Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PONDOK LABU 12 PAGI JAKARTA SELATAN

Sehati Kaban
Tria Lutmila

ABSTRAK; Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
melalui pendekatan saintifik. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pondok Labu 12 Pagi Jakarta
Selatan pada semester 2 tahun ajaran 2014-2015. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
yang berjumlah 36 siswa. Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan menggunakan model siklus Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus
dan setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara intrumen tes, lembar
pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa, dan foto-foto sebagai rekaman dalam pelaksanaan
pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: pada siklus I jumlah
siswa yang mendapat skor kategori baik sekali (skor 29-35) sebanyak 26 siswa sedangkan pada
siklus II jumlah siswa yang mendapat skor kategori baik sekali sebanyak 32 siswa. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut terjadi peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa khususnya di SD Negeri Pondok Labu 12 Pagi Jakarta Selatan. Dengan demikian
diharapkan guru hendaknya menggunakan pendekatan saintifik.

Kata Kunci: Kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD, pendekatan saintifik.

PENDAHULUAN Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar SD/MI


Pendidikan di sekolah dasar menyatakan bahwa kompetensi bahasa
merupakan pendidikan formal paling dasar Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan
yang bertujuan memberikan bekal minimal siswa yang menggambarkan pe-
kemampuan dasar calistung (baca tulis nguasaan pengetahuan, keterampilan
hitung), pengetahuan dan keterampilan dasar berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa
yang bermanfaat bagi siswa yang sesuai dan sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa
dengan tingkat perkembangannya serta Indonesia diharapkan dapat membantu siswa
mempersiapkan mereka untuk mengikuti mengenal dirinya, budayanya, dan budaya
pendidikan yang lebih tinggi. Terkait dengan orang lain, mengemukakan gagasan dan
tujuan memberikan bekal kemampuan dasar perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat
“baca tulis” maka peranan pengajaran bahasa yang menggunakan kemampuan analisis dan
Indonesia di SD menjadi sangat penting guna imaginatif yang ada dalam dirinya.
meningkatkan kemampuan siswa dalam Kemampuan berbahasa memiliki peran sentral
berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
Berdasarkan Peraturan Menteri emosional siswa. Selain itu kemampuan
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 berbahasa merupakan penunjang
dalam Strandar Isi dan Standar Kompetensi

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 1


keberhasilan dalam mempelajari semua membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan
bidang studi. mendapatkan segala informasi yang ia
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa
diajarkan empat aspek yaitu menyimak membaca atas dasar paksaan, maka informasi
(listening skill), berbicara (speaking skill), yang ia peroleh tidak akan maksimal.
membaca (reading skill) dan menulis (writing Membaca bukanlah kegiatan memandangi
skill). Keempat aspek tersebut merupakan lambang-lambang yang tertulis semata
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan melainkan saat membaca bermacam-macam
satu sama lain. Aspek kemampuan bahasa kemampuan dikerahkan oleh seorang
tersebut mempunyai peranan yang sangat pembaca agar mampu memahami materi yang
penting dan saling mempengaruhi terhadap dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-
kemampuan berbahasa siswa. Salah satu lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-
kemampuan berbahasa yang harus dikuasai lambang yang bermakna baginya. Dengan
oleh siswa yaitu kemampuan membaca, kata lain, membaca berarti memetik serta
karena apabila siswa terampil membaca maka memahami arti atau makna yang terkandung
akan mempermudah siswa memperoleh di dalam bacaan tertulis.
informasi dalam kegiatan membaca yang Memahami suatu bacaan merupakan
dilakukannya. suatu kebutuhan yang harus dikuasai oleh
Pada semua jenjang pendidikan setiap orang. Pembaca yang telah mampu
terutama di sekolah dasar, kemampuan memahami bacaan, akan dapat
membaca menjadi skala prioritas yang harus mengimplementasikan pengalaman
dikuasai siswa. kemampuan membaca sebelumnya dengan pengetahuan baru yang
merupakan dasar untuk menguasai berbagai didapatnya. Akan tetapi, kemampuan ini tidak
bidang studi. Apabila siswa pada usia sekolah bisa didapat begitu saja, diperlukan latihan
dasar kurang memiliki kemampuan membaca, sejak dini. Oleh karena itu kemampuan
maka ia akan mengalami banyak kesulitan membaca pemahaman harus diajarkan pada
dalam mempelajari bidang studi pada kelas- usia anak sekolah dasar, dimana siswa mulai
kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus mengenal bacaan dan memiliki kebutuhan
memiliki kemampuan membaca untuk belajar. untuk memahami bacaan. Siswa tidak
Kegiatan membaca merupakan proses yang mengalami kesulitan untuk memahami bacaan
dilakukan untuk menemukan berbagai yang telah dipahaminya nanti. Dalam hal ini,
informasi yang terdapat dalam tulisan. Banyak guru juga dituntut memiliki kemampuan dalam
manfaat yang diperoleh dari kegiatan proses pembelajaran Bahasa Indonesia
membaca. Dengan membaca siswa akan khususnya dalam kegiatan membaca
memperoleh berbagai informasi yang pemahaman. Guru hendaknya mampu
sebelumnya belum pernah didapatkan. menciptakan pembelajaran yang bervariasi
Semakin banyak membaca semakin banyak sehingga siswa tertarik untuk membaca.
pula informasi yang diperoleh. Siswa harus Berdasarkan Depdiknas dalam
melakukan kegiatan atas dasar kebutuhan, Naskah Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran
bukan karena suatu paksaan. Jika siswa Bahasa Indonesia menyatakan bahwa masih

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 2


terdapat permasalahan dalam pembelajaran mengajar, keaktifan siswa dan kemampuan
bahasa Indonesia yaitu masih banyak guru membaca pemahaman siswa. Dalam
yang belum melakukan pemetaan KD dari penelitian ini, peneliti ingin menerapkan
empat aspek bahasa (mendengarkan, pendekatan yang membuat siswa menjadi
berbicara, membaca, dan menulis), sebagian aktif, sehingga saat pembelajaran siswa
guru mengalami kesulitan dalam menentukan mencari dan membangun konsep yang
kegiatan belajar mengajar yang tepat dan berhubungan dengan materi secara mandiri.
bervariasi untuk mencapai kompetensi dasar, Adapun pendekatan pembelajaran yang dipilih
dan merumuskan materi pokok/pembelajaran peneliti adalah pendekatan saintifik. Dalam
yang sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran pendekatan saintifik,
perkembangan. Permasalahan tersebut materi ajar yang diberikan kepada siswa
mengakibatkan siswa mudah bosan, kurang mengajarkan agar siswa mencari tahu
aktif, kurang tertarik untuk membaca, dan “bagaimana”, “mengapa”, dan “apa” hal-hal
kemampuan membaca pemahaman siswa yang berkaitan dengan materi. Kegiatan
rendah. pembelajaran yang dilakukan melalui proses
Permasalahan dalam pembelajaran mengamati, menanya, mengumpulkan data,
membaca juga terjadi di SD Negeri Pondok mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Labu 12 Pagi Jakarta Selatan. Berdasarkan Pendekatan saintifik menekankan pada proses
hasil wawancara yang dilakukan peneliti pencarian pengetahuan daripada transfer
dengan guru kelas yakni Bapak Sutrisno, S.Pd pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek
dan juga hasil observasi kegiatan belajar, belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
ditemukan permasalahan dalam pembelajaran proses pembelajaran, guru hanyalah seorang
membaca pemahaman di kelas VA. Kegiatan fasilitator yang membimbing dan
pembelajaran bahasa Indonesia belum mengkoordinasikan kegiatan belajar.
menggunakan pembelajaran yang inovatif. Berdasarkan latar belakang tersebut,
Guru belum membuat siswa aktif dalam peneliti akan mengkaji melalui penelitian
kegiatan pembelajaran. Pada saat kegiatan tindakan kelas dengan judul “Peningkatan
membaca pemahaman siswa hanya sekedar Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui
membaca wacana yang diberikan oleh guru Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas V SD
kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan Negeri Pondok Labu 12 Pagi Jakarta Selatan”.
tertulis seputar wacana tanpa bimbingan dari
guru. Akibatnya pembelajaran menjadi tidak TINJAUAN PUSTAKA.
bermakna, hanya beberapa siswa yang dapat 1. Hakikat Kemampuan Membaca
menjawab pertanyaan dengan benar, Pemahaman
sebagian besar siswa masih kebingungan Memahami bacaan diperlukan
dalam menyusun kesimpulan dari bacaan. kemampuan membaca pemahaman yang
Berdasarkan permasalahan tersebut, dimiliki oleh pembaca. Sebelum menguraikan
peneliti ingin memperbaiki kualitas tentang kemampuan membaca pemahaman,
pembelajaran bahasa Indonesia dengan berikut dipaparkan beberapa pendapat pakar
meningkatkan keterampilan guru dalam

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 3


tentang konsep kemampuan membaca pengertian dan khayalan, mengamati, dan
pemahaman. mengingat-ingat. Tindakan yang dilakukan
Menurut Gagne seperti yang dikutip setiap orang pada saat membaca berbeda-
oleh Nasution bahwa kemampuan adalah beda. Ada orang yang membaca tanpa
suatu kesanggupan untuk melakukan sesuatu menggerakan mata atau tanpa menggunakan
yang mungkin orang lain tidak dapat pikirannya. Hal itu berpengaruh pada
melakukan. Dapat dipastikan bahwa setiap pemahaman dan kecepatan membaca
individu mempunyai kemampuan yang seseorang.
berbeda. Apabila seseorang dapat melakukan Menurut Crawley dan Mountain seperti
sesuatu belum tentu orang lain dapat yang dikutip oleh Rahim bahwa membaca
melakukannya. adalah suatu yang rumit yang melibatkan
Menurut Robbins seperti yang dikutip banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan,
oleh Angelica, kemampuan adalah kapasitas tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
seorang individu untuk melakukan beragam psikolinguistik dan metakognitif. Proses visual
tugas dalam suatu pekerjaan. Tiap individu membaca merupakan proses menerjemahkan
dalam kehidupannya mempunyai berbagai simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
macam tugas dalam pekerjaan, yang Sebagai suatu proses berfikir, membaca
membedakan satu individu dengan individu meliputi menangkap ide-ide baik secara lisan
lainnya adalah kapasitas mereka dalam maupun tulisan, dan memahami pengetahuan
menyelesaikan tugasnya. yang didapat dari membaca.
Berdasarkan pendapat para ahli Menurut Hodgson yang dikutip oleh
tersebut, kemampuan adalah kecakapan Tarigan, membaca adalah suatu proses yang
seseorang untuk melakukan sesuatu dengan dilakukan serta digunakan oleh pembaca
dirinya sendiri yang mungkin tidak dapat untuk memperoleh pesan, yang hendak
dilakukan orang lain yang memiliki kecakapan disampaikan oleh penulis melalui media kata-
berbeda dengan dirinya. Ada berbagai macam kata/ bahasa tulisan. Definisi ini menjelaskan
jenis kemampuan manusia, seperti bahwa tujuan utama pembaca adalah untuk
kemampuan berbahasa, kemampuan memperoleh informasi, mencakup isi dan
aritmatika dan lain-lain. Sejalan dengan hal itu, memaknai bacaan.
salah satu kemampuan yang memegang Pendapat lain dikemukakan oleh Klein
peranan penting dalam kehidupan adalah dan kawan-kawan dalam Rahim
berbahasa. Kemampuan berbahasa erat mengemukakan bahwa definisi membaca
kaitannya dengan komunikasi yang terjalin mencangkup (1) membaca merupakan suatu
antar manusia sebagai makhluk sosial. Salah proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3)
satu kemampuan berbahasa adalah membaca merupakan interaktif. Informasi dari
membaca. teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh
Menurut Soedarso, membaca adalah pembaca mempunyai peranan penting dalam
aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan membentuk makna, dan juga menggunakan
sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. berbagai strategi membaca yang sesuai
Meliputi: orang harus menggunakan dengan jenis teks dan tujuan membaca

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 4


sehingga terjadi interaksi antara pembaca Berdasarkan pendapat dari para ahli,
dengan teks. dapat disimpulkan bahwa kemampuan
Berdasarkan pendapat dari beberapa membaca pemahaman adalah kapasitas yang
ahli tersebut, dapat disintesakan membaca dimiliki seseorang dalam mencari informasi
adalah aktivitas yang kompeks dalam mencari dengan menggunakan pengetahuan awal yang
informasi dengan menggunakan strategi yang dimilikinya untuk dapat memahami akan
melibatkan berbagai aktivitas secara aktif dan sesuatu yang terdapat dalam wacana yang
interaktif hingga dapat memperoleh informasi dibacanya.
yang hendak disampaikan oleh penulis.
Selanjutnya berbicara tentang membaca 2. Tujuan Membaca Pemahaman
pemahaman adalah sejenis kegiatan Membaca hendaknya memiliki tujuan,
membaca berupaya menafsirkan pengalaman, karena seseorang yang membaca dengan
menghubungkan informasi baru dengan yang tujuan cenderung lebih memahami
telah diketahui, menemukan jawaban dibandingkan dengan orang yang tidak
pertanyaan-pertanyaan kognitif dari bahan memiliki tujuan. Dalam kegiatan membaca,
(bacaan) tertulis. Pembaca dapat guru hendaknya menyusun tujuan dengan
menghubungkan pengalaman sebelumnya menyediakan tujuan khusus yang sesuai
dengan informasi baru yang didapat sehingga dengan materi pembelajaran. Berikut uraian
dapat memahami bacaan dan menjawab ahli mengenai tujuan membaca pemahaman.
pertanyaan dari bacaan yang tersaji. Menurut Blankton dan kawan-kawan
Membaca pemahaman ialah kegiatan atau dalam Rahim, tujuan membaca antara lain
proses mencari informasi yang dibuktikan oleh yaitu: (1) kesenangan, (2) menyempurnakan
pembaca dari wacana secara efisien untuk membaca nyaring, (3) menggunakan strategi
mengisi kesenjangan informasi pada tertentu, (4) memperbaharui pengetahuannya
pembaca. Adanya kesenjangan informasi tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi
yang didapati pembaca, menuntutnya untuk baru dengan informasi yang telah
lebih lagi mencari informasi yang seutuhnya di diketahuinya, (6) memperoleh informasi untuk
dalam wacana dan memahami maksud laporan lisan atau tertulis, (7)
pembaca. mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8)
Konsep membaca juga diungkapan menampilkan suatu eksperimen atau
oleh Ghazali yakni membaca pemahaman mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari
adalah sebuah tindakan merekontruksi makna suatu teks dalam beberapa cara lain dan
yang disusun penulis di tempat dan waktu mempelajari tentang struktur teks, dan (9)
yang berjauhan dengan tempat dan waktu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
penulisan. Sebagian besar dari bahasa dalam spesifik.
teks bacaan telah diubah secara seksama Kegiatan membaca akan menjadi
agar memudahkan pembaca dapat memahami kegiatan yang menyenangkan apabila
bacaan. Pembaca dikatakan memahami dilakukan atas dasar niat, bukan dasar
bacaan apabila ia dapat mengerti makna yang paksaan. Apabila seseorang dipaksa untuk
susun oleh penulis. membaca maka ia tidak akan mendapatkan

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 5


apa-apa dari kegiatan membaca tersebut. Melalui referensi yang disampaikan
Dengan membaca seseorang dapat oleh ahli, dapat disintesakan bahwa tujuan
memberbaiki pengucapan kata-kata dalam membaca pemahaman adalah melakukan
teks bacaan. Untuk memahami bacaan, ada proses membaca untuk memahami ide yang
beberapa cara yang bisa dipakai oleh disampaikan oleh penulis. Seorang pembaca
pembaca, yaitu: skimming, scanning, terkadang mempunyai tujuan untuk
membaca intensif dan membaca kritis. mendapatkan informasi yang diketahui atau
Pembaca dapat mengimplementasikan memang khusus dicari guna mendapatkan
pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya pengetahuan yang baru sehingga pembaca
dengan pengetahuan baru yang didapatnya hanya mengingat dan mengenal yang
dari membaca. Pembaca dapat menceritakan dianggapnya penting dalam teks bacaan.
hasil bacaannya kepada orang lain baik secara Pemahaman dapat diperoleh secara utuh
lisan maupun tulisan. Diakhir membaca teks, apabila pembaca berimajinasi dengan ikut
pembaca dapat mengukur pemahaman bergabung dalam suasana latar waktu, tempat
membaca dengan menjawab soal yang ataupun perasaan yang ada didalam bacaan.
berkaitan dengan teks. Pembaca yang baik diakhir proses membaca
Adapun menurut Ekwall yang dikutip biasanya memberikan komentar atas apa yang
oleh Abdurrahman tujuan membaca sudah dibacanya, baik itu komentar kepuasan
pemahaman, yaitu: atau komentar rasa kurang yang belum
(1) Mengenal ide pokok suatu bacaan ialah terpenuhi.
setiap membaca pemahaman perlu
mengetahui pokok pikiran atau ide pokok dari 3. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman
suatu bacaan; (2) mengenal detail yang Membaca pemahaman memiliki
penting ialah setiap melakukan kegiatan prinsip-prinsip yang dapat mempengaruhi
membaca pemahaman kita hanya perlu pemahaman pembaca terhadap wacana yang
mengingat atau mengenal yang penting saja; dibacanya, berikut diuraikan prinsip-prinsip
(3) mengembangkan imajinasi visual ialah membaca pemahaman berdasarkan pendapat
setiap membaca pemahaman dapat ahli.
mengembangkan imajinasinya; (4) Menurut McLaughin dan Allen dalam
meramalkan hasil ialah setiap sesudah Rahim, prinsip-prinsip dalam membaca
melakukan membaca pemahaman pembaca pemahaman adalah : diawali dengan
dapat menafsirkan isi dari suatu bacaan; (5) “Pemahaman, keseimbangan, kemahiraksaan,
mengikuti petunjuk ialah pembaca dapat guru yang profesional, pembaca yang baik,
mengikuti petunjuk atau arahan dari buku yang konteks yang bermakna, manfaat membaca,
dibacanya; (6) mengenal organisasi karangan; perkembangan kosakata dan pembelajaran,
dan (7) membaca kritis ialah setelah membaca pengikut sertaan, strategi dan keterampilan
pemahaman, pembaca biasanya mempunyai membaca, serta assesmen yang dinamis”.
komentar atau ingin mengemukakan Pembaca yang baik menggunakan strategi
pendapatnya atas apa yang sudah dibacanya. pemahaman untuk mempermudah
membangun makna. Strategi ini mencangkup

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 6


tinjauan, membuat pertanyaan sendiri, berikut uraian dari ahli mengenai tingkatan-
membangun hubungan, memvisualisasikan, tingkatan membaca pemahaman.
mengetahui menfaat dari yang dibaca. Memahami isi bacaan terdapat aspek-
Pemahaman merupakan proses aspek kemampuan yang harus terpenuhi.
kontruktivis atau membangun makna. Siswa Empat tingkatan atau kategori pemahaman
membangun pengetahuan dengan membaca dari terendah hingga tertinggi yaitu
menghubungkan antara apa yang mereka pemahaman literal, pemahaman interpretatif,
ketahui dengan apa yang mereka pelajari. pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif.
Keseimbangan kemahiraksaan adalah Pemahaman literal adalah kegiatan
kerangka kerja kurikulum yang membantu membaca yang bertujuan agar pembaca dapat
perkembangan pemahaman sehingga tercipta menjelaskan makna denotatif pada kata yang
suasana yang optimal dan siswa terdorong tersurat dalam teks. Artinya, pembaca hanya
untuk belajar. berusaha menangkap informasi yang terletak
Selain itu, guru yang paling dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap
mempengaruhi siswa belajar membaca. Guru makna yang lebih dalam lagi. Selain itu
yang unggul yakin bahwa semua siswa bisa pembaca juga mempunyai kemampuan
belajar. sehingga guru akan menggunakan menyebutkan urutan peristiwa dari bacaan.
metode dan strategi untuk memfokuskan pada Pemahaman Interpretatif adalah
kebutuhan individu, minat dan gaya belajar. kegiatan membaca yang bertujuan agar para
Pembaca yang baik juga memegang peranan pembaca memiliki kemampuan untuk
yang strategis dan berperan aktif dalam proses menganalisis makna konotatif pada kata yang
membaca. tersirat di dalam teks bacaan, membedakan
Dapat disimpulkan prinsip membaca kalimat utama dengan kalimat penjelas dalam
pemahaman hendaknya terjadi dengan bacaan, menjelaskan hubungan sebab akibat
meliputi konteks yang bermakna seperti siswa yang dapat diambil dari dua paragraf.
perlu setiap hari mengakrabi teks dalam Pemahaman kritis adalah kegiatan
berbagai tingkat kesukaran dengan dibantu membaca kemampuan yang dimiliki pembaca
guru untuk meningkatkan pengalaman belajar untuk menjelaskan ide pokok dalam bacaan,
siswa melalui berbagi tingkat dukungan, membedakan fakta-fakta dengan imajinasi
tergantung pada tujuan dan pengaturan dalam bacaan dan membandingkan
pengajaran. Siswa akan menentukan manfaat kebenaran informasi dalam teks,
membaca dari berbagai teks dan berbagai Pemahaman kreatif adalah kegiatan
tingkat kelas sehingga berinteraksi dengan membaca agar pembaca dapat menyebutkan
berbagai materi bacaan akan meningkatkan informasi dalam bacaan yang bermanfaat
pemahaman siswa. untuk kepentingan hidup sehari-hari, menggali
masalah kehidupan sehari-hari yang sesuai
4. Tingkatan Membaca Pemahaman dengan bacaan, mencontohkan fakta-fakta
Dalam mengukur pemahaman dalam bacaan yang sesuai dengan kehidupan
pembaca terhadap wacana yang dibacanya sehari-hari dan menarik kesimpulan dari isi
dapat diukur melalui beberapa tingkatan, bacaan.

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 7


Berdasarkan uraian diatas dapat Perlu diketahui bahwa tingkat
disimpulkan bahwa kemampuan membaca kecepatan membaca tiap tingkat kelas
pemahaman adalah kapasitas yang dimiliki memiliki perbedaan, Nuttal dalam Kuswari
seseorang dalam mencari informasi dengan menyebutkan bahwa jenjang sekolah dasar
menggunakan pengetahuan awal yang antara kelas I sampai VI pun berbeda dalam
dimilikinya untuk dapat memahami akan kecepatan membacanya. Pada siswa kelas V
sesuatu yang terdapat dalam wacana yang mempunyai kecepatan membaca 170 – 180
meliputi empat tingkatan yaitu pemahaman kata per menit. Setelah mengetahui
literal, pemahaman interpretatif, pemahaman kemampuan membaca tiap siswa maka
kritis dan pemahaman kreatif. sebagai guru akan lebih memahami dengan
tepat sejauh mana materi pembelajaran yang
5. Karakteristik Perkembangan Siswa akan disajikan kepada siswa.
Kelas V SD Dengan adanya fase-fase
Pelaksanaan proses pembelajaran perkembangan pada anak, diharapkan guru
harus mengetahui perkembangan siswa yang dapat memberikan pembelajaran yang sesuai
akan menjadi objeknya. Dalam hal ini, yang dengan karakteristik dan minat anak sehingga
menjadi objek pembelajaran adalah siswa pembelajaran dapat berlangsung secara efektif
kelas V SD. Berikut uraian pendapat para ahli dan berhasil.
mengenai karakteristik perkembangan siswa
6. Hakikat Pendekatan Saintifik
kelas V SD.
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Menurut Piaget yang dikutip oleh
Proses pembelajaran memerlukan
Trianto, siswa kelas V sekolah dasar pada
suatu pendekatan yang efektif guna mencapai
umumnya berkisar antara 10-11 tahun berada
hasil pembelajaran yang diinginkan. Sebelum
pada fase operasional konkret yaitu (1)
menguraikan tentang pendekatan saintifik,
perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir
berikut dipaparkan beberapa pendapat ahli
secara logis. (2) kemampuan-kemampuan
tentang konsep pendekatan pembelajaran.
baru termasuk penggunaan operasi-operasi
Pendekatan pembelajaran merupakan
yang dapat balik. (3) Pemikiran tidak lagi
suatu sudut pandang tentang proses
sentrasi tetapi desentrasi, dan (4) pemecahan
pembelajaran yang masih dalam arti umum
masalah tidak begitu dibatasi oleh
yang didalamnya dapat mewadahi,
keegosentrisan.
menguatkan, memberikan inspirasi. Yang
Pada tahap operasional konkret siswa
terpenting dalam proses pembelajaran ialah
mulai menggunakan bentuk operasi-operasi
menepatkan pendekatan pembelajaran mana
mental atas pengetahuan yang mereka miliki,
yang tepat untuk digunakan dengan
yaitu sewaktu anak dalam tahapan
menginggat kemampuan dari setiap sumber
sebelumnya yang membentuk pengertiannya,
daya dan lingkungan tidaklah sama. Sehingga
anak sudah dapat melihat dari beberapa
proses pembelajaran dapat mewadahi,
dimensi sekaligus dan juga dapat
menguatkan dan memberikan inspirasi bagi
menghubungkan dimensi satu dengan dimensi
guru maupun siswanya.
lain.

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 8


Menurut Gulo seperti yang dikutip oleh tersendiri bahwa pendekatan ilmiah (scientific
Siregar & Nara, pendekatan pembelajaran approach) dalam pembelajaran didalamnya
adalah suatu pandangan dalam mencangkup komponen: mengamati,
mengupayakan cara siswa berinteraksi menanya, mengolah, menyajikan,
dengan lingkungannya. Siswa ikut terlibat aktif menyimpulkan, dan menciptakan. Komponen-
secara mandiri dalam proses pembelajaran. komponen tersebut seyogyanya dapat
Saat siswa berinteraksi dengan dimunculkan dalam setiap praktik
lingkungannya, melalui pembelajaran siswa pembelajaran. Pendekatan saintifik dapat
dapat menemukan sendiri makna dari diartikan sebagai pendekatan ilmiah. Metode
pembelajaran. ilmiah melakukan investigasi untuk
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan memperoleh pengetahuan baru, atau
pembelajaran adalah suatu cara dalam mengoreksi dan memadukan pengetahuan
pembelajaran yang dapat mewadahi siswa sebelumnya. Metode ilmiah umumnya memuat
untuk terlibat aktif dan berinteraksi dengan serangkaian aktivitas pengumpulan data
lingkungan sehingga dapat bermakna bagi melalui observasi atau ekperimen, mengolah
siswa. informasi atau data, menganalisis, kemudian
memformulasi, dan menguji hipotesis.
b. Pengertian Pendekatan Saintifik
Penerapan pendekatan saintifik dalam
Pendekatan saintifik adalah
pembelajaran melibatkan keterampilan proses
pembelajaran yang mendorong anak untuk
seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah
meramalkan, menjelaskan, dan
berikut: (1) mengamati; (2) menanya; (3)
menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-
mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi;
proses tersebut, bantuan guru diperlukan.
(5) mengkomunikasikan. Anaklah yang harus
Akan tetapi bantuan guru tersebut harus
aktif melakukan keterampilan ilmiah.
semakin berkurang dengan semakin
Pembelajaran dengan menggunakan
bertambah dewasanya siswa atau semakin
pendekatan saintifik merupakan proses
tingginya kelas siswa. Peran guru dalam
pembelajaran yang dirancang agar siswa
pembelajaran menjadi perancang
secara aktif membangun konsep melalui
pembelajaran dan fasilitator agar siswa
tahapan-tahapan mengamati, merumuskan
menjadi lebih aktif dalam menemukan
masalah, mengajukan atau merumuskan
pengetahuan baru. Pendidikan yang dilakukan
hipotesis, mengumpulkan data dengan
membentuk siswa yang memiliki tanggung
berbagai teknik, menganalisis data, menarik
jawab terhadap hasil temuan yang
kesimpulan dan mengomunikasikan hasil
didapatkannya. Siswa juga diajarkan untuk
diskusi yang ditemukan. Oleh karena itu
bertindak mandiri, bersikap percaya diri dalam
kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta
mengemukakan pendapat di depan orang lain.
diarahkan untuk mendorong siswa dalam
Berdasarkan uraian pendapat para
mencari tahu dari berbagai sumber melalui
ahli, pendekatan saintifik adalah suatu cara
observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
atau pola pembelajaran yang membuat siswa
Menurut Kemendikbud dalam
aktif membangun konsep baru dengan
Kurniasih dan Sani memberikan konsepsi

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 9


mengembangkan lima keterampilan yaitu kesempatan secara luas kepada siswa untuk
mengamati, menanya, mengumpulkan data, melakukan pengamatan melalui kegiatan
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. melihat, menyimak, mendengar dan membaca.
Sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi Guru bertugas sebagai fasilitator pada siswa
siswa. melakukan pengamatan.
Menanya, siswa perlu dilatih untuk
c. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran merumuskan pertanyaan yang terkait dengan
dengan Pendekatan Saintifik topik yang akan dipelajari. Dalam kegiatan
Setiap pendekatan pembelajaran menanya, guru membuka kesempatan secara
memiliki tahapan proses dalam luas kepada siswa untuk bertanya mengenai
pelaksanaannya, berikut uraian ahli mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau
langkah-langkah pendekatan saintifik. dilihat. Guru perlu membimbing siswa untuk
Menurut Dyer dan kawan-kawan dapat mengajukan pertanyaan.
seperti yang dikutip oleh Abdullah: Mengumpulkan informasi merupakan
seorang inovator adalah pengamat yang baik tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini
dan selalu mempertanyakan suatu kondisi dilakukan dengan menggali dan
yang ada dengan mengajukan ide baru. mengumpulkan informasi dari berbagai
Inovator mengamati lingkungan sekitarnya sumber melalui berbagai cara. Untuk itu siswa
untuk memperoleh ide dalam melakukan dapat membaca buku yang lebih banyak,
sesuatu yang baru. Mereka juga aktif memperhatikan fenomena yang lebih teliti.
membangun jaringan untuk ide baru, atau Guru dapat menugaskan siswa untuk
menguji pendapat mereka. Seorang inovator mengumpulkan informasi dari berbagai
selalu mencoba hal baru berdasarkan sumber.
pemikiran dan pengalamannya. Seorang Menalar menggambarkan siswa harus
innovator akan berpetualang ke tempat yang lebih aktif daripada guru. Kemampuan
baru untuk mencoba ide inovatifnya. mengolah informasi melalui penalaran dan
Teori itulah yang mengembangkan berpikir rasional merupakan kompetensi yang
pendekatan saintifik (scientific approach) harus dimiliki oleh siswa. Informasi yang
dalam pembelajaran yang memiliki komponen diperoleh dari pengamatan yang dilakukan
yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3) harus diproses untuk menemukan keterkaitan
mencoba/mengumpulkan informasi; (4) satu informasi dengan informasi lainnya,
menalar; (5) membentuk jejaring (melakukan menemukan pola dari keterkaitan informasi,
komunikasi). dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola
Mengamati adalah kegiatan yang ditemukan.
menggunakan panca indra untuk memperoleh Mengkomunikasikan,merupakan
informasi. Metode mengamati mengutamakan langkah terakhir dalam pendekatan saintifik.
kebermaknaan dalam proses pembelajaran. Pada langkah ini bertujuan untuk menceritakan
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi apa yang telah mereka pelajari. Hasil tersebut
pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Dalam disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru
kegiatan mengamati, Guru membuka sebagai hasil belajar siswa atau kelompok

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 10


siswa. kegiatan pembelajaran ini Kegiatan PTK ini dilakukan lagsung
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan oleh peneliti mulai dari perencanaan,
berdasarkan hasil analisis secara lisan pelaksanaan, pengamatan dan penilaian pada
maupun tertulis. Hal ini dilakukan untuk siswa kelas V SD Negeri Pondok Labu 12 Pagi
membiasakan siswa untuk mengemukakan Jakarta Selatan dengan jumlah siswa
pendapat, ide dan hasil belajar kepada orang sebanyak 36 orang serta diamati oleh observer
lain. Berdasarkan teori tersebut bahwa yakni Bapak Sutrisno,S.Pd. Penelitian ini terdiri
pendekatan saintifik memiliki lima tahapan dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2
yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, pertemuan. Tiap siklus berlangsung selama 3
mengumpulkan informasi, x 35 menit.
mengasosiasikan/menalar dan Adapun hasil intervensi tindakan yang
mengkomunikasikan, kelima tahapan tersebut diharapkan yaitu adanya peningkatan hasil
saling berkesinambungan. belajar siswa khususnya kemampuan
membaca pemahaman siswa mencapai target,
METODE PENELITIAN
pencapaian berkisar 80% dari jumlah siswa
Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh skor kategori baik sekali (skor 29-
meningkatkan kemampuan membaca
35).Pada penelitian ini, target pencapaian
pemahaman siswa kelas V SD Negeri Pondok
untuk aktivitas guru dan siswa yaitu ≥80% dari
Labu 12 Pagi Jakarta Selatan.
keseluruhan indikator dalam lembar
Penelitian ini dilaksanakan di SD
pengamatan. Jika target yang diharapkan
Negeri Pondok Labu 12 Pagi Jl. Andara No. 1
belum tercapai maka penelitian akan
Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun jika
Adapun waktu penelitian dilakukan pada
sudah mencapai target yang diharapkan maka
semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang
penelitian dihentikan.
dilaksanakan pada Selasa, 31 Maret 2015,
Selasa, 7 April 2015, Selasa, 14 April 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN
dan Jumat, 17 April 2015. Siklus I
Dalam penelitian ini, metode yang Berdasarkan hasil pengolahan dan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode proses data kemampuan membaca
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun pemahaman siswa pada siklus I, jumlah siswa
model yang digunakan dalam penelitian ini yang mendapat skor kategori baik sekali
adalah model PTK Kemmis dan McTaggart. berjumlah 26 orang dengan persentase
Dalam perencanaanya, diawali dengan 72,22%, siswa yang mendapat skor kategori
perencanaan tindakan (planning, penerapan baik berjumlah 10 orang dengan persentase
tindakan (action), pengamatan (observing), 27,78%, tidak ada siswa yang mendapat skor
refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai kategori cukup, kurang dan kurang sekali.
kriteria keberhasilan yang diharapkan tercapai. Diperoleh data bahwa siswa yang mendapat
Disain intervensi tindakan penelitian ini skor kategori baik sekali (29-35) hanya
meliputi tahap-tahap: 1) Perencanaan, 2) berjumlah 26 siswa (72,22%) dari total 36
Pelaksanaan Tindakan, 3) Pengamatan, dan siswa. Sedangkan hasil intervensi tindakan
4) Refleksi yang diharapkan yaitu dari total 36 siswa yang

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 11


mendapatkan skor kategori baik sekali (skor guru dan siswa dalam pembelajaran juga
29-35) berjumlah 29 orang (80%). Hasil mengalami peningkatan persentase. Pada
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat siklus I nilai persentase aktivitas guru sebesar
terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran 80% dan aktivitas siswa sebesar 73,33%,
membaca pemahaman dengan pendekatan terlihat hasil pengamatan guru masuk dalam
saintifik yang dilaksanakan oleh peneliti pada kategori baik sedangkan hasil pengamatan
siklus I, diperoleh persentase hasil observasi siswa masuk dalam katergori cukup. Pada
aktivitas guru saat mengajar sebesar 86,6% siklus II persentase aktivitas guru dan siswa
dan persentase hasil observasi aktivitas guru sebesar 100% keduanya masuk dalam
saat pembelajaran sebesar 80%. Hasil kategori baik.
pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa Melihat hasil yang dicapai tersebut
sudah mencapai hasil intervensi tindakan yang membuktikan bahwa pendekatan saintifik yang
diharapkan yaitu termasuk dalam katergori digunakan peneliti sudah berhasil
baik. meningkatkan kemampuan membaca
Berdasarkan hasil yang diperoleh pemahaman siswa kelas V, hal ini diperkuat
pada siklus I baik dari hasil kemampuan dengan pengujian keabsahan data
membaca pemahaman siswa dan pemantau menggunakan teknik triangulasi, dengan cara
tindakan guru dan siswa belum mencapai hasil membandingkan dan menyimpulkan data dari
intervensi tindakan yang diharapkan, maka hasil tes tertulis kemampuan membaca
peneliti dan observer mengambil kesimpulan pemahaman siswa yang telah mencapai hasil
perlu dilakukan perbaikan proses intervensi tindakan yang diharapkan catatan
pembelajaran pada siklus berikutnya. Oleh jurnal penelitian selama siklus I dan siklus II
karena itu, peneliti melakukan siklus II untuk berlangsung pada aktivitas guru dan siswa
dapat meningkatkan kemampuan membaca dalam pembelajaran saintifik sudah optimal
pemahaman siswa. dan hasil wawancara dengan guru kelas yang
menyatakan bahwa peneliti juga sudah
Siklus II melakukan tindakan pembelajaran sesuai
Berdasarkan refleksi dan analisis data dengan langkah-langkah pedekatan saintifik
pada siklus II, diperoleh hasil yaitu jumlah secara optimal.
siswa yang mendapat skor baik sekali (skor
PENUTUP
29-35) berjumlah 32 orang dengan persentase
A. Kesimpulan
88,89%, siswa yang mendapat skor baik (skor
Pembelajaran membaca pemahaman
22-28) berjumlah 4 orang dengan persentase
melalui pendekatan saintifik memberi dampak
11,11%, tidak ada siswa yang memperoleh
yang lebih besar terhadap hasil kemampuan
skor kategori cukup, kurang dan kurang sekali.
membaca pemahaman jika dibandingkan
Diperoleh data bahwa ada peningkatan skor
dengan pendekatan yang biasanya. Oleh
dari siklus I ke siklus II dan siswa yang
karena itu, pendekatan saintifik yang terdiri
mendapatkan skor kategori baik sekali (skor
dari 5 langkah yaitu mengamati, menanya,
29-35) dari total 36 siswa sudah mencapai 32
mengumpulkan data, mengasosiasikan dan
siswa (88,89%). Hasil pengamatan aktivitas

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 12


mengkomunikasikan ini layak digunakan di yang didapatkan, disimpulkan bahwa
sekolah dasar. penerapan pendekatan saintifik dapat
Kesiapan guru dan siswa serta meningkatkan kemampuan membaca
pembiasaan dalam melaksanakan seluruh pemahaman siswa kelas V SD Negeri Pondok
kegiatan menggunakan pendekatan saintifik Labu 12 Pagi Jakarta Selatan.
dalam pembelajaran memiliki dampak yang
B. SARAN
lebih besar terhadap hasil yang diinginkan.
Berdasarkan hasil penelitian,
Apabila guru dan siswa tenang serta dalam
kesimpulan, dan implikasi dari penelitian yang
kondisi yang sehat maka seluruh kegiatan
telah dilakukan, maka peneliiti menyampaikan
dalam pembelajaran dapat dilaksanakan
beberapa saran sebagai berikut:
dengan baik sehingga yang diharapkan dapat
1. Kepala sekolah hendaknya membenahi
tercapai optimal.
fasilitas belajar di sekolah yang dapat
Penelitian ini menjawab rumusan
mendukung kegiatan membaca seperti
masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
perpustakaan untuk menyediakan buku
penerapan pendekatan saintifik dalam
bacaan dan kamus untuk membantu
meningkatkan kemampuan membaca
proses belajar.
pemahaman siswa kelas V SD Negeri Pondok
2. Guru harus terus berusaha memperbaiki
Labu 12 Pagi dilakukan dengan membuat
kinerja dengan mengembangkan
siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,
kreativitas dalam merencanakan dan
guru hanya sebagai fasilitator yang
merancang pembelajaran sehingga
membimbing siswa secara mandiri
dapat mencapai hasil yang baik.
menemukan pengetahuan baru.
3. Dalam pembelajaran, guru hanyalah
Diperoleh data pada siklus I bahwa
seorang fasilitator yang membimbing
dari total 36 siswa yang mendapatkan skor
dan mengkoordinasikan kegiatan belajar
kategori baik sekali (skor 29-35) berjumlah 26
sehingga melibatkan siswa
siswa ( 72,22%), sedangkan untuk kategori
4. Penelitian lain diharapkan dapat
baik (skor 22-28) berjumlah 10 siswa. Pada
menemukan sesuatu yang baru yang
siklus II terdapat peningkatan yang cukup
dapat meningkatkan mutu pendidikan
signifikan, dimana siswa yang mendapatkan
sekolah dasar, karena Sekolah Dasar
skor kategori baik sekali (skor 29-35) sudah
merupakan pondasi bagi pendidikan
mencapai 32 siswa (88,89%). Melalui hasil
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar. 2005. Psikologi Perkembangan Tahapan-tahapan dan Aspek- Aspeknya.Jakarta:Studi


Press.
Abdullah, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
Aksara.
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Andriyani, Mira. http://digilib.unimed.ac.id/upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-hasil-belajar-siswa-pada-
pembelajaran-ipa-menggunakan-pendekatan-saintifik-siswa-kelas-v-sd-swasta-sabilina-tembung-
tp-20132014-33403.html, diunduh pada 10 Februari 2015 pukul 11.00.
Angelica, Diana. 2009. Perilaku Organisasi Buku I. Jakarta: Salemba.

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 13


Anggraini, Jayanti. 2011. “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Strategi WL
(Know-Want to Know-Learned)”. Skripsi, FIP Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers.
Dahniarti, Zemi. http://repository.unib.ac.id/9006/, diunduh pada 10 Februari 2015 pukul 11.30.
Departemen Pendidikan Nasional, Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran
Bahasa, www.puskurbuk.net, diakses pada 29 Juni 2015 Pukul 13.21.
Siregar & Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-
Interaktif . Bandung: Refika Aditama.
Guntur. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa.
Informasi pendidikan. Pengertian Pendekatan Pembelajaran. http://www.informasi-
pendidikan.com/2014/01/pengertian-pendekatan-pembelajaran.html, diunduh pada 7 Januari
2015 pukul 19.14.
Anom. 2013. Panduan Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Saintifik di
Sekolah Dasar. Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Dasar.
Kurniasih & Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Kuswari,Usep.http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/.../Kemampuan_Efektif_Membaca.pdf,diunduh pada
23 Maret 2015 pukul 11.00.
Nasution, Noel. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Palenkahu, Noldy. 2006. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rahim, Farida. 2009. Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Soedarso. 2010. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Trianto. 2005. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Yuniardi, Nurma. 2011. “Penerapan Strategi Pq4r untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca
Pemahaman pada Siswa Kelas VA SD Bojong Salaman 02”. Skripsi: Semarang,Universitas
Negeri Semarang.

Daftar Riwayat Hidup Peneliti:


Dra. Sehati Kaban, M.Pd., adalah Dosen PGSD FIP UNJ.
Tria Lutmila, S.Pd., adalah alumni PGSD FIP UNJ tahun 2015

14 Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai