Disusun Oleh:
Endang Rini Astuti
2022030115
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa “Asuhan Keperawatan Pada
Tn.AB Dengan Masalah Keperawatan Utama: Gangguan Mobilitas fisik Dengan
Diagnosa Medis Paraparese Inferior Di Ruang Cempaka RSUD DR SOEDIRMAN
KEBUMEN”
Disusun Oleh:
Endang Rini Astuti
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari
satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Ada lagi yang menyebutkan bahwa gangguan mobilitas fisik merupakan suatu
kondisi yang relatif dimana individu tidak hanya mengalami penurunan aktivitas
dari kebiasaan normalnya kehilangan tetapi juga kemampuan geraknya secara total
(Ernawati, 2012).Tidak hanya itu, imobilitas atau gangguan mobilitas adalah
keterbatasan fisik tubuh baik satu maupun lebih ekstremitas secara mandiri dan
terarah (Nurarif A.H & Kusuma H, 2015).
B. ETIOLOGI
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), faktor penyebab
terjadinya gangguan mobilitas fisik, antara lain kerusakan integritas struktur
tulang, perubahan metabolisme, ketidakbugaran fisik, penurunan kendali otot,
penurunan massa otot, penurunan kekuatan otot, keterlambatan perkembangan,
kekakuan sendi, kontraktur, malnutrisi, gangguan muskuloskeletal, gangguan
neuromuskular, indeks masa tubuh di atas persentil ke-75 usia, efek agen
farmakologi, program pembatasan gerak, nyeri, kurang terpapar informasi tentang
aktivitas fisik, kecemasan, gangguan kognitif, keengganan melakukan pergerakan,
dan gangguan sensoripersepsi.
4
C.BATASAN KARAKTERISTIK
Adapun tanda dan gejala pada gangguan mobilitas fisik menurut Tim Pokja
SDKI DPP PPNI (2017) yaitu :
Tanda dan gejala mayor subjektif dari gangguan mobilitas fisik, yaitu mengeluh
sulit menggerakkan ekstremitas. Kemudian, untuk tanda dan gejala mayor
objektifnya, yaitu kekuatan otot menurun, dan rentang gerak menurun.
Tanda dan gejala minor subjektif dari gangguan mobilitas fisik, yaitu nyeri saat
bergerak, enggan melakukan pergerakan, dan merasa cemas saat bergerak.
Kemudian, untuk tanda dan gejala minor objektifnya, yaitu sendi kaku, gerakan
tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, dan fisik lemah.
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) kondisi terkait yang dapat mengalami
gangguan mobilitas fisik, yaitu stroke, cedera medula spinalis, trauma, fraktur,
osteoarthritis, ostemalasia, dan keganasan. Selain itu, menurut NANDA-I (2018)
kondisi terkait yang berisiko mengalami gangguan mobilitas fisik, antara lain
kerusakan integritas struktur tulang, gangguan fungsi kognitif, gangguan metabolisme,
kontraktur, keterlambatan perkembangan, gangguan muskuloskeletal, gangguan
neuromuskular, agens farmaseutika, program pembatasan gerak, serta gangguan
sensoriperseptual.
5
D. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY KEPERAWATAN
6
7
E.MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Risiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun. (SDKI D.0143, 2017)
3. Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi. (SDKI D.0017,
2017)
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
9
b. Kemerahan menurun. pada kulit kering
c. Nyeri menurun. (SLKI d. Anjurkan menggunakan
L.14125, 2019) pelembab
e. Anjurkan minum air yang
cukup
f. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi. (SIKI
I.11353, 2018)
Risiko perfusi serebral tidak Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi penyebab
efektif berhubungan dengan keperawatan selama pasien peningkatan tekanan
hipertensi. (SDKI D.0017, dirawat, diharapkan perfusi intrakranial.
2017) serebral meningkat dengan b. Monitor tekanan darah.
kriteria hasil : c. Monitor penurunan
a. Kesadaran membaik. tingkat kesadaran.
b. Tekanan darah membaik. d. Pertahankan posisi kepala
c. Refleks saraf membaik. dan leher netral.
(SLKI L.02014, 2019) e. Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien.
f. Dokumentasikan hasil
pemantauan.
g. Jelaskan prosedur dan
tujuan pemantauan.
h. Informasikan hasil
pemantauan. (SIKI I.06198,
2018)
10
BAB II
TINJAUAN KASUS
Nama Mahasiswa : Endang R.A
Tanggal Pengkajian : 26 September 2022
Ruangan/ RS : Ruang Cempaka RSUD dr.Soedirman Kebumen
A. IDENTITAS
Nama : Tn. AB
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Ranterejo RT02/RW01
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Tanggal masuk RS : 25-09- 2022
No. RM : 496xxx
Diagnosa Medik : Paraparese Inferior
NIK :330514460648xxxx
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.S
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ranterejo RT02/RW01, Klirong
Pendidikan : SD
Pekerjan : Tani
C. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan keduakakinya tidak bisa digerakan.
11
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien datang ke IGD RSUD dr.Soedirman Kebumen pada tanggal 25
September 2022 pukul 19.49 WIB dengan keluhan tidak bisa berjalan sejak satu
minggu yang lalu. Pada saat dilakukan pengkajian pada 26 September 2022
pukul 15.20 wib klien mengatakan kedua kaki tidak bisa digerakan dan susah
BAK. Hasil pemeriksaan TTVdidapatkan TD 116/70 mmHg, Nadi 73 x/menit,
Suhu 36 oC, dan RR 18 x/menit, SpO2: 96%.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan baru mengalami sakitnya sekarang ini saja, tidak ada
Riwayat jatuh.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular maupun penyakit ketururnan.
G. POLA FUNGSIONAL VIRGINIA HENDERSON
1. Pola Oksigenasi
12
3. Pola Eliminasi
- Sebelum sakit: Klien BAB 1x/hari dan klien BAK 4-5 x/hari, warna
urin kuning jernih.
- Saat Dikaji: Klien mengatakan selama di RS belum BAB, dan Klien
mengatakan susah BAK.
4. Pola Aktivitas
5. Pola Istirahat
- Sebelum sakit: Klien tidur 6-8 jam saat dirumah, dan klien tidak
pernah tidur siang.
- Saat dikaji: Klien mengatakan kurang istirahat kerana merasa kurang
nyaman karena sedang sakit
13
8. Pola Bekerja
- Sebelum sakit: Klien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hr (pagi dan
malam), dan mencuci rambut 3x/minggu
- Saat dikaji: Klien mengatakan hanya dilap pagi dan sore oleh
keluarganya.
14
13. Berkomunikasi
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis, GCS E4V5M6
3. Tanda vital :
Tekanan darah : 126/90 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,2 oC
4. Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, kebersihan rambut terjaga,
warna rambut hitam putih, distribusi rambut merata.
5. Mata: Kedua bentuk mata simetris, konjungtiva an anemis, respon
cahaya pupil baik.
6. Hidung: Tampak simetris dengan bentuk yang normal, tidak adanya polip,
tidak adanya pernafasan cuping hidung serta tidak adanya secret
7. Telinga: Telinga tampak simetris dengan dua belah telinga disisi kanan
dan kiri. Terdapat serumen di dalam telinga tidak ada jejas dan lesi.
15
8. Mulut dan tenggorokan : Tampak bibir simetris, tampak lidah yang
berwarna putih, mukosa bibir kering
9. Leher : bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan
kelenjar vena jugularis.
10. Dada :
• Paru-Paru :
Inspeksi : Dada tampak simetris, tidak ditemukan jejas dan lesi
pada permukaan dada klien.
Palpasi : adanya nyeri saat ditekan.
Perkusi : adanya pembesaran atau kelainan paru, suara parusonor
Auskultasi: Terdengar suara vesikuler pada paru, RR 18 Kali
permenit
• Jantung
Inspeksi : tidak adanya jejas dan lesi disekitar area dada klien,
tidak adanya nyeri.
Palpasi : tidak adanya nyeri saat dilakukan palpasi
Perkusi : tidak adanya pembesaran organ, suara perkusi jantung
dulness
Auskultasi : tidak adanya bunyi tambahan s3 dan s4, bunyi jantung
normal s1dan s2.
11. Abdomen
Inspeksi: bentuk perut cembung, tidak terdapat lesi
16
12. Ekstremitas atas
Ekstremitas atas : tangan kanan terdapat kelemahan otot tidak dapat
digerakan, dan tangan kiri masih dapat bergerak.
Ekstermitas bawah:
Kaki kanan dan kaki kiri tidak dapat digerakan,tidak ada lesi,
dan tidak ada edema.
5 5
1 1
I. TERAPI OBAT
Nama Obat Dosis
Infus Asering 20 tpm
Inj Methyl 2x125mg
Prednisolon
Inj ceftriaxone 2x2gr
Inj 3x500mg
metronidaszole
Inj mecobalamin 2x500mg
17
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN
LABORATURIUMNama : Tn.AB
No.RM : 496xxx
Tanggal: 15 September 2022 Pukul : 20.21
NAMA HASIL SATUAN NILAI
PEMERIKSAAN RUJUKAN
Hemoglobin 11,2 g/dL 12.0-16.0
Leukosit 11.500 /uL 4,500-11,00
Trombosit 336,000 H /uL 150,000-450,000
Hematokrit 34 % 35.00-47.00
Eritrosit 3,3 Juta/uL 3.80-580
MCV 102 fL 80.00-96.00
MCH 34 L Pg/mL 28.00-33.00
MCHC 33 L g/dL 33.00-36.00
Ureum 280 mg/dL 17.00-43.00
Kreatinin 2,99 L mg/dL 0.80-1.30
Ro thorax (25/9/2022)
Kesan :
• Spondylosis thoracolumbales
• Tak tampak fracture pada pelvise
2. ANALISA DATA
Hari/tgl Data Problem Etiologi
26 September DS : Gangguan mobilitas neuromuskular
2022 - Pasien mengatakan kedua kaki tidak fisik
15.20 bisa digerakan
DO :
- Pasien tampak meringis menahan
lemah
TD :126/90 mmHg N : 72
x/menit
R : 18 x/menit
S: 36,2
5 5
1 1
Kekuatan otot
3
26 September DS : Risiko gangguan penurunan mobilitas
2022 - Pasien mengatakan punggung sakit integritas kulit atau
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan neuromuskular. (SDKI D.0054, 2017)
b) Risiko gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan penurunan mobilitas. (SDKI D.0139, 2017)
1. IMPLEMENTASI
No Dx Ke Jam Implementasi Respon TTD
1. 1,2 26 September 2022 Melakukan TTV Ds: Endang
Jam 15.04 Klien mengatakan kedua kaki
tidak bisa digerakan.
Do:
Klien tampak lemah
kesadaran compos mentis. TD:
126 / m90mHg, N: 78x/mnt, S:
36,7OC, RR: 18x/mnt
Jam 15.30 Mengidentifikasi Klien mengatakan tidak dapat Endang
menggerakan kedua kakinya
toleransi fisik
melakukan
pergerakan
Memfasilitasi Membantu klien menggerakkan
kedua kakinya
melakukan
pergerakan kaki
Melibatkan
Keluarga mengatakan memabntu
keluarga untuk aktifitas sepenuhnya klien
membantu pasien
dalam
21
meningkatkan
pergerakan
Memonitor kondisi tidak ditemukan tanda-tanda
dekubitus
kulit
- Memonitor Tidak ditemukan komplikasi tirah
baring
komplikasi tirah
baring (mis.
Kehilangan massa
otot)
Memposisikan Klien posisi semi fowler
senyaman
mungkin
Mempertahankan Hasil : Sprei sudah diganti dengan
yang kering
seprei tetap kering,
bersih dan tidak
kusut
1.2 Jam 16.00 Memberikan Ds: Endang
terapi farmakologi Klien mengatakan tidak ada
alergi obat
Do:
Injeksi metronidazole 500 mg
Injeksi mecobalamin 500 mg
Injeksi masuk tidak ada alergi
22
perbolus
2. 1,2 27 September 2022 Mengidentifikasi Endang
Klien mengatakan kedua
Jam 15.30 toleransi fisik
kakinya belum bisa
melakukan
digerakkan
pergerakan
melakukan pergerakan
pergerakan
Jam 16.00 Memonitor Endang
tidak ditemukan tanda-tanda
kondisi kulit dekubitus
Memonitor tidak ditemukan komplikasi tirah
baring
komplikasi tirah
baring (mis.
Kehilangan
massa otot)
Jam 16.30 Memberikan latihan Endang
Klien kooperatif dan berusaha
gerak aktif dan
menggerakkan kedua kakinya
pasif
yang lemah
23
3 1,2 28 September 2022 Mengidentifikasi Endang
Jam 16.00 toleransi fisik Klien mengatakan tidak dapat
melakukan menggerakan kedua kakinya
pergerakan
Mempertahankan
seprei tetap kering, Hasil : Sprei sudah diganti dengan
bersih dan tidak yang kering
kusut
Jam 17.00 Memfasilitasi Memfasilitasi melakukan pergerakan Endang
melakukan
pergerakan
24
J. EVALUASI
No Jam Dx Evalusi ( SOAP) TTD
ke
1. 26 1,2 Endang
S:
September
- Klien mengatakan tidak dapat menggerakan kedua kakinya
2022
- Keluarga klien mengatakan aktifitas sepenuhnya dibantu keluarga
17.00
O:
- Klien berabring dalam posisi semi fowler
- Nampak fisik lemah
- Kondisi kulit baik dan tidak
ada tanda-tanda dekubitus
A:
- Gangguan mobilitas fisik
belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkant
Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Memfasilitasi melakukan pergerakan kaki
25
3 27 1,2
S:
September
- Klien mengatakan tangan dan kaki kanannya belum bisa digerakkan
2022
- Keluarga klien mengatakan klien belum dapatmenggerakkan tangan dan kaki kanan
17.00
O:
- Tidak ditemukan tanda-tanda dekubitus
- Klien dalam posisi semi fowler
- Klien kooperatif dan berusaha menggerakkan tangan dan kaki kanannya yang lemah
A:
- Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
26
3. 28 1,2 Endang
S:
September
2022 - Klien mengatakan belum dapat menggerakkan kedua kakinya
17.00
O:
- Kondisi kulit baik dan tidak ada tanda-tanda dekubitus
A: Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
27
BAB III
PEMBAHASAN
28
Pelaksanaan tindakan keperawatan mengacu pada rencana yang telah
disusun dalam intervensi keperawatan. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai
waktu yang telah ditetapkan yaitu 3 x 24 jam, secara umum semua rencana tindakan
yang telah disusun dapat dilaksanakan penulis. Pelaksanaan tindakan keperawatan
kepada Tn. K berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang disusun. Pada
pelaksanaan implementasi tidak terdapat kesenjangan karena penulis melakukan
implementasi berdasarkan intervensi yang sudah disusun sebelumnya. Faktor
pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah klien dan keluarga
cukup kooperatif dan kerjasama yang baik antar penulis dengan perawat ruangan,
tim medis lainnya dan fasilitas kesehatan ruangan yang tersedia dangat mendukung
dalam pelaksanaan rencana keperawatan yanag telah dibuat.
Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan terhadap tindakan keperawatan
selama 3 hari adalah pada masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik setelah
dievaluasi diperoleh data keluarga klien mengatakan belum dapat menggerakan
kedua kakinya, klien nampak belum mampu menggerakkan kedua kakinya yang
mengalami kelemahan, tidak terdapat tanda-tanda dekubitus
29
DAFTAR PUSTAKA
30