BAB I
PENDAHULUAN
kurang karena harus berbagi dengan hal lain yang dianggap lebih utama.
melakukan hal yang sama. Dengan membiasakan anak membaca sejak dini,
diharapkan terbawa sampai dewasa. Sehingga sejauh mana pun dia pergi, dia
diajarkan oleh guru, baik tata bahasa yang berhubungan dengan pembelajaran
Sekolah Dasar diajarkan secara terpadu, tidak diajarkan bagian perbagian. Hal
ini disebabkan cara berpikir anak usia SD masih bersifat global. Keterpaduan
dalam pembelajaran menjanjikan tidak hanya dalam hal cara guru mengajar
menyimak, berbicara, membaca dan menulis saja, tetapi juga cara siswa
1
2
maksud bahan bacaan, tetapi juga menerapkan ide-ide atau informasi yang
level yang paling tinggi. Pembaca dalam level ini harus berpikir kritis dan
tinggi).
dan tes akhir semester kelas V masih di bawah memuaskan. Nilai anak didik
masih di bawah KKM dan pencapaian KKM anak didik hanya 25 % dari
seluruh anak didik. Data nilai siswa dalam studi pendahuluan yang dilakukan
Tabel 1.1
Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
21 50,48 60 25 %
Indonesia diakui oleh guru kelas mata pelajaran bahasa Indonesia karena anak
tidak berjalan secara optimal. Bahkan guru menilai proses pembelajaran jauh
teoritis, membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar
menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara
(http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/08/tujuan-membaca/ )
pada kelas V, oleh guru kelas diidentifikasikan salah satu penyebabnya adalah
Indonesia pada anak didik khususnya kelas V dapat dilakukan dengan pola
Cimanggis)”
5
Tanjungjaya?
latihan berjenjang.
1. Untuk Guru
3. Untuk Sekolah.
1.5 Hipotesis
adalah :