Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan bertambahnya usia, wawasan pergaulan dan tuntutan

hidup lainnya, kegiatan membaca akan megalami pergeseran. Porsinya akan

kurang karena harus berbagi dengan hal lain yang dianggap lebih utama.

Aktivitas membaca akan terus bertambah dilakukan bila orang di rumah

melakukan hal yang sama. Dengan membiasakan anak membaca sejak dini,

diharapkan terbawa sampai dewasa. Sehingga sejauh mana pun dia pergi, dia

tak akan lupa berbekal buku agar tetap bisa membaca.

Dalam kurikulum Bahasa Indonesia terdapat materi yang harus

diajarkan oleh guru, baik tata bahasa yang berhubungan dengan pembelajaran

bahasa ataupun pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran bahasa maupun

apresiasi sastra pada dasarnya untuk mengembangkan empat keterampilan

berbahasa yaitu : (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3)

keterampilan membaca, (4) Keterampilan menulis. (Tarigan, 1982 :1).

Keterampilan berbahasa dalam pengajaran bahasa Indonesia di

Sekolah Dasar diajarkan secara terpadu, tidak diajarkan bagian perbagian. Hal

ini disebabkan cara berpikir anak usia SD masih bersifat global. Keterpaduan

dalam pembelajaran menjanjikan tidak hanya dalam hal cara guru mengajar

menyimak, berbicara, membaca dan menulis saja, tetapi juga cara siswa

mengembangkan diri sendiri.

1
2

Salah satu keterampilan yang harus diajarkan di Sekolah Dasar adalah

keterampilan membaca. Pembelajaran keterampilan membaca di Sekolah

Dasar dilaksanakan di semua jenjang kelas sedangkan pembelajaran

membaca menulis terbagi menjadi dua yaitu pembelajaran membaca dan

menulis permulaan di kelas I dan II dan pembelajaran membaca dan menulis

lanjutan (pemahaman) di kelas III, IV, V dan VI.

Salah satu bagian dari pembelajaran membaca adalah membaca

kreatif. Dalam membaca kreatif, pembaca dituntut mencermati ide-ide yang

dikemukakan penulis, kemudian membandingkannya.  Proses lebih penting

dari kegiatan membaca kreatif itu tidak sekedar menangkap makna dan

maksud bahan bacaan, tetapi juga menerapkan ide-ide atau informasi yang

tertuang dalam bacaan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kualitas

hidupnya. Pembaca juga diharapkan dapat melakukan aktivitas yang

bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidupnya berdasarkan informasi dari

bacaannya. Dengan menerapkan informasi yang diharapkan, kualitas hidup

pembaca akan lebih terarah dan meningkat.

Membaca kreatif merupakan tingkatan membaca pemahaman pada

level yang paling tinggi. Pembaca dalam level ini harus berpikir kritis dan

harus menggunakan imajinasinya. Dalam membaca kreatif, pembaca

memanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan

intelektual dan emosionalnya.  Kemampuan itu akan bisa memperkaya

pengetahuan-pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan ketajaman daya

nalarnya sehingga pembaca bisa menghasilkan gagasan-gagasan baru.  Proses


3

membaca kreatif dimulai dari memahami bacaan secara literal kemudian

menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian terhadap

apa yang dikatakan penulis, dilanjutkan dengan mengembangkan pemikiran

pemikiran sendiri untuk membentuk gagasan, wawasan, pendekatan dan pola-

pola pikiran baru (http//www. membacakreatifsebagaimetodemembacatingkat

tinggi).

Sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional,

kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Tugu 3 belumlah

menggembirakan. Setidaknya itu tercermin dalam hasil tes tengah semester

dan tes akhir semester kelas V masih di bawah memuaskan. Nilai anak didik

masih di bawah KKM dan pencapaian KKM anak didik hanya 25 % dari

seluruh anak didik. Data nilai siswa dalam studi pendahuluan yang dilakukan

terdapat dalam tabel berikut ini

Tabel 1.1
Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Jumlah Siswa Rata-rata nilai KKM Persentase Ketuntasan

21 50,48 60 25 %

Rendahnya kemampuan anak didik dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia diakui oleh guru kelas mata pelajaran bahasa Indonesia karena anak

didik di kelas ini mengalami kesulitan dalam memahami aspek kemampuan

berbahasa, mengakibatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas

tidak berjalan secara optimal. Bahkan guru menilai proses pembelajaran jauh

dari tujuan pembelajaran bahasa Indonesia.


4

Salah satu kompetensi dasar pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah :

“Menemukan makna tersirat suatu teks melalui membaca kreatif”. Secara

teoritis, membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar

menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara

kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.

(http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/08/tujuan-membaca/ )

Anak didik yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia rendah

pada kelas V, oleh guru kelas diidentifikasikan salah satu penyebabnya adalah

kurangnya kemampuan anak didik dalam mengaplikasikan konsep berbahasa

dalam kehidupan sehari-hari.

Peningkatan kemampuan berbahasa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia pada anak didik khususnya kelas V dapat dilakukan dengan pola

latihan berjenjang yaitu dengan mengadakan latihan secara rutin dalam

penggunaan konsep berbahasa terutama aspek membaca dalam sebuah

pembelajaran. Misalnya meningkatkan kemampuan membaca anak didik

dengan metode pola latihan berjenjang yang dilakukan dengan tingkat

kesulitan yang berbeda tiap latihan dilakukan sehingga keterampilan anak

didik semakin baik. Penggunaan metode ini diharapkan meningkatkan hasil

belajar serta meningkatkan kualitas pembelajaran pada tiap aspek.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengangkat

judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Kreatif Melalui Pola Latihan

Berjenjang (Penelitian pada Anak didik Kelas V SDN Tugu 3 Kecamatan

Cimanggis)”
5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas secara

umum permasalahan yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut.

1. Apakah metode pola latihan berjenjang dapat meningkatkan kemampuan

membaca kreatif untuk menemukan masalah utama siswa kelas V SDN 2

Tanjungjaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

1. Mengetahui peningkatan tujuan membaca Kreatif untuk menemukan

masalah utama siswa kelas V SDN 2 Tanjungjaya melalui metode pola

latihan berjenjang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa

pihak, antara lain:

1. Untuk Guru

a. Membantu guru memperbaiki pembelajaran

b. Menambah tingkat kepercayaan diri seorang guru

c. Menambah wawasan dan pengaplikasian metode pembelajaran

alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

d. Dapat memperoleh pengalaman dalam mencari solusi pemecahan

masalah pembelajaran sehari-hari


6

e. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam merancang

pendekatan yang tepat dan menarik dalam sebuah pembelajaran

f. Meningkatkan kompetensi profesional guru dan menambah

pengalaman guru dalam menggunakan pola latihan berjenjang

2. Untuk Anak Didik

a. Menambah motivasi belajar dan kreativitas anak didik

b. Melatih anak didik untuk bisa memecahkan masalah yang dihadapi

c. Melatih kemandirian anak didik dalam memperoleh sesuatu

d. Dapat meningkatkan semangat kompetisi di dalam kelas

3. Untuk Sekolah.

1) Menambah referensi dan rujukan bagi penyelesaian masalah

pembelajaran yang lain.

2) Meningkatkan kompetensi guru dan prestasi belajar anak didik yang

akan menunjang peningkatan kualitas sekolah

3) Memberikan sumbangan terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya

iklim pendidikan di sekolah khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia


7

1.5 Hipotesis

Menurut Arikunto ( 2002 : 64 ) Hipotesis adalah “jawaban terhadap

permasalahan yang bersifat sementara yang terbukti melalui data-data yang

terkumpul”. Hipotesis adalah jawaban sementara yang perlu dibuktikan melalui

kegiatan penelitian, Surakhmad (1994 :68) menjelaskan, “Hipotesis adalah

jawaban sementara yang dianggap benar kemungkinannya untuk menjadi

jawaban yang benar”.

Hipotesis adalah jawaban sementara yang perlu dibuktikan melalui

kegiatan penelitian, Surahkmad (1994: 68 ) menjelaskan,“Hipotesis adalah

jawaban sementara yang dianggap benar kemungkinannya untuk menjadi

jawaban yang benar”.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

“Terdapat peningkatan hasil belajar siswa berupa keterampilan membaca

kreatif melalui penggunaan pola latihan berjenjang”.

Anda mungkin juga menyukai