Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)

p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS


SISWA KELAS XI. IPA 4 DALAM MEMAHAMI NARRATIVE TEXT
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE
PADA SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 IDI RAYEUK

HUSAINI

SMA Negeri 1 Idi Rayeuk

ABSTRAK

Keterampilan membaca termasuk keterampilan bahasa yang bersifat reseptif. Artinya, membaca
membutuhkan peran aktif berpikir, kerja otak untuk dapat menyerap isi bacaan. Salah satu bahan
bacaan dalam pelajaran bahasa Inggris adalah membaca bahan bacaan teks narasi (narrative text).
Pembelajaran pemahaman membaca narrative text yang didominasi oleh cermah guru, tanya jawab
dan pemberian tugas, ternyata membuat siswa sulit untuk memahami bacaan dan tidak fokus
terhadap makna dan tujuan teks yang yang dibaca. Hasil tes pada kondisi awal untuk 33 siswa
adalah 7 orang (21,21%) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas hanya 60,30. Penelitian ini
bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran bahawa Inggris terutama dalam
memahami narrative text melalui pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Lokasi penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Idi Rayeuk dengan subjek penelitian siswa siswa
kelas XI. IPA 4 pada semester genap yang berjumlah 33 siswa. Penelitian ini mengikuti prosedur
penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, dimana tiap-tiap siklus dilakukan dalam 2
kali pertemuan. Teknik pengumpulan data berupa nilai sebelum tindakan awal, nilai tes pada tiap-
tiap siklus, observasi pelaksanaan penelitian di dalam kelas, catatan lapangan dan dokumentasi
penelitian. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian, jika pada kondisi awal pembelajaran
dilakukan dengan metode ceramah jumlah siswa tuntas adalah 21,21%, sedangkan pada siklus I
dengan pembelajaran koopertif tipe tipe think-pair-share terjadi peningkatan sebesar 63,64%.
Dengan adanya berbagai refleksi siklus I untuk pelaksanaan siklus II, diperoleh 90,91% siswa
tuntas. Peningkatan dengan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share karena memberikan
kesempatan pada siswa untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain sehingga
tercapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan
Kata kunci: Hasil belajar, metode kooperatif, Tipe Think-Pair-Share
.
Pendahuluan dan menulis (Depdiknas, 2009). Aspek-aspek
Mata pelajaran Bahasa Inggris tersebut perlu dikembangkan oleh siswa
merupakan salah satu mata pelajaran wajib sebagai bekal untuk beriteraksi dan
diajarkan di sekolah tingkat atas (SMA) bersosialisasi di dalam kehidupan sehari-hari.
dengan ruang lingkup yang mencakup Untuk keterampilan- keterampilan itu harus
komponen kemampuan berbahasa, diajarkan secara sungguh-sungguh kepada
kemampuan bersastra dan meliputi aspek- siswa. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa
aspek mendengarkan, berbicara, membaca Inggris diarahkan dalam upaya

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 1, Juni 2022 13


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

meningkatkan peserta didik untuk Namun, kenyataan di lapangan, ketika


berkomunikasi memakai Bahasa Ingris guru menjelaskan, melakukan tanya jawab
dengan baik dan benar, baik secara lisan tentang cara memahami isi narrative text
maupun tertulis. dalam sebuah bacaan serta memberikan soal
Sebagai salah satu keterampilan dasar, berupa teks bacaan kepada siswa kelas XI
keberhasilan siswa dalam mengikuti
IPA.4 di SMA Negeri 1 Idi Rayeuk pada
pelajaran sangat dipengaruhi oleh
keterampilan membacanya. Keterampilan semester genap tahun ajaran 2016/2017,
membaca termasuk keterampilan bahasa kemampuan siswa untuk memahami isi
yang bersifat reseptif. Artinya, membaca bacaan masih sangat rendah. Hasil observasi,
membutuhkan peran aktif berpikir, kerja otak banyak siswa mengeluh untuk memahami
untuk dapat menyerap isi bacaan. Oleh bacaan dengan alasan bacaan terlalu panjang
karena itu memahami isi bacaan melalui sehingga kadang-sulit untuk fokus terhadap
membaca membutuhkan latihan yang makna dan tujuan teks yang yang dibaca.
berkesinambungan. Seorang pembaca yang Selain itu, bacaan dalam teks tidak langsung
baik, tentunya akan dapat mengetahui menampilkan jawaban pertanyaan, tetapi
maksud dari bacaan yang dibaca.
harus dibaca berulang-ulang baru diperoleh
Mengingat pentingnya siswa
jawaban yang pasti yang kadang-kadang
memahami maksud dan tujuan dari bacaan, di
tingkat sekolah menengah atas (SMA) membuat siswa bosan, belum lagi pertanyaan
kegiatan membaca selalu ada pada setiap yang diajukan sulit untuk dimengerti.
tema yang diajarkan. Membaca tidak hanya Hasil belajar yang diperoleh dari 33
diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang orang siswa di kelas XI.IPA 4 adalah 7 orang
diberikan oleh guru, tetapi siswa dilatih agar (21,21%) yang tuntas dengan nilai rata-rata
mampu membaca cepat, memahami bacaan, kelas hanya 60,30 (data nama siswa tuntas
membaca ekspresif dan mampu menuangkan untuk kondisi awal pada lampiran 1) orang
apa yang telah dibaca ke dalam tulisan siswa yang mendapat nilai di atas KKM
(Depdiknas, 2009). Dengan demikian, (yaitu nilai ≥70). Berdasarkan kenyataan
kemampuan membaca menjadi sesuatu yang tersebut, peneliti berkewajiban dan berupaya
penting karena dengan kemampuan menciptakan suasana belajar yang dapat
membaca yang tinggi, seorang siswa lebih meningkatkan kemampuan membaca
cepat dan tepat dalam memperoleh jawaban pemahaman pada siswa.
pada teks bacaan. Untuk itu, peneliti berkonsultasi
Salah satu bahan bacaan dalam dengan rekan sejawat yang juga guru bahasa
pelajaran bahasa Inggris adalah membaca Inggris di SMA Negeri 1 Idi Rayeuk, guna
bahan bacaan teks narasi (narrative text). membahas permasalahan rendahnya
Narrative text dalam bahasa Inggris adalah kemampuan pemahaman teks bacaan narasi
suatu teks dalam bahasa Inggris yang isinya siswa, karena rekan sejawat juga mengalami
adalah menceritakan suatu cerita yang hal yang sama dalam mengajar bahasa
merupakan cerita imajinatif atau khayalan Inggris. Hasil diskusi dengan rekan sejawat,
yang tidak mungkin terjadi dalam dunia letak permasalahannya adalah guru mengajar
nyata, sehingga dari rangkaian peristiwa siswa membaca pemahaman masih bersifat
yang terjadi akan selalu ada permasalahan konvensional yang didominasi oleh ceramah,
yang muncul dalam cerita narrative text. sehingga siswa menjadi bosan dan tidak
Cerita yang diceritakan dalam narrative text tertarik untuk memahami isi teks suatu
ini bisa seperti legenda, fabel, dongeng, dan bacaan. Selanjutnya hasil diskusi juga
lain-lain. diperoleh hasil yaitu untuk memperoleh

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 1, Juni 2022 14


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

pemahaman terhadap teks suatu bacaan, bahasa Inggris yang peneliti asuh di kelas
sebaiknya siswa membaca dengan hati yang subjek penelitian, sehingga tidak menganggu
tenang, mengingat apa yang dibaca, pelajaran lain. Waktu penelitian digunakan
menandakan hal-hal yang dianggap penting, untuk mencari permasalahan pembelajaran
menemukan kesalahan, menghubungkan (identifikasi masalah), menyusun rencana
dengan pengalaman, dan mengulang kembali pembelajaran, melaksanakan tindakan dan
tersebut menyusun laporan hasil penelitian. Waktu
Untuk mengatasi permasalahan penelitian dilakukan pada semester genap.
terhadap rendahnya aktifitas dan hasil belajar Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
siswa pada pelajaran bahasa Inggris tentang kelas XI. IPA 4 di SMA Negeri 1 Idi Rayeuk
narrative text, maka diperlukan suatu model yang berjumlah 33 siswa. Teknik
pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, pengumpulan data dalam penelitian ini
di mana setiap siswa dapat belajar secara menggunakan teknik tes dan non-tes. Siswa
kooperatif (kelompok), dapat bertanya meski dikatakan tuntas dalam mempelajari materi
tidak pada guru secara langsung dan apabila siswa tersebut mendapat nilai tes 70
mengemukakan pendapat atau pemikirannya. (nilai KKM pelajaran bahasa Inggris
Oleh karena itu, peneliti akan mencoba semester genap. Untuk ketuntasan kinerja
menerapkan model pembelajaran koopertif penelitian, apabila jumlah seluruh siswa yang
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar ikut tes mampu mencapai nilai tuntas
siswa. sebanyak ≥ 85% dari jumlah peserta didik.
Model pembelajaran kooperatif yang
peneliti pilih adalah tipe think-pair-share, Hasil Penelitian Dan Pembahasan
karena menurut peneliti tipe ini sangat sesuai Deskripsi Kondisi Awal
dengan pelajaran bahasa Inggris, dimana Kegiatan pembelajaran bahasa Inggris
siswa di ajak untuk berpikir secara di sekolah selama ini, peneliti sebagai guru
berkelompok, saling membantu dan bahasa Inggris di kelas XI. IPA 4 SMA
bekerjasama dalam memecahkan masalah Negeri 1 Idi Rayeuk cenderung masih
yang diberikan oleh guru, seperti pendapat menggunakan metode ceramah. Akibatnya
Lie (2004) yang mengatakan: “Model aktifitas siswa saat pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share berlangsung, banyak siswa yang kurang
ini memberikan kesempatan pada siswa memperhatikan penjelasan dari guru, siswa
untuk berpikir, menjawab dan saling terlihat asyik menulis mencoret-coret buku
membantu satu sama lain sehingga akan catatan, siswa terlihat banyak yang
memungkinkan tercapai hasil belajar sesuai mengantuk apalagi jam bahasa Inggris
dengan yang diharapkan”. Meski dalam berlangsung pada jam-jam terakhir. Selain
model ini siswa lebih aktif, namun guru tetap itu, siswa sering memperhatikan keluar kelas,
mengawasi kelas untuk memberikan ketika guru menerangkan dan tidak bertanya
bimbingan baik secara kelompok maupun walaupun tidak mengerti. Ketika guru
individual. membuat kelompok, siswa tidak mau bekerja
sama, ramai sendiri saat diskusi kelompok
Metode Penelitian dan banyak siswa yang catatannya kurang
Penelitian ini merupakan penelitian lengkap sehingga yang mereka pelajari juga
Tindakan kelas (PTK). Penelitian ini kurang lengkap.
dilakukan di Penelitian tindakan kelas ini Sifat individu masih tampak pada siswa
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Idi Rayeuk, karena mereka terbiasa dengan pembelajaran
yang berada di Kecamatan Idi Rayeuk, individual, kemampuan siswa dalam
Kabupaten Aceh Timur. Waktu pelaksanaan menyampaikan pertanyaan dan pendapat
penelitian disesuaikan dengan jam pelajaran disetiap kegiatan diskusi juga masih kurang,

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 1, Juni 2022 15


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

Rata-rata belum bisa menyampaikan menggunakan pembelajaran kooperatif


pertanyaan dengan tepat dan jelas serta model demonstrasi pada siswa kelas XI. IPA
menyampaikan pendapat dengan benar dari 2 SMA Negeri 1 Idi Rayeuk dengan harapan
pengamatan. Didapatkan hasil yang tidak indikator keberhasilan tindakan yang
jauh berbeda dengan hasil pengamatan ditetapkan dapat tercapai.
aktivitas belajar siswa, yaitu masih banyak Dengan demikian peneliti berharap
siswa yang kurang memperhatikan dengan diterapkannya belajar kooperatif tipe
penjelasan peneliti, catatannya kurang Think Pair Share dapat meningkatkan
lengkap dan kurang aktif dalam setiap aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas
kegiatan diskusi.
XI. IPA 4 SMA Negeri 1 Idi Rayeuk dalam
Jika diberikan pertanyaan, peserta
belajar bahasa Inggris tentang narrative text.
didik sering menjawab secara serempak.
Sedangkan jika diberikan latihan soal, hanya
peserta didik-peserta didik tertentu saja yang Deskripsi Siklus I
terlihat serius mengerjakan, sementara Kegiatan yang dilakukan pada siklus I
sebagian yang lain menunggu hasil pekerjaan meliputi perencanaan, pelaksanaan,
teman tersebut. Pelaksanaan hasil tes, banyak observasi, dan refleksi. Tindakan kelas untuk
siswa yang mencontoh punya kawannya, hal siklus I dilakukan berdasarkan observasi pra
ini tentu membuat guru susah dalam tindakan, dan disusun dengan berpedoman
memberikan penilaian terhadap hasil tes. pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Skor yang diperoleh pada tes awal serta langkah-langkah pembelajaran
memperlihatkan bahwa pemahaman dan kooperatif tipe Think Pair Share, dengan
pengetahuan siswa terhadap materi masih rincian sebagai berikut:
sangat kurang, hal ini dilihat dari hasil tes a) Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
awal yang menunjukkan 7 siswa yang tuntas Think Pair Share disusun dan diwujudkan
dan 26 siswa yang belum tuntas dari dalam bentuk RPP (di lampiran). RPP
keseluruhan siswa yang berjumlah 33 siswa. disusun secara kolaboratif antara peneliti
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dan guru sejawat (observer) kelas XI. IPA
penggunaan strategi ceramah saja, kurang 4. RPP yang dibuat memuat: standar
mengena dan kurang cocok diterapkan dalam kompetensi, kompetensi dasar indikator
pembelajaran, selain tidak adanya media hasil belajar, tujuan pembelajaran yang
yang menyebabkan siswa kurang semangat akan dicapai, langkah-langkah
dan antusias dalam belajar, nampak pada raut pembelajaran kooperatif tipe think pair
wajah peserta didik yang malas-malasan
share serta rubrik penilaian yang
dalam menjawab soal pre tes yang diberikan
digunakan untuk menentukan indikator
oleh guru/peneliti, dan rasa keingintahuan
keberhasilan pembelajaran. RPP disusun
yang dimiliki kurang, sehingga
berdasarkan silabus yang telah
mengakibatkan suasana kelas menjadi pasif
dan berdampak pada rendahnya prestasi dikembangkan oleh peneliti dan observer.
belajar siswa. b) Peneliti dan rekan sejawat bekerjasama
Dengan metode ceramah ini, peserta membuat soal post test untuk siklus I,
didik hanya mengandalkan informasi dari lembaran observasi untuk siswa dan guru
guru saja, padahal materi yang disajikan, serta catatan lapangan
dapat diakses dari berbagai sumber. Untuk c) Membagi siswa yang berjumlah 33 siswa
menyikapi hasil dari pre tes yang telah di menjadi 8 kelompok yang masing-
laksanakan, maka perlu adanya masing kelompok beranggotakan 4-5
perbaikan/pembenahan dengan orang.

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 1, Juni 2022 16


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

d) Perencanaan pembelajaran ini tentang (menunggu jawaban teman) atau


narrative text pada siklus I dengan alokasi melihat jawaban dari kelompok lain
waktu 4 x 45 menit. 5. Saat tahap Share, tidak ada kelompok
Setelah diskusi selesai dilaksanakan yang secara sukarela maju dan
kegiatan akhir yaitu refleksi bersama dimana mempresentasikan jawaban mereka
peneliti dan peserta didik mengulang kembali sebelum ditunjuk.
apa saja yang telah dipelajari. Refleksi ini 6. Pada saat diskusi kelas, masih ada
berlangsung selama kurang lebih 5 menit. peserta didik yang tidak
Peneliti memberitahukan pada peserta didik
memperhatikan kelompok yang
tentang tes yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya. Peneliti akhirnya presentasi dan sibuk melakukan hal
menutup pembelajaran dengan mengucapkan lain di luar pelajaran, hanya sedikit
salam. peserta didik yang bertanya atau
Pada akhir pertemuan, dilakukan tes I mengungkapkan pendapatnya
dengan materi yang diujikan adalah materi Menurut pendidik bidang studi, secara
yang telah dibahas dalam pertemuan mulai umum, pelaksanaan pembelajaan sudah
dari pertemuan ke-1 sampai dengan berjalan relatif baik, dimulai dengan
pertemuan ke-2. Peneliti memberikan waktu menyampaikan tujuan pembelajaran,
15 menit untuk melakukan tanya jawab memotivasi peserta didik tentang pentingnya
sebelum tes dilakukan. Setelah tes berakhir, materi, mengarahkan peserta didik untuk
peneliti membahas soal-soal tes yang berpikir mandiri, membimbing dan
dianggap sulit oleh peserta didik. mengarahkan selama proses diskusi dan
Selama pelaksanaan pembelajaran presentasi. Peneliti juga sudah melakukan
secara keseluruhan, catatan lapangan yang tugas dan tanggung jawabnya selama proses
diperoleh dari observer adalah sebagai pembelajaran.
berikut: Berdasarkan hasil observasi terhadap
1. Ketika pertemuan pertama, beberapa aktivitas pendidik dan peserta didik, hasil
peserta didik masih gaduh saat refleksinya sebagai berikut:
peneliti mulai masuk kelas dan akan a. Pelaksanaan pembelajaran sudah
memulai pembelajaran. Peserta didik berjalan baik, dimulai dengan
masih sibuk mengobrol dengan teman menyampaikan tujuan pembelajaran,
atau mengerjakan hal lain. Peserta memotivasi peserta didik tentang
didik juga kurang merespon baik jika pentingnya materi, mengarahkan
pendidik mengajukan pertanyaan. peserta didik untuk berpikir mandiri,
2. Saat tahap Think, seharusnya peserta membimbing dan mengarahkan
didik bekerja secara individu, tetapi selama proses diskusi dan presentasi.
masih ada peserta didik yang tampak b. Pendidik sudah melaksanakan tugas
bertanya pada teman lain sebelum dan tanggung jawabnya dalam
diizinkan untuk diskusi. pembelajaran membimbing semua
3. Masih ada yang tidak mau berinisiatif kegiatan peserta didik mulai awal
atau takut untuk bertanya apabila proses pembelajaran hingga akhir
mereka mengalami kesulitan sebelum pembelajaran.
peneliti menghampiri mereka. c. Dibandingkan saat observasi
4. Saat tahap Pair, ada kelompok tidak pertama, secara umum peserta didik
berdiskusi tetapi langsung menyalin lebih berperan aktif selama proses
jawaban dari teman sebangku pembelajaran belangsung, walaupun

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 1, Juni 2022 17


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

masih ada beberapa peserta didik Deskripsi Siklus II


yang kurang aktif dalam belajar Kegiatan penelitian siklus kedua
kelompok maupun presentasi. dimulai dengan merencanakan kegiatan yang
d. Saat tahap Think, seharusnya peserta sama dengan saat merencanakan kegiatan
didik bekerja secara individu, tetapi pada siklus pertama. Pada siklus kedua ini
masih ada peserta didik yang tampak peneliti telah memperbaiki atau merevisi
tindakan dari pembelajaran pada kekurangan
bertanya pada teman lain sebelum
refleksi siklus I. Dalam menangani peserta
diizinkan untuk diskusi.
didik yang kurang tertib dan tidak
e. Saat tahap Pair, ada kelompok tidak
mengerjakan sesuai petunjuk, peneliti lebih
berdiskusi tetapi langsung menyalin tegas bertindak dengan menegur dan
jawaban dari teman sebangku memberikan sanksi jika peserta didik tersebut
(menunggu jawaban teman) atau masih tidak mentaati peraturan.
melihat jawaban dari kelompok lain Berdasarkan hasil belajar siswa pada
f. Saat tahap Share, tidak ada kelompok siklus II, nilai rata-rata yang diperoleh 76,26
yang secara sukarela maju dan dengan jumlah siswa yang tuntas 30 orang
mempresentasikan jawaban mereka dari 33 siswa, atau siswa tuntas klasikal
sebelum ditunjuk mencapai 90,91%. Hasil ini sudah sesuai
g. Pada saat diskusi kelas, masih ada bahkan melebihi indikator yang ditetapkan
peserta didik yang tidak yaitu sekurang-kurangnya 80% dari
memperhatikan kelompok yang keseluruhan siswa yang ada di kelas tersebut
presentasi dan sibuk melakukan hal memperoleh nilai 70. Dengan demikian
lain di luar pelajaran, hanya sedikit peneliti merasa tidak perlu melanjutkan pada
peserta didik yang bertanya atau siklus selanjutnya, karena indikator yang
mengungkapkan pendapatnya ditetapkan telah tercapai.
h. Perlu diadakan siklus kedua dengan Selama pelaksanaan pembelajaran
perbaikan tindakan pembelajaran secara keseluruhan, catatan lapangan yang
diperoleh dari observer adalah sebagai
untuk meningkatkan aktivitas dan
berikut:
hasil belajar peserta didik hingga
1. Peserta didik sudah lebih mandiri dan
mencapai minimal 80%
lebih berani bertanya pada peneliti
Tindakan perbaikan yang diperlukan jika mengalami kesulitan
diantaranya adalah sebagai berikut: 2. Peserta didik yang melakukan
a) Upaya untuk lebih mengaktifkan aktivitas selain pembelajaran sudah
peserta didik dalam kegiatan berkurang
pembelajaran, seperti bertanya, 3. Diskusi berjalan lancar dan peserta
diskusi, menyampaikan pendapat dan didik lebih antusias
bekerjasama Hasil observasi oleh observer, pada
b) Mengarahkan peserta didik untuk siklus ini aktivitas peneliti sudah sangat baik.
dapat mempresentasikan jawaban Berdasarkan hasil observasi terhadap
mereka dan berdiskusi dengan lebih aktivitas pendidik dan peserta didik, hasil
baik dan komunikatif refleksinya sebagai berikut:
c) Peneliti harus lebih tegas pada peserta 1. Pendidik sudah melaksanakan tugas
didik-peserta didik yang tidak dan tanggung jawabnya dalam
mengikuti peraturan pembelajaran pembelajaran membimbing semua
atau tidak mengerjakan tugas sesuai kegiatan peserta didik mulai awal
petunjuk proses pembelajaran hingga akhir
pembelajaran.

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 1, Juni 2022 18


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

2. Pada tahap Think, peserta didik yang kondisi awal jumlah siswa tuntas hanya
pada siklus sebelumnya bertanya 21,21%, sedangkan pada siklus I terus
pada teman sebelum diizinkan untuk meningkat menjadi 63,64%. Dengan adanya
berpasangan (Pair) sudah berkurang, berbagai refleksi siklus I untuk pelaksanaan
mereka sudah bekerja secara individu siklus II, diperoleh 90,91% siswa tuntas
terlebih dahulu dalam menyelesaikan
masalah. DAFTAR PUSTAKA
3. Pada tahap Pair, kelompok yang pada Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian
siklus sebelumnya tidak berdiskusi Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
sudah berkurang, mereka sudah tidak Aksara.
lagi menunggu jawaban teman,
melainkan mendiskusikan jawaban Depdiknas. 2009. Juklak Inggris SMA.
mereka dengan kelompoknya Dikdasmen.
4. Peserta didik tidak lagi malu bertanya
apabila mengalami kesulitan Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar
5. Pada tahap Share, beberapa kelompok Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
sudah dengan sukarela maju dan
mempresentasikan jawaban mereka Ibrahim, Muslim. 2002. Pembelajaran
tanpa ditunjuk terlebih dahulu oleh Kooperatif. Surabaya: Universitas
pendidik. Negeri Malang.
6. Peserta didik yang gaduh dan
Kane, Thomas. S. 2000.The Oxford Essential
melakukan aktivitas lain di luar
Guide to Writing. New York: Barkley
pembelajaran saat diskusi sudah
Books.
berkurang
7. Secara umum peserta didik mampu Lie, A. 2004. Cooperative Learning.
berperan aktif selama proses Jakarta:Grasindo.
pembelajaran berlangsung.
8. Alokasi waktu yang telah Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan
direncanakan sesuai dengan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo
penggunaan waktu yang digunakan.
Beberapa analisis data yang diuraikan Rusyan, A. Tabrani. 2005. Pendekatan
di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Dalam Proses Belajar Mengajar.
pembelajaran tindakan kedua telah mencapai Bandung: Remaja Rosdakarya
kriteria sangat baik.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses
Kesimpulan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Pembelajaran Think-Pair-Share dapat Rosdakarya.
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas XI. IPA 4 SMA Negeri 1 Idi Suherman, Erman. 2003. Strategi
Rayeuk tentang narrative text, karena model Pembelajaran Matematika
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share Kontemporer (Edisi Revisi).
ini memberikan kesempatan pada siswa Bandung: JICA.
untuk berpikir, menjawab dan saling
membantu satu sama lain sehingga akan Sugandi, Ahmad. 2004. Pengelolaan
tercapai hasil belajar sesuai dengan yang Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan
persentase ketuntasan belajar juga meningkat Zaini, Hisyam 2001. Desain Pembelajaran di
dari sebelum diberi tindakan, yaitu pada Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
CTSD.

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 1, Juni 2022 19

Anda mungkin juga menyukai