Anda di halaman 1dari 12

VIVA MEDIKA

Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan


http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/VM/issue/archive

Isolasi Dan Identifikasi Rimpang Temulawak (Curcuma


xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia
Mill.)

Rani Prabandari 1
1
Fakultas Kesehatan, Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Harapan Bangsa
desynawangsari@uhb.ac.id

Desy Nawangsari 2
2
Fakultas Kesehatan, Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Harapan Bangsa
raniprabandari@uhb.ac.id

Kukuh Yunianto Sumargo 3


3
Fakultas Kesehatan, Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Harapan Bangsa

Abstrak
Minyak atsiri merupakan zat pemberi aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki
komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri
telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat. Kajian
etnofarmakologi secara empiric tentang tumbuhan aromaterapi menunjukkan bahwa Indonesia
memiliki 49 jenis tumbuhan aromatic dari 22 jenis suku, 12 jenis diantaranya sigunakan secara
empirik sebagai aromaterapi dengan efek menenagkan dan menyegarkan tubuh (Sangat 1996
dalam Rahmawati, 2010). Salah satu contoh aromaterapi yang digunakan adalah rimpang
temulawak (Curcuma xanthorrihza Roxb) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan identifikasi minyak atsiri rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrihza Roxb) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.).
Tahap isolasi minyak atsiri menggunakan metode Destilasi Uap Air yang selanjutnya minyak atsiri
yang diperoleh diidentifikasi untuk memastikan kemurniannya. Hasil penelitian didapatkan
minyak atsiri Temulawak dan minyak atsiri Lavender dilakukan menggunakan metode destilasi
air, diperoleh kadar masing-masing sebesar 2,3% dan 1,8%. Minyak atsiri pada Temulawak
diidentifikasi dengan cara melakukan uji sifat-sifat fisikanya yang meliputi bobot jenis, kelarutan
dalam etanol 90%, kelarutan dalam kloroform dan minyak dalam NaCl. Hasil identifikasi yang
diperoleh pada rimpang Temulawak dan tanaman Lavender adalah bobot jenis 0,9436 dan 0,8221.
Kelarutan dalam etanol 90% dengan perbandingan volume 1:3,7 mL dan 1:3,3 mL. kelarutan
dalam Kloroform sebesar 1:3,3 mL dan 1:3,3 mL. pada penambahan NaCl dalam minyak terjadi
reduksi minyak.
Kata Kunci: Temulawak, Lavender, minyak atsiri, uji fisik
Abstract

Essential oils are fragrance agents in plants. Essential oils have a volatile component in
some plants with certain characteristics. At present, essential oils have been used as perfume,
cosmetics, food additives and medicine. Empiric ethnopharmacology studies on aromatherapy
plants show that Indonesia has 49 types of aromatic plants from 22 types of tribes, 12 of which are
empirically used as aromatherapy with calming and refreshing effects (Sangat 1996 in
Rahmawati, 2010). One example of aromatherapy used is the ginger rhizome (Curcuma
xanthorrihza Roxb) and Lavender Flower (Lavandula angustifolia Mill.).
This study aims to isolate and identify the essential oils of Temulawak rhizome (Curcuma
xanthorrihza Roxb) and Lavender Flowers (Lavandula angustifolia Mill.). The essential oil
isolation step uses the Steam Water Distillation method, after which the essential oil obtained is

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 29


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

identified to ensure its purity. The results showed that Temulawak essential oil and Lavender
essential oil were carried out using the water distillation method, obtained levels of 2.3% and

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 31


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

1.8%. Essential oils in Temulawak were identified by testing their physical properties which
include specific gravity, solubility in ethanol 90%, solubility in chloroform and oil in NaCl. The
identification results obtained in the Temulawak rhizome and Lavender plants are specific gravity
0.9436 and 0.8221. Solubility in ethanol 90% with a volume ratio of 1: 3.7 mL and 1: 3.3 mL.
solubility in chloroform of 1: 3.3 mL and 1: 3.3 mL. on the addition of NaCl in the oil oil reduction
occurs.
Keywords: Temulawak, Lavender, essential oils, physical test

PENDAHULUAN Penelitian minyak atsiri yang


Minyak atsiri merupakan zat
mempengaruhi aktivitas lokomotor
pemberi aroma pada tanaman.
diawali oleh Kovar et al. (1987) yang
Minyak atsiri memiliki komponen
melaporkan bahwa senyawa 1,8-
volatil pada beberapa tanaman
cineole yang diisolasi dari minyak
dengan karakteristik tertentu. Saat
atsiri bunga rosemary dapat
ini, minyak atsiri telah digunakan
menurunkan aktivitas lokomotor
sebagai parfum, kosmetik, bahan
tikus, setelah tikus tersebut diinduksi
tambahan makanan dan obat
dengan senyawa stimulan kafein.
(Buchbaeuer dalam Muchtaridi,
Pengujian klinis efek sedatif dari
2017). Komponen aroma dari
minyak bunga Lavender dimulai oleh
minyak atsiri cepat berinteraksi saat
Buchbauer (1993) yang telah
dihirup, senyawa tersebut
membuktikan bahwa wangi minyak
berinteraksi dengan sistem syaraf
atsiri bunga bunga Lavender dapat
pusat dan langsung merangsang pada
menurunkan aktivitas lokomotor
sistem olfactory, kemudian sistem ini
pada manusia (Buchbauer, 1991).
akan menstimulasi syaraf-syaraf
Penelitian aktivitas aromaterapi
pada otak dibawah kesetimbangan
secara ilmiah masih sedikit di
korteks serebral (Buckle, dalam
Indonesia (Muchtaridi, 2017).
Muchtaridi, 2017). Senyawa-
Kajian etnofarmakologi
senyawa berbau harum atau
secara empiric tentang tanaman
fragrance dari minyak atsiri suatu
aromaterapi menunjukkan bahwa
bahan tanaman telah terbukti pula
Indonesia memiliki 49 jenis tanaman
dapat mempengaruhi aktivitas
aromatic dari 22 jenis suku, 12 jenis
lokomotor (Buchbauer, dalam
diantaranya sigunakan secara
Muchtaridi, 2017).
empirik sebagai aromaterapi dengan

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 30


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

efek menenagkan dan menyegarkan xanthorrihza Roxb) di Indonesia


tubuh (Sangat,1996). Tanaman banyak digunakan sebagai Obat
aromaterapi dalam rangkaian Tradisional, baik jamu maupun
penelitian ini yang digunakan adalah fitofarmaka. Rimpang temulawak
rimpang temulawak (Curcuma (Curcuma xanthorrhiza Roxb).
xanthorrihza Roxb) dan Bunga mengandung kurkuminoid, minyak
Lavender (Lavandula angustifolia atsiri, pati, protein, lemak, selulosa,
Mill.). dan mineral. Kandungan utama yang
Tanaman temulawak spesifik dalam minyak atsiri
(Curcuma xanthorrihza Roxb) rimpang temulawak adalah
merupakan tanaman asli Indonesia xanthorrhizoldimana xanthorrhizol
yang tumbuh liar di hutan-hutan jati hanya terdapat pada minyak atsiri
di Jawa dan Madura. Tanaman rimpang temulawak. Xanthorrhizol
semak berumur tahunan, batang memiliki aktivitas antibakteri,
semunya terdiri dari pelepah-pelepah antiseptik, dan antibiotik serta
daun yang menyatu, mempunyai antikanker (Nur, 2006).
umbi batang. Tinggi tanaman antara Manfaat lain dari rimpang
50-200 cm, bunganya berwarna putih tanaman ini adalah sebagai obat
kemerah-merahan atau kuning jerawat, meningkatkan nafsu makan,
bertangkai 1,5-3 cm berkelompok 3 anti kolesterol, antiinflamasi,
sampai 4 buah. Tanaman ini tumbuh anemia, antioksidan, pencegah
subur pada tanah gembur dan kanker, dan antimikroba. Minyak
termasuk jenis temu-temuan yang atsiri yang terkandung dalam
sering berbunga. Panen dapat temulawak dapat digunakan sebagi
dilakukan pada umur 7-12 bulan aromaterapi menurunkan tingkat
setelah tanaman atau daun telah stress. Berdasarkan hal ini, maka
menguning dan gugur. Sebagai perlu dilakukan usaha isolasi
bahan tanaman untuk bibit senyawa tersebut. Ekstraksi minyak
digunakan tanaman sehat berumur 12 atsiri dilakukan menggunakan
bulan (Rahardjo dan Rostiana, 2004). metode destilasi (penyulingan) air.
Rimpang Temulawak (Curcuma

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 31


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

METODE PENELITIAN a. Alat-alat Penelitian


Penelitian ini dilakukan dari bulan Alat-alat yang digunakan dalam
Mei - Juni 2019, di laboraturium penelitian ini adalah timbangan,
farmasi Universitas Harapan Bangsa. seperangkat alat destilasi, alat-alat
Penelitian ini merupakan penelitian gelas.
eksperimental, yaitu dengan b. Bahan – bahan Penelitian
melakukan destilasi minyak atsiri Bahan-bahan yang digunakan
dari tanaman rimpang Temulawak dalam penelitian ini adalah tanaman
(Curcuma xanthorrohza Roxb.) rimpang Temulawak (Curcuma
familia Zingiberaceae dan bunga xanthorrohza Roxb.) familia
Lavender (Lavandula angustifolia Zingiberaceae dan (Lavandula
Mill.) familia Lamiaceae . angustifolia Mill.) familia
Lamiaceae, Larutan NaCl (Natrium
Klorida), Etanol 96%, Kloroform,
Aquadest, Kertas saring
c. Cara kerja identifikasi minyak atsiri
1. Uji minyak dalam air

Minyak atsiri Minyak atsiri


temulawak bunga lavender

- Diambil satu tetes


- Diteteskan pada
permukaan air
Hasil Pengamatan ...?

2. Uji minyak pada kertas saring


Minyak atsiri Minyak atsiri bunga
temulawak lavender

- Diambil satu tetes


- Diteteskan pada sepootong kertas
saring
- didiamkan
- Diamati

Hasil Pengamatan ...?

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 32


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

3. Uji minyak atsiri dalam NaCl

Minyak atsiri temulawak Minyak atsiri bunga


lavender

- Diambil 1 ml
- Dikocok dalam 1 ml NaCl
- Dibiarkan memisah kembali
- Diamati

Hasil Pengamatan ...?


4. Uji kelarutan minyak atsiri
Minyak atsiri Minyak atsiri bunga
temulawak lavender

- Diambil 1 ml
- Dimasukkan masing-masing ke dalam
3 tabung reaksi
- Ditambah etanol 96% pada tabung I
- Ditambah kloroform pada tabung II
- Dihitung jumlah tetes yang digunakan
hingga minyak larut

Hasil Pengamatan ...?

HASIL DAN PEMBAHASAN rimpang Temulawak 2 kg dan bunga


Isolasi minyak atsiri pada Lavender 2 kg diperoleh minyak
rimpang Temulawak dan bunga atsiri rimpang Temulawak dan bunga
Lavender menggunakan metode Lavender sebanyak 46 mL atau 2,3%
Destilasi air dengan jumlah simplisia dan 36 mL atau 1,8%.

Tabel 1. Data Hasil Uji Organoleptik


No Uji Hasil Rimpang Hasil Bunga
Organoleptik Temulawak Lavender
1 Bentuk Cairan jernih Cairan jernih
2 Rasa Mirip rempah dan agak Tidak berasa
pahit
3 Warna Kuning pucat Tidak berwarna
4 Bau Khas tanaman Khas tanaman

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 33


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

Tabel 2. Hasil pengamatan minyak dalam air


HASIL PENGAMATAN
Temulawak (TW) Lavender (LV)
TW 1 Lambat menyebar, warna kuning LV 1 Lambat menyebar, warna bening
kecoklatan
TW 2 Lambat menyebar, warna kuning LV 2 Lambat menyebar, warna bening
kecoklatan
TW 3 Lambat menyebar, warna kuning LV 3 Lambat menyebar, warna bening
kecoklatan
TW 4 Lambat menyebar, warna kuning LV 4 Lambat menyebar, warna bening
kecoklatan
TW 5 Lambat menyebar, warna kuning LV 5 Lambat menyebar, warna bening
kecoklatan
TW 6 Lambat menyebar, warna kuning LV 6 Lambat menyebar, warna bening
kecoklatan

Tabel 3. Hasil pengamatan minyak pada kertas saring


HASIL PENGAMATAN
Temulawak (TW) Lavender (LV)
TW 1 Noda warna kuning kecoklatan, tidak LV 1 Noda bening, tidak membekas
membekas
TW 2 Noda warna kuning kecoklatan, tidak LV 2 Lambat menyebar, warna bening
membekas
TW 3 Noda warna kuning kecoklatan, tidak LV 3 Lambat menyebar, warna bening
membekas
TW 4 Noda warna kuning kecoklatan, tidak LV 4 Lambat menyebar, warna bening
membekas
TW 5 Noda warna kuning kecoklatan, tidak LV 5 Lambat menyebar, warna bening
membekas
TW 6 Noda warna kuning kecoklatan, tidak LV 6 Lambat menyebar, warna bening
membekas

Tabel 4. Data Hasil Identifikasi Rimpang Temulawak


No Identifikasi Hasil
Rimpang I II III Rata-
Temulawak rata
1 Bobot jenis 0,9460 0,9421 0,9426 0,9436
2 Kelarutan dalam 1:3 mL 1:4 mL 1:4 mL 1:3,7
Etanol mL
3 Kelarutan dalam 1:2 mL 1:2 mL 1:3 mL 1:3,3
kloroform mL
4 Minyak dalam Terdapat Terdapat Terdapat
NaCl dua dua dua

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 34


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

lapisan, lapisan, lapisan,


terjadi terjadi terjadi
resduksi resduksi resduksi

Tabel 5. Data Hasil Identifikasi Bunga Lavender


No Identifikasi Hasil
Bunga I II III Rata-rata
Lavender
1 Bobot jenis 0,8210 0,8234 0,8220 0,8221
2 Kelarutan 1:4 mL 1:4 mL 1:5mL 1:3,3 mL
dalam Etanol
3 Kelarutan 1:4 mL 1:3 mL 1:3 mL 1:3,3 mL
dalam
kloroform
4 Minyak dalam Terdapat Terdapat Terdapat
NaCl dua dua dua
lapisan, lapisan, lapisan,
terjadi terjadi terjadi
resduksi resduksi resduksi

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 35


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

PEMBAHASAN Isolasi minyak atsiri pada


Preparasi Bahan Baku Minyak rimpang Temulawak dan bunga
Atsiri Lavender menggunakan destilasi air.
Tanaman rimpang Temulawak Metode destilasi air dipilih karena
(Curcuma xanthorrohza Roxb.) beberapa kleuntungan, yaitu uap air
familia Zingiberaceae dan selalu jenuh, basah dan tidak akan
(Lavandula angustifolia Mill.) terjadi superheated. Proses Hasil
familia Lamiaceae dilakukan proses distilasi yang masih berupa
sortasi basah yaitu dengan cara campuran air dan minyak atsiri,
dicuci berulang hingga bersih, ditambahkan natrium sulfat anhidrat
kemudian dilakukan pemotongan untuk mengikat dan memisahkan air
sehingga di peroleh ukuran yang dari minyak atsiri. Minyak atsiri
lebih kecil. Selanjutnya dilakukan yang diperoleh dihitung kadarnya
proses Destilasi. Tujuan preparasi ini dan diidentifikasi sifat-sifat fisikanya
adalah untuk mendapatkan minyak yang meliputi bobot jenis, kelarutan
atsiri murni dari sampel tanaman dalam etanol 90%, kelarutan dalam
sehingga diharapkan mendapatkan kloroform dan kelarutan dalam NaCl.
hasil rendemen yang optimal. Diawali dengan uji kualitatif minyak
Destilasi minyak atsiri atsiri Temulawak dan minyak atsiri
Ke dalam labu bervolume 1 Lavender pengamatan minyak dalam
liter (dengan dasar bulat) air dan pengamatan minyak pada
ditambahkan bahan mengandung kertas saring hasil destilasi
minyak yang telah dirajang untuk menunjukkan positif minyak ditandai
memeperkecil ukuran dan minyak dengan hasil tetesan pada kertas
atsiri dapat tersari sempurna. saring tidak membekas.
Tambahkan aquadest dalam labu Kadar minyak atsiri rimpang
sebanyak 3 - 6 kali berat bahannya, Temulawak dan Lavender yang
atau rata-rata sekitar 4 kali berat diperoleh pada penelitian ini adalah
bahan 2,3% dan 1,8%, terdapat sedikit
Isolasi dan identifikasi minyak perbedaan antara data hasil
atsiri penelitian di laboratorium dengan

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 36


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

data minyak atsiri Temulawak dalam menentukan mutu dan kemurnian


literatur yaitu kandungan minyak minyak atsiri. Nilai berat jenis
atsiri pada rimpang temulawak 3- minyak atsiri di definisikan sebagai
12% (Sumber: Hasil Analisa perbandingan antara berat minyak
Laboratorium Pusat Penelitian dengan berat air pada volume air
Sumber Daya Hayati dan yang sama dengan volume minyak
Bioteknologi, PAU IPB 2006). pada yang sama pula. Berat jenis
Berdasarkan hasil uji organoleptik, sering dihubungkan dengan fraksi
minyak atsiri Temulawak merupakan berat komponen-komponen yang
cairan jernih berwarna kuning pucat terkandung didalamnya. Semakin
serta memiliki bau khas tanaman besar fraksi berat yang terkandung
Temulawak dan berdasarkan hasil dalam minyak, maka semakin besar
identifikasi sifat fisika yang pula nilai densitasnya.
diperoleh, terdapat sedikit perbedaan Kelarutan minyak
antara data hasil penelitian di Temulawak dan Lavender dalam
laboratorium dengan data syarat etanol 90% pada suhu 20°C yang
mutu minyak atsiri Temulawak ditetapkan dalam syarat mutu adalah
dalam literatur. Bobot jenis minyak larutan jernih dengan perbandingan
Temulawak pada suhu 25°C yang volume 1:10 dan hasil identifikasi
ditetapkan pada syarat mutu minyak yang diperoleh di laboratorium
Temulawak adalah 0,950-0,975 dan adalah larutan jernih dengan
bobot jenis yang diperoleh pada perbandingan volume 1:3,7 mL dan
penelitian di laboratorium adalah 1:3,3 mL. Alkohol merupakan gugus
0,9436. Bobot jenis minyak OH. Karena alkohol dapat larut
Lavender pada suhu 25°C yang dengan minyak atsiri maka pada
ditetapkan pada syarat mutu minyak komposisi minyak atsiri yang
Lavender adalah 0.882 – 0.887 dan dihasilkan tersebut terdapat
bobot jenis yang diperoleh pada komponen-komponen terpen
penelitian di laboratorium adalah teroksigenasi. Hal ini sesuai dengan
0,8221. Berat jenis merupakan salah pernyataan Guenther bahwa
satu kriteria penting dalam kelarutan minyak dalam alkohol

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 37


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

ditentukan oleh jenis komponen kondisi tanah, daerah tumbuh, proses


kimia yang terkandung dalam budidaya dan proses panen tanaman
minyak. Pada umumnya minyak Temulawak dan Lavender yang
atsiri yang mengandung menyebabkan mutu minyak
persenyawaan terpen teroksigenasi Temulawak dan Lavender yang
lebih mudah larut daripada yang diperoleh masih di bawah syarat
mengandung terpen. Makin tinggi mutu minyak Temulawak dan
kandungan terpen makin rendah daya Lavender yang ditetapkan.
larutnya atau makin sukar larut,
karena senyawa terpen tak SIMPULAN
teroksigenasi merupakan senyawa Berdasarkan hasil penelitian yang
nonpolar yang tidak mempunyai diperoleh, disimpulkan bahwa cara
gugus fungsional. Hal ini dapat untuk mengisolasi minyak atsiri
disimpulkan bahwa semakin kecil Temulawak dan minyak atsiri
kelarutan minyak atsiri pada alkohol Lavender dilakukan menggunakan
(biasanya alkohol 90%) maka metode destilasi air, diperoleh kadar
kualitas minyak atsirinya semakin masing-masing sebesar 2,3% dan
baik. Sedangkan hasil uji kelarutan 1,8%. Minyak atsiri pada
dalam Kloroform minyak Temulawak diidentifikasi dengan
Temulawak dan Lavender sebesar cara melakukan uji sifat-sifat
1:3,3 mL dan 1:3,3 mL. Pada fisikanya yang meliputi bobot jenis,
penambahan NaCl dalam minyak kelarutan dalam etanol 90%,
terjadi reduksi minyak. kelarutan dalam kloroform dan
Perbedaan hasil identifikasi minyak dalam NaCl. Hasil
sifat fisika minyak Temulawak dan identifikasi yang diperoleh pada
Lavender yang dilakukan di rimpang Temulawak dan tanaman
laboratorium dengan syarat mutu Lavender adalah bobot jenis 0,9436
minyak Temulawak dan Lavender dan 0,8221. Kelarutan dalam etanol
yang ditetapkan, kemungkinan 90% dengan perbandingan volume
dipengaruhi oleh beberapa faktor. 1:3,7 mL dan 1:3,3 mL. kelarutan
Faktor-faktor tersebut seperti iklim, dalam Kloroform sebesar 1:3,3 mL

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 38


Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 12 (01), September 2019
Rani Prabandari, Desy Nawangsari, Kukuh Yunianto Sumargo; (Isolasi Dan Identifikasi Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrohza Roxb.) dan Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Mill.))

dan 1:3,3 mL. pada penambahan


NaCl dalam minyak terjadi reduksi
minyak. Disarankan untuk
melakukan identifikasi sifat-sifat
kimia dari minyak Temulawak dan
Lavender.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1985. Tanaman Obat
Indonesia jilid II.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Buchbauer, G., W. Jager, H.
Dietrich, Ch. Plank, and E.
Karamat. 1991.
Aromatherapy: Evi-dence
for Sedatifve Effects of
essential Odil of Bunga
Lavender after Inhalation.
Journal of Biosciences; 46c,
1067-1072
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1995. Materia
Medika Indonesia VI.
Guenther, E. (2006). Minyak Atsiri
Jilid I. UI Press, Jakarta.
Kardinan, A. (2005). Tanaman
Penghasil Minyak Atsiri. PT
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Koensoermardiyah. (2010). A to Z
Minyak Atsiri. CV Andi
Offset, Yogyakarta
Ketaren, S. 2000. Pengantar
Teknologi Minyak Atsiri.
Jakarta: Balai Pustaka
Muchtardi. 2017. Penelitian
Pengembangan Minyak
Atsiri sebagai Aromaterapi
Dan Potensinya Sebagai
Produk Sediaan Farmasi.
Universitas Padjadjaran.
Jurnal Tek. Ind. Vol 17(3)

Viva Medika | VOLUME 12/NOMOR 01/SEPTEMBER/2019 39

Anda mungkin juga menyukai