Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata
atau bahasa tulis. Membaca merupakan suatu proses yang menuntut agar kelompok
kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, agar
makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Menurut Lado (Dalam
Hadini, 2017 : 22), membaca yaitu memahami dari pola-pola atau tata bahasa dari
subuah gambaran yang tertulisnya. Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang
sangat penting bagi kehidupan manusia, sehingga sejak di Sd siswa dibekali
keterampilan membaca. Pembelajaran membaca mempunyai peranan yang sangat
penting, sebab melalui membaca guru dapat memilih bacaan yang dapat
memudahkan penanamn nilai-nilai Bahasa Indonesia khususnya dalam membaca
permulaan.

Membaca permulaan adalah sebuah tahap belajar membaca bagi siswa Sekolah
Dasar kelas awal atau kelas 1. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan
menguasai isi bacaan dengan tepat. Dengan membaca siswa akan memperoleh
pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya
sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa
mendatang oleh karena itu membaca merupakan salah satu standar keterampilan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang harus dicapai pada semua jenjang, termasuk di
jenjang sekolah Dasar Asmira ( Farida Rahim 2017: 1). Pembelajaran membaca
yang dapat memberikan pengalaman pada siswa yaitu dengan melibatkan langsung
peserta didik pada proses pembelajaran seperti permainan bahasa dan juga
pemakaian media. Untuk itu guru perlu menyediakan pembelajaran yang menarik
yang dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa.
Kelancaran dan ketepatan siswa membaca pada tahap belajar membaca
permulaan dipenggaruhi oleh keaktifan dan kreatiativitas guru yang mengajar di
kelas rendah. Hal ini terbukti dengan kemampuan membaca permulaan di kelas 1
SDN 01 Bukik Limbuku semester II tahun pelajaran 2021 / 2022. Dari 20 orang
siswa hanya 8 orang siswa yang mampu membaca permulaan dengan lancar.

1
Ketidak berhasilan siswa dalam membaca permululaan disebabkan oleh diantaranya
rendahnya kemampuan siswa terhadap ketetapan merangkai kata, belum optimalnya
pengucapan yang sesuai lafal dan intonasi, serta metode pembelajaran yang tidak
bervariasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba satu pembaharuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan melalui penerapan
suatu metode yang tepat. Metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian
bahwa bahasa rapi dan tertib yang tidak ada bagian-bagian yang berkontradiksi dan
kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih. Metode yang dimaksud adalah
metode suku kata dengan menggunakan kartu. Konsep pembelajaran dengan
menggunakan kartu akan mendorong siswa belajar lebih aktif sehingga dapat
diharapkan tercapainya peningkatan dalam pembelajaran aspek membaca
permulaan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan penelitian dengan judul “
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Apek Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SDN
01 Bukik Limbuku.
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat diidentifikasi
masalah yang muncul adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan membaca siswa dengan penggunaan lafal dan
intonasi yang belum tepat
b. Siswa masih membaca dengan suara yang belum jelas dan belum tepat
dalam pengucapanya.
c. Siswa masih kesulitan memahami dari kata dan kalimat yang
dibacanya,
d. Pembelajaran membaca permulaan yang dilakukan hanya terbatas
dengan penggunaan buku dan papan tulis,
e. Motifasi dan minat siswa kurang dalam mengikuti pembelajaran
bahasa indonesia,
f. Nilai rata-rata keterampilan membaca siswa kelas 1 pada mata
pelajaran bahasa indonesia masih tergolong rendah.
2. Analisis Masalah
Dilihat dari kenyataan, hal tersebut disebabkan oleh: masalah yang
mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa
2
a. Metode yang digunakan kurang
b. Media pembelajaran yang tidak berfariasi sehingga tidak menarik minat
siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
c. Siswa tidak terlatih maju ke depan kelas dan bekerja sama dalam
kelompok sehingga siswa tidak percaya diri dan enggan bertanya.
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, alternative masalah yang dilakukan
adalah dengan menggunakan metode suku kata untuk meningkatkan hasil
belajar siswa aspek membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 01 Bukik
Limbuku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah yang
akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia aspek
membaca permulaan dengan menggunakan metode suku kata di kelas 1 SDN
01 Bukik Limbuku?
2. Bagaimana proses pembelajaran Bahasa Indone sia aspek membaca
permulaan dengan menggunakan metode suku kata di kela s 1
SDN 01 Bukik Limbuku
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar Bahasa Indoensia aspek membaca
permulaan di kelas 1 SDN 01 Bukik Limbuku?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia aspek
membaca permulaan dengan menggunakan metode suku kata di kelas 1 SDN
01 Bukik Limbuku.
2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia aspek
membaca permulaan dengan menggunakan metode suku kata di kelas 1 SDN
01 Bukik Limbuku.
3. Mendeskripsikan peningkatah hasil belajar Bahasa Indonesia aspek membaca
permulaan dengan menggunakan metode suku kata di kelas 1 SDN 01 Bukik
Limbuku.

3
D. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa lebih tertarik dengan pembelajaran yang diberikan karena
menggunakan metode yang lebih variatif
b. Meningkatkan kreatifitas belajar siswa
c. Suasana pembelajaran lebib efektif dan menyenangkan.
d. Dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas 1.
2. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik
b. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran terhadap permasalahan
yang terjadi.
c. Mengembangkan keterampilan dan kreativitas guru dalam memilih metode
dan media.
d. Memunculkan budaya meneliti di kalangan guru dan peneliti sendiri.
3. Mafaat bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang berujung tombak pada
meningkatnya mutu sekolah.
b. Dengan pembelajaran membaca yang baik diharapkan dapat merangsang
siswa untuk berprestasi dan memberikan nama baik sekolah.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2012:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil
belajar dapat dilihat dari nilai ulangan harian yang dilakukan setelah materi
pelajaran sudah disampaikan, melalui tes atau proses evaluasi. Tujuan evaluasi
pembelajaran adalah agar mengetahui keefektifan dan efisiensi suatu sistem
pembelajaran, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun
sistem penilaian itu sendiri.

Valentini (Dalam Hamalik 2017: 21), menyatakan bahwa hasil belajar


adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-
ulang. Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari
yang tidak mengerti menjadi mengerti. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
yaitu factor internal dan factor eksternal.

2. Keterampilan Membaca
Ketrampilan membaca merupakan suatu aktivitas yang sangan komplek.
Menurut Istanto (Dalam Subana, 2014:29) keterampilan berarti kemampuan
menggunakan pikiran atau nalar, sedangkan perbuatan yang efisien dan efektif
untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitas. Keterampilan memiliki
beberapa unsur kemampuan, yaitu: kemampuan olah piker (psikis) dan
kemampuan olah perbuatan (fisik). Keterampilan bahasa diartikan sebagai
kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca,
menyimak atau berbicara. Membaca adalah suatu yang rumit serta melibatkan
banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktifitas visual,
berfikir. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menterjemahkan
simbol (tulis) ke dalam kata-kata lisan (Farida Rahim, 2013:2).
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan. Pesan atau makna
yang terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi
5
aktif, dan interaksi dinamis antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca
dengan kalimat-kalimat, fakta, dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan.
Kematangan anak untuk belajar membaca tercermin pada beberapa kemampuan
tertentu pada anak. Misalnya kemampuan melihat, kemampuan mendengar,
kemampuan memahami, dan besarnya perhatian. membaca menurut Santrock
(Dalam Herlina 2019: 335) adalah kemampuan untuk memahami wacana tertulis.
Pada hakikatnya membaca merupakan memahami dan merekonstruksikan makna
yang terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam
teks bacaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi aktif dan interaksi
dinamis antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-
kalimat, fakta dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan.
Menurut Tarigan ( Dalam Herlina 2019: 335) Membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Menurut
Harjasujana (Dalam Teni 2019:2) membaca merupakan proses. Proses membaca
sangat komplet dan rumit. Proses ini melibatkan sejumlah aktivitas Baik yang
meliputi kegiatan mental atau fisik.
3. Membaca Permulaan
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi
siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk mmperoleh kemampuan dan
menguasai teknik-teknik membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan
kebiasaan membaca sebagai suatu yang menyenangkan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan
meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan
maupun tertulis, baik dalam situasi resmi, non resmi, kepada siapa, kapan, di
mana, untuk tujuan apa. Bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis
juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan. Pada tingkatan
membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan membaca yang
sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan
atau kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan
belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat
menyuarakan lambing-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk memperoleh
kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu, kemampuan membunyikan :
Lambang-lambang tulis, penguasaan kosa kata untuk member arti, dan
6
memasukkan makna dalam kemahiran dalam kemahiran bahasa. Menurt Asmira
(Dalam Nuryati 2017 : 31), membaca permulaan merupakan suatu proses
keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang
fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang
fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.
Sedangkan Menurut Mustikawati (2015:26) membaca permulaan merupakan
tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas Awal. Jadi
Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah
agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Tujuan membaca
permulaan yaitu siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan
lancar dan tepat.
Membaca permulaan perlu distimulasi dengan tepat, dalam proses ini tidak
semata hanya dilakukan sekali dua kali saja tetapi harus dilakukan sesering
mungkin agar membaca permulaan pada anak dapat berkembang dengan baik,
serta perlunya motivasi dari ruang tua juga agar dapat memberikan semangat
yang lebih untuk anak-anak. Jadi anak diajarkan untuk melakukan kegiatan
merangkai huruf menjadi sebuah kata, mengeja suku kata menjadi sebuah kata
yang kemudian dilanjutkan menjadi sebuah kalimat sederhana. Pelaksanaan
membaca permulaan di Sekolah Dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu
membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku.
Penbelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan
menggunakan media atau alat peraga selain buku, misalnya kartu gambar, kartu
huruf, kartu kata, atau kartu kalimat. Pembelajaran membaca dengan buku
merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan
pelajaran.
Seperti yang dinyatakan oleh Andriani (Dalam Dalman 2021: 9), bahwa

pada tahap ini siswa diperkenalkan dengan huruf abjad dan melafalkannya,

setelah itu anak diajarkan cara membaca suku kata, kata, dan kalimat.

Melalui tulisan tersebut, siswa diharapkan dapat menyuarakan lambang-lambang

bunyi bahasa untuk memperoleh keterampilan membaca.

7
Membaca permulaan merupakan kegiatan yang memahami dan

menginterprestasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang

disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Pada tingkatan membaca

permulaan, siswa belum memiliki keterampilan kemampuan membaca yang

sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan

membaca. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-

lambang bunyi bahasa tersebut.

4. Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode
berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Arti Kata Metode adalah cara teratur
yang diguanakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Metode adalah cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Departemen Sosial RI Metode adalah cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai
dengan yang diharapkan.Eureke Pendidikan Proses belajar mengajar dalam dunia
pendidikan bertujuan untuk membuat peserta didik menjadi lebih pandai dan
memiliki kreativitas yang nantinya dapat dipergunakan untuk bekal setelah selesai
dalam menempuh Pendidikan. Peran seorang pengajar disini sangatlah penting,
selain sebagai pendonor ilmu juga untuk menumbuhkan minat siswa dalam
belajar. Menumbuhkan minat siswa tidaklah mudah dilakukan oleh seorang guru.
Dibutukan berbagai macam cara untuk membangkitkan minat belajar saat proses
belajar mengajar berlangsung. Dalam sebuah proses pembelajaran, seorang
pengajar pastilah memiliki cara tersendiri dalam melakukan pembelajarannya.
Tidak mungkin seorang guru melakukan proses pembelajaran tanpa dasar yang
jelas dan tersistematis. Tentulah ada patokan-patokan yang harus dipenuhi atau
dipatuhi dalam melakukan sebuah pembelajaran supaya tujuan yang diharapkan
terpenuhi.Menurut Asmira (Dalam Hebert Bisno 2017: 36) yang dimaksud
metode adalah teknik-teknik yang diGenerelesasikan dengan baik agar dapat
8
diterima atau dapat diterapkan secara bersama dalam sebuah praktek, atau bidang
disiplin. Lebih baik lagi menurut Hidayat (2014 ;60) kata metode berasal dari
bahasa Yunani, methodos yang berarti jalan atau cara. Jallan atau cara yang
dimaksud disini adalah sebuah upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang
diinginkan. Hamid Darmadi (2010:42) berpendapat bahwa metode adalah cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dapat disimpulkan
metode adalah sustu cara dalam mnyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Metode dapat juga dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang tepat juga
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
5. Metode Suku Kata
Menurut Andriani (Dalam Herdianingsih, dkk 2021: 16) metode suku

kata (syllabic method) membantu anak dalam membaca permulaan yaitu dalam

membaca meminimalkan untuk tidak mengeja huruf demi huruf sehingga

mempercepat pemahaman penguasaan kemampuan membaca, dapat belajar

mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata, dan dapat

dengan mudah mengerti berbagai macam kata. Metode ini mengenalkan siswa

dengan suku kata dan kemudian suku kata dirangkai menjadi kata- kata yang

bermakna dengan menggunakan bantuan tanda sambung, kata- kata tersebut

yang nantinya akan dirangkai menjadi kalimat.

Menurut Hairuddin (2002 : 61- 62) Metode Suku Kata adalah “ metode
yang diawali pengenalan suku kata dan dirangkai menjadi kata-kata
bermakna atau sebagian orang menyebutnya Metode Kata atau Kata Lembaga”.
Artinya merangkai menjadi kata-kata yang sudah dirangkai menjadi kalimat
sederhana.

Jadi kesimpulannya Metode Suku Kata adalah Proses keterampilan


membaca suku kata dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata,
seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co,da, di, du, de, do, ka, ki, ku, ke, ko dan
seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata
bermakna.
9
dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku
kata menjadi kata-kata bermakna.misalnya:

ba – bi cu – ci da – da ka
– ki ba – bu ca – ci du – da
ku – ku

bi – bi ci – ca da – du ka –
ku ba – ca ka – ca da – ki
ku – da

Setiap metode memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing.


Keuntungan dari metode suku kata yang membantu anak dalam membaca
permulaan, antara lain:
a. Dalam membaca tidak mengeja huruf demi huruf sehingga mempercepat
proses penguasaan kemampuan membaca permulaan.
b. Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata
yang dipergunakan dalam unsure-unsur hurufnya.
c. Penyajian tidak memakan waktu yang lama.
d. Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditegaskan keuntungan metode
suku kata ini adalah untuk membantu anak kesulitan belajar yang cepat bosan,
sehingga metode suku kata ini dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi
belajar membaca anak kesulitan belajar

6. Kerangka Berfikir
Belajar konstruktivisme mengisyaratkan bahwa guru tidak memompakan
pengetahuan ke dalam kepala pembelajar, melainkan pengetahuan diperoleh melalui
suatu dialog yang ditandai oleh suasana belajar yang bercirikan pengalaman dua
sisi. Menurut Semiawan (2002:5), bahwa “Penekanan bukan pada kuantitas materi,
melainkan pada upaya agar siswa mampu menggunakan otaknya secara efektif dan
efisien sehingga tidak ditandai oleh segi kognitif belaka, melainkan oleh
keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif”. Dengan demikian proses belajar
membaca perlu disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan siswa. Dalam hal ini
guru tidak hanya sekedar melaksanakan apa yang ada dalam kurikulum, melainkan

10
harus dapat menginterpretasi dan mengembangkan kurikulum menjadi bentuk
pembelajaran yang menarik. Menurut Rubin (Dalam Rofiudin, 2003:52), “
Pembelajaran dapat menarik apabila guru menggunakan “Metode Suku Kata”.
Metode dapat berarti cara yang dianggap efisien yang digunakan guru untuk
menyampaikan mata pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
efektif. Dengan metode suku kata dapat mempercepat proses penguasaan
kemampuan membaca permulaan karena siswa tidak lagi mengeja huruf demi
huruf, sehingga tidak memakan waktu yang lama untuk menguasai berbagai macam
kata. Dengan demikian metode suku kata ini adalah untuk membantu anak yang
cepat bosan dalam belajar ataupun anak cerdas pasti akan merasa bosan apabila
materi pelajaran yang sama dalam kurun waktu yang terlalu lama. Peningkatan
keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode suku kata ini
sederhana karena medianya berupa suku kata mudah dibuat dan dioperasikan oleh
guru maupun siswa sendiri sehingga sangat tepat digunakan untuk siswa Sekolah
Dasar kelas 1. Dengan potongan kartu suku kata guru dapat dengan mudah
menggabungkan suku-suku kata menjadi sebuah kata dan kalimat sederhana.
Penggunaan metode suku kata pada pembelajaran membaca dapat dilakukan
dengan permainan kecil, seperti siswa berlomba mencari kartu suku kata yang
diberikan guru. Dengan panduan guru secara berkelompok siswa dapat berlomba
menyusun kartu suku kata menjadi kata dan kalimat sederhana dan membacanya
dengan lafal dan intonasi yang tepat di tiap kelompoknya. Kemudian setiap
kelompok menempelkannya di papan planel.Dengan kegiatan tersebut memudahkan
guru dalam membimbing tiap siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca,
kelompok yang sudah tuntas dapat bertukar kartu kata dan siswa yang sudah tuntas
dapat membantu temannya yang belum tuntas. Sehingga pelajaran menyenangkan
dan tidak membosankan.

11
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu


1. Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas I SD Negeri
01 Bukik Limbuku dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 13 orang
wanita dan 7 orang laki-laki.
2. Tempat Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas I SDN 01 Bukik
Limbuku Kabupaten Lima Puluh Kota
3. Waktu penelitian
Waktu penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan dari tanggal
4. Karakteristik anak
Karakteristik anak kelas I Sekolah Dasar adalah:
a. Menyukai hal-hal baru
b. Senang bekerja dalam kelompok
c. Kecakapan berpikir logis terbatas pada benda yang bersifar konkret
d. Sudah mampu menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan suatu
Berdasarkan karakteristik siswa tersebut maka penulis berusaha
mengembangkan media pembelajaran yang baru dan variatif sehingga siswa tidak
cepat bosan dan menarik minta siswa belajar siswa. Oleh karena itu penulis
mencoba mengggunakan metode suku kata.
5. Pihak yang membantu
Beberapa pihak yang ikut membantu pelaksanaan penelitian perbaikan
pembelajaran adalah:
1) Ibu Lira Hayu Afdetis, M.Pd. Selaku tutor mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional dan sekaligus seagai supervisor 1.
2) Ibu Gita Ristralia, S.Pd selaku kepala SDN 01 Bukik Limbuku.
3) Majelis guru dan tata usaha SDN 01 Bukik Limbuku.

12
Tabel 1. Daftar Nama Siswa kelas I SDN 01 Bukik Limbuku
No NAMA SISWA JENIS KELAMIN
1. Aisyah Hani P
2. Ainaya Alia P
3. Akila Suardi P
4. Alyah afifah P
5. Alysa Putri P
6. Anaya kurnia P
7. Aurel Diana L
8. Baitul hamdi L
9. Banir malik L
10. Celsy putri P
11. Ghali alfatih L
12. Guspiana laras P
13. Habiba syarabi P
14. Hanna ramadhani P
15. Hazna remiko P
16. Hilyatul aulia P
17. Luthfie sakhi L
18. M Husain L
19. M. azka L
20. M azka maulana L

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus I
a. Perencanaan
Sesuai latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pada tahap ini
yang akan peneliti lakukan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pembelajaran siklus I, seperti Rencana seperti RPP
( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ), kartu suku kata alat evaluasi dan obsevasi
, perangkat yang dibutuhkan untuk dokumentasi, dll.
b. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan penulis dalam proses pembelajaran pada siklus I
sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah disusun, antara lain :
1) Melakukan apersepsi, guru menunjukkan kartu suku kata dan membaca
bersama untuk menumbuhkan motivasi siswa, setelah membaca kemudian
menyanyikannya bersama-sama.

13
2) Guru membuka pelajaran dengan menunjukkan beberapa kartu suku kata di
depan kelas dan siswa menirukan ejaan yang dicontohkan guru dengan lafal
dan intonasi yang tepat.
3) Guru membagi siswa secara 3 kelompok heterogen antara siswa yang sudah
dapat membaca dengan yang siswa yang belum lancar membaca.
4) Siswa mengambil tiga kartu suku kata yang disiapkan guru setiap kelompok
membacakan suku kata pertama dengan lafal dan intonasi yang benar dan
dilanjutkan membaca individu secara bergiliran dalam kelompok, guru
membimbing siswa yang dapat membaca dengan benar agar memberikan
contoh membaca pada temannya yang belum tepat, kelompok yang sudah
dapat membaca dengan benar dapat bertukar kartu suku kata dengan
kelompok lain.
5) Guru membimbing dalam kelompok, pelafalan suku kata yang susah dikuasai
oleh siswa diulang lagi dengan contoh suku kata yang berbeda.
6) Siswa menempelkan kartu suku kata tersebut di papan planel kemudian
dibacakan secara bersama dan individu.
7) Mengevaluasi dengan membaca kartu suku kata yang telah disusun pada
papan planel dengan memperhatikan lafal, intonasi, serta ketepatan dan
kelancaran dalam membaca, di sisi lain siswa mengerjakan tes tertulis
membaca memahami bacaan pada kartu suku kata atau cerita yang lain.
c. Tahap Pengamatan
Saat pembelajaran berlangsung supervisor 2 melakukan pengamtan terhadap
keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun aspek-aspek
yang diamati adalah:
1) Keaktifan siswa dalam belajar
2) Semangat siswa dalam belajar
3) Interaksi siswa dengan guru
4) Keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru
5) Kekompakan siswa dalam kelompok
6) Perhatian siswa selama proses pembelajaran
7) Menilai hasil belajar siswa melalui evaluasi

14
d. Tahap Refleksi
Peneliti berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala
nyata dalam tindakan yang dilakukan pada tahap refleksi melalui diskusi.
Aktifitas yang dilakukan saat refleksi adalah:
1) Menganalisis serta mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.
2) Menentukan apakah diperlukan tindakan siklus selanjutnya, serta
memperbaiki pelaksanaan tindakan untuk digunakan pada siklus selanjutnya.
3) Melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang diperoleh,
yang selanjutnya hasil refleksi dapat dimamfaatkan untuk memyusun
simpulan hasil tindakan.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Setalah peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan refleksi, diperoleh
kesimpulan untuk melakukan tindakan siklus 2. Hal tersebut dikarenakan
pencapaian siklus 1 belum maksimal. Pada dasarnya perencanaan perbaikan siklus
ke 2 sama dengan siklus 1 yang diberikan agar pencapaian siswa lebih maksimal
dibandingkan siklus sebelumnya.
b. Pelakasanaan
Proses pembelajaran sama dengan siklus 1 yaitu menggunakan metode
suku kata. Dengan bantuan supervisor II terjadi pengamatan dan penilaian untuk
memperbaiki kelemahan serta memaksimalkan hasil siklus II. Sama dengan
siklus I setelah proses pembelajaran diberikan tes untuk melihat hasil tindakan
siklus II.

c. Tahap Pengamatan

Fokus hasil pengamatan yang dilakukan supervisor II antara lain


mengamati pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa selama pembelajaran, dan
membuat catatan hal-hal penting menggunakan format observasi. Melihat hasil
belajar siswa untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus II kembali peneliti dan supervisor II


melakukan diskusi terkait analisis tindakan untuk mengetahui kelemahan dan

15
kelebihan pembelajaran, menganalisis aktivitas siswa, menyimpulkan data yang
diperoleh, dan menyusun laporan.

C. TEKNIK ANALISIS DATA


1. Data dan Sumber Data
Data penelitian berupa hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
pelaksanaan tindakan yang menggunakan metode susku kata. Sumber data yang
berasal dari proses kegiatan belajar menggunakan metode suku kata yaitu data
kualitatif yang meliputi tes tertulis, hasil postest, hasil lembar observasi, dan
hasil dokumentasi yang dilaksanakan pada pemebelajaran Bahasa Indoensia
aspek membaca permulaan di kelas I SDN Bukik Limbuku.
2. Instumen Penelitian
Bagian-bagian dari tahapan penelitian yang dijadikan sumber data untuk
memperkuat hasil dari suatu penelitian disebut instrumen. Untuk mengamati latar
tempat berlangsungnya pembelajaran maka dilakukan observasi. Dengan lembar
observasi, proses pembelajaran dapat diamati oleh pengamat. Hal tersebut
berguna untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan siswa membaca
permulaan dengan menggunakan metode suku kata. Instrument utama penelitian
ini adalah guru atau peneliti sebagai perencana dan pelaksana pembelajaran di
kelas.
3. Analisis Data
Analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan dalam proposal. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
merupakan data kualitatif yang dianalisis menggunakan teknik analisis
deskriptif. Sugiyono (dalam Endang 2021: 26) mengatakan “data yang diperoleh
dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh”.
Tindakan yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah
penelitian dapat dihentikan apabila 85% hasil belajar siswa dikelas nilainya
melebihi nilai KKM 75. Jika pencapaian proses pembelajaran belum memenuhi
harapan. Maka dilakukan siklus selanjutnya sampai pencapaian proses
pembelajaran memenuhi harapan.
4. Aluir Penelitian

16
Alur penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan metode suku kata.
Penelitian direncakan duak siklus, masing-masing siklus akan dilaksanakan 1 x
pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari perencanaan, tindakan observasi dan
refleksi. Penelitian akan penulis laksanakan pada semester genap tahun
2021/2022.

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBASAHAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan hasil observasi awal , hasil belajar siswa di kelas 1 SDN 01
Bukik Limbuku pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek belum opimal
dimana masih ada 70% siswa yang perolehan hasil belajarnya tidak mencapai
batas KKM. Maka peneliti berkesimpulan bahwa siswa kelas 1 SDN 01 Bukik
Limbuku masih mengalami kesulitan dalam membaca permulaan.

1. Pra Siklus
a. Perencanaan
Kegiatan awal tahap perencanaan ini dimulai dengan melakukan
observasi di kelas 1 SDN 01 Bukik Limbuku, selanjutnya merumuskan
rancangan tindakan perbaikan dengan menggunakan metode suku kata
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca permulaan.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti sudah dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan informasi yang diperoleh melalui observasi. Kesimpulan
tersebut semakin menguatkan peneliti untuk dapat melaksanakan
penelitian dengan metode suku kata. Permasalahan yang dihadapi pada
pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca permulaan adalah
penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat untuk meningkatkan
minat dan peran aktif siswa selama proses pembelajaran.
Dengan begitu dirasa tepat menggunakan metode pembelajaran
yang melibatkan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran aspek
membaca permulaan dengan menggunakan metode suku kata. Pada
tahap ini guru kelas memberikan evaluasi untuk mengetahui hasil
belajar siswa sebelum diadakan siklus I. Hasil belajar siswa pada pra
siklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus

No Nama Siswa KKM Hasil Tes Status


1. Aisyah Hani 65 50 Tidak Tuntas

18
2. Ainaya Alia 65 70 Tuntas
3. Akila Suardi 65 55 Tidak Tuntas
4. Alyah afifah 65 50 Tuntas
5. Alysa Putri 65 75 Tuntas
6. Anaya kurnia 65 60 Tidak Tuntas
7. Aurel Diana 65 50 Tidak Tuntas
8. Baitul hamdi 65 60 Tidak Tuntas
9. Banir malik 65 60 Tidak Tuntas
10. Celsy putri 65 60 Tuntas
11. Ghali alfatih 65 55 Tidak Tuntas
12. Guspiana laras 65 65 Tidak Tuntas
13. Habiba syarabi 65 70 Tuntas
14. Hanna ramadhani 65 60 Tidak Tuntas
15. Hazna remiko 65 55 Tidak Tuntas
16. Hilyatul aulia 65 50 Tidak Tuntas
17. Luthfie sakhi 65 80 Tuntas
18. M Husain 65 60 Tidak Tuntas
19. M. azka 65 55 Tidak Tuntas
20. M azka maulana 65 50 Tidak Tuntas
Jumlah 1.190 30 %
Rata – rata 59.5

Gambar 1. Grafik Nilai Siswa Pra Siklus

Jumlah Siswa
7

4
Jumlah Siswa
3

0
50 55 60 65 70 75 80

19
Dari tabel dan grafik di atas terlihat hasil belajar siswa yang mencapai
ketuntasan batas KKM hanya 30% dengan rata-rata kelas 65. Nilai
masing-masing siswa diuraikan sebagai berikut: 5 orang mendapat
nilai 50, 4 orang mendapat nilai 55, 6 orang mendapat nilai 60, 1 orang
mendapat nilai 65, 2 orang mendapat nilai 70, 1 orang mendapat nilai
75, dan 1 orang mendapat nilai 80.

2. Siklus I
a. Perencanaan
Untuk mengantisipasi rendahnya hasil belajar siswa diperlukan perencanaan
yang matang sebelum tahap tindakan dilakukan berupa :
1. Menyusun RPP sesuai dengan pembelajaran
2. Menyiapkan perangkat pembelajaran.
3. Membuat alat evaluasi yang berupa lembar kerja
b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajraran siklus I dilaksanakan selama 80 menit. Pada


kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, lalu
membaca doa bersama. Selanjutnya guru mengabsen kehadiran siswa serta
mengkoordinasikan kelas. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai dengan metode pembelajaran yang akan
digunakan yaitu metode suku kata dilanjutkan apersepsi untuk merangsang
interaksi aktif antara guru dan siswa serta mengetahui pengetahuan awal
yang dimiliki oleh siswa. Pada saat guru memberikan stimulus berupa
pertanyaan, ada beberapa siswa yang mau menjawab sehingga kegiatan
apersepsi mendapat respon positif dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, Guru mengawali pelajaran dengan menunjukkan kartu


suku kata dan bernyanyi bersama, siswa diminta membaca suku kata yang
ditampilkan guru. Setiap kelompok menyusun kata menjadi kalimat lalu
membacanya. Selanjutnya perwakilan kelompok diminta untuk menempel
kartu suku kata di papan flanel. Siswa secara klasikal membaca suku kata dan
guru membimbing siswa menyimpulkan materi. Pada kegiatan akhir, siswa
melakukan refleksi dan evaluasi yang di bimbing guru. selanjutnya guru
menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
20
c. Pengamatan
Dari pengamtan yang dilakukan supervise II siklus I, masih ada kekurangan
yang dilakukan guru ketika proses pembelajaran dimana dalam
menyampaikan pembelajaran guru kurang jelas sehingga ada beberapa
siswa tidak mendengarkan tapi lebih terfokus pada hal lain seperti
memperhatikan suasana luar kelas atau mengajak temannya berbicara.
Sewaktu guru melaksanakan kegiatan inti seperti memberi beberapa
pertanyaan dalam tugas kelompok siswa, terlihat siswa serius dalam
melakukan diskusi. Dan ketika guru menampilkan kartu suku kata siswa
terlihat focus memperhatikan. Namun ada sekitar 8 orang siswa yang kurang
aktif dalam menjawab pertanyaan, hal ini menandakan siswa tersebut masih
belum memahami materi sepenuhnya.
Hasil evaluasi dari 20 siswa terjadi peningkatan pesat yang sudah
mencapai batas KKM pada siklus I yaitu sebanyak 12 siswa (55%) dengan
rata-rata kelas 68.25%. Sebagian kecil siswa belum mencapai batas KKM
yaitu berjumlah 8 orang (45%), dimana hal ini menunjukkan penelitian belum
sesuai yang diharapkan karena hasil belajar siswa yang melebihi batas KKM
belum mencapai 85%.
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan oleh supervisor, terungkap beberapa kelemahan pada
siklus I yaitu :
1) Guru masih kurang jelas dalam penyampaian materi dengan bahasa
yang terbata-bata.
2) Guru tidak merangsang keaktifan 8 orang siswa yang masih
terlihat kurang memahami dan masih terfokus pada hal lain diluar
pelajaran.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka diperlukan adanya siklus II
agar hasil pembelajaran lebih maksimal dan sesuai harapan, serta
perbaikan cara guru dalam menyampaikan pembelajaran dan mengelola
kelas.

21
Tabel 3. Hasil Evaluasi Siklus I

No Nama Siswa KKM Hasil Tes Status


1. Aisyah Hani 65 70 Tuntas
2. Ainaya Alia 65 85 Tuntas
3. Akila Suardi 65 60 Tidak Tuntas
4. Alyah afifah 65 75 Tuntas
5. Alysa Putri 65 80 Tuntas
6. Anaya kurnia 65 70 Tuntas
7. Aurel Diana 65 60 Tidak Tuntas
8. Baitul hamdi 65 60 Tidak Tuntas
9. Banir malik 65 75 Tuntas
10. Celsy putri 65 70 Tuntas
11. Ghali alfatih 65 60 Tidak Tuntas
12. Guspiana laras 65 70 Tuntas
13. Habiba syarabi 65 75 Tuntas
14. Hanna ramadhani 65 65 Tuntas
15. Hazna remiko 65 60 Tidak Tuntas
16. Hilyatul aulia 65 60 Tidak Tuntas
17. Luthfie sakhi 65 85 Tuntas
18. M Husain 65 60 Tidak Tuntas
19. M. azka 65 60 Tidak Tuntas
20. M azka maulana 65 65 Tuntas
Jumlah 1.365 55%
Rata – rata 68.25

22
Gambar 2. Grafik Hasil evaluasi siklus I

JUMLAH SISWA
9

4 JUMLAH SISWA

0
60 65 70 75 80 85

Dari tabel dan grafik di atas terlihat hasil belajar siswa


mengalami peningkatan. Siswa yang melewati batas KKM mencapai

55% dengan rata-rata kelas 68.25% dan nilainya: 8 orang bernilai 60,
2 orang bernilai 65, 4 orang bernilai 70, 3 orang bernilai 75, 1 orang
bernilai 80, dan 2 orang bernilai 85.

23
3. SIKLUS II
a. Perencanaan
Peneliti melakukan siklus II karena peningkatan hasil belajar siswa
belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu bila 85% siswa kelas 1
mendapatkan nilai tuntas. Peneliti melakukan perencanaan yang hampir
sama sebagaimana saat melakukan perencanaan pada siklus I dikarenakan
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I yang cukup signifikan. Sehingga
Perencanaan yang dilakukan adalah mempersiapkan materi pelajaran dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan disampaikan.
Mempersiapkan alat evaluasi dan lembar observasi untuk menilai sikap
siswa selama proses pembelajaran. Siklus II tetap menekankan proses tanya
jawab.

b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Mei 2022. Pembelajaran
dilaksanakan selama 80 menit. Sama seperti siklus I pembelajaran mengenai
membaca permulaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode suku kata. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan skenario yang telah direncanakan.

Pelaksanaan siklus II hampir sama dengan siklus I, namun yang


membedakannya adalah cara guru dalam media yang digunakan lebih jelas
dan lebih beasar lagi. Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam, lalu membaca doa bersama. Selanjutnya guru
mengabsen kehadiran siswa serta mengkoordinasikan kelas. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dengan metode
pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode suku kata dilanjutkan
apersepsi untuk merangsang interaksi aktif antara guru dan siswa serta
mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa. Pada saat guru
memberikan stimulus berupa pertanyaan, ada beberapa siswa yang mau
menjawab sehingga kegiatan apersepsi mendapat respon positif dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.

24
Pada kegiatan inti, Guru mengawali pelajaran dengan menunjukkan kartu
suku kata dan bernyanyi bersama, siswa diminta membaca suku kata yang
ditampilkan guru. Setiap kelompok menyusun kata menjadi kalimat lalu
membacanya. Selanjutnya perwakilan kelompok diminta untuk menempel
kartu suku kata di papan flanel. Siswa secara klasikal membaca suku kata dan
guru membimbing siswa menyimpulkan materi. Pada kegiatan akhir, siswa
melakukan refleksi dan evaluasi yang di bimbing guru. selanjutnya guru
menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.

Pada siklus II ini, pembelajaran dapat dikatakan sudah berjalan dengan


baik. Hal ini dikarenakan aktifitas guru dan siswa sudah terlaksana secara
keseluruhan karena proses aktifitas pembelajaran berjalan sesuai yang
direncanakan.

c. Hasil pengamatan
Data hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus II, terlihat bahwa
sikap dan keaktifan siswa meningkat, jika pada siklus I masih ada 8 orang
siswa yang kurang aktif, namun kini setiap siswa menjadi lebih aktif
menjawab pertanyaan guru dan lebih berani untuk tampil kedepan kelas.
Hasil evaluasi dari 20 siswa terjadi peningkatan pesat pada rata- rata nilai
siswa dimana pada siklus I nilai rata-rata mencapai 68.25, sedangkan pada
siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 86.25. Siswa yang sudah mencapai
batas KKM, pada siklus II yaitu 95%. Hampir semua siswa mencapai nilai
KKM dan 1 siswa yang tidak mencapai nilai KKM.
d. Refleksi siklus II
Hasil refleksi siklus II menunjukkan hasil yang sudah maksimal. Hal tersebut
dikarenakan :
1) Media yang digunakan lebih besar dari media sebelumnya, sehingga
siswa yang dibelakang tidak maju ke depan untuk dapat melihatnya.
2) Siswa sudah aktif dan berani tampil ke depan kelas

25
Tabel 4. Hasil Evaluasi Siklus II
No Nama Siswa KKM Hasil Tes Status
1. Aisyah Hani 65 95 Tuntas
2. Ainaya Alia 65 95 Tuntas
3. Akila Suardi 65 90 Tidak Tuntas
4. Alyah afifah 65 90 Tuntas
5. Alysa Putri 65 90 Tuntas
6. Anaya kurnia 65 90 Tuntas
7. Aurel Diana 65 90 Tidak Tuntas
8. Baitul hamdi 65 60 Tidak Tuntas
9. Banir malik 65 90 Tuntas
10. Celsy putri 65 90 Tuntas
11. Ghali alfatih 65 80 Tidak Tuntas
12. Guspiana laras 65 90 Tuntas
13. Habiba syarabi 65 90 Tuntas
14. Hanna ramadhani 65 95 Tuntas
15. Hazna remiko 65 90 Tidak Tuntas
16. Hilyatul aulia 65 90 Tidak Tuntas
17. Luthfie sakhi 65 95 Tuntas
18. M Husain 65 90 Tidak Tuntas
19. M. azka 65 90 Tidak Tuntas
20. M azka maulana 65 90 Tuntas
Jumlah 1.725 95 %
Rata – rata 86.25

Gambar 3. Grafik Hasil Evaluasi Siklus II

Nilai siklus II
16

14

12

10

8
jumlah siswa
6

0
60 80 90 95

26
Dari table dan grafik terlihat hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan 95%
dengan nilai masing-masing siswa sebagai berikut: 1 orang mendapat nilai 60, 1
orang mendapat nilai 80, 14 siswa mendapat nilai 90, dan 4 orang siswa mendapat
nilai 95.
B. Pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran
Data hasil pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa dari pra siklus, siklus
I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 5. Daftar Nilai Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Aisyah Hani 50 70 95
2. Ainaya Alia 70 85 95
3. Akila Suardi 55 60 90
4. Alyah afifah 50 75 90
5. Alysa Putri 75 80 90
6. Anaya kurnia 60 70 90
7. Aurel Diana 50 60 90
8. Baitul hamdi 60 60 60
9. Banir malik 60 75 90
10. Celsy putri 60 70 90
11. Ghali alfatih 55 60 80
12. Guspiana laras 65 70 90
13. Habiba syarabi 70 75 90
14. Hanna ramadhani 60 65 95
15. Hazna remiko 55 60 90
16. Hilyatul aulia 50 60 90
17. Luthfie sakhi 80 85 95
18. M Husain 60 60 90
19. M. azka 55 60 90
20. M azka maulana 50 65 90
Jumlah 1190 1365 1725
Rata – rata nilai 59.5 68.25 85.25
Jumlah siswa yang lulus 5 12 19
Persentase kelulusan 30% 55% 95%

Tabel 6. Analisis Nilai Pra Siklus, Siklus I Dan II

Persentase (%)
Pra Siklus I Siklus II
No Nilai
1 Tuntas 30% 55% 95%
2 Tidak tuntas 70% 45% 5%

27
JUMLAH 100% 100% 100%

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat adanya peningkatan keaktifan belajar


siswa yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar siswa melebihi batas KKM. Pada
prasiklus jumlah siswa dengan hasil belajar yang melewati batas KKM mencapai 30%.
Pada siklus I jumlah siswa dengan hasil belajar yang melewati batas KKM mencapai
55% dan pada siklus II jumlah siswa dengan hasil belajar yang melewati batas KKM
mencapai 95% yang mana hal tersebut sudah memenuhi harapan yang direncanakan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan


metode suku kata dapat meningkatkan hasil belajar aspek membaca permulaan siswa
kelas 1 SDN 01 Bukik Limbuku. Selain itu dengan menggunakan metode suku kata
dapat meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa dalam proses pembelajaran.

28
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. SIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat sesuai dengan motode suku kata,
dan penelitian terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Dalam rencana
pembelajaran terdapat kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi,
media, sumber, kegiatan dan evaluasi pembelajaran.
2. Rangkaian proses pembelajaran aspek membaca permulaan dengan menggunakan
suku kata dan memotivasi siswa.
3. Hasil belajar siswa meningkat menggunakan metode suku kata. Jumlah siswa yang
melewati batas KKM siklus I meningkat dari prasiklus, dimana siswa yang
melewati batas KKM pada prasiklus hanya 30% dengan rata-rata nilai 59.5,
sedangkan jumlah siswa yang melewati batas KKM siklus I mencapai 55% dengan
rata-rata nilai 68.25, dan pada siklus II siswa yang dapat melewati batas KKM
mencapai 95% dengan rata-rata nilai 86.25.
B. SARAN DAN TINDAK LANJUT
Berdasarkan simpulan maka dikemukakan saran sebagai berikut :
1. guru umumnya dan guru kelas satu khususnya, bisa menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan metode suku kata ini, karena sangat membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran dan membantu siswa lebih mudah memahami
materi, bersemangat, gembira dan menyengkan
2. Untuk menerapkan metode suku kata sebaiknya guru lebih dahulu memahami
metode tersebut serta tahap pembelajaran yang digunakan pada metode tersebut
agar dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya.

29
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, A. (2021). Pengaruh Media Papan Flanel Kata Berbasis Metode Sas Terhadap
Keterampilan Membaca Permulaan (Penelitian pada Siswa Kelas 1 SD Negeri
Wonoroto Kabupaten Magelang) (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Magelang).

Asmira (2017). Meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 2 dengan menggunakan


metode suku kata di SDN 01 Batu Balang. payakumbuh

Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Rajawali Pers.

Hadini, N. (2017). Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini melalui


Kegiatan Permainan Kartu Kata di TK Al-Fauzan Desa Ciharashas Kecamatan
Cilaku Kabupaten Cianjur. EMPOWERMENT: Jurnal Ilmiah Program Studi
Pendidikan Luar Sekolah, 6(1).

Herlina, E. S. (2019). Membaca Permulaan Untuk Anak Usia Dini Dalam Era Pendidikan
4.0. JURNAL PIONIR, 5(4).

Mustikawati, R. (2015). Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan


Metode Suku Kata (Syllabic Method) Pada Siswa Kelas I SD Negeri Nayu Barat III
Banjarsari Surakarta Tahun 2014/2015. JURNAL MITRA SWARA GANESHA, 2(1).

Rahim, F. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. PT Bumi Aksara

Sudjana, Nana. 2012. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Teni, E. (2021). Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media


Kartu Kata Bergambar Pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Jurnal Pembelajaran
Prospektif, 4(1).

30
Perencanaan PKP

Fakta atau data pembelajaran 1.Rendahnya hasil belajar a s p e k m e m b a c a


yang terjadi di kelas p e r m u l a a n siswa kelas 1 SDN 01 Bukik
Limbuku
2.Siswa kurang aktif dalam pelajaran Bahasa
Indonesia aspek membaca permulaan
Identifikasi masalah 1. Siswa sulit memahami materi yang
menyebabkan hasil belajarnya rendah.

2. Siswa merasa jenuh dan tidak fokus


memperhatikan pelajaran.

3. Siswa kurang antusias dan kurang aktif


dalam pembelajaran.

4. Siswa tidak percaya diri dan enggan


bertanya ketika kurang memahami
pelajaran.

Analisis masalah a. Guru menggunakan metode yang kurang


tepat seperti ceramah.

b. Guru tidak menggunakan model atau


media pembelajaran yang berfariasi dan
tidak menarik minat siswa.

Alternatif dan Prioritas Masalah diatas, dapat dipecahkan dengan


menggunakan metode suku kata.
Pemecahan Masalah
Rumusan Masalah Apakah dengan menerapkan
motode suku kata dapat meningkatkan hasil
belajar siswa aspek membaca permulaan?

31
Lampiran 1

Kesedian Sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

Kepada
Kepala UPBJJ UT PADANG
Di PADANG

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Gita Ristralia, S.Pd

Nip : 19830423 200604 2 016

Tempat Mengajar : UPTD SDN 01 BUKIK LIMBUKU

Alamat Sekolah : UPTD SDN 01 BUKIK LIMBUKU

Telepon : 0852-6339-8639

Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam perencanaan dan
pelaksanaan PKP (PDGK4501) atas:

Nama : Danti Valentini

Nim : 8562 36 264

Program Studi : PGSD - BI

Tempat Mengajar : UPTD SDN 01 BUKIK LIMBUKU

Alamat Sekolah : UPTD SDN 01 BUKIK LIMBUKU

Telepon : 0853-6457-5723

Bukik Limbuku, 11 Mai 2022


Supervisor 2

Gita Ristralia, S.Pd


NIP. 19830423 200604 2 016
No Tlp/Hp. 0852-6339-8639

32
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SIKLUS 1
Satuan Pendidikan : UPTD SD N 01 Bukik Limbuku

Kelas / Semester : I/I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berintegrasi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat
Membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
Ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah,
sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
Sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tidakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Bahasa Indonesia

KOPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR


3.5 Mengenal kosakata tentang cara 3.5.1 Menyebutkan kosakata yang
memelihara kesehatan melalui teks berhubungan dengan kesehatan
pendek (berupa gambar, tulisan, dan
slogan sederhana) dan/atau eksplorasi
3.5.2 Menggunakan kosa kata sebagai
lingkungan
cara untuk memelihara kesehatan sesuai
dengan makna kata yang tepat.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mnyimak cerita yang dibacakan guru, siswa dapat menjawab
pertanyaan sesuai dengan isi cerita yang berhubungan dengan kesehatan.

33
2. Dengan memperhatikan kartu suku kata yang ditunjukkan guru, siswa dapat
membaca kartu suku kata dengan tepat.
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menyusun kartu suku
kata menjadi kalimat yang baik.
4. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat membaca kalimat yang
telah ditempel pada papan planel.

D. MATERI AJAR

Siswa menyimak cerita tentang kesehatan

E. METODE PMBELAJARAN

Diskusi, Tanya jawab, penugasan, permainan dan ceramah

G. Langkah-langkah Pembelajaran.

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu

Kegiatan pembuka 1. Guru memasuki ruangan dan memberi salam 10menit


pada siswa
2. Guru mengkondisikan kelas agar siap dalam
pembelajaran
3. Seorang siswa diminta untuk memimpin doa.
4. Siswa di ingatkan kembali tentang pelajaran
sebelumnya dan mengaitkan dengan
pelajaran yang akan disampaikan.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti 1. Guru mengawali pelajaan dengan 35 menit


menunjukkan kartu suku kata dan
bernyanyi bersama
2. Siswa diminta membaca suku kata
yang ditampilkan guru
3. Guru membacakan sebuah cerita
yang berhubungan dengan kesehatan
4. Guru membagi siswa atas 3 kelompok
5. Setiap kelompok menyusun kartu suku kata

34
menjadi kalimat yang tepat yang
berhubungan
dengan kesehatan.
6. Siswa membaca kartu suku kata yang
diterimanya secara bergantian dalam
kelompoknya masing-masing
7. Setiap kelompok secara bergantian
menempel kartu suku kata ke papan
planel dalam susunan kalimat yang benar.
8. Siswa secara klasikal dan individu
membaca beberapa kalimat yang di pajang
di papan planel
9. Siswa di bimbing guru untuk
memberikan kesimpulan

Kegiatan akhir 1. Siswa melakukan refleksi 15 menit


2. Siswa menyimpulkan pembelajaran
3. Siswa lakukan evaluasi dari pembelajaran
4. Siswa berdoa sebelum pulang

F. PENILAIAN PEMBELAJARAN

1. Penilaian Sikap

Observasi dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan berlangsung.

2. Penilaian Pengetahuan

Latihan menjawab pertanyaan berdasarkan wacana yang dibacakan guru

3. Penilaian Keterampilan

Latihan membaca secara bergantian ke depan kelas.

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

 Buku guru dan buku siswa, cetakan ke-3 (Edisi Revisi), Tema:
Kegemaranku, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 2016
 Kartu suku kata

35
MATERI

ANAK PEMALAS

Ada serang anak yang berumur tujuh tahun yang bernama Bemo, dia punya
kebiasaan yang buruk, seperti ; malas mandi, malas menggosok gigi, dan malas
belajar. Hobinya adalah menoton televisi, makan yang banyak habis itu tidur.
Karena malas menggosok gigi pada suatu hari gigi Bemo sakit mengakibatkan
Bemo menderita Kesakitan.

Latihan

1. Susunlah kata dibawah ini

Malas Anak bemo


bemo Gigi gosok Malas
Gigi Sakit bemo

Dokter Bimo dicabut Gigi


jawaban

Bemo Anak malas


bemo Malas gosok Gigi
Gigi Bemo sakit

36
Gigi Bimo dicabut Dokter
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar

1. Siapa nama anak dalam cerita?


2. Bemo anak yang?
3. Kenapa gigi bemo sakit?

Kunci

1. Bemo
2. Malas
3. Karena bemo malas menggososok gigi

37
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS II

Satuan Pendidikan : UPTD SD N 01 Bukik Limbuku


Kelas / Semester : I/I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berintegrasi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat
membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
Sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tidakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR


Bahasa Indonesia

KOPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR


3.5 Mengenal kosakata tentang cara 3.5.1 Menyebutkan kosakata yang
memelihara kesehatan melalui teks berhubungan dengan kesehatan
pendek (berupa gambar, tulisan, dan
slogan sederhana) dan/atau eksplorasi
3.5.2 Menggunakan kosa kata sebagai
lingkungan
cara untuk memelihara kesehatan sesuai
dengan makna kata yang tepat.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

 Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan isi cerita yang berhubungan
dengan kesehatan dengan benar

 Siswa dapat membaca kartu suku kata dengan tepat.

 Siswa dapat menyusun kartu suku kata menjadi kalimat yang baik.

38
 Siswa dapat membaca kalimat yang telah ditempel pada papan planel dengan
benaar.

D. MATERI AJAR

 Siswa menyimak cerita tentang kesehatan

E. METODE PMBELAJARAN

 Diskusi, Tanya jawab, penugasan, permainan dan ceramah

G. Langkah-langkah Pembelajaran.
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu

Kegiatan pembuka 1. Guru memasuki ruangan dan memberi salam 10menit


pada siswa
2. Guru mengkondisikan kelas agar siap dalam
pembelajaran
3. Seorang siswa diminta untuk memimpin doa.
4. Siswa di ingatkan kembali tentang pelajaran
sebelumnya dan mengaitkan dengan pelajaran
yang akan disampaikan.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti 1. Guru mengawali pelajaan dengan 35 menit


menunjukkan kartu suku kata dan bernyanyi
bersama
2. Siswa diminta membaca suku kata yang
ditampilkan guru
3. Guru membacakan sebuah cerita yang
berhubungan dengan kesehatan
4. Guru membagi siswa atas 3 kelompok
5. Setiap kelompok menyusun kartu suku kata
menjadi kalimat yang tepat yang berhubungan
dengan kesehatan.
6. Siswa membaca kartu suku kata yang
diterimanya secara bergantian dalam
kelompoknya masing-masing
7. Setiap kelompok secara bergantian menempel
kartu suku kata ke papan planel dalam
susunan kalimat yang benar.
8. Siswa secara klasikal dan individu membaca
beberapa kalimat yang di pajang di papan
planel
9. Siswa di bimbing guru untuk memberikan
kesimpulan
Kegiatan akhir 1. Siswa melakukan refleksi 15 menit
2. Siswa menyimpulkan pembelajaran
3. Siswa lakukan evaluasi dari pembelajaran
4. Siswa berdoa sebelum pulang

39
F. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Penilaian Sikap
Observasi dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan berlangsung.
2. Penilaian Pengetahuan
Latihan menjawab pertanyaan berdasarkan wacana yang dibacakan guru
3. Penilaian Keterampilan
Latihan membaca secara bergantian ke depan kelas.

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

 Buku guru dan buku siswa, cetakan ke-3 (Edisi Revisi), Tema: Kegemaranku,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 2016

 Kartu suku kata

MATERI

ANAK PEMALAS
Ada serang anak yang berumur tujuh tahun yang bernama Bemo, dia punya kebiasaan
yang buruk, seperti ; malas mandi, malas menggosok gigi, dan malas belajar. Hobinya
adalah menoton televisi, makan yang banyak habis itu tidur. Karena malas
menggosok gigi pada suatu hari gigi Bemo sakit mengakibatkan Bemo menderita
Kesakitan. Pada akhirnya Bemo dibawa ke dokter gigi oleh Ibunya. Dokter memberi
nasehat agar bemo rajin menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari.

40
Latihan

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar

1. Siapa nama anak dalam cerita?


a. Bani
b. Bemo
c. Bima
d. Buna
2. Berapa umur Bemo dalam cerita di atas?
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
3. Dari certia di atas Bemo termasuk anak yang?
a. Malas
b. Rajin
c. Bodoh
d. gagah
4. Kenapa gigi bemo sakit?
a. Rajin gosok gigi
b. Sering gosok gigi
c. Malas gosok gigi
d. Selalu gosok gigi
5. Karena sakit gigi Bemo dibawa kemana?
a. Pasar
b. Dokter gigi
c. Sekolah
d. Taman
6. Siapa yang membawa Bemo ke Dokter gigi?
a. Kakak
b. Ayah
c. Adik
d. Ibu
7. Sispa yang memberi nasehat agar bemo rajin menggosok gigi?
a. Nenek
b. Dokter
c. Kakek
d. ibu
8. Berapa kali minimal gosok gigi dalam sehari?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali

41
9. Agar gigi kita sehat kita harus?
a. Rajin gosok gigi
b. Malas gosok gigi
c. Jarang gosok gigi
d. Tidak pernah gosok gigi
10. Jika kita jarang gosok gigi maka gigi kita akan?
a. Sehat
b. Sakit
c. Tidak apaapa
d. Kuat

42
Kunci :
1. B
2. D
3. A
4. C
5. B
6. C
7. B
8. B
9. A
10. B

43
LAMPIRAN 3

44
45
46
47
48
LINK SIKLUS KE II

49
Lampiran 4

Hasil Perkerjssn Sisea yang Terbaik dan Terburuk

50
51
52
Lampian 5

DOKUMENTASI SIKLUS I

53
54
DOKUMENTASI SIKLUS II

55
56
57

Anda mungkin juga menyukai