ABSTRAK
Kualitas tidur buruk menyebabkan kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan sering mengantuk pada lansia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur
lansia di Wisma Cinta Kasih Padang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain
preekperimental menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest Design menggunakan uji T-test
dependent. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling 30
responden sebagai kelompok intervensi. Penelitian dilakukan di Wisma Cinta Kasih Padang. Hasil
penelitian didapatkan seluruh lansia (100%) mengalami kualitas tidur yang buruk sebelum diberikan
aromaterapi lavender dan hanya 40% yang mengalami kualitas tidur buruk sesudah diberikan aroma
terapi lavender. Uji statistik didapatkan nilai p= 0,000, dimana terdapat pengaruh terapi lavender
terhadap kualitas tidur lansia di Wisma Cinta Kasih Padang. Aroma terapi lavender dpat meningkatkan
kualitas tidur lansia. Petugas Wisma Cinta Kasih Padang agar dapat memberikan terapi lavender setiap
2 kali/ minggu saat menjelang tidur sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur lansia.
ABSTRACT
Bad sleep quality causes fatigue, difficulty concentrating, and often drowsiness in the elderly. The
purpose of this study was to determine the effect of aroma of lavender therapy on the quality of elderly
sleep at Wisma Cinta Kasih Padang. This type of research is quantitative with pre-experimental design
using One Group Pretest-Posttest Design design using T-test dependent test. Sampling technique in this
research use purposive sampling 30 responden as intervention group. The research to do in Wisma
Cinta Kasih Padang. The results of the study found that all elderly (100%) had poor sleep quality before
lavender aromatherapy and only 40% experienced poor sleep quality after lavender therapy. The
statistical test obtained p value = 0.000, where there is influence of lavender therapy to sleep quality
of elderly in Wisma Cinta Kasih Padang. The smell of lavender therapy can improve the quality of
elderly sleep. Officer Wisma Cinta Kasih Padang in order to provide lavender therapy every 2 times /
week at bedtime so as to improve the quality of elderly sleep.
tahun, lanjut usia (elderly) yakni usia 60-74 fisik juga dapat mengakibatkan munculnya
tahun, lanjut usia tua (old) yakni usia 75-90 insomnia (Andria, 2014).
tahun dan usia sangat tua (verry old) usia Insomnia dapat menyebabkan
diatas 90 tahun (Sunaryo dkk, 2016). gangguan pada kemampuan intelektual,
Proses menua atau menjadi tua motivasi yang rendah, ketidakstabilan
dapat diartikan sebagai suatu proses emosional, depresi bahkan resiko gangguan
menghilangnya secara perlahan-lahan penyalahgunaan zat. Efek fisik yang
kemampuan jaringan untuk memperbaiki disebabkan oleh insomnia pada lansia
diri atau menggantikan dan adalah berupa kelelahan, nyeri otot,
mempertahankan fungsi normalnya memperparah hipertensi, penglihatan
sehingga tidak dapat bertahan terhadap menjadi kabur, dan konsentrasi berkurang
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang atau tidak fokus,dengan adanya gangguan
diderita.Terdapat banyak perubahan yang tidur (insomnia) dapat menyebabkan tidak
terjadi pada lanjut usia mencakup terpenuhinya kualitas tidur pada lansia
perubahan fisik, mental, psikologis, dan (Yuli Aspiani, 2014).
perkembangan spiritual. Pada proses Kualitas tidur merupakan kepuasan
penuaan seseorang akan mengalami seseorang terhadap tidur, sehingga
berbagai masalah tersendiri baik secara seseorang tersebut tidak memperlihatkan
fisik maupun mental. World Health tanda-tanda kurang tidur dan tidak
Organization (WHO) memperkirakan mengalami masalah dalam tidurnya.
tahun 2025 jumlah lansia di seluruh dunia Kualitas tidur mencangkup kuantatif dari
akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta
terus bertambah hingga 2 miliar orang di aspek subjektif, seperti tidur malam dan
tahun 2050. Hasil sensus penduduk tahun istrirahat. Kualitas tidur yang baik dilihat
2014 jumlah lansia di Indonesia mencapai dari tanda gejala kualitas tidur diantaranya
18.1 juta orang. Masalah kesehatan yang yaitu, terlihat segar dan bugar disaat bangun
sering terjadi pada lansia berbeda dari dipagi hari, terpenuhinya kebutuhan tidur
orang dewasa, yaitu immobility sesuai dengan perkembangan usia
(immobilisasi), inkontinensia, depresi, seseorang. Standar kebutuhan tidur lansia
malnutrisi, menurunnya kekebalan tubuh adalah 6 jam/hari. Masalah kualitas tidur
dan gangguan tidur (insomnia),(Sunaryo pada lansia seharusnya dapat menjadi
dkk, 2016). perhatian yang lebih karena jika dibiarkan
Gangguan tidur atau insomnia dapat menyebabkan berbagai macam hal
merupakan suatu keadaan seseorang yang yang merugikan baik untuk kesehatan
mengalami sulit untuk tidur atau sering tubuh sendiri ataupun menurunkan angka
terbangun dimalam hari atau terbangun harapan hidup (Kurnia, 2013).
terlalu pagi. Insomnia diklasifikasikan ke Penanganan masalah gangguan
dalam dua kategori yaitu insomnia dengan tidur secara farmakologi dan non
gejala susah untuk tertidur dan insomnia farmakologi, farmakologis yaitu dengan
yang ditandai dengan sering atau gampang pemberian obat tidur dari golongan
terbangun dari tidur. Insomnia dapat Benzodazepin, Kloralhidrat, dan
disebabkan oleh rasa gelisah,ketegangan, Prometazin (Phenergen). Obat-obat hipotik
rasa sakit, kafein (kopi), obat-obatan, ini sangat efektif dalam mempercepat
ketidakseimbangan emosi, dan rasa cemas tercapainya saat mulai tidur,
untuk tidak bisa bangun tepat waktu. memperpanjang tidur dan mengurangi
Lingkungan tempat tidur juga memberikan frekuensi bangun. Namun obat ini
pengaruh signifikan terhadap insomnia menimbulkan efek negatif, diantaranya
seperti suara bising, tempat tidur yang tidak meninggalkan efek sisa obat, yaitu rasa
nyaman, terlalu terang/gelap,dan suhu mual dan mengantuk di siang hari dan
ruangan yang tidak cocok.Faktor kesehatan menyebabkan penderita gangguan tidur
lansia mengalami proses degenerasi pada Bantul Yogyakarta dapat dilihat responden
sel dan organ tubuhnya. kelompok perlakuan sebelum diberikan
Berdasarkan hasil penelitian aroma terapi lavender didapatkan 99%
didapatkan lanjut usia yang mengalami yang mengalami kualitas tidur buruk. Hasil
kualitas tidur buruk sebagian besar penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
responden berjenis kelamin perempuan yang dilakukan oleh Siti Khotimah (2009)
dengan jumlah 22 orang (73,3%) di Wisma tentang pengaruh bunga lavender terhadap
Cinta Kasih Padang Tahun 2017. kualitas tidur lansia di RSU Dr Wahidin
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sudiro Husodo Mojokerto didapakan hasil
penelitian Septhani (2014) tentang sebelum diberikan aroma terapai lavender
pengaruh aromaterapi lavender terhadap 100% yang mengalami kualitas tidur buruk.
insomnia pada lansia di Panti Tresna Penelitian ini bertolak belakang dengan
Werdha Ilomata Kota Gorontalo dengan Wardhani & Rusca (2009) tentang
jumlah responden berjenis kelamin pengaruh aroma terapi lavender terhadap
perempuan sebanyak (86,7%). Hal ini kualitas tidur lansia di Panti Werdha Griya
sesuai dengan teori bahwa insomnia Asih Lawang dan Usia Tresno Mukti Turen
memang lebih serting terjadi pada Malang dapat dilihat sebelum diberikan
perempuan dan lanjut usia. Faktor aroma terapi lavender, didapatkan rata-rata
hormonal memegang peranan dalam 9,33 % yang mengalami kualitas tidur
menciptakan perbedaan ini, insomnia buruk.
merupakan gejala lazim dialami wanita Hidayat (2012) mengemukakan
ketika merasakan ketegangan pada masa bahwa kualitas tidur buruk adalah kepuasan
pra mentruasi maupun yang sudah seseorang terhadap tidur, sehingga
menopause sekalipun dimana suhu tubuh seseorang tersebut tidak memperlihatkan
sedang mengalami peningkatan, membuat tanda-tanda kekurangan tidur.Lansia yang
wanita merasa lebih sulit tidur. Perasaan mengalami kualitas tidur buruk terjadi
perempuan yang sangat sensitif serta peka karena gangguan fisik, mental dan
terhadap hal-hal yang mengganggu psikososial. Kesulitan mempertahankan
pemikiran mereka akan mengakibatkan tidur digambarkan dengan keadaan ketika
seorang wanita lebih banyak mengalami seseorang sudah tertidur kemudian
gangguan tidur (insomnia) dari pada laki- terbangun dan sulit untuk memulai tidur
laki (Green, 2009). kembali.
Menurut asumsi peneliti buruknya
2. Analisa Univariat kualitas tidur lansia di Wisma Cinta Kasih
a. Kualitas tidur sebelum di berikan Padang disebabkan oleh gangguan fisik
aroma terapi lavender yang terjadi antara lain timbulnya penyakit-
Berdasarkan hasil penelitian penyakit seperti pegal-pegal, pusing, gatal-
didapatkan 30 (100%) responden gatal dan penyakit lain seperti hipertensi.
mengalami kualitas tidur buruk sebelum Gangguan mental yang terjadi pada lansia
diberikan aroma terapi lavender. antara lain curiga, mudah marah dan egois.
Karakteristik responden yang berdasarkan Gangguan psikososial berdasarkan
hasil tertinggi berjenis kelamin perempuan pernyataan lansia yaitu kehilangan teman,
yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %) dan jauh dari keluarga sehingga menyebabkan
dalam batasan lanjutan usia (60-75 tahun) lansia merasa kesepian.Faktor tersebut
yaitu sebanyak 19 orang (63,3 %). diatas dapat mempengaruhi kualitas tidur
Hasil penelitian ini sejalan dengan pada lansia.
penelitian yang di lakukan oleh penelitian Pernyataan dari lansia faktor
Sri Adiyati (2010) tentang pengaruh aroma penyebab gangguan tidur yang dialami
terapi lavender terhadap insomnia pada lansia diWisma Cinta Kasih Padang kondisi
lansia di PSTW Unit Budi Luhur Kasongan lingkungan juga mempengaruhi kualitas
menjadi satu aksi dengan pelepasan Posisi rileks inilah yang menurunkan
substansi neuri kimia berupa perasaan stimulus ke Sistem aktivasi retikular
senang, rilex ataupun tenang. Bau yang (SAR), dimana (SAR) yang berlokasi pada
menimbulkan rilex akan merangsangkan batang otak teratas yang dapat
otakuntuk mensekresikan serotinin mempertahankan kewaspadaan dan terjaga.
(hormon pemberi rasa nyaman dan senang) Dengan demikian akan diambil alih oleh
yang mengantarkan seseorang untuk tidur. bagian otak yang lain yang disebut BSR
(bulbarsynchronizing region) yang
3. Analisa Bivariat fungsinya berkebalikan dengan SAR,
Perbedaan Kualitas Tidur Responden sehingga bisa menyebabkan tidur yang
Sebelum dan Sesudah diberikan Aroma diharapkan akan dapat meningkatkan
Terapi Lavender kualitas tidur (Potter dan Perry, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian Aromaterapi Lavender membantu
diketahui bahwa didapatkan adanya dalam memenuhi kebutuhan tidur pada
peningkatan pada kualitas tidur. Pada hasil lansia baik secara kuantitas maupun
uji Paired T-tes dengan nilai p=0,000 maka kualitasnya. Lee, Gihyun (2017)
p≤0,05 yang artinya secara signifikan mengungkapkan bahwa terapi
menunjukan hipotesa diterima dan terdapat nonfarmakologi lebih baik dari pada
perubahan yang bermakna terhadap farmakologi pada lansia. Kemampuan
penurunan kualitas tidur buruk pada lansia tubuh lansia yang sudah menurun dalam
yang telah diberikan aroma terapi lavender metabolisme dan proses degeneratif
selama 7 hari berturut-turut. Sehingga, merupakan alasan penting dalam
terjadi perubahan dari kualitas tidur buruk menggunakan terapi nonfarmakologi
menjadi kualitis tidur baik dari sebanyak seperti aroma terapi Lavender. Barcan
76,3% menjadi 30,1 %. (2014) juga mengungkapkan bahwa
Hasil penelitian ini didukung minyak aromaterapi dapat dapat dijadikan
penelitian yang dilakukan oleh Yeni Tri alternatif dalam penyembuhan penyakit.
Lestari tentang pengaruh pemberian Berdasarkan hal tersebut asumsi
lavender aroma terapi terhadap penurunan peneliti bahwa kualitas tidur lansia yang
insomnia pada lansia di UPT Panti Werdha ada di Wisma Cinta Kasih Padang
Mojopahit Mojokerto dimana dipengaruhi oleh faktor internal dan
menunjukkan hasil dengan menggunakan eksternal dimana faktor internal yaitu
uji wilcoxon sign test bahawa p=0,000 < keadaan fisik dan psikologis pada
0,05 dengan demikian artinya ada pengaruh seseorang berbeda satu sama lain sehingga
pemberian lavender aromaterapi terhadap apabila terjadi perubahan fisik dan
penurunan insomnia pada lansia. psikologis berupa adanya penyakit seperti
Hasil penelitian ini sejalan dengan hipertensi, gatal-gatal serta penyakit
penelitian yang di lakukan oleh Wardhani lainnya dan gangguan mood dapat
&Rusca (2009) tentang pengaruh aroma mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
terapi lavender terhadap kualitas tidur Begitu pula dengan faktor eksternal
lansia di Panti Werdha Griya Asih Lawang yang dialami seseorang berupa perubahan
dan Usia Tresno Mukti Turen Malang lingkungan tempat tinggal, perubahan suhu
dimana menunjukan data skor kualitas tidur ruangan tempat tidur, rutinitas lansia di
pada kelompok kontrol sebelum dan siang hari dimana lansia jarang beraktivitas
sesudah pemberian aromaterapi bunga seperti menonton tv dan tidur disiang hari
lavender selama satu minggu menunjukkan menyebabkan lansia lebih mudah
penurunan yang sangat sedikit, tidak terbangun di tengah malam dan sulit untuk
signifikan (p=0,317). Sebaliknya pada memulai tidur. Dampak yang terjadi
kelompok perlakuan menunjukkan apabila kualitas tidur terpenuhi yaitu
penurunan yang signifikan, p=0.007. mengalami peningkatan kesehatan
Buckle J. 2003. Clinical Aroma therapy Lina.2014. Manfaat minyak atsiri sebagai
Essential Oils in Practice. 2nd ed. aroma terapi. http://www.
USA: Churcul chilliving Stone. scribd.com/doc/26657906/ (diakses
Buysse, D. J., Reynold III, C.F., Monk, tanggal 18 Februari 2017).
T.H., Berman, S.R., & Kupfer, D.J. Lumbantobing. 2011. Gangguan Tidur.
1998. Pittsburg Sleep Quality Index Jakarta :FKUI
(PSQI). Muchtaridi. 2003. Tinjauan aktivitas farma
Erliana, E, Haroen, H&Susanti RD. 2008. kologi aroma terapi. Farmaka.
Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia 1(1):6
Sebelum dan Sesudah Latihan Notoatmodjo.2011. Metodologi penelitian
Relaksasi Otot Progresif di BPSTW kesehatan. Jakarta: RinekaCipta
Ciparay Bandung.(diakses pada Nursalam. 2008. Konsep & penerapan
tanggal 15 Februari 2017). metodologi penelitian ilmu
(http://www.kesehatan.lansia.com/ keperawatan: pedoman skripsi,
2009/tingkat-insomnia-pada- tesis, dan instrument penelitian
lansia.pdf) keperawatan. (Ed. ke-1). Jakarta:
Lee, G, Bae, H. 2017.Therapeutic effects of Salemba Medika
phytochemicals and medicinal Oktavia, FA. 2012. Pengaruh Murotal Al
herbs on depression. BioMed Quran terhadap Kualitas Tidur pada
Research International Lansia. Universitas Gajah Mada.
Hawai, D. 2012. Sejahtera di usia senja : Jogjakarta
Dimensi psiko religi pada lanjut Oliveira. 2012. Mengatasi Insomnia.
Usia (Lansia). Jakarta: Balai Kahati: Jogjakarta
Penerbit FKUI Potter, P.A & Perry, A.G. (2015).Buku Ajar
Hastono, W. 2007.Keperawatan Gerontik Fundamental Keperawatan:
& Geriatrik. Ed. 3. Jakarta: EGC Konsep, Proses, Dan Praktik. (Ed.
Hidayat, A. Aziz.Alimul. 2011. Riset Ke-4). Jakarta: Egc
keperawatan dan teknik penulisan Potter, PA & Perry AG. 2006.Buku Ajar
ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Fundamental Keperawatan
Jakarta. EGC :Konsep,Proses dan Praktik, E/4,
Jaelani. 2013. Aroma Terapi. Jakarta : Vol 2. EGC. Jakarta
Pustaka Populer Obor Pirma Siburian Sp PD. 2014. Empat Belas
Jim. 2013. Aroma terapi untuk masalah Masalah Kesehatan Yang Sering
penyakit kulit.(diakses Tanggal 17 Terjadi Pada
Maret, 2017) Lansia.http://www.waspada.co.id/i
Khotimah. 2013. Mengenal Usia Lanjut ndex.php?option=com_content&vi
Dan Perawatannya. Salemba ew=article&id=3812:empat-belas-
Medika. Jakarta masalah-kesehatan-utama-
Koensoemardiyah. 2010. Minyak atsiri padalansia& catid = 28 : kesehatan
untuk industry makanan, kosmetik, & Itemid = 48 ). (diakses 18 februari
dan aroma terapi. Andi Publisher. 2017)
Jakarta Rachmi.(2012). Aroma terapi. Jakarta : PT
Kurnia, AD, Wardhani, V&Rusca, KT. Gramedia Pustaka Utama
2009.Aroma terapi Bunga Lavender Rianto, Agus.2011. Metodologi Penelitian
Memperbaiki Kualitas Tidur pada Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Lansia.(diakses 20 Februari 2017). Medika
(http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/ar Setiadi.2012. Metodologi Penelitian
ticle/viewFile/174/164) Kesehatan.EGC. Jakarta
Lanywati, E. 2011. Insomnia Gangguan Sharma, S. 2011. Aroma terapi. Kharisma
Sulit Tidur. Yogyakarta :Kanisinus Publishing Group. Tanggerang