Anda di halaman 1dari 26

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA

MENGGUNAKAN METODE SILABA


DI KELAS IV SD NEGERI SINDANGPALAY
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
IDIK-4013

Oleh :
RISMAN PURNAMA
NIM : 836403603

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) UT-BOGOR
KELOMPOK BELAJAR (POKJAR) CARINGIN
2020.2
Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa
Menggunakan Metode Silaba
Di Kelas IV SD Negeri Sindangpalay
Tahun Pelajaran 2020/2021

Abstrak

Keterampilan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang menduduki


posisi dan peran penting dalam ruang lingkup pembelajaran di sekolah. Akan
tetapi tidak sedikit siswa yang mempunyai hambatan dalam belajar termasuk
dalam keterampilan membaca, hambatan ini tidak hanya ditemukan pada siswa di
kelas rendah, tetapi sering juga ditemukan pada sebagian siswa di kelas atas,
seperti yang terjadi pada siswa kelas IV di SDN Sindangpalay, ada beberapa anak
yang mengalami hambatan meningkatkan keterampilan membaca. Dengan melihat
rumusan masalah yang ada, metode silaba atau pembelajaran keterampilan
membaca dengan metode suku kata bisa diterapkan pada sebagian siswa kelas IV
yang mempunya hambatan tersebut. Meskipun pembelajarannya dengan
pengenalan suku-suku kata, tidak menutup kemungkinan bagi siswa yang belum
mengetahui huruf dengan baik bisa juga di ajarkan karena dalam metode silaba
juga dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan setiap
suku kata. Mudahnya penerapan metode silaba karena metode ini biasa digunakan
untuk siswa kelas rendah, jadi berkaitan dengan hal tersebutm metode silaba dapat
meningkatkan keterampilan membaca siswa dan juga menumbuhkan minta
membaca siswa serta meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata kunci : keterampilan, membaca, metode silaba.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya serta memberi kemudahan dan
kelancaran dalam penyusunan Laporan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Upaya
Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Menggunakan Metode Silaba Kelas
IV SDN Sindangpalay”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Penulisan Karya Penulisan Ilmiah (IDIK4013) Semester VI, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UPBJJ-UT Bogor, POKJAR Caringin.

Laporan Karya Tulis Ilmiah ini telah diupayakan disusun dengan seoptimal
mungkin, meskipun tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan. Maka dari
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan untuk
perbaikan pada waktu yang akan datang.

Akhir kata penyusun berharap semoga Laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat sebagai bahan masukan bagi para pembaca pada umumnya dan
penyusun sendiri pada khususnya.

Bogor, November 2020

Risman Purnama
NIM 836403603

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Keterampilan Membaca ..................................................... 4
B. Kesulitan Membaca ........................................................... 5
C. Faktor Kesulitan Keterampilan Membaca ......................... 9
D. Metode Silaba .................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .............................................................. 13
B. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 13
C. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………….... 14
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Sebelum Penelitian …………………………………........ 15
B. Sesudah Penelitian ………………………………………. 17
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………………… 20
B. Saran …………………………………………………….. 21
DAFTAR PUSTAKA …………………………...………………………... iv

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan membaca menduduki posisi dan peran yang penting dalam
kehidupan manusia, membaca menjadi jembatan bagi siswa yang ingin
memiliki kemampuan interaktif dan tepadu. Membaca juga dianggap sebagai
keterampilan berbahasa yang mudah oleh sebagian besar siswa, tetapi hal ini
tidak terjadi bagi mereka yang mengalami kesulitan membaca. Permasalahan
awal yang muncul disini adalah sulitnya meningkatkan keterampilan membaca
bagi siswa kelas atas yang mengalami kesulitan membaca.
Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi, yakni membaca
permulaan, dan membaca lanjutan. Di lingkungan Sekolah Dasar, siswa kelas
1 dan 2 biasanya disebut dengan pembaca-pembaca pemula yang belum
mengenal lambang-lambang bunyi bahasa, Sedangkan untuk siswa kelas 3
sampai kelas 6 dikategorikan sebagai pembaca lanjutan. Membaca permulaan
dikatakan sebagai peletak dasar atau pondasi bagi semua aspek kehidupan,
terlebih untuk kehidupan akademik, karena tidak ada satu pun dari aktivitas
akademik yang tidak melibatkan kegiatan membaca. Membaca permulaan
sebaiknya berakhir di kelas 2 SD, setelah itu program pembelajaran membaca
permulaan secara berangsur harus sudah diarahkan pada kegiatan membaca
lanjut.
Berdasarkan hal diatas, yang terjadi di lapangan dalam pelaksanaan
pembelajaran keterampilan membaca, ternyata tidak sedikit siswa pembaca
pemula atau yang belum mengenal lambang bunyi bahasa ditemukan di kelas
atas. Seperti kesulitan membaca yang dialami sebagian siswa di kelas IV SDN
Sindangpalay, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Kenyataan praktis
di lapangan ini sangat menarik perhatian, dan sebagai guru, penulis tertarik
melakukan penelitian dengan menerapkan metode silaba yang biasa digunakan
dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas rendah untuk diterapkan
dalam meningkatkan keterampilan membaca Siswa di kelas IV bagi mereka
yang mengalami kesulitan membaca.

1
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti memprediksi penelitian
dengan judul “Upaya meningkatkan keterampilan membaca Siswa
menggunakan metode Silaba di kelas IV SD Negeri Sindangpalay tahun
pelajaran 2020/2021” dapat mengatasi masalah yang dihadapi siswa dalam
keterampilan membaca.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan diatas, terdapat rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:
1. Faktor apakah yang menyebabkan sebagian siswa kelas IV SDN
Sindangpalay mengalami kesulitan dalam meningkatkan keterampilan
membaca?
2. Apakah metode Silaba dapat meningkatan keterampilan membaca pada
siswa kelas IV SDN Sindangpalay?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui faktor yang menyebabkan sebagian siswa kelas IV SDN
Sindangpalay mengalami kesulitan dalam meningkatkan keterampilan
membaca.
2. Membuktikan adanya peningkatan keterampilan membaca dengan metode
silaba pada siswa kelas IV SDN Sindangpalay.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis dan teoritis.
1. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi guru
Guru dapat meningkatkan keterampilan mengajar dan menemukan hal
baru dalam mendampingi dan membimbing siswa.
b. Manfaat bagi siswa
Siswa dapat meningkatkan prestasi belajar melalui peningkatan
keterampilan membaca.
c. Manfaat bagi peneliti
Mendapatkan pengalaman dan informasi ilmiah yang bermanfaat
mengenai peningkatan keterampilan membaca dengan metode silaba.

2
2. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian sebagai dasar dan acuan bagi peneliti lain agar dapat
dikembangkan teknik baru.
b. Menambah wawasan bagi guru tentang upaya peningkatan
keterampilan membaca untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca tergolong keterampilan yang bersifat aktifreseptif.
Aktivitas membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan mendengarkan dan berbicara. Namun, pada masyarakat yang
memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali keterampilan
membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak
dan berbicara.
Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi, yakni (a)
membaca permulaan, dan (b) membaca lanjutan. Kemampuan membaca
permulaan ditandai oleh kemampuan melek huruf, yakni kemampuan
mengenali lambang-lambang tulis dan dapat membunyikannya dengan benar.
Pada fase ini, pemahaman isi bacaan belum begitu tampak karena orientasi
pembaca lebih ke pengenalan lambang bunyi bahasa. Sementara pada
membaca lanjut, kemampuan membaca ditandai oleh kemampuan melek
wacana. Artinya, pembaca bukan hanya sekadar mengenali lambang tulis, bisa
membunyikannya dengan lancar, melainkan juga dapat memetik isi/makna
bacaan yang dibacanya. Penekanan membaca lanjut terletak pada pemahaman
isi bacaan, bahkan pada tingkat tinggi harus disertai dengan kecepatan
membaca yang memadai.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca
yang harus dimiliki pembicara, adalah
1. mengenal sistem tulisan yang digunakan;
2. mengenal kosakata;
3. menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan
utama;
4. menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata, dari konteks tertulis;
5. mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan sebagainya;
6. menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat,
objek, dan preposisi;
7. mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis;

4
8. merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan partisipan;
9. menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik
kesimpulan-kesimpulan;
10. menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan
gramatikal untuk memahami topik utama atau informasi utama;
11. membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan;
12. menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan
membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama
atau melakukan studi secara mendalam (http://www.sil.org/lingualinks).
B. Kesulitan Membaca
1. Hakikat Kesulitan Membaca
Kesulitan membaca (reading disability) sering disebut sebagai
ketidakmampuan belajar spesifik. Istilah ini digunakan untuk
mengidentifikasi individu yang memiliki kesulitan secara signifikan dalam
belajar membaca (Gunderson, D’Silva, & Chen, 2011: 14-15).
Kesulitan membaca menurut Olson & Byrne (2005: 191) adalah
kegagalan untuk belajar, dan belajar adalah sesuatu yang terjadi sepanjang
waktu. Itu mungkin saja, oleh karena itu, bahwa penyebab yang
sebenarnya dalam turunan kesulitan membaca merupakan proses dinamis
yang mempengaruhi kemampua anak untuk mengeksploitasi instruksi
membaca, seperti yang disarankan oleh data, tinjauan sebelumnya, dalam
pengaruh seluas mungkin pada parameter penilaian belajar.
Feifer (2011: 21-22) menjelaskan bahwa siswa dengan kesulitan
membaca dipandang sebagai manifestasi kesulitan yang memenuhi syarat
untuk pemberian dukungan dan akomodasi melalui rencana pendidikan
individu yang disebut Individual Education Plan (IEP). Anak-anak dengan
kesulitan membaca memiliki sarana intelektual untuk memperoleh
keterampilan membaca secara fungsional, tetapi berprestasi rendah di
sekolah karena kesulitan yang melekat pada pembelajaran.
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kesulitan membaca adalah gangguan atau hambatan dalam membaca

5
dengan ditunjukkan adanya kesenjangan antara keampuan yang dimiliki
dengan prestasi belajarnya.
2. Karakteristik Siswa Kesulitan Membaca

Bidang paling umum yang menyulitkan anak dengan gangguan


belajar adalah aktivitas membaca, terutama keterampilan fonologis, yang
menyangkut cara memahami bagaimana suara dan huruf membentuk kata.

Vernon (Mulyono Abdurrahman, 1996: 176) mengemukakan anak


yang mengalami kesulitan belajar membaca memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

a. memiliki kekurangan dalam diskriminasi penglihatan,


b. tidak mampu menganalisis kata menjadi huruf-huruf,
c. memiliki kekurangan dalam memori visual,
d. memiliki kekurangan dalam melakukan diskriminasi auditoris,
e. tidak mampu memahami sumber bunyi,
f. kurang mampu mengintegrasikan penglihatan dan pendengaran,
g. kesulitan dalam mempelajari asosiasi simbolsimbol irregular (khusus
yang berbahasa inggris),
h. kesulitan dalam mengurutkan kata-kata dan huruf-huruf,
i. membaca kata demi kata-kata,
j. kurang memiliki kemampuan dalam berpikir konseptual.

Berdasarkan tabel perbandingan tiga macam asesmen membaca yang


dilakukan oleh Hargrove (Mulyono Abdurrahman, 1996: 176-178)
diperoleh data bahwa anak-anak berkesulitan membaca permulaan
mengalami berbagai kesalahan dalam membaca sebagai berikut.

1. Penghilangan kata atau huruf


Penghilangan kata atau huruf sering dilakukan oleh anak
berkesulitan belajar membaca karena adanya kekurangan dalam
mengenal huruf, bunyi bahasa (fonik), dan bentuk kalimat. Hal ini
biasanya terjadi pada pertengahan atau akhir kata atau kalimat.
Penyebab lain adalah karena anak menganggap huruf atau kata yang

6
dihilangkan tersebut tidak diperlukan. Contoh “adik membeli roti”
dibaca “adik beli roti”.
2. Penyelipan kata
Penyelipan kata terjadi karena anak kurang mengenal huruf,
membaca terlalu cepat, atau karena bicaranya melampaui kecepetan
membacanya. Contoh “baju mama di lemari” dibaca “baju mama ada
di lemari”.
3. Penggantian kata
Penggantian kata merupakan kesalahan yang banyak terjadi. Hal
ini dapat terjadi karena anak tidak memahami kata sehingga hanya
menerka-nerka saja. Contoh “tas ayah di dalam mobil” dibaca “tas
bapak di dalam mobil”.
4. Pengucapan kata salah
Pengucapan kata salah terdiri dari tiga macam, (a) pengucapan kata
salah dan makna berbeda, (b) pengucapan kata salah tetapi makna
sama, dan (c) pengucapan kata salah dan tidak bermakna. Keadaan
semacam ini dapat terjadi karena anak tidak mengenal huruf sehingga
menduga-duga saja, mungkin karena membaca terlalu cepat, perasaan
tertekan atau takut kepada guru, atau karena perbedaan dialek anak
dengan bahasa Indonesia yang baku. Contoh pengucapan kata salah
dan makna berbeda adalah “baju bibi baru” dibaca “baju bibi biru”;
pengucapan kata salah dan makna sama adalah “kakak pergi ke
sekolah” dibaca “kakak pigi ke sekolah”; sedangkan contoh
pengucapan kata salah tidak bermakna adalah “bapak beli duren”
dibaca “bapak beli buren”.
5. Pengucapan kata dengan bantuan guru
Pengucapan kata dengan bantuan guru terjadi jika guru ingin
membantu anak melafalkan kata-kata. Hal ini terjadi karena sudah
ditunggu beberapa menit oleh guru tetapi anak belum juga melafalkan
kata-kata yang diharapkan. Selain karena kekurangan dalam
mengenal huruf, anak yang memerlukan bantuan semacam itu
biasanya karena takut resiko jika terjadi kesalahan. Anak semacam ini

7
biasanya juga memiliki kepercayaan diri yang kurang, terutama pada
saat menghadapi tugas membaca.
6. Pengulangan
Pengulangan bisa terjadi pada kata, suku kata, atau kalimat.
Contoh pengulangan yaitu “bab-ba-ba-pak menulis su-su-rat”.
Kemungkinan hal ini karena kurang mengenal huruf sehingga harus
memperlambat membaca sambil mengingat-ngingat nama huruf
tersebut. Terkadang anak sengaja mengulang kalimat untuk lebih
memahami arti kalimat tersebut.
7. Pembalikan huruf
Pembalikan huruf terjadi karena anak bingung posisi kiri-kanan
atau atas bawah. Pembalikan terjadi terutama pada huruf-huruf yang
hampir sama seperti “d” dengan “b”, “p” dengan “q” atau “g”, “m”
dengan “n” atau “w”.
8. Kurang memperhatikan tanda baca
Jika anak belum paham arti tanda baca yang utama seperti titik dan
koma, mereka akan mengalami kesulitan dalam intonasi. Dalam
kesulitan intonasi anak dapat membaca atau menyuarakan semua
tulisan, tetapi mendapat kesulitan dalam lagu membaca dan intonasi.
Hal ini dapat berpengaruh pada pemahaman bacaan, sebab perbedaan
intonasi karena tanda baca bisa mengubah makna kalimat.
9. Pembetulan sendiri
Pembetulan sendiri dilakukan oleh anak jika ia menyadari adanya
kesalahan, karena kesadaran akan adanya kesalahan, anak lalu
mencoba membetulkan sendiri bacaannya.

10. Ragu-ragu dan tersendat-sendat


Anak yang ragu-ragu terhadap kemampuannya sering membaca
dengan tersendat-sendat. Keraguan dalam membaca sering
disebabkan anak kurang mengenal huruf atau karena kekurangan
pemahaman.

8
C. Faktor Kesulitan Keterampilan Membaca
Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca.
Menurut Lamb dan Arnold (Dalam Rahim Farida 2011) faktor – faktor
tersebut adalah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis.
1. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak
menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis (misalnya
berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah
satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mereka. (Lamb Dan Arnold,1976).
2. Faktor Intelektual
Istilah inteligensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan
berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang
diberikan dan meresponsnya secara tepat. Terkait dengan penjelasan Heinz
di atas, Wechster mengemukakan bahwa intelegensi ialah kemampuan
global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional,
dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan. (Lamb Dan Arnold,1976).
3. Faktor Lingkungan
a. Latar belakang dan pengalaman anak di rumah : Lingkungan dapat
membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa anak. Kondisi
di rumah memengaruhi pribadi dan penyesuaian diri anak dalam
masyarakat.
b. Sosial ekonomi : Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan
tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah anak.
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status sosioekonomi anak
mempengaruhi kemampuan verbal anak. Semakin tinggi status
sosioekonomi anak semakin tinggi kemampuan verbal anak.
4. Faktor Psikologis
Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Eanes
mengemukakan bahwa kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah

9
untuk mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemonstrasikan
kepada anak praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman
anak sehingga anak memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan.
Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha – usaha seseorang
untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
diwujudkannya dalam keserdiannya untuk mendapat bahan bacaan dan
kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.
Kematangan sosial dan emosi serta penyesuaian diri Seorang anak harus
mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Anak – anak yang
mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka
tidak mendapatkan sesuatu, atau menarik diri, atau mendongkol akan
mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca. Sebaliknya, anak – anak
yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah memusatkan
perhatiannya pada teks yang dibacanya.
D. Metode Silaba
Metode silaba merupakan metode suku kata yang menyajikan suatu kata ke
dalam beberapa suku agar siswa dapat membacanya. Proses membaca menulis
permulaan dengan metode di awali dengan pengenalan suku kata, kemudian
suku kata di rangkaikan menjadi katakata yang bermakna. Metode bersanding
dengan metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga yang
semuanya merupakan kelanjutan dari metode suku kata.7 Metode silaba di
tuliskan pertama kali oleh Tarigan, J , dkk pada tahun 1997, dengan membaca
melalui metode silaba atau suku kata, penulis menyimpulakan bahwa silaba
merupakan satuan ritmis terkecil dalam satu arus ujaran dengan vocal biasanya
sebagai puncak kenyaringan dan urutan fonem yang menjadi konstituen kata,
di mana metode ini di tujukan untul membantu siswa membaca dengan cara
menyajikan suatu kata ke dalam beberapa suku kata berdasarkan pemikiran
yang matang, serta situasi yang mendukung kelancaran belajar, agar tidak ada
bagian-bagiannya yang berkontradiksi. Metode silaba di definsikan sebagai
pembelajaran membaca menulis permulaan yang di awali dengan pengenalan
suku kata, seperti (a) ba, bi, bu, be, bo, (b), da, di, du, de, do, (c), ka, ki, ku, ke,

10
ko, dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut, kemudian di rangkaikan menjadi
kata-kata yang bermakna.
Pendapat tentang metode silaba diatas, memberikan gambaran bahwa
metode silaba adalah cara teratur yang ditempuh untuk membantu siswa
membaca dengan cara menyajikan suatu kata kedalam beberapa suku kata
berdasarkan pemikiran yang matang, serta situasi yang mendukung kelancaran
proses belajar, agar tidak ada bagian-bagian yang berkontradiksi, guna
mencapai maksud yang di tentukan.
1. Langkah-langkah penerapan metode silaba

Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan metode silaba (suku


kata) adalah:

a. Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata menjadi kata: (a), ba, bi, bu,
be, bo, (b), ca, ci, cu, ce, co, (c) da, di, du, de, do, (d), ka, ki, ku, ke, ko.
b. Tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata; cntohnya: a),
bo-bi, cu-ci, da-da, ka-ki, b) bi-bi, ci-ca, da-du, ka-ku, c) ba-ca, ka-ca,
du-ka, ku-da, d) ko-ko, ci-ci, bo-bo dan sebaginya.
c. Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat
sederhana; a)ka-ki, ku-da, b) ba-ca, bu-ku, c) cu-ci, kaki, d) ku-ku, ci-ci
dan sebagainya.
2. Kelebihan dan kekukarangan metode silaba
Berdasarkan telaah landasan teori diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa metode silaba memiliki beberapa kelebihan dan juga kekurangan
yaitu sebagai berikut:
a. Kelebihan penerapan metode silaba :
1) Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi demi huruf sehingga
mempercepat proses penguasaan kemampuan membaca permulaaan.
2) Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan
suku kata suku kata yang di pergunakan dalam unsur-unsur hurufnya.
3) Penyajian tidak memakan waktu yang lama.
4) Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata.

11
b. Kelemahan penerapan metode silaba :
1) Bagi anak kesulitan belajar yang kurang mengenal huruf, akan
mengalami kesulitan merangkaikan huruf menjadi suku kata.
2) Siswa akan sulit bila disuruh membaca kata-kata lain, karena mereka
akan condong mengingat suku kata yang ajarkan saja.

12
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas,


yang dapat dilakukan oleh guru atau pengajar sebagai pengelola program
pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas atau (Classroom Action Research)
adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki
mutu praktik pembelajaran. Peneliti memilih metode penelitian tindakan kelas
karena mempertimbangkan :

1. masalah yang dihadapi adalah masalah yang timbul dalam proses


pembelajaran,
2. tidak mengganggu jalannya pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
diajarkan,
3. ingin melihat perkembangan sampai adanya peningkatan kemampuan
membaca permulaan anak yang digunakan sebagai subjek peneliti.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan secara kolaboratif partisipatif,


yaitu penelitian dengan melakukan kolaborasi kerjasama antara guru dengan
peneliti. Proses tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini diupayakan agar
masalah yang terjadi dapat teratasi, sekaligus untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran membaca di kelas tersebut.

B. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sindangpalay yang
mengalami kesulitan meningkatkan keterampilan membaca, dengan jumlah
siswa laki-laki sebanyak 7 orang dan perempuan sebanyak 3 orang. Sedangkan
objek yang akan di teliti adalah peningkatan keterampilan membaca dengan
metode silaba di SDN Sindangpalay tahun pelajaran 2020/2021

13
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dikelas IV (empat) SDN Sindangpalay yang
terletak di Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan antara lain:
a. Peneliti merupakan guru di sekolah tersebut, sehingga peneliti
mengenal cukup baik karakteristik yang ada di sekolah tersebut, baik
karakteristik siswa, lingkungan sekolah, serta lingkungan
masyarakatnya.
b. Siswa di Sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam
pembelajaran khususnya dalam keterampilan membaca.
c. Di Sekolah tersebut belum dilakukan penelitian sejenis.
d. Keinginan peneliti untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah
tersebut khususnya kualitas siswa dan kualitas gurunya.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran
2020/2021. Dimulai dengan tahap persiapan, tahap pelaksanaan, sampai
dengan tahap pembuatan laporan.

14
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Sebelum Penelitian
Keadaan siswa kelas IV SDN Sindangpalay sebelum penggunaan metode
silaba diterapkan pada anak yang belum mampu meningkatkan keterampilan
membacanya. Adapun keadaannya adalah sebagai berikut :
1. Sebagian besar masih belum bisa menyimak informasi dari guru
2. Masih banyak siswa yang belum berminat membaca
3. Sebagian besar siswa masih belum bisa membaca dengan benar karena ada
yang masih mengeja dan belum belum mengenal suku kata.

Untuk mengetahui persentase kemampuan membaca siswa kelas IV SDN


Sindangpalay sebelum dilaksanakan penggunaan metode silaba, di tunjukkan
dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 1

Persentase kemampuan siswa kelas IV SDN Sindangpalay

yang belum terampil membaca

No Kegiatan Persentase
Nama Jumlah
A B C D kemampuan
1 Eneng Resa 2 1 1 1 5 42%
Hafizh Daffa
2 1 2 2 1 6 50%
Rhamadhan
Haikal Lutfi Nur
3 2 1 1 1 5 42%
Almsyah
4 M. Alfarizi 1 2 1 1 5 42%
5 Meli Satu Zahroh 1 1 1 1 4 33%
Muhamad Adla
6 1 2 1 1 5 42%
Maulana
Muhamad Azkha Putra
7 1 2 1 1 5 42%
Pratama

15
Muhamad Dimas
8 1 2 2 1 6 50%
Yuliansyah
Muhamad Giffar Ass
9 1 1 1 1 4 33%
Ari
10 Mariska Claudia 2 2 1 1 6 50%
Rata-rata 5,1 42,6%
Keterangan :

Kegiatan A : Kemampuan melaksakan perintah guru

Penilaian : 3 = Melaksanakan perintah dengan benar

2 = Melaksakan perintah dengan benar tapi lambat

1 = Tidak melaksanakan perintah guru sama sekali

Kegiatan B : Kemampuan mengenal huruf

Penilaian : 3 = Sudah mengenal huruf dengan benar

2 = Sudah mengenal huruf dengan benar tapi lambat

1 = Belum mengenal huruf sama sekali

Kegiatan C : Kemampuan membaca suku kata

Penilaian : 3 = Sudah bisa membaca suku kata dengan benar

2 = Sudah bisa membaca suku kata dengan benar tapi


lambat

1 = Belum bisa membaca suku kata sama sekali

Kegiatan D : Kemampuan membaca kalimat

Penilaian : 3 = Sudah bisa membaca kalimat dengan benar

2 = Sudah bisa membaca kalimat dengan benar tapi


lambat

1 = Belum bisa membaca kalimat sama sekali

16
Dari persentase diatas bisa dilihat kemampuan siswa yang belum mampu
meningkatkan keterampilan berada dibawah 60%, yaitu dengan rata-rata
42,6%. Dimana seharusnya kemampuan membaca siswa khususnya di kelas
atas harus mencapai 80% - 100%.

B. Sesudah Penelitian

Persentase kemampuan membaca siswa kelas IV SDN Sindangpalay


sesudah dilaksanakan penggunaan metode silaba, di tunjukkan dengan tabel
sebagai berikut :

Tabel 2
Persentase kemampuan membaca siswa kelas IV SDN Sindangpalay
sesudah dilaksanakan penelitian

No Kegiatan Persentase
Nama Jumlah
A B C D kemampuan
1 Eneng Resa 3 3 3 2 11 92%
Hafizh Daffa
2 3 3 3 3 12 100%
Rhamadhan
Haikal Lutfi Nur
3 3 3 3 3 12 100%
Almsyah
4 M. Alfarizi 2 3 3 2 10 83%
5 Meli Satu Zahroh 3 2 2 1 8 67%
Muhamad Adla
6 3 3 3 2 11 92%
Maulana
Muhamad Azkha Putra
7 3 3 3 2 11 92%
Pratama
Muhamad Dimas
8 3 3 3 3 12 100%
Yuliansyah
Muhamad Giffar Ass
9 2 3 2 1 8 67%
Ari
10 Mariska Claudia 3 3 3 3 12 100%
Rata-rata 10,7 89,3%

17
Keterangan :

Kegiatan A : Kemampuan melaksakan perintah guru

Penilaian : 3 = Melaksanakan perintah dengan benar

2 = Melaksakan perintah dengan benar tapi lambat

1 = Tidak melaksanakan perintah guru sama sekali

Kegiatan B : Kemampuan mengenal huruf

Penilaian : 3 = Sudah mengenal huruf dengan benar

2 = Sudah mengenal huruf dengan benar tapi lambat

1 = Belum mengenal huruf sama sekali

Kegiatan C : Kemampuan membaca suku kata

Penilaian : 3 = Sudah bisa membaca suku kata dengan benar

2 = Sudah bisa membaca suku kata dengan benar tapi


lambat

1 = Belum bisa membaca suku kata sama sekali

Kegiatan D : Kemampuan membaca kalimat

Penilaian : 3 = Sudah bisa membaca kalimat dengan benar

2 = Sudah bisa membaca kalimat dengan benar tapi


lambat

1 = Belum bisa membaca kalimat sama sekali

Dari persentase diatas bisa dilihat kemampuan siswa yang belum mampu
meningkatkan keterampilan membaca terjadi peningkatan yang cukup
signifikan yaitu naik sebesar 46,7% dari rata-rata sebelumnya yang hanya
42,6% meningkat menjadi 89,3%.

18
Peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh dalam penelitian tidak lepas
dari faktor minat dan motivasi belajar siswa. Minat dan motivasi siswa dalam
belajarnya mampu memberikan pengaruh yang kuat bagi timbulnya kesiapan
siswa dalam memahami materi pelajaran, dalam hal ini peningkatan
keterampilan membaca siswa kelas IV SDN Sindangpalay. penerapan metode
dalam pembelajaran juga dapat menjadi salah satu penyebab keberhasilan
belajar siswa, seperti penerapan metode silaba bagi siswa yang belum mampu
meningkatkan keterampilan membacanya.

19
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang


dilaksanakan pada siswa kelas IV di SDN Sindangpalay, Kecamatan Cicurug,
Kabupaten Sukabumi tentang peningkatan keterampilan membaca dengan
metode silaba dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keterampilan membaca siswa kelas IV SDN Sindangpalay sebelum


menerapkan metode silaba bagi siswa yang belum bisa meningkatkan
keterampilan membaca dirasa belum memuaskan. Hal itu dikarenakan
karena beberapa faktor antara lain faktor fisiologis, faktor intelektual,
faktor lingkungan, dan faktor psikologis.
2. Proses belajar membaca siswa kelas IV SDN Sindangpalay dengan
menerapkan metode silaba bagi anak yang belum terampil membaca mulai
menunjukan perubahan. Ini karena metode silaba mempunyai kelebihan
dalam penerapannya antara lain, Dalam membaca tidak ada mengeja huruf
demi demi huruf sehingga mempercepat proses penguasaan kemampuan
membaca bagi sebagian siswa yang sudah mengenal huruf, Dapat belajar
mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata suku kata
yang di pergunakan dalam unsur-unsur hurufnya, Penyajian tidak
memakan waktu yang lama, dan dapat secara mudah mengetahui berbagai
macam kata.
3. Keterampilan membaca siswa kelas IV SDN Sindangpalay setelah
menerapkan metode silaba mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal
ini terbukti dari rata-rata nilai yang diperoleh setelah diterapkannya
metode tersbut serta aktivitas siswa yang semakin baik pada saat
pembelajaran membaca berlangsung. Dengan persentase kemampuan
siswa yang belum mampu meningkatkan keterampilan membaca
mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu naik sebesar 46,7%
dari rata-rata sebelumnya yang hanya 42,6% meningkat menjadi 89,3%.

20
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode silaba
dapat meningkatkan keterampilan membaca bagi sebagian siswa kelas IV
SDN Sindangpalay, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
B. Saran

Dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca siswa di Sekolah


Dasar sewaktu pembelajaran, maka peneliti menyampaikan saran sebagai
berikut:

1. Guru harus mampu memilih strategi-strategi membaca bagi siswa yang


mempunyai masalah berkesulitan membaca dan mempraktekannya dalam
kegiatan belajar mengajar.
2. Keterampilan membaca perlu dibina dan dikembangkan serta banyak
dilatih dan secara teratur dan berkesinambungan sehingga meningkatkan
keterampilan membaca dan dapat menumbuhkan minat siswa dalam
membaca.

Penelitian tentang keterampilan membaca ini hendaknya sering


dilaksanakan agar semua siswa mempunyai keterampilan membaca yang
merata dan juga untuk menumbuhkan minat membaca yang tinggi bagi siswa
Sekolah Dasar, khususnya siswa kelas IV di SDN Sindangpalay, Kecamatan
Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Yeti, M. dan Isah, C. (2019). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Tanggerang


Selatan: Universitas Terbuka.

Wardani,IG A.K,dkk. (2017). Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Tim FKIP-UT. (2020). Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM-PGSD).


Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
http://www.ut.ac.id/images/stories/artikel/2012/desember/Panduan_Karya_Ilmiah
_FKIP_21_12_2012.pdf, tanggal 23 November 2020, Pukul 19.48.
http://eprints.ums.ac.id/46664/32/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf, tanggal 26
November 2020, Pukul 18.39.
http://digilib.uinsby.ac.id/7122/5/Bab%202.pdf, tanggal 26 November 2020, Pukul
19.41.

https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/K1212006_bab3.pdf, tanggal 27
November 2020, Pukul 13.19.

http://repository.upi.edu/5739/8/s_pwk_0903353_chapter5.pdf, tanggal 27
November 2020, Pukul 16.45.

iv

Anda mungkin juga menyukai