelajaran. Ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia

Aminuddi, Rasyad. 2006. Metode Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta : Bumi
Aksara

Rusminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraa SD. Jakarta : Direktorat


Jendral Pendidikan Tinggi Departement Nasional

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

J.J Hasibuan, Mujiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Rosdakarya

Syah Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya

Mahmud, H., dan Tedi Priatna. 2000. Penelitian Tindakan Kelas Teoeri Dan Praktik. Bandung
: Tsabina

20

Anda mungkin juga menyukai