Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fransiskus Ajay

NIM : 1809061574
Kelas / Semester : D9 / VI
UAS : Sosiologi dan Antropologi
Dosen : Avelius D Sore, M.Pd

Jawaban
1. Hal ini memang harus menjadi PR kita bersama , menurut saya pada intinya kita harus
terlebih dahulu membenahi diri sendiri dan belajar memahami sesama , belajar
menghormati sesama, kita hidup di negara yang kaya akan keberagamannya hal
tersebut lah yang membuat berbagai macam fenomena terjadi di indonesia baik itu
positif maupun negatif, dan memang belakangan ini sering terjadi hal hal yang
negatif seperti anarkisme ini yang perlu kita selesaikan bersama terkait masalah
tersebut, solusi yang bisa kita berikan “ Bertemanlah dengan sesama sebagai manusia
Terlepas dari apapun budaya nya, agama nya, suku dan rasnya” jangan hanya
berteman karena dia satu suku satu agama tetapi bertemanlah dengannya sebagai
manusia. Hilang kan rasa intoleransi terhadap sesama, hargai perbedaan apapun itu,
dengan belajar membenahi diri sendiri pada setiap pribadi saya rasa ini akan menjadi
hal yang baik bagi negara kita dan memang sangat sulit untuk mengaplikasikannya.

2. Polarisasi politik memang hal yang sudah tidak asing lagi di indonesia bisa polarisasi
yang baik dan juga bisa buruk, biasanya polarisasi di indonesia cendrung ke hal hal
yang negatif, polarisasi terjadi karena warga memilih aktor politik yang akan
mewakili mereka. Beberapa ahli berpendapat bahwa polarisasi politik mencerminkan
ideologi publik dan preferensi voting. Dixit dan Weibull (2007) menyatakan bahwa
polarisasi politik adalah fenomena alam dan biasa. Mereka berpendapat bahwa ada
hubungan antara perbedaan publik dalam ideologi dan polarisasi perwakilan, tetapi
peningkatan perbedaan preferensi biasanya bersifat sementara dan pada akhirnya
menghasilkan kompromi. Fernbach, Rogers, Fox dan Sloman (2013) berpendapat
bahwa ini adalah hasil dari orang-orang yang memiliki keyakinan berlebihan dalam
pemahaman mereka tentang masalah yang kompleks.
Dan bagaimana kita menyikapi polarisasi tersebut, kita harus melihat apa dampak
jangka panjangnya, harus bersikap bijak, jangan hanya mementingkan diri sendiri
tetapi harus pintar dalam politik apapun itu.

3. Sebelumnya kita harus mengetahui dulu apa itu Etnosentrisme, Primordialisme dan
Sekularisme, Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar
nilai sosial dan standar budaya sendiri, Primordialisme adalah suatu perasaan-
perasaan dimiliki oleh seseorang yang sangat menjunjung tinggi ikatan sosial yang
berupa nilai-nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang bersumber dari etnik, ras,
tradisi dan kebudayaan yang dibawa sejak seorang individu baru dilahirkan.
Sekularisme, sekulerisme, atau sekuler saja dalam penggunaan masa kini secara
garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau
badan negara harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan.
Menurut saya menyikapi hal tersebut adalah bersikaplah terbuka terhadap orang luar
baik itu suku atau pun perbedaan lainnya, dan melakukan argumen tentang perbedaan
yang ada , saling memahami saling menghargai astu sama lain , jangan menutup diri
terhadap dunia luar toleransi dalam hal ini sangat diperlukan, dan peran orang tua
jangan membatasi anak dalam melihat dunia luar , mempelajari dunia luar dalam
konteks ini.

4. Menurut saya selagi itu adalah perbuatan yang baik tidak ada masalah dan tidak
menghilangkan nilai dari budaya itu sendiri selalu mengambil esensni dalam budaya
itu, jangan sampai hanya karena sistem pemerintah kita sampai lupa bahwa kita hidup
dalam kebudayaan , dan selalu melestarikan budaya.

5. Menurut saya hal tersebut memang sudah menjadi ciri khas orang indonesia itu
sendiri masyarakat lebih mementingkan gaya hidup semata walaupun tidak
semuanya,hal ini menunjukan bahwa masyarakat belum bisa beradaptasi dengan baik
terhadap pengaruh globalisasi budaya massa, dan dampak akan hal tersebut dapat
membuat kita lupa akan budaya kita adat istiadat kita, kebutuhan bukan lagi hal utama
melainkan gaya hidup yang mungkin tidak sesuai dengan keadaannya, hal ini sangat
berdampak buruk bagi masyarakat kita, dan solusi yang ditawarkan menurut saya,
belajarlah menerima apa adanya , dan dalam konteks budaya cintailah budaya sendiri
dengan cara mengikuti acara adat istiadat seperti gawai dayak atau hal serupa, belajar
alat musik tradisional, atau bergabung dengan komunitas komunitas yang mendukung
kelestarian budaya, dengan begitu kita dapat mencintai budaya sendiri dan ikut
melestarikannya, dan jangan hanya memikirkan gaya hidup semata tetapi jadikan
kebutuhan sebagai hal utama.

Anda mungkin juga menyukai