Anda di halaman 1dari 4

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Aprilia Saemah NPM: 21.22.1.0064

Permasalahan: Rendahnya kemampuan membaca siswa

Judul: Implementasi model multiliterasi untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

siswa di sekolah dasar.

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan membaca di kelas awal sangat berperan penting sebagai fondasi atau dasar

penentu keberhasilan dalam kegiatan belajar siswa (Buku: Pembelajaran Literasi Kelas Awal

di LPTK, hlm 1 ) Jika pembelajaran membaca dikelas awal tidak kuat, pada tahap membaca

siswa akan sulit memiliki kemampuan membaca yang memadai.

Kemampuan membaca sangat diperlukan untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman

secara langsung di Sd Panjalin Lor I serta untuk mempertajam penalaran untuk peningkatan diri

seseorang. Apabila anakpada usia sekolah tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia

akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas

berikutnya.

Menurut Siti Rohani (2019:1) Permasalahan dalam pendidikan sangat banyak yang dapat

menimbulkan rendahnya kemampuan siswa dalam belajar, dilihat dari hal yang terkecil seperti,

sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai. Hal lain yang sering dihadapi guru-guru

yaitu metode yang digunakan tidak sesuai.

Rendahnya minat membaca masyarakat di Indonesia erat hubungannya dengan tingkat

pendidikan di negara tersebut. Menurut peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2007 tentang:


Perpustakaan bahwa budaya kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga, satuan
pendidikan, dan masyarakat dengan kerjasama antara pemerintah dalam upaya
peningkatan minat baca, dimana pemerintah bertindak sebagai penanggungjawab utama
dan pustakawan melakukan kinerja yang optimal.
Minat dan budaya membaca menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh sekolah.

Ketertarikan membaca oleh kalangan siswa menjadi faktor utama dalam membudidayakan
kebiasaan membaca. Maka dari itu pihak pemerintah mengadakan program pemerintah melalui

Permendikbud No. 22Tahun 2015 yaitu:


Sebuah gerakan yang disebut Gerakan Literasi Sekolah (GLS).Gerakan ini
bertujuan agar siswa memiliki minat baca sehingga bisa meningkatkan
keterampilan membaca, mengolah informasi yang dibaca sehingga
pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik dan memperkuat gerakan
penumbuhan budi pekerti.
Menurut Lilawati (1988:25) mengartikan minat membaca anak adalah suatu perhatian yang

kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga

mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca

meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan

jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.

Witherington (1986: 2 (dalam Nurfidia Buku: Kebiasaan dan Budaya Baca. Jakarta:

perpustakaan Nasional RI) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada

sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran

seseorangpada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Febrina dafit, 2017: 1) Terdapat banyak

permasalahan dalam pembelajaran. Pada saat Peserta didik diminta menjawab pertanyaan

berdasarkan bahan bacaan, Peserta didik kembali membuka teks yang dibacanya dan menjawab

sesuai teks bacaan tanpa menggunakan kata-katanya sendiri. Peserta didik kurang tahu bagaimana

cara praktis dalam memahami bacaan dikarenakan Pendidik hanya menugaskan Peserta didik

membaca, tetapi tidak menekankan pada keterampilan pemahaman membaca.

Selanjutnya, ditemukan kendala dalam proses pembelajaran di kelas saat berlangsung di Sd

Panjalin Lor I berada di Blok Lontang Jaya diantaranya yaitu belum optimalnya penggunaan

media dan model pembelajaran. Pembelajaranmasih berpusat pada pendidik (teacher centered)

yang hanya mengajarkan teori yang terdapat dalam buku paket, sehingga kurang mampu

memberikan pemahaman yang nyata pada peserta didik, selain itu peserta didik belum berperan

aktif dalam proses pembelajaran, kurangnya minat peserta didik menjawab pertanyaan dari

pendidik dan disaat menjawab pertanyaan berdasarkan buku teks bacaan peserta didik masih

melihat buku teks bacaan tanpa memahami teks bacaan tersebut.


Permasalahan di atas tidak lepas dari suatu model pembelajaran yang digunakan. Model

pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang disajikan oleh pendidik, agar peserta didik

dapat memahami materi yang disampaikan. (Shilphy A, 2020) Maka berdasarkan hal tersebut,

penulis menyimpulkan bahwa salah satu faktor penyebab kekeliuran dalam praktik pembelajaran

selama ini, penggunaan model pembelajaran yang kurang yang dipakai pendidik dalam proses

(Rosmala 2021: 21) pembelajaran)

Model pembelajaran multiliterasi memiliki tiga tujuan, yakni Peningkatan abad I keterampilan

belajar ke-21, Pemahaman yang mendalam terhadap berbagai konsep, proses, dan sikap ilmiah

disiplin ilmu yang sedang dipelajari, peningkatan dan pengembangan keterampilan multiliterasi

dan karakter peserta didik. (Yunus Abidin, 2015:197)

Membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

dengan membaca dapat memberikan keuntungan bagi pembacanya. Keuntungan yang

diperoleh dari membaca adalah mereka akan mendapatkan informasi, ilmu pengetahuan dan

teknologi pendidikan, kesenangan atau hiburan, dan sebagainya. Orang membaca sebenarnya

ingin mengetahui, mendapatkan atau memperoleh ide, gagasan, ataupun pesan yang ingin

disampaikan peneliti melalui bahan bacaan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Kemampuan membaca pemahaman tergolong rendah

2. Kurangnya penerapan variasi model yang diajarkan guru

3. Kegiatan belajar siswa yang belum optimal

4. Sebagian besar siswa kurang memahami pemahaman membaca.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi model multiliterasi untuk meningkatkan kemampuan

membaca siswa di sekolah dasar?

2. Bagaimana pemahaman siswa dengan implementasi model multiliterasi untuk

meningkatkan kemampuan membaca siswa di sekolah dasar?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui implementasi model multiliterasi untuk meningkatkan kemampuan


membaca siswa di sekolah dasar?

2. Mengetahui pemahaman siswa dengan implementasi model multiliterasi untuk

meningkatkan kemampuan membaca siswa di sekolah dasar?

E. Manfaat

Manfaat yang akan diperoleh setelah dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Hasil dari penelitian ini akan mempermudah siswa dalam memahami model multiliterasi

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang berguna dalam proses kemampuan

membaca siswa.

c. Hasil penelitian ini dapat digunanakan sebagai referensi bagi mereka yang ingin

melakukan penelitian dalam implementasi model multiliterasi untuk meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman siswa di sekolah dasar.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi guru

Penelitian ini guru dapat memperbaiki kualitas pada pembelajaran di kelas dengan

menggunakan model multiliterasi untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

siswa di sekolah dasar.

b. Manfaat bagi siswa

Siswa dapat ikut serta dalam proses pembelajaran yang aktif dan kreatif dapat

meningkatkan pemahaman, hasil belajar, motivasi belajar dan dapat menjadikan proses

belajar yang lebih baik. Setelah mempelajari model multiliterasi untuk meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman siswa di sekolah dasar.

c. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam

pembelajaran di sekolah dan menciptakan output siswa yang lebih berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai